Uts Penggolongan Obat 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral
maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit,
memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus
sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan. (Jan,2001).

Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, definisi obat


adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi.

Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan


keamanan dan ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat
keras, psikotropika dan narkotika, obat bebas terbatas yang akan dibahas secara
mendetail pada pembahasan selanjutnya.

Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga


keamanan penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat.

B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Obat Antitusif
B. Pengertian Obat Ekspektoran
C. Pengertian Obat Bronkodilator
D. Penegrtian Obat Kardiofaskular
E. Pengertian Obat Antimikroba
C. Tujuan
A. Untuk mengetahui pegertian Obat Antitusif
B. Untuk mengetahui pengertian Obat Ekspektoran
C. Untuk mengetahui Pengertian Obat Bronkodilator
D. Untuk mengetahui pengertianObat Kardiofaskular
E. Untuk mengetahui Pengertian Obat Antimikroba

1
D. Manfaat
A. Manfaat bagi institusi
Manfaat makalah ini bagi Institusi pendidikan kesehatan
adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai
peserta didik dalam mengetahui penggolongan obat
B. Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun
maupun pembaca adalah untuk menambah wawasan mahasiswa
dalam mengetahui tentang penggolongan obat
C. Manfaat bagi masyarakat
Manfaat makalah ini bagi masyarakat adalah untuk menambah
wawasan masyarakat mengenai penggolongan obat

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Antitusif
1.1.1 Pengertian
Antitusif atau cough suppressant merupakan obat batuk yangmenekan
batuk, dengan menurunkan aktivitas pusat batuk di otak dan menekan
respirasi.Misalnya dekstrometorfan dan folkodin yang merupakan
opioid lemah. Terdapat jugaanalgesik opioid seperti kodein, diamorfin
dan metadon yang mempunyai aktivitas, (Martin, 2007).
Antitusif selalu digunakan merupakan opioid dan
derivatnyatermasuk morfin, kodein, dekstrometorfan, dan fokodin.
Kebanyakannya berpotensi untukmenghasilkan efek samping termasuk
depresi serebral dan pernafasan. Juga terdapatpenyalahgunaan, (Sulistia,
2008).
Antitusif adalah obat yang menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan
salurannafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi. Secara
umum berdasarkan tempat kerjaobat antitusif dibagi atas antitusif yang
bekerja di perifer dan antitusif yang berkerja disentral. Antitusif yang
bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan non-narkotik,
(Anief, 2010).
Batuk mungkin merupakan gejala dari suatu penyakit dasar seperti
asma atau penyakit refluks gastroesofagus yang harus dipastikan dulu
sebelum meresepkan antitusif. Batuk mungkin juga mempunyai
komponen kebiasaan yang nyata. Pada keadaan dimana penyebabnya
tidak diketahui, penggunaan antitusif mungkin berguna yaitu untuk
batuk yang mengganggu tidur. Antitusif dapat menyebabkan retensi
sputum, yang mungkin membahayakan bagi pasien bronkitis kronis dan
bronkiektasis, (Tjay, 2007).

3
1.1.2 Contoh obat antitusif :

1. Dekstrometorfan

Merupakan obat penekan batuk (anti tusif) yang sangat


populer dan selama ini dapat diperoleh secara bebas, dan banyak
dijumpai pada sediaan obat batuk maupun flu.
 Indikasi: batuk kering tidak produktif.
 Kontraindikasi: asma, batuk produktif, gangguan fungsi
hati, sensitif terhadap dekstrometorfan.
 Efek Samping: psikosis (hiperaktif dan halusinasi) pada
dosis besar, depresi pernapasan pada dosis besar.
 Dosis: Dewasa 10-20 mg tiap 4 jam atau 30 mg tiap 6-8 jam
maksimal 120 mg/hari Anak 1 mg/kg bb/hari dalam 3-4
dosis terbagi.
 Cara pengunaan: sesuai ketentuan dokter
 Mekanisme Kerja: Dextrometorphan merupakan antitusif
non narkotik penekan batuk non opiate yang bekerja secara
sentral dengan jalan meningkatkan ambang rangsang refleks
batuk. Dextromethorphan disbsorpsi dengan baik melalui
saluran cerna, dimetabolisme dalam hati dan diekskresi
melalui ginjal dalam bentuk tidak berubah ataupun bentuk
demilated morfinon.

4
2. Kodein fosfat

Codeine adalah obat dengan fungsi untuk mengobati nyeri


ringan atau cukup parah.
 Indikasi: batuk kering atau batuk dengan nyeri.
 Peringatan: asma, gangguan fungsi hati dan ginjal, riwayat
penyalahgunaan obat.
 Kontraindikasi: batuk berdahak, penyakit hepar, gangguan
ventilasi.
 Efek Samping: konstipasi, depresi pernafasan pada pasien
yang sensitif atau pada dosis besar.
 Dosis: Dewasa: 10-20 mg tiap 4-6 jam maksimal 120
mg/hari; jarang diberikan sebagai obat batuk pada anak-
anak. Anak: 6-12 tahun 5-10 mg atau 0,5-1,5 mg/kg bb tiap
4-6 jam maksimal 60 mg/hari; 2-6 tahun 0,5-1 mg/kg
bb/hari dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam maksimal 30
mg/hari
 Cara pengunaan: Ukurlah codeine berbentuk cairan dengan
sendok pengukur dosis khusus atau gelas obat. Jika Anda
tidak mempunyai alatnya, tanyakan apoteker untuk
mendapatkannya.
 Mekanisme Kerja: Kodein merangsang reseptor susunan
saraf pusat (SSP) yang dapat menyebabkan depresi
pernafasan, vasodilatasi perifer, inhibisi gerak perilistatik

5
usus, stimulasi kremoreseptor dan penekanan reflek batuk.
Kontraindikasi

3. Prometazin

Promethazine merupakan obat yang dapat digunakan untuk


beberapa kondisi, salah satunya mencegah rasa mual, baik mual
akibat vertigo maupun mual yang muncul akibat mabuk perjalanan.
Selain itu, promethazine juga bisa digunakan untuk mengatasi
gangguan tidur karena obat ini memiliki efek sedatif. Promethazine
masuk ke dalam golongan obat antihistamin. Oleh karena itu, obat
ini juga bisa dipakai untuk menangani reaksi alergi yang timbul
akibat pajanan debu, gigitan serangga, serbuk sari, dan bulu
binatang.
 Indikasi : Sebagai antihistamin berdaya meredakan
rangsangan batuk akibat sifat sedatif dan kolinergiknya
yang kuat. Obat ini terutama digunakan pada batuk malam
yang menggelitik pada anak-anak.
 Kontraindikasi: Sebagai tambahan, Promethazine tidak
boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi Anak-anak di
bawah usia dua tahun, Depresi, Glaukoma sudut sempit,
Koma, Laktasi, hipersensitivitas.
 Efek samping: : Efek samping antikolinergiknya dapat
menyebabkan gangguan buang air kecil dan akomodasi
pada manula.
 Dosisi: 25-75 mg, maksimal 100 mg/hari; ANAK 5-10
tahun 12,5-37,5 mg/hari. Untuk muntah berat pada

6
kehamilan, 25 mg menjelang tidur, naikkan bila perlu
maksimal 100 mg/hari.
 Cara penggunaan: Ikuti anjuran dokter dan baca informasi
yang tertera pada kemasan promethazine sebelum mulai
mengonsumsinya. Promethazine dapat dikonsumsi sebelum
atau sesudah makan, Pastikan ada jarak waktu yang cukup
antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
mengonsumsi promethazine pada jam yang sama tiap hari
untuk memaksimalisasi efeknya
 Mekanisme Kerja: Daya kerjanya menekan SSP

4. Asetilsistein

Merupakan derivate asam amino alamiah sistein ini


berkhasiat mencairkan dahak yang liat dengan jalan memutuskan
jembatan disulfide, sehingga rantai panjang antra mukoprotein
panjang terbuka dan lebih mudah dikeluarkan melalui batuk.
 Indikasi: Derivat dari asam amino alamiah sistein ini
bekhasiat mencairkan dahak yang liat dengan jalan
memutuskan jembatan disulfida, sehingga rantai
panjang antara mukoprotein-mukoprotein panjang
terbuka dan lebih mudah dikeluarkan melalui batuk.
 Kontraindikasi: hipersensitif terhadap N-asetilsistein.
 Efek samping: : Bronkospasme, gangguan saluran
cerna, pada penggunaan sistemik: menimbulkan reaksi

7
hipersensitif seperti urtikaria dan bronkospasme (jarang
terjadi). Pada penggunaan aerosol, iritasi nasofaringeal
dan saluran cerna seperti pilek (rinore), stomatitis,
mual, muntah.
 Dosisi & Cara pengunaan: Nebulasi (3,5) : 3-5 mL
larutan 20% atau 6-10 mL larutan 10%, diberikan
melalui face mask atau mouthpiece, 3-4 kali sehari. Jika
diperlukan 1-10 mL larutan 20% atau 2-20 mL larutan
10%, setiap 2-6 jam. Oral (kaplet, granul atau tablet
effervescent) (3) : 200 mg 2-3 kali sehari. Anak 1-2 th :
100 mg 2 kali sehari; anak 2-7 th : 200 mg 2 kali sehari.
 Mekanisme Kerja: Asetilsistein memecah ikatan
disulfida pada dahak.

5. Ambroxol

Ambroxol hydrochloride (HCl) adalah obat batuk golongan


mukolitik atau pengencer dahak untuk mengobati batuk berdahak.
Ini tergolong obat keras yang hanya bisa diperoleh dengan resep
dokter.
 Indikasi: Untuk penyakit saluran pernapasan aktif dan
kronis yang disertai dengan sekresi bronkial yang
abnormal, terutama dalam keadaan bronkitis kronik,
bronkitis asmatik, asma bronkial yang memburuk.

8
 Kontraindikasi: Tidak boleh digunakan pada pasien
yang diketahui hipersensitif terhadap komponen
kompenen obat. Hati-hati penggunaan pada pasien
dengan ulkus lambung atau penyakit maag.
 Efek samping: Gasintrostinal yang ringan dann reaksi
alergi Dosisi: Dewasa: dosis harian 30 mg (satu tablet
ambroxol) sampai 120 mg (4 tablet) diambil dalam 2
sampai 3 dosis terbagi, Anak-anak sampai 2 tahun:
setengah sendok teh sirup ambroxol dua kali sehari,
Anak-anak 2-5 tahun: setengah sendok teh sirup 3 kali
sehari, Anak-anak lebih dari 5 tahun: Satu sendok teh
sirup 2-3 kali sehari.
 Cara pengunaan: ambroxol tablet dan sirup, setiap tablet
mengandung ambroxol 30 mg; pada kemasan sirup,
setiap 5 ml sirup mengandung ambroxol 15 mg.
 Mekanisme Kerja: Memperlancar pengeluaran sekret
yang kental dari kelenjar mukosa dalam saluran
pernapasan sehingga melegakan pernapasan.
Mengurangi batuk dan volume dahak sehingga sekresi
lendir akan menjadi normal kembali.

1.2 Ekspektoran
1.2.1 Pengertian
Ekspektoran adalah obat yang dapat merangsang pengeluaran
dahak dari saluran pernafasan (ekspektorasi) adalah senyawa yang
mempermudah atau mempercepat pembuangan secret brongkus dan
trakea dengan cara merangsang lambung lender lambung dan
selanjutnya secara reflek memicu pengeluaran saluran nafas sehingga
menurunkan kekentalan dan mempermudah pengeluaran dahak.

9
1.2.2 Contoh obat ekspektoran :

1. Allerin

 Indikasi : untuk meringankan batuk berdahak dan pilek


 Kontraindikasi : anuria, azotemia, mengambil lebih dari
satu batuk, reaksialergi, dehidrasi akut, hiperkalemia,
kesulitan bernafas, krampanasdll
 Komposisi :gliserilguaiakolat 50 mg na-sitrat 180
mg.difenhidramin HCI 12,5 mg pseudoefedrin 15mg/5 ml.
 Dosis :minum 3 kali sehari.dewasa:10 ml(2 sendoktakar)
anak:6-12 tahun:5 ml(1 sendoktakar) anak:2-6 tahun:1/2
sendoktakar)
 Efeksamping:mengantuk,gangguan pencernaan,
sakitkepala, insomnia, eksitasi, tremor, takikardia, aritma,
mulutkering, palpitasi, sulitberkemih
 Mekanisme:bekerja sebagai antihistamine, antitusif,,
ekspektoran

2. Defan
 Indikasi:batuk berdahak disertai dengan bensin,hidung
tersumbat ,pilek,dan batuk karena alergi.
 Kontraindikasi:jangan digunakan bagi penderita yang
memiliki riwayat hipersensitif,phenylpropanolamine
 Komposisi :klorfeninamimaleat 1 mg,fenilpropanolamin
HCI 8 mg gliserilguaiakolat 50 mg

10
 Dosis :dewasa 4 sendoktakar 3-4 x sehari.anak:6-12
tahun:2 sendoktakar 3-4 x sehari
 Efeksamping :sedasi,kantuk,gangguan
pencernaan,gangguan
prikomotor,takikkardi,aritmia,mulutkering,palpitasi,retens
iurin.
 Mekanisme :obat ini bekerja dengan menyesutkan
pembuluh darah(vena danarteri).dalam tubuh.pengerutan
pembuluh darah disinos,hidung dan dadah membuat area
tersebut,sehingga menurunkan nafsu makan.

3. Itrabat

 Indikasi:meringankan batuk disertai dahak karena alergi.


 Kontraindikasi:sebagai tambahan,itrabat syrup tidak
boleh dikonsumsi jika anda memiliki kondisi:gangguan
ginjal,hipersensivitas,kerusakan hati yang parah.
 Komposisi :gliserilguaiakolat 88 mg,ammoniumklorida
180 mg.klorfeniraminmaleat 1 mg succusliquirite 100 mg.
 Dosis :dewasa:3-4 kali sehari,2 sendok takar.anak:6-12
tahun 3-4 kali sehari 1 sendok takar.dibawah 6
tahun:harus dengan petunjuk gokter.

11
 mekanisme :meningkatkan ekskresi elektrolit ekstraseluler
dan air keluar dari tubuh.memblokir situs-situs H1-
reseptor pada jaringan.menghapussan dari sekresi dari
saluran pernapasan ;penghapusan sputum;menurunkan
vikositas dan kerekatan sekresi.
 Efeksamping :mengantuk,mual,muntah,diare,sakit
perut,pusing.dosis berlebihan kemungkinan menimbulkan
asidosis.
4. OBH

 Indikasi:untuk batuk berdahak disertai alergi


 Kontraindikasi:jangan diberikan untuk pasien yang
memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu
komponen obat ini
 Komposisi :Amoniumklorida 100mg succusliquirite
160mg.gleserilguaiakolat 50mg,difenhidramin
HC13,5mg,bromhexin HCI 2mg/5 ml sirup.
 Dosis :dewasa:1 hari 3x3 sendok takar (@ 5ml)
 Cara pemakaian :kocok dahulu sebelum dipakai dan
diminum setelah makan.
 Efeksamping: mengantuk, gangguan, pencernaan ,
gangguan psikomotor, mulutkering, sedasi, mual, pusing,
sakitkepala, vertigo, keluarkeringatbanyak, aritmia,
palpitasi, retensiurin, ruamkulit.

12
 Mekanisme :selalu gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk
yang tercantum pada kemasan,atau sesuai dengan anjuran
dokter anda
5. Graxine

 Indikasi:mukolotik dan ekspektoran.


 Kontraindikasi:jangan menggunakan obat ini untuk pasien
yang memiliki riwayat alergi/hipersensitif terhadap
bromhexine atau guaiphenesin
 Komposisi :bromheksin HCI 8 mg gliserilguaiakolat 100
mg.
 Dosis :dosis anak usia 6-12 tahun:5-7.5 ml syrup.dewasa
dan anak usia>12 tahun:10-20 ml syrup.obat diberikan
setiap 6 jam.maksimal 4 x dalam 1 hari Efeksamping
:gangguan pencernaan seperti mual,muntah,rasa penuh
diperut,sakit kepala,vertigo,berkeringat banyak dan ruam
kulit.
 Mekanisme :mengencerkan sekret saluran pernafasan
(kukolotik)dengan jalan mengurangi atau memecah
benang-benang mukoprotein dan mukopolisakaridanyang
terdapat pada sputum/dahak sehingga lebih mudah
dikeluarkan.

13
1.3 Bronkodilator
1.3.1 Pengertian

Adalah sebuah subtansi yang dapat memperlebar luas permukaan


bronkus dan bronkiolus pada paru- paru dan membuat kapasitas serapan
oksigen paru-paru meningkat. Bronkodilator dapat tersedia secara alami
dari dalam tubuh, maupun di dapat melalui asupan obat- obatan dari
luar .

1.3.2 Mekanisme kerja

Melalui stimulasi resptor b2 di trachea, (batang tengorokan) dan


bronci, yang menyebabkan aktivitas dari adenilklase. Enzim ini
memperkuat pengubahan adenosisntrifost(ATP) yang kaya energi
menjadi cyclic-adenosin monophospat(cAMP)dengan pembahasan
energy yang di gunakan untuk proses-proses dalam sel. Meningkat
kadar cAMP di dalam sel menghasilkan beberapa efek bronchodilatasi
dan penghambatan pelepasan meditor oleh mast cells.

1.3.3 Efek samping

 Mulut kering
 Batuk-batuk
 Sakit kepala
 Mual
 Muntah
 Diare

14
 Tanggan gemetar
 Kram otot
 Jantung berdebar
1.3.4 Dosis dan cara pemakaian

anak-anak usia di atas 12 tahun : 250-500, mikrogram dengan


irenkuen Dewasa sampai lansia pemberian 3-4 kali sehari

1.3.5 Indikasi

Bronkospasme yang berkaitan dengan pada pasien yang terapi


degan ipratropi dan salbutamol.

1.3.6 Kontraindikasi

hipersensitif terhadap ipratropium, turunan atropine,obstruksi


kardiomiopati, takiaritmia.

1.3.7 Contoh Obat

1. Teofilin

Teofilin obat ini digunakan oleh orang yang mengalami


gangguan atau obtruksi pernapasan, seperti asma,
bronchitis,emfisema,dan penyakit paru obstruksi
kronis(PPOK). mempermudah pernafasan dan membantu
meredakan gejala batuk, sesak nafas, dan napasa parau dengan
cara membuka jalur udara(bronkus) lebih lebar ke paru-paru

15
agar udara bisamengalir dengan lebih bebas. Obat ini membuat
otot-otot saluran pernapasan lebih rileks serta menurunkan
respons paru-paru terhadap penyebab iritasi.
 Mekanisme obat: Mekanisme kerja utama yaitu dengan
cara relaksasi otot polos menekan stmulan yang terdapat
pada jalan nafas teofilin bekerja dengan cara kompetitif
non siklektif phosphodiesteraseinhibitor
 Efek samping:
- Mual dan muntah
- Sakit atau kram perut
- Detak jantung cepat atau tidak beraturan.
- Gangguan tidur atau insomnia.
- Diare
- Kehilangan selera makan
- Sering buang air kecil.
- Merasa pusing dan sakit kepala

 Dosis:
- Dewasa:130-150mg, jika di perlukan dapat dinaikan
menjadi 2 kalinya
- Anak-anak 6-12 tahun: 65-150mg, kurang dari 1
tahun:65-75mg, 3-4 sehari sesudah makan
- Tablet lepas batas lambat: 1 tablet per hari tergantung
respons masing-masing dan fungsi pernafasan.
 Indikasi: Dianjurkan Obrtruksi saluran nafas yang
revesibel,serangan asma berat.
 Kontra indikasi: Tidak dianjurkan penggunaan pada
pasien dengan penyakit jantung., hipertensi, hipertiroid,
ulkus lambung, epilpsi, lansia, gangguan hati, kehamilan
dan menyusuI

16
2. Salbutamol

Adalah obat yang melebarkan saluran udara pada paru-


paru.obat yang masuk dalam golongan bronkodilator ini
bekerja dengan cara melemaskan otot-otot disekitar saluran
pernafasan yang menyempit sehingga udara dapat mengalir
lebih lancer ke dalam paru-paru
Salbutamol mampu meringankan gejala-gejala asma dengan
cepat saat serangan asma berlangsungserta dapat juga dipakai
untuk mengobati penyakit paru-paru obstruktif kronik.
 Indikasi : Menghilangkan gejala sesak nafas pada
penderita asma bronchial, bronchitis asmatis dan
emfesema pulmonum.
 Kontraindikasi : Tidak boleh di gunakan pada penderita
yang telah diketahui mempunyai riwayat hipersensitif
terhadap komponen salbutamol
 Mekanisme kerja: Melalui stimulasi reseptor B2 di
bronki yang menyebabakan aktivasi dari adenilsiklase.
Enzim ini memeperkuat perubahan adenodintrifodfat
yag kayak energy dengan pembebasan energi yang
digunakan untuk proses-proses dalam sel. Salbutamol
di gunakan untuk meringankan bronkospasm yang
berhubungan dengan asma.

17
 Efek samping :
- Efek samping yang timbul karena pemakaian
salbutamol:
- Gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar,pusing,
sakit kepala, kejang, insomnia.)
- Nyeri dada
- Muntah
- Diare
- Anorexia
- Mulut kering
- Iritasi tenggorokan
- Batuk
- Gatal
- Tachycardia
- Ruam pada kulit
 Dosis: Salbutamol tersedia dalambentuk tablet, sirup,
cairan untuk penguapan saluran nafas da inhaler efek
salbutamol timbul setelah 5-15meni penggunaan dan
bertahan 3-5jam
3. Tiotropium

Adalah obat untuk mengontrol dan mencegah gejala yang


disebabkan oleh penyakit paru-paru yang sedang
berlangsung. Obat ini harus digunakan secara teratur agar
beekerja secara efektif.

18
 Indikasi: Dianjurksn terapi pemeliharaan obstruksi
paru kronik termasuk bronchitis dan enfisema kronik
dan dispnea yang menyertai.
 Kontraindikasi: Hypersensitivitas terhadap tiotropium
bromide dan atropium atau turunannya (misalnya
ipratropium atau oxitropium , IPATROPIUM
 Mekanisme kerja obat: Meningkatkan kondisi pasien
dengan melakukan fungsi-fungsi membuka saluran
udara dari paru-paru
 Efek samping: Mulut kering,Peningkatan denyut
jantung ,Peningktann kabur, Kesulitan kencing, Mual
, Hypersensitive.
 Dosis ;Dewasa (termasuk lansia) 1x sehari satu kapsul
untuk inhalasi
Tidak boleh ditelan tidak boleh digunakan lebih dari
1kali sehari

4. Salmeterol

Pencegahan atau pengurangan episode suara mengi dan


kesulitan bernapas yang di sebabkan oleh asma atau penyakit
paru yang sedang berlangsung (penyakit paru-paru obstruktif
kronis,yang meliputi penyakit paru-paru obstruksi kronis
danamfisema).
 Indikasi: Untuk pencegahan dan pemeliharaan asma,
Untuk pemeliharaan penyakit paru obstruktif krinik

19
 Kontraindikasi: hipersensitivitas, penyakit jantung
iskemik
 Mekanisme kerja :Salmeterol bekerja bekerja pada
saluran pernafasan dengan merelaksasi otot membuka
saluran udara untuk meningkatkan pernafasan. Obat ini
bekerja dengan segera dan tidak boleh di gunakan
untuk serangan kesulitan bernafas tiba-tiba.
 Efek samping:
- merasa gelisah dan detak jantung tidak teratur
- iritasi tenggoroka dan suara menjadi serak
- batuk-batuk dan mulut terasa kering
- sesak napas, sakit kepala dan pilek
 Dosis :
- Untuk dewasa: bubuk inhalasi: 1 hirup(50 mcg) 12
jam
- Untuk anak-anak: anak-anak minimal 4 tahun:
bubuk inhalasi: hirup (50 mcg)30-60 menit
sebelum olahraga.

5. Formeterol

Adalah obat untuk mencegah atau mengurangi mengi dan


kesulitan bernafas jangka panjang yang disebabkan oleh asma
atau penyakit paru-paru yang sedang berlangsung. Formeterol
termasuk bronkodilator kerja lambat. Obat ini hanya di
gunakan jangka panjang jika gejala asma tidak dapat
dikendalikan oleh obat asma yang lain.

20
 Indikasi : Gejala obstruksi bronkus pada asma bila
pengobatan dengan korti kosteroid tidak mencukupi.
 Kontraindikasi: Tidak dianjurkan hipersensitif
terhadap obat dan komponen obat.
 Mekanisme kerja: Obat ini bekerja pada saluran udara
dengan membuat relaks otot dan membuka saluran
udara untuk meningkat pernafasan dan dapat membantu
beraktivitas secara normal.
 Efek samping: Sakit kepala, Gangguan tidur, Agitasi,
Lemah ,Tremor ,Kram otot,
 Dosis: Formeterol tersedia dalam bentuk kapsul, jangan
menelan kapsul dengan mulut. Inhalasi serbuk asma
4,5? Mcg 1? Aktuasi 1-2 kali sehari pagi atau malam
ditambah hingga 18 mcg 2 kali sehari pada obstruksi
saluran nafas berat, maksimun 4 atau 8 aktuasi dosis
peliharaan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.

1.4 Kardiofaskular
1.4.1 Pengertian
Obat cardiovasculer atau obat jantung dan pembuluh darah terbagi dari
16 golongan yaitu:
Obat Glikosida adalah obat yang biasa nya digunakan untuk gagal
jantung,gagal jantung sendiri ialah suatu keadaan serius dimana jumlah
darahyang dipompa oleh jantung setiap menit nya (cardiac output,curah
jantung)tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen
dan zat zat makanan
Obat ivabradine :obat yang biasanya di gunakan untuk gagal
jantung kronis pada orang dewasa yang kurang cocok beta blokers
 Mekanisme : meningkat kan kondisi pasien dengan melakukan
fungsi – fungsi seperti mengurangi denyut jantungdan untuk
menurunkan kebutuhan darah

21
 Dosis: dewasa po –awal 5 mg 2x sehari tingkatkan 7.5 mg dua
kali sehari setelah 3-4 minggu bila di perlukan.
 Dosis anak anak harus dengan konsultasi dari dokter
 Kontaindikasi:
 Indikasi: untuk sakit dada,gagal jantung abnormal cepat,
 Efek samping : Umum: yang di alami fenomena visual
terang,penglihatan kabur,denyut jantung yang lambat
(bradycardia),tekanan darah yang tidak terkontrol,pusing,sakit
kepala,konduksi impuls elektrik yang melambat antara rung
pada jantung.
 Cara pemakaian : tablet ivabradine di komsumsi secara
rutin,obat ini di gunakan dua kali sehari pada waktu makan
(pada waktu sarapan dan makan malam).
Obat antiangina obat yang digunakan untuk permasalahan jantung
yang berupa nyeri dada sementara atau suatu perasaan yang
tertekan,yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen
Obat Nitroglycerin (IV)
 Mekanisme : kandungan nitrat dalam Nitroglycerin
menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh
darah,merangsang guanylate cyclase dan merendah kan
sitosolik,mengurangi permintaan otot jantunguntuk
oksigen,menghilangkan spasme dari arteri koroner dan
dapat mendistribusikanaliran darah arteri koroner ke area
area paling memerlukan.
 Dosis : 5-10 mcg/menit IV melalui infus setelah dilusi,di
tambah 5mcg/menit ivsetiap 3-5 menit sampai beberapa
respon terlihat jika tidak ada respon dengan 20 mcg/menit
boleh di tingkatkan dosis sebesar 10 mcg/menit dan
sesudah di perlukan,tambahan sebesar 20 mcg/menit bisa
di berikan.
 Kontraindikasi : hipotensi akut hipovolemia,anemia
 Indikasi : gagal jantung dan angina

22
 Efek samping : pemberian IV (khusus nya jika di berikan
dengan terlalu cepat),bisa menyebabka efek CV (hipotensi
akut,kegelisahanretosternal,bergelojak,tachycardia) efek
GI (muntah –muntah,sakit pada bagian perut),efek CNS
(sakit kepala,kepeningan,ketakutan,kegelisahan,kejang
otot,syncope)
 Intruksi khusus : jauhi dari pasien dengan hipotensi
akut,hipovolemia,gagal jantung dalam kaitan dengan
adanya gangguan atau meningkat nya tekananyang
berhubungan dengan trauma atau pendarahan,gunakan hati
hati pada penderita disfungsi hati atau ginjal
akut,malnutrisi,atau hipotermia, jangan di berikan pada
pasien yang mengkomsumsi inhibitor phospodiesterase
dalam waktu 24 jam terakhir
Obat antiaritmia menurunkan otomatisitas pacu jantung ektropik
lebih dari pada nodus sinoatrial,terutama di capai dengan
menghambat secara selektif saluran natrium atau saluran kalsium
dari pada sel yang didepolariasi. Obat Penghambat saluran yang
berguna untuk pengobatan mempunyai afinitas nya sangat rendah
untuk saluran lainnya.
Contoh obat
1. Propanolol

obat beta bloker dengan fungsi untuk menangani tekanan


darah tinggi,detak jantung tak teratur, gemetar (tremor),dan

23
kondisi lainnya. Obat ini di gunakan setelah serangan
jantung guna meningkatkan kesempatan bertahan hidup,
dan obat ini juga dapat mencegah migrain dan nyeri
dada,menurunkan tekanan darah membantu mencegah
stroke,serangan jantung,dan masalah ginjal.
 Dosis : 40 mg di minum langsung 2 kali sehari
 Komposisi : tiap tablet mengandung propranolol
HCI 10 mg, HCL 40 mg
 Mekanisme : obat penghambat beta- adrenoseptor
yang terutama di gunakan untuk terapi takiaritmia
dan atiangia.
 Kontraindikasi : jangan di berikan pada penderita
asmabronkial dan penyakit paru obstruktif menahun
yang lain,penderita asidosis metabolik (diabetes
melitus),penderita dengan payah jantung termasuk
payah jantung terkompensasi dan cadangkan
kapasitas jantungnya kecil,kardiogenik syok.
 Indikasi : angina,aritmia,hipertensi,pencegahan
migrain.
 Efek samping : gatal – gatal,kesulitan
bernafas,pembengkakan wajah,bibir,lidah dan
tenggorokan. Dan jika detak jantung cepat, lambat
atau tak teratur,kepala berkunang –
kunang,pingsan,pembengkakan tumit atau
kaki,mual,nyeribperut bagian atas,gatal,hilang nafsu
makan,urin berwarna gelap,feses berwarna
pucat,sakit kuning (kulit atau mata kekuningan).
 Cara pemakaian : komsumsi obat ini hanya melalui
mulut, umumnya 2-4 kali sehari atau seperti di
resepkan oleh dokter dan komsumsi obat ini
sebelum makan (dan menjelang tidur,jika di
jadwalkan komsumsi 4 kali sehari). Takar obat cair

24
dengan sendok atau alat khusus obat yang di
sediakan jika ada,jika tidak tersedia mintalah
sendok takar obat pada apoteker anda dan jangan
menggunakan sendok rumahan untuk menghindari
pemberian dosis yang salah.
2. Alprenolol : deskripsi alprenolol adalah beta blocker non
selektif yang di gunakan dalam pengobatan
hipertensi,edema,ventrikular tachycardias, dan fibrilasi
artial.alprenolol bersifat nonpolar dan hidrofobik, dengan
daya larut rendah hingga sedang.
 Dosis:200-400 mg/hari sesuai dosis yang di
tentukan.
 Mekanisme : mem blok stimulasi katekolamin
reseptor B1 adrenerik di jantung dan otot polos
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penurunan
jantung,curah jantung,tekanan darah histolik dan
diastolik,dan mungkin hipotensi ortostatik, dan
mungkin hipotensi ortostatik refleks.
 Indikasi : untuk pengobatan hipertensi,kejang,dan
arrhythmia
 Efek samping:efek CNS
(kelelahan,depresi,pusing,kebingungan,)
 Cara pemakaian : bisa melalui oral

3. Oksprenolol
 Dosis : : hipertensi, 80-160 mg sehari dalam 2-3
dosis terbagi,tingkatkan jika diperlukan dengan
interval 1-2 minggu: maksimal 480 mg sehari.
 Mekanisme : meningkatkan kondisi pasien dengan
melakukan fungsi santai dan pelebaran pembuluh
darah

25
 Kontraindikasi : tidak boleh di komsumsi jika anda
memiliki gagal jantung,myasthenia
gravis,bronkospasme,kerusakan hati,penyakit
jiwa,rhinitis alergi
 Efek samping : edema paru,hipotensi
postural,interval pr yang berkepanjangan,sinus
penangkapan,debaran jantung,sakit dada.
 Cara pemakaian :oxprenolol di gunakan dalam pe a
rawatan,kontrol,pencegahan,dan perbaikan
penyakit seperti tekanan darah tinggi,kegelisahan.
4. Metoprolol:

.
 Dosis : bagi hipertensi 100 mg 1 kali sehari
mungkin akan di tingkatkan hingga 200 mg perhari
yang terbagi dalam beberapa kali.
 Mekanisme : untuk menghalangi aksi suatu zat
kimia alami tertentu dalam tubuh pasien yang
mempengaruhi jantung dan pembuluh darah.
 Kontraindikasi : hipertensi , gagal jantung
nyata,syok kardiogenik.
 Indikasi : angina hipertensi,infark meokardiak
akut dengan hemodinamika stabil.
 Efek samping : mulut
kering,sembelit,mulas,muntah dan diare

26
 Cara pemakaian : secara oral atau mulut

5. Bisoprolol:

 Dosis : untuk orang dewasa.dosis bisoprolol awal


yang di berikan dapat berkisar antara 2,5hingga 5
miligram perhari.
 Mekanisme :mekanisme kerja antihipertensi dari
bisoprolol untuk menurunkan curah jantung
 Kontraindikasi :hipersensitif terhadap bisoprolol
di kontraindikasikan cardiogenic shock, kelainan
jantung,
 Indikasi :bisoprolol diindikasikan untuk
hipertensi,bisa di gunakan sebagai monoterapi atau
di kombinasikan dengan anti hipertensi lainnya.
 Efek samping : system saraf pusat,system saraf
otonom, kardiovaskuler,kulit, pernafasan.
 Cara pemakaian o:bisa melalui dengano ral atau
mulut.

27
1.5 Antimikroba
1.5.1 Pengertian
adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan
manusia. Antibiotic adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,
terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat mikroba jenis lain.
Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi
pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif
setinggi mungkin. Artinya obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik
untuk mikroba, tetapi relative tidak toksik untuk hospes. Sifat toksisitas
selektif absolute belum atau mungkin tidak akan diperoleh.
1.5.2 Resistensi

Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya


kehidupan sel mikroba oleh antimikroba. Sifat ini merupakan suatu
mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.

1. Resistensi genetic
a. Mutasi spontan
 Gen mikroba berubah karena pengaruh AM
 Terjadi seleksi, galur resusten bermultiplikasi, yang peka
terbasmi populasi resisten
b. Resistensi dipindahkan
 Transformasi
 Transduksi
 Konjugasi
2. Resistensi silang
Keadaan resistensi terhadap animikroba tertentu yang juga
memperlihatkan resistensi terhadap antimikroba yang lain.

1.5.3 Efek samping antimikroba

a. Reaksi Alergi: reaksi ini dapat menimbulkan oleh semua antibiotik


dengan melibatkan system imun tubuh.

28
b. Reaksi Idiosinkrasi: gejala reaksi abnormal yang diturunkan secara
genetik.
c. Reaksi Toksis: Menentukan terjadinya reaksi toksis yaitu fungsi
organ sehubungan dengan biotransformasi dan ekresi obat.

1.5.4 Mekanisme kerja

Berdasarkan mekanisme kerja, antimikroba dibagi menjadi 5


kelompok:

1. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba


Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
sulfonamide, tripetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon.dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek
bakteriostatik.
2. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel
mikroba
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah
penisislin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan
sikloserin.
3. Antimikroba yang menggangngu keutuhan membrane sel
mikroba
yang termasuk dalah kelompok ini ialah polimiksin,
golongan polien, serta berbagai antimikroba
kemoterapeutik umpamanya antiseptic surface active
agents.
4. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel
mikroba.
Obat yang termasuk kelompok ini adalah golongan
aminooglikosid makrolit, linkomisin, tetrasklin dan
kloramfenikol.
5. Antimikroba yang mengganggu keutuhan membrane sel
mikroba.

29
Obat yang termasuk golongan ini adalah rifamfisin,
dan golongan kuinolin.

1.5.5 Berdasarkan spektrumnya

Antibiotik dengan spektrum sempit, efektif terhadap satu jenis mikroba.


1. Antibiotik dengan spectrum luas, efektif baik terhadap gram
positif maupun gram negatif. Contoh obat:Tetrasiklin, amfenikol,
aminoglikosida, makrolida, rifampisin, turunan pinasilin
(ampisilin, amoksilin, hetasilin, pivampisilin), dan sebadian besar
turunan sefalosporin.
2. Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap gram positif.
Contoh obat:Basitrasin, eritromisin, sebagian besar turunan
penisilin seperti benzilpenisilin, penisilin G prokain, penisilin V,
dan beberapa turunan sefalosporin.
3. Antibiotic yang akvitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram
negatif. Contoh obat: Kolkistin, polimiksin B sulfat, dan
sulfomisin.
4. Antibiotik aktifitasnya lebih dominan trhadap Mycobacteriae
(antituberkulosis). Contoh obat:Streptomisin, kanamisin,
sikloserin,dan kapriomisin
5. Antibiotik yang aktif terhadap jamur (antijamur). Contoh
obat:Griseofulfin,dan antibiotic polien seperti nistatin, amfoterisin
B, dan kandisidin.

1.5.6 Berdasarkan Struktur kimianya

1. Antibiotik B-laktam
2. Turunan amfnikol
3. Turunan tetrasklin
4. Aminoglikosida
5. Makrolida
6. Polipeptida
7. Linkosamida

30
8. Polien
9. Ansamisin
10. Antrasiklin

1.5.7 Berdasarkan Aksi utamanya

1. Bakteriostatik: menghambat pertumbuhan mikroba. Contoh:


Penisilin, isoniazid,eritromisin (kadar tinggi), Vankomisin.
2. Bakterisida: membunuh mikroba. Contoh obat: Asam fusidat,
PAS, linkomisin,(kadar rendah) klindamisin.

1.5.8 Berdasarkan Tempat kerjanya

1. Dinding sel, menghambat biosintetis peptidoglikan, Contoh obat:


penisilin,sefalosporin, basutrasin, vankomisin, sikloserin.
2. Membran sel, fungsi dan integritas membrane sel, Contoh obat:
nistatin, amfoteresin, polimiksin B
3. Asam nukleat, menghambat biosintetis DNA, RNA. Contoh obat:
Mitomisin C, rifampisin, griseofilvin.
4. Ribosom, menghambat biosintetis protein Contoh: Amfenicol,
makrolida, linkosamida.

1.5.9 Berdasarkan mekanisme kerjanya

1. Bersifat sebagai antimetabolite / penghambat metabolism sel

Koenzim asam folat di perlukan untuk sintetis purin dan


pirimidin (prekusor DNA dan RNA) dan senyawa-senyawa lain
yang diperlukan untuk pertumbuhan seluler dan replikasi.Untuk
banyak mikroorganisme, asam p-amino benzoate (PABA)
merupakan metabolit utama.

2. Penghambatan sintetis dinding sel

Golongan ini dapat menghambat biosintetis


peptidoglikan,sintetis mukopeptida atau menghambat sintetis
peptide dinding sel,sehingga menjadi lemah dan arena tekanan

31
turgor dari dalam,dinding sel akan pecah atau lisis sehingga bakteri
akan mati.

3. Penghambatan fungsi permeabilits


Antimikkroba bekerja secara langsung pada membrane sel
yang mempengaruhi permeabilitas dan menyebabkan keluarnya
senyawa intraseluler mikroorganisme, sehingga sel mengalami
kerusakan bahkan mati.
4. Penghambatan sintetis protein yang reversible

fungsi sub unit 50S dan 30S. Antimikroba akan


menghambat reaksi transfer antara donor dengan aseptor atau
menghambat t-RNA peptidil dari situs aseptor kesitus donor yang
menyebabkan sitesis protein terhenti.

5. Penghubungan sintetis protein

Berikan dengan sub unit ribosom 30S dan dan mengubah


sintesis protein, akhirnya akan mengakibatkan kematian sel.

6. Penghambatan asam nukleat

Antimikroba mempengaruhi metabolism asam nukleat


bakteri.

7. Seny. Antivirius yang terdiri beberapa gol


a. Analok asam nukleat, secara selektif menghambat DNA
polymerase virus (asiklovir), menghambat transcriptase balik
(zidovudin)
b. Inhibitor transcriptase balik non-nukleosida (nevirapin)
c. Inhibitor enzim esensial virus lainnya,mis.inhibitor protease
HIV atau neuranidase influenza.

1.6.0 Berdasarkan penyakitnya

32
a. Golongan penisilin digunakan untuk mengobati infeksi pada
saluran nafas bagian atas ( hidung, tenggorokan) seperti sakit
tenggorokan.
Contoh obatnya ialah:
1. Ampisilin

Indikasi: ISK, saluran pernafasan dan pencernaan.


Kontaindikasi: hipersensitif
Efek samping: mual, muntah, diare, hipersensitif
Dosis: 250-500mg 4x/hari selama 5-10 hari.

Mekanisme kerja: Menghambat sintesis dinding sel bakteri


dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan penisilin-
protein, Mengikat protein-pengikat-penisilin spesifik.

2. Amoksisilin

Indikasi: infeksi saluran nafas, saluran genitor-urinaria,


gonnorhoea.
Kontaindikasi : hipersensitif terhadap penisilin, gangguan
ginjal, reaksi hipersensitif.
Efek samping: gangguan ginjal, reaksi hipersensitif
Dosis:
- Dewasa: 250-500mg 3x/hari

33
- Anak-anak(7-12tahun): 10ml sirup 125mg/5ml
Mekanisme kerja:
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat s
atu atau lebih pada ikatanpenisilin-protein
b. Golongan sefalosporin digunakan untuk mengobati infeksi
saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan).
Contoh obatnya ialah:
1. Sefadroksil

Indikasi: infeksi saluran nafas, kulit dan jaringan, tulang dan


jaringan artikulasi.
Kontraindikasi: hipersensitif
Efek samping: gejala ruam kulit
Dosis: dewasa 1-2g/hari terbagi menjadi 2 dosis . pengobatan
dilakukan selama 2-3hari setelah gejala hilang.
Mekanisme kerja: menghambat biosintesa mukopetida pada
dinding sel
2. Sefoperazon

Indikasi: infeksi saluran nafas, saluran kemih, meningitis.


Kontaindikasi: hipersensitif
Efek samping: ruam makulopapula, urtikaria.

34
Dosis: Dewasa: 2-4g/hari dalam dosis terbagi dalam 12 jam
Mekanisme kerja: bekerja dengan cara mencegah proses
sintesis dinding sel bakteri
3. Sefotaksim

Indikasi: infeksi bakteri pada saluran nafas bawah, saluran


cerna, tulang dan sendi.
Kontraindikasi: hipersensitif
Efek samping: diare, nyeri abdomen, ruam kulit.
Dosis: dewasa 1g setiap 12jam
Mekanisme kerja: memperlemah dan memecah dinding sel,
membunuh bakteri

c. Golongan tetracycline digunakan untuk mengobati infeksi


jenis yang sama seperti yang diobati penisislin dan juga infeksi
lainnya seperti kolera.
Contoh obatnya ialah:
1. Tetrasiklin

Indikasi: infeksi bakteri positif dan negative, infeksi


ricketssia
Kontraindikasi: gangguan ginjal

35
Efek samping: gangguan saluran cerna, anoreksia, dermatitis,
urtikaria, anafilaksis
Dosis:
- Dewasa: 500mg 4x sehari,
- Anak: 25-50mg/kg/BB/hari terbagi menadi 4 dosis
Mekanisme kerja: menghambat atau menginhibisi sintesis
protein pada bakteri dengan cara mengganggu fungsi subunit
30S ribosom.
2. Doksisiklin

Indikasi: infeksi saluran nafas, saluran pencernaan, saluran


kemih dan kelamin.
Kontraindikasi: kerusakan hati, diskrasia darah,
hipersensitifitas.
Efek samping: gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati
Dosis: dewasa hari 1 200mg, dianjurkan dengan 100mg
x/hari pada ahri berikutnya.
Mekanisme kerja: mencegah sintesa protein mikroorganisame

d. Golongan kloramfenikol digunakan mengobati infeksi


yang berbahaya yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotic
yang kurang efektif.
Contoh obatnya ialah:
1. Kloramfinokol

36
Indikasi: penyakit tifus, paratifus, salmonelosis, influenza
(terutama infeksi meningual).
Kontraindikasi: hipersensitif
Efek samping: diskrasia darah, gangguan saluran cerna,
reaksi neurotoksik, reaksi hipersensitif, sindroma kelabu.
Dosis: Dewasa, anak-anak, bayi berumur dari 2 minggu
50mg/kg/BB/hari dalam dosis terbagi 3-4.
Mekanisme kerja: menghambat sintesa protein
2. Tiamfenikol

Indikasi: demam tifus, paratifus, infeksi salmonella sp,H,


influenza.
Kontraindikasi: hipersensitif, penderita gangguan fungsi
hati dan ginjal.
Efek samping: reaksi hematolik, reaksi alergi, reaksi
saluran cerna, sindrom gray, reaksi neurologik
Dosis:
- Dewasa: 4x/hari 250-500mg
- Anak-anak: 25-50mg/kg dalam dosis terbagi 3-
4x/hari
Mekanisme kerja: menghambat sintesa protein

37
e. Golongan makrolid digunakan untuk mengurangi infeksi
saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi
telinga.
Contoh obatnya ialah:
1. Klaritromisin

Indikasi: infeksi saluran nafas, otitis media akut, infeksi


saluran kulit
Kontraindikasi: hipersensitivitas, gagal jantung, ibu hamil
dan menyusui.
Efek samping: diare, mual, pengecapan yang abnormal,
ketidaknyamanan pada perut.
Dosis: dewasa 250-500mg 2x/hari selama 7-14 hari
Mekanisme kerja: mengikat sub unit 50s dari ribosom
bakteri sehingga menghambat translasi mRNA
2. Azitromisin

Indikasi: infeksi saluran atas dan bawah, penyakit yang


ditularkan melalui hubungan seks.
Kontraindikasi: hipersensitif, pemberian bersama derivate
ergot.

38
Efek samping: mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada,
palpitasi, vertigo.
Dosis: 500mg (hari 1), 250mg (hari 2-5)
Mekanisme kerja: menghambat sintesis protein
mikroorganisme.
f. Golongan kuinolin digunakan untuk mengobati sinusitis
akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah serta pneumonia
nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang sendi,
ISK.
Contoh obatnya ialah:
1. Siprofloksasin

Indikasi: infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit, jaringan


lunak, saluran kemih, dan pencernaan.
Kontraindikasi: hipersensitif, ibu hamil dan menyusui,
anak-anak dan remaja.
Efek samping:
Dosis: dewasa 200mg setiap 12jam
Mekanisme kerja: menghentikan pertumbuhan bakteri
2. Ofloksasin

Indikasi: ISK, uretritis, servistis, saluran nafas bawah,.


Kontraindikasi: hipersensitifitas, hamil dan menyusui,
anak-anak sebelum pubertas.

39
Efek samping:
Dosis: dewasa 100-400mg 1-2x/hariselama 10 hari
Mekanisme kerja: menghambat dua tipe enzim
3. Levofloksasain

Indikasi: pnemonia, bronchitis akut.


Kontraindikasi: hipersensitif, epilepsy, anak, remaja, hamil
dan menyusui.
Efek samping:
Dosis: oral,parenteral 250-500mg 1x/hari.

Mekanisme kerja: menghambat replikasi dan transkripsi


DNA bakteri.

g. Golongam aminoglikosida
Contoh obatnya ialah:
1. Amikasina

Indikasi: infeksi kuman gram negative pada intra


abdominal, jaringan lemak, combustion, saluran nafas
bawah, saluran kemih.
Kontraindikasi:-

40
Efek samping: ototoksis, nefrotoksik
Dosis: 15mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2 dosis
Mekanisme kerja: menghambat sintesis protein
2. Gentamisin

Indikasi: infeksi mikroba pada gentamisin, septicemia


bakteri, infeksi mikroba gram negative dengan komplikasi,
ISK, saluran nafas, saluran cerna.
Kontraindikasi: hipersensitif
Efek samping: telinga berdengung, vertigo, tinitus, pusing.
Dosis: dewasa 3mg/kg dalam dosis terbagi tiap 8 jam
Mekanisme kerja: menghambat sintesis protein
3. Kanamisin

Indikasi:ISK, infeksi saluran nafas, bronchitis, uretritis.


Kontraindikasi: hipersensitif
Efek samping: ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis,
gangguan ginjal.
Dosis: 15mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis
Mekanisme kerja: mengatasi penyakit infeksi

41
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antitusif atau cough suppressant merupakan obat batuk yangmenekan


batuk, dengan menurunkan aktivitas pusat batuk di otak dan menekan
respirasi.Misalnya dekstrometorfan dan folkodin yang merupakan
opioid lemah. Terdapat jugaanalgesik opioid seperti kodein, diamorfin
dan metadon yang mempunyai aktivitas, (Martin, 2007)
Antitusif selalu digunakan merupakan opioid dan
derivatnyatermasuk morfin, kodein, dekstrometorfan, dan fokodin.
Kebanyakannya berpotensi untukmenghasilkan efek samping termasuk
depresi serebral dan pernafasan. Juga terdapatpenyalahgunaan, (Sulistia,
2008)
Antitusif adalah obat yang menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan
salurannafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi. Secara
umum berdasarkan tempat kerjaobat antitusif dibagi atas antitusif yang
bekerja di perifer dan antitusif yang berkerja disentral. Antitusif yang
bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan non-narkotik, batuk
mungkin merupakan gejala dari suatu penyakit dasar seperti asma atau
penyakit refluks gastroesofagus yang harus dipastikan dulu sebelum
meresepkan antitusif. Batuk mungkin juga mempunyai komponen
kebiasaan yang nyata. Pada keadaan dimana penyebabnya tidak
diketahui, penggunaan antitusif mungkin berguna yaitu untuk batuk
yang mengganggu tidur. Antitusif dapat menyebabkan retensi sputum,
yang mungkin membahayakan bagi pasien bronkitis kronis dan
bronkiektasis, (Tjay, 2007).
Ekspektoran adalah obat yang dapat merangsang pengeluaran
dahak dari saluran
pernafasan(EKSPEKTORASI)adalah senyawa yang mempermudah
atau mempercepat pembuangan secret brongkus dan trakea dengan cara
merangsang lambung lender lambung dan selanjutnya secara reflek

42
memicu pengeluaran saluran nafas sehingga menurunkan kekentalan
dan mempermudah pengeluaran dahak, (Kee, 2004).

Adalah sebuah subtansi yang dapat memperlebar luas permukaan


bronkus dan bronkiolus pada paru- paru dan membuat kapasitas serapan
oksigen paru-paru meningkat. Bronkodilator dapat tersedia secara alami
dari dalam tubuh, maupun di dapat melalui asupan obat- obatan dari
luar, (Anief, 2010).

Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba


yang merugikan manusia. Antibiotic adalah zat yang dihasilkan oleh
suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat
mikroba jenis lain. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba,
penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat
toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya obat tersebut haruslah
bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relative tidak toksik untuk
hospes. Sifat toksisitas selektif absolute belum atau mungkin tidak akan
diperoleh, (Setiabudy, 2012).
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan untuk mendalami tentang
obat dan penggolongannya sehingga yang bersangkutan dapat
memmberikan pengarahan yang lebih intensif.
3.2.2 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa mengenai makalah dapat dijadikan wawasan
tambahan mengenai obat dan penggolongannya dan mahasiswa harus
lebih banyak lagi mengkaji buku-buku tentang obat agar lebih selektif
dalam memilih obat.

43
Daftar pustaka

Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : Gadjah Mada University
Press

Kee Hayes.2004. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta:


EGC

Setiabudy R.2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.Balai Penerbit: FKUI


Jakarta

Sulistia Gan.dkk.2008.Departemen Farmakologi Edisi 5.FKUI:Jakarta

Tjay, Tan Hoan.2007. Obat-Obat Penting. Edisi 6.FKUI: Jakarta

44

Anda mungkin juga menyukai