01 Metrologi Geometrik Rev 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 48

ALAT UKUR LINIER DAN PEMAKAIANNYA.

Keterampilan seseorang dalam melakukan proses pengukuran serta


kemampuan untuk menganalisa hasil pengukuran sangat bergantung
pada pengetahuan mengenai alat ukur dan cara pemakaiannya.

Macam jenis alat ukur dalam metrologi industri, dari penggunaan umum
sampai khusus dibuat untuk satu tujuan pengukuran tertentu.

Dari segi pemakaiannya alat ukur dapat dikelompokkan sbi ;


1. Alat ukur linier langsung
2. Alat ukur linier tak langsung
3. Alat ukur sudut
4. Alat ukur kedataran, kelurusan dan kerataan
5. Metrologi ulir
6. Metrologi roda gigi
7. Alat ukur kebulatan dan beberapa kesalahan bentuk, dan
8. Alat ukur kekasaran permukaan

ALAT UKUR LINIER LANGSUNG

Dari cara pengukurannya dikenal dua jenis alat ukur linier, yaitu
 Alat ukur linier langsung, dan
 Alat ukur linier tak langsung

Alat ukur linier langsung dapat dibaca langsung pada penunjuk (skala)
dari alat ukur tersebut. Contoh alat ukurnya :
 Mistar ukur
 Mistar ingsut/ jangka sorong
 Mikrometer

MISTAR UKUR.

Merupakan alat ukur linier yang paling sederhana. Biasanya :

 Berupa pelat baja atau kuningan,


 Pada sisi dari salah satu permukaannya diberi skala (metrik dan
inci).
 Panjang dari skala ukurnya (kapasitas ukur) : 150 mm – 300 mm
dengan kecermatan 0,5 – 1 mm.
 Pengukuran dilaksanakan dengan menempelkan mistar pada
obyek ukur
 Panjang dari obyek ukur dapat langsung dibaca pada skala mistar
ukur.

Mistar ukur yang baik dibuat dari baja paduan nikel dan dibentuk
dengan penampang X, l, atau segi tiga.

Untuk mengukur lebih dari 300 mm dapat digunakan meteran lipat atau
gulung.

Meteran lipat biasanya dibuat dari aluminium atau baja.

Meteran gulung dibuat dari pelat baja tipis.

Lihat gambar dibawah ;


MISTAR INGSUT :

Mistar ingsut disebut sebagai mistar geser, jangka sorong, jangka


geser atau schuifmaat.

Terdapat skala linier pada batang mistar ingsut.

Pada mistar ingsut terdapat rahan ukur tetap dan rahang ukur gerak
yang berfungsi sebagai sensor yang menjepit benda ukur pada saat
dilakukan pengukuran.

Pembacaan skala linier (skala utama) dilakukan melalui indeks yang


terletak pada peluncur (yang bersatu dengan rahang ukur gerak) dan
kecermatan pembacaannya lebih baik dari mistar ukur (lebih kecil dari
0,5 mm), karena dibantu dengan adanya skala nonius.

Selain dari mistar ingsut ukur skala nonius ada juga mistar ingsut jam.

MISTAR INGSUT NONIUS (VERNIER CALIPER)

Ada dua jenis utama dari mistar ingsut sebagaimana yang ditunjukan
pada gambar 2:

1. Jenis CM, hanya digunakan untuk mengukur dimensi luar dan


dalam
2. Jenis M, selain untuk mengukur dimensi luar dan dalam juga
dapat mengukur dimensi kedalaman.

Mistar ingsut memiliki kapasitas ukur antara 100 mm sampai 1000 mm,
pada umumnya memiliki kapasitas 150 mm.

Kecermatan pembacaan tergantung pada skala nonius yang


dimilikinya, yaitu kecermatan 0,1 mm, 0,05 mm atau 0,02 mm.
Mistaringsut, jenis CM

Mistaringsut, jenis M

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan mistar


ingsut sebagai berikut ;

 Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang


ukur dengan baik tanpa terjadi goyangan
 Periksa kedudukan nol dan kesejajaran dari permukaan kedua
rahang.
 Pengukuran sedapat mungkin tidak dilakukan dengan
menempatkan benda ukur pada ujung rahang ukur akan tetapi
tempatkanlah agak kedalam
 Tekanan yang kuat pada rahang ukur atau lidah ukur kedalaman,
memungkinkan terjadinya ledutan pada rahang ukur atau lidah
ukur kedalaman tersebut yang dapat mengakibatkan kesalahan
pengukuran. Apabila ada gunakan mur penggerak halus (fine
adjustmen nut)
 Pembacaan skala nonius dapat dilakukan setelah mistar ingsut
diangkat dari obyek ukur secara berhati-hati yaitu dengan
mengunci peluncur.

Beberapa jenis penggunaan yang dapat dilakukan dengan mistar


ingsut,seperti gambar dibawah ;

MISTAR INGSUT JAM (DIAL CALIPER)

Mistar ingsut jam adalah mistar ingsut yang dilengkapi jam ukur
sebagai pengganti dari skala nonius.

Gerak lurus dari sensor diubah menjadi gerak putar dari jarum jam
penunjuk dengan perantaraan roda gigi pada poros jam ukur dan batang
berggigi yang melekat ditengah-tengah sepanjang batang mistar. Lihat
gambar 4.
Kecermatan mistar ingsut jam sama seperti mistar ingsut nonius, yaitu
0,1 mm, 0,05 mm atau 0,02 mm.

Pada mistar ingsut jam dengan kecermatan 0,10 mm, satu putaran
jarum penunjuk terbagi dalam 100 bagian skala, yang berarti satu
putaran jarum penunjuk disebabkan oleh pergeseran sensor (rahang
ukur gerak) sejauh 100 x 0,10 mm atau 10 mm. Tiap sepuluh bagian
skala jam ukur diberi angka satuan mm, dengan demikian pembagian
skala utamanya (pada batang ukur) cukup dalam selang 1 cm saja..
Pembagian skala untuk kecermatan 0,10 mm dan untuk kecermatan
yang lain terdapat pada tabel 1 .

Tabel 1. pembagian skala dari beberapa kecermatan mistar ingsut jam.

Pergeseran Pembagian
Letak angka
Kecermatan sensor per skala utama
dalam setiap
satu putaran dalam selang

0,1 mm 10 mm 10 bagian 1 cm

0,05 mm 5 mm 20 bagian 1 mm

0,02 mm 2 mm (5 bagian dalam 1 mm


satuan 0,1 mm)

Suatu mistar ingsut jam sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar


5, selain berfungsi sebagai mistar ingsut biasa juga dapat berfungsi
sebagai kaliber yang digunakan :

 Untuk memeriksa toleransi dimensi produk dalam jumlah banyak.


Jam ukurnya dapat bergerak bebas dari peluncur (rahang ukur gerak).
Setelah rahang ukur distel (dikunci sesuai dengan ukuran nominal dari
produk yang hendak diukur) maka kedudukan jam ukur dikunci pada
batang ukurnya.
Kemudian piringan jam ukur distel nol, dengan demikian peluncuran
dapat dikendorkan lagi guna mengukur produk.
Penyimpangan terhadap diameter nominal dapat dibaca pada jam ukur
karena mempunyai poros yang berpegas sehingga selalu menekan
peluncuran rahang ukur gerak.

MISTAR INGSUT KETINGGIAN (KALIBER TINGGI / HEIGHT GAUGE)

Suatu jenis mistar ingsut yang berfungsi sebagai pengukur ketinggian


disebut mistar ingsut ketinggian atau kaliber tinggi.

Alat ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang dapat bergerak vertikal
relatif terhadap batang berskala yang tegak lurus dengan landasannya.

Permukaan rahang ukur sejajar dengan permukaan bawah landasan


dengan demikian garis pengukuran adalah tegak lurus dengan
permukaan bawah dari landasan.
Pada jenis tertentu, skala utama pada batang ukur dapat diatur
ketinggiannya dengan menggunakan penyetel yang terletak
dipuncaknya.

Dengan demikian pembacaan ukur dapat diatur mulai dengan bilangan


bulat sehingga mempermudah perhitungan hasil pengukuran.
Pada jenis yang lain alat tersebut dilengkapi dengan jam ukur beserta
penunjuk berangka mekanik atau elektronik.
Pada saat memulai pengukuran, untuk suatu kedudukan rahang ukur,
angka pada penunjuk berangka dapat disetel nol. Sehingga pada saat
akhir pengukuran hasil pengukuran dapat langsung diketahui.

Dengan peralatan lain yang dipasang pada peluncur maka mistar ingsut
ketinggian ini dapat dipakai untuk bermacam-macam pengukuran,
antara lain ;

 Mengukur ketinggian, yaitu mengukur tinggi suatu permukaan


relatif terhadap bidang datar (permukaan meja rata) atau terhadap
permukaan lain dari benda ukur.
 Membuat garis gores, ujung dari rahang ukur biasanya berbentuk
runcing serta dibuat dari karbida yang sangat keras sehingga
dapat digunakan untuk membuat garis pada benda kerja pd suatu
kedudukan (ketinggian) tertentu.
 Alat ukur pembanding, rahang ukur dapat diganti dengan jam ukur
(dial comparator) Sehingga selisih ketinggian dari dua permukaan
yang hampir sama tingginya dapat dibaca pada jam ukur.
 Puspita dapat pula dipasang pada peluncur, dengan demikian
dimungkinkan dilakukannya pengukuran dengan kecermatan yang
lebih tinggi. Pembacaan skala mistar ingsut dilakukan setelah
jarum pada skala puspita menunjukan angka nol.
 Alat ukur kemiringan busur bilah dapat dipasang pada pelucur,
sehingga kemiringan suatu permukaan relatif terhadap bidang
dasar (meja rata) dapat diketahui.
Gambar Mistar Ingsut Ketinggan
Beberapa jenis lain Mistar Ingsut.

Mistar Ingsut merupakan alat ukur yang praktis dengan kecermatan maksimum
yang dapat dicapainya sebesar 0,02 mm, Karena kesederhanaan konstruksinya
maka dapat dibuat bermacam-macam jenis mistar ingsut untuk berbagai
keperluan.

MIKROMETER

Mikrometer merupakan alat ukur linier yang mempunyai kecermatan


yang lebih baik dibandingkan mistar ingsut.

Mikrometer ada yang memiliki kecermatan sampai 0,01 mm (tidak


mencapai satu mikrometer meskipun namanya adalah mikrometer).
Tetapi ada pula mikrometer yang memilki kecermatan 0,005mm, 0,002
mm, 0,001 mm, bahkan sampai 0,0005 mm (dibantu dengan skala
nonius), karena keterbatasan dari ketelitian pembuatan ulir yang
merupakan komponen utama dari sistem pengubah mikrometer, maka
derajat kepercayaan atas hasil pengukuran akan turun apabila
mikrometer tersebut mempunyai kecermatan yang lebih kecil dari 0,005
mm.

Proses pengukuran dengan menggunakan mikrometer yang dilakukan


oleh seorang operator yang belum ahli, biasanya akan memiliki
kesalahan rambang (kesalahan yang tidak dapat dikendalikan) lebih dari
satu mikrometer, dengan demikian kecermatan pembagian skala sampai
dengan 0.001 mm menjadi tidak berarti.

Pengukuran yang menghendaki kecermatan sampai satu mikrometer


atau lebih memerlukan alat ukur yang lebih peka seperti Johansson
Micrometer atau alat ukur pembanding (komparator) yang lain.

Komponen terpenting dari mikrometer adalah ulir utama. Dengan


memutar silinder putar satu kali maka poros ukur akan bergerak linier
sepanjang satu kisar sesuai dengan besar kisar (pitch) dari ulir utama
(biasanya 0.5 mm). Meskipun ulir utama ini dibuat dengan teliti, tetapi
kesalahan akan selalu ada.
Di sepanjang ulir utama kesalahan kisar pada suatu tempat akan
berbeda dengan kesalahan kisar di tempat lain. Apabila poros ukur
digerakkan mulai dari nol sampai batas akhir maka kesalahan kisar ini
akan terkumpul sehingga menimbulkan kesalahan yang disebut
kesalahan kumulatif.
Oleh karena itu untuk membatasi kesalahan kumulatif tersebut maka
biasanya panjang ulir utama (jarak pergerakan poros ukur) hanya dibuat
sampai 25 mm, sementara itu adapula yang dibuat sampai 50 mm.

Menggunakan Mikrometer ( 0 - 25 mm )

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan


mikrometer adalah:
 Permukaan benda ukur dan mulut ukur dari mikrometer harus
bebas dari kotoran. Adanya kotoran terutama geram bekas
proses pemesinan dapat menyebabkan kesalahan ukur dan
merusak permukaan mulut ukur mikrometer.
 Sebelum digunakan, kedudukan nol mikrometer harus
diperiksa. Kedudukan nol ini dapat distel dengan cara
merapatkan mulut ukur dan kemudian putar silinder tetap dengan
menggunakan kunci penyetel sampai garis referensi dari skala
tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.
 Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi obyek
ukur. Apabila dimensi tersebut cukup lebar maka poros ukur dapat
digerakkan (dimundurkan) dengan cepat dengan cara
menggelindingkan silinder putar pada telapak tangan.
 Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan
tangan kanan seperti ditunjukkan gambar 14. Rangkaian
mikrometer diletakkan pada tapak kanan dan ditahan oleh
kelingking, jari manis serta jari tengah. Telunjuk ibu jari digunakan
untuk memutar silinder putar.
 Hindarkan penekanan yang terlalu berlebih pada saat
mengukur benda ukur, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
deformasi pada benda ukur dan kerusakan pada ulir utama. Hasil
dan keterulangan pengukuran bergantung pada penggunaan
tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat
dicapai dengan cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir
(ratchet) atau tabung gelincir (friction thimble) sewaktu poros ukur
hampir mencapai permukaan benda ukur. Jika tidak terdapat
pembatas momen putar, maka gunakanlah perasaan dengan baik
sewaktu memutar silinder putar.

Pemeliharaan dan Kalibrasi Mikrometer


Setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu maka semua alat ukur,
termasuk mikrometer, harus dikalibrasi. Kalibrasi dapat dilaksanakan
secara periodik dalam selang waktu tertentu bergantung pada
frekuensi penggunaan alat ukur tersebut.

Langkah pertama dalam melakukan kalibrasi adalah memeriksa fungsi


dari masing-masing komponen mikrometer, misalnya silinder putar/poros
ukur harus dapat berputar dengan baik dan tidak terjadi goyangan yang
diakibatkan oleh ausnya ulir utama, gigi gelincir (ratchet) dan pengunci
poros ukur harus berfungsi dengan baik pula.

Beberapa pemeriksaan lain yang perlu dilakukan pada mikrometer


adalah sebagai berikut :

Pemeriksaan kerataan dari muka ukur (flatness of measuring face)

Kerataan salah satu muka ukur dapat diperiksa dengan menggunakan


kaca datar (Optical flat), yaitu sepotong kaca (dari gelas atau batu
Sapphire) yang mempunyai satu permukaan yang rata dengan toleransi
kerataan sebesar 0.2 µm sampai 0.05 µm. Setelah muka ukur
dibersihkan maka kaca datar ini diletakkan dengan hati-hati diatasnya
(pada salah satu muka ukur).

Gunakan sumber cahaya monokromatik atau cukup gunakan lampu


biasa untuk memeriksa kerataan dari muka ukur.
Bila muka ukur tersebut rata maka muka ukur tersebut dapat dilihat
melalui kaca datar dengan jelas tanpa ada garis berwarna (garis
interferensi).
Sebaliknya untuk muka ukur yang tidak rata maka akan terlihat garis-
garis berwarna 1 dengan pola tertentu yang menandakan ketidakrataan
muka ukur tersebut.
Satu garis berwarna menyatakan ketidakrataan muka ukur tersebut.
Satu garis berwarna yang diijnikan menurut JIS B 7502 terdapat pada
tabel ...
Gambar 15 Pemeriksaan kerataan muka ukur
dengan menggunakan kaca datar
1
Garis-garis ini disebut sebagai garis-garis interferensi.

Pemeriksaan kesejajaran kedua muka ukur


(Parallelism of measuring face)

Selain harus rata maka kedua muka ukur harus sejajar.


Untuk memeriksa kesejajaran dapat digunakan sejenis kaca datar
yang memiliki dua permukaan yang rata dan sejajar yang disebut
dengan kaca paralel (optical parallel).
Kaca paralel biasanya tersedia dalam beberapa ketebalan misalnya
12.00 mm, 12.12 mm, 12.25 mm dan 12.37 mm2,
dengan demikian dapat dipakai secara berurutan untuk memeriksa
kesejajaran kedua muka ukur pada kedudukan silinder putar (poros
ukur).

Setelah kedua muka ukur dibersihkan, letakkan salah satu kaca paralel
diantara kedua muka ukur. Kemudian kaca paralel ini dijepit dengan
cara memutar silinder putar (menggunakan gigi gelincir) dengan sangat
hati-hati. Dengan bantuan sumber cahaya, maka pada kedua muka ukur
tersebut bila dilihat melalui kaca paralel terdapat satu atau beberapa
garis berwarna (garis interferensi) dengan pola tertentu, lihat gambar
16.

Untuk memeriksa kesejajaran kedua muka ukur dari mikrometer dengan


kapasitas lebih dari 25 mm digunakan bantuan blok ukur, dalam hal ini
di blok ukur dijepit diantara dua buah kaca parallel tersebut. Penjepitan
dilakukan oleh mulut ukur mikrometer tepat ditengah kaca parallel.
Setelah pola dan jumlah garis interferensi tersebut diamati, maka
prosedur penjepitan dan pengamatan diulang pada empat kedudukan di
sekeliling pusat (kedudukan pertama) pada jarak kurang lebih 1,5 mm.
Dari kelima pengamatan garis interferensi ini ambil harga (jumlah) yang
terbesar.

Besar ketidaksejajaran muka ukur atau jumlah garis interferensi yang


diijinkan menurut JIS B 7502 dapat dilihat pada tabel 2.

Gambar 16 Pemeriksaan kesejajaran kedua muka ukur


dengan kaca paralel
Pemeriksaan kebenaran skala mikrometer (Instrumental Error)

Hasil pengukuran yang ditunjukkan alat ukur harus sesuai dengan


ukuran yang dianggap benar (ukuran standar).
Karena kesalahan dalam proses pembuatan alat ukur atau
keausan/kerusakan setelah alat ukur tersebut digunakan, maka alat ukur
tersebut kemungkinan tidak lagi menunjukkan harga yang dianggap
benar.

Untuk memeriksa kebenaran dari skala mikrometer digunakan satu atau


beberapa blok ukur kelas 1 atau kelas 2 sebagai ukuran standar.
Seluruh daerah ukuran mulai dari nol sampai dengan kapasitas
maksimum (25 mm) harus diperiksa dengan cara bertingkat.
Dalam hal ini ukuran blok ukur yang dianjurkan untuk digunakan adalah
2.5 mm, 5.1 mm, 7.7 mm, 10.3 mm, 12.9 mm, 15 mm, 17.6 mm, 20.2
mm, 22.8 mm dan 25 mm.
Hal ini bertujuan agar silinder putar tidak selalu diputar penuh.
Sementara itu sebelum pemeriksaan dilakukan, periksa terlebih dahulu
posisi nol alat ukur.

Dalam hal ini yang disebut sebagai kesalahan alat (instrumental error)
adalah :

Kesalahan alat (instrumental error) = pembacaan mikrometer –


ukuran blok ukur

Catat harga kesalahan ini dari pemeriksaan awal sampai kapasitas


maksimum dari mikrometer (25 mm). Kemudian pengukuran diulangi lagi
dari mulai kapasitas maksimum sampai ke nol. Setelah kedua harga
kesalahan (dari pengamatan naik dan pengamatan turun) dirata-
ratakan), maka dapat dibuat grafik kesalahan kumulatif (cumulative
error) seperti gambar 17. Jarak antara titik teratas dan titik terbawah
pada kurva kesalahan kumulatif disebut Deviasi Pergerakan Spindel
(Deviation of Transverse of Spindle) atau kesalahan total (total
error) .
jika perlu, kurva di sekitar titik teratas dan titik terbawah (0.5 mm
sebelah kirinya sampai 0,5 mm sebelah kanannya) diperjelas dengan
cara mengambil tingkatan ukuran blok ukur sebesar 0,1 mm.
Movable Range 25 mm

Flatness of
Deviation
Measuring Measuring Face Parallelisme of Instrumental
Spindle
Range (Number of Measuring Face Error
Traverse
[mm] Interference [µm] [µm]
[µm]
Fringes)
0 – 15
0 – 25
2(6) ±2
25 – 50
50 – 75
75 – 100
100 – 125 ±3
3(9)
125 – 150 2
150 – 175 3
175 – 200 ±4
200 – 225
4
225 – 250
250 – 275 ±5
275 – 300
300 - 325 5
3 ±6
325 – 350
350 – 375
375 – 400
400 – 425 ±7
6
425 – 450
450 – 475
±8
475 - 500 7

Movable Range 50 mm

Flatness of
Parallelisme Deviation
Measuring Measuring Instrumental
of Measuring Spindle
Range Face (Number Error
Face Traverse
[mm] of Interference [µm]
[µm] [µm]
Fringes)
0 – 50 2 (6) ±4
50 – 100 3 (9) ±5
100 – 150 2
150 – 200 4 ±6
200 – 250 ±7 5
250 – 300 5
300 – 350 ±8
350 – 400 3 6 ±9
400 – 450
450 – 500 7 ± 10
Catatan :
1. Harga di atas berlaku pada suhu 20oC.
2. Harga kesejajaran yang berada di dalam kurung merupakan
jumlah garis interferensi yang boleh terjadi.

Mikrometer Luar (Outside Micrometer)

Kapasitas ukur dari mikrometer yang paling kecil adalah sampai dengan
25 mm. Untuk mengukur dimensi luar yang lebih besar dari 25 mm
dapat digunakan mikrometer luar yang mempunyai kapasitas ukur dari
25 mm sampai dengan 50 mm sampai dengan 75 mm dan seterusnya
sampai 1000 mm yang masing-masing dengan kenaikan tingkatan
ukuran sebesar 25 mm. Pembatasan kenaikan tingkat sebesar 25 mm
ini dimaksudkan untuk menjaga ketelitian dari mikrometer.

Untuk kapasitas ukur yang besar maka rangka mikrometer dibuat sangat
kuat guna menghindari lenturan akibat adanya tekanan pengukuran atau
karena beratnya sendiri. Lenturan akibat beratnya sendiri (berat angka)
tidak banyak berpengaruh pada hasil pengukuran bagi mikrometer
dengan kapasitas ukur sampai dengan 300 mm. Sedangkan untuk
mikrometer dengan kapasitas lebih dari 300 mm maka posisi
pengukuran menjadi sangat kritis. Sedapat mungkin posisi pengukuran
adalah vertikal dengan ditumpu pada rangka disebelah landasan
tetapnya, lihat gambar 18. Apabila hal ini tidak memungkinkan maka
sebelum pengukuran dilakukan, stel kembali kedudukan minimum
(kedudukan nol) dibantu batang ukur ataupun kaliber penyetel yang
tersedia. Penyetelan kedudukan nol ini dilaksanakan dengan memegang
mikrometer dengan posisi persis sama dengan posisi pengukuran yang
akan dilakukan (mendatar, miring, terlentang atau telungkup).
Mikrometer luar dengan landasan tetap yang dapat diganti
(Outside Micrometer with interchangeable anvil)

Suatu jenis mikrometer dibuat dengan rangka yang besar dan


mempunyai kapasitas ukur yang relatif besar yaitu 0-100 mm, 0-150
mm, 100-2000 mm dan seterusnya sampai kapasitas 900-1000 mm
dengan kenaikan tingkat sebesar 100 atau 150 mm. Untuk semua
kapasitas ukur tersebut jarak geras poros ukurnya tetap sebesar 25 mm.
Dalam hal ini landasan tetapnya yang diganti, sehingga didapat
mikrometer luar dengan kapasitas ukur yang bervariasi. Misalnya suatu
mikrometer luar dengan kapasitas 0-100 mm mempunyai 4 buah
landasan tetap dengan tingkatan perubahan panjang sebesar 25 mm,
maka daerah pengukuran dapat diubah menjadi : 0-25 mm, 25-50 mm,
50-75 mm dan 75-100 mm. Setiap penggantian landasan tetap harus
disertai dengan penyetelan kembali kedudukan nol (skala mikrometer
dimulai dengan angka nol) dengan bantuan kaliber penyetel yang
sesuai. Oleh sebab itu besarnya pembacaan setiap hasil pengukuran
harus dijumlahkan dengan jarak ukur minimum yang sesuai (panjang
dari kaliber penyetel).

Mikrometer Indikator (Indicating Micrometer)

Mikrometer Indikator adalah gabungan antara mikrometer dengan jam


ukur.
Sebagian dari rangka mikrometer digunakan sebagai tempat untuk
mekanisme penggerak jarum dari jam ukur.

Dalam hal ini landasan tetap dari mikrometer dapat bergerak dan
berfungsi pula sebagai sensor dari jam ukur, lihat gambar 20.

Mikrometer Indikator selain berfungsi sebagai mikrometer luar juga


dapat dipakai sebagai kaliber.

Apabila dipakai sebagai mikrometer luar maka pembacaan ukuran pada


skala mikrometer dilakukan setelah jarum pada indikator menuju angka
nol.

Dengan demikian, meskipun mikrometer ini tidak dilengkapi dengan gigi


gelincir tetapi tekanan pengukuran dapat dijaga secukupnya dan selalu
tetap.

Pada jam ukur terdapat dua jarum pembatas yang dapat diatur
kedudukannya.

Fungsi dari jarum pembatas ini adalah sebagai batas atas dan batas
bawah dari suatu daerah toleransi benda ukur yang mempunyai ukuran
dasar tertentu.

Bila mulut ukur telah diatur untuk suatu ukuran dasar (dengan bantuan
blok ukur), maka benda ukur dalam jumlah yang banyak dapat diperiksa
toleransinya dengan cepat dan mudah.

Pengukuran dilakukan dengan menekan tombol penekan yang akan


memundurkan landasan tetap sehingga benda ukur dapat masuk pada
mulut ukur (dalam hal ini kedudukan silincer putar telah dikunci sewaktu
menetapkan ukuran dasar). Jika tombol dilepaskan, sensor (landasan
tetap) akan menekan benda ukur (karena adanya pegas) dan jarum
penunjuk akan bergerak kemudian berhenti pada daerah di sekitar
kedua jarum pembatas.

Apabila jarum penunjuk ternyata berhenti diluar daerah yang dibatasi


oleh kedua jarum pembatas tersebut , berarti benda ukur yang
bersangkutan mempunyai dimensi jelek (keluar daerah toleransi).
Kapasitas ukur dari mikrometer jenis ini bermacam-macam, mulai dari 0-
25 mm sampai 75-100 mm.

Mikrometer batas adalah dua buah mikrometer yang disatukan


sebagaimana yang ditunjukkan gambar 21. Mikrometer ini dapat
digunakan sebagai kaliber batas bagi benda ukur dengan suatu ukuran
dan daerah toleransi yang tertentu. Mulut ukur dari mikrometer yang
diatas diatur dan dimatikan sehingga sesuai dengan ukuran maksimum
sedangkan mulut ukur dari mikrometer yang dibawah sesuai dengan
ukuran minimum. Pengaturan jarak kedua mulut ukur tersebut dilakukan
dengan bantuan alat ukur standar (blok ukur). Benda ukur yang baik
harus masuk pada mulut ukur diatas (go) dan tidak masuk pada mulut
ukur dibawah (not go). Dalam hal ini mikrometer tersebut berfungsi
sebagai kaliber rahang.

Beberapa jenis mikrometer yang lain ditunjukkan sebagaimana gambar


22 s.d. gambar 26, secara berturut-turut dengan disertai keterangan
singkat Mengenai pemakaiannya.

ALAT UKUR LINIER TAK LANGSUNG.

Tidak semua masalah pengukuran linier dapat diatasi dengan


menggunakan alat ukur langsung, karena dalam beberapa hal mungkin
diperlukan kecermatan yang lebih tinggi atau kondisi obyek ukur tidak
memungkinkan dalam penggunaan alat ukur langsung.
Untuk itu diperlukan cara pengukuran tak langsung yang dilaksanakan
dengan memakai dua jenis alat ukur yaitu alat ukur standar dan alat
ukur pembanding.

Berapa macam alat ukur dari dua jenis alat ukur tersebut antara lain
adalah :

 Alat ukur standar :


- Blok Ukur (Gauge Block)
- Batang Ukur (Length Bar)
- Kaliber Induk Tinggi (Height Master)

 Alat ukur pembanding :


- Jam Ukur (Dial Indicator)
- Jam Ukur Test/Pupitas (Dial Test Indicator)
- Pembanding (Comparator)

Untuk mempermudah dan mempercepat pengukuran dimensi produk


yang dibuat dalam jumlah banyak diperlukan alat ukur batas atau
kaliber.

Blok Ukur.

Blok ukur / Gauge Block, End Gauge, Slip Gauge, Jo Gauge atau
Johannsen Gauge. Blok ukur merupakan alat ukur standar.

Balok ukur mempunyai dua permukaan yang disebut muka ukur,


dimana kedua permukaan ini sangat halus, rata, sejajar.

Dua atau lebih blok ukur dapat disusun sedemikian rupa dengan
mempertemukan muka ukur.
Karena kehalusan dan kerataan muka ukurnya, maka dua muka ukur
dapat disatukan dengan rapat dan kuat.

Hal ini disebabkan adanya daya adhesi. Sifat saling lekat


(wringability)
Ukuran yang diperoleh dapat dipakai sebagai ukuran standar untuk :

 proses kalibrasi suatu alat ukur


 proses pengukuran tak langsung.
Blok ukur dibuat dari baja karbon tinggi, baja paduan atau karbida logam
yang mengalami proses perlakuan panas (heat treatment). Dan
memiliki sifat-sifat penting, yaitu :

 Tahan aus, karena kekerasannya tinggi


 Tahan korosi, sama seperti stainless steel

Koefisien muai sama dengan baja komponen mesin (12 x 10-60C1-)
 Kestabilan dimensi yang baik.

Proses akhir dari pembuatan blok ukur adalah proses gosok-halus


(lapping). Harga blok ukur sangat mahal.

Set blok ukur dan Kualitasnya

Blok ukur biasanya dipakai secara kombinasi,


Blok ukur dalam satu set terdiri dari bermacam-macam ukuran.
Dan Jumlah blok ukur dalam satu set bemacam-macam,
Menurut standar metrik jumlah blok ukur tersebut adalah 27, 33, 50, 87,
105, atau 112 buah. (Lihat gambar 27)

Tabel 3. Set blok ukur 112 buah dengan tebal dasar 1 mm


Selang/jarak antara kenaikan Jumlah blok
1,001 – 1,009 0.001 9
1,010 – 1,490 0.010 49
0,50 – 24, 50 0.50 49
25 – 100 25 4
1,0005 - 1
jumlah 112

Tabel 4. Set blok ukur 112 buah dengan tebal dasar 2 mm

Selang/jarak antara kenaikan Jumlah blok


2,001 – 2,009 0.001 9
2,010 – 2,490 0.010 49
0,50 – 24, 50 0.50 49
25 – 100 25 4
2,0005 - 1
jumlah 112

Tabel 5. Kelas blok ukur dan penggunaannya

Kelas Pemeriksaan kualitasnya Digunakan sebagai


blok ukur dilakukan dengan : ukuran standar pada :
Komprator, dibandingkan blok Bagian produksi
Kelas 3*
ukur kelas 1
Kamar ukur bagian
Komprator peka, dibandingkan produksi /
Kelas 2
blok ukur kelas 0 Kamar ukur atau lab.
Metrologi
Komprator peka, dibandingkan
Kelas 1 Lab. Metrologi industri
blok ukur kelas 0
dibandingkan blok ukur kelas Lab. Metrologi industri
Kelas 0**
01 (Nasional)
Kelas Lab. Metrologi industri
interferometer
01*** (Nasional)

* Jarang terdapat, karena merupakan kelas yang kasar.


** Disebut sebagai master gauge, untuk kalibrasi blok ukur kualitas
yang lebih rendah dan alat ukur peka.
*** Sebagai standar nasional

Masing-masing set blok ukur dibuat menurut kualitas tertentu yang


sesuai dengan kualitas toleransi pembuatannya (ISO), yaitu :
Kelas 01, kelas 0, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3.

Penggunaan blok ukur berdasarkan pembagian kelas disesuaikan


dengan tingkat kecermatan pengukuran.

Pemeliharaan dan pemakaian blok ukur

Blok ukur disimpan dalam kotak khusus dan masing-masing.

Blok ukur hanya digunakan dalam ruangan yang bersih dan sebaiknya
temperatur ruangan dikontrol pada 20°C dan 50-60% RH (Relatif
Humidity)

Cara penggunaan blok ukur yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

1. Ambil beberapa blok ukur dengan ukuran yang dikehendaki,


letakkan diatas kain yang bersih lalu tutup kembali kotak
penyimpanannya.
2. Bersihkan vaseline yang menutupinya dengan wash bensin
dan keringkan dengan kain lembut yang bersih (kain katun,
kertas tissue atau kuli, lembut). Letakkan blok ukur yang telah
bersih diatas alas yang bersih dengan posisi muka ukur
menyamping. Muka ukur jangan sampai tersentuh, peganglah blok
ukur pada sisi yang lain, sebab keringat yang mungkin melekat
pada muka ukur mengandung asam yang dapat merusak muka
ukur tersebut.
3. Cara menyatukan blok ukur adalah dengan meletakkan salah
satu blok ukur menyilang (90°) terhadap blok ukur yang lain,
kemudian dengan penekanan yang cukup, salah satu blok ukur
diputar sehingga mereka sejajar. Apabila dirasakan ada kotoran
maka pemutaran tersebut jangan diteruskan, periksa muka
ukurnya dan bersihkan sekali lagi. Cara penyatuan seperti ini lebih
baik daripada cara penyatuan yang dimulai dari ujung kemudian
diikuti dengan menggeserkan salah satu blok ukur sampai mereka
berimpit (dalam hal ini gerakan menggesek antara muka ukur
menjadi lebih banyak).
4. Blok ukur yang tipis jangan disatukan dengan blok ukur tipis
lainnya dengan cara seperti diatas, sebab secara tak sengaja
mereka dapat terdeformasi secara permanen (melengkung).
Lengkungan yang sangat kecil sekalipun dapat menghilangkan
sifat mampu lekat. Apabila dua blok ukur tipis terpaksa harus
disatukan, lakukan penyatuan ini dengan cara menggeser secara
hati-hati.
5. Susun blok ukur secara berurutan sehingga dicapai ukuran
yang dikehendaki. Sebaiknya blok ukur yang yang tipis diletakkan
ditengah. Apabila tersedia, gunakan dua blok ukur pelindung
masing-masing pada ujung susunan. Blok ukur pelindung ini
biasanya dibuat dari karbida logam dengan tebal 1 mm atau 2 mm
dan permukaannya sangat keras sehingga lebih tahan aus.
6. Blok ukur yang dipegang terlalu lama akan mempunyai
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur benda ukur dan
alat-alat ukur yang lain. Meskupun kecil, pemuaian dari blok ukur
dapat mengakibatkan kesalahan ukur. Dengan demikian setelah
blok ukur tersebut disusun , letakkan sebentar agar temperaturnya
turun hingga sama dengan temperatur kamar ukur.
7. Sewaktu pengukuran atau kalibrasi dilakukan, muka ukur pada
kedua ujung susunan blok ukur harus dijaga dengan hati-hati.
Hindari gesekan (dengan permukaan benda ukur maupun
dengan permukaan sensor alat ukur lain) dan benturan yang
berlebihan.
8. Setelah digunakan, pisahkan susunan tersebut dengan cara
menggeserkan satu persatu. Jangan dipisahkan secara kasar
dengan gerakan mematahkan. Tetap perlu diingat untuk tidak
menyentuh muka ukur. Pada dasarnya blok ukur tidak boleh saling
melekat dalam jangka waktu yang lama. Semakin lama daya
adhesi akan semakin kuat sehingga mereka sulit dipisahkan,
bahkan dapat merusakkan muka ukur.
9. Blok ukur harus disimpan kembali pada tempatnya. Untuk itu
bersihkan blok ukur dengan kain yang bersih dan jika ada kotoran
yang melekat bersihkan dengan wash bensin. Poles blok ukur
tersebut dengan sedikit vaseline 2 dan kemudian simpanlah pada
tempat yang sesuai dalam kotak penyimpanannya.
Pemilihan susunan blok ukur dan perlengkapannya

Prosedur pemilihan beberapa blok ukur untuk mendapatkan ukuran


akhir yang dikehendaki.

Prosedur ini bertujuan untuk mempercepat proses penyusunan


blok ukur untuk suatu ukuran akhir tertentu.

 Misalkan ukuran standar yang harus diperoleh adalah : 58.975


mm
 Mulailah dengan angka desimal yang terbelakang, dalam hal
ini adalah 0,005 mm, maka blok ukur yang harus diambil
adalah berukuran 1,005 mm (atau 2.005 mm bila
menggunakan tebal dasar 2 mm).
 Sisa ukuran yang tertinggal adalah : 58.975 – 1.005 = 57.970
mm
 Perhatikan dua angka desimal terakhir, untuk itu ambillah
blok berukuran 1.47 mm (sebab blok 1.97 mm tak tersedia,
sedangkan bila diambil ukuran 1.07 mm, maka blok ukuran 1.4
mm harus digunakan). Tujuan pemilihan blok ukur 1.47 mm
adalah untuk mendapatkan kombinasi blok ukur dengan
jumlah minimum.
 Sisa ukuran adalah : 57.97 – 1.47 = 56.5 mm
 Untuk itu dapat dipilih blok ukur dari 6.5 mm dan 50 mm
 Dengan demikian kita peroleh susunan sebagai berikut :
1.005 + 1.47 + 6.5 + 50 = 58.975 mm3
 Jikalau blok ukur pelindung dipunyai, maka tebal dasarnya
harus diperhitungkan terlebih dahulu.

Catatan ;
2
Ulasi dahulu seluruh tapak & jari tangan dengan vaseline sebelum
memegang blok ukur yang telah bersih
3
Apabila blok ukur 1.47 tidak dipunyai maka dapat digunakan susunan
sebagai berikut :
1.05 + 1.07 +1.9 + 5 + 50 = 58.975

Blok ukur dapat digunakan secara langsung dalam beberapa proses


pengukuran dan kalibrasi.
Tabel 3. Set blok ukur 112 buah dengan tabel dasar 1 mm

Selang/jarak antara Kenaikan Jumlah blok


1,001 – 1,009 0.001 9
1,010 – 1,490 0.010 49
0,50 – 24, 50 0.50 49
25 – 100 25 4
1,0005 - 1
Jumlah 112

Tabel 4. Set blok ukur 112 buah dengan tabel dasar 2 mm

Selang/jarak antara Kenaikan Jumlah blok


2,001 – 2,009 0.001 9
2,010 – 2,490 0.010 49
0,50 – 24, 50 0.50 49
25 – 100 25 4
2,0005 - 1
Jumlah 112
Dengan menggunakan beberapa perlengkapan khusus, maka
kemampuan serta kemudahan dari proses pengukuran yang
menggunakan blok ukur dapat ditingkatkan.
Contoh dari perlengkapan tersebut ditunjukkan pada gambar 28.
Sepasang rahang ukur bersama-sama dengan suatu susunan blok ukur
dapat dipasang batang pemegang sedemikian rupa sehingga jarak
antara rahang tersebut merupakan ukuran yang sesuai dengan ukuran
susunan blok ukur. Ada dua jenis rahang ukur masing-masing
digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dimensi dalam. Untuk
dimensi dalam maka tebal ujung rahang ukur dalam harus
diperhitungkan. Batang penggores dan batang senter dapat
menggantikan fungsi dari sepasang rahang ukur, sehingga suatu
lingkaran dengan diameter yang cermat dapat dibuat diatas permukaan
benda kerja. Apabila suatu susunan blok ukur dengan satu rahang ukur
telah dipasangkan dalam batang pemegang dan selanjutnya batang
pemegang ini dipasang tegak lurus pada landasan, maka diperoleh alat
ukur ketinggian. Dalam hal yang terakhir ini tinggi yang dimaksud adalah
sesuai dengan susunan blok ukur ditambah dengan tebal dasar dari
batang pemegang dan landasan. Garis gores dengan ketinggian tertentu
relatif terhadap permukaan meja rata dapat dibuat pada benda kerja,
untuk itu rahang perlu diganti dengan batang penggores.
BATANG UKUR (LENGTH BAR)

Dalam satu set, ukuran blok ukur yang terpanjang biasanya 100 mm
untuk set khusus yang terdiri dari 8 buah mempunyai ukuran dari 25 mm
sampai dengan 200 mm. Ukuran maksimum yang masih dapat disusun
dengan mudah adalah sebesar 150 mm, sedangkan untuk susunan
yang mencapai 250 mm diperlukan perlengkapan pemegang. Untuk
mendapatkan ukuran standar yang lebih besar diperlukan batang ukur,
yaitu sejenis blok ukur dengan ukuran yang lebih panjang.

Batang ukur dibuat dari baja karbon dengan penampang lingkaran


berdiameter kurang lebih 22 mm. Proses pengerasan hanya diberikan
pada kedua ujung batang dan selanjutnya digosok halus sehingga rata
dan sejajar. Sebagaimana dengan blok ukur, batang ukur ini dibuat
dalam beberapa kelas dan setiap set terdiri dari berbagai ukuran.
Meskipun kedua muka ukurnya mempunyai sifat mampu lekat akan
tetapi karena batang ukur lebih berat maka mereka disatukan dengan
bantuan baut lepas. Dengan demikian pada kedua muka ukur dibuat
lubang yang berulir.

Biasanya pada kedua ujung dari suatu susunan batang ukur


ditambahkan lagi satu batang ukur berukuran 25 mm (tak berulir) yang
berfungsi sebagai bidang datar referensi untuk seluruh panjang/ukuran
yang dimaksud. Untuk menghindari lenturan maka susunan batang ukur
dipakai secara tegak lurus. Apabila digunakan dalam posisi mendatar
maka mereka ditumpu pada kedua titik Airy (d = 0,577 L), sehingga
meskipun ada lenturan kecil di tengah, sumbu pada kedua ujung tetap
akan tetap segaris atau kedua muka ukur tetap sejajar. Karena
ukurannya yang panjang, maka batang ukur jarang dipunyai oleh
industri pemesinan. Dalam Laboratorium Metrologi Industri batang ukur
biasanya dipakai untuk kalibrasi susunan blok ukur dan untuk
penyetelan posisi nol dari alat ukur yang besar.

KALIBER INDUK TINGGI (HEIGHT MASTER)

Pengukuran tak langsung (perbandingan) dengan memakai alat ukur


standar dan alat ukur pembanding dapat memberikan kecermatan yang
tinggi. Selain daripada itu kesalahan akibat temperatur kamar ukur yang
tidak sama dengan temperatur standar (20°C) relatif kecil dan dapat
diabaikan.

Pengukuran tak langsung yang menggunakan blok ukur sebagai ukuran


standar mempunyai kelemahan yaitu perlu waktu yang relatif lama untuk
persiapan dan penyusunan blok ukur.

Untuk mempercepat dan mempermudah pengukuran maka dibuat suatu


alat ukur standar yang dinamakan Kaliber Induk tinggi.

Prinsip kerja kaliber induk tinggi adalah merupakan gabungan antara


susunan blok ukur dan mikrometer yang peka.

Contoh dari kaliber induk tinggi dan cara pemakaiannya adalah seperti
gambar 54.
Kapasitas ukur kaliber induk tinggi ini adalah 300 mm. Untuk
mengukur obyek ukur yang lebih tinggi dari 300 mm dapat
digunakan kaki peninggi yang mempunyai tinggi nominal tertentu
yaitu 150, 300 atau 600 mm.
Apabila kaki peninggi digunakan, maka jangan lupa menambah
tinggi nominal dari kaki peninggi tersebut pada angka yang
dihitung sewaktu menentukan tinggi suatu obyek ukur.

Selain sebagai alat ukur standar dalam proses pengukuran tak


langsung, maka kaliber induk tinggi dapat dipakai sebagai ukuran
standar untuk penyetelan nol dari suatu mikrometer dalam,
JAM UKUR (DIAL INDICATOR)

Jam ukur merupakan alat ukur pembanding yang banyak


digunakan.
Prinsip kerjanya adalah secara mekanik, dimana gerakan linier
dan sensor diubah menjadi gerakan putar dari jarum penunjuk
pada piringan yang berkala dengan perantaraan batang bergigi
dan susunan roda gigi, lihat gambar 30.

Kecermatan pembacaan skala adalah 0,01; 0,005 atau 0,002 mm

Kapasitas ukur yang berbeda, misalnya 20, 10, 5, 2, atau 1 mm.

Untuk kapasitas ukur yang besar biasanya dilengkapi dengan jam


kecil pada piringan jam yang besar, dimana satu putaran penuh
dari jarum yang besar adalah sesuai dengan satu angka dari jam
yang kecil. Pada pinggir piringan adakalanya dilengkapi dengan
dua tanda pembatasan yang dapat diatur kedudukannya.

Pembatas ini menyatakan batas atas dan batas bawah dari daerah
toleransi suatu produk yang hendak diperiksa. Selain daripada itu
piringan skala dapat juga diputar untuk mengatur posisi nol
sewaktu pengukuran dimulai.

Ujung sensor dapat diganti dengan berbagai bentuk (bulat, pipih,


runcing) dan terbuat dari baja, karbida atau sapphire. Pemilihan
jenis sensor disesuaikan dengan kondisi benda ukur dan
penggunaannya.

Dalam pemakaiannya jam ukur biasanya dipasangkan pada


dudukan seperti pada gambar 31.

Tinggi sensor disesuaikan dengan tinggi nominal/ukuran dasar


dari produk yang akan diperiksa dimensinya dengan batuan blok
ukur (pengaturan posisi nol).

Setelah dua tanda pembatas pada jam ukur diatur posisinya


sesuai dengan daerah toleransi obyek ukur, maka pemeriksaan
kualitas geometrik dari produk dapat dilakukan dengan mudah.
Benda silindrik dapat diperiksa kesilindrisannya ataupun
kebulatannya dengan jam ukur, dalam hal ini benda ukur harus
diletakkan di atas blok V.

Toleransi kasalahan putar (run-out tolerance) diperiksa dengan


cara menempatkan jam ukur pada posisi yang tetap dan benda
ukur diputar pada sumbu yang tertentu.

3,5 PUPITAS/JAM UKUR TEST (DIAL TEST INDICATOR)

Pupitas adalah sejenis jam ukur dengan kapasitas ukur yang lebih
kecil (0.8 mm atau 0.2 mm), sebab lintasan gerak sensor tidak
merupakan garis lurus melainkan berupa busur yang pendek, lihat
gambar 32.

Posisi dari jarum peraba (sensor) dapat diatur sehingga dapat


membuat sudut atau sejajar dengan sumbu dari badan pupitas.

Pada setiap kedudukan tersebut sensor dapat digerakkan secara


perlahan-lahan melintasi busur yang pendek dengan arah tertentu
sehingga jarum jam penunjuk bergerak searah jarum jam.

Gerakan pengukuran dapat diubah dengan mengubah posisi kunci


pada badan pupitas, sehingga memungkinkan pengkuran
permukaan pada dua arah (menghadap ke atas atau ke bawah).
Suatu jenis pupitas yang lain mampu mengukur dalam dua arah
gerakan pengukuran (tanpa kunci pengubah).
Kedudukan sensor sewaktu melakukan pengukuran harus
diperhatikan, sebab dalam segala hal garis pengukuran harus
berimpit dengan garis dimensi dari obyek ukur. Sesungguhnya
garis pengukuran dari sensor pupitas adalah berupa busur, akan
tetapi karena kecilnya sudut gerakan sensor maka panjang busur
tersebut hampir sama dengan tali busurnya.

Dengan demikian tali busur ini harus tegak lurus dengan


permukaan benda ukur atau dengan kata lain posisi sensor harus
sejajar dengan permukaan benda ukur. Apabila posisi sensor
terlalu miring maka akan terjadi kesalahan kosinus sebagaimana
yang ditunjukkan gambar 32.
Kaliber Batas (Limit Gauge)

Untuk memeriksa obyek ukur dari suatu produk/komponen mesin


yang dibuat dalam jumlah besar mungkin digunakan alat ukur
langsung, misalnya mikrometer indikator atau jam ukur. Dengan
alat ukur tersebut dimensi dari obyek ukur dapat secara langsung
diketahui dan selanjutnya ditemukan apakah ukuran tersebut
berada pada daerah toleransi atau tidak.

Sebetulnya pada suatu obyek ukur yang telah ditentukan


toleransinya cukup diperiksa apakah obyek ukur tersebut berada
didalam daerah toleransi yang diijinkan atau tidak, jadi ukuran
sebenarnya tidak perlu diketahui.

Toleransi Pembuatan dari Kaliber Batas

Misalkan diameter suatu lubang pada benda ukur telah ditentukan


harga maksimum dan minimumnya, maka berdasarkan ukuran
tersebut dapat dibuat suatu kaliber pemeriksaan yang berupa
poros dengan dua macam diameter. Poros dengan diameter
persis sama dengan lubang minimum (berarti lubang tepat pada
kondisi material maksimum) disebut dengan lubang poros GO,
karena poros pemeriksa ini selalu akan masuk ke dalam lubang
yang diperiksa asalkan diameter lubang tidak lebih kecil dari
diameter minimum yang diijinkan. Sedangkan proses pemeriksa
yang lain mempunyai diameter yang tepat sama dengan diameter
lubang maksimum (berarti lubang tepat pada kondisi material
minimum) disebut sebagai kaliber poros NOT GO, sebab selalu
tidak akan masuk kedalam lubang yang diperiksa asalkan
diameter lubang tidak lebih besar dari diameter maksimum yang
diijinkan.

Dengan demikian, lubang yang diperiksa dikatakan bagus


(diameter masih dalam batas toeransi yang diijinkan) apabila
dipenuhi dua hal yaitu, kaliber posros GO dapat masuk dan kaliber
poros NOT GO tidak dapat masuk ke dalam lubang yang
diperiksa. Sebaliknya lubang dikatakan jelek (diameternya lebih
besar dari batas maksimum atau lebih kecil dari batas minimum)
apabila salah satu dari dua hal di atas tidak terpenuhi. Demikian
pula halnya dengan pemeriksaan diameter suatu porors, maka
dibuat kaliber pemeriksa yang berupa ring atau celah yang
masing-msing mempunyai bagian GO dan NOT GO.

Kaliber pemeriksa sebagaimana telah diterangkan di atas adalah


merupakan kaliber yang mempunyai diameter tepat sebagaimana
yang dikehendaki sehingga sulit untuk dibuat. Oleh karena itu
diberikan suatu toleransi pembuatan baik bagi diameter GO
maupun NOT GO. Tentu toleransi pembuatan kaliber ini harus
lebih kecil dari toleransi lubang atau poros yang akan diperiksa.
Selain daripada itu, posisi toleransi pembuatan tersebut relatif
terhadap toleransi yang akan diperiksa ditentukan sedemikian
rupa sehingga benda ukur yang bagus sebanyak mungkin diterima
dan sebaliknya benda ukur yang jelek sesedikit mungkin diterima5 .
Apabila proses produksi berjalan normal maka produk yang bagus
banyak dihasilkan akibatnya kaliber NOT GO jarang masuk dan
sebaliknya kaliber GO sering masuk. Oleh sebab itu untuk
memperpanjang “umur” dari kaliber GO maka diberikan suatu
kelonggaran keausan (wear allowance), yaitu sedikit kelebihan
material bagi ukuran sebagaimana yang direncanakan semula.

Menurut standar Inggris (BS 969), besarnya toleransi pembuatan


kaliber dan kelonggaran keausan adalah :

Toleransi pembuatan = 10% dari toleransi obyek ukur.


Kelonggaran keausan = 20% dari toleransi pembuatan.
Kedua harga di atas hanya diberikan jikalau toleransi obyek ukur
cukup besar, sehingga minimum didapat harga toleransi atau
kelonggaran keausan sebesar 1 mikrometer. Gambar 34
menunjukkan diagram skematis dari daerah toleransi (garis nol
sengaja tidak dicantumkan).
5
Keliru dianggap baik

Dari gambar 34 jelas terlihat bahwa toleransi pembuatan untu


kaliber GO terletak didalam daerah toleransi pembuatan obyek
ukur (produk), sedangkan toleransi pembuatan bagi kaliber NOT
GO terletak diluar daerah toleransi produk. Dengan demikan ada
kemungkinan produk dengan ukuran sesungguhnya dekat dengan
batas material maksimum akan ditolak (padahal masih di dalam
daerah toleransi) karena kaliber GO tiket dapat masuk. Demikian
pula halnya dengan produk yang sebetulnya mempunyai ukuran
yang melebihi batas ukuran maksimum/minimum diterima. Karena
kaliber NOT GO masih juga tidak masuk. Akan tetapi kedua
kemungkinan diatas jarang terjadi. Jikalau produksi berjalan
normal.
Teori Perencanaan Kaliber

Teori dasar dari perencanaan kaliber sebagaimana yang telah


dikemukakan oleh Taylor adalah sebagai berikut :

1. Kaliber GO harus memeriksa benda ukur dalam kondisi


Material Maksimum6 dan sekaligus harus memeriksa sebanyak
mungkin obyek ukur yang saling berhubungan.
2. Kaliber NOT GO harus memeriksa benda ukur dalam kondisi
Material Minimum7 dan hanya memeriksa satu obyek ukur saja.
6
Poros paling besar, lubang paling kecil
7
Poros paling kecil, lubang paling besar.

Berdasarkan teori ini maka kaliber NOT GO harus dibuat lebih dari
satu yaitu sesuai dengan jumlah/macam obyek ukur. Gambar 35
adalah salah satu contoh benda ukur berupa lubang segi empat
dengan daerah toleransi yang akan diperiksa dengan kaliber.
Dalam hal ini kaliber GO berupa batang penampang segi empat
sesuai dengan ukuran lubang pada kondisi Material Maksimum
(sebelum diberi toleransi pembuatan dan kelonggaran keausan).

Apabila kaliber NOT GO juga dibuat sekaligus untuk memeriksa


panjang dan lebar dari lubang sebagaimana kaliber GO dengan
ukuran sesuai dengan kondisi material minimum, maka ada
kemungkinan kaliber NOT GO ini tidak masuk pada lubang yang
dimisalkan mempunyai lebar yang masih didalam toleransi tetapi
panjang melebihi batas maksimum, lihat gambar 35b. Oleh sebba
itu harus dibuat dua jenis kaliber NOT GO, satu untuk memeriksa
panjang dan yang lain untuk memeriksa lebar dari lubang (ada dua
obyek ukur).

Kaliber poros NOT GO mungkin dibuat denga n ukuran yang relatif


pendek. Sebaliknya kaliber poros GO harus dibuat paling sedikit
mempunyai panjang yang sama dengan panjang (dalam) dari
lubang yang diperiksa. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kesalahan dalam menentukan kualitas geometris lubang.
Seandainya lubang mempunyai diameter yang tidak lebih kecil dari
diameter minimum serta mempunyai kelurusan yang baik, sebab
apabila lubang tidak lurus maka kaliber poros GO hanya bila
masuk sebagian (jika kaliber poros GO berukuran pendek,
mungkin lubang tersebut dianggap bagus).
Gambar 36 ketidak bulatan poros; pemakaian kaliber celah GO
dapat menimbulkan kesalahan

Suatu poros dapat diperiksa dengan menggunakan kaliber celah.


Apabila poros ini digerinda tanpa senter (centerless grinding)
mungkin terjadi ketidakbulatan sebagaimana yang ditunjukan
gambar 36.

Karena kaliber celah GO tepat masuk/melewati poros yang


diperiksa maka poros dianggap bagus, padahal diameter lingkaran
sempurna lebih besar dari diameter poros pad kondisi material
maksimum. Seandainya digunakan kaliber ring GO maka jelas
poros yang tak bulat seperti diats akan ditolak. Selain memeriksa
diameter, kaliber ring GO akan memeriksa kelurusan dan
kebetulan dari poros (tiga elemen geometris sekaligus). Apabila
proses produksi telah dipilih dan berdasarkan pengalaman proses
tersebut tidak/jarang menghasilkan produk dengan ketidakbulatan
ataupun ketidak lurusan, maka kaliber celah/rahang GO dapat
digunakan secara intensif8.

Jenis dari Kaliber Batas

Secara garis besar kaliber batas dapat dilasifikasikan menurut


fungsinya, yaitu :

1. Kaliber pemeriksa lubang. 4. Kaliber pemeriksa posisi


dan kedalaman.
2. Kaliber pemeriksa prors. 5. Kaliber pemeriksa kombinasi.
3. Kaliber pemeriksa konis. 6. Kaliber pemeriksa profil
dan ulir.
Contoh dari kaliber poros dan lubang adalah seperti gambar 59 s.d
gambar 61.

Gambar 37 Kaliber pemeriksaan lubang


8
Meskipun hal ini menyalahi prinsip taylor karena kaliber
celah GO relatif lebih murah dibandingkan dengan kaliber
ring GO. Selanjutnya secara berkala, diambil suatu sample
dan dilakukan pemeriksaan dengan kaliber ring GO atau
dengan alat ukur kebulatan untuk memastikan kualitas
produk.

Anda mungkin juga menyukai