LP Harga Diri Rendah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

1. Kasus (Masalah Utama) :


Harga Diri Rendah

2. Proses terjadinya masalah :


a. Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi dari atau kemampuan diri yang negatif
dan dipertahankan dalam waktu yang lam (Nanda 2005 dalam Direja,
2011).
Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan
dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir adalah hal
negatif diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu, dan tidak
berprestasi Keliat (2010).
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak
diterima dilingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya
(Barry, dalam Fitria 2009).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rwndah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (TIM MPKP RSMM &FIK UI,2009)

b. Tanda dan Gejala


Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994: 20)
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya: malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya: ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik
diri sendiri.

1
3) Merendahkan martabat. Misalnya: saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
4) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
5) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

Tanda gejala lain sebagai berikut:


1) Mengejek dan mengkritik diri.
2) Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendirI
3) Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan
pengunaan zat.
4) Menunda keputusan.
5) Sulit bergaul.
6) Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
7) Menarik diri darirealitas,cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi.
8) Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri
hidup.
9) Merusak atau melukai orang lain.
10) Perasaan tidak mampu.
11) Pandangan hidup yang pesimitis.
12) Tidak menerima pujian.
13) Penurunan produktivitas.
14) Penolakan terhadap kemampuan diri.
15) Kurang memperhatikan perawatan diri.
16) Berpakaian tidak rapi.
17) Berkurang selera makan.
18) Tidak berani menatap lawan bicara.
19) Lebih banyak menunduk.

2
20) Bicara lambat dengan nada suara lemah.

c. Rentang Respon
Rentang Respon Konsep Diri

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga diri Kerancuan Depersonalisasi

diri diri positif rendah identitas

Keterangan:
1) Respon adaptif:
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun
(konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
a) Aktualisasi diri:
Respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat
mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya.
b) Konsep diri positif:
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya
secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir
secara positif dan realistis.
2) Respon maladaptif:
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat merusak
(destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
a) Kekacauan identitas:

3
Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial
dewasa yang harmonis
b) Depersonalisasi:
Suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari
lingkungan. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan
kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan dalam
membedakan diri sendiri dan orang lain, dan tubuhnya sendiri
terasa tidak nyata dan asing baginya.
3) Harga diri rendah:
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptif.

d. Faktor Prediposisi Harga Diri Rendah menurut Stuart, 2009:


1) Faktor Biologis, biasanya karena ada kondisi sakit fisik yang dapat
mempengaruhi kerja hormone secara umum, yang dapat pula
berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak.
2) Faktor psikologis, harga diri rendah kronis sangat berhubungan dengan
pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi.
Hal– hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah kronis meliputi orang tua yang penolakkan orang, harapan
orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya terhadap
anaknya, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai degan jenis
kelamin dan peran dalam pekerjaan
3) Faktor sosial, sosial status ekonomi sangat memperngaruhi proses
terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat
tinggal didaerah kumuh dan rawan, kultur sosial yang berubah
misalnya ukuran keberhasilan individu.
4) Faktor kulturan, tuntutan peran social kebudayaan sering
meningkatkan kejadian harga diri rendah kronis antara lain: wanita
sudah harus menikah jika umur mencapai dua puluhan, perubahan
kultur kearah gaya hidup individualisme.

4
e. Faktor Presipitasi Harga Diri Rendah
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stresor
dapat mempengaruhi komponen. Stresor yang dapat mempengaruhi
gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuh, tindakan operasi, proses
patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh
kembang, prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stresor yang
dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang
tidak tepat misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan sodara,
kesalahan dan kegagalan berulang, cita- cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stresor pencetus dapat berasal dari sumber
internal atau eksternal
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat
ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh,
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal.

5
Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri
yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.

f. Sumber Koping Harga Diri Rendah


Semua orang tanpa memperhatikan gangguan prilakunya, mempunyai
beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi: Aktifitas olah raga dan
aktifitas diluar rumah, hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif,
kesehatan dan perwatan diri, pendidikan atau pelatihan, pekerjaan, vokasi
atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan, imajinasi dan kreatifitas, hubungan
interpersonal. (Stuart & Gail,2007).

g. Mekanisme Koping Harga Diri Rendah


Mekanisme koping termasuk pertahan koping jangka pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi
diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan (Stuart &
Gail, 2007).
1) Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini:
a) Aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis
indentitas diri (misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton
televisi secara obsesif)
b) Aktifitas yang memberikan identitas pengganti sementara
(misalnya, ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok,
gerakan atau genk)
c) Aktifitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)
d) Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat
identitas diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya,
penyalahgunaan obat)
2) Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini:

6
a) Penutupan identitas-adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau
potensi diri individu.
b) Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat.

3. Pohon Masalah

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri


Rendah

Koping Indiviu Tidak Efektif

(Nita Fitria, 2010)


4. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Harga Diri Rendah S:
1. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
O:
1. Penurunan produktivitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukan kepala saat
berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara lemah

7
5. Diagnosis Keperawatan
a. Harga Diri Rendah
6. Rencana Tindakan Keperawata

SP Pada Pasien Sp Pada Keluarga


SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah
dan aspek positif yang dimiliki pasien, yang dihadapi keluarga dalam merawat
membantu pasien menilai kemampuan yang pasien di rumah, menjelaskan tentang
masih dapat digunakan, membantu pasien pengertian, tanda dan gejala harga diri
memilih/menetapkan kemampuan yang rendah, menjelaskan cara merawat pasien
akan dilatih, melatih kemampuan yang dengan harga diri rendah,
sudah dipilih dan menyusun jadwal mendemonstrasikan cara merawat pasien
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dengan harga diri rendah, dan memberi
dalam rencana harian kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat
SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan SP 2 Keluarga : Melatih keluarga
kegiatan lain yang sesuai dengan mempraktekkan cara merawat pasien dengan
kemampuan pasien. masalah harga diri rendah langsung kepada
pasien
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan
pulang bersama keluarga

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.lpkeperawatanku.cf/2017/03/laporan-pendahuluan-harga-diri-
rendah.html
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah, EKA NUR
HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.(2016) diakses pada tanggal 10
November 2018

Anda mungkin juga menyukai