Gingivitis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

KOLABORASI PAPER DI CLOUD

GINGIVITIS

Diedit bersama oleh :

NAMA : NIM :

1. INDAH PURNAMASARI J2A018033


2. MOHAMMAD HIMAWAN M.P. J2A018042
3. NATASYA WIDYA A. J2A018044
4. AMRINA ROSYADA J2A018046
5. KARNELIA PRIMADEWI J2A018052

PROGRAM SARJANA KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gingivitis adalah proses peradangan yang terbatas pada


jaringan epitel mukosa yang mengelilingi bagian leher dari gigi dan
proses alveolar. Jenis yang paling umum dari gingivitis adalah bentuk
kronis yang disebabkan oleh plak.
Gingivitis adalah suatu inflamasi pada gingiva yang
biasanya disebabkan oleh akumulasi plak. Menurut profil kesehatan
Indonesiatahun 2001 kelainan periodontal pada tahun 2001 terjadi sebesar
61%. Penyakit periodontal salah satunya gingivitis yang disebabkan
infeksi bakteri, secara langsung melalui aliran darah (hematogen),
maupun tidak langsung dari respon imun sistemik infeksi melalui
peningkatan mediator infeksi (PGE2, IL1, IL6 dan TNFα) oleh
pertahanan tubuh. Jaringan periodonsium adalah jaringan penyokong
gigi, terdiri atas gingiva, sementum, ligamentum periodontal dan tulang
alveolar. Jaringan ini dapat mengalami kelainan akibat interaksi faktor
pejamu, mikroba dan lingkungan misalnya gingivitis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana etiologi dan patofisiologi gingivitis et causa kalkulus?


2. Bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan gingivitis et causa kalkulus?

C. TUJUAN

1. Mengetahui etiologi dan patofisiologi gingivitis et causa kalkulus.


2. Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan gingivitis et causa
kalkulus.
D. MANFAAT
1. Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu
gigi dan mulut pada khususnya,
2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu gigi dan mulut.

BAB II

TINJUAN TEORITIS
A. DEFINISI

Gingivitis adalah suatu proses peradangan jaringan periodonsium


yang terbatas pada gingiva dan bersifat reversibel. Inflamasi gingiva
cenderung dimulai pada papilla interdental dan menyebar ke sekitar leher
gigi. Gingivitis secara epidemiologis diderita oleh hampir semua populasi
masyarakat di dunia. Lebih dari 80% anak usia muda dan semua populasi
dewasa sudah pernah mengalami gingivitis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi prevalensi dan derajat keparahan gingivitis adalah umur,
kebersihan mulut, pekerjaan, pendidikan, letak geografis, polusi
lingkungan, dan perawatan gigi.

B. ETIOLOGI

Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut


sehingga terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan
dengan tepi gusi. Penyebab utama gingivitis adalah bakteri plak, plak dan
karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi
pada gusi. Bila kebersihan mulut tidak diperbaiki, gingivitis akan
bertambah parah dan berkembang menjadi periodontitis.
Gingivitis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik.
Contohnya pada pasien penderita leukemia dan penyakit Wegner yang
cenderung lebih mudah terkena gingivitis. Pada orang dengan diabetes
atau HIV, adanya gangguan pada sistem imunitas (kekebalan tubuh)
menyebabkan kurangnya kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri
pada gusi. Perubahan hormonal pada masa kehamilan, pubertas, dan pada
terapi steroid juga menyebabkan gusi lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
Pemakaian obat-obatan pada pasien dengan tekanan darah tinggi dan paska
transplantasi organ juga dapat menekan sistem imunitas sehingga infeksi
pada gusi lebih mudah terjadi.

C. ANATOMI GINGGIVA
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang mengelilingi gigi.
Gingiva melekat pada gigi dan tulang alveolar. Pada permukaan
vestibulum di kedua rahang, gingiva secara jelas dibatasi mukosa mulut
yang lebih dapat bergerak oleh garis yang bergelombang disebut
perlekatan mukogingiva. Garis demarkasi yang sama juga ditemukan pada
aspek lingual mandibular antara gingival dan mukosa mulut.
Pada palatum, gingiva menyatu dengan palatum dan tidak ada
perlekatan mukogingiva yang nyata Gingival, lebih dikenal dengan gusi
adalah mukosa di dalam mulut yang menutupi tulang alveolar dan
menyelimuti leher gigi. Secara anatomi terbagi atas:
1. Unattached gingival atau marginal gingival yang merupakan tepi
akhir atau batas dari gingival yang mengelilingi gigi seperti
kerah baju.
2. Attached gingival yang melekat pada tulang alveolar gigi.
3. Interdental gingival yang mengisi daerah pertemuan 2 gigi yang
bersebelahan, di bawah titik kontak pertemuan antara dua gigi
tersebut.

Di antara marginal gingival dan gigi terdapat ruang sempit di


sekeliling gigi yang disebut sulcus gingival. Kedalaman dari sulcus
gingival dibatasi oleh attached gingival yang berukuran normal rata-rata
1,8 mm. Apabila kedalaman dari sulcus gingival melebihi batas normal
maka sudah dikategorikan sebagai poket periodontal yang merupakan
tanda klinis dari penyakit jaringan periodontal.

D. PATOFISIOLOGI

Penyebab paling utama dari radang gusi adalah akumulasi plak.


Akumulasi plak berkaitan dengan bakteri yang jumlahnya meningkat. Hal
ini terjadi karena sisa-sisa makanan yang tertinggal diantara sela-sela gigi
atau di gusi. Jika dalam waktu 24 jam sisa makanan itu belum tersikat
maka akan terbentuk plak. Hanya dalam beberapa hari plak yang tidak
tersikat atau tidak terganggu sudah menimbulkan radang gusi tahap inisial.
Ada tiga tahap radang gusi yaitu tahap inisial (2-4 hari), tahaplesi dini (4-7
hari) dan tahap lesi mantap (2-3 minggu). Pada tahap lesi mantap ini sudah
terjadi kerusakan jaringan penyangga gigi.
Selain plak sebagai faktor penyebab utama radang gusi, ada
beberapa faktor penunjang yang memudahkan akumulasi plak seperti
tersangkutnya makanan disela-sela gigi dan menimbulkan rasa sakit, gigi
tiruan yang tidak baik, sikat gigi yang tidak bersih, atau tambalan yang
tidak sempurna. Sedangkan faktor fungsional yang berpengaruh terhadap
gigi pada saat berfungsi dan menyebabkan radang gusi dapat berupa gigi
yang tidak beraturan, gigi hilang tidak diganti, atau kebiasaan buruk
mengunyah disaat tidur. Selain itu faktor resiko yang menyebabkan radang
gusi seperti umur, gender, ras, merokok, genetik, hormonal (masa pubertas
atau hamil).

E. MANIFESTASI KLINIS

Radang gusi merupakan kelainan jaringan penyangga gigi yang


paling sering terjadi dan hampir selalu dapat ditemukan pada semua
bentuk penyakit gusi. Radang gusi yang menetap dapat berkembang dan
menyebabkan kerusakan jaringan penyangga gigi sehingga gigi menjadi
goyang atau terlepas.
Tanda-tanda dari gingivitis adalah :
1. Adanya perdarahan pada ginggiva
2. Terjadi perubahan warna pada ginggiva
3. Perubahan tekstur permukaan ginggiva
4. Perubahan posisi dari ginggiva
5. Perubahan kontur dari ginggiva
6. Adanya rasa nyeri

Gejala-gejala gingivitis adalah :


1) Gusi kemerahan
2) Gusi bengkak
3) Konsistensi gusi menjadi lebih lunak
4) Bentuk gusi agak membulat (unstippling)
5) Gusi mudah berdarah

Faktor lokal penyebab ginggivitis disebabkab oleh akumulasi plak.


Bentuk penyakit gusi yang umum terjadi adalah ginggivitis kronis yang
ditandai dengan pembengkakan gusi atau lepasnya epitel perlekatan.
Ginggivitis mengalami perubahan warna gusi mulai dari kemerahan
sampai merah kebiruan sesuai dengan bertambahnya proses peradangan
yang terus menerus. Rasa sakit atau nyeri jarang dirasakan, rasa sakit yang
merupakan gejala pembeda antara ginggivitis akut dan ginggivitis kronis.

F. KOMPLIKASI

Sebagaimana penyakit lain pada umumnya sering kali apabila


dibiarkan berlama-lama maka bisa menimbulkan penyakit baru. Begitu
pula dengan radang gusi billa dibiarkan bisa mendatangkan masalah baru.
Berikut beberapa komplikasi karena masalah gingivitis.
a. Periodontitis
Penyakit yang pertama adalah periodontitis.
Periodontis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan
periodontal karena dampak lanjut darimasalah gingivitis
atau radang gusi yang tidak terawat.
Periodontis dibagi jadi 2 menurut tempat terjadinya
peradangan periodontitis :
o Periodontitis Marginalis
Yang pertama adalah margialis adalah
merupakan peradangan dari jaringan penyangga gigi
yang mengenai gusi/gingiva sampai dengan
periodontal ligament.
o Periodontitis Apikalis
Yaitu peradangan jaringan periodontal
didaerah sekitar apeks gigi sebagai kelanjutan dari
masalah peradangan pulpa yang menyeluruh atau
karena disebakan trauma.
b. Bau mulut

Halitosis atau bau mulut adalah suatu keadaan mulut


mengeluarkan bau busuk yang tidak enak atau sering
disebut napas yang tidak sedap.Halitosis atau bau mulut
dapat disebabkan oleh 2 faktor penyebab :

o Faktor Fisiologis : Faktor ini dikarenakan produksi air


ludah yang kurang saat tidur.Makan dan minuman Sisa
makanan dan minuman yang dicerna oleh kuman
penyebab bau mulut.

o Faktor Patologis

Faktor kelainan rongga mulut seperti Radang gusi /


gingivitis

1. Plak gigi
2. Oral hygiene buruk
3. Karies
Apabila gingivitis dibiarkan maka bisa
mengakibatkan bau mulut.Penyebab bau mulut/holitosis
dan gigi berlubang/karies sangat banyak sekali. Pada
umumnya bau mulut/holitosis ini diakibatkan oleh faktor
makanan terutama makanan yang memiliki bau atau aroma
yang cukup tajam seperti sayur jengkol, kebiasaan
merokok, konsumsi bawang putih, sayur petai, dan buah
durian. Holitosis terjadi bukan cuma karena makanan saja
tetapi juga karena faktor lainya yang berbahaya seperti
munculnya plak yang mana plak adalah rumah para kuman
untuk berkembang, adanya karang gigi akibat penimbunan
plak, terjadinya gigi berlubang baik kecil maupun besar,
terjadi infeksi pada gusi, mulut kering dan juga penyakit
lain yang menyertainya misalnya kencing
manis/diabetesmilitus, gangguan fungsi pada organ ginjal ,
gangguan penyakit liver kronis dan sinusitis yang
berdampak cukup fatal bagi kesehatan secara umum.

Tidak hanya itu, halitosis/bau mulut juga bisa


dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang wajar seperti
kebiasaan diet yang tak sehat atau pola makan yang tidak
teratur, kebiasaan minum minuman keras seperti alkohol
dan juga sering merokok.

Bau mulut (halitosis) berasal dari hidung dan mulut


yang terdapat bau yang busuk. Pada kondisi bau ulut yang
parah tidak cukup hanya dengan melakukan pembersihan
biasa seperti melakukan sikat gigi dan juga flossing.
Banyak orang yang pada pagi hari mulutnya bau tetapi ini
bukanlah karena penyakit holitosis. Masalha bau mulut
tidak dibatasi oleh usia seseorang, suku/ras, seks, atau
bahkan tingkat keadaan sosial ekonomi manusia.

c.) Pembentukan saku gigi

Saku gusi adalah merupakan sulcus gingiva/gusi


yang bertambah dalam bila dilihat secara patologik. Tidak
ada keluhan sakit bila ada saku gusi sedang terjadi, akan
tetapi bila ada pembentukan saku maka 1 atau bahkan
lebih dari beberapa gejala berikut akan tampak pada gusi :
● Perasaan tertekan sehabis memakan makanan akan
tetapi lama - kelamaan perasaan ini akan berkurang.
● Bau busuk di dalam mulut pada bagian gigi geligi
● Rasa nyeri atau ngilu yang luas pada daerah yang
dalam tulang terutama pada musim hujan.
● Sakit yang di sertai gatal seolah ada ulat dalam gigi
kita.
● Sensitife terhadap suhu panas dan dingin.
● Rasa sakit pada bagian gigi tanpa ada gigi berlubang
atau karies. (P.W.Siregar,1981:144)
d. Gigi goyang

Radang gusi kalau dibiarkan,maka penyakit


menjalar terus sepanjang akar gigi dan merusak serat-serat
halus yang mengikat akar gigi pada tulang lambat laun gigi
menjadi bergoyang (Dep.Kes.R.I.,1990:19)

Ada empat macam jenis derajat kegoyangan pada gigi :

● Derajat 1 : bila seorang penderita merasa terjadi


kegoyangan pada gigi, akan tetapi operator tidak
melihat adanya kegoyangan
● Derajat 2 : gigi terasa seperti goyang dan memang
terlihat goyang
● Derajat 3 : kegoyangan gigi pada arah horizontal
oleh lidah
● Derajat 4 : kegoyangan gigi pada arah horizontal
dan juga vertikal oleh lidah (Depkes. R.I., 1996)
● Gigi lepas (Avusi) : Gigi lepas sebelum waktunya,
karena sakit kalau dipakai untuk mengunyah
makanan dan menggigit makanan sehingga
fungsinya hilang (Depkes, R.I., 1994).
G. PENGOBATAN

Pengobatan utama pada gingivitis adalah dengan menghilangkan


penyebabnya, yaitu dengan membersihkan karang gigi (scaling).
Membersihkan karang gigi dapat dilakukan di praktik dokter gigi. Satu
minggu pasca pembersihan karang gigi, dicek apakah kondisi sudah
membaik atau belum. Jika kondisi gusi masih radang atau belum membaik
berkonsultasilah dengan dokter gigi.

H. PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis radang gusi berdasarkan gejala pada saat


pemeriksaan, penumpukan plak dan tartar pada gigi dan gusi akan dilihat.
Kemudian diperiksa juga apakah ada kemerahan, bengkak pada gusi dan
mudah terjadi pendarahan. Pemeriksaan jumlah plak dan kalkulus dapat
dilakukan melalui berbagai macam metode. Pemeriksaan plak dapat
menggunakan plak indeks. Jaringan yang mengelilingi gigi dibagi menjadi
4 bagian, yaitu papilla distofasial, margin fasial, papilla mesiofasial, dan
bagian lingual. Visualisasi plak dapat dilakukan dengan mengeringkan gigi
dengan udara. Plak adalah bagian yang tidak memiliki stain.
Gingival index menyediakan penilaian status inflamasi gingiva
yang digunakan dalam praktek untuk membandingkan kesehatan gingiva
sebelum dan setelah terapi fase I atau sebelum dan setelah operasi.
Gingival index juga untuk membandingkan status gingiva pada kunjungan
rutin.

I. PENATALAKSANAAN

Untuk pencegahan radang gusi itu sebenarnya sangat mudah,


cukup dengan menjaga kebersihan mulut kita. Karena penyebab utama
radang gusi adalah plak, maka terapi keadaan tersebut diarahkan ke
pembersihan plak serta mencegah pembentukkannya, disebut sebagai
mengontrol plak adalah dengan prosedur mekanik termasuk penyikatan
gigi, pemakaian benang gigi, dan tindakan pembersihan plak dan karang
gigi.
Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada gigi
akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi, nekrosis, rasa
nyeri serta perdarahan pada gusi. Dengan sikat gigi yang lunak dan
perlahan, anjuran kumur-kumur dengan antiseptic yang mengandung
klorheksidin 0,2% untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut.
Pembersihan karang gigi supraginggiva dapat dilakukan bertahap.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gingivitis adalah suatu proses peradangan jaringan

periodonsium yang terbatas pada gingiva dan bersifat reversibel.

Inflamasi gingiva cenderung dimulai pada papilla interdental dan

menyebar ke sekitar leher gigi. Gingivitis secara epidemiologis

diderita oleh hampir semua populasi masyarakat di dunia. Lebih

dari 80% anak usia muda dan semua populasi dewasa sudah

pernah mengalami gingivitis. Faktor-faktor yang mempengaruhi

prevalensi dan derajat keparahan gingivitis adalah umur,

kebersihan mulut, pekerjaan, pendidikan, letak geografis, polusi

lingkungan, dan perawatan gigi.

Selain plak sebagai faktor penyebab utama radang

gusi, ada beberapa faktor penunjang yang memudahkan akumulasi


plak seperti tersangkutnya makanan disela-sela gigi dan

menimbulkan rasa sakit, gigi tiruan yang tidak baik, sikat gigi

yang tidak bersih, atau tambalan yang tidak sempurna. Sedangkan

faktor fungsional yang berpengaruh terhadap gigi pada saat

berfungsi dan menyebabkan radang gusi dapat berupa gigi yang

tidak beraturan, gigi hilang tidak diganti, atau kebiasaan buruk

mengunyah disaat tidur. Selain itu faktor resiko yang

menyebabkan radang gusi seperti umur, gender, ras, merokok,

genetik, hormonal (masa pubertas atau hamil), kondisi penyakit

sistemik (diabetes), pendidikan, obat-obatan, stress psikologis

juga dapat berpengaruh.

Untuk pencegahan radang gusi itu sebenarnya sangat

mudah, cukup dengan menjaga kebersihan mulut kita. Karena

penyebab utama radang gusi adalah plak, maka terapi keadaan

tersebut diarahkan kepembersihan plak serta mencegah

pembentukkannya, disebut sebagai mengontrol plak adalah

dengan prosedur mekanik termasuk penyikatan gigi, pemakaian

benang gigi, dan tindakan pembersihan plak dan karang gigi.

Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada

gigi akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi,

nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi.

B. SARAN
1) Pemberian dental health education kepada masyarakat awam

mengenai gingivitis,

2) Pembahasan yang lebih mendetail lagi tentang kemungkinan

komplikasi dari gingivitis.

Anda mungkin juga menyukai