Neonatal Resusitasi Idai
Neonatal Resusitasi Idai
Neonatal Resusitasi Idai
.
Transisi paru saat lahir
Masa transisi
Pernapasan
sirkulasi
paralel
Ekstrakardiaka
Duktus venosus
Duktus arteiosus
PERALATAN
1. Penghangat
Kain pengering dan topi
Handuk hangat/ pembungkus
Kantung plastik untuk neonatus < 1500 gram
Penghangat kepala (overhead heater)/ infant warmer
2. Pengisap/ Suction
Suction dengan tekanan negatif (tidak boleh melebihi 100
mmHg)
Kateter suction
Aspirator mekoneum
3. Ventilasi
Balon mengembang sendiri/ Self-inflating bag
T-piece resuscitator
Mix safe
Balon tidak mengembang sendiri/ Flow-inflating bag
Peralatan intubasi (laringoskop, pipa endotrakeal, stilet)
Sungkup laring/ Laryngeal Mask Airway (LMA)
Sungkup wajah
BMS
- Praktis
- Katup pengaman
-Kadar O2 bisa 21%
,40 % ,100 %
- VTP
- Tdk ada PEEP
BALON RESUSITASI NEONATUS
Dapat memberikan
PEEP
PEEP valve 5 cm H20
Rujukan hanya fungsi
VTP
MIX SAFE
# Alat
gampang
dibawa
# Ada
pengaturan
konsentrasi
O2
# Udara
tekan dgn
mini
kompresor
Untuk pemberian hasil resusitasi yang optimal, peralatan
resusitasi harus berfungsi secara baik. Oleh karena itu
pengecekan alat-alat resusitasi, terutama alat ventilasi
manual, harus dilakukan setiap saat sebelum melakukkan
resusitasi.
Adapun tahapan pengecekan alat ventilasi manual adalah:
1. Balon mengembang sendiri
Periksa rangkaian terpasang dengan benar
Pastikan pipa reservoir tersedia
Alat ini tetap dapat digunakan tanpa sumber gas. Bila
memerlukan sumber oksigen, maka alirkan 5-10 L/menit
Balon mengembang sendiri
Tutup lubang terbuka yang mengarah ke sungkup, remas balon
sampai tekanan membuka katup yang mengarah ke reservoir
Pada akhir inflasi, periksa balon dapat kembali inflasi dengan
cepat
Berikan ventilasi pada bayi baru lahir dengan melakukan
kompresi balon selama 40-60 x/menit dengan waktu inspirasi
0,3-0,5 detik
2. Balon tidak mengembang sendiri
Periksa rangkaian tersusun dengan benar dan pastikan terpasang
manometer
Alat ini memerlukan sumber gas, diberikan 5-10 L/menit
Tutup lubang terbuka yang mengarah kesungkup. Ketika
menutup lubang tersebut, berikan kompresi pada balon terisi
udara dengan cepat
Balon tidak mengembang sendiri
Lanjutkan menutup lubang tersebut, berikan kompresi pada balon
dan perhatikan tekanan yang tercapai
Perhatikan juga apakah balon dapat kembali inflasi secara cepat pada
akhir inflasi ketika balon tidak sedang dikompresi
Berikan ventiasi pada bayi baru lahir dengan menekan balon diantara
ibu jari dan telunjuk, lalu peras balon untuk menghasikan tekanan
positif. Lakukan 40-60x/menit dengan waktu inspirasi 0,3-0,5 detik
3. Tekanan
Pada bayi yang memerlukan bantuan ventilasi, terdapat dua jenis
tekanan yaitu PIP dan PEEP
Positive end espiratory pressure (PEEP) adalah tekanan
positif di akhir ekspirasi (TPAE). Tekanan ini sangat
diperlukan untuk mencegah kolapsnya alveolar.
Peak inspiratory pressure (PIP) adalah tekanan inspirasi
puncak (TIP). Tekanan ini merupakan tekanan tertinggi
yang diberikan kepada paru selama periode inspirasi.
Neopuff
Cara pakai
T- piece
resucitator
MIX SAFE
SUMBER GAS
Pada resusitasi neonatus, pemberian tekanan PIP ataupun
PEEP memerlukan sumber gas agar dapat berfungsi optimal.
adapun pada neonatus, gas yang digunakan adalah oksigen dan
udara. Alat yang dapat menjadi sumber gas, yaitu:
1. Oksigen
a) Silinder/ tabung
b) Oksigen konsentrator
oksigen konsentrator merupakan alat yang dapat
mengkonsentrasikan oksigen dari udara sekitar, sehingga
dapat digunakan sebagai sumber oksigen bila fasilitas tidak
memiliki sumber oksigen tabung.
2. Udara
a) Silinder/ tabung
b) Kompresor
kompresor udara merupakan alat yang dapat memampatkan
udara sekitar sehingga menciptakan udara bertekanan. Alat
ini dapat menjadi sumber udara bertekanan bila tidak
terdapat tabung udara bertekanan.
Pencampuran oksigen dan udara
Oksigen dan udara tersebut harus dicampur sebelum
diberikan ke bayi. Adapun beberapa metode untuk
pencampuran gas tesebut, yaitu:
1. Fasilitas lengkap
a) Oxygen blender
Oxygen blender merupaka alat yang dapat mencampur oksigen dan
udara sehingga dapat mencapai fraksi oksigen antara 21% (udara
bebas) dan 100% (oksigen murni)
2. Fasilitas terbatas
a) Blender
b) Tabung oksigen dan udara yang disambungkan dengan Y-conneector
c) Tabung oksigen/ oksigen konsentrator + mini compressor
Percampuran oxigen dgn udara tekan
Tabel Konsentrasi Oksigen
untuk Campuran Udara dan Oksigen
3 80% 68% 61% 55% 51% 47% 45% 43% 41% 39%
4 84% 74% 66% 61% 56% 52% 50% 47% 45% 44%
Oksigen (liter/menit
5 86% 77% 70% 65% 61% 57% 54% 51% 49% 47%
6 88% 80% 74% 68% 64% 61% 57% 54% 53% 51%
7 90% 82% 76% 71% 67% 64% 61% 58% 56% 54%
8 91% 84% 78% 74% 70% 66% 63% 61% 58% 56%
9 92% 86% 80% 76% 72% 68% 65% 63% 61% 58%
3 10 93% 87% 82% 77% 74% 70% 67% 65% 63% 61%
3
PENGENDALIAN INFEKSI SAAT RESUSITASI
Pengendalian infeksi terdiri dari:
1. Kebersihan tangan
2. Alat pelindung diri
Penutup kepala
Masker
Sarung tangan
Jubah steril
Sepatu bot
3. Sterilisasi perlengkapan resusitasi
PERSIAPAN
RESUSITASI
FAKTOR RISIKO
PEMBENTUKAN TIM
RESUSITASI
A. KOMUNIKASI DAN INFORMASI
1. Informasi mengenai ibu :
• Riwayat kehamilan (kondisi kesehatan maupun
pemakaian obat-obatan)
• Riwayat kesehatan dan medikasi ibu
• Hasil pemeriksaan USG antenatal
• Riwayat pemeriksaan kesehatan janin dalam
kandungan
• Risiko infeksi ibu (misal: Streptococcus grup B)
PEMBENTUKAN TIM
RESUSITASI
A. KOMUNIKASI DAN INFORMASI
2. Informasi mengenai janin yang akan
dilahirkan :
• Usia gestasi
• Perkiraan jumlah janin (tunggal, kembar)
• Janin risiko tinggi dan kemungkinan membutuhkan
resusitasi
• Mekoneum pada cairan ketuban
• Variasi denyut jantung janin
• Kelainan kongenital janin
PEMBENTUKAN TIM
RESUSITASI
B. ANGGOTA TIM
1. Penolong pertama=pemimpin jalannya
resusitasi
• Posisi diatas kepala bayi
• Memiliki pengetahuan dan kompetensi resusitasi
yang paling tinggi dan lengkap dan dapat
menginstruksi tugas kepada anggota tim lainnya
• Tanggung jawab utama: ventilasi (airway dan
breathing)
PEMBENTUKAN TIM
RESUSITASI
B. ANGGOTA TIM
2. Penolong kedua=asisten sirkulasi
• Posisi: kiri bayi
• Tanggung jawab: sirkulasi bayi
• Meliputi: mendengarkan laju denyut jantung bayi,
mengatur kebutuhan tekanan inspirasi positif dan
fraksi oksigen, memberikan kompresi jantung,
memasang kateter melalui kateter umbilikal untuk
resusitasi cairan
PEMBENTUKAN TIM
RESUSITASI
B. ANGGOTA TIM
3. Penolong ketiga=asisten peralatan dan obat
• Posisi: kanan bayi
• Tanggung jawab: menyalakan tombol pencatat waktu,
emmasang monitor saturasi, monitor suhu,
menyiapkan alat suction, persiapan obat-obatan dan
alat-alat lainnya
PEMBENTUKAN TIM
RESUSITASI
C. TIM RESUSITASI
1. Persalinan risiko sangat tinggi
Dihadiri min. 1 konsultan neonatologi/dokter spesialis anak
• Usia kehamilan <30 minggu atau <1500 gr
• Usia <26 minggu konsultan neonatologi diupayakan hadir
• Persalinan multipel usia <32 minggu
• Inkompatibilitas rhesus berat/hidrops fetalis
• Malformasi berat (hernia diafragmatik, PJK)
• Prolaps tali pusat/hipoksia intrapartum berat/perdarahan intrapartum
berat
• Bedah kaisar darurat (gawat janin, perdarahan intrapartum masif)
PEMBENTUKAN TIM
RESUSITASI
C. TIM RESUSITASI
2. Persalinan risiko tinggi atau sedang
Dihadiri min. 1 dokter spesialis anak/dokter umum
• Usia kehamilan 30-36 minggu/persalinan multipel >32 minggu
• Pertumbuhan janin lambat
• Hipoksia intrapartum
• Inkompatibilitas rhesus ringan-sedang
• Persalinan sungsang
• Distosia bahu
• Cairan ketuban bercampur mekonium
• Bedah kaisar darurat (membahayakan janin dan ibu)
• Bedah kaisar elektif dengan faktor risiko tambahan (DM pada ibu usia
kehamilan <37 minggu, anomali bayi, letak sungsang, retriksi tumbuh
janin, persalinan multipel, plasenta previa der. 3 atau 4, anestesi umum)
PEMBENTUKAN TIM
RESUSITASI
C. TIM RESUSITASI
3. Persalinan multipel
• Jika persalinan <35 minggu dibutuhkan 1 tim untuk setiap
bayi, maka persalinan <30 minggu dibutuhkan tambahan
dokter
• Jika ada komplikasi lain pada persalinan multipel dibutuhkan
2 dokter untuk tiap bayi
• Bayi yang kan mendapat perawatan paliatif, dibutuhkan min. 1
dokter spesialis anak konsultan neonatologi atau dokter
spesialis anak untuk memastikan bayi mendapatkan perawatan
yang sesuai
PERSIAPAN LINGKUNGAN
RESUSITASI
A. RUANGAN
Hal-hal yang harus diperhatikan :
• Harus sangat berdekatan dengan ruang
bersalin/kamar operasi
• Ruangan harus cukup hangat untuk mencegah bayi
baru lahir kehilangan panas tubuhnya
• Cukup terang untuk dapat menilai status klinis ibu-
bayi
• Cukup besar untuk tim resusitasi bergerak
PERSIAPAN LINGKUNGAN
RESUSITASI
B. SUHU
• Mengatur suhu ruangan yang hangat (24-26C)
• Meletakkan bayi tidak dibawah pendingin ruangan
• Infant warmer dihangatkan sebelum bayi lahir (untuk
menghangatkan matras, kain, topi, dan selimut bayi)
• Menggunakan kain yang hangat dan kering untuk mengeringkan
bayi
• Menggunakan plastik bening untuk membungkus bayi dengan
berat < 1500 gram
PERSIAPAN LINGKUNGAN
RESUSITASI
B. SUHU
• Memakaikan topi pada kepala bayi sesuai dengan
ukurannya
• Bayi dibawah 1000 gram menggunakan matras
penghangat/blanket roll
• Menggunakan inkubator transpor yang sudah
dihangatkan atau transportasi dengan kontak kulit
dengan kulit (metode kanguru) pada fasilitas terbatas
untuk memindahkan bayi ke ruang perawatan
Komponen Penilaian pada Resusitasi
Neonatus
Komponen utama yang wajib dinilai saat awal setelah bayi lahir
Pernapasan
Tonus otot
Laju denyut jantung
Komponen yang dinilai pada evaluasi lanjutan sepanjang
resusitasi berlangsung
Laju denyut jantung bayi
Pernapasan
Tonus otot
Oksigenasi
Pernapasan
Pada bayi yang bernapas spontan, perlu dinilai ada atau tidaknya
tanda distress pernapasan. Retraksi atau tarikan ke dalam pada
tulang iga dan sternum, merintih saat ekspirasi merupakan
tanda-tanda yang harus diwaspadai pada semua bayi.
Bila terdapat gangguan pernapasan, bayi perlu diberikan tekanan
positif berkelanjutan pada jalan napas (continuous positive airway
pressure/CPAP) atau ventilasi tekanan positif.
Tonus dan Respons terhadap
Stimulasi
Tonus otot merupakan penilaian yang subjektif dan bergantung pada
Menepuk
usia gestasipipi,
bayi,memukul
namun cukuppantat, menggoyang,
akurat atau menggantung
dlam memerediksi kebutuhan
bayi secara
resusitasi terbaik
pada bayi. berpotensi bahaya dan tidak boleh dilakukan.
Sepanjang
Seorang bayiresusitasi,
denganposisi
tonusbayi harus
otot yangdijaga
baikagar kepala dan leher
(menggerak-gerakkan
tetap dalam
tungkai posisi netral,
dengan postur terutama bila tonus
sesuai usia otot bayiumumnya
gestasinya) lemah tidak
memerlukan resusitasi. Sebaliknya, bayi dengan tonus otot lemah
(tidak bergerak-gerak dan postur tubuh ekstensi) seringkali
membutuhkan resusitasi aktif.
Laju Denyut Jantung
Laju denyut jantung merupakan kunci utama dalam penilaian
resusitasi. Tanda pertama dari perbaikan kondisis bayi adalah
peningkatan laju denyut jantung.
Laju denyut jantung dapat ditentukan dengan mendengarkan jantung
menggunakan stetoskop; pada menit-menit awal setelah lahir, dengan
meraba pulsasi pada dasar tali pusat; atau dengan menggunakan pulse
oximetry.
Bila laju denyut jantung bayi terus menerus kurang dari 100 kali per
menit, maka ventilasi bantuan harus dilakukan. Apabila laju denyut
jantung bayi tetap kurang dari 60 kali per menit bahkan setelah
diberikan ventilasi tekanan positif yang adekuat, kompresi dada perlu
diberikan.
Oksigenasi
Untuk menilai oksigenasi pada bayi baru lahir dapat dilakukan
dengan menggunakan pulse oximetry.
Pulse oximetry dianggap sebagai metode yang lebih cepat dan
akurat pengukuran oksigenais dibanding warna kulit semata.
Untuk bayi yang membutuhkan resusitasi, pulse oximetry dapat
digunakan untuk membantu keputusan menaikkan atau
menurunkan kadar oksigen pada bayi.
Nilai Apgar
Sebuah metode objektif untuk menilai kondisi bayi baru lahir dan
mudah diterapkan pada berbagai kodisi fasilitas kesehatan, namun
sebaiknya nilai apgar tidak digunakan untuk menentukan
kebutuhan dan intervensi resusitasi pada bayi baru lahir.
N
Apnu O Apnu
prim sekun
TIDA der
K er
Berikan
Kehangatan
Posisikan dan Setengah
Bayi VTP
Keringkanjalan
bersihkan dan ekstensi
dengan
stimulasi
napas
Posisikan untukusia
kembali membuka
gestasi >
NILA jalan28napas
minggu
I bayi
Resusitasi Terintegrasi
Airway(membuka jalan napas)
Posisi airway :
1. Posisi bayi terlentang dan kepala ditengah
2. selimut atau handuk seteal 2cm di tempat dibawah bahu mempertahankan posisi kepala bayi
Bayi dengan hipotonia -> jaw thrust atau pemasangan
oropharingeal airway -> membantu membuka jalan napas
Usah bernapas ada, tapi tidak menghasilakan ventilasi efektif -
> jalan napas mungkin obstruksi -> sokong rahang bawah,
membuka mulut
Pengisapan Mulut dan Faring
Pengisapan merupakan salah satu tindakan yang dapat
merangsang napas
Hanya dilakukan jika : napas mengalami obstruksi,
seperti :
- tampaknya mekoneum/darah pd jalan napas
- terdapat suara napas tambahan
- distres napas dan
- laju denyut jantung dibawah 100x/mnt
Breathing (ventilasi)
Bedakan :
1. Bayi tidak bernapas/megap-megap -> lakukan ventilasi
tekanan positif
2. Bayi bernapas spontan namun mengalami distres napas ->
berikan tekanan positif berkenlanjutan pada jalan napas
(countinues positive airway pressure/CPAP)
Tujuan ventilasi
Bayi prematur :
Bayi cukup bulan :
TPI awal utk ventilasi tekanan positif
Pemberian TPI awal sebesar 30
sebesar 30 cmH2O
cmH2O
Teknik Ventilasi Sungkup Wajah
1. Pastikan jalan napas terbuka
2. Peletakan sungkup yang benar
3. Kembangkan paru dgn tekanan dan volume yang cukup
4. Kecepatan ventilasi adalah 40 hingga 60 inflasi per menit
dengan waktu inspirasi sekitar 0,3 – 0,5 detik
5. Observasi usaha napas dan laju denyut jantung setelah
periode 30 detik
6. Apabila bayi masih tidak bernapas dan laju denyut jantung
<60 x/mnt, setelah dipastikan pengembangan dada baik
maka lanjutkan ke tahap ventilasi tekanan positif dengan
kompresi dada
Penilaian efektivitas ventilasi
Indikasi :
JIKA <100x/Menit
???
konfirmasi
Jika YAAsidosis Metabolik.
Asidosis Metabolik menjadi normal.
Berikan Sodium Bikarbonat setelah
ventilasi dan sirkulasi adekuat 2. Riwayat pemberian Narkotika
DOSIS : 1-2 mmol/kg (2-4 mL dari
larutan bikarbonat 4,2%) suntikan IV pada Ibu selama bersalin.
lambat DOSIS : 0,1 mg/kgBB dari larutan
0,4 mg/mL)
Berikan secara IV bolus Nacl 0,9%
Cairan Volume Expanders
Pemberian cairan INTRAVASKULER bila bayi diduga mengalami
kehilangan darah, bayi syok (pucat, perfusi buruk, pulsasi lemah),
dan tidak memberi respon adekuat pada tindakan resusitasi
lainnya.
KRISTALOID ISOTONIK
DOSIS AWAL: 10 mL/kgBB
secara IV bolus
TERIMA KASIH
RESUSITASI
KHUSUS
BAYI
Bayi premature
premature <28sangat rentan
minggu mengalami
risiko cedera
PREMATUR dysplasia
kulit dan bronkopulmonar
organ dalam makan atau penyakit
tangani
Proteksi Kulit paru
dengankronis
lembutkomplikasi dari intubasi dan
dan hati-hati
dan Cara penggunaan ventilasi antiseptik
*Gunakan larutan mekanik >72 jam
seperlunya
Memegang *Pencegahan
karena mengandungVTP alcohol
dengandapat
katup PEEP,
merusak
sustained
kulit. inflation (VTP dengan T-piece
resuscitator) dan CPAP
*Jika penggunaan berlebihan sampai paha
dan inguinal bilas dengan aquabidest atau
Bantuan NaCL 0,9% mencegah luka bakar
Pernapasan
Pemberian Surfaktan :
• INSURE : Bayi mendapat CPAP diintubasi
untuk memasukan surfaktan
• MIST
• NIST
ALGORITMA BAYI BARU LAHIR DENGAN DISTRES
NAPAS
Obstruksi Jalan Napas Atas Hernia Diafragmatika
Kongenital Kongenital (HDK)
Klinis HDK terjadi bila ke-4* yang
menyusun diafragma gagal menyatu
Bayi merah muda saat
pada minggu ke-8, akibatnya terjadi
menangis, tapi sianotik saat
herniasi ke rongga toraks.
diam
Dicurigai atresia koana atau *Septum transversum
obstruksi jalan napas atas lainnya. *Membrane pleuroperitoneal
*Mesentrium dorsal dari esophagus
1. Pasang
*Dinding Intubasi
tubuh
Trakea untuk
meminimalisasi
masuknya udara ke
sal. Cerna
2. Berikan Ventilasi
hati-hati, vol. tidal
rendah dan puncak
inspirasi tidak
lebiH dari
25cmH2O
Pneumotoraks Tension
Tatalaksana :
Beri tekanan lebih tinggi saat
ventilasi awal
Torakosintesis boleh dikerjaan
setelah pemeriksaan
radiografi/ultrasonografi
Gangguan Jantung
Kongenital Kelahiran Gemelli
Perdarah Pervaginam
PRINSIP = BERURUTAN
TIDAK BOLEH
DILOMPATI
S ugar & safe care
T emperature
A irway
B lood Pressure
L ab work
E motional support
Sugar & safe care
Kadar gula darah normal 50 – 110 mg/dL
Dilakukan 30 – 60 m3nit setelah lahir/ketika ada tanda2
hipoglikemia
pemeriksaan dilakukan menggunakan strip gula darah, alat
analisis gas darah, atau pemeriksaan laboratorium.
Bayi sakit/dipuasakan dengan kadar gula darah <50
mg/dL
Ulangi bolus, ↑ jumlah glukosa intravena 100 – 120 mL/kg/hari atau tingkatkan
konsentrasi glukosa intravena menadi D12,5 atau D15
kadar gula darah < 150 mg/dL kadar gula darah < 250 mg/dL