Likuiditas
Likuiditas
Likuiditas
RASIO LIKUIDITAS
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul “Rasio Likuiditas” ini disusun dengan tujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional. Melalui
makalah ini, kami berharap agar kami dan pembaca mampu mengenal lebih jauh
mengenai tata cara Penjurnalan dan Pemindah-Bukuan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Manajemen
Keuangan Internasional, yaitu Bapak Imam Hidayat, SE.,MM. yang bersedia
membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.
Demikian, makalah ini kami susun dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini,
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II ISI
2.1 Pengertian Rasio Likuiditas ............................................................... 2
2.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas ................................................ 3
2.3 Jenis-jenis Rasio Likuiditas................................................................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
2
Ukuran perusahaan yang baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi
harus memenuhi standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan
kewajiban lainya. Dalam praktiknya standar likuiditas yang baik adalah
200% atau 2:1. Namun, standar likuiditas ini tidak mutlak dilakukan
karena tergantung jenis industrinya
3
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan yang dianggap
likuiditasnya lebih rendah.
4. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
5. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu
kewaktu dengan membandingkan untuk beberapa periode.
7. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-
masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
8. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
4
dari rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik yang
juga masih berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibanya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas yang
digunakan.
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, yaitu:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya
(jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva
lancar.
Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan yang
dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun).
Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga,
piutang, persediaan, biaya dimuka, pendapatan yang masih harus
diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainya.
Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan
jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini segera harus
dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar
terdari dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang
gaji, utang pajak, utang deviden, biaya diterima dimuka, serta utang
jangka pendek lainya.
Dari hasil pengukuran, rasio lancar yang rendah menunjukkan
likuiditas jangka pendek yang rendah. Rasio lancar yang tinggi
menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko
rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap
profitabilitas perusahaan. Karena secara umum, aktiva lancar
menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang lebih rendah
dibandingkan aktiva tetap.
Untuk mengatakan kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada
suatu standar rasio yang digunakan, seperti rata-rata industri untuk
5
usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah
ditetapkan perusahaan sebelumnya.
Rata-rata standar industri untuk rasio lancar adalah 200% (2:1),
dimana hal ini dianggap sebagai ukuran yang baik atau memuaskan
bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu,
perusahaan sudah merasa berada dititik aman dalam jangka pendek.
Namun untuk mengukur kinerja manajemen, ukuran yang terpenting
adalah rata-rata industri untuk perusahaan yang sejenis.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar (current
ratio) adalah sebagai berikut:
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
6
rata industri maka hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual
persediaanya untuk melunasi pembayaran utang lancar. Dimana
menjual persediaan untuk harga yang normal relatif sulit kecuali
perusahaan menjual di bawah harga pasar yang tentunya bagi
perusahaan jelas akan menambah kerugian.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio cepat (quick ratio)
adalah sebagai berikut:
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Atau
𝐾𝑎𝑠 + 𝐸𝑓𝑒𝑘 + 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
7
Rata-rata industri untuk rasio kas adalah 50%. Kondisi rasio kas
yang terlalu terlalu tinggi dinilai kurang baik, hal ini dikarenakan ada
dana yang menganggur atau dana yang tidak digunakan secara optimal
oleh perusahaan. Sama halnya apabila rasio kas dibawah rata-rata
industri, kondisi perusahaan dikatakan kurang baik karena untuk
membayar kewajiban perusahaan masih memerlukan waktu untuk
menjual sebagian dari aktiva lancarnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas (cash ratio)
adalah sebagai berikut:
𝐾𝑎𝑠 + 𝐸𝑓𝑒𝑘
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑎𝑠 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
8
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran kas
(cash turnover ratio) adalah sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.
10
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, yaitu:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)
11
DAFTAR PUSTAKA
12