LP Gangguan Cairan Dan Elektrolit
LP Gangguan Cairan Dan Elektrolit
LP Gangguan Cairan Dan Elektrolit
C. Fungsi Cairan
Beberapa fungsi cairan dalam tubuh adalah :
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh
2. Transpor nutrisi ke sel
3. Transpor hasil sisa metabolisme
4. Transpor hormone
5. Pelumas antar organ
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskular
E. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake cairan dan output cairan. Intake cairan
berasal dari makanan dan minuman. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500
ml/hari. Sementara pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine, feses, dan
IWL (Invisible Water Loss).
Berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit.
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolism yang
diperlukan, dan berat badan, semakin muda usianya semakin banyak total
cairan tubuh. Pada usia bayi dan lansia pergerakan cairan lebih mudah terjadi
sehingga mudah dehidrasi.
2. Suhu lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat sehingga pengeluaran cairan
akan lebih banyak. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat
sebanyak 15-30 gram/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi
yang menyebabkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraseluler. Makanan
juga mengandung cairan. Pada keadaan normal, sekitar 1.000 ml air berasal
dari makanan, dengan demikian intake makanan yang kurang akan
memengaruhi jumlah cairan tubuh.
4. Stress
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolism sel, konsentrasi darah, dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
Secara fisiologis, stress sangat penting dalam keseimbangan cairan, stress
dapat menstimulasi kelenjar hipofisis untuk menghasilkan ADH. Keadaan ini
sesungguhnya merupakan pertahanan tubuh untuk jangka pendek.
5. Mual dan muntah
Mual mengakibatkan intake makanan dan minuman menjadi berkurang
sedangkan muntah terjadi pengeluaran cairan, muntah yang lama dan banyak
berpotensi terjadinya ketidakseimbangan asam basa, pasien akan mengalami
kehilangan ion hydrogen sehingga menjadi alkalosis.
6. Diare
Diare dapat mengeluarkan cairan dan elektrolit, natrium dan potassium
menjadi keluar mengakibatkan dehidrasi.
7. Penggunaan diuretic
Diuretik beperan dalam peningkatan ekskresi cairan dan elektrolit tubuh.
Biasanya digunakan oleh pasien dengan edema pada pasien gagal jantung dan
gagal ginjal.
8. Kehamilan
Wanita hamil dapat mengaalmi hyperemesis pada awal kehamilan sehingga
pengeluaran cairan dan elektrolit berlebihan. Keadaan hamil juga
mengakibatkan bendungan vema terutama pada ekstremitas sehingga edema
bisa terjadi,
H. Elektrolit
Elektrolit merupakan komponen kimia dalam suatu partikel atau larutan, ion yang
bermuatan positif disebut kation dan ion yang bermuatan negatif disebut anion.
1. Natrium (Sodium)
+¿
Merupakan kation yang paling banyak pada cairan ekstrasel, Na¿
memengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf, dan kontraksi otot,
normalnya sekitar 135-148 mEq/liter.
2. Kalium (Pottasium)
Merupakan kation utama di intrasel, berfungsi sebagai eksitabilitas
neuromuscular dan kontraksi otot. Diperlukan dalam pengaturan
keseimbangan asam basa, normalnya 3,5-5,5 mEq/liter.
3. Kalsium (Ca)
Merupakan cairan ekstraselulerm berguna untuk pembekuan darah, serta
pembentukan tulang dan gigi.
4. Magnesium (Mg)
Merupakan kation kedua terbanyak pada cairan intrasel, penting untuk
aktivitas enzim dan eksitabilitas muscular.
5. Klorida (Cl)
Memperthankan asam basa, mempertahankan osmolaritas cairan ekstrasel,
terdapat di ekstrasel maupun intrasel.
6. Bikarbonat (HCO3)
Bufer yang terdapat dalam tubuh dan di cairan ekstrasel dan intrasel, diatur
oleh ginjal dan kadar normalnya 22-26 mEq/L.
7. Fosfat
Anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel, berfungsi meningkatkan
kegiatan neuromuscular, metabolism karbohidrat, dan pengaturan asam basa,
jika kadar fosfat tinggi maka kadar kalsium rendah.
I. Ketidakseimbangan Elektrolit
Ketidakseimbangan satu atau lebih elektrolit pada suatu kompartemen akan
memengaruhi komartemen lain sehingga akan terjadi mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan hemeostatis.
Gangguan Elektrolit Penyebab Tanda dan Gejala
+¿ Diare Kelemahan
Sodium ( Na ¿ )
Keringat berlebihan Pusing
Hiponatremia
Luka bakar berat Vertigo
Na<135 mEq/L
Penggunaan Hipotensi
diuretik Takikardi
Oliguria
Hipernatremia Heartstroke Rasa haus
Na>145 mEq/L Kelebihan Jumlah urine
aldosterone meningkat
Meningkatkan IWL Demam
Dieresis osmotik Nyeri kepala
Kelebihan Kejang
pemberian cairan Kulit kering
hipertonik atau
isotonik saline
Menurunnya intake
cairan
+¿ Diare Kelemahan otot
Potasium ( K ¿ )
Stress Aritmia jantung
Hipokalemia
Penggunaan Distensi abdomen
K<3,5 mEq/L
diuretic Reflex tendon
Alkalosis metabolic dalam kurang
Intake makanan
yang kurang
Hipomagnesemia
Hiperkalemia Gagal ginjal Iritabilitas
K>5,5 mEq/L Hemolisis sel darah Cemas
merah Kelemahan otot
Trauma jaringan Aritmia jantung
Asidosis metabolic Mual dan muntah
Overdosis Diare
pemberian kalium
+¿ Menurunnys intake Tetanus otot
Kalsium ( Ca ¿ )
nutrisi Reflex cepat
Hipokalsemia Kekurangan Kram otot
Ca<4,3 mEq/L vitamin D Aritmia jantung
Diare berat Penurunan
Hipomagnesemia, pembekuan darah
hiperfosfotemia Fraktur patologis
Hipoparatiroid Gangguan status
Malnutrisi protein mental
Gagal ginjal
Hiperkalsemia Hiperparatiroid Nyeri tulang dan
Ca> 5,3 mEq/L Kanker payudara sendi
dan paru Letargia
Kerusakan Mual
metastasis tulang Kelemahan otot
Menurunnya intake Aritmia jantung
fosfat Hiporefleks
Rasa haus
+¿ Kecanduan alcohol Spastik otot
Magnesium ( Mg¿ )
kronis Tetani, kejang
Hipomagnesemia Penyakit ginjal Tremor
Mg<1,5 mEq/L kronis Kelemahan
Malnutrisi, Reflex cepat
malabsorbsi Aritmia jantung
Diare
Hipermagnesemia Gagal ginjal Depresi
Mg>2,5 mEq/L Kelebihan antacid pernafasan
Penggunaan laksatif Letargi
Bradikardia
2−¿ Ketosidosis diabetic Emosi tidak stabil
Fosfat ( )
HSO 4 ¿ Malabsorbsi Anoreksia
Hipofosfatemia Malnutrisi berat Paresthesia
HSO 4 < 1,7 mEq/L Penggunaan Kelemahan
antasida berlebih Kerusakan tulang
Hiperfosatemia Gagal ginjal Kejang otot
H 2 PO 4 > 2,6 Hiperparatiroid Kelemahan otot
mEq/L Takikardia
Kram abdomen
Diare
Klorida (Cl) Muntah Iritabilitas
Hipokloremia Penyakit paru Hipotensi
Cl<95 mEq/L kronis Letargia
Penggunaan Takikardi
diuretic
Alkalosis metabolik
Hiperkloremia Dehidrasi berat Kelemahan
Cl> 105 mEq/L Asidosis Letargia
Pernapasan cepat
dan dalam
1. Riwayat keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)
b. Tanda umum masalah elektrolit
c. Tanda kekurangan dan kelebihan elektrolit
d. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani yang mengganggu status
cairan
e. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan hemostatis cairan dan
elektrolit
2. Pengukuran klinis
a. Berat badan
Kehilangan atau bertambahnya berat badan menunjukkan ada masalah
keseimbangan cairan :
1) ± 2% : ringan
2) ± 5% : sedang
3) ± 10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
b. Keadaan umum
1) Pengukuran tanda vital
2) Tingkat kesadaran
c. Pengukuran masukan cairan
1) Cairan oral : NGT dan oral
2) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Irigasi kateter atau NGT
d. Pengukuran pengeluaran cairan
1) Urine : volume, kejernihan, atau kepekatan
2) Feses : jumlah dan konsistensi
3) Muntah
4) Tube drainase
5) IWL
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat antara intake dan output
normalnya sekitar ± 200 cc.
3. Pemeriksaan fisik
Difokuskan kepada :
a. Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,
tetani dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskular : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin,
dan bunyi jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering
d. Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensoris, serta tingkat
kesadaran
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah, dan
bising usus.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine, dan analisis gas
darah.
Diagnosis Keperawatan dan Intervensi
1. Risiko kekurangan volume cairan ( NANDA, 2012-2014)
Definisi : kondisi dimana pasien mengalami risiko terjadi kekurangan cairan
pada intraseluler, interstisial, dan intravascular. (NANDA, 2012)
Berhubungan dengan :
a. Kehilangan cairan secara berlebihan
b. Berkeringat secara berlebihan
c. Diare
d. Penggunan diuretic
e. Pendarahan
Data yang ditemukan :
a. Hipotensi
b. Takikardia
c. Pucat
d. Kelemahan
e. Diare
f. Muntah
g. Turgor kulit lambat
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a. Koma
b. Muntah, diare
c. Intake cairan tidak adekuat
d. Penyakit diabetes mellitus
Tujuan yang diharapkan :
a. Mempertahankan keseimbangan cairan
b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urine
adekuat, tekanan darah stabil, dan turgor kulit baik.
c. Secara verbal, pasien dpaat mengatakan penyebab kekurangan cairan
Intervensi Rasional
1. Identifikasi kemungkinan faktor 1. Penanganan kekurangan cairan
penyebab kekurangan volume cairan tergantung dari factor penyebabnya
2. Lakukan pemeriksaan : turgor kulit, 2. Menentukan status cairan atau derajat
mukosa mulut, kecekungan mata dehidrasi
3. Cek tanda vital setiap 4 jam atau 3. perubahan tanda vital dapat terjadi
sesuai kebutuhan dengan sangat cepat pada kekurangan cairan
seperti hipotensi, peningkatan nadi,
pernapasan maupun suhu tubuh
4. anjurkan pasien minum 2.000- 3.000 4. meningkatkan intake cairan tubuh
ml/hari sesuai batas toleransi
5. kolaborasi dengan dokter dalam 5. memenuhi kebutuhan cairan tubuh
pemberian cairan intravena
6. berikan pendidikan kesehatan tentang 6. meningkatkan informasi dan kerja sama
tanda dan gejala dehidrasi, intake dan output pasien
cairan, serta terapi yang diberikan