Tugas Online 2 Pemusnahan Rekam Medis
Tugas Online 2 Pemusnahan Rekam Medis
Tugas Online 2 Pemusnahan Rekam Medis
DISUSUN OLEH :
2013-31-280
JAKARTA
2014
Untuk pertama kalinya sebelum melakukan proses pemusnahan harus terlebih dahulu
ditetapkan jadual Retensi Arsip Rekam Medis sebagaimana berikut :
1. UMUM
Rumah Sakit harus membuat ketentuan sendiri bila retensinya lebih lama dari ketentuan umum
yang ada, antara lain untuk :
Mata
Perkosaan
HIV
Penyesuaian kelamin
Kasus adopsi
Bayi Tabung
Cangkok Organ
Plastik Rekontruksi
Primer :
- Adminstrsi
- Hukum
- Keuangan
- IPTEK
Sekunder :
- Pembuktian
- Sejarah
1. ALUR PROSES
b.Setelah 5 (lima) tahun dari kunjungan terakhir tersebut berkas dipisahkan di ruang
lain/terpisah dari berkas RM aktif
a. Berkas rekam medis yang dinilai adalah berkas rekam medis yang telah 2 tahun
inaktif
b. Indikator yang digunakan untuk menilai berkas rekam medis inaktif :
2) Nilai guna :
a) Primer :
Administrasi
Hukum
Keuangan
Iptek
b). Sekunder :
Pembuktian
Sejarah
2) Resume
3) Lembar operasi
4) Identifikasi bayi
5) Lembar persetujuan
6) Lembar kematian
d. Berkas rekam medis tertentu disimpan diruang berkas rekam medis inaktif
e. Lembar rekam medis sisa dan berkas rekam medis rusak tidak terbaca disiapkan
untuk dimusnahkan
a. Pembentukan Tim Pemusnah dari unsur Rekam Medis dan Tata Usaha dengan SK
Direktur RS
b.Tim pembuat pertelaan
c. Pelaksanaan pemusnahan :
2. Dibakar :
- menggunakan incinerator
- dibakar biasa
3. Dicacah, dibuat bubur
4. Pihak ke III disaksikan Tim Pemusnah
d. Tim Pemusnah membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani Ketua dan
Sekretaris dan diketahui Direktur Rumah Sakit
e. Berita Acara Pemusnahan RM, yang asli disimpan di Rumah Sakit, lembar ke 2 dikirim
kepada pemilik RS (RS, Vertikal kepada Dirjen. Pelayanan Medik)
f. Khusus untuk arsip Rekam Medis yang sudah rusak/tidak terbaca dapat langsung
dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pernyataan diatas kertas segel oleh Direktur
Rumah Sakit.
PERATURAN TERKAIT DALAM PEMUSNAHAN REKAM MEDIS
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Ayat 5. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun.
Ayat 17 Jadwal Retensi Arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi
sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip,
dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip
dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang
dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.
Ayat 18. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara
pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan,
pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis
kepada lembaga kearsipan.
Ayat 37. Retensi arsip adalah jangka waktu penyimpanan yang wajib dilakukan terhadap
suatu jenis arsip.
Paragraf 5
Penyusutan Arsip
Pasal 52
Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf d, dilakukan oleh pencipta arsip
berdasarkan JRA.
Pasal 53
(1) Lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN dan BUMD
wajib memiliki JRA.
(2) JRA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan lembaga negara,
pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN dan BUMD setelah mendapat
persetujuan Kepala ANRI.
(3) Dalam rangka melaksanakan penyusutan dan penyelamatan arsip dalam pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perguruan tinggi swasta, perusahaan
swasta, organisasi politik, dan organisasi Kemasyarakatan harus memiliki JRA.
(4) JRA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh pimpinan perguruan tinggi
swasta, perusahaan swasta, organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan setelah
mendapat pertimbangan Kepala ANRI.
Pasal 54
(1) Retensi arsip dalam JRA ditentukan berdasarkan pedoman retensi arsip.
(2) Pedoman retensi arsip disusun oleh Kepala ANRI bersama dengan lembaga teknis terkait.
Pasal 55
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan JRA dan pedoman retensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 dan Pasal 54 diatur dengan Peraturan Kepala ANRI.
Pasal 56
b. pemusnahan arsip yang telah habis retensinya dan tidak memiliki nilai guna dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Pasal 65
(1) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 huruf b, menjadi tanggung jawab
pimpinan pencipta arsip.
(2) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap arsip yang:
Pasal 66
b. penyeleksian arsip berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (2)
huruf a;
g. pelaksanaaan pemusnahan :
1. dilakukan secara total sehingga fisik dan informasi arsip musnah dan tidak dapat dikenali;
2. disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) pejabat dari unit hukum dan/atau pengawasan
dari lingkungan pencipta arsip yang bersangkutan; dan
3. disertai penandatanganan berita acara yang memuat daftar arsip yang dimusnahkan.
Pasal 68
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan lembaga negara ditetapkan oleh pimpinan lembaga negara
setelah mendapat:
(2) Pelaksanaan pemusnahan arsip di lingkungan lembaga negara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menjadi tanggung jawab unit kearsipan di lingkungan lembaga negara.
Pasal 69
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan pemerintahan daerah provinsi yang memiliki retensi di
bawah 10 (sepuluh) tahun ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja perangkat daerah atau
penyelenggara pemerintahan daerah provinsi setelah mendapat:
Pasal 70
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan pemerintahan daerah provinsi yang memiliki retensi
sekurangkurangnya 10 (sepuluh) tahun ditetapkan oleh gubernur setelah mendapat:
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang memiliki retensi
di bawah 10 (sepuluh) tahun ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja perangkat daerah atau
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota setelah mendapat:
Pasal 72
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang memiliki retensi
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun ditetapkan oleh bupati/walikota setelah mendapat:
Pasal 73
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan perguruan tinggi negeri yang memiliki retensi di bawah 10
(sepuluh) tahun ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja di lingkungan perguruan tinggi negeri
setelah mendapat:
(2) Pelaksanaan pemusnahan arsip di lingkungan perguruan tinggi negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi tanggung jawab unit kearsipan di lingkungan satuan kerja rektorat,
fakultas, atau satuan kerja dengan sebutan lain yang sejenis.
Pasal 74
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan perguruan tinggi negeri yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun ditetapkan oleh rektor atau sebutan lain yang sejenis, setelah
mendapat:
(2) Pelaksanaan pemusnahan arsip di lingkungan perguruan tinggi negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi tanggung jawab lembaga kearsipan perguruan tinggi.
Pasal 75
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan BUMN atau BUMD yang memiliki retensi di bawah 10
(sepuluh) tahun ditetapkan oleh pimpinan BUMN atau BUMD setelah mendapat:
(2) Pelaksanaan pemusnahan arsip di lingkungan BUMN atau BUMD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi tanggung jawab unit kearsipan di lingkungan BUMN atau BUMD.
Pasal 76
(1) Pemusnahan arsip di lingkungan BUMN atau BUMD yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun ditetapkan oleh pimpinan BUMN atau BUMD setelah
mendapat:
(2) Pelaksanaan pemusnahan arsip di lingkungan BUMN atau BUMD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi tanggung jawab unit kearsipan di lingkungan BUMN atau BUMD.
Pasal 77
Ketentuan mengenai pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, Pasal 66, Pasal
67, Pasal 73, Pasal 74, Pasal 75, dan Pasal 76 berlaku secara mutatis mutandis bagi perusahaan
atau perguruan tinggi swasta yang kegiatannya dibiayai dengan anggaran negara dan/atau
bantuan luar negeri.
Pasal 78
(1) Arsip yang tercipta dalam pelaksanaan pemusnahan arsip wajib disimpan oleh pencipta arsip.
(2) Arsip yang tercipta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
c. surat pertimbangan dari panitia penilai arsip kepada pimpinan pencipta arsip yang
menyatakan bahwa arsip yang diusulkan musnah dan telah memenuhi syarat untuk
dimusnahkan;
(3) Arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diperlakukan sebagai arsip vital.
(4) Berita acara dan daftar arsip yang dimusnahkan ditembuskan kepada Kepala ANRI.
SUMBER DATA
1. http://arsipilmu04936.blogspot.com/2012_01_01_archive.html 12/12/2010
2. http://ad4805mr.wordpress.com/2010/01/07/tata-cara-pemusnahan-arsip-rekam-medis/
3. http://diemazcaeem.blogspot.com/2010/12/tata-cara-pemusnahan-retensi-arsip.html
5. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/1881033-retensi-
rekam-medis-bab/