Ho Stem Dalam Pemb Ipa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

HO 4-MP STEM

STEM DALAM PEMBELAJARAN

A. Pengantar
Pembelajaran sains/IPA berbasis STEM dalam kelas didesain untuk memberi peluang bagi
peserta didik mengaplikasikan pengetahuan akademik dalam dunia nyata. Pengalaman
belajar sains berbasis pendidikan STEM mengembangkan pemahaman peserta didik
terhadap konten sains, kemampuan inovasi dan pemecahan masalah, soft skills (antara
lain komunikasi, kerjasama, kepemimpinan). Pembelajaran sains berbasis STEM
menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik untuk melanjutkan studi dan berkarir
dalam bidang profesi iptek, sebagaimana dibutuhkan negara saat ini dan di masa datang.

Agar siswa mampu memecahkan masalah sains dan teknologi, diperlukan keterampilan
berpikir dan berkreasi. Pembelajaran sains dengan pendekatan STEM melatih peserta
didik dalam berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi dan berkomunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran dengan pendekatan STEM mendukung pencapaian keterampilan di abad
21. Penyajian pembelajaran dengan pendekatan STEM harus memenuhi beberapa aspek
dalam Scientific & Engineering Practice, juga menggambarkan adanya Crosscutting
Concept atau irisan konsep di antara pengetahuan sains, teknologi, enjiniring dan
matematika. Selain itu Higher Order Thinking Skills (HOTS) menjadi keharusan di dalam
pembelajaran maupun penilaiannya.

B. Model-model pembelajaran Pendekatan STEM


1. Model Project based learning (PjBL), Lucas
Menurut George Lucas Educational Foundation (2005) Project based learning (PjBL)
adalah pendekatan pembelajaran yang dinamis di mana siswa secara aktif
mengeksplorasi masalah di dunia nyata, memberikan tantangan, dan memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam. Saat ini penelitian dalam Project based learning
(PjBL) menunjukan bahwa projek dapat meningkatkan minat siswa dalam science,
technology, engineering, and math (STEM) karena dengan STEM melibatkan siswa
dalam pemecahan masalah secara otentik, kerjasama antar siswa, serta membangun
kemampuan untuk menciptakan solusi nyata (Fortus, Krajcikb, Dershimerb, Marx, &
Mamlok-Naamand, 2005).

Project Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model


pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan (proyek) yang
menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat
rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan
laporan pelaksanaanya. Model pembelajaran ini menekankan pada proses
pembelajaran jangka panjang, terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan
persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan
persoalan nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai
dari merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).

Sintak model project based learning dapat dijelaskan sebagai berikut.

1 2 3
PENENTUAN PERTANYAAN MENYUSUN PERECANAAN MENYUSUN JADWAL
MENDASAR PROYEK

6
5 4
EVALUASI
PENGALAMAN MENGUJI HASIL MONITORING

Gambar 1 Tahap-tahap Pelaksanaan project based learning

Penjelasan sintak atau tahap-tahap project based learning sebagai berikut.

1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)


Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas..
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengacara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek antara lain: (1) membuat timeline menyelesaikan
proyek. 2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) peserta didik jika akan
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik melaksanakan
proyek dan (5) peserta didik untuk membuat penjelasan pemilihan proyek
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Monitoring dilakukan guru dengan menggunakan rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas. Guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta
didik
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik,
membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok mengembangkan
diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Catatan: penggunaan PjBL Lucas ketika digunakan dalam pembelajaran IPA berbasis
STEM hendaknya dipadukan dengan siklus engineering design process.

Gambar 2 Proses Desain Rekayasa (EDP)

2. Model Project based learning (PjBL) STEM, Laboy Rush


Model Project Based Learning (PjBL) merupakan model yang disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013, sedangkan STEM merupakan sebuah strategi
pembelajaran. Karakteristik dari STEM yaitu menekankan pada proses mendesain,
enjiniring atau merekayasa. Menurut (Capraro, et al, 2013) Design process adalah
pendekatan sistematis dalam mengembangkan solusi dari masalah dengan well
define outcome, yaitu menentukan solusi/proses terbaik dari ide-ide yang muncul.

Sintak model PjBL STEM dapat dijelaskan sebagai berikut.


Reflection Research Discovery

Communication Application

Berikut ini adalah deskripsi dari sintaks model pembelajaran PjBL STEM (Laboy-Rush,
2010)

Tahap 1. Reflection
Tujuan dari tahap pertama untuk membawa siswa ke dalam konteks masalah dan
memberikan inspirasi kepada siswa agar dapat segera mulai menyelidiki/investigasi
(Fortus, Krajcikb, Dershimerb, Marx, & Mamlok-Naamand, 2005). Fase ini juga
dimaksudkan untuk menghubungkan apa yang diketahui dan apa yang perlu
dipelajari (Diaz & King, 2007).

Tahap 2. Research
Tahap kedua adalah bentuk penelitian siswa. Guru memberikan pembelajaran sains,
memilih bacaan, atau metode lain untuk mengumpulkan sumber informasi yang
relevan (Fortus, Krajcikb, Dershimerb, Marx, & Mamlok-Naamand, 2005). Proses
belajar lebih banyak terjadi selama tahap ini, kemajuan belajar siswa
mengkonkritkan pemahaman abstrak dari masalah (Diaz & King, 2007). Selama fase
research, guru lebih sering membimbing diskusi untuk menentukan apakah siswa
telah mengembangkan pemahaman konseptual dan relevan berdasarkan proyek
(Satchwell & Loepp, 2002).

Tahap 3. Discovery
Tahap penemuan umumnya melibatkan proses menjembatani research dan
informasi yang diketahui dalam penyusunan proyek. Ketika siswa mulai belajar
mandiri dan menentukan apa yang masih belum diketahui (Satchwell & Loepp,
2002). Beberapa model dari STEM PjBL membagi siswa menjadi kelompok kecil untuk
menyajikan solusi yang mungkin untuk masalah, berkolaborasi, dan membangun
kerjasama antar teman dalam kelompok (Fortus, Krajcikb, Dershimerb, Marx, &
Mamlok-Naamand, 2005). Model lainnya menggunakan langkah ini dalam
mengembangkan kemampuan siswa dalam membangun habit of mind dari proses
merancang untuk mendesain (Diaz & King, 2007).
Tahap 4. Application
Pada tahap aplikasi tujuannya untuk menguji produk/solusi dalam memecahkan
masalah. Dalam beberapa kasus, siswa menguji produk yang dibuat dari ketentuan
yang ditetapkan sebelumnya, hasil yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki
langkah sebelumnya (Diaz & King, 2007). Di model lain, pada tahapan ini siswa
belajar konteks yang lebih luas di luar STEM atau menghubungkan antara disiplin
bidang STEM (Satchwell & Loepp, 2002).

Tahap 5. Communication
Tahap akhir dalam setiap proyek dalam membuat produk/solusi dengan
mengkomunikasikan antar teman maupun lingkup kelas. Presentasi merupakan
langkah penting dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi dan kolaborasi maupun kemampuan untuk menerima dan menerapkan
umpan balik yang konstruktif (Diaz & King, 2007). Seringkali penilaian dilakukan
berdasarkan penyelesaian langkah akhir dari fase ini (Satchwell & Loepp, 2002).

3. Model 5E, Bybee


Tuntutan untuk karier yang sukses di abad 21 benar-benar berbeda dari pada abad
ke-20. Dengan kemajuan teknologi yang selalu berubah dan masalah baru yang
muncul, kita harus mempersiapkan siswa untuk pekerjaan dan tantangan yang
mungkin bahkan tidak ada untuk saat ini. Oleh karena itu, siswa harus dilengkapi
dengan keterampilan pemecahan masalah yang memungkinkan mereka untuk secara
sistematis mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi. Selain itu, Internet telah
membuat informasi mudah dan cepat diakses, yang telah menyebabkan pergeseran
dari kebutuhan untuk menghafal menjadi belajar bagaimana memperoleh informasi
yang valid dan membuat informasi baru berdasarkan hasil pengamatan dan analisis.
Mesin juga telah mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja yang tidak terampil,
sehingga penting bagi siswa kami untuk mengetahui bagaimana menerapkan konsep
daripada hanya memahami konsep. Tuntutan baru ini adalah alasan proses rekayasa,
Project-Based Learning (PBL), dan Design Process sekarang menjadi fokus dalam
kurikulum abad 21.

Engineering Design Process


Engineering Design Process adalah pendekatan sistematis ketika mengembangkan
solusi untuk menyelesaikan masalah dengan hasil yang jelas (well defined outcome).
Mengikuti struktur design process yang baik sangat penting karena akan
menghasilkan solusi terbaik, serta dapat membangun kemampuan dan logika
pemecahan masalah. Salah satu sumber lain Engineering design dapat
direpresentasikan oleh 7 tahap yaitu sebagai berikut: Identify Problem and
Constraints; Research; Ideate; Analyze Ideas; Build; Test and Refine; Communicate
and Reflect.

Tahapan-tahapan pembelajaran menggunakan Engineering Design Process sesuai


dengan siklus model pembelajaran yang umum diterima. Salah satu model
pembelajaran yang banyak digunakan adalah model 5E (Bybee & Landes, 1988), yang
menyediakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang terstruktur. Tabel 1
merangkum langkah-langkah dari model 5E dan menghubungkannya dengan
langkah-langkah dalam Engineering Design Process.
Sintak model 5E dapat dijelaskan sebagai berikut.

Engagement Exploration Explanation

Elaboration/
Evaluation
Extension

Tabel 1. Kesesuaian Model 5E dengan Engineering Design Process


Tahapan pada 5E Engineering Design Process

Engagement Identify problem and constraints

Exploration Research; Ideate; Analyze ideas

Explanation Research; Ideate ; Analyze ideas

Elaboration/Extension Build and Communicate

Evaluation Test and refine; Reflect

Berikut ini adalah deskripsi dari sintaks model 5E yang terhubung dengan langkah-
langkah dalam Engineering Design Process.

Engagement-Identify problem and constraints


Sebelum memperkenalkan proyek kepada siswa Anda, Anda harus menangkap minat
mereka ketika mendesain solusi untuk masalah. Sesi brainstorming dalam kombinasi
dengan diskusi kelas berdasarkan apa yang sudah diketahui para siswa adalah cara
yang bagus untuk memulai sebuah proyek. Pertanyaan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dan relevansi masalah desain sangat penting. Saat ini, klip
video, permainan peran, kunjungan lapangan, atau menghadirkan pembicara tamu
adalah metode efektif yang digunakan untuk melibatkan siswa. Siswa biasanya lebih
mudah berhubungan dengan masalah ketika disajikan dengan alat-alat daripada
melalui metode tradisional. Selain itu, metode ini biasanya memenuhi sebagian
besar gaya belajar.

Exploration-Research; Ideate; Analyze ideas


Selama tahap Research, kegiatan ini harus memodelkan tugas dunia nyata dan
didasarkan pada pembelajaran penemuan. Selama fase ini, tugas harus dirancang
agar siswa memiliki pengalaman umum agar mereka terus merumuskan konsep,
proses, dan keterampilan. Siswa harus mempertimbangkan "gambaran besar" saat
membuat dan mengkomunikasikan desain mereka. Misalnya, keragaman budaya,
masalah lingkungan lokal, dan persyaratan hukum mungkin perlu dipertimbangkan.
Sepanjang proyek, guru harus terus menilai kemajuan siswa, memberikan umpan
balik, dan merayakan keberhasilan. Sangat penting untuk mengenali dan mendorong
pemikiran kreatif pada tahap ini.

Explanation-Research; Ideate; Analyze ideas


Selain memvalidasi data, asumsi, dan desain proyek, guru harus mengevaluasi proses
yang digunakan untuk melaksanakan proyek dan seberapa baik tim proyek bekerja
sama. Ketika guru menilai siswa, mereka harus memberikan bimbingan jika
diperlukan, tetapi penting bahwa guru tidak menetapkan prosedur khusus untuk
diikuti siswa. Seringkali, bimbingan terbaik datang dalam bentuk pertanyaan terbuka
yang diajukan guru kepada siswa.

Extension-Build; Communicate
Discovery learning atau pemecahan masalah melalui tugas Projek adalah
"keharusan" di setiap fase proses. Pengembangan prototipe oleh siswa menyediakan
koneksi nyata ke konsep sains dan matematika abstrak. Siswa belajar baik ketika
mereka memiliki kesempatan untuk memperoleh informasi dalam konteks yang
memungkinkan mereka untuk melihat bagaimana materi berhubungan dengan dunia
nyata (konkret).
Komponen kunci dari PBL adalah komunikasi tertulis dan lisan yang efektif dan
berkesinambungan. Siswa akan diminta untuk berkomunikasi baik kepada ahli
maupun awam. Selain itu, mereka juga harus berkomunikasi dalam tim, sebagai tim,
dan secara individual selama langkah-langkah yang berbeda dari proses desain.

Evaluation-Test and refine; Reflect


Berdasarkan hasil pengujian, siswa akan memperbaiki solusi desain mereka. Proses
ini mengharuskan mereka menganalisis hasil berdasarkan kriteria masalah dan
tujuan. Dalam membandingkan hasil tes yang berbeda dengan prediksi mereka,
siswa harus berpikir kritis tentang kekuatan dan kelemahan desain mereka. Ini
adalah salah satu bagian paling penting dari proses redesign. Tingkat pemahaman
siswa cenderung meningkat ketika membuat penemuan berdasarkan pengalaman
unik mereka sendiri. Selain itu, siswa harus didorong untuk mempertimbangkan:

- Bagaimana perubahan desain jika audiensi atau konteks berbeda?


- Bagaimana mengubah desain atau kriteria mempengaruhi solusi desain
akhir?

Siswa perlu didorong untuk meninjau kembali langkah-langkah sebelumnya, seperti


ide. Awalnya, siswa dapat menganggap ini sebagai langkah reverse engineering. Guru
harus menyadarkan dan memperkuat bahwa design process adalah iteratif dan
bukan jalan lurus melalui langkah-langkah dasar. Guru bertanggung jawab untuk
memberikan umpan balik selama semua fase proyek dan harus meminta siswa untuk
berkomunikasi sebanyak mungkin. Selain itu, diskusi terbuka harus diizinkan setelah
setiap presentasi untuk meninjau dan memperluas informasi yang disajikan oleh
masing-masing kelompok. Pada setiap fase, tonggak atau poin perkembangan harus
dinilai, dan keberhasilan harus diapresiasi. Dengan demikian, evaluasi formatif dan
sumatif harus menjadi bagian dari proses. Penilaian formatif harus fokus pada proses
desain dan apakah siswa sadar akan keputusan yang dibuat dan memahami prinsip-
prinsip dasar yang diterapkan. Ketika tahap ini Guru harus meminta siswa untuk:

- Menjelaskan prinsip-prinsip matematika dan sains yang digunakan dalam


pengembangan produk mereka.
- Membenarkan atau menjelaskan keputusan yang terkait dengan kendala
desain dan alternatif yang dianalisis selama proses desain.
- Diskusikan berbagai alternatif solusi dan seberapa baik mereka memenuhi
batasan desain yang dipilih.
- Evaluasi kemajuan mereka dalam menyelesaikan tugas proyek dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru.

Evaluasi diri dan diskusi ini tidak hanya memberikan dasar bagi penilaian formatif,
mereka juga dapat membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan
metakognisi secara eksplisit. Metakognisi adalah bagian penting dari semua proyek.
Itu harus dilakukan tanpa henti, dan semua refleksi harus didokumentasikan dengan
baik. Penting untuk mencerminkan secara individu dan dalam pengaturan tim.
Metakognisi juga penting bagi siswa untuk dilakukan pada akhir setiap fase proyek,
terutama pada akhir proyek. Mempertimbangkan apa yang mereka pelajari selama
proses desain, mereka harus mengidentifikasi perubahan apa yang akan mereka buat
tidak hanya untuk desain mereka tetapi juga dalam perjalanan mereka. Penilaian
sumatif mencakup evaluasi seberapa baik produk akhir memenuhi semua kriteria
masalah dan jika memenuhi semua batasan yang ditentukan.
C. Desain Pembelajaran STEM
Pembelajaran sains berbasis STEM atau dengan pendekatan STEM perlu direncanakan
sesuai dengan karakteristik materi dan model pembelajaran yang akan digunakan.
Contoh model pembelajaran dengan pendekatan STEM telah disusun oleh SEAMEO
QITEP in Science dan PPPPTK IPA dalam suatu Unit Pembelajaran Berbasis STEM. Unit ini
berisi panduan bagi guru bagaimana mengembangkan rencana pembelajaran berbasis
STEM. Setelah memahami tentang pembelajaran berbasis STEM guru dapat langsung
mengembangkan RPP sesuai dengan aturan dan kebijakan yang berlaku, tetapi
pendekatan yang digunakan tentunya pendekatan STEM dan model yang digunakan bisa
model PJBL atau 5 E. Secara umum isi unit pembelajaran STEM adalah sebahgai berikut.

Sistematika Unit Pembelajaran STEM

I. Pendahuluan
A. Penjelasan Umum
Bagian ini menjelaskan tentang gambaran secara umum isi dari unit. Penjelasan
singkat tentang pembelajaran berbasis STEM serta tujuan dari pembelajaran STEM
dapat diberikan secara sekilas pada bagian ini.
B. Pembelajaran STEM pada topik (...... )
Bagian ini menjelaskan tentang bahasan topik yang dibahas pada unit dan diuraikan
menurut masing-masing ranah sains, teknologi, rekayasa, dan matematika
C. Deskripsi Unit Pembelajaran (.....)
Pada bagian ini dijelaskan kerangka isi yang menyusun unit pembelajaran

II. Pembelajaran dengan pendekatan STEM


A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
Pada bagian ini dituliskan kompetensi dasar untuk ranah pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan topik STEM terpilih
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
Pada bagian ini dituliskan rumusan indikator pencapaian kompetensi sesuai
dengan KD yang dipilih dan dituliskan sesuai dengan kriteria penulisan indikator.
B. Tujuan Pembelajaran
Bagian ini mendeskripsikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang
dirumuskan
C. Analisis Materi Pembelajaran STEM (S, T, E, M)
Pada bagian ini diidentifikasi proses pembelajaran yang sesuai pada keempat ranah
sains, teknologi, enjiniring, dan matematika
Sains Teknologi
1. Faktual,:......... ....................
2. .... ..............................
Enjiniring Matematika

D. Tahapan Pembelajaran
Pada bagian ini disajikan desain pembelajaran STEM pada topik terpilih yang
menjelaskan tahapan pembelajaran yang akan digunakan. Model yang digunakan
dalam pembelajaran pendekatan STEM bisa menggunakan model 5E, PjBL Lucas
(PjBL K-13), atau PJBL STEM (Laboy-Rush). Berikut contoh tahapan pembelajaran
menggunakan PJBL STEM (Laboy-Rush).

Tahapan 5E PjBL STEM (Laboy-Rush) PjBL Lucas


Engagement-Identify problem Start with essensial
Tahapan 1 Reflection
and constraints question
Exploration-Research; Ideate;
Tahapan 2 Research Design project
Analyze ideas
Explanation-Research; Ideate ;
Tahapan 3 Discovery Create schedule
Analyze ideas
Elaboration/Extension-Build Monitoring the students
Tahapan 4 Application
and Communicate and progress of project
Evaluation-Test and refine;
Tahapan 5 Communication Assess the outcome
Reflect
Tahapan 6 Evaluation the experience

E. Kemampuan Prasyarat
Bagian ini menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya baik oleh guru
maupun peserta didik sebelum melaksanakan pembelajaran STEM pada topik
terpilih.
F. Pengembangan Keterampilan Abad 21
Bagian ini menjelaskan tentang keterampilan abad 21 yang dilatihkan pada
pembelajaran
G. Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Bagian ini menjelaskan tentang nilai-nilai PPK yang dilatihkan pada pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
1. Pendekatan, Model dan Metode
Pada bagian ini tuliskan pendekatan, model pembelajaran, dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran STEM pada topik terpilih.
Contoh:
a. Pendekatan : STEM
b. Model : STEM Project Based Learning (Reflection,
Research, Discovery, Application ,
Communication)
c. Metode : Eksperimen, diskusi, penugasan

2. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran diuraikan untuk masing-masing pertemuan kelas
kedalam kegiatan pembelajaran, sintak pada model pembelajaran PjBL STEM,
deskripsi kegiatan, serta alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah
pertemuan yang sudah ditentukan.

Pertemuan ke-1
Kegiatan Sintak Model Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Deskripsi Kegiatan waktu

Pendahuluan Reflection, Deskrisikan kegiatan guru dan


siswa mulai dari
Research, pendahuluan sd penutup
Kegiatan Inti sesuai dengan ciri kegiatan
Discovery, belajar dg pendekatan STEM

Penutup Application ,

Communication

Pertemuan ke-2
.......................................................

Pertemuan ke-3
.......................................................
I. Sumber Belajar
Bagian ini menyajikan sumber belajar yang digunakan sebagai referensi dalam
pembelajaran STEM pada topik terpilih
J. Alat dan Bahan
Bagian ini menyajikan keperluan alat dan bahan yang digunakan sebagai referensi
dalam pembelajaran STEM pada topik terpilih

III. Penilaian Pembelajaran


Pada bagian ini diidentifikasi teknik dan bentuk penilaian yang digunakan dalam
melihat ketercapaian KD berdasarkan IPK yang telah dirumuskan. Instrumen penilaian
yang digunakan juga disajikan pada bagian ini.
A. Teknik dan Bentuk Penilaian

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1. Sikap - Observasi Kegiatan Praktikum - Lembar Observasi
- Observasi Kegiatan Diskusi - Lembar Observasi
- Penilaian Diri - Format Penilaian
- Penilaian Antar Peserta Didik - Format Penilaian
- Jurnal - Catatan
2. Pengetahuan - Tes tertulis - Soal pilihan ganda
- Soal Uraian
- Penugasan - Tugas
3. Keterampilan - Penilaian Praktik - Lembar Pengamatan
- Penilaian Proyek - Rubrik Penilaian
- Penilaian Portofolio Tugas Proyek

Rincian instrumen penilaian per pertemuan .............

B. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Sikap
2. Penilaian Keterampilan
3. Penilaian Pengetahuan

IV. DAFTAR PUSTAKA


Bagian ini menyajikan berbagai referensi yang digunakan dalam menyusun unit sesuai
dengan kaidah penulisan daftar pustaka

V. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Siswa ( sesuai dengan tujuan, indikator dan deskripsi kegiatan)
2. Petunjuk Guru (Tips: Teknologi, K3, pengelolaan kelas) jika diperlukan sesuai
dengan materi pembelajaran
Daftar Pustaka

Bybee, R. W., & Landes, N. M. (1988) What research says about new science curriculums
(BSCS) Science and Children, 25, 35-39.
Capraro, et al. (2013). STEM Project-Based Learning : An Integrated Science, Technology,
Engineering, and Mathematics (STEM) Approach (second ed). Rotterdam : Sense
Publishers
Diaz, D., & King, P. (2007). Adapting a Post-Secondary STEM Instructional Model to K-5
Mathematics Instruction. Clemson: Clemson University.
Fortus, D., Krajcikb, J., Dershimerb, R. C., Marx, R. W., & Mamlok-Naamand, R. (2005).
Design-based science and real-world problem solving. International Journal of Science
Education, 855–879.
George Lucas Educational Foundation. (2005). Instructional module project based learning.
[Online]. Diakses dari http://www.edutopia.org/modules/ pbl/project-based-learning
Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith, K. (1991). Active learning: Cooperation in the
college classroom. Edina, MN: Interaction Book.
Karplus, R., & Their, H. D. (1967). A new look at elementary school science. Chicago, IL: Rand
McNally.
Laboy-Rush, D. (2010). Integrated STEM education through project-based learning.
www.learning.com/stem/whitepaper/ integrated-STEM-through Project-based-
Learning.
Resnick, L. B. (1999). Making America smarter. Education Week Century Series. 18 (40), 38-
40. Retrieved from http://www.edweek.org/ew/vol-18/40resnick.h18
Satchwell, R., & Loepp, F. L. (2002-Spring). Designing and Implementing an Integrated
Mathematics, Science, and Technology Curriculum for the Middle School. Retrieved
2010-9-November from Journal of Industrial Teacher Education:
http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JITE/v39n3/ satchwell.html.

Anda mungkin juga menyukai