Update Pengambilan Spesimen Yang Benar Untuk Kultur Resistensi Antimikroba 71 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 50

PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR

UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA

dr.Anti Dharmayanti, SpPK(K)


PRA ANALITIK
PENANGANAN SPESIMEN MIKROBIOLOGI
AMAT PENTING UTK
AKURASI HASIL & INTERPRETASI
SPESIMEN KULTUR MIKROBIOLOGI

 Titik kritis pra analitik pemeriksaan mikrobiologi


pengambilan spesimen secara benar: “6 BENAR”

 Kesalahan salah satunya berakibat:


Tidak tumbuh kuman, tumbuh flora normal atau
kuman kontaminan

 Tidak mudah, perlu komunikasi, koordinasi &


kerjasama semua pihak
PENGAMBILAN SAMPEL MIKROBIOLOGI

1. Benar lokasi : mewakili material lokasi infeksi dan


bebas kontaminasi
2. Benar waktu pengambilan:
jumlah optimal  perjalanan penyakit
c : - darah: akut, saat demam kuman
sebelum terapi AB 90% (+)
3. Benar volume spesimen:
 cukup utk kultur& Gram (k.p.dlm mediatransport)
PENGAMBILAN SAMPEL MIKROBIOLOGI

4 . Benar cara pengambilan :


- urine MSU, urine bag khusus bayi
5. Benar wadah :
steril, sesuai jenis spesimen
6. Benar identitas & spesimen:
7. Cuci tangan prosedural dan tindak aseptik
dalam setiap prosedur pengambilan spesimen
PENGUMPULAN SPESIMEN
 Perlu data:
Asal spesimen (pemrosesan berbeda)
tgl & jam diambil
Diagnosis/riwayat relevan, nama DPJP &
kontak person jika emergensi
 Sampel cukup
 Media transport benar
 Pengiriman sesegera mungkin
 Dikonsultasikan lab Infeksi/Mikrobiologi jika
ada keraguan
KRITERIA TOLAKAN SPESIMEN (WHO)

1. Identitas pasien salah/tidak lengkap


2. Volume spesimen kurang
3. Wadah tidak sesuai
4. Spesimen terkontaminasi
5. Pengiriman/ penyimpanan spesimen salah
6. Tidak diketahui waktu & lokasi pengambilan
sampel
ALUR SPESIMEN
 Penerimaan spesimen dari pasien (poli, ruangan)
 Pemrosesan spesimen :
mikroskopis (Gram) dan kultur bakteri
 Inkubasi 1 malam (1 hari), baca hasil besoknya
 Identifikasi bakteri dan lakukan sensitivitas tes
(1 hari), manual
 Baca hasil dan laporkan
Turn-around-time : 1 hari mikroskopis, 2-3 hari
(atau lebih, jika fastidious) untuk biakan bakteri
 total ± 4-5 hari
(darah 5-6 hari)
SPESIMEN YANG DIAMBIL PASIEN SENDIRI

 Urin, sputum, feses, semen


 Jangan dianggap pasien sudah tahu cara
mengambil spesimen sendiri
 Perlu edukasi
(Instruksi tertulis, verbal dan gambar)
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH

1. Diambil 1 set,
2 lokasi berbeda
(kiri, kanan)
Set mkn > hsl (+) mkn ↑
2. Bila mungkin sebelum AB,
waktu suhu mulai 
3. Sesaat sebelum
pemberian AB berikutnya
(pasien rawat sedang
terapi AB)
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH

4. Volume
neonatus 0.5-1 mL, anak 2-5 mL,dws 8-10 mL
5. Dalam Bactec , tidak dalam spuit, kuman
terperangkap dalam bekuan false negatif
6. Identitas, kirim segera
 Bila terpaksa ditunda,simpan suhu kamar
maksimal 24 Jam, “jangan masuk kulkas”
Alat & bahan untuk biakan darah
1. Spuit steril 10 mL
 Larutan antiseptik: chlorhexidine gluconate
dalam alkohol 70%
 Botol media
mengandung resin
(netralisir AB)
Biakan darah
 Gunakan sarung tangan steril
 Perhatikan tindak antiseptik, usap tutup botol
dengan alkohol 70% biarkan kering 1 – 2 menit
sblm flebotomi
 Masukkan darah langsung ke dalam botol dan
campurkan dengan menggoyang botol
 Identitas: nama, asal ruang, tanggal, jam
pengambilan.
 Segera kirim ke laboratorium
PENGAMBILAN DARAH
BIAKAN DARAH
Berapa jumlah darah per botol ?
WHO: Neonatus - 0,5 mL ( 1 btl)
Bayi 1 tahun - 1 mL (2)
Anak 2 tahun - 2 mL (2)
3 tahun - 3 mL (2)
4 tahun - 4 mL (2)
5 tahun - 5 mL (2)
6 tahun - 6 mL (2)
> 6 tahun - 8 mL (2)
Dewasa - 10 mL / botol (2)
 Ketidaksesuaian sampel yang didapatkan

- Kultur darah diambil setelah pemberian AB


 hasil negatif
- Volume darah tidak optimal/ hanya 1 lokasi
 hasil negatif.
 Hasil kultur darah :
5 hari pasca inokulasi
BIAKAN URIN
 Supra pubic punction/SPP
 Urin porsi tengah : pasien harus dipandu
tidak dibiarkan bak sendiri
stlh desinfeksi, bbrp tetes I dibuang & baru
ditampung
 Pungsi kateter :
◦ TIDAK BOLEH DARI URINE BAG
 Aspirasi melalui urine port : jarum 28 G
 Bersamaan dengan bahan urinalisis/UL
Alat dan bahan
A. Urin porsi tengah
1. Sabun dan air mengalir
2. Pot urin steril
3. Untuk bayi → kantong
penampung urin steril
B. Urin suprapubik
1. Larutan antiseptik
2. Larutan anestesi
lokal
3. Spuit
4. Pot urin steril
C. Urin kateter
1. Larutan antiseptik
2. Klem
3. Spuit
4. Pot urin steril
PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA WANITA

1. Pasien diberitahu tindakan yang akan dilakukan


dengan jelas menggunakan gambar
2. Pasien mencuci tangan dengan sabun dan bilas
dengan air mengalir sampai bersih
3. Pasien duduk di kloset, cuci genitalia luar
menggunakan sabun dari arah depan ke belakang
lalu bilas dengan air mengalir dari arah depan ke
belakang
PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA WANITA
4. Buka pot urin steril, letakkan
tutup dengan bagian dalam yang
steril menghadap ke atas
5. Dengan 2 jari, labia mayora
dibuka sehingga urin dapat
mengalir tanpa menyentuh labia,
agar tidak terjadi kontaminasi
kuman dari labia mayora
6. Pasien berkemih. Tampung urin
ketika aliran urin masih kencang
dalam pot steril urin sebanyak
± 10-20 mL
PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA WANITA

7. Sisa urin selanjutnya tidak ditampung,


lalu penampung ditutup
8. Pot urin diberi label ( tanggal ,jam
pengambilan, nama, nomor rekam
medis,jenis spesimen dan asal ruangan)
9. Dikirim segera dalam waktu 2 jam
setelah diambil. Penundaan:simpan 4⁰C
10. Jika dikirim >2 jam, urin dibawa dalam
keadaaan dingin (ice pack)
PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA PRIA

1. Pasien diberitahu tindakan


yang akan dilakukan
2. Pasien diminta mencuci
tangan dengan sabun dan air
sampai bersih
3. Cuci ujung penis dengan
sabun dan bilas dengan air
mengalir
4. Buka pot steril dengan tutup
bagian dalam menghadap ke
atas
PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA PRIA

5. Pasien berkemih. Urin yang


keluar pertama dibuang
6. Urin berikutnya ditampung
dalam pot steril 10-20ml
7. Sisa urin selanjutnya tidak
ditampung, kemudian pot
urin ditutup
8. Pot urin diberi label
(tanggal,jampengambilan,
nama, nomor rekam medis,
jenis spesimen & tempat rawat)
9. Kirim segera urin ke laboratorium bersama
formulir permintaan pemeriksaan dalam
waktu 2 jam pada suhu ruang
10 Bila ada penundaan, simpan urin pada
suhu 4⁰C selama 24 jam
Cara Pengambilan Urin Kateter
1. Klem kateter di bawah
tempat pengambilan urin
(sampling port), biarkan
10-20 ‘ sampai terlihat
produksi urin di dalam
kateter
2. Desinfeksi tempat
pengambilan pada kateter
dengan alkohol 70%/
povidone iodine
3. Gunakan spuit (Jarum
suntik 28 G) steril untuk
mengambil spesimen urin
sebanyak 5-10ml
CARA PENGAMBILAN URIN KATETER

4. Masukkan urin ke dalam pot urin steril


5. Pot diberi label (tanggal, jam pengambilan, nama,
tanggal lahir, nomor rekam medik, jenis spesimen dan
tempat rawat)
6. Segera kirim ke laboratorium dalam waktu 2 jam pada
suhu ruang
7. Bila terjadi penundaan, urin dapat disimpan pada suhu
4⁰C maksimum 24 jam
CARA PENGAMBILAN SPESIMEN URIN PADA BAYI

Perlu kantong penampung


urin khusus
Cara:
1. Petugas mencuci tangan dengan
sabun dan air
2. Daerah genital dan sekitarnya
dibersihkan dengan air dan sabun,
lalu dikeringkan
3. Buka perekat dan pasangkan
4. Urin yang tertampung dituang
hati-hati ke dalam pot urin steril
Ketidaksesuaian kultur urin yang didapatkan:

- Pengambilan kultur sesudah terapi AB


false negatif
- Jam pengambilan tidak dicantumkan urin
segar? Pengiriman tidak segera?
kontaminasi, salah interpretasi
- Urin bayi tidak memakai urin bag
PENGAMBILAN SPESIMEN CAIRAN TUBUH

 Tidak mungkin diambil ulang, lalu??


 Benar wadah :
penampung steril, spuit steril
 Perlu identitas pasien, tgl &jam pengambilan
 Pengiriman :
Segera, jika diperlukan analisis cairan tubuh
harus dikirim dw 30’ sejak pengambilan
karena sel akan rusak
 Ketidaksesuaian sampel yang didapatkan:

- Wadah seadanya (botol tidak steril)


 kontaminasi
- label tidak lengkap(tanpa asal ruangan)
 sampel tertukar, dikembalikan kemana?
- Tidak ada keterangan jam pengambilan
validitas hasil?
PENGAMBILAN SPESIMEN PUS/SWAB

 Diambil dari dasar luka, bukan pusnya


 Dalam media transpor/ tabung steril
 Dikirim ke lab dlm waktu < 1 jam sejak
pengambilan
 Abses: jarum/spuit steril  lab
 Diberi label.
Dicantumkan lokasi/asal bahan
Bahan pus luka, IDO, decubitus
 Peralatan :
kapas alkohol 70 %, 1 psg (= 2 bh) lidi kapas steril
terbungkus ( 1 utk slide pewarnaan Gram,
1 lagi utk swab luka), media transport Stuart

 Bersihkan bagian luar/sekitar luka dgn antisepsis


(alkohol, povidone iodine), hati2 antiseptik jgn
sampai masuk kedalam luka

 Bagian dalam luka dibersihkan dengan NaCl steril.


 Gunakan 2 lidi kapas steril, buka bungkus
hati2 spy tetap steril, masukkan keduanya ke
dasar luka

 Salah 1 lidi kapas dioleskan pada slide yang


disediakan utk pewarnaan Gram

 Lidi kapas yang lain dimasukkan ke dalam


media transport Stuart untuk kultur
Ketidaksesuaian sampel yang didapatkan:

-Umumnya belum mencantumkan lokasi/ asal


bahan pus atau sekret yang diambil
→ sulit interpretasi & pola kuman

- Pus banyak tapi tidak dari dasar luka debris,


leukosit false negatif

- Pasca wound dressing dengan betadine?


PENGAMBILAN SAMPEL BIAKAN SPUTUM
Wadah : steril, bertutup & bermulut lebar
Waktu, terbaik : pagi hari
- pasien berkumur dulu dengan air matang
- tdk dianjurkan potongan slang ETTrancu
kuman kontaminan, gunakan mucous extractor
- Jumlah sampel adekuat.
Spesimen Sputum
Kriteria sputum baik:

1. Makroskopis:
mukoid, purulen atau
bercampur darah
2. Mikroskopis:
epitel<10 dan PMN
>25 dengan
pembesaran 10x10
Di laboratorium :
 Penilaian kelayakan sputum menilai  epitel
&  leukosit secara mikroskopis (Kriteria
Bartlett) untuk bedakan sputum/ludah

Note:
 Sputum: deteksi infeksi saluran napas bawah
 Apus tenggorok tidak bisa menggantikan
sputum deteksi infeksi saluran napas atas
Ketidaksesuaian sampel yang didapatkan:

 Sputum terkontaminasi ludah  tidak


berkumur ?  perlu ulang/ sampel baru

 Potongan ETT  rawan terkontaminasi

 Jumlah minim sekali/kering, tidak dapat


diperiksa
PEMERIKSAAN ANAEROB

Kriteria spesimen yang baik untuk pemeriksaan


kuman anaerob
- Spesimen yang baik diambil secara tepat
(aspirasi/ biopsi jaringan, swab?)
- Tidak tercemar oleh mikroba yang tak
diinginkan
- Terhindar dari kontak dengan udara
- Menggunakan media transport anaerob
(bila perlu)
PERMASALAHAN UMUM PENGAMBILAN SAMPEL

 Sampling, pelabelan tidak prosedural, data tidak


lengkap
 Sampel salah (ETT), jumlah kurang  kering
 Swab luka : a. Pus bukan dari dasar luka &
 tumpah karena terlalu banyak
b. Membuat preparat Gram salah
 Darah kultur Bactec  Pemberian label di
barcode (menyulitkan pembacaan barcode di alat)
 Sampel urin  sebaiknya disertai urinalisis
Pengumpulan Spesimen
 Sangat penting - salah pengumpulan – salah
hasil, akhirnya pelaporan yang salah.
 Tidak membantu dalam diagnostik,
penanganan pasien, dapat berbahaya.
 Pengambilan spesimen yang benar harus
memperhatikan syarat pengambilan
 Spesimen yang tidak memenuhi syarat
sebenarnya harus ditolak karena akan
mengacaukan/mempengaruhi hasil biakan

Anda mungkin juga menyukai