RPP Asam Basa
RPP Asam Basa
RPP Asam Basa
(RPP)
Disusun Oleh:
Rayana Fitriawan
13670013
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2016
RENCANA PELAKSAAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak disebut pelarut.
2. Konsep Asam Basa Arrhenius
Pada tahun 1884 seorang ilmuwan Swiss, Svante August Arrhenius,
mengemukakan suatu teori tentang asam basa. Arrhenius berpendapat
bahwa dalam air, larutan asam dan basa akan mengalami penguraian
menjadi ion-ionnya. Asam merupakan zat yang di dalam air dapat
melepaskan ion hidrogen (H+). Sedangkan basa merupakan zat yang di
dalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH–).
Teori ini cukup rasional, akan tetapi setelah beberapa saat, para ahli
kimia berpendapat bahwa ion H+ hampir tidak bias berdiri sendiri dalam
larutan. Hal ini dikarenakan ion H+ merupakan ion dengan jari-jari ion
yang sangat kecil. Oleh karena itu, ion H+ terikat dalam suatu molekul air
dan sebagai ion oksonium (H3O+). Sehingga reaksi yang benar untuk
senyawa asam di dalam air adalah sebagai berikut.
Akan tetapi, ion H3O+ lebih sering ditulis ion H+, sehingga
penulisannya menjadi seperti berikut.
Teori asam basa terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun
1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis,
mengemukakan teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima
pasangan elektron. Lewis berpendapat asam adalah partikel (ion atau
molekul) yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan
basa didefinisikan sebagai partikel (ion atau molekul) yang memberi
(donor) pasangan elektron. Reaksi asam basa menurut Lewis berkaitan
dengan pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi.
Perhatikan reaksi di bawah ini.
Pada reaksi antara BF3
dan NH3, BF3 bertindak
sebagai asam, sedangkan
NH3 bertindak sebagai basa.
Perhatikan pula reaksi berikut.
Pada reaksi di atas, H2O
bertindak sebagai basa sedangkan
CO2 bertindak sebagai asam.
Teori asam basa Lewis lebih luas daripada teori asam basa
Arrhenius dan teori asam basa Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan:
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air,
pelarut selain air, bahkan tanpa pelarut.
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan
transfer proton (H+), seperti reaksi antara NH3 dengan BF3.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Deduktif
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan 5 menit
salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin do’a.
Guru memeriksa kehadiran siswa.
Apersepsi:
“Pernahkah kalian membuat minuman
susu dengan susu bubuk? Setelah jadi,
terdiri dari apa sajakah minuman susu
tersebut?”
“Pernahkah kalian memakan buah
jeruk? Atau obat maag? Bagaimana
rasanya?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang larutan dan
perkembangan teori asam basa.
2. Inti Mengamati 15
1. Guru memberikan sebotol air dan
minuman sachet (marimas atau
sejenisnya) kepada salah satu siswa
dan diminta untuk mencampurkannya.
2. Siswa mengamati proses pembuatan
minuman
Menanya
1. Guru menanyakan kepada siswa:
“Terdiri dari apa sajakah minuman
yang telah dibuat ini? Bagaimana
rasanya? Asam atau basa?” (dilihat
secara umum)
2. Siswa menjawab pertanyaan.
Mengumpulkan Data
1. Guru memberikan materi tentang
konsep larutan dan perkembangan
teori asam basa.
2. Siswa menyimak penjelasan guru.
3. Guru membagi kelas kedalam
beberapa kelompok (kelompok terdiri
dari 3-4 orang).
4. Guru memberika LDS (Lembar
Diskusi Siswa) kepada siswa.
(terlampir).
Mengasosiasi
1. Masing-masing kelompok menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada
LDS.
2. Siswa menyimpulkan konsep-konsep
perkembangan teori asam basa.
Mengkomunikasi
1. Guru meminta salah satu kelompok
untuk mempresentasikan di depan
kelas.
2. Guru memberikan penjelasan lebih
lanjut jika masih ada yang ditanyakan
dalam pembelajaran.
3. Penutup Guru dan siswa bersama-sama 5 menit
membuat kesimpulan tentang
perkembangan teori asam basa.
Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya.
Guru mengakhiri proses pembelajaran
dengan do’a dan salam.
H. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Kognitif (terlampir)
2. Penilaian Afektif (terlampir)
Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman kuno sampai zaman
modern kini, dan memang sebagian besar kimia yang dilakukan di laboratorium di
zaman dulu adalah kimia asam basa. Ketika kimia mulai menguat di bidang studi
teoritisnya di akhir abad ke-19, topik pertama yang ditangani adalah kimia asam basa.
Sebagian besar bahan kimia yang umum kita jumpai adalah asam dan basa. Namun,
hanya belakangan ini saja kimiawan dapat menyimpan dan menggunakan dengan
bebas berbagai asam basa dalam raknya di laboratorium.
Satu-satunya asam yang diketahui di zaman dulu adalah asam asetat yang tak
murni, dan basa yang dapat mereka gunakan adalah kalium karbonat kasar yang
didapatkan dari abu tanaman. Di abad pertengahan, kimiawan Arab mengembangkan
metoda untuk menghasilkan asam mineral semacam asam hidrokhloratatau asam
nitrat dan menggunakannya. Demikia juga basa-basa. Bahkan, kata “alkali”, nama
umum untuk basa kuat, berasal dari bahasa Arab.
Studi mendasar tentang asam basa dimulai di zaman yang sama. Boylem
rekan sezaman dengan Glauber, menemukan metoda penggunaan pewarna yang
didapatkan dari berbagai tumbuhan semacam Roccella sebagai indikator reaksi asam
basa.13 Di saat-saat itu, telah diketahui bahwa asam dan basa mempunyai sifat
berlawanan dan dapat meniadakan satu sama lain. Sebelum perkembangan kimia,
asam didefinisikan sebagai sesuatu yang masam, dan alkali sebagai sesuatu yang akan
menghilangkan, atau menetralkan efek asam.
Sifat asam pertama diketahui dengan kuantitatof pada akhir abad ke-19. Di
tahun 1884, kimiawan Swedia Svante August Arrhenius (1859-1927)
mengusulkan teori disosiasi elektrolit yang menyatakan bahwa elektrolit
semacam asam, basa dan garam terdisosiasi menjadi ion-ion komponennya dalam air.
Ia lebih lanjut menyatakan bahwa beberapa elektrolit terdisosiasi sempurna (elektrolit
kuat) tetapi beberapa hanya terdisosiasi sebagian (elektrolit lemah). Teori asam
basa berkembang dengan cepat belandaskan teori ini.
Sumber: http://k15tiumb.blogspot.co.id/2009/10/perkembangan-konsep-asam-dan-
basa.html
2. Penilaian Kognitif
1. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan sertakan alansannya!
1. Asam menurut Arrhenius adalah ….
a. Spesi donator (pemberi) proton dalam suatu reaksi.
b. Senyawa yang dapat menerima pasangan elektron (akseptor pasangan
elektron).
c. Senyawa yang dapat memberikan pasangan electron kepada senyawa
lain (donor pasangan elektron).
d. Suatu zat yang dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion H+.
e. Suatu zat yang dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion OH–.
Alasan : ________________________________________________
Pedoman Penskoran
= 5 x 5
= 25
= 25 x 4
= 100
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan sikap yang ditampilkan oleh
peserta didik!
Skor
No Pernyataan
1 2 3
1 Peserta didik datang tepat waktu (disiplin waktu)
2 Peserta didik dengan rasa ingin tahunya bertanya
terkait materi yang akan dipelajarinya.
3 Peserta didik bekerjasama dalam melakukan
diskusi kelompok.
4 Peserta didik teliti dalam menyimpulkan hasil
diskusi kelompok.
5 Peserta didik menunjukkan sikap sopan santun
kepada guru.
Rubrik Penilaian Afektif
Pedoman Penskoran
= 3 x 6
= 18