Makalah Pernikahan
Makalah Pernikahan
Makalah Pernikahan
Makalah
Oleh
Efryana Wisnu Ajie NIM. 7011180031
Galih Pradipta Adhi NIM. 7011180111
Helly Dewi Akhiroh NIM. 7011180215
Penyusun
i
Daftar Isi
Halaman judul
Kata Pengantar ..................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................ ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................... 2
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian, Hukum dan Tujuan Pernikahan ..................... 3
2.2 Rukun dan Syarat Pernikahan .......................................... 5
2.3 Persiapan Pernikahan dan Khitbah ................................... 7
2.4 Perempuan yang Haram Dinikahi ...................................... 8
2.5 Talak dan Iddah ................................................................. 10
2.6 Hikmah Pernikahan ........................................................... 14
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan........................................................................ 18
3.2 Saran................................................................................. 18
ii
Bab I
Pendahuluan
1
1.3 Tujuan
1. Memahami Pengertian, Hukum dan Tujuan Pernikahan
2. Mengetahui Rukun dan Syarat Pernikahan
3. Mengetahui Hukum Persiapan Pernikahan dan Khitbah
4. Mengetahui Siapa Saja Perempuan yang Haram Dinikahi
5. Memahami Talak dan Iddah
6. Memahami Hikmah Pernikahan
2
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Pernikahan
B. Hukum Pernikahan
1. Wajib
3
“Apabila suatu perbuatan bergantung pada sesuatu yang lain,
maka sesuatu yang lain itu pun wajib”
2. Sunnah
3. Haram
4. Makruh
4
meskipun ia memiliki keinginan untuk menikah tetapi tidak
memiliki keinginan atau tekad yang kuat untuk memenuhi
kewajiban suami terhadap istri maupun kewajiban istri
terhadap suami.
5. Mubah
C. Tujuan Pernikahan
A. Rukun Nikah
5
5. Ijab qabul ( akad nikah )
6
3. Jumlahnya sekurang-kurangnya adalah 2
4. Hadir langsung dalam acara akad nikah
5. Memahami tentang akad nikah
6. Dapat mendengar, melihat dan dapat berucap ( tidak buta,
tuli dan bisu )
7. Adil
8. Tidak dalam keadaan ihram haji/ umrah
B. Syarat-syarat Khitbah
7
C. Cara Menyampaikan Khitbah
8
Karena ada hubungan nasab (qoroobah):
1. Ibu dan ibunya ibu (nenek), ibu dari bapak, dan seterusnya
sampai ke atas;
2. Anak perempuan dari istri yang sudah digauli atau anak tiri,
termasuk anak-anak mereka ke bawah;
9
7. Saudara perempuan , baik saudara kandung, seayah atau
seibu.
4. Perempuan musyrik;
A. Talak
1. Definisi Talak
10
bukan U'qud (hak kedua bela pihak), sehingga (sudah menjadi
sah) ketika diucapkan oleh pihak laki-laki.
2. Rukun Talak
3. Macam-Macam Talak
1) Talak Raj‟i
2) Talak Ba‟in
Talak ba‟in kecil adalah talak satu dan talak dua yang
disertai dengan uang (iwad) yang diberikan oleh pihak
istri kepada suami. Selain itu, suami yang menjatuhkan
talak kepada istrinya yang belum dicampuri, juga
termasuk talak ba‟in kecil.
Jika talak ba‟in kecil ini telah terjadi dan ingin rujuk
kembali, maka harus menikah dengan akad nikah yang
baru.
11
b) Talak ba‟in besar
B. Iddah
1. Definisi Iddah
2. Hikmah Iddah
12
Menghormati almarhum suami yang meninggal, bila
iddahnya di tinggal oleh suami.
13
bahwa masa iddahnya adalah masa yang terpanjang
antara menunggu sampai melahirkan atau ketentuan 4
bulan 10 hari.
Kedua, para sahabat dan ulama yang mengikuti
pendapat Abdullah bin Mas‟ud yang menyatakan bahwa
masa iddahnya adalah 4 bulan 10 hari.
Iddah Wanita Mustahadhah
Bagi wanita mustahadhah (penderitaan keputihan), maka
masa iddahnya berdasarkan pengalamannya haidhnya,
yaitu memerhatikan masa haidhya dan berapa lama
masa sucinya. Jikalau terasa sudah melewati 3 kali
haidh yang biasa dia alami, maka berarti iddahnya sudah
habis. Sedangkan wanita mustahadhah yang tidak
mengalami haidh lagi maka masa iddahnya adalah 3
bulan.
Iddah Wanita yang Belum Sempat Disetubuhi
Bagi wanita yang diceraikan oleh suaminya, dan belum
sempat disetubuhi (jima‟), maka baginya tidak ada masa
iddah walau sehari pun. Hal ini sesuai firman Allah Swt.
dalam surat Al – Ahzab [33] ayat 40, ”Hai orang – orang
yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan –
perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan
mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali –
kali tidak wajib atas mereka iddah bagimu yang kamu
minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka
mut‟ah dan lepaskanlah meeka itu dengan cara yang
sebaik – baiknya.”
14
kehidupan masyrakat. Keluarga yang kokoh dan baik menjadi
syarat penting bagi kesejahteraan masyarakat dan kebahagiaan
umat manusia pada umumnya.
Allah berfirman:
15
Rasulullah saw. bersabda:
16
dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki sebagai
piarannya. (QS. An-Nisa/4:25)
17
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18