Makalah Upah
Makalah Upah
Makalah Upah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting. Keberadaan
tenaga kerja tidak boleh begitu saja dikesampingkan yang harus diperhatikan
kesehatan dan kesejahteraannya. Hal yang tidak bisa lepas begitu saja dari tenaga
kerja adalah upah. Penentuan upah merupakan salah satu penentu efisien atau
tidaknya kerja seorang tenaga kerja seperti yang sering terjadi di Indonesia
sekarang tidak sedikit perusahaan yang menghentikan aktifitas produksinya
karena para karyawan berdemo menuntut kenaikan upah.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Upah
Upah adalah hak pekerjaan atau buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja
atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau yang telah atau akan
dilakukan (Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 13.Tahun 2003) setiap
pekerjaan berhak memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan( Pasal
88 Ayat (1) ).
Upah adalah salah satu sarana yang digunakan oleh pekerja untuk meningkatkan
kesejahteraanya. Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 31 UU No. 13 Th. 2003
disebutkan bahwa kesejahteraan pekerja atau buruh adalah suatu pemenuhan
kebutuhan dan atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah baik didalam
maupun diluar hubungan pekerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempertinggi produktifitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
B. Perlindungan Upah
Dasar dari pemberian upah adalah waktu kerja. Berdasarkan ketentuan pasal 77
ayat (1) UU No. 13 Th. 2003 dijelaskan bahwa setiap pengusaha wajib
melaksanakan ketentuan waktu kerja. Adapun ketentuan waktu kerja diatur dalam
pasal 77 ayat (2) UU No.13 Th.2003 adalah sebagai berikut :
2
Ketentuan waktu sebagai mana dimaksud tersebut tidak laku bagi sektor usaha
atau pekerja tertentu. Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau
pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan Keputusan
Menteri.
Adapun bentuk kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja atau buruh diatur
dalam ketentuan pasal 88 ayat (3) UU No. 13 Th. 2003 terdiri atas :
1. Upah Minimum
3
Berdasarkan ketentuan pasal 78 undang-undang No. 13 tahun 2003 bahwa
pengusaha yang memperkejakan pekerja atau buruh melebihi waktu kerja harus
memenuhi syarat :
b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan 3 jam dalam 1 hari dan 14
jam dalam 1 minggu
Pengusaha yang memperkejakan pekerja atau buruh yang melebihi waktu kerja
wajib membayar upah kerja lembur. Mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja
lembur diatur dengan Keputusan Mentri Tenaga Kerja Trans No.KEP
102/MEN/VI/2004 waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam
sehari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam sehari,
dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1minggu atau waktu kerja apada
hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapka pemerintah:
Upah yang dibayarkan kepaa pekerja atau buruh yang tidak masuk bekerja sebagai
dimaksud dalam Pasal 93 ayat (2) sebagai berikut
4
e. Suami atau isrti, orang tuia atau mertua atau anak atau menantu
meninggal dunia dibayar untuk selama 2 hari
b. Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 2 hari
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
Dalam Pasal 95-96 UU No. 13 Tahun 2003. Pelanggaran yang dilakukan oleh
pekerja/buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda.
Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan
keterlmbatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan presentase
tertentu dari upah pekerja. Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada
pengusaha dan atau buruh/pekerja dalam pembayaran upah.
5
Berdasarkan Pasal 19 PP No.8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah apabial
upah terlambat dibayar,maka mulai dari hari keempat sampai hari kedelapan
terhitung seharusnya upah dibayar, upah tersebut ditambah 5% untuk tiap hari
keterlambatannya. Sesudah hari kedelapan tambahan itu menjadi naik 1% untuk
tiap hari keterlambatnnya dengan ketentuan bahwa tambahan itu utuk 1 bulan
tidak boleh melebihi 50% dari upah yang seharusnya dibayarkan.
1. Kewajiban Pengusaha
Menurut UU No.13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat (1) menyebutkan bahwa upah tidak
dibayar apabila pekerja/bururh tidak melakukan pekerjaan. Pasal 93 ayat (2)
mengtur bahwa upah tetap dibayarkan pekerja apabila pekrja/buruh berhalangan,
seperti sakit, sakit karena haid, izin karena keperluan keluarga. Dalam ayat (3)
mengatur bahwa upah tetap dibayarkan kepada pekerja apabila pekerja sakit terus
6
menerus selama setahun, dan selanjutnya sampai pengusaha melakukan
pemutusan hubugan kerja. Sedangkan ayat (4) mengatur bahwa upah tetap
dibayarkan kepada pekerja apabila pekerja izin karena melakukan pernikahan,
perikahan anaknya, melahirkan, keluarganya ada yang meninggal dunia.
3. Komponen Upah
7
besar proporsi keuntungan terhadap penjualan dan seakin besar jumlah
absolut keuntungan, semakin tinggi nilai upah.
2. Daya beli pekerja, karena kenaikan Upah Minimum akan secara langsung
meningkatkan daya beli pekerja, dan selanjutnya akan mendrong lajunya
ekonomi rakyat.
8
5. Etos dan disiplin kerja, karena dengan terpenuhnya kebutuhan
minimumnya pekerja akan berkontraksi dan tenang dalam bekerja
sehingga akan meningkatkan semangat dan disiplin pekerja.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Upah adalah hak pekerjaan atau buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja.
2. Adapun ketentuan waktu kerja diatur dalam pasal 77 ayat (2) UU No.13
Th.2003 adalah sebagai berikut :
a. 7 ( tujuh ) jam 1 ( satu ) hari dan 40 ( empat puluh) jam 1 (satu ) minggu
untuk 6 (enam ) hari kerja dalam 1 (satu) minggu , atau
10
besar proporsi keuntungan terhadap penjualan dan seakin besar jumlah
absolut keuntungan, semakin tinggi nilai upah.
11
DAFTAR PUSTAKA
12