Administrasi Negara Sebagai Suatu Sistem

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM

Sistem adalah seperangkat komponen elemen, unsur atau subsistem dengan segala atributnya,
yang satu sama lain saling berkaitan,mempengaruhi dan saling ketergantungan sehingga
membentuk suatu kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta mempunyai peranan
atau tujuan tertentu.

Secara elementer, administrasi terjadi apabila dua orang atau lebih bekerja sama melakukan
kegiatan tertentu dengan sarana tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai suatu
sistem, administrasi yang bersifat :

1. Abstak.
2. Buatan manusia ( man-made system ).
3. Terbuka ( open system ).
4. Hidup ( living system ).
5. Kompleks.

Administrasi merupakan proses penyelenggaraan kebijaksanaan negara/pemerintahan dalam


rangka mencapai tujuan negara. Administrasi negara terdiri dari berbagai subsistem : tugas
pokok, fungsi kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, sarana dan prasarana. Sistem
administrasi membentuk sistem kehidupan nasional.

B. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA RI ( SANRI )

Sistem administrasi negara adalah keseluruhan penyelengaraan kekuasaan pemerintah negara


indonesia dengan memamfaatkan dan mendayagunakan segala kemampuan aparatur negara
serta segenap dana dan daya demi tercapainya tujuan nasional dan terlaksananya tugas
Negara Republik Indonesia seperti yang telah ditetapkan dalam UUD 1945.

SANRI secara simultan dipengaruhi dan mempengaruhi berbagai faktor lingkungan fisik
alami, Juga oleh faktor regional dan global. Oleh karena itu tidak ada satu negarapun yang
memiliki konstitusi dan landasan filosofis serta keseluruhan faktor ekologi yang sama dengan
SANRI.

C. PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI NEGARA RI

Sebagai suatu sistem administrasi negara indonesia perlu dikembangkan dan disempurnakan,
sebagai sarana mencapai tujuan nasional. Guna senatiasa mampu menjawab segala tantangan
dan memamfaatkan peluang yang timbul. Penyempurnaan tersebut dikarenakan antara lain :

1. Semakin meningkatnya tugas umum pemerintah.


2. Pembangunan menimbulkan masalah-masalah baru.
3. Adanya perkembangan faktor lingkungan temasuk perubahan dunia internasional.
BAB II

Administrasi Negara dalam Kerangka Sistem Pemerintahan Negara

A. LANDASAN ADMINISTRASI NEGARA

1. Landasan Idiil : Pancasila

Landasan idiil bagi penyelengaraan administrasi negara indonesia adalah identik dengan
landasan idiil Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai
dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum. Dengan demikian Pancasila
merupakan :

1. Dasar Negara Republik Indonesia.


2. Pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tujuan yang akan dicapai.
5. Perjanjian luhur rakyat Indonesia.

Sesuai dengan UU no.5 Tahun 1985 Pancasila merupakan satu-satunya asas dalam
kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945

Landasan konstitusional ini perwujudan dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.


Yang terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, 2 Ayat Aturan Tambahan.
Memuat secara garis besar tentang sistem pemerintahan negara, hubungan antar warga
negara dengan negara, kesejahtraan sosial,dll.

3. Landasan Operasional : Garis-Garis Besar Haluan Negara

GBHN merupakan :

1. Haluan negara dalam garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak rakyat yang
ditetapkan oleh MPR.
2. Pola umum Pembangunan Nasional.

Maksud ditetapkannya GBHN adalah memberikan arah bagi perjuangan negara dan rakyat
Indonesia yang sedang membangun agar dapat diwujudkan keadaan yang diinginkan dala
kurun waktu 5 tahun mendatang.

Pembangunan Nasional mencakup seluruh aspek kehidupan, seperti :

1. Bidang Ekonomi.
2. Bidang Kesejahtraan Rakyat, Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Bidang Agama dan Kepercayaan.
4. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
5. Bidang Hukum.
6. Bidang Politik, Aparatur Negara, Penerangan, Komunikasi, dan Media Masa.
7. Bidang Keamanan dan Pertahanan.
B. CITA-CITA DAN TUJUAN NASIONAL

Cita-cita Nasional terdapat dalam anenia II pembukaan UUD 1945, yaitu :”Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”. Tujuan Nasional tedapat
dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945, yaitu : “kemudian daripada itu untuk membentuk
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”

C. PEMBANGUNAN NASIONAL

1. Tujuan

Pembangunan sebagai suatu proses dalam upaya meningkatkan kehidupan rakyat


bangsa dan negara. Mempunyai tujuan nasional adalah untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dam makmuryang merata meteri dan spritual berdasarkan Pancasila.

2. Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional

a. Pada sila pertama adalah tanggung jawab bersama.


b. Pada sila kedua adalah peningkatan martabat serta hak dan kewajiban.
c. Pada sila ketiga adalah peningkatan pembinaan bangsa diseluruh bidang kehidupan.
d. Pada sila keempat adalah makin menumbuhkan dan mengembangkan sistem politik
demokrasi Indonesia.
e. Pada sila kelima adalah mengembangkan pertumbuhan ekonomi.

3. Azas Pembangunan Nasional

a. Azas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, menjadi landasan spiritual,
moral dan etik bagi pembangunan nasional.
b. Azas Mamfaat, segala kegiatan pembangunan nasional memberikan mamfaat bagi
kesejahteraan rakyat banyak.
c. Azas Demokrasi Pancasila, sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.
d. Azas Adil dan Merata, harus merata disemua lapisan masyarakat.
e. Azas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Kehidupan, adanya
keseimbangan antara keseimbangan, kepentingan.
f. Azas Hukum, setiap warga negara harus taat hukum yang berintikan kebenaran dan
keadilan.
g. Azas Kemandirian, berdasarkan kemampuan dan kekuatan sendiri.
h. Azas Kejuangan, memiliki tekat, mental, dan jiwa pengabdian mengutamakan
kepentingan bersama.
i. Azas IPTEK, penerapan nilai-nilai IPTEK guna memberikan kesejahteraan rakyat.

4. Esensi Pembangunan Nasional

Berhasilnya pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila tergantung pada peran


aktif masyarakat serta pada mental tekat dan semangatserta ketaatan dan kedisiplinan para
penyelenggara negara serta seluruh rakyat.
Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara merata dan adil oleh seluruh rakyat
Indonesia, karena akan meningkatkan pertahanan nasional dan akan mencapai masyarakat
yang maju, sejahtera adil dan makmur.

D. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

1. Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan atas Hukum ( Rechrsstaat )


2. Sistem Konstitusional
3. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di T angan MPR ( Die Gezamte Staatsgewalt Liegt
Allein Bei der Majelis )
4. Presiden ialah Penyelengara Pemerintahan Tertinggi di Bawah Majelis
5. Presiden tidak Bertanggung Jawab pada DPR
6. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden : Menteri negara tidak bertanggungjawab
pada DPR
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas

E. FUNGSI NEGARA

1. Fungsi Konstitusi, ialah menyelenggarakan kedaulatan rakyat, menetapkan UUD dan


GBHN.
2. Fungsi Eksekutif, ialah menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara.
3. Fungsi Legislatif, ialah membentuk UU.
4. Mengawasi Pelaksaan Tugas Pemerintah.
5. Fungsi Yudikatif, menyelenggarakan tugas kehakiman.
6. Funsi Auditif, menyelenggarakan pemeriksaan atas kerja keuangan negara.
7. Fungsi Konsultatif, memberi jawaban atas pertanyaan Presiden.

F. LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

Dalam Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia berdasarkan UUD ’45, fungsi-
fungsi negara dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara, yang dapat dikelompokan
sebagai berikut :

1. Lembaga Tertinggi Negara yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat.


2. Lembaga-lembaga Tinggi Negara yaitu :
1. Presiden.
2. Dewan Pertimbangan Agung.
3. Dewan Perwakilan Rakyat.
4. Badan Pemeriksa Keuangan.
5. Mahkamah Agung.
1. Kedudukan, Tugas dan Wewenang

a. Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )

1. Kedudukan

MPR merupakan Lembaga Tertinggi Negara yang merupakan :

a. Pemegang dan pelaksanaan sepenuhnya kedaulatan rakyat.


b. Penjelmaan seluruh rakyat indonesia.
c. Pemeganag kekuasaan tertinggi negara.

2. Tugas

a. Menetapkan UUD.
b. Menetapkan GBHN.
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden.

3. Wewenang

a. Membuat keputusan yang tidak dapat dibatalkan oleh Lembaga Tinggi lain
termasuk penetapan GBHN.
b. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan MPR.
c. Mengubah UUD.
d. Menetepkan peraturan Tata Tertib Majelis.

G. MEKANISME KEPEMIMPINAN NASIONAL

Mekanisme kepemimpinan nasional secara garis besar meliputi kegiatan-kegiatan


kenegaraan sebagai berikut:

1. MPR mengadakam Sidang Umum sekali dalam 5 tahun.


2. Dalam Sidang Umum tersebut MPR menetapkan GBHN dan memilih Presiden dan
Wakil Presiden.
3. Presiden/ Mandataris MPR dengan dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri-menteri
melaksanakan tugasnya berlandaskan kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan GBHN.
4. Tugas-tugas Presiden/ Mandataris yang erat hubungannya erat dengan mekanisme ini:
1. Membentuk Lembaga Tinggi Negara DPA dan BEPEKA.
2. Melaksanakan Pemilu.
3. Presiden terpilih harus menyusun Repelita dan menyiapkan APBN.
4. Mengajukan APBN setiap tahun.
5. Membuat undang-undang dengan persetujuan DPR.
5. DPR mengawasi pelaksanaan tugas Presiden.
6. DPA dan BEPEKA mempunyai masa jabatan lima tahun.
7. Akhirnya setelah segala sesuatu dilaksanakan sebagaimana mestinya, rakyat
memberikan penilaiannya dalam Pemilih Umum berikut.
H. TUGAS DAN FUNGSI PEMERINTAH DALAM PENYELENGARAAN
PEMERINTAHAN

Sebagai penyelenggara pemerintahan maka Presiden selaku Kepala Pemerintahan


berkewajiban melaksanakan tugas pemerintah negara untuk mencapai tujuan nasional.
Tugas tersebut meliputi kekuasaan eksekutif maupun legislatif, yaitu:

1. Menyelenggarakan kekuasaan pemerintah negara tertinggi.


2. Bersama-sama dengan DPR membentuk undang-undang termasuk undang-undang
APBN.
3. Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
4. Menetapkan Peraturan Pemerintah.

Dalam pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan tersebut, fungsi


pemerintah adalah melayani dan mengayomi masyarakat, serta menumbuhkan dan
mengembangkan prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan, dalam
bentuk fungsi-fungsi :

1. Pengaturan yang meliputi perumusan kebijaksanaan nasional dan kebijaksanaan


umum, perumusan dan penetapan kebijaksanaan.
2. Pemberian pelayanan dan perizinan.
3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan.
4. Penyediaan dan penyebarluasan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat.
5. Penguasaan atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
6. Pengelolaan atas kekayaan alam milik negara.
7. Pengembangan Sumber Daya Manusia (masyarakat).
BAB III

Kelembagaan Aparatur Pemerintah

A. ASAS-ASAS PENGORGANISASIAN KELEMBAGAAN APARATUR PEMERINTAH

1. Asas Kejelasan Tujuan

Organisasi pemerintah diciptakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk
suatu jangka waktu tertentu.

2. Asas Pembagian Tugas

Dalam pengorganisasian aparatur pemerintah tugas umum pemerintahan dan


pembangunan perlu dibagi habis kedalam tugas-tugas Departeman, Lembaga Pemerintah
Non-Departeman dan aparatur pemerintah lainnya. Maka perlu adanyaperumusan tugas
yang jelas sehingga dapat dicegah duplikasi, benturan dan kekaburan.

3. Asas Fungsionalisasi

Asas ini menentukan instansi atau satuan kerja mana yang secara fungsional paling
bertanggung jawab atas suatu tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

4. Asas Pengembangan Jabatan Fungsional

Tidak hanya berorientasi pada pengembangan jabatan structural saja, melainkan juga
kepada jabatan fungsional.

5. Asas Koordinasi

Menekankan agar dalam penyusunan kelembagaan Instansi Pemerintah memungkinkan


terwujudnya koordinasi yang mantap dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintah dan
pembangunan.

6. Asas Kesinambungan

Mengharuskan adanya pelembagaandalam pelaksanaan dalam arti bahwa tugas-tugas


umum pemerintahan dan pembangunan harys berjalan sesuai dengan kebijaksanaan dan
program yang telah ditetapkan.

7. Asas Kesederhanaan

Organisasi harus secara mudah menggambarkan dengan jelas siapa/ unit apa untuk
mengerjakan apa, bekerja dengan siapa dan dengan cara bagaimana.

8. Asas Keluwesan

Menghendaki agar organisasi selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan


perkembangan dan perubahan.
9. Asas Akordion

Menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau menciut sesuai dengan tuntutan
tugas dan beban kerjanya.

10. Asas Pendelegasian Wewenang

Menentukan tugas-tugas apa yang perlu didelegasikan dan tugas-tugas apa yang masih
harus dipegang pimpinan.

11. Asas Rentang Kendali

Dalam menentukan jumlah satuan organisasi atau orang yang dibawahi oleh seorag
pejabat pimpinan, diperhitungkan secara rasional mengingat terbatasnya kemampuan
seorang pemimpin/ atasan.

12. Asas Jalur dan Staf

Menentuka bahwa dalam penyusunan organisasi perlu dibedakan antara satuan-satuan


organisasi yang melaksanakan tugas pokok instansi dengan satuan-satuan organisasi yang
melaksanakan tugas-tugas penunjang.

13. Asas Kejelasan dalam Pembaganan

Mengharuskan setiap organisasi Pemerintah menggambarkan susunan organisasinya


dalam bentuk bagan, agar setiap pihak yang berkepentingan dapat segera memahami
kedudukan dan hubungan dari setiap satuan organisasi yang ada.

B. APARATUR PEMERINTAH DI TINGKAT PUSAT

1. Presiden dan Wakil Presiden

a. Menurut Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintah.
b. Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden yang
ditentukan oleh Presiden.
c. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945, Wakil Presiden bertugas
membantu Presiden dalam menyusun rencana dan mengikuti pelaksanaan pengawasan
dari dalam maupun dari luar.
d. Dalam melaksanakan kekuasaan pemerintah negara, Presiden dibantu oleh Menteri-
menteri Negara.

2. Kabinet Pembangunan VI

Tugas pokok dan sekaligus sasaran Kabinet Pembangunan VI adalah meneruskan dan
meningkatkan pelaksanaan pembangunan berdasarkan GBHN dengan sasaran-
sasarannya yang dinamakan “Panca Krida” sebagai program kerja
3. Departemen, dengan unsur-unsur sbb :

a. Menteri (Pembantu presiden)


b. Sekretariat Jenderal (Menyelenggarakan pembinaan administrasi, organisasi dan
ketatalaksanaan terhadap seluruh unsur dilingkungan Departemen)
c. Inspektorat Jenderal (Melakukan pengawasan dalam lingkungan Departemen)
d. Direktorat Jenderal (Melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen di bidangnya
berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri)
e. Instansi Vertikal
f. Unit Organisasi Lain

4. Kantor Menteri Koordinator (MENKO)

MENKO adalah Menteri Negara pembantu Presiden dengan tugas pokok


mengkoordinasikan penyiapan dan penyusunan kebijaksanaan serta pelaksanaanya di
bidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara.

5. Kantor Menteri Negara (MENNEG)

Pembantu Presiden dengan tugas pokok menangani bidang tugas tertentu dalamkegiatan
pemerintah negara.

6. Lembaga-lembaga Pemerintah Non-Departemen

Disamping Departemen-departemen di tingkat Pemerintah Pusat terdapat Lembaga-


lembaga yang tidak berbentuk Departemen yang disebut Lembaga Pemerintah Non-
Departemen (LPND). Sampai sekarang organisasi Lembaga-lembaga Pemerintah Non-
Departemen masih beraneka ragam, misalnya titelatur pimpinannya ada yang disebut
Ketua, ada yang disebut Kepala, ada yang disebut Direktur Jenderal.

7. Lembaga-lembaga lain

a.Lembaga-lembaga Ekstra Struktur yang Bertanggung jawab kepada Presiden

1) Dewan

2) Badan

3)Tim dan Panitia


C.APARATUR PEMERINTAH DAERAH

1. Landasan Pembentukan Pemerintahan di daerah

Pemerintahan di daerah dibentuk atas dasar pasal 18 UUD 1945, yang menyatakan bahwa :
Pembagian Daerah Indonesia atas Daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan UU. Lebih lanjut dalam penjelasan UUD 1945 pasal 18
disebutkan bahwa :

Sejak tahun 1945 sampai dengan dewasa ini peraturan perundang-undangan yang telah
mengatur tentang bentuk dan susunan pemerintahan di daerah termasuk pemerintahan desa
berturut-turut adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1945 tentang PEmbentukan Komite Nasional daerah.


b. Undang-Undang No. 22 Tahun 1948 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
c. UU NIT No. 44 Tahun 1950 tentang Undang-undang / Peraturan Pokok Tentang
Pemerintahan Daerah.
d. UU No. 1 Tahum 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
e. Penetapan Presiden No. 6 Tahun 1959 (disempurnakan) tentang Pemerintahan
Daerah.
f. Penetapan Presiden No. 5 Tahun 1960 (disempurnakan) tentang DPRD Gotong
royong dan Sekretariat Daerah.
g. Undang-Undang No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
h. UU No. 19 Tahun 1965 tentang Desapraja.
i. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.
j. Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan di Desa.

2. Asas-asas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah.

Sesuai dengan Pasal 18 UUD 1945 dan berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 1974,
system penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah didasarkan pada asas desentralisasi, asas
dekonsentrasi, dan asas tugas pembantuan.

a. Asas Desentralisasi

Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atas Daerah tingkat
atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah tangganya sendiri.

Urusan-urusan pemerintahan yang telah diserahkan kepada Daaerah dalam rangka


pelaksanaan asas desentralisasi pada dasarnya menjadi wewenang dan tanggung jawab daerah
sepenuhnya.

b. Asas dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau kepala Wilayah atau
Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabatnya di tingkat di Daerah.

Oleh karena tidak semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada Daerah menurut asas
desentralisasi, maka penyelenggaraan berbagai urursan pemerintahan di daerah dilaksanakan
oleh perangkat Pemerintah Pusat di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi.
c. Asas Tugas Pembantuan

Tugas Pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakn urusan pemerintahan
yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah daerah
tingkat atasnya dengan kewajiban memepertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya.

Tidak semua urusan Pemerintahan dapat diserahkan kepada daerah menjadi urusan rumah
tangganya sendiri, sehingga beberapa urusan pemerintahan masih tetap merupakan urusan
Pemerintahan Pusat.
BAB IV
KEPEGAWAIAN PEMERINTAH

1.Pengertian

a. Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam peraturan peundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan negeri yang ditetapkan dan digaji
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan termasuk di dalamnya jabatan dalam Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/Tingi Negara dan Kepaniteraan Pengadilan.
c. Pejabat Negara adalah :
1. ·Presiden dan Wakil presiden
2. ·Anggota Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat
3. ·Anggota Badan Pemeriksa Keuangan
4. ·Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Mahkamah Agung
5. ·Anggota Dewan Pertimbangan Agung
6. ·Menteri
7. ·Duta Besar Perwakilan RI di luar negeri
8. ·Gubernur
9. ·Bupati/Walikotamadya
10. Pejabat lain yang ditetapkan dengan peraturan perundang-umdangan

2.Kategori Pegawai Negeri

Menurut pasal 2 UU No. 8 Tahun 1974 Pegawai Negeri terdiri dari :

a.Pegawai Negeri Sipil

b.Anggota Angkatan Bersenjata RI

Pegawai Negeri Sipil terbagi atas :

a)PNS Pusat

b)PNS Daerah

c)PNS lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

3.Kedudukan PNS

PNS adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat yang dengan penuh
kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, UUD 1945, negara, pemerintah,
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
4.Kewajiban dan Hak PNS

a.Kewajiban PNS :

1. Setia dan taat kepada pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah
2. Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas
kedinasan
3. Menyimpan rahasia jabatan
4. Mengangkat sumpah/janji PNS
5. Mengangkat sumpah/janji Jabatab Negeri
6. Menaati kewajiban serta menjauhkan diri dari larangan

b.Hak PNS :

1. Memperoleh gaji yang layak sesuai dengan tanggung jawabnya


2. Memperoleh cuti
3. Memperoleh perawatan kecelakaan
4. Memperoleh tunjangan bagi yang menderita cacad
5. Memperoleh uang duka bagi PNS yang tewas
6. Memperoleh pensiun
7. Memperoleh kenaikan pangkat reguler
8. Menjadi peserta TASPEN dan ASKES

5.Pembinaan PNS

Pembinaan PNS diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna (Pasal 12 ayat (1) UU No. 8 Tahun
1974). Kebijaksanaan pembinaan PNS secara menyeluruh berada ditangan Presiden (Pasal 13
UU No.8 Tahun 1974). Pembinaan PNS didasarkan atas sistem karier dan sistem prestasi
kerja (Pasal 12 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1974).
BAB V

BIROKRASI DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN

Birokrasi yang dalam bahasa Inggris disebut bureaucracy berasal dari kata bureau (berarti
meja) dan cratein (berarti kekuasaan), maksudnya kekuasaan berada pada orang-orang yang
di belakang meja. Di Indonesia, birokrasi cenderung diartikan berbelit-belit. Kendati
sebenarnya bila orang-orang yang di belakang meja itu disiplin, terampil, taat pada tugas, dan
tidak membedakan orang, maka hal yang dikhawatirkan tersebut di atas tidak akan terjadi.

Menurut Weber, birokrasi adalah metode organisasi terbaik dengan spesialisasi tugas,
walaupun kemudian banyak pakar yang mengkritik Weber. Seperti Warren Bennis yang
menyampaikan perlunya kebijaksanaan memperhatikan keberadaan manusia itu sendiri.
Birokrasi tetap diperlukan di kantor-kantor pemerintah, terutama di negara-negara
berkembang yang harus dipacu dengan kedisiplinan.

A. Karakteristik dan Pelaku Birokrat

Ada beberapa karakteristik dan perilaku birokrat yang akhir-akhir ini menjadi patologis
(penyakit) dalam pemerintahan, diagnosisnya sebagai berikut:

1. Budaya feodalistik masih terasa.


2. Kebiasaan menunggu petunjuk pengarahan.
3. Loyalitas kepada individu bukan kepada tugas organisasi.
4. Belum berorientasi pada prestasi.
5. Keinginan untuk melayani masih rendah.
6. Belum ditopang teknologi secara menyeluruh.
7. Budaya ekonomi biaya tinggi.
8. Jumlah pegawai negeri relatif banyak tetapi kurang bermutu dan asal jadi.

B. Organisasi Pemerintahan

Walaupun terdapat keidentikan pendapat para pakar tentang organisasi, tetapi untuk melihat
pengertian, berikut ini penulis akan memberikan pendefinisian tersebut, yaitu sebagai beikut.

Menurut James D. Mooney (1954):

Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose
(maksudnya organisasi adalah segala bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai
suatu tujuan bersama).

Menurut John D. Millet (1954):

Organization is the structural framework within the work of many individual is carried on for
the realization of common purpose (maksudnya organisasi adalah sebagai kerangka struktur
di mana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan
bersama).
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa definisi organisasi, yaitu
sebagai berikut.

1. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi.


2. Di dalamnya terjadi hubungan antar individu maupun kelompok, baik dalam
organisasi itu sendiri maupun keluar organisasi.
3. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut.
4. Berlangsung proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing.

Organisasi pemerintah berbeda dengan organisasi mana pun di dunia, karena ada tiga hal
penting yang dimilikinya sebagai wewenangnya, yaitu sebagai berikut.

1. Bila organisasi lain tidak diperkenankan membunuh orang dan bahkan dapat dituntut
maka organisasi pemerintah diperbolehkan, biasanya disebut dengan hukuman mati.
2. Bila organisasi lain tidak diperkenankan mengurung orang walaupun dalam waktu
yang sangat singkat maka organisasi pemerintah diperbolehkan, biasanya disebut
dengan penjara atau lembaga pemasyarakatan.
3. Bila organisasi lain tidak diperkenankan memungut uang dengan paksa tanpa alas an
yang jelas karena pemberian jasa tertentu maka organisasi pemerintah diperbolehkan,
biasanya disebut dengan pajak.

Kewenangan tersebut di atas diberikan karena pemerintah diharapkan akan mengatur


ketertiban di setiap negara. Oleh karena itu, pemerintah tidak diharapkan zalim, itulah
sebabnya ada pihak kekuatan lain menjadi pengawasnya yang berasal dari wakil rakyat.

C. Sumber Daya Manusia Indonesia

Bila sebuah kantor yang besar membutuhkan beberapa orang pegawai baru, biasanya mereka
menyebarluaskan kebutuhan tersebut di berbagai media massa, dengan persyaratan yang
dibutuhkan. Untuk itu diinvestasikan dana yang tersedia bagi acara penerimaan tersebut, agar
dengan mengikuti penyeleksian yang canggih diperoleh sumber daya manusia yang
diperlukan.

Recruitment (pengerahan) pegawai seperti ini yang berangkat dari mereka yang memenuhi
syarat (requirement) ini tidak dijumpai dalam perekrutan pegawai pemerintah, yang dapat
diamati dari hal-hal di bawah ini.

1. Pengumuman pencarian tenaga pegawai negeri sipil biasanya tidak diumumkan secara
besar-besaran. Kecuali testing yang diberitakan media massa untuk membentuk opini
publik bahwa testing berjalan sesuai aturan. Namun, tetap terjadi permainan di
belakang layar untuk mencegah pers yang tetap mencoba memantau. Dikatakan
demikian karena dalam setiap penerimaan pegawai dipastikan selalu ada anak pejabat
ataupun kerabat pihak personalia yang diterima.
2. Kolusisulit sekali dideteksi karena tidak sama dengan korupsi yang dapat dipantau
dari manipulasi laporan. Kolusi berangkat dari pemberian sesuatu apa pun dari pihak
yang berurusan kepaqda pihak pejabat yang berwewenang, agar mendapat kemudahan
urusan.
3. Ekses negatifnya, mereka yang tidak memberikan sesuatu lalu mengalami kesulitan
kalau memang tidak diurus sama sekali, ini pulalah yang berlaku dalam sebagian
besar penerimaan pegawai pemerintah.
4. Dengan demikian, pada gilirannya tidak menutup kemungkinan bahwa yang diterima
menjadi pegawai negeri sipil adalah mereka yang tidak memenuhi syarat, karena
testing dan seleksi hanya menjadi formalitas belaka. Bahkan karena menganggap
bekerja sebagai penyambung hidup saja maka menjadi pegawai bukan merupakan
menjadi abdi praja yang biasa diletakkan dalam slogan selama ini.
5. Selanjutnya, untuk pengiriman tugas belajar diutamakan bagi mereka yang belum
terpakai dalam formasi. Jadi, bukan mereka yang hendak dipromosikan untuk
diorbitkan. Maksud pengiriman tugas belajar itu agar tidak merebut posisi pejabat
yang sudah mapan.
6. Selain itu, andaikata pengiriman sekolah pihak tertentu cukup berbakat namun tetap
karena ada kekerabatan dengan pihak pejabat pendidikan dan pelatihan sehingga
dengan begitu pembayaran uang kuliah dapat berjalan lancar.

Inilah keseluruhan sebab-sebab sulitnya memotivasi pegawai negeri sipil untuk berprestasi
dan mengabdi pada bangsa dan negara, karena yang diperebutkan dalam bekerja adalah
berbagai tempat yang basah atau cukup memberikan keuntungan bagi yang bersangkutan.

D. Pelayanan Pemerintahan

Fitzsimmons (1982) mengatakan bahwa :

Customer satisfaction with service quality can be defined perception of received with
expectation of service desired (maksudnya rasa puas orang yang memerlukan pelayanan bisa
diartikan dengan memperbandingkan bagaimana pandangan antara pelayanan yang diterima
dengan harapan pelayanan yang diharapkan).

pelayanan terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Biayanya relatif harus lebih rendah,


2. Waktu untuk mengerjakan relatif cepat, dan
3. Mutu yang diberikan relatif lebih bagus.

Namun demikian, tidak semua keinginan masyarakat harus diikuti oleh pemerintah
sebagaimana di negara-negara liberal. Contohnya permintaan akan didirikannya berbagai
lokalisasi seperti:

1. Izin perjudian,
2. Izin pelacuran,
3. Izin penjualan senjata api,
4. Izin foto cabul.

Hal tersebut di atas tidak sepatutnya diizinkan karena bersifat dekadensi moral dan
pemerintah harus mengantisipasinya.

E. Manajemen Pemerintahan

Secara etimologi manajemen (dalam bahasa Inggris ditulis dengan management) berasal dari
kata manus (berarti tangan) dan agere (berarti melakukan) yang setelah digabung menjadi
kata manage (bahasa Inggris) yang berarti mengurus, atau managiere (bahasa Latin) yang
berarti melatih.
Menurut George Terry (1964):

Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and


controlling performance to determine and accomplish stated objectives by the use of human
being and other resources (maksudnya manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber lainnya).

Menurut John D. Millet (1954):

Management is the process directing and facilitating the work of people organized in formal
group to achieve a desire end (maksudnya manajemen adalah proses kepemimpinan dan
pemberian arah terhadap pekerjaan yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki).

Jadi, pada garis besarnya manajemen adalah kemampuan mengurus organisasi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan semua. Manajemen baru merupakan suatu masalah besar
setelah faktor dan sumber daya yang paling sukar untuk dikendalikan dan didayagunakan,
masuk ke dalam kancah karya, yaitu persoalan manusianya. Karena itu manajemen
menetapkan cara pengendalian manusia itu sendiri.
BAB VI

ADMINISTRASI DEPARTEMEN DI INDONESIA


A. MENTERI KABINET
Seperti disebutkan dalam tujuh kunci pokok System Pemerintahan Indonesia bahwa
untuk membantu presiden dibentuk beberapa kementerian departemen. Maka untuk periode
kabinet 1999-2004 susunan kabinet departemen adalah sebagai berikut.
1. Menteri Dalam Negeri
2. Menteri Luar Negeri
3. Menteri Pertahanan
4. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
5. Menteri Keuangan
6. Mengteri Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Menteri Perindustrian dan Perdagangan
8. Menteri Pertanian
9. Menteri Kehutanan
10. Menteri Perhubungan
11. Menteri Kelautan dan Perikanan
12. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
13. Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah
14. Menteri Kesehatan
15. Menteri Pendidikan Nasional
16. Menteri Sosial
17. Menteri Agama
Selain itu dibentuk pula kementerian yang tidak mempunyai jajaran departemen sampai
kedaerah, antara lain sebagai berikut.
1. Menteri Negara dan Kebudayaan Pariwisata
2. Menteri Negara Riset dan Teknologi
3. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
4. Menteri Negara Lingkungan Hidup
5. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
6. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
7. Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia
8. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
9. Menteri Negara Usaha Milik Negara
10. Menteri Negara Komunikasi dan Informasi
Kemudian juga dibentuk pejabat tinggi negara setingkat menteri, yaitu antara lain
sebagai berikut.
1. Panglima Tentara Nasional Indonesia
2. Gubernur Bank Indonesia
3. Jaksa Agung
4. Kepala Kepolisian republik Indonesia
Sesuai Keputusan Presiden RI Nomor: 44 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi
Departemen, maka setiap departemen harus mempunyai :
1. Unsur Pimpinan : Menteri
2. Unsur Pembantu Pimpinan : Sekretaris Jenderal
3. Unsur Pelaksana : Direktur Jenderal
4. Unsur Pengawasan : Inspektur Jenderal

B. LEMBAGA PEMERINTAHAN NON DEPARTEMEN


Selain organisasi departemen, pemerintah pusat membentuk pula lembaga yang tidak
berbentuk departemen, yaitu lembaga pemerintahan non departemen (LPND). Hal ini karena
ada persoalan khusus yang bersifat nasional yang tidak dapat dilakukan oleh departemen
yang sudah dibentuk.
Beda antara LPND dengan departemen, yaitu apabila presiden selesai mempertanggung
jawabkan pekerjaan pada akhir masa jabatan maka pimpinannya tidak bersamaan turun
dengan para menteri, karena ada beberapa pekerjaan yang bukan bersifat politis.
Kepala LPND ini mendapat bimbingan, petunjuk, dan bertanggung jawab kepada
presiden. Adapula kepala LPND yang dijabat rangkap oleh menteri. Dibawah kepala LPND
dibentuk beberapa deputi seperti deputi pengawasan, deputi administrasi, serta beberapa
kepala pusat (kapus) seperti kapus litbang dan kapus diklat.
Beberapa LPND, yaitu sebagai berikut:
1. Arsip Nasional
2. Badan Kepegawaian Negara
3. Badan Intelijen Negara
4. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
5. Badan Urusan Logistik
6. Lambaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
7. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
8. Badan Pertanahan Nasional
9. Badan Pusat Statistik
10. Badan Narkotika Nasional
11. Lembaga Administrasi Negara
12. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
13. Badan Tenaga Atom Nasional
14. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

C. BANK INDONESIA
Berbeda dengan bank-bank swasta maka Bank Indonesia adalah milik negara dan
merupakan badan hukum yang bergerak melakukan tugas berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Tugas pokoknya adalah membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga serta
memelihara ketertiban nilai rupiah. Selain itu, yang paling penting adalah mendorong
kelancaran produksi dan meningkatkan taraf hidup rakyat melalui ketinggian nilai rupiah itu
sendiri dimata dunia moneter internasional.
Bank Indonesia dipimpin oleh seorang gubernur setingkat menteri, diangkat oleh
presiden atas usul dewan moneter untuk masa jabatan lima tahun dan sesudahnya dapat
diangkat kembali dengan mendengar usul DPR RI. Oleh karena itu, Bank Indonesia harus
memperthatikan kebijakan yang terjadi antara pemerintah eksekutif dan parlemen legislative,
namun Bank Indonesia diberikan wewenang memberikan masukan kepada kedua lembaga
tinggi tersebut diatas.
Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas pemerintah, yaitu menyelenggarakan
pemindahan uang untuk pemerintah diantara kantor-kantornya diseluruh wilayah Republik
Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia membantu penempatan surat-surat utang-piutang
negara, penatausahaan administrasi serta pembayaran kupon dan pelunasannya.
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya, Bank Indonesia menyusun rencana devisa
yang mencerminkan pemeliharaan ekonomi nasional serta memperlancar usaha pembengunan
dengan memperhatikan posisi likuiditas dan solvabilitas internasional untuk diajukan kepada
pemerintah melalui dewan moneter.
D. TENTARA NASIONAL INDONESIA
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berdiri tanggal 5 Oktober 1945 dengan nama TKR
(Tentara Keamanan Rakyat). Pimpinan pertamanya adalah Supriyadi yang gugur dalam
perkelahian dengan seorang Jepang di Blitar. Beliau kemudian digantikan oleh Soedirman
yang selanjutnya didaulat sebagai Jenderal Besar TNI.
Ketika kepolisian masih tergabung bersama TNI bernama ABRI, karena terdiri dari tiga
angkatan, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara sama-sama memiliki
senjata dengan Angkatan Kepolisian. Tetapi kepolisian sendiri juga pernah tergabung
kedalam Kementerian Dalam Negeri pada awal kemerdekaan dulu.
TNI dipimpin oleh seorang panglima TNI yang bertanggung jawab langsung kepada
presiden RI sebagai panglima tertinggi Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Panglima TNI adalah pembantu presiden dalam melaksanakan kewenangan komando
penyelenggaraan pertahanan Negara.
Tugas pokok panglima adalah memimpin TNI dalam melaksanakan tanggung jawab
dan pembinaan segenap komponen kekuatan pertahanan dan keamanan Negara sesuai dengan
peraturan yang berlaku swebagaimana yang dibuat oleh lembaga legislative dan kebijakan
pemerintah.
Jadi, TNI adalah alat Negara yang berfungsi selaku penindak dan penangkal awal setiap
ancaman yang datang baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri. Selain itu, TNI
berfugsi sebagai penegak hukum serta pelatih rakyat bila diperlukan dalam tugas pertahanan
Negara, baik di darat, laut dan judara demi penyelamatan masyarakat.
Dengan demikian, TNI terdiri atas, AD, AL dan AU yang kesemuanya dibagi atas tiga
tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan markas besar
2. Tingkatan angkatan : Darat, Laut dan Udara
3. Tingkat komando utama operasional
Pada tingkatan markas besar dibentuk sebagai berikut.
Eselon pimpinan : Panglima TNI
Pembantu pimpinan : 1. Kepala Staf umum
2. Inspejtur Jenderal
Pada pelaksanaan pusat dibentuk berbagai pembinaan, yaitu sebagai berikut.
1. Pusat pembinaan mental
2. Pusat penelitian dan pengembangan
3. Pusat sejarah dan tradisi
4. Pusat kesehatan pusat polisi militer
5. Pusat survey dan pemetaan
6. Pusat penerangan
7. Pusat pembinaan hokum
8. Pusat perbekalan
9. Pusat pembinaan kekaryaan
10. Pusat keuangan
11. Akademi (TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU)

E. KEJAKSAAN AGUNG
Kejaksaan Agung adalah lembaga penuntut umum tingkat pemerintah pusat yang
berkedudukan di Jakarta, dipimpin oleh seorang Jaksa Agung. Susunan selengkapnya antara
lain adalah sebagai berikut.
1. Jaksa Agung
2. Jaksa Agun Muda Bidang Pembinaan
3. Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan Umum
4. Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen
5. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum
6. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus
Jaksa Agung dibantu oleh sejumlah staf ahli. Sedangkan untuk secara langsun dalam hal
yang bersifat khusus dapatv diadakan staf yang secara administrative berada dalam
lingkungan Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan.
Bila dipandang perlu Jaksa Agung dapat membentuk satuan tugas di tingkat pusat dan
daerah yang terdiri dari unsure-unsur Polri dan TN serta instansi tekait lai menurut kebutuhan
penanggulangan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana khusus.
Kejaksaan Agung untuk mencegah separatism tidak dapat didesentralisasikan. Oleh
karena itu, pada tingkat provinsi dibentuk Kejaksaan Tinggi, sedangkan pada tingkat
kabupaten dibentuk Kejaksaan Negeri, sebagai instansi vertical yang wewenangnya
berdasarkan pelimpahan dari pemerintah tingkat Kejaksaan Agung.
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Pengertian system, adalah kestuam yamg utuh dari satu rangkaian, yang kiat mengkait satu
sama lain. Bagian atuau anak cabang dari suatu sistem, menjadi nduk dari rangkaian
selanjutnya. Begitulah seterusnya sampai bagian terkecil. Rusaknya salah satu bagaian akan
mengangukestabilan itu sendiri secara keseluruhan

2. pengertian administrasi, menurut HADARI NAWAWI “adm adlah kegiatan atau rangkaian
kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerja sama sekolompok manusia untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan bersama.
Defenisi para ahli tentang administrasi ini sanggat banyak senghinnga penulis tidak perlu
lagisajikan satu persatu, karena pada perinsipnya mempunyai pengertiam yang sama, yaitu
antara lain:
a. kerja sama
b. banyak orang
c. untuk mencapai tujuan bersama

pengertian di atas di msukan kedalam arti luas, sedangkan dalam arti sempit ialah
sebagai,ama yang sering kita dengar sehari-hari yaitu tata usaha. Secara lengkap unsure-
umsur pelaksanaan tersebut sebagai berikut:
 pengorganisasian
 manajement
 tata hubungan
 keuangan
 perbekalan
 tata usaha
 perwakilan
3. pengertian negara, adalah suatu kelompok persekutuan, alat organisasi kedaerahaan, yang
memilki sistem politik yang melembaga dari rakyat, keluarga, desa, dan pemerintah yang
kebih tinggi, terdiri dari orang-orang yang kuat memilki monopoli, kewibawaaan,
daulat,hukum,dan kepemimpinan yang bersifat memaksa sehingga pada akhirnya
memperoleh keabsahaan dari luar dan dalam negeri

4. Syart negara ada empat syarat di dunia yang harus di penuhi. Yaitu sebagai berikut:
a. Adanya wilayah
b. Adanya pengakuan dar negara lain
c. Adanya rakyat
Syarat lain yang tidak terlalu penting adalah knstitusi. Karena kerajaan inggris raya yang
besar tidak memilki undang-undang dasar tertulis (konstitusi) tetapi tetap hidup sebagai
warga negara yang makmur, artinya mereka hanya memepunyai undang-undang, sedangkan
untuk undang-undang yang tidak tertulis tetapi diikuti secara terun-temurun sebagai
kebiasaan yang mengakar.
BAB II
BATASAN ADMINISTRASI NEGARA

Paradigma administrasi negara, paradigma adlah corak berpikir seseorang atau


kelompok orang, karena ilmu pengetahuan ini sifatnya nisbi, walaupun salahtu syarat harus
dapat diterima secara universal, namun dalam kurun waktu tertentutetap mengalami
perubahan.
Selain itu penulis menyuguhkan cara melihat posisi ilmu dari objek forma dan objek
materialnya,
Nicholas henry memilah-milah bahwa ada 5 kelompok corak berpikir para pakar tentang
kebaradaan ilmu adm negara, yaitu sebagai berikut:
1. Pradigma dikotomi anatara politk dan administrsi negara, tokoh-tokohnya. Frank j.
goodnow dan leonard d. white
2. Pradigma prinsip-prinsip administrasi, tokoh-tokohnya W.F Willoughhby, L Uwirck
3. Pradigma administrasi negara sebagi ilmu politik
4. Pradigma administrasi negara sebagai imu administrasi
5. Pradigma administrasi negara sebagai ilmu administesai negara
Sementara itu menururt George Redrickson ada 6 kelompok corak beroikir dalam
pertumbuhan administrasi negara, yaitu sebagai berikut:
1. Pradigma brokrasi klasik, tokoh-tokohnya adalah Max Weber, Wodrow Wilson, Fredrick
Taylor Luther Gullick dan Llyndall Urwick.
2. Pradigma birokrasi neo-klasi, tokoh-tokohnya adalah Herbert Simon,Rich ard M, Cryet
dan James G,A March.
3. Pradigma kelembagaan
4. Pradigma hubungan kemanusiaan
5. Pradigma oilahan masyarakat umum
6. Pradigma administrasi negara baru.

ruang lingkup administrasi negara, sebigutu luasnya ryang lingkup admnistrasi negara
sehingga dapat pula mencakup ilmu-ilmu sosial lain, terutama yang memiliki objek
materianya negara,dan ilmu negara sendiri, serta ilmu filsafat yang menjadi sumber keilmuan.
Di bidang hubunganpristiwa dan gejala pemerintahyang banyak ditulis oleh pakakar
pemerintah, meliputi
1. administrasi pemerintah pusat
2. administrasi pemerintah daerah
3. administrasi pemerintah kecamatan
4. administrasi pemerintah kelurahaan
5. administrasi pemerintah desa
6. administrasi pemerintah kotamadya
7. administrasi pemerintah kota administratif
8. administrasi dapertemen
9. administrasi non dapertemen
di biadang kekuasaan yang banyak ditukis oleh pakar ilmu politik, meliputi
1. administrasi politik luar negeri
2. administrasi politik dalam negeri
3. administrasi partai politik
4. administrasi kebijaksanaan pemerintah
BAB III
POSISI ADMINISTRASI NEGARA

Untuk menentukan posisi adm negara dalam khazanah ilmu-ilmu sosial, haruslah
dicari benang merahnya sehingga kemandirianya semakin tampak, yaitu melalui hubungan
adm negara dengan disiplin ilmu lain, sekaligus melihat perbedaan dan persamaanya.
dalam ilmu-ilmu kenegaraan
1. dalam ilmu-ilmu kenegaraan

a. negara adalah cara pendekatan (tecnhical approach)


ilmu pemerintah cenderung lebih melaksanakan, antra lain :
1) pendekatan legislitik
2) pendekatan emperik
3) pendekatan formalistik
ilmu adm negara cenderung lebih melaksanakan antaralain :
1) pendekatan ekalogikal
2) pendekatan organisasional
3) pendektan struktral
selanjutnya sebagaimana telah disampaikan di muka, bahwa pertumpangtindihan
antara ilmu administrasi negara dan ilmu pemerintah adlah karena kesamaan objek materinya
yaitu negra perlu dicarikanperbedaanya, yaitu objekn forma masing-masing dsiplin ilmu
tersebut.
Ilmu-ilmu pemerintah memutuskan perhatian pada:
1. hubungan-hubungan pemerintah
2. gejala-gejala pemerintah
3. peristiwa-peristiwa pemerintah
ilmu administrasi negara memuaskan perhatian pada
1. pelayanan aparat negara
2. penyelengaraan dapertemen
3. pengadmistrasian tata usaha negara

jadi, ilmu pemerintah sebenarnya menjembatani antara ilmu administrasi negara


dengan ilmu politik, tetapi, di negeri anglo saxon, ilmu pemerintah dianggap sebagai imu
adminisrasi negara selamabebrapa daswarsa, karena memang sulit dicari perbedaanya antara
kedua disiplin tersebut.
Bila tanyakan pada masyrakat amerika serikat, apakah pemerintah di negeri tersebut
mengurus masalah pertenakan, perkebunan, perminyakan, dan lain-lain maka jawabanya
adlalh “tidak” kerena tugas pemerintah selaku administrator public adlah mengkordinassi
adalah kajian administrsi dan ilmu pemerintah, sehingga dengan demikian, ilmu administrasi.
Sehingga dengan demikian, ilmu administrasi negara dan olmu ilmu pemerintah semangkin
sulit dibedakakn kecuali dengan cara-cara yang telah disampaikan di muka.
ilmu negara dan ilmu adm negara
ilmu negara menurut penulis adlah ilmu yang mempelajari bagaiman persekutuan,
kelembagaan dari suatu keluarga besar rakyat, yamg terdiri dari orang-orang kuat dan lemah.
Yang telah memilki susunan kekuasaan dan keabsahan kedaulatan baik dari dalam maupun
dati luar negeri
oleh karena itu, objeknya adlaah konstitusi dalam pengajian timbul dan tengelamnya
negara tersebu, karena ilmu negara statis dan tetapi universal maka diperlukan sisitem dan
oenyelengaraan administrasinya, yaitu sisitem administrasi negara, system administrasi ini
sudah barang tentu dapat berubah sesuai situasi dan kondisi serta ruang dan waktu
jadi, negara merupakan organisasi terbesar yang menguasi batin manusia, untuk
negaranya manusia rela berkoban jiwa, raga, dan hartanya, mulai dari para pejuang, tentara,
sipil, olahrgawan, pedagang, sampai pada rakyat jelata.

Ilmu politik dan ilmu administarsi negara


Sebagiamana kita ketahui pemerintah memengan peranan penting dalam
pembangunan nasionalnya, (menurut ponsieon) yaitu dalam menentukan kebijaksanan
tersebut proses penetapan kebijaksanaan umum ini disebut pemerintah ( menurut apter) dan
proses pelaksananya yang juga di sebut pememrintah dinamakan administrasi (menurut
waldo) atau juga dapat di sebut dengan administrasi pemerintah

Hukum tata negara dan ilmu administrasi negara


Sama halnya dengan administrasi negara, para ahli hokum itu sendiri juga sulit
merasa untuk memeberikan pengertian yang tepat tentang definisi hokum. Tetapi di
antaranya adalah sebagai berikut:
Hukumadalah keserasian hubungan antarmanusia yang menimbukan kewajiban-
kewajiban (lemenier)

2. Dalam ilmu-ilmu non kenegaraan

Berikut ini yang akan penukis uraikan adalh sejauh mana hubungan antara ilmu
administrasi negara dengan ilmu-ilmu social laian yang termasuk bukan ilmu kenegaraan

1. Ilmu filsafat dan ilmu administrasi negara

Bagi penulis pribadi, filsfat merupakan pengertian yang sedalam-dalamnya tetang suatu
itu, dengan demikan samapai kepada intinya seta substansinya sebagai unsure-unsur sesuatu
itu

Selama ini banyak orag yang berpendapat bahwa sekalioun seseorang adlah orang
beragama, namun yang bersangkutan tetap memisahkan agama dari negara dan kenegaraan,
dalam arti dunia kenegaraan yang nyata baginya tidak kaitan dengan moralitas, jadi
administrasi negara yang bersifat sekuler dan tidak ada hubngan lain dengan alam gaib,
dengan demkian administror yang inggin mempertahankan kepemimpinananya meniru pola
dan cara penglolaan dictator, yang pernah di perakitkan para ahli strategi dan arstektur masa
lalu secara tunai.

2. Ilmu administrasi negara dan ilmu administrasi niaga


Berbeda dengan adminstrasi negara maka administrasi niaga, para pkarnya tidak pernah
mempersoalkan memperjuangan disiplin ini menjadi ilmu yang mandiri. Karena selamaa ini
perkembangan sudah begitu mapan dengan perwujudan ekonomi mikro, makro, induistri
bahkum juga perkoperasian, perusahaan, keunggan dan pertaniaan.
Dalam administrasi niaga terlalu banyak sentuhan pasasr karena tuuan utuamanya adaalh
efesiens, bahkan bahkan kalau perlu denghan pembiayaan sekil-kecilnya diharapkan
keuntungan sebasar-besarnya. Oleh karena itu disiplin terikat dengan materi.
Dalam administrasi niaga, masih banyak diikuti factor pasaran yang irasioanal, sehingga
tidak sedikit para pemimpin perusahaan yang mengaambil keputusan berdasarkan naluri dan
filasfat.
Namun demikian dapat kita bedakan antaraa administrasi negara dengan administrasi
niaga, yaitu sebagaimana disampaikan oleh G.T.Allison berikut ini:
1. Administrasi niaga banyak tegantung dari pasar, sedangkan administrasi negar kurang
sentuhan pasar
2. Admnistrasi niaga otonom dan mandiri dlam keputuasan dan cara bertindak, sedangkan
administrasi negara harus mengutamakan kepentinggan masyrakat
3. Kegiatan administrasi niaga hany dinilai oleh mereka yang terkait, hal itupun masih di
kebri oleh keterkaitan ekonomi, sedangkan administrai negara dinilai oleh orang
banyak
4. Tujuan dan kreteria niaga jelas, yaitu keuntungan ekonomi, efesiensi, m dan relasi untuk
pasang pasar, sedangkan administrasi negara sangat kompleks serat sulit di ukur
5. Administrasi niagaia mudah menyelenggarakan pengajian, karena berdasarkan
kelelahan,hasil keraja, dan pengorbanan. Sedangkan administrasi negara cenderung
lebih sulit untuk menentukan insentif berdasarkan ferforma atau kinerja yang ada.

3. Sosiologi dan ilmu administrasi negara


Sosiologi adalh ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-
kelompok (rouck dan warren) merupakan penelitian secara ilmiah terhadap interaksi social
dan hasilnya, yaitu organisasi social (William F, Ogburn) dan mayer F. nimkoff)
Jadi dalam hal ini pemerintah juga dianggap salahtu dari beberapa kelompok manusia,
hanya beda pemerintah merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kekuasaan, untuyk
mengatur dan memerintah
Kekuasaan ini dapat di jumpai pada interaksi social antra manusia ataupun antar
kelompok, karena ,e,epunyai beberapa unsure kelomok, yaitu:
1. Adanya rasa takut
2. Adanya pemajuan
3. Adanya rasa cinta, dan
4. Adanya kepercayaan

4. ilmu bumi dan ilmu administrasi negara


Sebagi contoh dari pengaruh-pengaruhtersebut adalah sebagai beriku. Untuk menentukan
apakah di suatu negara tersebut harus diciptakan sentralisasi atau desentralisasi, yang perlu di
perhatikan adalah factor-faktor tersebut dibwahini.
A. Negara kepulaun karena terpisah-pisah maka untuk efesiensi kerja, dalam administrasi
negara sebaiknya dilaksanakan desentralisasi
B. Negara kontitional mudah dilaksankan pengawasan dan relative lebih
mudahtranspportasi maka dalam administrasi negara sebaiknya dilaksankan
desentralisasi
C. Negara yang pnduduiknya homogen cenderung untuk melaksanakan sentralisasi,
sedanhgkan yang penduduknya hetrogen cendeung melakukan desentralisasi
5. Sejarah dan ilmu administrasi negara
Sejarah adlah salah satu disiplin ilmu yang mempelajari secara luas oleh bwngsa-bangsa
dan genarasi-genarasi. Untuk kebutuhan itu di persiapkan kendaraan-kendaraan untuk
pejalanan-perjalanan, rakyat awam mempunyai semnagat yang tinggi untuk mengetahuinya,
para raja dan pemuka masyraskat berlomba-lomba memahaminya.
Pada hakikatnya sejarah mengandung pengertian dan penelitian dan usaha-usaaha
mencari kebenaran (tahkik) keterangan yang mendalam tentnag sebab asal –usul sesuatu
peristiwa atau benda.
Jadi, dalam hubunganya dengan administrasi negara pada umumnya , sejarah adalah
sebagi system administrasi di berbagai negara dan pada masa lampau, sedangkan administrasi
negara yang ada dewasa ini akan menjadi sejarah bagi masa dating.
6. Psikologi dan ilmu administrasi negara

Sedemikian dan sempunannya manusia di ciptakan oleh swt, sehingga selain jasmani
dilengkapi pula dengan jiwa. Jiwa inilah yang emosi yang terwujud dalam bebagai rasa
(taste)

Mempelajari watak dan kepribadian setiap orang berarti mempekajari berbagai jenis
waktak keperibadian manusia yang multi kompleks ragamnya, douglas mac regor dalam teori
x dan y-nya membagi manusia, atau jenis manusia yang perlu di dorong dan jenis manusia
berinisiatif.

Dengan kajian ilmu jiwa (psikologis) seperti ini akanmembuat kemajuan administrasi
negara semakin mapan karena akan dapat lebih mengetahui bagaiman memotivasi seorang
bawahan, misalnya seorang yang tidak memilki kemauan bekerja apapbila tidak ada yang
memimbinggi adalah kelompok yang tidak mempunyai inisiatif.
BAB IV
UNSUR ADMINISTRASI PUBLIK

A. Manajemen Publik.
Menurut Ralph davis :
Manajemen adalah fungsi dari setiap pimpinan pemerintahaan dimanapun berada.

Menurut Prof. Prajudi :


Manajemen adalah pengendalian dan pemanfaatan dari semua faktor serta sumber daya yang
menurut suatu perencanaan. Diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta
atau tujuan kerja.
Barry Bozeman berpendapat bahwa, hanya beberapa organisasi yang bersifat
Kepemerintahan tetapi seluruh organisasi bersifat publik (kerakyatan). Jadi kepublikan
dipandang sebagai kunci dalam memahami prilaku organisasi dan manajemen di semua
organisasi tidak hanya organisasi kepemerintahan. Kepublikan menurut barry adalah
keabsahan di manajemen tersebut dilegitimasi mempunyai kekuasaan politik. Dalam hal ini
manajemen swasta dalam derajat tertentu dipengaruhi otoritas politik.
B. Organisasi Politik
Organisasi politik adalah sebagai suatu alat saling hubungan satuan-satuan kerja yang
memberikan mereka kepada orang-orang yang ditetapkan dalam struktur kewenangan, jadi
dengan demikian pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada para
bahawan yang menjangkau dari puncak sampai ke dasar dari seluruh badan usaha. Mungkin
dalam pengorganisasian kita bertanya-tanya “apa saja kerja atasan?” dan “ yang dia kerjakan
maka jawabannya adalah.
a. Planning
Yaitu bagaimana merencanakan tujuan organisasi.
b. Organizing
Bagaimana mendirikan suatu wadah struktur resmi.
c. Staffing
Yaitu bagaimana seluruh personal difungsikan.
d. Directing.
Yaitu bagaimana tugas rutin diputuskan.
e. Coordinating.
Yaitu bagaimana seluruh kepentingan disatukan.
f. Reporting.
Yaitu bagaimana menginformasikan pertanggungjawaban.
g. Budgeting.
Yaitu bagaimana perencanaan keuangan.

C. Komunikasi Pemerintahan
Yang dimaksud dengan komunikasi pemerintahan adalah komunikasi publik, karena
ada kemungkinan masyarakat banyak ingin menyampaikan keluhannya kepada para
administrator publik yang harus melayani, mengartikulasikan dan mengagregasikan
kepentingan publik tersebut. Tetapi dapat pula berasal dari para birokrat agat beberapa
peraturan dan ketentuan dipahami serta rakyat secara keseluruhan

D. Informan Pemerintahan.
Informasi pemerintah yang benar dapat digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam mengurangi ketidakpastian serta mengantisipasi kendala yang akan
diperkirakan terjadi jadi informasi bukan sekedar data mentah yang lalu asal disampaikan apa
adanya tetapi harus sudah diproses dan disaring mana yang baik dan benar dan disampaikan
kepada pihak tertentu.

E. Kepegawaian.
Administrasi kepegawaian dapat diartikan macam-macam antara lain sebagai suatu
seni untuk memili pegawai-pegawai baru dan memperkejakan pegawai-pegawai lama
sedeminkian rupa, sehingga diperoleh atau hasil dan pelayanan yang sbesar-besarnya.

F. Perbekalan.
Cabang ilmu perbekalan mempelajari segenap rangkaian kegiatan penataan pengadaan,
pencatatan, pengaturan, pemakaian, pemeliharaan dan penyingkiran benda dalam

G. Humas pemerintah.
Humas(Hubungan masyarakat) merupakan unsur administrasi publik yang betujuan
untuk menciptakan jasa baik organisasi publik dalam menyampaikan informasi kepada
khalayak ramai diminta atau tidak diminta, tentang kegiatan yang sudah atau sedang maupun
akan kerjakan.
BAB V
FUNGSI MANAJEMEN PUBLIK

A. Public Planning
Public planning berarti pembuatan penetapan melalui proses pengambilan keputusan
mengenai kegiatan publik dan akan dilaksanakan untuk jangka waktu terrtentu di masa depan
secara terarah sesuai tujuan yang ditetapkan bersama. Karena perencanaan publik tersebut
bersifat kegiatan masyarakat umum secara keseluruhan dipimpin oleh pemerintah sebagai
administrator publik.

B. Public Actuating
Pelaksanaan kerja sudah pasti yang paling penting dalam fungsi manajemen karena
merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri agar semua anggota kelompok
mulai dari tingkat atas sampai bawah untuk mencapai sasaran organisasi yang telah
ditetapkan semula dengan baik dan benar.
Menurut Prof.Terry pelaksanaan kerja adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berkenaan berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan
perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi.
C. Public Controlling.
Pengawasan adalah aktifitas membandingkan apa yang sedang atau sudah dikerjakan dengan
apa yang direncanakan sebelumnya, karenanya diperlukan Kriteria, norma, standard dan
hukum jadi memantau dan mengamati tingkat efektivitass bukan untuk mencari kesalah
seorang pejabat tetapi mendeteksi dan mengecek apakah kegiatan yang sedang atau sudah
dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan semula atau sekurang-kurangnya tidak
melenceng dari apa yang digariskannya.
D. Public Coordinating
Kordinasi adalah susunan yang teratur dari usaha kelompok untuk menciptakan satuan
tindakan dalam mengejar tujuan yang sama. Kordinasi menempati peranan penting karena
begitu banyak ditemui tumpang tindihnya pekerjaan yang disebabkan tidak adanya kordinasi,
kendati keseluruhaannya itu dapat disinkronkan, diatur demu tujuan dan kepentinan bersama.
E. Public Leading.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang
dan mencapai hasil melalui himbauan emosional, bukan melalui penggunaan kekuasaan.
F. Public Motivating.
Seseorang yang sedang memnutuhkan sesuatu relatif lebih mudah dipengaruhi, dengan
perkataan lain mudah diketahui motivasi kerja yang bersangkutan. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut sudah barang tentu tidak hanya terbatas pada barang-barang materi saja tetapi juga
material. Seperti cinta, pergaulan, kesombongan dan pujian.
BAB VI
KONSEP ADMINISTRASI PUBLIK

A. Isu pembangunan
Pembangunan itu sendiri sebenarnya sering dirumuskan sebagai proses perubahan yang
terencana dari suatu situasi nasional yang satu ke situasi yang lain yang dinilai lebih tinggi.
Namun bersamaan dengan usaha tersebut, pembangunan ekonomi relatif cenderung
terabaikan. Puncaknya kita lihat dikumandangkan untuk makan bulgur dipertengahan 60-an
itulah kenapa tahun tersebut disebut tahun menyerempet-menyermpet bahaya.

B. Birokrasi publik
Birokrasi adalah metode organisasi terbaik dengan spesialisasi tugas. Birokrasi hanya
dapat berlaku dalam organisasi besar seperti organisasi pemerintahan, karena apada suatu
organisasi yang kecil diperlukan hubungan informal, sedangkan birokrasi ditata secara formal
untuk melahirkan tindakan rasional.

C. Kebijakan Publik
Kebijakan publik adalah semacam jawaban terhadap suatu masalah karena akan
merupakan upaya memecahkan, mengurangi dan mencegah suatu keburukan serta sebaliknya
menjadipenganjur inovasi dan pemula terjadinya kebaikan, dengan cara terbaik dan tindakan
terarah.

D. Konsep Pelayanan Publik


Peningkatan pelayanan publik oleh birokrasi pemerintah yaitu dengan member
wewenang kepada pihak swasta lebih banyak berpartisipasi karena mereka menyadari
pemerintah itu milik rakyat bukan rakyat milik kekuasaan pemerintah.
Pemerintah sebagai pembangkit partisipasi seluruh lapisan masyarakat, juga mampu
melihat dan mengantisipasi keadaan, dalam arti lebih baik mencegah akan terjadinya berbagai
kemungkinan kendala daripada menganggulangi dikemudian hari.
Dengan kewenangannya pemerintah yang terdesentralisasi mampu menyerahkan
sebagian urusan pemerintahannya, sehingga kekakuan aturan dari pemerintah pusat yang
lebih atas dapat berganti dengan mengikut sertakan daerah-daerah, dimana diharapkan kerja
yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai