Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Batu Ginjal
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Batu Ginjal
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Batu Ginjal
Di susun oleh:
Melinda Alfianita
PARE KEDIRI
2016
1. DEFINISI
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman
Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi.
Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks
ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal
kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih
bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia
prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).
1. ETIOLOGI
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara
berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi
status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia
adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
Faktor ekstrinsik, meliputi:
1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih
1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk
batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan
mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti
bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin
dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat,
asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang
komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan
timbulnya batu residif.
Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu
sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah:
1. Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi
karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan
kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan
adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada
hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam
urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium
oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin
atau berasal dari metabolisme endogen.
Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan
pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah
urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini
memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu
magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.
Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh
penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik
(sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein
mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi
terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2
liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
1. PATOFISIOLOGI
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran
kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau
keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat
menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih
dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal
permanen (gagal ginjal)
Batu Ginjal
gangguan fungsi
ginjal
ureter proksimal
volume cairan
resiko infeksi
trauma ginjal
terputusnya jaringan
nyeri
saraf eferen NE
cemas
Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-
kristal pembentuk batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya adanya
pertumbuhan kuman pemecah urea.
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak
dan paling sering dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak
(radio-lusen).
Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV) bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi
ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang
tidak tampak pada foto polos abdomen.
Ultrasongrafi dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti
pada keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada pregnansi. Pemeriksaan ini
dapat menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (tampak sebagai echoic shadow),
hidronefrosis, pionefrosis atau pengkerutan ginjal.
1. PENATA LAKSANAAN
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan
agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan
pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial.
Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL,
melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.
1. PENCEGAHAN
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya
mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata
7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun.
Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah
diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per
hari
4. Medikamentosa
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2. Rendah oksalat
4. Rendah purin
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji
adalah:
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
2. Sirkulasi
Tanda:
3. Eliminasi
Gejala:
Diare
Tanda:
Oliguria, hematuria, piouria
Muntah
Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu
ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
Tanda:
6. Keamanan:
Gejala:
Penggunaan alkohol
Demam/menggigil
7. Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK
kronis
1. Tes Diagnostik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan
iskemia seluler.
2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan
ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
3. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal
dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang
terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang
akurat/lengkapnya informasi yang ada.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema
dan iskemia seluler.
4. Bantu/dorong pernapasan
3.Meningkatkan relaksasi dan
dalam, bimbingan imajinasi dan
menurunkan ketegangan otot.
aktivitas terapeutik.
Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan
ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN
Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal
dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Tekankan pentingnya
memperta-hankan asupan hidrasi
3-4 liter/hari. Pembilasan sistem ginjal
menurunkan kesemapatan stasis
2. Kaji ulang program diet
ginjal dan pembentukan batu.
sesuai indikasi.
Jenis diet yang diberikan
disesuaikan dengan tipe batu
– Diet rendah purin
yang ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Data Dasar
Nama : Tn. L
Umur : 76 thn
Pendidikan : SD
Pekerjaan : wiraswasta
2. Data Medik
Tanggal Masuk : 28 – 10 -2016
No CM : 112289980
2. Keluhan Utama : klien mengatakan nyeri dan panas pada pinggang sebelah kiri
P (Provokatif/Paliatif) : klien mengatakan nyeri saat tidur dan berbaring
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Tn. L mengatakan bahwa 2hari sebelum masuk rumah
sakit tn.L pergi periksa ke dokter terdekat lalu dokter menyarankan untuk dirujuk ke
Rs, setelah dilakukan pemeriksaan lanjut pasien disarankan untuk melakukan oprasi
karna tn.L didiagnosa batu staghorn pada ginjal atau lebih dikenal dengan batu ginjal.
Tn L mengatakan bahwa oprasi akan dilakukan pada pada hari kamis 03-11-2016, Tn
L mengatakan sangat cemas karna akan dilakukan oprasi karna takut tidak berhasil
4. Perubahan yang dirasakan oleh klien : nyeri berkuran setelah dimasukkan obat
Diclofenac
2X 50mg IV Antiinflamasi
sodium
2X 50 mg IV Antipiretik
Ranitidin
7. Terapi cairan yang didapatkan saat ini : Infus melalui IV dengn cairan NS
2. Pola Nutrisi
Jenis makanan yang biasa dikonsumsi: Nasi, lauk, dan sayur
Frekuensi perubahan makanan : ada/ kurang nafsu makan karna makanan rumah sakit
rasanya hambar
Gangguan makan :
Mual : tidak
Muntah : tidak
Susah menelan : tidak
3. Pola Eliminasi
Eliminasi feses
Kebiasaan BAB : waktu : pagi hari, frekuensi : 1×1 hari , volume : sedang , konsistensi
:lunak, warna : coklat kekuningan
Kondisi saat ini : waktu : pagi hari frekuensi : 1×1 hari, volume : sedang , konsistensi :
lunak
Eliminasi urine
Kebiasaan BAK saat ini : ±1000 ml/hr, warna kuning, frekuensi 3-4x/ hari
Kemampuan untuk :
6. Pola kognitif-persepsi
Gangguan penglihatan : ada, sedikit buram karna faktor usia
Masalah lain:
Kekhaweatiran yang saat ini klien pikirkan : klien takut penyakitnya kambuh lagi
Bagaimana penilaan klien terhadap kondisi saat ini : klien mengatakan karna faktor usia
Pendapat klien untuk mempertahankan kesehatan : minum obat dan control secara teratur
1. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : 4 5 6 TB : 160cm BB : 60 kg
2. Sistem pernafasan
Whezzing negatif
Hidung simetris
Epistaksis tidak ada
3. Sistem kardiovaskuler
4. Sistem persyarafan
GCS : 4 5 6
Pembicaraan relevan
5. Sistem pencernaan
Abdomen simestris
Stomtitis negatif
6. Sistem perkemihan
Tidak ada pembengkakan pada penis dan secrotum, terpasang drin nefrostomi di
pinggang sebelah kiri, tidak ada benjolan, tidak ada penumpukan urine atau distensi,
warna urine kuning jernih, nyeri tekan pada poerut bagian kiri, ada penurunan volume
urine biasanya 4-6x/ hari sekarang hanya 3-4x / hari.
7. Sistem reproduksi
Lengkap
Terlihat Bersih
8 sistem endokrin
9 sistem muskoloskeletal
10 Sistem integumen
1. Pemeriksaan Laboratorium
Natrium 133 mmol/L 136-145
Aorta : normal
Trachea : ditengah
ANALISIS DATA
Masalah
Kelompok Data Analisis
keperawatan
Saraf eferen
Nyeri
Ds:-klien
mengatakan cemas
Saraf efferent NE
karena akan
dilakukan operasi Thalamus
pada hari kamis
Do Saraf Aferren
Td:130/80 N:79
S:36,7 RR:16
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.
4.
5.
6.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan
Rencana
Dx. Kep Rasional
Tindakan
J. Panjang J. Pendek
Tujuan
Dx. Kep Rencana Tindakan Rasional
J. Panjang J. Pendek
IMPLEMENTASI
Ketidakefektifan DIAGNOSA I
01-11-
bersihan jalan 1. Melakukan pengkajian
2016
nafas
2. Melakukan pengukuran
Tanda-Tanda Vital
RR : 16 x/menit , S : 36,7 ˚C
4. Menganjurkan tehnik
distraksi dan relaksasi
DIAGNOSA II
1. Mengkaji tingkat
kecemasan pasien
EVALUASI
Hari,
Tindakan Evaluasi Paraf
tanggal,jam
Diagnosa I
S : pasien mengatakan setelah
dilakukan tehnik distraksi/nafas
dalam nyeri dapat berkurang walaupun
hanya sedikit/sebentar (tidak
permanen)
Diagnosa II
IMPLEMENTASI
Hari,
Tindakan Implementasi Paraf
tanggal,jam
DIAGNOSA I
Mengukur tanda-tanda vital
RR : 16 x/menit , S : 36,8 ˚C
DIAGNOSA II
EVALUASI
Hari,
Evaluasi Paraf
tanggal,jam
O : – skala nyeri 5
20.10
– Terdapat luka insisi
6. Reposisi
IMPLEMENTASI
Hari,
Implementasi Paraf
tanggal,jam
– Tanda-tanda vital
– TD : 120/80 , ND : 81 , S :
37,3 , P : 18
EVALUASI
Hari,
Evaluasi Paraf
tanggal,jam
– Luka bersih
(terpasang/tertutupi kasa )
A : masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI
Hari,
Implementasi Paraf
tanggal,jam
– Tanda-tanda vital
TD : 120/80 , ND : 81 , S : 37,3 , P :
18
Jumat
– Mengkaji skala nyeri
04-11-2016
– Injeksi obat
16.25
1. Antrain 1gr
2. Aproficxaan 400gr
3. Ranihain 50mg
EVALUASI
Hari,
Evaluasi Paraf
tanggal,jam
– Skala nyeri 1
Jumat
04-11-2016
– Drin dilepas
16.25
– Infuse dilepas
A : masalah teratasi
Report this ad
Report this ad
DEC
30
Pendahuluan
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan zaman Mesir kuno.
Sebagai salah satu buktinya adalah ditemukan batu pada kandung kemih seorang mumi. Penyakit ini
dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian
penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara berkembang banyak dijumpai
pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas;
hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari, dan tingkat kesejahteraan
masyarakat(10,19).
Penyakit batu saluran kemih di bagi atas batu saluran kemih bagian atas yang meliputi batu
pada ginjal dan ureter, serta batu saluran kemih bagian bawah yang meliputi batu pada buli-buli dan
urethra. Komposisi batu pada saluran kemih itu sendiri mengandung unsur : kalsium oksalat atau
kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, sistin, silikat, dan senyawa
lainnya. Sedangkan Jenis dari batu pada saluran kemih itu kita bagi menjadi dua yaitu batu kalsium dan
batu nonkalsium yang terdiri dari batu struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xanthyn, dan batu
silikat. Pada saat ini kita akan lebih membahas secara mendalam tentang batu staghorn (Staghorn
Calculi)(10,13).
Anatomi Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian
atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat
hilus ginjal yaitu tempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf, dan ureter
menuju dan meninggalkan ginjal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm)
dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas
ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah
iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5
cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-
batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri(10,15).
Besar dan berat ginjal sangat bervariasi; hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi lain. Pada autopsy klinik didapatkan bahwa ukuran ginjal orang dewasa rata-
rata adalah 11,5 cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal). Beratnya bervariasi antara 120-170 gram,
atau kurang lebih 0,4% dari berat badan(15,19).
Struktur di sekitar ginjal
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrosa tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa (True
Capsule) ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Disebelah cranial ginjal terdapat
kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal / suprarenal yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal
bersama-sama dengan ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fascia Gerota. Fascia ini
berfungsi sebagai barier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal dan mencegah
ekstravasasi urin pada saat terjadi trauma ginjal. Salain itu fascia Gerota dapat pula berfungsi sebagai
barier dalam menghambat penyebaran infeksi dan menghambat metastasis tumor ginjal ke organ di
sekitarnya. Di luar fascia Gerota terdapat jaringan lemak retroperitoneal atau disebut jaringan lemak
pararenal(10,15).
Struktur ginjal
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat
adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan
ikat longgar yang disebut kapsula(10,19).
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah
dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanismepertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir
yang kemudian diekskresikan disebut urin(10,15).
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan
Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan
kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteriaferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi
atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan
kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang
dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal
lewat arteri eferen(10,15,19).
Sistem pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks major, dan pielum atau
pelvis renalis. Mukosa sistem pelvikalises terdiri atas epitel transisional dan dindingnya terdiri atas otot
polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urin sampai ke ureter(10).
Vaskularisasi ginjal
Ginjal mendapat aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta
abddominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena renalis yang bermuara ke dalam vena cava
inferior. Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan
cabang-cabang dari arteri lain, sehingga jika terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini,
berakibat timbulnya iskemik atau nekrosis pada daerah yang dilayaninya(10).
Definisi
Batu staghorn adalah batu ginjal yang bercabang yang menempati lebih dari satu collecting
system, yaitu batu pielum yang berekstensi ke satu atau lebih kaliks. Istilah batu cetak/ staghorn parsial
digunakan jika batu menempati sebagian cabang collecting system, sedangkan istilah batu
cetak/staghorn komplit digunakan batu jika menempati seluruh collecting system(7).
Etiologi Batu Staghorn
Secara teoritis batu dapat terjadi atau terbentuk diseluruh saluran kemih terutama pada tempat-
tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (statis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau
buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretro-pelvis), divertikel, obstruksi
intravesika kronik, seperti hipertrofi prostat benigna, strikture, dan buli-buli neurogenik merupakan
keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu. Teori pembentukan batu ini
meliputi teori komponen kristal dan teori komponen matriks seperti yang akan dijelaskan dibawah
ini(7,13).
Komponen Kristal
Batu terutama terdiri dari komponen kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut dalam urin. Tahapan pembentukan batu yaitu : nukleasi, perkembangan, dan
agregasi melibatkan komponen kristal. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable
(tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadi
presipitasi Kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu atau nukleasi
yang kemudian mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi Kristal yang
lebih besar. Meskipun ukurannya sudah cukup besar, agregat Kristal masih rapuh dan belum cukup
mampu untuk membuntukan saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran
kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu
sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Pembentukan inti atau
nukleasi mengawali proses pembentukan batu dan mungkin dirangsang oleh berbagai zat termasuk
matriks protein, kristal, benda asing, dan partikel jaringan lainnya. Kristal dari satu tipe dapat sebagai
nidus atau nukleasi dari tipe lain. Ini sering terlihat pada kristal asam urat yang mengawali
pembentukan batu kalsium oksalat(13).
Kondisi metastasis dipengaruhi oleh suhu, Ph larutan, adanya koloid dalam urin, konsentrasi
solute dalam urin, laju aliran urin dalam saluran kemih, atau adanya korpus alineum di saluran kemih
yang bertindak sebagai inti batu. Terbentuk atau tidaknya batu di dalam saluran kemih ditentukan oleh
adanya keseimbangan antara zat-zat pembentuk batu dan inhibitor, yaitu zat-zat yang mampu
mencegah timbulnya batu. Beberapa kasus dengan batu saluran kemih yang berulang,ini disebabkan
karena ketidakcukupan zat-zat inhibitor ini seperti citrate, pyrofosfat, magnesium, zink, nephrocalcin,
tammac horsfall glikoprotein, uropontin, dan makromolekul lainnya ini diyakini bahwa tidak adekuatnya
zat-zat inhibitor khususnya citrate di dalam urin, ini memainkan peran besar dalam proses terbentuknya
batu saluran kemih(10,13).
Komponen Matrix
Komponen matriks dari batu saluran kemih adalah bahan non kristal, bervariasi sesuai tipe batu,
secara umum dengan kisaran 2-10% dari berat batu. Komposisinya terutama terdiri dari protein, dengan
sejumlah kecil hexose, hexosamine. Bagaimana peranan matriks dalam mengawali pembentukan batu
tidak diketahui secara pasti. Mungkin matrix bertindak sebagai nidus untuk aggregasi kristal atau
sebagai lem untuk perekat komponen kristal kecil dan dengan demikian menghalangi turunnya melalui
saluran kemih(13).
Bagaimana sampai batu staghorn bisa memenuhi seluruh kaliks mulai dari pole atas hingga
bawah?Proses ini dapat dijelaskan melalui matrix component seperti yang telah dibahas di atas.
Komponen matrix ini merupakan bahan nonkristalisasi dam memiliki komposisi yang terutama terdiri
dari protein dengan mengandung sejumlah kecil hexose dan hexosamine yang disebut matrix calculus.
Matrix calculi ditemukan pada sebagian besar individu dengan infeksi yang berkaitan dengan organisme
yang menghasilkan urease (bakteri pemecah urea), khususnya golongan Proteus. Boyce (1986) telah
menegaskan bahwa matrix calculi ini tersusun dari mucoid yang mengental dengan sangat sedikit
komponen Kristal. Komponen matrix ini memiliki tekstur gelatinous (seperti gel) dan pada gambaran
radiologic komponen ini memberikan gambaran radiolusen, sehingga bila telah terbentuk komponen ini
pada pelvis renalis, maka komponen matrix yang memiliki textur seperti gel ini dapat mengisi seluruh
pelvis bahkan dapat masuk sampai ke kaliks sehingga dapat memenuhi kaliks mulai dari pole atas
hingga pole bawah. Komponen matrix ini dapat menyediakan nidus untuk agregasi Kristal atau
komponen ini akan menjadi seperti lem sehingga komponen-komponen Kristal yang kecil dapat
menempel dan akhirnya dapat menyebabkan agregasi Kristal yang dapat terdiri dari asam urat atau
calcium sehingga komponen tersebut mengeras dan membentuk batu yang memenuhi kaliks. Suasana
urin dapat menjadi basa, hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri pemecah urea contohnya Proteus dll
dimana bakteri tersebut menghasilkan enzim urease serta membantu hidrolisis urea menjadi amoniak.
Maka keadaan ini dapat memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat, dan karbonat
membentuk batu magnesium ammonium fosfat (MAP) sehingga komponen matrix yang telah memenuhi
seluruh kaliks dalam bentuk gel akan mengeras dan membentuk batu seperti gambaran tanduk rusa.
Walaupun batu tersebut telah mengisi seluruh kaliks namun batu ini tidak menyumbat secara total dan
tidak menutup seluruh Uretero Pelvico Junction. Batu tersebut mengisi kaliks-kaliks minor sehingga urin
masih dapat keluar melalui pinggir-pinggirnya (tepinya). Inilah yang menyebabkan pasien dengan
Staghorn Calculi biasanya tidak memberikan gejala dan bahkan tidak memberikan gambaran
hidronefrosis(3,13).
Kira-kira 75 % batu staghorn terdiri dari struvite-carbonate-apetite matrix atau disebut juga batu
struvite atau batu triple fosfat, batu infeksi, atau batu urease. Sedangkan komposisi lain dapat berupa
sistin dan asam urat, sedangkan kalsium oksalat dan batu fosfat jarang dijumpai. Oleh karena itu
etiologi dari batu staghorn ini sesuai dengan komposisi batu yang menyebabkan terbentuknya batu
staghorn pada ginjal(7).
Batu struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh
adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea atau
urea spilitter yang dapat menghasilkan enzim urease yang mengubah urin menjadi bersuasana basa
karena meningkatnya kadar konsentrasi amoniak melalui hidrolisis urea menjadi amoniak, seperti reaksi
di bawah ini(5) :
Kita ketahui bersama Ph urin normal adalah 5,85, sedangkan pada pasien dengan batu struvit
Ph urin jarang yang kurang dari 7,2 dimana Ph urin dapat mencapai lebih dari 7,19 jika telah terbentuk
presipitasi dari Magnesium-amonium-fosfat (MAP)(5).
Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat, dan karbonat
membentuk batu magnesium ammonium fosfat (MAP) atau (Mg NH4 PO4. H2O) dan karbonat apatit
(Ca10[PO4]6CO3). Karena terdiri atas 3 kation ( Ca++ Mg++ dan NH4+ ) batu jenis ini dikenal sebagai batu
triple-phosphate. Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah : Proteus spp,
Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Stafilokokus. Meskipun E. Coli banyak
menimbulkan infeksi saluran kemih tetapi kuman ini bukan termasuk kuman pemecah urea. Sejumlah
besar populasi bakteri yang dapat memproduksi urease terdapat dalam traktus gastrointestinal dan
melakukan hubungan simbiosis dengan organisme lainnya. Walaupun penyebab dari batu struvit atau
batu infeksi ini berasal dari infeksi traktus urinarius yang patologis namun mungkin dapat pula
didapatkan dari bakteri gastrointestinal yang memproduksi urease. Sebagian besar dari kumpulan
organisme yang menyebabkan batu infeksi adalah Proteus mirabilis(5,13).
Batu asam urat merupakan 5- 10% dari seluruh batu saluran kemih. Di antara 75-80% batu asam
urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya merupakan campuran kalsium oksalat. Penyakit batu
asam urat banyak diderita oleh pasien-pasien penyakit gout , penyakit mieloproliferatif, pasien yang
mendapatkan terapi antikanker , dan yang banyak mempergunakan obat urikorusik diantaranya adalah
sulfinpirazone, thiazade, dan salisilat. Kegemukan , peminum alcohol, dan diet tinggi protein mempunyai
peluang yang lebih besar untuk mendapatkan penyakit ini(13).
Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin dan metabolisme endogen di dalam
tubuh . Degradasi purin di dalam tubuh melalui asam inosinat dirubah menjadi hipoxantin. Dengan
bantuan enzim xanthin oksidase, hipoxantin dirubah menjadi xanthin yang akhirnya dirubah menjadi
asam urat. Pada mamalia lain selain manusia dan dalmation ,mempunyai enzim urikase yang dapat
merubah asam urat menjadi allantoin yang larut di dalam air . Pada manusia karena tidak mempunyai
enzim itu, asam urat dieksresikan ke dalam urine dalam bentuk asam urat bebas dan garam urat yang
lebih sering berikatan dengan natrium membentuk natrium urat. Natrium urat lebih mudah larut di
dalam air dibandingkan dengan asam urat bebas, sehingga tidak mungkin megadakan kristalisasi di
dalam urine(6,13).
Asam urat relatif tidak larut dalam urine sehingga pada keadaan tertentu mudah sekali
membentuk Kristal asam urat dan selanjutnya membentuk batu asam urat. Faktor yang menyebabkan
terbentuknya batu asam urat adalah (1) urine yang terlalu asam (pH urine < 6), (2) volume urine yang
jumlahnya sedikit (<2liter/hari) atau dehidrasi, dan (3) hiperurikosuri atau kadar asam urat yang
tinggi(13).
Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga
membentuk batu staghorn yang mengisi seluruh pelvikalises ginjal. Tidak seperti jenis batu kalsium yang
bentukanya bergerigi, batu asam urat bentuknya halus dan bulat sehingga seringkali keluar spontan.
Batu asam urat murni bersifat radiolusen, sehingga pada pemeriksaan PIV tampak seperti bayangan
filling defect pada saluran kemih sehingga sering kali harus dibedakan dengan bekuan darah , bentukan
papila ginjal yang nekrosis, tumor , atau bezoar jamur. Pada pemeriksaan USG memberikan gambaran
bayangan akustik (acoustic shadowing)(6,13).
Gambar 1 contoh batu staghorn pada ginjal
Epidemiologi
Angka kejadian dari batu staghorn ini mencapai 1 – 5 % dari populasi orang dewasa di Negara
industry. Di Amerika Serikat, penyakit batu saluran kemih ini mencapai > 400.000 dengan insiden
tertinggi terjadi pada dekade ketiga sampai kelima. Tingkat kejadiannya pada laki-laki tiga kali lebih
basar dari wanita, dan orang kulit putih lima kali lebih besar di banding dengan orang kulit hitam(7).
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa penyebab tersering dari batu staghorn ini adalah
batu struvit ataiu batu infeksi. Menurut sejarah, batu infeksi telah mencapai jumlah 7-31 % dari batu
saluran kemih di daerah barat. Batu struvit atau batu infeksi lebih sering terjadi pada pasien-pasien yang
memiliki factor predisposisi yaitu terdapat riwayat infeksi saluran kemih yang persisten. Batu struvit
terjadi lebih sering pada wanita dari pada pria dengan perbandingan 2:1 yang diakibatkan kemungkinan
besar karena insiden tertinggi terjadinya infeksi saluran kemih adalah wanita jika dibandingkan dengan
pria(5,7).
Gejala Klinik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa batu staghorn pada ginjal adalah batu ginjal
yang bercabang yang memenuhi pelvis renalis. Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada
posisi atau letak batu, besarnya batu, dan penyulit yang telah terjadi(10).
Nyeri pinggang
Keluhan yang paling dirasakan oleh penderita adalah nyeri pinggang. Nyeri ini mungkin bisa
berupa nyeri kolik maupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltic otot polos sistem
kalises meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu
menyebabkan tekanan intra luminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf
yang memberi sensasi nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsula ginjal karena terjadi
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Kolik renal tidak selalu bertambah dan berkurang atau datang
dalam bentuk gelombang seperti kolik intestinal atau kolik biliaris tapi mungkin bersifat relative
constant. Pasien dengan batu pada ginjal memiliki nyeri yang berkaitan dengan obstruksinya. Gejala
pada kolik renal yang akut tergantung pada lokasi atau tempat obstruksinya(5,13).
Nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal yang terkena
Batu pada pelvis ginjal seperti pada batu staghorn ini dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai
dengan gejala berat. Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal
yang terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi, batu ginjal yang terletak di pelvis atau pada batu
staghorn dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis, sedangkan batu kaliks pada umumnya tidak
memberikan kelainan fisik(1,13).
Batu struvit atau batu infeksi merupakan penyebab tersering terbentuknya batu staghorn pada
ginjal. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa umumnya batu ini terbentuk dengan didahului oleh
infeksi saluran kemih dimana bakteri yang menginfeksi haruslah bakteri yang dapat memecah urea jadi
gejala klinik yang dikeluhkan oleh pasien adalah gejala-gejala infeksi saluran kemih seperti nyeri
pinggang, demam, disuria, hematuria, dan frekuensi buang air kecil bertambah(5,7).
Hematuri
Hematuri seringkali dikeluhkan oleh pasien ini disebabkan akibat dari trauma mukosa saluran
kemih yang disebabkan oleh batu, terutama jika pasien habis berolahraga atau melaksanakan aktivitas
yang berat karena batu yang ada akan saling bergesekan dan mengikis mukosa saluran kemih sehingga
dapat menyebabkan hematuri. Kadang hematuri didapatkan dari pemeriksaan urinalisis berupa
hematuri mikroskopik. Biasanya pada pasien dengan sumbatan batu pada traktus urinarius bagian atas
sering disertai dengan gross hematuri yang intermitten atau kadang-kadang pasien mengeluh urinnya
berwarna seperti teh(13).
Diagnosis
Untuk mendiagnosis pasien dengan batu staghorn pada ginjal tetap kita lakukan secara
sistematis mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
radiologi, laboratoriun, dan pemeriksaan penunjang yang lainnya agar kita dapat menegakkan diagnosis
dari penyakit ini(7).
Dari anamnesis kita bisa mendapatkan gejala klinik sesuai dengan keluhan pasien, seperti nyeri
pinggang yang bisa berupa nyeri kolik atau non kolik. Sifat nyerinya bermacam-macam mulai dari nyeri
tumpul hingga nyeri tajam yang sangat hebat dan biasanya bersifat konstan dan tidak bisa diabaikan.
Sering kali nyeri menyebar ke panggul dan juga menyebar ke bagian anterior hingga kuadran abdomen
bagian atas dan ipsilateral dengan tempat sumbatan. Kadang kita dapat dibingungkan dengan kolik
empedu atau cholecystitis jika gejala ini terjadi pada perut sisi sebelah kanan, dan dengan gastritis, akut
pancreatitis, atau ulkus peptikum jika terjadi pada perut sisi sebelah kiri, apalagi jika pasien disertai
dengan gejala anoreksia, mual,dan muntah. Kita bisa juga menemukan gejala-gejala infeksi saluran
kemih seperti nyeri panggul, demam, disuria, dan frekuensi buang air kecil bertambah. pasien biasanya
memiliki riwayat hematuri, dan bila telah terjadi obstruksi total pasien mengalami anuria(5,13).
Pada pemeriksaan fisis kita bisa menemukan adanya nyeri ketok pada daerah kosto-vertebral,
pada palpasi ginjal pada sisi sakit dapat teraba akibat telah terjadi hidronefrosis, terlihat tanda-tanda
gagal ginjal pada fase lanjut, anuria, dan jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil(13).
Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan pada saluran kencing yang
dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab
terjadinya batu. pada pasien ini kita bisa menemukan adanya bakteriuria atau piuria, dapat ditemukan
leukosit pada urinalisis, bisa juga ditemukan hematuri pada pemeriksaan mikroskopik urin, Ph urin
menjadi alkalis, dan pada pemeriksaan kultur urin dapat diidentitifikasi organisme atau bakteri yang
memproduksi urea pada pasien dengan staghorn calculi yang disebabkan oleh batu struvit. Pada
pemeriksaan darah rutin dapat ditemukan peningkatan leukosit jika disertai dengan infeksi saluran
kemih. Untuk mengevaluasi fungsi ginjal kita dapat memeriksa ureum kreatinin, ini dapat meningkat jika
terjadi gangguan pada ginjal dimana fase lanjut dari batu staghorn ini dapat menyebabkan
hidronefrosis dan akhirnya terjadi gagal ginjal dan untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan
radiologi IVP. Perlu juga diperiksa kadar elektrolit yang diduga sebagai faktor penyebab timbulnya batu
(antara lain kadar: kalsium, oksalat, fosfat, maupun urat dalam darah maupun di dalam urin(5,13).
Pada pemeriksaan radiologi dapat ditemukan gambaran rediopak pada foto polos abdomen
(BNO) pada ginjal dan pada pemeriksaan Intra Venous Pyelografi (IVP) dengan menggunakan kontras
dapat ditemukan dilatasi dari pelvis renalis dan dilatasi dari kaliks minor karena obstruksi dan
penurunan kontras ke ureter hingga buli-buli terganggu. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai
keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Pemeriksaan USG dikerjakan apabila pasien tidak mungkin
menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal
yang menurun dimana ini dapat dilihat dari kadar serum kreatinin yang > 3, dan pada wanita yang
sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu ginjal yang di tunjukkan sebagai echoic
shadow, dan hidronefrosis(7,11).
Gambar 2 batu staghorn pada pemeriksaan Intra Venous Pyelografi
Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan agar
tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi pada batu
saluran kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi dan infeksi. Batu Staghorn pada ginjal jelas
akan menimbulkan obstruksi karena menyumbat pelvis renalis bahkan sampai ke kaliks jadi penanganan
untuk mengeluarkan batu harus segera dilakukan(7).
Pengangkatan seluruh batu merupakan tujuan utama untuk mengeradikasi organisme
penyebab, mengatasi obstruksi, mencegah pertumbuhan batu lebih lanjut dan infeksi yang
menyertainya serta preservasi fungsi ginjal. Meski beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan
untuk mensterilkan fragmen struvite sisa dan membatasi aktivitas pertumbuhan batu, sebagian besar
penelitian mengindikasikan, fragmen batu sisa dapat tumbuh dan menjadi sumber infeksi traktus
urinarius yang berulang(5,7).
1. Simple Pyelolithotomy
Simple Pyelolithotomy merupakan sebuah tindakan operasi terbuka yang biasanya dilakukan
pada kasus-kasus batu ginjal. Metode Operasi ini dilakukan pada batu staghorn yang belum terbentuk
sepenuhnya atau dengan kata lain semi staghorn yang terletak pada pelvis ektra renal. Jika pelvis renalis
kecil dan terletak intra renal atau ½ intra renal dan ½ ekstra renal maka simple pyelolithotomy sulit
untuk dilakukan maka pada kasus ini kita memerlukan teknik Gil-Vernet (Extended Pyrlolithotomy atau
Pyelocalicolithotomy). Indikasi lain dari Simple Pyelolithotomy adalah jika percutaneous renal surgical
atau ESWL tidak tersedia, dan jika ada komplikasi dari percutaneous renal surgical yang telah terjadi
sebelumnya maka metode ini dapat dipertimbangkan untuk dilakukan. Untuk persiapan preoperative
hasil dari cultur urin harus diperoleh dan diperlukan pemberian profilaksis antibiotic parenteral sebelum
dilakukan operasi. Intravenous urography diperlukan untuk melihat anatomi dari traktus urinarius dan
fungsi ginjal. Pada saat pembedahan dilakukan pengikatan pada ureter yang bertujuan untuk mencagah
terlepasnya fragmen-fragmen batu ke ureter selama dilakukannya operasi. Pelvis renalis dibebaskan
dari jaringan lemak pada permukaan posteriornya, sehingga pelvis renalis dalam keadaan terbuka.
Pengangkatan batu dapat dilakukan dengan bantuan jari atau dengan menggunakan forcep. Batu
dibawa ke pelvis renalis, diirigasi oleh larutan saline untuk mengeluarkan fragmen-fragmen kecil yang
mungkin masih tertinggal. Fragmen-fragmen batu yang menetap atau yang masih tertinggal dapat
membentuk nidus dan menyebabkan terjadinya rekuren(4,12,14).
Gambar 3 Pyelolithotomy
Gambar 4 Pengangkatan batu pada pyelolithotomy
2. Extended pyelolithotomy
Extended pyelolithotomy (Gil Vernet metode) adalah teknik yang dapat digunakan untuk
mengangkat batu ginjal yang kompleks pada pelvis renalis dan yang telah meluas pada beberapa kaliks.
Dengan menggunakan metode ini pendekatan melalui insisi parenkim ginjal dapat dihindari sehingga
resiko yang menyebabkan memburuknya fungsi ginjal postoperasi dapat dikurangi. Kasus-kasus dimana
pelvis renalis terletak intra renal atau jika ukuran batu besar dapat dilakukan insisi extended
pyelolithotomy (Gil-Vernet) untuk membantu mengangkat batu. Teknik ini memungkinkan juga untuk
mengangkat batu ginjal yang complex dan sisa-sisa batu di dalam kaliks yang masih tertinggal mungkin
dapat diangkat melalui Nephrotomy Radial(12,17).
Pada metode
ini ginjal harus termobilisasi secara penuh. Sebuah vena yang terus berjalan dari bagian posterior fascia
Gerota ke bagian posterior dinding abdomen berada pada bagian tengah ginjal dan vena ini harus
teridentifikasi dan dibekukan untuk menghindari perdarahan. Sebuah metode yang tepat untuk
mendukung ginjal setelah itu ialah di dalam sebuah netting sling (jaring). Jaringan lemak pada pelvis
renalis dilepaskan dengan cara digunting, sisanya ditutup ke dinding pelvis renalis. Kemudian retractor
Gil-Vernet diletakkan di bawah parenkim ginjal agar dapat membebaskan pelvis renalis. Pada tahap ini
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mencederai cabang dari arteri renalis. Setelah itu pelvis
renalis dibuka secara transversal. Insisi sebaiknya dibuat agak jauh dari pelviureteric junction untuk
mengurangi resiko devaskularisasi pada junction yang dapat menyebabkan stenosis. Panjang dan arah
insisi dapat bervariasi sesuai dengan bentuk anatomi intra renal dan batu yang ada di dalamnya.
Kemudian batu diangkat dengan memasukkan curved McDonnell’s dissector dibelakang batu untuk
membantu mengungkit batu sehingga batu dapat dikeluarkan(4,17).
3. Bivalve Nephrolithotomy
Setelah ginjal dipaparkan melalui irisan flank biasanya menggunakan insisi interkostal antara
kosta 11 dan 12, identifikasi ureter dan diseksi dilanjutkan keatas untuk memaparkan pelvis renalis.
Ginjal seluruhnya dimobilisasi dengan dengan menggunakan diseksi tajam dan tumpul, pasang pita
umbilikal mengelilingi ginjal yang berfungsi sebagai pegangan, identifikasi arteri renalis dengan palpasi
dan bebaskan dari jaringan sekitarnya untuk memudahkan bila akan diklem. Identifikasi arteri
segmentalis posterior dan anterior melalui diseksi pada sisi lateral sepanjang arteri renalis, berikan
manitol 12,5 mg secara IV, 5 menit sebelum arteri renalis diklem. Dengan pita umbilikal sebagai
pegangan, tempatkan suatu kantong mengelilingi ginjal sebagai tempat meletakkan butiran-butiran es
untuk pendinginan permukaan( surface cooling )(2,8).
Gambar 9 The Proper approach to the posterior calyces of the kidney between the segment blood
suplly of the anterior and posterior portions of the kidney.
Gambar 10 The internal reconstruction of the collecting system after removal of. a staghorn calculus.
Gambar 11 Calicoplasty .
Pasang double J stend dengan ujung atas berada pada
kaliks mayor kutup bawah ginjal, fiksasi double J stend pada pelvis renalis dengan jahitan kromik lima
nol Lepaskan klem bulldog beberapa detik untuk identifikasi adanya sumber perdarahan dan untuk
mengetahui hemostasis yang telah dicapai. Nefrostomi longitudinal ditutup dengan jahitan kromik 4-0
dimulai dengan jahitan kontinyu pada ujung-ujung dari kolekting sistem sedangkan bagian sentral
dijahit dengan memasang jahitan belum diikat pada beberapa tempat untuk menjamin aproksimasi
yang tepat dari kolekting sistem kemudian jahitan diikat satu demi. (Gambar 12)(8).
Merupakan cara untuk mengeluarkan batu yang berada dalam saluran ginjal dengan cara
memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada kulit. Secara umum PCNL memiliki
empat langkah operasi: percutaneous renal access, dilatasi traktus, fragmentasi batu dan ekstraksi, dan
drainase postekstraksi. Tiap langkah-langkah ini memerlukan ketelitian dan dilakukan secara mendetail,
dan dalam beberapa kasus dimana satu metode ini gagal maka tindakan alternative mungkin
diperlukan. Kontraindikasi absolute untuk dilakukannya PCNL adalah coagulopathy yang belum
dikoreksi, dan pasien harus menghentikan konsumsi obat-obatan seperti aspirin, dan anti inflamasi non
steroid selama 7 – 10 hari sebelum operasi. Posisi yang digunakan untuk PNCL adalah posisi prone
(tengkurap) dimana bahu dan siku di fleksikan dan membentuk sudut kurang dari 900 serta lutut juga
difleksikan lalu kemudian bantal yang panjang ditempatkan secara longitudinal dari bahu sampai ke
pangkal iliaka. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fregmen kecil.
Teknik ini menggunakan tindakan invasive minimal, PNCL ini diindikasikan untuk batu yang berukuran >
2 cm. Kira-kira 85% pasien yang diterapi dengan PNCL akan pulih dalam waktu 3 bulan dan hasil jangka
panjangnya sama dengan operasi terbuka (open surgery)(1,9,18).
Tindakan ini dilakukan dengan cara pasien terlebih dahulu diterapi dengan PCNL debulking lalu
kemudian diikuti dengan ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) dimana sisa dari batu dipecah
menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang
pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan hematuri. Prinsip dari
ESWL itu sendiri adalah menghasilkan focus shock wave berenergi tinggi dimana gelombang yang
dihasilkan ini akan mendeteksi keberadaan batu pada traktus urinarius lalu kemudian
menghancurkannya menjadi fragmen-fragmen kecil. ESWL diindikasikan untuk terapi batu ginjal yang
memiliki ukuran kurang dari 1,5 sampai 2 cm. Pemasangan internal stent direkomendasikan untuk batu
yang berukuran lebih dari 1,5 cm untuk mencegah obstruksi dari ureter akibat pasase fragmen-fragmen
batu yang telah dipecahkan tadi.(1,18)
Gambar 14. Electro Shockwave Lithotripsy
Komplikasi
Batu staghorn pada ginjal adalah batu yang menempati lebih dari satu collecting sytem dan
menempati pelvis renalis. Batu staghorn ini dapat memenuhi seleruh pelvis renalis sehingga dapat
menyebabkan obstruksi total pada ginjal. Pada tahap ini pasien mengalami retensi urin sehingga pada
fase lanjut ini dapat menyebabkan hidronefrosis dan akhirnya jika terus berlanjut maka dapat
menyebabkan gagal ginjal yang akan menunjukkan gejala-gejala gagal ginjal seperti sesak, hipertensi,
dan anemia. Pada staghorn calculi penyebab yang tersering adalah batu struvit atau batu infeksi yang
disebabkan oleh infeksi saluran kemih oleh bakteri pemecah urea. Pada keadaan ini terlebih dahulu
terjadi infeksi saluran kemih yang akan memacu timbulnya batu. Oleh karena itu pada kasus ini infeksi
dapat terjadi secara berulang dan bila tidak diterapi dengan baik akan dapat berkomplikasi menjadi
sepsis dan akhirnya membahayakan jiwa dari penderita(7,19).
Prognosis
Pada staghorn calculi yang disebabkan oleh batu struvit atau batu infeksi memiliki resiko tinggi
untuk rekuren walaupun telah diterapi secara tepat karena fragmen batu sisa dapat tumbuh dan
menjadi sumber infeksi traktus urinarius yang berulang. Pada stghorn calculi yang tidak diterapi maka
akan menimbulkan hidronefrosis dan pada akhirnya terjadi kerusakan ginjal jadi semakin dini ditemukan
dan diterapi dng tepat prognosisnya baik(7).
Lihat komentar
1.
Unknown3 Agustus 2016 06.03
2.
Bisa dicantumkan daftar pustakanya? Atau sumber aslinya yg bisa diakses online
Balas
3.
apakah Anda ingin menjual ginjal Anda seharga 500.000 dolar jika ya silakan hubungi kami dengan email
ini: [email protected] atau nomor whatssap +2349070905307
Balas
edHa's Room
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
DEC
31
31 Des: My Diary
"hari ini............"hmmm no...jangan mulai dengan kata-kata ini...oke...coba kalo..ahhh sudahlahhh cuman
diary juga....
Hello my diary,
hari ini payah,,,asli diriku malas bangettt,,,,
Tak ada yang menabjukkan seperti hari2 yang lainnya kyknya sdh 1 1/2 bulan sejak qw putus sama
pacarku: the one and the only one pacarku yang benar2 pacarku (note: dikatakan begini coz pacarku
yang satunya lagi bukan disebut pacar coz cuman berhubungan lewat telp saja)...hihihiihi..
Pagi-pagi buta sudah harus ngurus surat domisili maklum ekke eksodus dari negeri seberang..mana KTP
dari negeri yang satunya sudah mati...ngekkkkkkk.....hahhaha :D,, syukurlah ibu kosku yang baik hati dan
menabjubkan itu mau membantuku mengurusinya..
DEC
31
TRON LEGACY
Pemain : Jeff Bridges, Garrett Hedlund, Bruce Boxleitner, Olivia Wilde, Michael Sheen, James Frain
Anekayess-online.com – Dengan budget hampir 2 trilyun rupiah, kita bakal disuguhi tontonan dunia cyber
yang canggih banget di film ini. Makin seru lagi kalau kita memilih nonton dalam format 3D.
Tron: Legacy ini sekuel dari film Tron, yang diproduksi pada 1982.
DEC
31
Keuangan: Pas-pasan
DEC
31
A beautiful melody,
DEC
30
I. PENDAHULUAN
Kelainan kongenital dan kelainan genetik sekarang ini semakin sering dilaporkan sejalan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan medis. Biasanya, celah (cleft) pada bibir dan palatum segera didiagnosa
pada saat kelahiran.
DEC
30
PERSALINAN MACET (DISTOSIA)
SKENARIO 1
Ny. Ani, GIIPIA0, 29 tahun, datang ke kamar bersalin dengan keluhan sakit perut tembus ke belakang
sejak jam 13.00 kemarin siang. Pada pemeriksaan didapatkan T:110/80 mmHg, N:80x/menit,
P:40x/menit, S:370C. Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah processus xiphoideus, punggung janin di kiri,
bagian terdepan kepala, dengan penurunan 3/5, denyut jantung janin 130x/menit dan his 2x dalam 10
menit dengan durasi 30-35 detik.
DEC
30
Pendahuluan
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan zaman Mesir kuno. Sebagai salah
satu buktinya adalah ditemukan batu pada kandung kemih seorang mumi. Penyakit ini dapat menyerang
penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak
sama di berbagai belahan bumi.
DEC
30
IRIDOSIKLITIS
IRIDOSIKLITIS
A. PENDAHULUAN
Uvea terdiri merupakan bagian tengah yang berpigmen, struktur vascular dari mata dan terdiri atas iris,
korpus sillier, dan koroid. Uveitis didefinisikan sebagai inflamasi (ie, -itis) dari uvea (berasal dari bahasa
Latin uvea, berarti “anggur”). Studi mengenai uveitis sangat rumit karena disebabkan oleh reaksi
inflamasi dibagian dalam mata akibat infeksi maupun noninfeksi(1).
2
Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.
HOME
ARCHIVES
BLOGGER TEMPLATE
LINK EXCHANGE
ASKEP BEDAH
ASKEP MATERNITAS
SOFTPEDIA
RSS
ABOUT ME
alexa
award
berita
earn money
freeware
google
hobby
kesehatan
my opinion
ping
scam
seo
template
tools
Asuhan Keperawatan Perioperatif pada Klien Dengan PyeloNeprolithotomi Dextra
Posted by Qittun on Saturday, September 06, 2008
No comments yet
1. Pengertian
Adanya batu (kalkuli) pada saluran perkemihan dalam ginjal, ureter, atau kandung kemih yang terdiri dari; yang
membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.
Batu dapat menyebabkan obstruksi, infeksi atau oedema pada saluran perkemihan, kira-kira 75% dari semua
batu yang terbentuk terdiri atas; kalsium
Faktor resiko batu ginjal meliputi; stasis perkemihan, infeksi saluran perkemihan, hiperparatiroidismem penyakit
infeksi usus, gout, intake kalsium dan vit D berlebih, immobilitas lama dan dehidrasi.
2. Faktor –faktor yang mempengaruhi pembentukan batu;
a. Faktor Endogen
b. Faktor Eksogen
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum.
3. Faktor lain;
a. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan
batu saluran kencing . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan
mengubah pH urine menjadi alkali.
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah infeksi saluran kencing.
c. Jenis kelamin
d. Ras
e. Keturunan
f. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan terbentuknya
batu, sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkat
g. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu daripada pekerja yang
lebih banyak duduk.
h. Suhu
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas BSk berkurang .Penduduk yang
vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita Batu Saluran Kencing (buli-buli dan
Urethra)
4. Patogenesis
Sebagian besar batu saluran kencing adalah idiopatik, bersifat simptomatik ataupun asimptomatik.
a. Teori Intimatriks
Terbentuknya Batu Saluran Kencing memerlukan adanya substansi organik sebagai inti. Substansi ini
terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi
pembentukan batu.
b. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti; sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat
akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori Presipitasi-Kristaliasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine. Urine yang bersifat asam akan
mengendap sistin, santin, asam dan garam urat, urine alkali akan mengendap garam-garam fosfat..
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat polifosfat, sitrat magnesium, asam
mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya Batu Saluran Kencing.
6. Pemeriksaan Diagnostik.
a. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan Sel Darah Merah, Sel
Darah Putih, kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat), ph asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat)
alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam
urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukan Infeksi Saluran
Kencing, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder
b. Darah lengkap: Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH. Merangsang reabsobsi kalsiumm dari
d. Foto Rontgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang
ureter.
e. IVP.: memberukan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri, abdominal atau
f. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek obstruksi.
7. Penatalaksanaan;
a. Menghilangkan obstruksi
b. Mengobati infeksi
8. Komplikasi:
a. Infeksi
b. Obstruksi
c. Hidronephrosis.
1. Pendahuluan
Trauma bedah yang direncanakan, menimbulkan rentang respon fisiologis dan psikologis pada klien,
tergantung pada individu dan pengalaman masa lalu yang unik, pola koping, kekuatan dan keterbatasan.
Kebanyakan klien dan keluarganya memandang setiap tindakan bedah merupakan peristiwa besar dan mereka
bereaksi dengan takut dan ansietas pada tingkat tertentu.
2. Pengertian Pyeloneprolithotomi
Pyeloneprolithotomi adalah tindakan pembedahan untuk mengeluarkan batu dari ginjal dan pyelum.
Keperawatan Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tanggung jawab keperawatan
yang berhubungan dengan fase-fase preoperatif, intraoperatif, pemulihan pascaanestesi dan pascabedah.
Sepanjang periode perioperatif, perawat menerapkan proses keperawatan untuk mengidentifikasi fungsi positip,
perubahan fungsi, dan potensial perubahan fungsi pada klien. Adapun tanggung jawab keperawatan untuk
masing-masing fase berfokus pada masalah kesehatan spesifik aktual atau resiko.
1. Fase Preoperatif
a. Pengkajian Preoperatif
b. Penyuluhan Preoperatif
2. Fase Intraoperatif
a. Keamanan lingkungan
b. Kontrol Asepsis
c. Pemantauan fisiologis
b. Dukungan psikologis
c. Keamanan lingkungan
d. Tindakan kenyamanan
4. Fase Pascaoperatif
a. Pemantauan fisiologis
e. Mobilisasi
f. Penyembuhan luka
g. Penyuluhan pulang.
- Ahli bedah bertanggung jawab, untuk menjelaskan sifat operasi, semua pilihan alternatif, hasil yang
diperkirakan dan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Ahli bedah mendapatkan dua consent
(ijin) satu untuk prosedur bedah dan satu untuk anestesi. Perawat bertanggung jawab untuk
menentukan pemahaman klien tentang informasi, lalu memberitahu ahli bedah apakah diperlukan
pernafasan, sirkulasi, jantung, ginjal, hepar dan hematopoetik yang optimal. Setiap kondisi yang
mengganggu fungsi sistem ini (misalnya: DM, gagal jantung kongestif, PPOM. Anemia, sirosuis, gagal
ginjal) dapat mempengaruhi pemulihan. Disamping itu faktor lain, misalnya usia lanjut, kegemukan dan
- Perawat mengajukan pertanyaan spesifik pada klien tentang pengalaman pembedahan masa lalu.
Informasi yang didapatkandigunakan untuk meningkatkan kenyamanan (fisik dan psikologis) untuk
Status Nutrisi
- Status nutrisi klien praoperatif secara langsung mempengaruhi responnya pada trauma pembedahan
dan anestesi. Setelah terjadi luka besar, baik karena trauma atau bedah, tubuh harus membentuk dan
memperbaiki jaringan serta melindungi diri dari infeksi. Untuk membantu proses ini, klien harus
meningkatkan masukan protein dan karbohidrat dengan cukup untuk mencegah keseimbangan nitrogen
negatif, hipoalbuminemia, dan penurunan berat badan. Status nutrisi merupakan akibat masukan tidak
- Klien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektolit cenderung mengalami shock, hipotensi,
hipoksia, dan disritmia, baik pada intraoperatif dan pascaoperatif. Fluktuasi valume cairan merupakan
Status emosi.
- Respon klien, keluarga dan orang terdekat pada tindakan pembedahan yang direncanakan tergantung
pada pengalaman masa lalu, strategi koping, signifikan pembedahan dan sistem pendukung.
- Kebanyakan klien dengan pembedahan mengalami ancietas dan ketakutan yang disebabkan
penatalaksanaan tindakan operasi, nyeri, dan immobilitas.
Diagnosa Keperawatan Preoperatif (persiapan untuk pindah ke ruang operasi)
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang regimen penatalaksanaan tindakan operasi.
Rencana Keperawatan
Tanda- tanda :
Subyektif :-Klien mengatakan semalam tidak bisa tidur/sering terbangun membayangkan operasi.
Obyektif :-Ekspresi wajah tegang, nadi meningkat, tekanan darah meningkat/turun, keluar keringat dingin, jantung
berdebar-debar.
Kreteria hasil :
Intervensi Rasional
Mandiri :
Tingkat kecemasan sebagai dasar perencanaan
1. Kaji tingkat kecemasan klien perawatan
kenyamanan:
a. Temani klien selama di ruang premedikasi Mengurangi kecemasan
mengungkapkan perasaannya
c. Kenalkan kembali pada kenyataan yang Suport untuk koping yang positip
kemungkinannya.
Menjaga keamanan
i. Tinggal dengan pasien selama induksi
Memberi kepercayaan kepada klien.
j. Tunjukan perhatian /sikap mendukung
Memberi ketenangan
k. Tetap matikan lampu sampai pasien tertidur
a. Jaminan penghitungan kasa, jarum, instrumen dan alat lain, cocok untuk pemakaian.
- Posisi fungsional
Pemantauan fisiologis
c. Melaporkan perubahan-perubahan tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah dan RR.)
Manajemen Keperawatan
- Perawat instrumentator.
b. Tim anestesi:
- Circulating nurse
a. Persiapan pengadaan bahan-bahan dan alat steril yang diperlukan untuk operasi.
d. Membantu jumlah kebutuhan jarum, pisau bedah, kasa atau instrumen yang diperlukan untuk prosedur, menurut
jumlah yang biasa digunakan. Untuk pelaksanaan kegiatan yang efektif perawat instrumen harus memiliki
pengetahuan tehnik aseptik yang baik, ketrampilan tangan dan ketangkasan, stamina fisik, tahan terhadap
berbagai desakan, sangat menghayati kecermatan dan memperhitungkan prilaku yang menuntaskan asuhan
Perawat keliling memegang peranan dalam keseluruhan pengelolaan ruang operasi, perawat ini dipercaya untuk
koordinasi semua aktivitas di dalam ruangan dan harus mengelola asuhan keperawatan yang diperluikan pasien.
Periode Pemulihan Pasca Anestesi
Trauma bedah dan anestesi mengganggu semua fungsi utama sistem tubuh, tetapi kebanyakan klien mempunyai
kemampuan kompensasi untuk memulihkan homeostasis. Namun klien tertentu berisiko lebih tinggi untuk mengalami
kompensasi tak efektif terhadap efek merugikan dari pembedahan dan anestesi pada jantung, sirkulasi, pernafasan
dan fungsi lain.
Secara Umum Diagnosa Keperawatan yang muncul pada fase /periode pemulihan pasca anrestesi adalah :
a. Resiko terhadap aspirasi yang berhubungan dengan samnolen dan peningkatan sekresi sekunder terhadap
intubasi.
b. Ansietas yang berhubungan dengan nyeri sekunder terhadap trauma pada jaringan dan syaraf.
c. Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan samnolen sekunder terhadap anestesia
d. Resiko terhadap hipotermia yang berhubungan dengan pemaparan pada suhu ruang operasi yang dingin.
Kriteria umum syarat pasien dipindahkan dari ruang pemulihan pasca anestesi ke unit perawatan adalah sbb. :
Post a Comment
0 komentar on "Asuhan Keperawatan Perioperatif pada Klien Dengan
PyeloNeprolithotomi Dextra"
Post a Comment
Newer Post
Older Post
CARI ARTIKEL
Kick Me!!
Terbaru
Komentar
Blog Artis
Useful
Hubungan Antara Situs ibadah Terlengkap dan Internet Marketing - Jan 06
Zinmag Remedy | Magazine Blogger Template - Dec 28
Master Blogger Template Edan.. - Dec 22
Uneg Uneg PPC Lokal - Nov 29
Bencana di Masa Depan Akhir Dari Peradaban Di Bumi | Kiamat ??? - Nov 21
Rekor Ciuman Cipika Cipiki Semenit - Nov 15
Antara Eksekusi Amrozi CS, Lumpur Lapindo dan Bapak Presiden SBY Yang Lupa Nama Hari - Nov 13
CommentLuv Untuk Blogger | Sebuah Bentuk Cinta Yang Lain - Nov 09
Freeware Sederhana Untuk Image Editor dan Screen Capture utility | PicPick 1.8.0.1 - All-in-one Design Tools - Nov 06
Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Myoma Uteri - Nov 06
kategori
o Adsense
o Alexa
o Artikel Kesehatan
o Askep Maternitas
o Asuhan Keperawatan
o Award
o Berita
o Blogger Template
o Blogging Tips
o Blogging Tools
o freeware
o Google
o Hobby
o Link Exchange
o My Home Town
o My Opinion
o Other
o Ping Service
o PPC
o SCAM
o SEO
o Situs Penghasil Uang
o Tanaman Hias
voting
Your Market Research Here
Apture
Blog Directory (button)....[+/-]
Feed Traffic...…..[+/-]
Copyright 2008 Qittun Blog All rights reserved. Posts FeedComments Feed