Laporan Kasus Sriw
Laporan Kasus Sriw
Laporan Kasus Sriw
KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN Juli, 2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Oleh :
Pembimbing :
dr. A. Amal Alamsyah, M.Si, Sp. KK
2
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Makassar.
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan laporan kasus ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda
Besar Nabi Muhammad SAW.
Laporan Kasus berjudul “Tinea Unguium (Onikomikosis)” ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
mendalam kepada dr. A. Amal Alamsyah, M.Si, Sp.KK selaku pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing,
memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga
selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini belum sempurna
adanya dan memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan kasus ini dapat memberi manfaat
kepada semua orang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
A. RESUME ........................................................................................ 3
D. DIAGNOSIS .................................................................................... 6
E. PENATALAKSANAAN ................................................................ 6
F. PROGNOSIS .................................................................................. 7
LAMPIRAN ......................................................................................................... 18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
digunakan untuk mencakup semua infeksi jamur pada kuku dan termasuk yang
menyumbang sebagian besar kasus tinea unguium, namun banyak jamur yang
Tinea unguium adalah infeksi yang umum terjadi pada populasi. Sebuah
penyakit ini mungkin disebabkan oleh sepatu ketat, meningkatnya jumlah individu
yan diberi immunosupresi, dan penggunaan tempat mandi umum. Tinea unguium
subungual distalis, bentuk ini mulai dari tepi distal atau distolateral kuku. Proses
ini menjalar ke proksimal dan di bawah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh. 2)
1
mentagrophytes sebagai penyebabnya. 3) Bentuk subungual proksimalis, bentuk
ini mulai dari pangkal kuku bagian proksimal terutama menyerang kuku dan
membentuk gambaran klinis yang khas, yaitu terlihat kuku dibagian distal masih
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Resume
Seorang pasien laki-laki usia 37 tahun datang ke poli Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dengan keluhan gatal
pada kedua kuku-kuku tangan dan kaki sejak 1 tahun yang lalu. Selain gatal,
pasien juga mengeluhkan nyeri dan perih pada kukunya. Menurut keluarga,
mula-mula yang timbul bercak putih pada bagian ujung kuku tangan, lalu
semakin meluas ke bagian pangkal kuku hingga ke kedua tepi kuku. Lama-
pecah. Menurut informasi yang didapatkan dari keluarga, pasien sangat sering
bermain air di rumahnya dalam waktu yang lama dan apabila ia dilarang oleh
dengan air liur agar tetap basah. Pasien pernah mendapatkan pengobatan
berupa salep yang diberikan oleh dokter kulit dan hasilnya mulai membaik
tapi kambuh lagi karena kebiasaan pasien yang sering bermain air. Pada
kecoklatan, kerusakan kuku mulai dari ujung hingga pangkal kuku, sebagian
kuku terangkat ke atas disertai adanya selaput keputihan pada kuku. Saat ini,
pasien sedang dirawat di bagian jiwa RSKD Provinsi. Riwayat alergi tidak
tidak ada.
3
Status Presens
Pemeriksaan klinis
Kesadaran (composmentis/uncomposmentis)
B. Status Dermatologi
berwarna suram
4
Gambar 2. Tampak kuku kaki kiri yang berwarna kekuningan dan pecah-
pecah
Gambar 3. Tampak kuku kaki kanan yang berwarna kekuningan dan pecah-
pecah
5
Diagnosis Banding
1. Psoriasis
sistem saraf. Penyakit ini dapat menyerang kulit, kuku, mokosa, dan sendi
2. Liken planus
kulit, membran mukosa, rambut, kuku, sering dijumpai dan terasa gatal.
3. Derrmatitis kontak
C. Diagnosis
D. Penatalaksanaan
1. Terapi Topikal
Miconazol krim
6
2. Terapi Sistemik
F. Prognosis
7
BAB III
PEMBAHASAN
digunakan untuk mencakup semua infeksi jamur pada kuku dan termasuk yang
menyumbang sebagian besar kasus tinea unguium, namun banyak jamur yang
Tinea unguium adalah infeksi yang umum terjadi pada populasi. Sebuah
penyakit ini mungkin disebabkan oleh sepatu ketat, meningkatnya jumlah individu
yan diberi immunosupresi, dan peningkatan ruang ganti komunal. Tinea unguium
dengan penyakit jamur superfisial lainnya, yakni kelembaban yang tinggi, oklusi,
trauma berulang pada kuku, dan lingkungan kerja yang basah.1 Gaya hidup
8
Kasus yang didapatkan adalah seorang pasien laki-laki usia 37 tahun
datang ke poli Kulit dan Kelamin RSKD Provinsi dengan keluhan gatal pada
kedua kuku-kuku tangan dan kaki sejak 1 tahun yang lalu. Menurut informasi
yang didapatkan dari keluarga, pasien sangat sering bermain air di rumahnya
dalam waktu yang lama dan apabila ia dilarang oleh keluarganya untuk bermain
air, ia seriing mengisap kuku-kuku tangannya dengan air liur agar tetap
basah.Kebiasaan pasien sering bermain air dalam jangka waktu yang lama bisa
kelembaban yang tinggi dan lingkungan yang basah. Selain itu, kebiasaan pasien
kuku.
subungual distalis, bentuk ini mulai dari tepi distal atau distolateral kuku. Proses
ini menjalar ke proksimal dan di bawah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh.
Kalau proses berjalan terus-menerus, maka permukaan kuku bagian distal akan
hancur dan yang terlihat hanya kuku rapuh yang menyerupai kapur. 2) Leukonikia
di permukaan kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan adanya elemen jamur.
klinis yang khas, yaitu terlihat kuku dibagian distal masih utuh, sedangkan bagian
9
tempat lain yang sudah sembuh atau belum. Kuku kaki lebih sering diserang
distal dan hiponychium, dengan keterlibatan sekunder bagian kuku jari kaki. Hal
perkembangan infeksi lebih lanjut, ada kekuningan dan penebalan lempeng kuku
distal serta onikolisis, yang menyediakan lingkungan ideal untuk invasi proksimal
dan pertumbuhan dermatofit lebih lanjut. Akhirnya, seluruh kuku dan lempeng
atau badan kuku (nail plate) juga ikut terlibat (pola distrofi total).1
Hal ini sesuai dengan hasil alloanamnesis dan hasil inspeksi yang
dilakukan yaitu menurut keluarga, mula-mula yang timbul bercak putih pada
bagian ujung kuku tangan, lalu semakin meluas ke bagian pangkal kuku hingga
perubahan warna ke arah kuning kecokelatan, kerusakan kuku mulai dari ujung
hingga pangkal dan menyebar ke tepi, sebagian kuku terangkat ke atas disertai
dermatofitosis lainnya yaitiu berdasarkan atas temuan klinis dan dapat diperkuat
10
Hal ini sesuai dengan pemeriksaan mikroskopis yang telah dilakukan
untuk menunjang diagnosis tinea unguium dengan mengambil serutan kuku dan
diperiksa dengan larutan KOH 10% lalu diamati di bawah mikroskop, sehigga
adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang kuat dengan
manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem saraf. Penyakit ini
dapat menyerang kulit, kuku, mokosa, dan sendi tetapi tidak mengganggu rambut.
2) Liken planus ; Liken planus merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang
mengenai kulit, membran mukosa, rambut, kuku, sering dijumpai dan terasa gatal.
11
Penatalaksanaan tinea unguium mencakup obat oral, topikal, atau dengan
dan kedisiplinan pasien. Secara umum, obat anti mikotik oral lebih baik daripada
topikal, namun memiliki efek samping yang bersifat sistemik dan efek interaksi
obat yang lebih berbahaya. Terapi obat anti mikotik oral diantaranya dnegan
Dalam hal ini penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan teori yaitu
diberikan pada pasien adalah griseofulvin tab 500 mg 2x1 dan miconazole krim.
Untuk kasus tinea unguium yang melibatkan kuku tangan dapat diberi
terapi oral golongan anti mikotik Allylamine (Terbinafin) dalam dosis 250 mg per
dengan terbinafin selama 4 bulan tidak efektif bila dibandingkan dengan agen
dan flukonazol semuanya telah terbukti efektif. Selain itu, menurut Food and Drug
oral yang paling sering diresepkan pada kasus tinea unguium di USA.2
oral terbinafin. Ke-3 plasebo pada sebuah percobaan klinis, melaporkan adanya
12
bersifat berat, karena hasilnya dapat menyebabkan pengurangan intake makanan,
dengan resiko interaksi obat, yaitu obat-obat yang dimetabolisme oleh enzim
spesifik sitokrom P450 (CYP) yang dihambat oleh terbinafin. Obat-obat tersebut
meningkat dan ergosterol yang penting untuk membran sel jamur berkurang.
selama 1 minggu setiap bulan, selama 2 bulan untuk merawat kuku tangan dan 3 –
4 bulan untuk kuku kaki.Flukonazol, pada dosis 150 – 300 mg seminggu sekali
bertahan pada stratum korneum selama 3 – 4 minggu. Obat ini mampu bertahan di
13
kuku selama 6 – 9 bulan sehingga digunakan sebagai terapi denyut.10FDA telah
dengan masalah hati yang serius yang dapat menyebabkan kegagalan hati,
kebutuhan untuk transplantasi, dan resiko kematian. Ada resiko kecil tapi nyata
itu, perlu direkomendasikan tes fungsi hati untuk pasien yang menerima
untuk rejimen terapi denyut jika pasien memiliki riwayat penyakit hati, memiliki
Edukasi yang dapat diberikan pada pasien tinea unguium tersebut yaitu:
14
BAB IV
KESIMPULAN
digunakan untuk mencakup semua infeksi jamur pada kuku dan termasuk yang
menyumbang sebagian besar kasus tinea unguium, namun banyak jamur yang
subungual distalis, bentuk ini mulai dari tepi distal atau distolateral kuku. Proses
ini menjalar ke proksimal dan di bawah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh.
Kalau proses berjalan terus-menerus, maka permukaan kuku bagian distal akan
hancur dan yang terlihat hanya kuku rapuh yang menyerupai kapur. 2) Leukonikia
di permukaan kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan adanya elemen jamur.
klinis yang khas, yaitu terlihat kuku dibagian distal masih utuh, sedangkan bagian
15
tempat lain yang sudah sembuh atau belum. Kuku kaki lebih sering diserang
dan kedisiplinan pasien. Secara umum, obat anti mikotik oral lebih baik daripada
topikal, namun memiliki efek samping yang bersifat sistemik dan efek interaksi
obat yang lebih berbahaya. Terapi obat anti mikotik oral diantaranya dengan
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Berker DD, Higgins CA, Jahoda C, Christiano AM. Biology of Hair and
Nails. In:Bolognia JL, Jorizzo JL, Schaffer JV, et al (eds). Dermatology.
United States: Elsevier, 2012; 1(3):1075-262 p
2. James WD, Berger TG, Elston DM (eds). In: Andrew’s Diseases of the
Skin Clinical Dermatology. United States: Elsevier, 2011; (11):287-97 p
3. Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, et.al
(eds). In: Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. United States:
The McGraw-Hill Companies, 2011; 2(7):1817-18 p
10. Sujana KY, Darmada IGK, Rusyati LMM. Terapi Denyut Itrakonazol pada
Kasus Tinea Unguium. Jurnal FK Udayana. 2016.hal:1- 5
17
LAMPIRAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. IH
Umur : 37 tahun
B. ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki usia 37 tahun datang ke poli Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dengan keluhan gatal
pada kedua kuku-kuku tangan dan kaki sejak 1 tahun yang lalu. Selain gatal,
pasien juga mengeluhkan nyeri dan perih pada kukunya. Menurut keluarga,
mula-mula yang timbul bercak putih pada bagian ujung kuku tangan, lalu
semakin meluas ke bagian pangkal kuku hingga ke kedua tepi kuku. Lama-
pecah. Menurut informasi yang didapatkan dari keluarga, pasien sangat sering
bermain air di rumahnya dalam waktu yang lama dan apabila ia dilarang oleh
dengan air liur agar tetap basah. Pasien pernah mendapatkan pengobatan
berupa salep yang diberikan oleh dokter kulit dan hasilnya mulai membaik
18
tapi kambuh lagi karena kebiasaan pasien yang sering bermain air. Pada
kecoklatan, kerusakan kuku mulai dari ujung hingga pangkal kuku, sebagian
kuku terangkat ke atas disertai adanya selaput keputihan pada kuku. Saat ini,
pasien sedang dirawat di bagian jiwa RSKD Provinsi. Riwayat alergi tidak
tidak ada.
C. PEMERIKSAAN FISIS
1. Status Pasien
Keadaan Umum
Sakit : Moderat
Kesadaran : Composmentis
Gizi : Baik
Tanda Vital
Kepala
19
Jantung : Dalam Batas Normal
2. Status Dermatologi
3. Anjuran Pemeriksaan
didapatkan hasil pemeriksaan KOH (+) dengan ditemukan adanya hifa dan
spora.
20
21