Kel 1 - Prinsip Dan Nilai Akhlak Islami Tentang Hak Dan Kewajiban Mukmin Kepada Allah Dan Rasulnya
Kel 1 - Prinsip Dan Nilai Akhlak Islami Tentang Hak Dan Kewajiban Mukmin Kepada Allah Dan Rasulnya
Kel 1 - Prinsip Dan Nilai Akhlak Islami Tentang Hak Dan Kewajiban Mukmin Kepada Allah Dan Rasulnya
Disusun Oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Makalah ini yang berjudul “Prinsip Dan Nilai Akhlak Islami Tentang Hak
Dan Kewajiban Mukmin Kepada Allah Dan Rasulnya” bertujuan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Akhlak, selain dari itu juga
makalah ini bertujuan untuk menanbah wawasan dan nuansa berfikir para
pembaca terkait ilmu Akhlak khususnya dalam hal Hak dan Kewajibab kita
kepada Allah dan Rasulnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam segala bentuk baik itu dalam bentuk materi ataupun moril. Terutama kami
sangat berterima kasih sekali kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Akhlak,
yaitu Drs. H. Ade Hidayat, M.Ag yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat lebih berfikir kritis, logis, dan sistematis.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan-kesalahan, kami sadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karenanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan supaya kami dapat memperbaikinya dikemudian hari.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
C. Tujuan penulisan....................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
PENUTUP ........................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................................... 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran Islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan
individu, masyarakat, berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi tersebut
tentu terkait dengan pelaksanaan hak dan krwajibannya seseorang kepada Tuhan,
rasulNya, manusia dan lingkungannya. Khusus aktualisasi akhlak ( hak dan kewajiban )
seorang hamba kepada Tuhannya terlihat dari pengetahuan, sikap, prilaku dan gaya hidup
yang dipenuhi dengan kesadaran tauhid kepada Allah SWT, Hal itu bisa dibuktikan
dengan berbagai perbuatan amal shaleh, ketaqwaan, ketaatan dan ibadah kepada Allah
SWT secara ikhlas. Untuk itulah dalam menata kehidupan, diperlukan norma dan nilai,
diperlukan standard an ukuran untuk menentukan secara obyektif apakah perbuatan dan
tindakan yang dipilih itu baik atau tidak, benar atau salah, sehingga yang dilihat bukan
hanya kepentingan diri sendiri, melainkan juga kepentingan orang lain, kepentingan
bersama, kepentingan umat anusia secara keseluruhan. Dan untuk itulah setiap individu
dituntut memiliki komitmen moral, yaitu spiritual pada norma kebajikan dan kebaikan.
Perihal panutan Akhlak, Sebenarnya, setiap orang dapat menemukan pada diri
Nabi Muhammad saw. suatu keteladanan luhur yang akan mengantar mereka memperoleh
rahmat Ilahi serta kebahagiaan ukhrawi. Siapa pun dia, baik seorang ayah, suami, anak,
negarawan, pemimpin masyarakat maupun militer, semuanya dapat menimba kereladanan
dari sumber yang tidak pernah kering ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, penulis dapat mengambil
rumusan masalah, yaitu :
1. Apa definisi serta korelasi Rukun Islam dan Prinsip Akhlak?
2. Seperti apa itu Nilai Akhlak Islami ?
3. Seperti apa Hak dan Kawajiban Mukmin terhadap Allah?
4. Seperti apa Hak dan Kawajiban Mukmin terhadap Rasul?
C. Tujuan penulisan
1. Dapat Mengetahui Apa definisi serta korelasi Rukun Islam dan Prinsip Akhlak
2. Dapat Mengetahui Seperti apa itu Nilai Akhlak Islami
3. Dapat Mengetahui Seperti apa Hak dan Kawajiban Mukmin terhadap Allah
4. Dapat Mengetahui Seperti apa Hak dan Kawajiban Mukmin terhadap Rasul
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
a. Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab alakhlaq yang merupakan
bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat (Hamzah Ya’qub, 1988: 11).
Sedangkan secara terminologis, akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang mendorong
ke arah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran. Inilah pendapat yang
dikemukakan oleh Ibnu Maskawaih.
Adapun ilmu akhlak oleh Dr. Ahmad Amin didefinisikan suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
sebagian manusia kepada sebagian lainnya.
Dari pengertian di atas jelaslah bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku manusia,
atau tepatnya nilai dari tingkah lakunya, yang bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya
bernilai buruk (tercela). Yang dinilai di sini adalah tingkah laku manusia dalam
berhubungan dengan Allah, atau dengan sesama makhluk hidup seperti mansusia, hewan
maupun tumbuhan, serta dalam berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda mati
yang juga merupakan makhluk Allah.
b. Rukun Islam
Rukun islam menurut bahasa arab yaitu arkan al-din atau arkan al-islam yang
memeiliki arti pilar agama. Sedangkan menurut istilah rukun islam adalah suatu tindakan
atau amalan yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang merupakan dasar atau
pondasi dari hidupnya. Bisa kita ibaratkan seperti bangunan , pondasi merupakan bagian
yang harus ada dan merupakan awal dari terbentuknya bangunan. Jika suatu bangunan
tidak memiliki pondasi maka banguna tersebut tidak akan dapat berdiri. Begitupun
seseorang yang mengaku islam atau yang akan masuk islam harus mengetahui dan
melakukan semua rukun islam.
Seperti yang tercantum dalam suatu hadist dari Abu abdurahman,Abdullah bin Al
khotob r.a.yang isinya bahwa Rosululloh SAW bersabda : islam dibangun diatas lima
perkara yaitu bersaksi bahwa tiada dzat yang disembah kecuali ALLAH SWT dan bahwa
6
nabi Muhammad adalah utusan-NYA,Menegakkan sholat ,menunaikan puasa,zakat,dan
haji .(HR.At-turmuzi dan Muslimu)
2. Korelasi
Rukun Islam sangat erat kaitannya dengan akhlak. Dua kalimat syahadat, shalat,
zakat, shaum dan haji tidak dapat dipisah-pisahkan dari prinsip nilai akhlak. Setiap rukun
itu harus berdampak positif pada perubahan perilaku dan gaya hidup seorang muslim.
a. Syahadat Dengan Prinsip Akhlak
Mengucapkan syahadat bukan sekedar formalitas untuk menjadi muslim, akan tetapi
lebih jauh dan dalam adalah sebagai bukti keyakinan yang kuat dan kejujuran yang
sempurna serta keikhlasan yang dalam untuk menerima islam sebagai system hidup.
Rasulullah SAW bersabda : “ Tidak ada seorang hamba yang mengucapkan laa ilaaha
illallah kemudian mati dengan komitmen padanya melainkan ia masuk syurga” (
HR.Bukhari).
Bila seorang muslim jujur dalam menerima syahadat ini, tidak akan terjadi
penolakan terhadap hukum-hukum yang Allah sudah tetapkan.
“Barangsiapa yang menghadap Allah dengan dua kalimat syahadat tanpa meragukan
sedikitpun maka ia masuk syurga”(HR.Ahmad).
Inilah bukti bahwa kemurnian Syahadat bagi seorang muslim akan terealisasi dari
Akhlaknya dan baginya pahala surga yg telah dijanjikan.
b. Sholat Dengan Prinsip Akhlak
Menegakkan shalat, berdampak pada mencegah kejahatan dan kemungkaran.
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah diri dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Q.S. Al-Ankabuut,29 :45)
Mengapa masih banyak orang sholat namun tidak mampu mencegah dirinya
berbuat maksiat pada Allah??? itu artinya, masih banyak kaum muslim yg tidak
memahami hakikat shalat. Kerapihan dan penghayatan makna shalat akan membawa
seseorang berakhlak mulia dan akan terjadi pula sebaliknya. Bila shalatnya tidak
dipahami dengan baik, maka tidak akan berpengaruh apapun pada kemuliaan akhlaknya.
Menjauhkan diri dari sifat buruk dan mensucikan diri dari semua perkataan serta amal
buruk adalah hakikat shalat.
7
c. Puasa Dengan Prinsip Akhlak
Puasa/Shaum di bulan ramadhan dapat mengendalikan diri dari nafsu syahwat
yang memiliki kecenderungan negatif. Ibadah shaum ini tidak dipandang hanya sebatas
larangan makan dan minum dalam rentang waktu tertentu, tapi merupakan tahapan
larangan bagi jiwa manusia mengendalikan syahwatnya yang cenderung negative.
“Bukanlah puasa itu hanya sekedar tidak makan dan minum. Puasa itu adalah
meninggalkan ucapan yang sia-sia dan kata-kata yang jorok. Jika seseorang mencacimu
atau berbuat jahil kepadamu katakana saja,”Aku sedang puasa’”. (HR. Ibnu Khuzaimah)
d. Zakat Dengan Prinsip Akhlak
Mengeluarkan zakat dapat menghilangkan penyakit pelit dan mengembangkan
semangat solidaritas. Zakat juga merupakan bentuk penanaman perasaan kasih dan
sayang. Fungsi zakat adalah penguat hubungan antar orang-orang yang saling mengenal,
serta penyatuan lintas strata masyarakat. Tujuan zakat tercantum dalam Al-Qur’an Al
Kariim :
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu mereka membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar dalgi Maha Mengetahui. (Q.S.
An-Nissa: 77)
e. Ibadah Haji Dengan Prinsip Akhlak
Menunaikan haji ke tanah suci sebagai pembentuk sikap totalitas kepada Allah,
karena dalam ibadah Haji, kita dituntut untuk berjihad harta, jihad fisik, jihad waktu dan
kepasrahan diri dalam melaksanakan ritual haji yang telah ditetapkan. Rukun Islam ke-5
ini adalah klimaks dari pelaksanaan rukun islam lainnya. Karena hakikat beribadah Haji
adalah bagaimana totalitas kita berserah diri untuk ibadah kepada Allah SWT. Allah SWT
berfirman :
8
B. Nilai - Nilai Akhlak Islami
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, yang artinya perbuatan,
tingkah laku, atau budi pekerti. Secara garis besarnya, akhlak terbagi menjadi dua
bagian, yaitu akhlak terhadap khaliq(Yang Menciptakan); dan akhlak terhadap makhluk
(yang diciptakan). Nilai-nilai tersebut dapat dibagi menjadi 4 macam, yakni:
Ada beberapa poin penting tentang nilai-nilai akhlak islam ini sendiri:
a. Mengerjakan haji
b. Bertobat dan memohon ampunan kepada nya
c. Mencintai Allah melebihi segala gala nya
d. Menjauhi majelis-majelis yang membantah kebenaran Allah
e. Jangan banyak bersumapah dengan nama Allah, karna jikalau kita tidak
bias menepati nya sama saja kita mempermainkan nama Allah
9
3. Tata tertib/nilai-nilai kesopanan
Itulah nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama islam begitu indah tutunannya dan akan
membawa kita kejalan yang benar bila kita mengamalkan nya.
Begitu pula, secara hakiki kita tak memiliki hak di hadapan Tuhan. Sebab
pada dasarnya ibadah yang diperintahkan Allah swt tak lain merupakan sarana
untuk menyempurnakan manusia. Secara fitrah setiap manusia menginginkan
kesempurnaan bagi dirinya, dan mengejar kesempurnaan itu sesuai dengan potensi
dan kemampuannya masing-masing. Dalam Islam, kesempurnaan manusia
terletak pada kedekatanya di sisi Allah swt, yakni ketakwaan, “Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa”.
1. Kewajiban Pertama Atas Umat Ini, Setelah Meyakini Kenabian Beliau Adalah
Mencintai Beliau, Cinta yang Benar-Benar Tumbuh dari Hati yang Suci
{ } أجمعين الناس و وولده والده من إليه أحب أكون حتى أحدكم يؤمن ال
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia mencintaiku melebihi
daripada cintanya kepada orang tua, anak, bahkan manusia seluruhnya”. (HR. Bukhari
bab Hubbur rasuul shallallahu ‘alaihi wa sallam minal iimaan)
2. Kewajiban yang Kedua adalah Meyakini Bahwa Tidak Ada Kebahagiaan dan Tidak
Ada Kebaikan, Melainkan Hanya Dengan Mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam
11
Semua jalan menuju Allah tertutup, kecuali jalan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sesungguhnya petunjuk bagi seorang mukmin tidak akan didapati, kecuali dengan
mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah azza wa jalla berfirman:
“Dan ikutilah dia (Rasulullah) agar kalian mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-A’raaf: 158)
3. Kewajiban yang Ketiga Adalah Bersegera Memenuhi Seruan Beliau, dan Langsung
Mentaati Perintahnya. Allah berfirman di dalam al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila dia
4. Kewajiban yang ke-empat Adalah Merasa Cukup Dengan Sunnah yang Telah
Diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Tanpa Menambahkan Sesuatu (yang
Tidak Diajarkan) ke Dalamnya
1. Hak untuk mengikuti dan mengamalkan sunnah dan ajarannya yang benar.
2. Hak mendapatkan pahala atas sunnah-sunnah nya.
3. Hak bertemu dengan Rasulullah SAW sebagai umatnya yang beriman, di akherat
nanti.
4. Hak mendapatkan kebenaran melalui Risalahnya.
5. Hak mendapatkan informasi mengenai yang Haq dan Bathil melalui Risalahnya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesadaran pertama, kesadaran kita sebagai hamba Allah Ta’ala yang kita
tampakkan dalam setiap aktifitas sehari-hari dalam bahasa agamanya disebut (إِظ َهاُر
)العُبُو ِديَّ ِةSebagai misal menampakkan kehambaan kepada Allah.
Banyak cara yang dapat dilakukan seorang hamba Allah untuk mendapatkan
haknya. Salah satu dengan berdoa. Namun yang Perlu digaris bawahi adalah, tidak jarang
manusia menginginkan haknya semata akan tetapi melalaikan kewajibannya sebagai
hamba Allah. Terkadang hanya berdoa saat dalam keadaan sulit saja. Padahal belum
tentu Allah akan mengabulkan doanya tersebut. Bisa jadi Allah menangguhkan ia hamba
tersebut dan mengganti denngan hal yang lain, semisal terselamatkan dari kecelakaan dan
lain sebagainya.
13
B. Saran
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang
disadari maupun tidak kami sadari. Oleh karena itu, untuk penyempurnaan pengerjaan
makalah di kemudian hari kami memohon kritik dan saran yang membangun atas
makalah kami ini. Agar kami dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari. Baik
dari segi materi, penulisan, maupun strukturnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Ali Anwar Yusuf, M. Si. 2003. Studi Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi
Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Website:
Bacaan Madani. Kewajiban Manusia Terhadap Allah Swt dan Rasulullah.
http://www.bacaanmadani.com/2017/09/kewajiban-manusia-terhadap-allah-swt.html.
Diakses pada tanggal 5 April 2018.
15