BTR
BTR
BTR
Jutrsan Biologi
Fekuttr* Matem*tika dan Ernu Pengetahuan AIam
Univercitas Negeri Mskassar
,013
DAFTAR ISI
4LGA...... ...._...1
Sbnktur Talus A19a........ .................2
Nutrisi .............7
Reproduksi .............. ....... 8
KlasifikasiAlga ............. 16
Referensi ......38
BRYOPHYTA (LUMUT) ...............39
Pergiliran Keturunan .....40
Klasifikasi .............. .-.....43
Manfaat Bryophyta .......48
PTERTDOPHYTA (PAKU-PAKUAN) ............50
Pergiliran Keturunan .....50
Klasifikasi .............. .......53
Manfaat ........61
Referensi ......02
l-''
asut^^ nukle-",{
prok-u ssl L"AS"[ ly
^
,ffi* oso^ un.otr,
q,9a z
AlcA (GANGGANG) 1)o b'u^;l,L'^ hr**.
l,r
(l)r
]t;
'r \,*
'tO rr rn
Gambar 12. Ulva lactuca suatu Gambar 13. Palmaria palmate suatu
bentuk talus parenkimatus talus pseudoparenkimatus
With copyright Taylor &
Francis Group)
Nutrisi
Umumnya alga merupakan organism autotroph yang dapat
melakukukan suatu fotosintesis (photoautotroph) yang menggunakan cahaya
matahari sebagai sumber energy dan COz sebagai sumber karbon untuk
menghasilkan pati dan ATP. Narnun banyak anggota dari divisi alga yang
mampu menggunakan organik karbon dari lingkunganya dengan menyerap
hngsung (osmotrophy) atau sebagai pemangsa (phagotrophy) dengan
memakan bakteri atau sel lainya. Di ketemukan juga ada golongan alga yang
tidak mempunyai kemampuan dalam mensintesis bahan essential seperti
vitamin kompieks 812 atau asam lemak sehingga bahan-bahan ini harus
mereka peroleh dari luar, sifat alga ini disebut sebagaisuatu auxotropik.
Alga memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber nutrisi yang
terbatas atau sebagai suatu mixotrophi yaitu kemampuan mengkombinasikan
sifat photo-autotroph dan heterotroph. Narnun, kemarnpuan ini masih relatif
rendah dibanding sifat phototrophy yang dimiliki oleh alga. Beberapa
mixotrophi umumnya menggunakan proses photosintetik dan hanya kadang-
kadang menggunakan organik sebagai sumber energi. Beberapa alga yang
se€ra phagotrophy, namun dapat
mixotroph memenuhi kebutuhan nutrisinya
juga menggunakan hasi! fotosintesis dari kloroplast. Pengikatan karbon
dalam fotosintetik serta pefggunaan senyawa-senyawa seperti nitrogen,
fospor, besi, serta faktor tumbuh (Vitamin, asam amino, dan asarn lemak)
dapat meningkatkan pertumbuhan, terutama dalam kondisi lingkungan yang
ekstrem dimana sumber makanan jadi terbatas. Sifat heterotrophy sangat
mendukung dalam memperoleh sumber kabon disaat cahaya sedikit
(terbatas), dan sebaliknya sifat autotrophy dapat rnempertahankan sel
selama periode ketersediaan makanan jadi sangat terbatas.
Berdasarkan strategi mendapatkan nutrisi diatas, alga dapat
diklasifikasikan dalam empat golongan:
1. Heterotroph obligat : Sifat dasar sebagai heterotroph, namun marnpu
mendukung kehidupanya dengan melakukan sifat phototroph bilamana
terjadi keterbatasan makanan yang mendukung pertumbuhan sifat
heterotrop hnya (Con toh: G y m nodi u m grac i I e ntum, d ivisi Dinophyta)
Phototrop obligat : Sifat dasar sebagai phototroph, namun dapat
mengambilan bahan suplemen pertumbuhan secara phagotroph dan
atau osmotroph saat terjadi keterbatasan cahaya (Contoh: Dinobryon
divergen s, d ivisi Heterokontophyta)
3. Mixotrophi Fakultatif : Golongan ini mampu tumbuh secara
phototroph dan heterotroph (Contoh: Fragilidium subglobosum, divisi
Dinophyta)
4. Mixotrophi Obligat : Sifat dasar sebagai phototroph, namun dengan
melakukan phagotroph dan atau osmotroph dapat memperoleh bahan
essentiat untuk tumbuh (Alga dengan sifat photoauxotroph
terkelompok dalam golong ini)
Reproduksi
Alga melakukan reproduksi baik secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi aseksual merupakan suatu cara bagi individu dalam melakukan
perbanyakan diri tanpa suatu penyatuan sitoplasma dan material genetik
serta tanpa suatu meiosis. Pefianyakan secara aseksual meliputi
pembelahan sel ,(binary fussion), zoospora, aplanospora, autospora,
pembentukan koloni, fragmentasi dan akinet (Gambar 14). Perbanyakan
aseksual merupakan reproduksi yang efisien dan cepat dalam meningkatkan
jumlah individu dengan mengeliminir variasi genetik.
Reproduksi seksual dilakukan dengan tahapan, penyatuan sitoplasma
(plasmogami) dan gamet (penyatuan sel haploid) yang selanjutnya diikuti
oleh suatu karyogami yang merupakan penyatuan inti sel membentuk sel
yang diploid. Tiap kromosom homolog dari sel haploid mempunyai kontribusi
ekspresi pada sel diploid yang dihasilkan dan sebagian akan diturunkan saat
meiosis terjadi. Proses seksual ini akan menghasilkan suatu rekombinan
genetik yang akan meningkatkan variasi atau keragaman, namun proses
reproduksi ini kadang kurang efisein karena gamet yang dihasilkan akan
banyak gagal bertemu (feftilization failed).
Reproduksi aseksual
Pembelahan biner
Cara reproduksi yang sederhana, dimana alga membelah dalam dua
bagian yang sama, tiap bagian individu mempunyai informasi hereditas yang
identik dengan induknya (Gambar 14a-c'1. Alga yang unisellular cara
pembelahannya dapat secara longitudinal sepertiyang ditemukan pada
Eugtena sp (Gambar 15) atau transfersal. Pola pertumbuhan populasi untuk
alga unisellular mengikuti pola kurva tumbuh yang tdrdiri dari fase lag
(persiapan), fase exponensial (log), fase stationer (statik), dan fase kematian.
Sedangkan, alga yang multisellular atau yang berkoloni hasil pembelahan
biner ini akan mengakibatkan suatu pertumbuhan individu.
Gambar 14. Cara reproduksi aseksual dari alga; (a-c) pembelahan biner,
(d) zoospore, (e) aplanospora, (f) autospora, (g) pembentukan koloni, (h)
fragmentasi, dan (i) akinet. (Graham & Wilcox, 2000)
l{.m.y
Pembentukan autokoloni
Model perbanyakan ini ditemukan pada bentuk soenobium/koloniyang
memasukifase reproduksi, yang mana tiap sel dalam koloni dapat
menghasilkan koloni baru yang sama. Pembelahan seltidak lagi
menghasilkan individu yang sellular tetapi merupakan suatu kelompok
multisellular, suatu kelompok koloniyang ukuran selnya berbeda dengan
induknya, namun dalam jumlah kandungan selnya adalah sama. Cara
perbanyakan ini ditemukan pada Volvox sp (Gambar 5) dan Pediastrum sp
(Gambar 6).
Fragmentasi
Alga yang multisellular dan non-soenobium, koloninya melakukan
perbanyakan individu lewat suatu fragmentasi yaitu terjadinya suatu
pelepasan (patahan) dari bagian filament tertentu menjadi dua atau beberapa
fragment yang mempunyai kapasitas membentuk individu yang baru (Gambar
14h).
10
5pm
1l} Fm
L7
Reproduksi Seksual
Gamet
Reproduksi seksual melibatkan gamet, yang secara rnorfologi ada
1ang sama atau sangat berbeda dengan sel vegetative tergantung dari
spesies alga. Namun, yang sangat membedakan adalah kandungan DNA-
rryta, gamet adalah haploid, sedangkan pada sel vegetative adalah diploid.
Beberapa type atau bentuk gamet dijumpai pada saat terjadi peleburan
(penyatuan) gamet. Peleburan dengan bentuk isogami di mana kedua gamet
merupakan motil (punya flagel) dan mempunyai bentuk yang serupa. Pada
saat bentuk kedua gamet berbeda maka dinamakan heterogami dengan dua
kernungkinan type, 1) Anisogami di mana kedua gamet motil tetapi satu
gamet lebih kecil (antan=sperm) dan yang satunya besar (betina=telur) dan
2) oogami dimana salah satu gametnya motil dan berukuran kecil fiantan)
dan gamet betina nonmotil serta lebih besar (Gambar 17\.
lsogami
+ Anisogami
(heterogami)
@6
Oogami
(heterogami)
L2
dinamakan organism homotalus (talus sama), bila kedua gametnya tidak
bmpatibel dan salah satunya harus dihasilkan dari individu dengan
iarakteristik genetik berbeda disebut heterotalus (beda talus).
Alga memiliki tiga macam siklus hidup yang berbeda dan memiliki
beberapa variasi minor tergantung dari kelompok atau spesies. Perbedaan
mendasar dari ketiga macam siklus hidup alga tersebut adalah tempat
dimana meiosis terjadi serta type sel yang dihasilkan, serta apakah terdapat
lebih dari satu type sel individu yang dapat hidup mandiri dalam satu siklus
hidup.
L3
Diplontik (Siklus hidup gametik)
Siklus hidup didominansi oleh satu fase vegetatif diploid. Hasil dari
rneiosis akan menghasilkan gamet haploid yang akan melakukan zigot dan
menghasilkan individu baru. Fucus (Heterokontqphyta) memiliki diplontik
siklus (Gambar 19).
af-:\
antheridium
L4
*o.
rg
zysote
2N
U\
rl
N
gametophyte
*? I/-f,-_k
/>H___\j
- sametophyte
U
15
Oa
t)
KTASIFIKASI AIGA
Klasifikasi alga banyak merujuk pada perbedaan mendasar dari
karakteristik pigmen, membrane (thylakoid), selaput sel atau dinding sel,
serta struktur kimiawi cadangan makanan hasilfotosintesis, serta reproduksi
seksualnya. Kajian terbaru dengan menggunakan pendekatan molekuler
yang mengkomparasiantara gen dan sekuensi 55,185, dan 28S ribosomal
RNA mengkonfirmasikan kecenderungan berbedaan internal koheran
informasi genetik antar divisi yang telah diklasifikasi berdasarkan pendekatan
perbedaan karakteristik dasar yang diatas. Pada table 1 dan 2. Masing-
masing dapat dilihat klasifikasi dari alga dan beberapa perbedaan kandungan
pigment, jenis makanan cadangan yang dihasilkan serta pembungkus sel
yang umum pada alga.
Atga secara spesifik juga dibagi atas empat golongan yang meliputi:
1. Prokariotik, hanya Cyanobakteria yang tergolong dalam prokariotik alga.
2. Eukariotik, alga dengan kloroplas dikelilingi oleh dua selaput membran
kloroplast, meliputi divisi Rhodophyta (Alga merah) dan Chlorophyta
(Alga hijau). (.
15
Tabel 1. Klasifikasidari alga
Bakteri Cyanophyceae
(Prokariotik) Cyanophyta
Prrchlorophyceae
Glaucophyta Ghucophyceae
Rhodophyta Bangiophyceae
Flortdeophyceae
Cryptophyta Cryptophyceae
Haptophyta Haptophyceae
Dinophyta Dinophyceae
Euglenophyta Euglenophyceae
Chtorophfa Prasinophyceae
Chlorophyceae
Ulvophyceae
Cladophorophyceae
Bryopsidophyceae
Zygnematophyceae
Trentepohliophyceae
Klebsormidiophycee
Charophyceae
Dasycladophyceae
L7
Tabel 1. Klasifikasidari alga .
Kingdom Division
Bakteri Clanophyceae
(Prokariotik) Cyanophyta
Prochtorophyceae
Glaucophyta Ghrlcophyceae
Rhodophyta Barqiophyceae
Flcrideophyceae
Cryptophyta Cffiophyceae
Haptophyta Haptophyceae
Dinophyta Dinophyceae
Euglenophyta Euglenophyceae
Chlorophfa Prasinophyceae
Chlorophyceae
Ulvophyceae
Cladophorophyceae
Bryopsidophyceae
Zygnematophyceae
Trentepohliophyceae
Klebsormidiophycea
Charophyceae
Dasycladophyceae
L7
(U
ri
o E= *H EE E
o 'E -9=
o
I
!
p€r ,o E
ED
tr
lt3
E
o
o-
F*gIFE$Fgfl3E*FESg
E, 2. -; ; gF o?
pd, s: I fiE E Eg Eg E -a
tr
6tr
CD(E h,q
uFe,e:e gF$ gE+ ** e
co
=rE
P* gA X
=P
Eai $-
E=
EfraBEgEiEe. EE 5: 5=s; SJ =5
8--8e
6 cc.c
.c
s .E
E .E
E FE
EE E
E
gE.==E
c=*EE E E
CL
o co E C E qE E :EE8EE E -PE
tr
xG N
xGl
,o 6 E 5 1'>
,S
g€ rLg Eg6egE
-= tlrloo1g o eE
J11
=
[]
iE
6
.g o
o
o -o)
9?
iG E
o 9(l)
la
io
_9
E9,p lug
.E
,=
oc
J
o
o
(E
E:E;fitfiE$g Y8 ?8
oa> o i
.y .E
J c
3 -o .L
c3 ='E d
'=(Eo .= E €.= E .e.=
-o
o g.
tr aE
gEz-
C
o =
Il
o(,
6 >Q
Eo> ts [ggegra* n n (E(U
E1'
oo
E
-g)
C
TL
s
o.
=ts_
o<o- tgEEgTEr E E J-g
1'
FF
E'
I
o L
s*
E,
3 E
!t o(u -Oo aa
C CL
o cto dd
ga
c, so.9
o
a
.E
o J
€o o
(U
L -c
o- o aotu o.
o st
L (E
*>
\(U
ni e o !I,
(L
*o-o
Hoo IZ
o
-c1
0. oa
(U
, axb_ L
o oo- _c
E9 b9
U) -(uEb
(rtro o (U.E
TO
EDU
3-c
IU C)
\
Divisi r. CyanoPhYta
Divisi Cyanophyta (Chloroxybacteria atau cyanobakteri, alga biru-hijau)
merupakan kelompok bakteri gram negative nonmotil. Struktural sel tunggal dan
Herapa merupakan filamen bercabang atau tidak bercabang hingga membentuk
suatu agregasi koloni. Anggota divisi ini merupakan plankton pada perairan ataupun
ebagai bentik. pigmen yang terkandung pada cyanobakteri termasuk klorofil a,
phycobilins (phycoerythrin=merah, phycocyanin=biru, allophycocyanin, dan
phycoerythrocyanin), dan karotenoid. Pigmen-pigmen ini ada dalarn phycobilisome,
yang terletak pada permukaan luar thylakoid. Thylakoid terdapat bebas dalam
sitoplasma. Beberapa anggota divisi ini memiliki klorofil a dan b sehingga beberapa
rcferensi memasukkan jenis alga yang memiliki dua jenis klorofil meniadi suatu
divisi tersendiri yaitu Prochlorophyta, namun dalbm buku ini hanya merujuk untuk
divisi GyanophYta.
Cadangan makanan berupa pati cyanophycean yang disimpan dalam butiran
kecil yang terletak di antara thylakoids. Selain itu, sel-sel ini sering mengandung
butiran cyanophycin, yaitu polimer dari arginin dan asparagin. Beberapa spesies
dari cyanobakteria merupakan filament dimana heterocysta dan akinetes terbentuk.
Heterocysta adalah sel vegetatif yang telah mengalami perubahan dimana
kehilangan kemampuan melakukan fotosintesis serta terjadi pengembangan
glikolipida yang tebal di dinding setnya sehingga memungkinkan kondisi lingkungan
anoxygenik (anaerob) tercapai. Kondisi anaerobik ini diperlukan dalam proses
fiksasi nitrogen (Gambar 21a). Beberapa cyanobakteri menghasilkan juga
hepatoneurotoksin (racun yang bisa mempengaruhi syaraf hewan dan manusia),
serta racun cyanotoxin yang dapat menghambat pertumbuhan alga lainnya, yang
disebut interaksi allelopathik dimana satu organisme mempengaruhi pertumbuhan
organisme lainya. Contohnya ditemukan pada penghambatan pertumbuhan dari
peridinium gatunense (suatu dinoflagellata) oleh microcystin yang dihasilkan oleh
Microrystis (suatu cyanobacterium) (Sukenik et a1.,2002)
Alga dari divisi ini secara global berkontribusikan signifikan dalam
menghasilkan total organik karbon di lautan tropis dan subtropis, dengan estimasi
produksi antara 25-60% dari total biomassa klorofil. Alga ini juga dapat mengikat
nitrogen langsung dari udara sehingga mempunyai peranan penting dalam siklus
nitrogen. Cyanophyta dan prochlorophyta mempunyai badan polyhedral
(karboxysomes) yang mengandung RuBisCo (Ribulose-1,S-bisphosphate
carboxylase oxygenase), yaitu suatu enzim yang terlibat dalam siklus calvin pada
mengikat dan mengubah karbon anorganik (COJ untuk menjadi suatu molekul
karbon organik yang kaya akan energi misalnya glukosa.
Dinding sel ditandai dengan lapisan peptoglykan yang mirip pada bakteri.
Cyanophyta dan Prochlorophyta dapat diklasifikasikan sebagai suatu organisme
obligat photoautotrophik. Kedua divisi ini melakukan reproduksi secara aseksual
dengan melakukan pembelahan sel sederhana (pembelahan biner) dan secara
fragmentasi atau pembentukan hormogonia bila merupakan suatu filament atau
koloni. Hormogonia merupakan filamen yang berupa potongan-potongan pendek
trichoma yang terlepas dari filamen induk dan berkembang menjadi suatu filamen
baru. Hormogonia dibedakan dari vegetatif filamen karena ukuran yang lebih kecil,
tanpa heterosista serta mempunyai motilitas (Gambar 21b\.
Gambar 21. Suatu heterocyst (a) dari Nosfoc punctiforme dan hormogonia (b)
(Dari Meeks and Elhai, 20A2.)
20
Klasifikasi Cyanophyta
Zhoa (2008) mengklasifikasikan Cyanophyta dalam satu kelas yaitu
Cyanophyceae yang terbagi dalam tiga ordo (bangsa) berdasarkan kenampakan
bentuk morfologinya yaitu:
Ordo 1 Ghroococcales: Bentuk unisellular atau sel-sel saling terikat dengan suatu
gelatin (mucilage) mernbentuk penampakan koloniyang tidak teratur (Palmelloid).
Genus yang umum pada ordo ini adalah Gloeothece, Microcystis, Synechococcus
dan Synechocystis. Prochlorococcus marinus adalah spesies yang dominan
melakukan fotosintesis pada perairan tropik dan subtropik . G/oeobacter violaceus,
merupakan suatu cyanobacteria tanpa thylakoids internal sehingga termasuk jenis
yangsederhana berdasarkan urutan DNA (Honda et al., 1999).
10 pm 10pm
|,_------{
2!
Divisi z. Glaucophyta
Divisi alga ini mempunyai bentuk dasar unisellular dengan susunan banEun
dorsiventral serta memiliki dua flagel yang tidak sama panjang. Merupakan
eukariotik yang memitiki plastida seperti alga biru-hijau yang dinamakan Cyanella,
yang dalam beberapa hal berbeda dengan plastida yang dimiliki oleh
cyanobakteria, termasuk dinding peptidoglikan. Cyanellalplastid glaucophyta hanya
memiliki chlorophyll a dan beberapa pigment tambahan pada phycobilisomes
seperti phycoerythrocyanin, phycocyanin, dan allophycocyanin. Pada kloroplast
juga ditemukan carotenoids jenis p-carotene, xanthophylls, dan zeaxanthin.
Garanulnya merupakan pati (ogukan) yang dihasilkan disitoplasma. Habitatnya
iarang ditemukan di air tawar. Reproduksi seksual dari glaucophyta saat ini belum
diketahui, dan memiliki sekurangnya sembilan genus yang ditemukan pada air
tawar. Cyanophora paradoxa merupakan spesies representative yang memiliki dua
cynella dalam protoplasma (Gambar 221yang hidup pada air tawar dan memiliki
flagel.
oohof
'k
^,Jd-d:;F
p-
o&o
Divisi 3. Rhodophyta
Rhodophyta atau alga merah umumnya berupa rumput laut (seaweed),
namun ada juga termasuk organisme unisellular yang hidup bebas. Divisi ini hanya
meliputi satu kelas yaitu Rhodophyceae, namun beberapa referensi membaginya
menjadi dua sub kelas yaitu, sub kelas 1) Bangiophyceae yang niemiliki karakter
morfologi dari unicellular hingga suatu filamen multiseluler atau talus berupa
lembaran (Gambar 23). Sub kelas 2) Floridophyceae memiliki morfologi kompleks
dan secara luas dianggap sebagai monofiletik, kelas ini sudah melakukan proses /
sitokenesis dengan sempurna (Gambar 24). Cadangan makanan yang paling
penting adalah floridean polisakarida (q-1-4 glukan). Cadangan makanan ini
terletak hanya dalam sitoplasma, tidak seperti pati pada Chlorophyta, yang terletak
di dalam kloroplas. Kebanyakan Rhodophyta hidup secara photoautotroph. Pada
sebagian besar alga ini proses sitokinesisnya tidak lengkap. Spesies yang
melakukan reproduksi seksual umumnya memiliki siklus hidup isomorfik atau
heteromorphik diplohaPlontik.
Alga merah tidak memiliki flagel, pada reproduksi seksual, spermatia (yang
dihasitkan dalam spermatangium) akan menuiu ke karpogonium (betina) lewat
bantuan air (gambar 25). Fertilisasi karpogonium ini akan menghasilkan filament
gonimoblast yang akan membentuk karposporangum dan karpospora yang diploid.
fl( R*"
23
Carposporophyte
WW
f\o:.".oo."= ,'7""'ffi;
Gonirnoblast
Tetrasporophyte
Carpospore f*-t_B
(
Tetraspora ng,urrr /
DipSoid Cell -d.B
Haploid Cell -Q
Ordo 3 Bangiales: Alga yang memiliki fase bentuk filamen dengan suatu lubang
penghubung @rt connection) dan bentuk makroskopiknya tanpa lubang
penghubung. Contoh spesies Porphyra gardnei (epiphitik pada laminaria), Bangia
fuscopurpurea (tahan salinitas tinggi).
24
Ordo 4 Acrochaetiales: Alga dengan fase gametofit uniseriate, filamen dan'
tetrasporophyte (iika keduanya ada). Umumnya epiphyte. Terdiri empat genus 1)
Rhodachofion, tiap sel mengandung hanya beberapa chloroplast yang ukuranya
kecil, (21 Acrachaetium, tiap sel mengandung khloroplast taminate, (3) Audouinetta,
tiap sel mengadung satu atau lebih khloroplast spirat, dan 4) Kytinia, tiap sel
mengandung satu atau beberapa stellate khloroplas.
ordo 7 Corallinales: Alga dengan kandungan kapur yang cukup tinggi, dengan
organ reproduksi di conceptakel. Alga yang mendukung terbentuknya suatu
atoland terumbu karang dengan genus umum yaitu porotithon.
Ordo 8 Gelidiales: Talus tebal (fleshy), karpogonial bercabang terdiri dari
sel tunggal. Tidak ada perbedaan sel-sel dalam karpogonium.
Contoh spesiesnya: Gelidium caftilagium.
Ordo 10 Ceramiales: Talus relatif tipis atau bentuk fitamen, setelah pernbuahan
dapat melakukan pemotongan sel dan mendukung empat-seldarifilament
karpogonia. Genus Polysiphoma merupakan uninucleate, sel apikal berbentuk
Ordo 4 Acrochaetiales: Alga dengan fase gametofit uniseriate, filamen dan.
tetrasporophyte fiika keduanya ada). Umumnya epiphyte. Terdiri ernpat genus 1)
Rhodochofton, tiap sel mengandung hanya beberapa chloroplast yang ukuranya
kecil, (21 Acrochaetium, tiap sel mengandung khloroplast laminate, (3) Audouinella,
tiap sel mengadung satu atau lebih khloroptast spiral, dan 4) Kytinia, tiap sel
mengandung satu atau beberapa stellate khloroplas.
Ordo 5
Batrachospermales: Bentuk uniaksial (satu apikal sel per cabang);
biasanya dengan gonioblast yang berkembang dari karpogonium atau sel
hypogenous. Contoh genus B atracho sperm u m (idak meng hasilkan tetraspora).
Ordo 6 Nemaliales: Bentuk aksial multi (lebih dari satu apikal set per cabang),
biasanya dengan gonimoblast yang berkembang dari karpogonium atau sel
hypogenous. Contoh genus Nemation pada daerah inter tidal kutub utara.
Thallusnya seperti gelatin bentuk selindris dengan panjang 25 cm dengan cabang
dikotomis yang sedikti.
ordo 7 corallinales: Alga dengan kandungan kapur yang cukup tinggi, dengan
organ .reproduksi di conceptakel. Alga yang mendukung terbentuknya suatu
atoland terumbu karang dengan genus umum yaitu porolithon.
Ordo 8 Gelidiales: Talus tebal (fleshy), karpogonial bercabang terdiri dari
sel tunggal. Tidak ada perbedaan seLsel dalam karpogonium.
Contoh spesiesnya: Getidium cartitagium.
Ordo 10 Ceramiales: Talus relatif tipis atau bentuk filamen, setelah pembuahan
dapat melakukan pemotongan seldan mendukung empat-sel dari filament
karpogonia. Genus Polysiphonra merupakan uninucleate, sel apikal berbentuk
kubah adalah poliploid yang berisi 64-128 kalijumlah DNA dibanding kandungan
sel alga lainya (Goff dan Coleman, 1986).
Divisi 4. Chlorophyta
Chlorophyta atau alga hijau mempunyai variasi bentuk yang sangat banyak,
dari suatu flagellata hingga talus yang kompleks multiselular, dengan tingkatan
organisasi talus yang beragam (unisellular, koloni, filament, siphon dan
parenkimatous) menjadi salah satu dasar pengklasifikasian dari divisi ini.
Chlorophyta memiliki klorofil a dan b dengan pati berada pada kloroplast yang biasa
diselimuti pyrenoid. Pati yang terbentuk mirip yang ditemukan pada tumbuhan
tingkat tinggiyaitu amilum dan amilopektin, serta memiliki derivat pigmen tambahan
berupa B dan y-karoten, serta xanthopil.
Kloroplas dikelilingi oleh dua selaput membran tanpa suatu membran
retikulum endoplasma. Dinding sel terdiri dari beberapa selulosa yang mirip pada
tumbuhan tingkat tinggi namun beberapa spesies tersusun dari polimer yang
berbeda dan beberapa mengandung kapur yang tinggi. Bintik mata (eye spof), jika
ada terletak di dalam kloroplast yang terdiri dari tapisan karotenoid yang
mengandung lipid diantara selaput kloroplas dan thylakoid terluar.
Chlorophyta bersifat photoautotroph namun dapat juga sebagai suatu
heterotroph. Chlorophyta umum hidup di air tawar (sekitar 90%); dan sisanya (1Ao/o)
Kelas 3 Ulvophyceae: Sel motil merniliki dengan flagela terletak pada akhir
anterior sel; Dasar (tempat melekat) flagela terdiri dari empat percabangan
pada
mikrotubula, atau pada suatu rhizoplast tanpa struktur yang berlapis,
hidup sesil,
talus biasanya multiseluler atau berupa soenocytik, umumnya mempunyai
bintik
mata. Dapat ditemukan siklus hidup siklus hidup haplontik, isomorfik,
dan
diplohaplontik- Umumnya hidup pada air raut, beberapa spesies
berupa
mikroskopis, filamen, tetapi umumnya adalah berupa rumput laut (seaweed)
yang
makroskopik yang dapat metakukan diferensiasi morfologi. Menghidrolis glycolate
dengan enzim glycolate dehidrogenase; dan urea dihidrolisis dengan
urease.
Contoh spesies lJtva sp (Gambar 20).
27
I
I
=goo"o,
^ -)'P
28
Goniugation
Tubc l/lal. Garnctc
#t
y/ zyso"por.
\@
I
G6r'rranataon
-.\=\-
%\
--T)
Gambar 31. Siklus hidup Spirogira sp (Lee et a1.,2008)
Order 4 Charales: Reproduksi seksual secara oogamous, sel steril dikelilingi oleh
antheridia dan oogonium, non zoospore dengan gamet jantan terlapis. Talus
kompleks dengan pertumbuhan apikaldan melakukan diferensiasi menjadi ruas
(node) atau antar ruas, memiliki plasmodesmata. Contoh representative Chara sp
(Garnbar 31)
29
--' zoo'Por'
@^/
-rG\
s.t*-ffi'?if.t*'
/G'{oo'*"
|""
@-@;
Gambar 32. Siklus hidup dari Coleochaete scutata. (Oltmanns, 1898; Smith, 1950.)
Gambar 33. Siklus hidup Chara sp. (Smith, 1955; dan Scagelet a1.,1965)
30
Divisi 5. Euglenophyta h*uttt*
Euglenophyta meliputi sebagian besar alga unisellular berflagel, walaupun
banyak ditemukan dalam bentuk koloni. Banyak ditemukan pada daerah yang
mengandung material organik baik di perairan air tawar, payau dan laut, tanah
lembab atau lumpur, namun habitat umumnya pada air tawar. Alat gerak flagel
berasal dari dasar rongga yang disebut reservoir (terletak di ujung sel anterior) dan
sebaris dengan rambut saraf. Sel tubuh mampu bergerak lewat suatu proses
.metaboly yang merupakan rangkaian gerakan meluncur yang dirylg$lpn oleh
Suatu pelikel (|ry_lsan protein padadin terletak di dalam sitoplasma)
denganbentuksepertispiral.Divisiinikandungan
prochlorophyta, alga hijau, dan tanaman, karena mengandung klorofil a dan b,9-
dan y-karoten, dan xanthin. Namun, plastida dalam beberapa anggota spesienya
ada yang tidak memiliki warna. Seperti Dinophyta memiliki satu membran kloroplas
retikukurn endoplasma, tidak ada reproduksi seksual, makanan dalam berupa
paramylon atau chrysolaminarin tersimpan di sitoptasma bukan di kloroplast
(Gambar 32).
Order 2 Eutreptiales: Dengan dua flagella, pada saat bergerak (berenang) satu
yang rnengarah ke bagian anterior (depan) dan flagel kedua yang lebih pendek
mengarah ke bagian posterior (belakang). Tidak memilikiorganel khusus untuk va
Gambar 35. Peranematrichophorum. (a) Sel, (c) Canal (reservoir); (cv) Vacuola
kontraktil (cy) pinggiran sitosome; (tu) vesicle makanan; (g) Golgi; (ir) bagian
pencerna; (lf) Flagell depan (anterior); (m) mitokhondria; (n) nukleus; (p)
paramylon; (tf) Flagellum belakang (posterior). (D),(c) Tahapan sel melakukan
pencernaan (Lee et al, 2008)
32
C
20 pm
Gambar 36. Eutreptia sp (a) dan Eutreptiella sp (b) keduanya hidup di air laut
(payau). (C) Khloroplast; (E) Bintik mata; (P) Pati Paramylon (Lee et a1.,2008)
Divisi 6. Dinophyta
Divisi ini juga hanya terdiri dari kelas yaitu Dinophyceae. Anggota dari divisi
ini merupakan komponen penting microplankton di air tawar dan laut. Merupakan
makanan utama bagi protozoa yang lebih besar, rotifer, dan ikan. Beberapa
Dinoflagellata adalah parasit pada hewan invertebrata, jenis yang lain melakukan
endosyrnbionts (Zooxanthella) membentuk karang tropis. Plastida dikelilingi oleh
tiga membran (dua membran pada kloroplas dan satu membran kloroplas retikulum
endoplasma). Dinoflagellata memiliki klorofil a, b, c, fukoxanthin, dan B-karotenoid,
serta pigmen xanthopil seperti peridinin, dinoxanthin, dan diadinoxantin. Makanan
cadangan adalah pati (o-1-4glukan). Bentuk umum berupa unisellular berflagellata,
namun bentuk nonflagella, amuboid, coccoid (bulat), palmelloid, atau filamen juga
ditemukan. Dinoflagellata"memiliki dua flagella dengan pola kibasan bebas, satu
flagel sebagai pengarah, dan yang lainya sebagai sampul (gridlel sehigga
membentuk pola renang gerakan berputar. Sel yang motil umumnya terdiri dari
Epicone dan Hypocone yang dipisahkan melintang oleh suatu Cingulum. Epicone
dan hypocone biasanya dibagi menjadi beberapa bagian theca yang jumlah dan
posisinya merupakan karakteristik dari genus (Gambar 35).
33
Kehf" friloone
c,re"p kedt
futW' dw a w rzrJhar"\tctu
vr,.
fir:,tanoL
4\
Order 2 Dinophysiales: Dinding sel dibagi vertikal menjadi dua bagia n (halve), sel-
sel merupakan gabungan dari beberapa theca (struktur yang kompleks). Hidup di
tropis. Sel beradaptasi pada kondisi perairan floating (bergerak). Contoh spesies
Omithocercus sp (Gambar 37).
Ordo 3 Peridiniales: sel motil dengan sebuah epicone dan hypocone dipisahkan
oleh cingulurn dengan theka relatif tebal. Contoh spesies Ceratium sp (Gambar 38).
Order 4 Gymnodiniales: Ciri hampir sama dengan Peridiniales,sel motil dengan
epicone dan hypocone dipisahkan oleh cingulum; namun dengan theka tipis atau
tidak ada. Contoh spesies Gymnodinium pseudopalustrc dengan reproduksi
vegetatifnya menghasilkan sel anak yang tetap melekat satu sama lain minimal 12
jam (Gambar 39). \
35
Gambar 41. Dua bagian selvegetative
dan Gymnadinium breve (guratan
theka tipis).
odrsd
M
Divisi 7. Crypttophyta
Divisi ini ditandai unisellular dengan dua flagel $ang tidak sama panjangnya serta
bentuk sel yang datar asimetris. Pada flagel terldtak 1-2 baris rambut mikrotubula.
Cryptophyta hidup di habitat air tawar dan laut; dan pembentukan fase palmelloid
sering terbentuk. Beberapa anggota divisi dikenal sebagai zooxanthella yang
bersimbiosis dengan invertebrata atau dalam ciliate. Mampu melakukan
fotosintesis, namun beberapa sebagai suatu heterotroph. Reproduksi dengan
pembelahan longitudinal (binary), studi terbaru menunjukkan reproduksi seksual
juga terjadi. Divisi ini memiliki klorofil a dan c. Phycobilins terdapat dalam lumen
tilakoid.
dari retikulum endoplasrna,(Gambar .). Di antara dua lapisan retikulum endosplama
terdapatwd^nW9u,o,P.Nukleumorpmengandungsekitar531
genes yang dapat mengkode 30 protein. Bintik mata terletak diplastida namun tidak
berhungungan dengan flaget. Wu W
$rnu Yr"
35
PinKon q-MousaYvtVa
Ada tiga ordo dalam cryptophyceae (Marin et at, 1998; Deane et al, 2a02"):
plastida.
Ordo 1 Goniomonadales: Seltak berwarna (colorless) dan tanpa
makanan
Makanan masuk pada bagian tubular anterior dan dicerna dalam vakuola
di sitoplasma. Contoh spesies Goniomonas sp'
yang
or.do 2 cryptomonadales: sel kemerahan dengan kloroplas mengandung
phycob iliprotein d a n C r-phycoerylh ri n. Contoh spesies
(VL)
Gambar 43: Cryptomonassp. (Fu) adalah perpanjangan anterior vestibulum;
et al, 1986..)
Ligule vestibular (vestibulum yang tumpang tindih) (Dari Kugrens
37
References
Bold, H. C., and Wynne, M. J. 1985. lntroduction to the algae, 2d ed' Englewood
Cliffs, N. J. Prentice-Hall.
Lembi, C. A., and Waaland, J. R., editors. 1988. Algae and human affairs. New
York: Cambridge UniversitY Press.
Prescott, G. W. 1978. How to know the freshwater algae, 3d ed. Dubuque, lowa:
Wm. C. Brown Publishers
Round, F. E. 1984. The ecology of algae. New York: Cambridge University Press.
Scagel, R. F.; Bandoni, R. J.; Maze, J. R.; Rouse, G- E'; Schofield, W- B.; and
Stein, J. R. 1982. Nonvascular plants: An evolutionary survey. Belmont, Calif.:
Wadsworth.
Sze, P. 1993. A biology of the algae, 2d ed. Dubuque, lowa: Wm. C. Brown
Publishers.
Van den Hoek, C.; Mann, D.; and Jahns, H. 1995. An introduction to the algae. New
York: Cambridge University Press.
38
BRYOPHYTA (LUMUT)
Giri-ciri Umum
39
3.Akar(rhizoid)danbatangpadalumuttidakmempunyaipembuluhangkut
hara dilakukan Secara
(xilem dan floem), sehingga pengangkutan zal-zat
difusi.Lumutmempunyaiklorofilsehinggasifatnyaautotrof.
(anteridium) yang
4. Alat-alat kelamin (gametangia) yaitu: alat kelamin iantan
menghasilkanspermatozoid,alatkelaminbetina(arkegonium)yang
menghasilkan ovum
40
mandiri, menyediakan nutrisi bagi sporofit. Walaupun dapat membuat
sebagian dari makanannya, generasi sporofit Sama sekali bergantung pada
gametofit untuk air dan mineral.
4t
pembelahan reduksi teriadilah 4 spora yang berkelompok merupakan tetrade'
sporogonium masak akan segera melepaskan spora. spora yang
mendapatkan tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi suatu berkas-berkas
yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan akan
lumut
membentuk gametofit baru. Lebih jelasnya siklus hidup tumbuhan
secara umum dapat dilihat pada bagan berikut ini:
ttor"
PROTONEiJIA
I
TUiIBUHAN LU iIIUT
ANTERIDIUM ARKEGONIUM
i I
I
sPoRtrGluM
AA SPORA
42
Klasifikasi
(Lumut hati},
Bryophyta terbagi dalam 3 classis yaitu: Hepaticopsida
(Lumut sejati)
Anthocerothopsida (Lumut tanduk), dan Bryopsida
LumuthatidikenalsekitarS500spesiesyangterdistribusiditempat.
masih berupa thalus
tempat lembab dan teduh. Jenis-jenisnya diketahui
berdaging, bercabang
berbentuk pita, lebar kira-kira 2 cffi, agak tebal,
yang tidak jelas menonjol' Tubuhnya
rnenggarpu, dengan suatu rusuk tengah
terbagi meniadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati'
menempel di atas permukaan tanah,
pohon atau tebing' Terdapat rizoid
makanan' Tidak memiliki
berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
dengan membentuk gemma
batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif
(kuncup yang merupakan struktur seperti mangkuk
dipermukaan gametofit)'
jantan (anteridium) dan
dan secara generatif dengan membentuk gamet
cabang thalus
gamet betina (arkegonium). Gametangium didukung suatu
yangtumbuhtegakrrasing.masingmendukunggametjantanyangdisebut
Pembuahan berlangsung
anteridiofor dan gamet betina yaitu arkegoniofor.
tersebut cairan yang
dalam cuaca hujan dan oleh percikan air hujan
mengandung spermatozoid terlenipar dari anteridiofor
ke arkegoniofor'
embrio yang terdiri
setelah teriadi pembuahan, zigot berkembang menjadi
yang kecil' bentuk
dari banyak sel yang berkembang menjadi sporogonium
pembelahan
jorong, bertangkai pendek, dan berwarna hijau. sel teratas hasil
zigot yang pertama berkembang meniadi capsul
spora sedang sel terbawah
Pada saat capsul spora
berkembang menjadi kaki dan tangkai sporogonium'
spora. SPora Yang
matang bagian ujung robek, pecah dan mengeluarkan
jatuh pada tempat yang cocok akan berkecambah menjadi Protonema
selaniutnya berkembang menjadi gametofit baru' Contoh sPesies:
Ricciocarpus, Lunularia, Porella dan
43
frmale 6amelophyte (r)
(b)
44
2. Anthocerothopsida (Lumut Tanduk)
Lurnut tanduk terdiri dari 5 marga dan sekitar 3500 spesies, ditemukan
di tempat-tempat lembab dan ternaungi, hidup di tepi sungai, danau, atau
sepanjang selokan. Tubuhnya berupa thalus bentuk cakram dengan tepi
bertoreh, melekat pada substrat dengan perantaraan rizoid-rizoid. Sporofitnya
berupa kapsul memanjang, tidak bertangkai yang tumbuh dari hamparan
gametofit menyerupai tanduk. Reproduksi seperti lumut hati, perbedaannya
yang
adalah terletak pada sporofit dimana lumut ini mempunyai kapsul spora
memanjang, masing-masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran
besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut. Anteridium maupun
arkegonium berada pada suatu lekukan pada sisi atas thalus, dari hasil
peleburan sel sperma dan ovum membentuk zigot yang lalu membelah
membentuk sporogonium dan kaki yang melekat pada thalus gametofit yang
bersifat haustorium. Sporogonium yang matang akan pecah seperti buah
poiongan Contoh spesies adalah Anthocerc.s /aevts, A- fusiformis
45
3. BryoPsida (Lumut Daun)
BryopsidaadalahkelasyangterbesardiantaraanggotaBryophyta
lainnyadanpalingtinggitingkatperkembangannyakarenabaikgametofit
maupunsporofitnyasudahmempunyaibagian-bagianyanglebihkompleks.
Bentuk tubuhnya simetris radial' berupa
Lumut daun iuga disebut lumut sejati'
akar (rizoid), batang dan daun'
tumbuhan kecil dengan bagian seperti
Ditemukansangatrapatpadatempat.tempatlembabdanteduh'tanah,
bebatuan,danbatangpohon.Banyakpuladitemukanlumutdaunyang
yang sangat dingin, atau bahkan sangat
bertoleransi pada daerah ekstrim
panas.Reproduksivegetatifdenganmembentukkuncuppadacabang-
cabangbatang,dimanakuncupakanmembentuklumutbaru,sedang
reproduksigeneratifmembentukgametjantandanbetina.Siklushiduplumut
sporofit pada
mengalami pergantian antara generasi haplcid dengan diploid'
urnumnyalebihkecil,berumurpendek(sekitar3-6bulan)danhidup
adalah badan penghasil spora'
tergantung pada gametofit. sporogonium
(vaginula)' tangkai (seta)' kotak spora
terdiri dari beberapa bagian; kaki
(sporangium);tudung(calyptra),penutup(operculum).Lebihlanjutdiuraikan
secara lengkaP:
yang fungsinya
1. Kaki (vaginula), merupakan Lagla-n-!-q@
tetuanya, kaki masuk ke iaringan
menyerap aiJan mineral dari gametofit
lumutdanberfungsisebagaialatpengisap(haustorium)
ke udara
2. Tangkai (seta), tumbuh beberapa sentimeter
3.Capsulespora(sporangium),terbentukdiujungtangkai'Didalamnya
dilengkapi dengan operkulum
terdapat sel-sel induk spora. sporangium
samping itu sporangium secara
sebagai penutup pada uiungnya' Di
yang berasal dari dinding arkegonium'
keseluruhan ditutup oleh calyiptra
46
Selama musim panas, setiap sel induk spora dalam sporangium
menjalani meiosis, menghasilkan empat spora haploid. Menjelang akhir
musim, calyptra dan operkulum tanggal dari sporangium. Kelembaban yang
menurun menyebabkan cincin-cincin geligi di dalam sporangium melengkung
keluar. Dengan demikian spora-spora akan terpencar keluar. Ukurannya yang
sangat kecil memungkinkan penyebarannya oleh angin ke tempat jauh.
Contoh spesies: Potytricum iuniperinum, P.commune, , Pogonatum cinatum,
Aerobrysis tongissima, Sphagnum squarosum, S. fibriatum, dan Furaria.
i#a,-i
s#*+ffiT*'
iqffi
Hffi \' Mrro'''
wffi
Wffi;
,g
il g&t
-L
rw
TY# "fW
I *d6 ; AfH
Jaffiffi 1|*-rE oil.J'
c -hE jri
t r+flc
1
v*;'t
-tg
C _
''ioo' *t *
k fl;',
ei
rzua"t+r
ffiwi
lJ #
q
-dd '4*#w;
Spon (a)
.. r, :.:j
\t# a.
JPootrErtrm ..ii
PEnNlux prxalru.r
Heploid (a)
47
Bryopsida dibedakan dalam 3 ordo
yaitu: Andreaeales (granite
dan Bryales (true mosses)'
mosseslrock mosses), sphagnales (peat mosses)
2 genus' salah satunya;
Andreaeales dikenal sebagai lumut batu, terdiri 'dari
kecil, hiiau tua. sphagnales
Andreaea dan sekitar 100 species, umumnya
sphagnum yang kira-kira
atau dikenal dengan lumut gambut, monogeneric;
seiati' terdiri dari beberapa genus
terdiri dari 300 species. Bryales atau lumut
yaitu; Funaria, Mnium, Polythricum, dan Pogonatum'
(a) (b)
48
2. Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana
ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagaiadilip lahan
perkebunan
5. Lumut digunakan pada dekorasi perayaan Natal dan untuk dekorasi rumah.
49
PTERI DOPHYTA (PAKU-PAKUAN}
yang
Tumbuhan paku (Pteridophyla), adatah satu divisio tumbuhan
telah dapat
telah memiliki sistem pembuluh seiati (kormus), artinya tubuhnya
blii untuk
dibedakan antara akar, batang dan daun, tetapi tidak menghasilkan
reproduksinya. Kelompok tumbuhan ini masih menggunakan
spora sebagai
50
{Se w
yang dikenal sebagai
yaitu generasi gametofit dan generasi sporofit. Apa
bentuk generasi sporofit
tumbuhan paku yang sehari-hari dilihat merupakan
gametofit disebut protalus
karena menghasilkan spora. Bentuk generasi
(prathattus)atauprotalium(prothattium's,yangberwujudtumbuhankecil
tidak berakar (tetapi
berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati'
Protalium tumbuh dari spora
memiliki rizoid), tidak berbatang, tidak berdaun'
berkembang anteridium
yang jatuh di tempat yang lembab. Dari protalium
(antheridiurn, organ penghasil spermatozoid atau
sel kelamin iantan) dan
arkegoniu m (archegonium, organ penghasil
ovum atau sel telur)' Pembuahan
o Nex-f,w;r,
6esakan sfeuua
I ? 'r,{aliry F
%
/ g€s.* IttCrtujv OVULX .
- 53 s?oa("
"
^ei'-ig[e [p Lcai-lo.
low**
'Sawyai 1.1,""",
-** 1
51
SPORA
I
*
PROTALIUM
/\
ANTERIDIUM ARKEGONIUM
ll
+
SPERMATOZOID SEL TELUR
h^'nt M^
,fr*Vs"'
( )
zcor
I
TUMBUHAN PAKU
I
SPOROFIL
I
SPORANGIUM
I
SEL INDUK SPORA
.AA
Gambar 51. Bagan siklus hidup tumbuhan paku
Klasifikasi Tumbuhan Paku
B)Bentuk spora/sorus
Beberapa bentuk spora/sorus pada paku-pakuan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Ca Ocr^CeCo.
53
. C .i!#: rfp, 'a1. :t.;
Gllndusium
lndusium merupakan selaput hansparan yang membungkus sorus. Tidak semua ienis
paku palaran memiliki irdusium. Sondspra. yang tidak rnemiliki indusium lebih cepat jatuh
sparanya sedangkan yng menriliki hdusium masih memhrtuhkan rvaktu unfuk menanggalkan
. indusiumnp.
54
Gambar 54. Sorus tanPa indusium
Psilotum nudum.
55
(a) ,(b)
.Gambar 55. Psitotum nudum; a) memperlihatkan cabang dichotom; b) cabang
dengan daun mikrofildan sporangium
t
. Ciri'ciri Classis Pteridopsida:
Dikenal sebagai tumbuhan paku sejati. Telah dapat dibedakan akar, batang dan
daun (daun makrofil), daun muda tumbuh menggulung (circinatus), sporofil biasanya
sangat berbeda dengan tropofil. Spora dihasilkan pada sporofil, terutama permukaan daun
bagian bawah dengan bentuk yang berbeda-beda, seperti; bentuk ginial, bulat, piala,
garis, dll. Ada kalanya spora dilindungi indusium tapi ada juga spora yang tidak memiliki
indusium. Contoh ; Pteris filix-mas, Cyathea sp, Adiantum cuneatum, Azolla pinnata
Marsilea sp.
58
Gambar 60. Gleichenia microphylla
Backer, C.A. 1973 . Attas of 220 Weeds of Sugar&ane Fblds in Java (vol.
7).Copyright by lndonesian Sugar Experiment Station (BP3G) Pasuruan,
lndonesia.
Harris, J.G, & Melinda Woolf Hanis, 19(M. Plant ldentification Terminalogy, An
lllustrated Glossary. United States of America.
http://en.wikipedia.orqiwiki/Fern............FERN, diakses Desember 2O1O
Jones, S. B. Jr.& A. E. Luchsinger. 1987. Plants Systemafibs (second ed.).
McGraw-Hill Book Company. New York.
Kimball, J.W. 1983. Biologi (Edisi kelima, jilid 2). Terjemahan oleh;
Tjitrosomo,S.S.,Sugiri,N. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sastrapradja,s. dan Afriastini, J.J. 1985. Kerabat Paku. Studi Potensi Sumber Daya
Alam lndonesia,sumber Daya Nabati, Lembaga Biologi Nasional-LlPl Bogor