LP Hamil
LP Hamil
LP Hamil
S
DI BPM ELI SURYANTI A.Md.Keb RUMBIA, LAMPUNG TENGAH
Disusun Oleh:
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermazoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). (Sarwono
Prawirohardjo, 2010)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (sarwono prawirohardjo, 2006)
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang
diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah.
Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah
selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. (Sarwono Prawirohardjo, 2006).
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, kemungkinan + 15-20 % merupakan
kehamilan yang patologis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil NY“S”
G3 P1 A1 Umur Kehamilan 29 Minggu di BPM Eli Suryanti A.Md.Keb tahun
2018 dengan pendekatan manajemen varney dan dokumentasi secara SOAP.
2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan anamnesa dengan menggunakan komunikasi yang baik
dan benar kepada ibu hamil, serta menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti.
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara
lengkap dengan benar dan tepat pada ibu hamil.
3. Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau informasi yang telah
diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan
3. Mampu membuat suatu perencanaan tindakan berdasarkan analisa yang telah
ditentukan.
4. Mampu melakukan evaluasi dari prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
5. Mampu membuat pendokumentsian menggunakan metode SOAP.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Kehamilan
Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini tidak sesuai
dengan yang diinginkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting
untuk memperhatikan ibu dan kehamilannya.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89).
C. Tanda-tanda Kehamilan
1. Tanda Tidak Pasti Kehamilan (Presumtif)
Tanda presumtif adalah perubahan fisiologi pada perempuan yang
mengindikasikan bahwa ia telah hamil. Tanda-tanda tidak pasti adalah sebagai
berikut:
a. Amenore
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) agar
dapat ditaksir umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)
Cara penghitungan menggunakan rumur Naegele :
Hari + 7, bulan – 3 dan tahun + 1
b. Morning Sickness
Dapat disebut juga dengan mual muntah. Mual dan muntah diperberat
dengan bau makanan yang terlalu menusuk dan emosi ibu yang sedang tidak
stabil. Nausea terjadi pada bulan pertama kehamilan kadang disertai emesis
50 % pada wanita hamil mengalami nausea dan vomitus antara 4-14 mg
setelah pembuahan, karena meningkatnya jumlah HCG dan estrogen dalam
darah
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan trimester pertama.
d. Mastodinia
Sejak 3-4 mg kehamilan peyudara tegang dan membesar, karena estrogen
dan progesteron merangsang duktuli dan alveoli di mamae, glandula
montogmery tampak lebih besar.
e. Sering kencing
Frekwensi BAK meningkat antara kehamilan 8-14 mg. Hal ini karena
meningkatnya volume darah, meningkatnya aliran darah ke ginjal dan
filtrasi glumerolus dan meningkatnya produksi urine, kadang kencing,
tertekan uterus yang membesar. Pada TM II menghilang, pada TM III,
timbul lagi karena janin mulai masuk ruang panggul dan menekan kandung
kencing.
f. Quickening
Wanita hamil merasakan gerakan janin pertama kali. Pada multigravida
sejak kehamilan 16 mg, pada primigravida sejak 18-20 minggu.
h. Pingsan
Ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai
dan padat pada bulan-bulan awal kehamilan karena ia bisa saja pingsan. Tapi
sering pingsan akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
i. Lelah (Fatigue)
Dengan meningkatnya aktivitas metabolik produk kehamilan (janin) sesuai
dengan berlanjutnya usia kehamilan, makan rasa lelah yang terjadi selama
trimester awal kehamilan akan berangsur-angsur menghilang dan kondisi ibu
akan menjadi lebih segar.
2. Tanda Kemungkinan Hamil
a. Hiperpigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan > 12 minggu pada pipi, hidung dan dahi disebut
cloasma gravidarum. Linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam disebabkan oleh hormon kortiko steroid placenta yang merangsang
melanofor dan kulit
2. Tanda chadwicks
Sejak hamil 8 minggu warna merah kebiru-biruan pada membran
mukosa serviks, vagina dan vulva
3. Tanda goodells
Melunaknya serviks, pada wanita tidak hamil konsistensi seperti hidung,
pada wanita hamil seperti bibir.
4. Tanda piskacek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan
pembesaran tersebut.
6. Teraba Ballotement
Ballotement dapat dideteksi pada usia kehamilan 16 hingga 20 minggu,
ketika jumlah air ketuban lebih besar jika dibandingkan dengan besar
janin, sehingga jika segmen bawah uterus atau serviks didorong akan
terasa pantulan dari ketuban dan isinya.
7. HCG (+)
a) Urin wanita pertama kali bangun tidur pagi cara khas yang dipakai
b) Untuk menentukan adanya HCG adalah dengan tes kehamilan
tertentu.
c) Urin pagi hari dapat membantu membuat diagnosis kehamilan
sedini-dininya.
8. Suhu Basal
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2°C - 38°C
adalah salah satu tanda kehamilan. Gejala ini sering dipakai dalam
pemeriksaan kemandulan.
Interval Lama
%
Antigen (Selang waktu Perlindung
Perlindungan
minimal) an
Saat memasuki usia kehamilan ini sang calon ibu mulai dipicu rasa cemas, takut dan
bahagia karena akan menyambut si buah hati yang sudah dikandungnya hamper
Sembilan bulan. Selain itu juga rasa ketidaknyamanan yang di alaminya dari awal ia
hamil yaitu pada semester I hingga III terus berlanjut.
Pada ibu hamil, gangguan tidur umumnya terjadi pada trimester I dan trimester
III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing ,
gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang mengganggu gerak
ibu.
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
6. Hemorrhoids
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III hal ini sering
terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena
didaerah anus juga membesa. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena
di rectum ( bagian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan
pecahnya hemorid sehingga menimbulkan perdarahan. Untuk menghindari
pecahnya pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat,
banyak minum, buah dan sayuran. Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang
berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Pada kehamilan
progestron menyebabkan relaksasi dindiong vena dan usus besa.
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena
hemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan kongesti
pada vena pelvic.
Cara meringankan/mencegah :
a. Menghindari konstipasi
b. Menghindari ketegangan selama defekasi
c. Mandi air hangat/ kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan
kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi
d. Kompres es/ garam Epsom
e. Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot perineal
f. Istirahat di tempat tidur dengan panggul di turunkan dan dinaikan
B. Solusio Plasenta
1. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.
Definisi ini berlaku dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat
janin diatas 500 gram. Istilah solusio plasenta juga dikenal dengan istilah dengan
istilah abruption plasenta atau separasi premature dari plasenta. Placenta dapat
lepas seluruhnya yang disebut solusio plasenta totalis atau terlepas sebagian
yang diebut solusio plasenta parsialis atau terlepas hanya pada sebagian kecil
pinggir plasenta yang sering disebut rupture sinus marginalis.
2. Penyebab
Penyebab solusio plasenta belum diketahui. Keadaan berikut merupakan faktor
predisposisi/ pemicu timbulnya solusio plasenta, yaitu :
a. Terdapat efusi darah di belakang plasenta, tetapi tepinya masih tetap
melekat
b. Tali pusat pendek
c. Darah memperoleh akses kerongga amnion setelah menembus membrane
d. Takanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
e. Usia lanjut
f. Multiparitas
g. Kepala janin memenuhi segmen bawah uterus sehingga darah tidak dapat
lewat
3. Tanda dan gejala solusio plasenta berat :
a. Sakit perut bagian atas dan terasa mulas terus menerus
b. Nyeri tekan pada uterus
c. Uterus teraba tegang dan bagian janin tidak teraba
d. Perdarahan pervaginam
e. Syok
f. Bunyi jantung janin tidak terdengar lagi
g. Air ketuban mungkin telah berwarna kemerah – merahan karena bercampur
darah
4. Penatalaksanaan
Tergantung dari berat ringannya kasus. Pada solusio plasenta ringan dilakukan
istirahat, pemberian sedative lalu tentukan apakah gejala semakin progresif atau
akan berhenti. Selama perawatan dilakukan pemeriksaan Hb, fibrinogen,
hematokrit dan trombosit.
Pada solusio plasenta sedang dan berat maka penanganan bertujuan untuk
mengatasi renjatan, memperbaiki anemia, menghentikan perdarahan dan mengosongkan
uterus secepat mungkin. Penatalaksanaanya meliputi:
a. Pemberian transfuse darah
b. Pemecahan ketuban (amniotomi)
c. Pemberian infuse oksitosin
d. Kalau perlu dilakukan section sesarea
Bila diagnose solusio plasenta secara klinis sudah dapat ditegakan, berarti
perdarahan yang terjadi minimal 1000 cc sehingga transfuse darah harus diberikan
minimal 1000 cc. ketuban segera dipecahkan dengan maksud untuk mengurangi
regangan dinding uterus dan untuk mempercepat persalinan diberikan infuse oksitosin 5
UI dalam 500 cc dekstrose 5%.
Seksio sesar dilakukan bila:
a. Persalinan tidak selesai atau diharapkan tidak selesai dalam 6 jam
b. Perdarahan banyak
c. Pembukaan tidak ada atau kurang 4 cm
d. Panggul sempit
e. Letak lintang
f. Preeclampsia berat
C. Prematur Ruptured of Membranes (PROM)
Prematur ruptured of membranes adalah pecahnya membran ketuban janin
secara spontan sebelum usia 37 minggu atau sebelum persalinan dimulai. (american
collage of obsttricans and gynecologist, 2007).
Rupture ini disebabkan oleh berbagai hal, tetapi banyak yang pecaya bahwa infeksi
intrauterin adalah faktor predisposisi utama. (gomez, dkk., 1997;Mercer 2003)
Dalam obstretrik pecahnya ketuban saat usia kehamilan aterm merupakan proses
yang normal sebagai tanda persalinan akan dimulai. PROM yang terjadi pada usia
kehamilan <37 minggu biasa disebut sebagai preterm premature rupture of
membrane.
Komplikasi PPROM 10% terjadi pada seluruh ibu hamil dan 2-4% terjadi pada
kehamilan belum cukup bulan. Insiden terjadinya PPROM dilaporkan menurut
literature rata-rata 3-18,5%. Ketika selaput ketuban pecah antara usia kehamilan 28-
34 minggu, 50% pasien mengalami proses persalinan dalam waktu 24 jam dan 80-
90% melahirkan pada cukup bulan. Dan jika ketuban pecah sebelum usia kehamilan
26 minggu, sekitar 50% pasien melahirkan pada minggu tersebut.
Persalinan prematur biasanya terjadi karena infeksi intrauteri, hambatan
pertumbuhan janin, plasenta previa, diabetes ibu, faktor lingkungan, hipertensi ibu.
E. Hipertensi
Keadaan esensial adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimana
biasanyatidak ada penyebab yang nyata. Kadang – kadang keadaan ini
dihubungkan dengan penyakit ginjal, penyempitan aorta, dan keadaan ini lebih
sering muncul pada saat kehamilan.
Wanita hamil dikatakan menderita hipertensi esensial jika tekanan darah pada
awal kehamilannya mencapai 140/ 90 mmHg. Yang membedakannya dengan
preeclampsia yaitu faktor – faktor hpertensi esensial muncul pada awal
kehamilan, jauh sebelum terjadi preeklamsi, serta tidak terjadi oedema dan
proteinuria. Selama trimester ii kehamilan, tekanan darah turun dibawah batas
normal, selanjutnya meningkat lagi sampai ke nilai awal atau kadang – kadang
lebih tinggi.
a. Penatalaksanaan
Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat pengawasan yang ketat dan
harus dikonsultasikan pada dokter untuk proses persalinannya. Selama tekanan
darah ibu tidak meningkat sampai 150/ 90 mmHg berarti pertanda baik. Dia
dapat hamil dan bersalin normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk lebih banyak
istirahat dan menghindari paningkatan berat badan terlalu banyak. Kesejahteraan
janin dipantau ketat untuk mendeteksi adanya retardasi pertumbuhan. Kehamilan
tidak dibolehkan melewati aterm karena kehamilan postterm meningkatkan
resiko terjadinya insufisiensi plasenta janin. Jika perlu dapat dilakukan induksi
apabila tekanan darah maningkat atau terdapat tanda – tanda Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR).
Merupakan pertanda kurang baik jika tekanan darah sangat tinggi. Jika
ditemukan tekanan darah 160/ 100 mmHg, harus dirawat dokter di rumah sakit.
Obat – obat antihipertensi dan sedatif boleh diberikan untuk mengontrol tekanan
darah. Anamnesa juga diperlukan untuk mengeluarkan ibu dari preekalmsia.
Keadaan ibu mungkin berkembang menjadi preeklamsia atau mengalami
abrupsio plasenta dan kadang – kadang gagal ginjal merupakan komplikasi. Jika
tekanan darah sangat tinggi, 200/ 120 mmHg atau lebih, mungkin terjadi
perdarahan otak atau gagal jantung.
Janin juga beresiko, karena kurangnya sirkulasi plasenta, yang dapat
menyebabkan kejadian Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan hipoksia.
Jika tekanan darah tidak dapat dikendalikan atau terdapat tanda – tanda IUGR
atau hipoksia, dokter dapat menghindari resiko yang serius dengan mempercepat
persalinan. Hal ini dapat dilakukan dengan menginduksi persalinan, atau jika
keadaan berbahaya atau lebih akut, atau meningkat pada awal persalinan,
persalinan dapat dilakukan dengan cara section caesarea.
S : SUBYEKTIF
A. Indentitas / Biodata
Nama Pasien / Klien: Ny. S Nama Suami : Tn. S
Umur : 33 tahun Umur : 34 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RB 3 Alamat : RB 3
b. Diet/makan
Makan sehari-hari
Sebelum hamil : ibu makan satu porsi nasi,lauk-pauk 3 kali/hari
Setelah hamil : ibu makan satu porsi nasi,lauk-pauk 3 kali/hari
Minum sehari-hari:
Sebelum hamil : 6-7 gelas/hari
Setelah hamil : 8-9 gelas/hari
c. Pola eliminasi
BAB
Sebelum hamil : 1 kali/hari
Setelah hamil : 1 kali/hari
BAK
Sebelum hamil : 5-6 kali/hari
Setelah hamil : 8-9 kali/hari
d. Aktivitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur :
Malam : 8-9 jam/hari
siang : 1-2 jam/hari
Pekerjaan : IRT
e. Imunisasi : TT 1 : Sudah
TT 2 : Sudah
TT 3 : Sudah
TT 4 : -
f. Kontrasepsi yang digunakan : ibu mengatakan menggunakan alat
kontrasepsi KB suntik 3 bulan
- Senam hamil
- Breast care
b. Riwayat Sosial
- Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : Ya
- Respon terhadap kehamilan : Ibu dan keluarga senang dengan
kehamilannya
- Status Perkawinan : SAH
- Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas
Ibu mengatakan tidak ada kepercayaan
d. Rencana Kelahiran
Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan
ibu mengatakan ia ingin bersalin ditolong oleh bidan
e. Rencana persalinan bila terjadi komplikasi
1) Tempat rujukan yang dituju jika terjadi komplikasi : Dokter
2) Persiapan transportasi : ada
3) Persiapan penyediaan donor darah : ada
4) Identifikasi pengambil keputusan kedua : suami
O: OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Tinggi Badan : 153 cm Berat Badan : 60 kg
Tekanan Darah : 123/80 mmHg Pernafasan : 20 x/m
Nadi : 88x/m Suhu Tubuh : 36,50C
Lila : 25 cm
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
1) Mata :
- Kelopak mata : simetris kanan dan kiri
- Konjungtiva : merah muda
- Sklera : tidak ikterik
2) Hidung
Bentuk : Simetris
Keadaan : Bersih
Fungsi : Baik
4) Kelenjar thyroid :
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
8) Extermitas
Atas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada
oedema, keadaan bersih.
a. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari atas pusat, teraba bagian
lunak, bulat dan tidak melenting (bokong)
Mc.donald : 28 cm
Tafsiran Berat Janin : (28-12) x 155: 2480 gram
1. Leopold II : pada kiri perut ibu teraba bagian-bagian
kecil (ekstremitas), pada bagian kanan perut ibu teraba
bagian rata, keras dan memanjang seperti papan
(punggung)
2. Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba satu
bagian bulat, keras dan melenting (kepala)
3. Leopold IV : tidak dilakukan (kepala belum masuk
PAP)
b. Auskultasi
a. DJJ terdengar jelas dibawah pusat sebelah kanan
Frekuensi : 140 x/menit teratur
3. Pemeriksaan Laboraturium:
Hemoglobin (Hb) : 11gr%
Protein Urine : -
Glukosa Urine : -
HIV :-
A: ANALISA DATA
Diagnosa : G3P1A1, usia kehamilan 29 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine, presentasi kepala, saat ini kondisi ibu dan janin baik.
DS : Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga, pernah mengalami keguguran
satu kali dan saat ini tidak ada keluhan yang dirasakan.
DO : Tanda-tanda vital
TD: 123/80 mmHg RR: 20x/menit Lila: 25 cm
TB: 153 cm N: 88x/menit DJJ: 135x/menit
BB: 60 kg S: 36,50C TBJ: 2480 gram
Masalah : Tidak ada
P: PELAKSANAAN
Tanggal 04 Maret 2018, Pukul 17.00 WIB
1. Melakukan pemeriksaan dan memberitahu ibu bahwa kondisi dan janinnya dalam
keadaan normal
Hasil: TD : 123/80 mmHg, RR : 20x/menit, Nadi : 88x/menit, Suhu : 36,5gr% ,
DJJ : 135x/menit, TBJ : 2480 gram, Lila: 25cm TP : 02 Desember 2017.
Rasional: Penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan sangat penting
agar ibu dapat mengetahui perkembangan kehamilannya
Evaluasi: (ibu mengerti dan mengetahui kondisi dan janinnya saat ini)
2. Memberitahu ibu untuk tetap melakukan breast care dirumah
Rasional: supaya merangsang cepatnya pengeluaran ASI
Evaluasi: (ibu mengerti dan akan melakukannya dirumah)
3. Memberitahu ibu untuk mengonsumsi makanan yang dapat memperlancar
pengeluaran ASI seperti (bayam, katu, labu, jagung, serta makanan yang
mengandung tinggi protein seperti ikan, daging, telur dan meminum air mineral
serta susu)
Rasional: karena ibu hamil harus mengetahui makanan yang bergizi untuk
pemenuhan nutrisi dan memperlancar pengeluaran ASI
Evaluasi: (ibu mengerti dan akan mengonsumsinya dirumah)
4. Memberitahu ibu untuk tetap mengonsumsi tablet Fe dan vitamin 1 kali/hari,
diminum sebelum tidur yang berguna mencegah terjadinya mual
Rasional: dengan memberikan tablet fe dan vitamin akan menghindari ibu dari
anemia (kekurangan darah) serta dapat menjaga stamina ibu
Evaluasi: (ibu mengerti dan akan meminumnya dirumah)
5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, sakit
kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan ektremitas, gerakan janin
tidak terasa dan nyeri ulu hati.
Rasional: agar jika terjadi salah satu tanda bahaya tersebut, ibu bisa langsung
memeriksakan dirinya
Evaluasi: (ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan)
6. Memberitahu ibu untuk tidak melakukan aktifitas fisik berlebihan
Rasional: agar ibu tidak kelelahan karena akan menyebabkan kontraksi
Evaluasi: (ibu mengerti dan tidak akan melakukan aktifitas fisik berlebihan)
7. Memberitahu ibu untuk tidak berdiri, berjalan dan jongkok terlalu lama
Rasional: karena bisa menyebabkan kaki bengkak, dan bisa menyebabkan
kelelahan pada ibu
Evaluasi: (ibu mengerti dan tidak akan melakukan hal tersebut)
8. Memberitahu ibu untuk tidak mengangkat benda-benda berat
Rasional: karena bisa menyebabkan nyeri punggung dan kelelahan serta resiko
terpeleset dan jatuh
Evaluasi: (ibu mengerti dan tidak akan melakukan hal tersebut)
9. Menganjurkan ibu untuk membaca dan memahami isi buku KIA (kesehatan ibu
dan anak)
Rasional: supaya pengetahuan ibu bertambah dan ibu memahami setiap isi dari
buku KIA tersebut
Evaluasi: (ibu mengerti dan bersedia membaca buku KIA tersebut)
10. Memberitahu dan menanyakan pada ibu mengenai persiapan persalinan
Rasional: untuk mengetahui apakah ibu sudah mempersiapkan untuk proses
persalinannya
Evaluasi: (ibu sudah mengerti dan sudah mempersiapkan mengenai persiapan
persalinan, ibu sudah menyiapkan dana persalinan, ibu berencana akan
melahirkan di bidan, ibu sudah menyiapkan pendonor darah, sudah menyiapkan
kendaraan)
11. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi pada tanggal
18 Maret 2018 atau jika ibu mengalami keluhan
Rasional: memantau perkembangan kehamilan ibu dan kondisi janinnya
Evaluasi: (ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang)
BAB IV
PENUTUP
A. Pembahasan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pengkajian data mengenai asuhan
kebidanan pada ibu hamil yaitu:
1. Berdasarkan data subjektif NY “S” datang ke BPM Eli Suryanti, A.Md.Keb untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan usia kehamilan 29 minggu.
2. Berdasarkan data objektif serta semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
keadaan umum NY “S” dalam batas normal.
3. Berdasarkan data subjektif dan data objektif dapat dirumuskan diagnosa NY “S”
G3P1 A1 Umur Kehamilan 29 minggu tidak memiliki keluhan
4. Dari analisa data tersebut dapat melaksanakan perencanan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan manajemen pelayanan kebidanan mengenai pada NY “S” G3P1A1
Umur Kehamilan 29 Minggu.
B. Saran
Diharapkan bagi pembaca khususnya kita sebagai Mahasiswa Kebidanan dapat
mengetahui dan memahami bagaimana cara pendokumentasiaan kebidanan pada ibu
hamil dan sebagai tolak ukur dalam praktek kebidanan selanjutnya menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Irianti Bayu dkk,.2013. Asuhan Kehamilan Bebasis Bukti. Bandung: SAGUNG SETO
Hani, ummi. dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA ( Japan International Cooperation
Agency)
http://lien-fea.blogspot.co.id/2014/09/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-normal.html
[06 Maret 2018]