Likuiditas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RASIO LIKUIDITAS

Disusun untuk memenuhi tugas


“Manajemen Keuangan Internasional”
Dosen Pengajar:
Imam Hidayat, SE.,MM

Disusun Oleh Kelompok 11:


Windu Utami 2015120163
Yulianus Hendra 2015120167
Adriana Lamboya 2015120168

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul “Rasio Likuiditas” ini disusun dengan tujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional. Melalui
makalah ini, kami berharap agar kami dan pembaca mampu mengenal lebih jauh
mengenai tata cara Penjurnalan dan Pemindah-Bukuan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Manajemen
Keuangan Internasional, yaitu Bapak Imam Hidayat, SE.,MM. yang bersedia
membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.

Demikian, makalah ini kami susun dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini,
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca.

Malang, 11 November 2018

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II ISI
2.1 Pengertian Rasio Likuiditas ............................................................... 2
2.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas ................................................ 3
2.3 Jenis-jenis Rasio Likuiditas................................................................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibanya terutama utang
jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor.
Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki
dana sama sekali. Atau kedua karena perusahaan memiliki dana, namun
saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara
tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu untuk mencairkan
aktiva.
Dalam praktiknya, tidak jarang perusahaan mengalami hal sebaliknya,
yaitu kelebihan dana. Artinya jumlah dana tunai dan dana yang segera
dapat dicairkan melimpah. Kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik
karena ada aktivitas yang tidak dilakukan secara optimal. Manajemen
kurang mampu menjalankan kegiatan operasinal perusahaan, terutama
dalam hal menggunakan dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan
berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba seperti yang diinginkan.
Didalam makalah ini akan dibahas tentang rasio likuiditas. Dimana
rasio ini digunakan untuk menganalisis keuangan yang berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajiban atau
utang jangka pendek.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rasio likuiditas?
2. Apa tujuan dan manfaat rasio likuiditas?
3. Apa saja jenis-jenis rasio likuiditas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian rasio likuiditas.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat rasio likuiditas.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis rasio likuiditas.

1
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Rasio Likuiditas


Menurut Mamduh, rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang
lancarnya. Utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukan atau
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan
(likuiditas badan usaha) maupun didalam perusahaan (likuiditas
perusahaan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini
adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan
memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas,
yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibanya, maka dikatakan
bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila
perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, maka perusahaan
dalam keadaan tidak likuid.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki utang yang segera jatuh
tempo senilai Rp 1.000.000, sementara aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan sebesar Rp 1.200.000. Maka, perusahaan ini dikatakan likuid.
Artinya, perusahaan mampu membayar utang tersebut. Sebaliknya, jika
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan hanya sebesar Rp 800.000
perusahaan ini dikatakan tidak likuid. Artinya perusahaan tidak mampu
membayar utang dengan seluruh aktiva lancar yang dimilikinya.
Perusahaan masih kekurangan sebesar Rp 200.000 untuk menutupi
utangnya.

2
Ukuran perusahaan yang baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi
harus memenuhi standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan
kewajiban lainya. Dalam praktiknya standar likuiditas yang baik adalah
200% atau 2:1. Namun, standar likuiditas ini tidak mutlak dilakukan
karena tergantung jenis industrinya

2.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas


Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi
berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang
paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen
perusahaan guna menilai kemampuan mereka sendiri. Kemudian, pihak
luar perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti pihak kreditor atau
penyedia dana bagi perusahaan, misalnya perbankan atau juga pihak
distributor atau supplier yang menyalurkan atau menjual barang yang
pembayarannya secara angsuran kepada perusahaan.
Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi
perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya
terdapat banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas bagi
perusahaan, baik bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan,
dan bagi pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan seperti
kreditor dan distributor atau supplier.
Berikut ini adalah tujuan dari hasil perhitungan rasio likuiditas:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau
utang yang segera jatuh tempo pada pada saat ditagih. Artinya,
kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar
sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan
tertentu).
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah
kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu
tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan yang dianggap
likuiditasnya lebih rendah.
4. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
5. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu
kewaktu dengan membandingkan untuk beberapa periode.
7. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-
masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
8. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor),


investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada
pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang dimilikinya. Kemampuan
membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk
memberikan pinjaman selanjutnya. Kemudian bagi pihak distributor
adanya kemampuan membayar, akan digunakan untuk memberikan
keputusan dalam menyetujui penjualan barang dagangan secara angsuran.
Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu dibayar
secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-satunya cara
atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara
kredit.

2.3 Jenis-jenis Rasio Likuiditas


Secara umum tujuan utama rasio likuiditas digunakan adalah untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya. Selain itu,

4
dari rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik yang
juga masih berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibanya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas yang
digunakan.
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, yaitu:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya
(jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva
lancar.
Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan yang
dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun).
Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga,
piutang, persediaan, biaya dimuka, pendapatan yang masih harus
diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainya.
Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan
jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini segera harus
dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar
terdari dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang
gaji, utang pajak, utang deviden, biaya diterima dimuka, serta utang
jangka pendek lainya.
Dari hasil pengukuran, rasio lancar yang rendah menunjukkan
likuiditas jangka pendek yang rendah. Rasio lancar yang tinggi
menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko
rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap
profitabilitas perusahaan. Karena secara umum, aktiva lancar
menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang lebih rendah
dibandingkan aktiva tetap.
Untuk mengatakan kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada
suatu standar rasio yang digunakan, seperti rata-rata industri untuk

5
usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah
ditetapkan perusahaan sebelumnya.
Rata-rata standar industri untuk rasio lancar adalah 200% (2:1),
dimana hal ini dianggap sebagai ukuran yang baik atau memuaskan
bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu,
perusahaan sudah merasa berada dititik aman dalam jangka pendek.
Namun untuk mengukur kinerja manajemen, ukuran yang terpenting
adalah rata-rata industri untuk perusahaan yang sejenis.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar (current
ratio) adalah sebagai berikut:
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Interpretasi atas hasil perhitungan rasio lancar yaitu, setiap utang


lancar Rp1 akan dijamin sebesar Rp- (hasil perhitungan) oleh aktiva
lancar.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar (acid test ratio)
merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaaan dalam
memenuhi utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar
tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Hal ini dilakukan
karena persediaan dianggap sebagai aset yang paling tidak likuid. Untuk
menjual persediaan (mengubah persediaan menjadi kas), waktu yang
diperlukan lebih lama (dibandingkan piutang dagang). Di samping itu
tingkat ketidakpastiannya, termasuk kemungkinan nilai persediaan
turun karena produk rusak atau kualitas menurun juga lebih tinggi.
Rata-rata standar industri untuk rasio cepat adalah 150% (1,5:1).
Apabila rasio perusahaan diatas rata-rata maka hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan tidak harus menjual persediaan bila hendak melunasi
utang lancar, tetapi dapat menjual surat berharga atau penagihan
piutang. Demikian pula sebaliknya, jika rasio perusahaan di bawah rata-

6
rata industri maka hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual
persediaanya untuk melunasi pembayaran utang lancar. Dimana
menjual persediaan untuk harga yang normal relatif sulit kecuali
perusahaan menjual di bawah harga pasar yang tentunya bagi
perusahaan jelas akan menambah kerugian.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio cepat (quick ratio)
adalah sebagai berikut:
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Atau
𝐾𝑎𝑠 + 𝐸𝑓𝑒𝑘 + 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Interpretasi atas hasil perhitungan rasio cepat yaitu, setiap utang


lancar Rp1 akan dijamin sebesar Rp- (hasil perhitungan) oleh quick
assets.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)


Selain menggunakan rasio lancar dan rasio cepat dalam
menghitung tingkat likuiditas, terkadang perusahaan juga ingin
mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap digunakan untuk
membayar utang. Artinya perusahaan tidak perlu menunggu untuk
menjual atau menagih utang lancar lainya. Dalam hal ini perusahaan
dapat menggunakan rasio kas untuk mengetahuinya.
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. Ketersediaan uang kas dapat di tunjukkan dari tersedianya dana
kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan
dibank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini
menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan dalam
memenuhi utang jangka pendeknya.

7
Rata-rata industri untuk rasio kas adalah 50%. Kondisi rasio kas
yang terlalu terlalu tinggi dinilai kurang baik, hal ini dikarenakan ada
dana yang menganggur atau dana yang tidak digunakan secara optimal
oleh perusahaan. Sama halnya apabila rasio kas dibawah rata-rata
industri, kondisi perusahaan dikatakan kurang baik karena untuk
membayar kewajiban perusahaan masih memerlukan waktu untuk
menjual sebagian dari aktiva lancarnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas (cash ratio)
adalah sebagai berikut:
𝐾𝑎𝑠 + 𝐸𝑓𝑒𝑘
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑎𝑠 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Interpretasi atas hasil perhitungan rasio kas yaitu, setiap utang


lancar Rp1 akan dijamin sebesar Rp- (hasil perhitungan) oleh kas dan
efek.

4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)


Rasio perputaran kas (cash turnover ratio) berfungsi untuk
mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan
untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar
tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Rata-rata standar industri untuk rasio perputaran kas adalah 10%.
Dimana dengan hasil demikian perusahaan dapat dikatakan mampu
memenuhi utang jangka pendeknya. Hasil perhitungan rasio perputaran
kas dapat diartikan sebagai berikut:
a. Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti perusahaan mampu
dalam membayar tagihan atau utang.
b. Apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang
tertanam pada aktiva sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga
perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit.

8
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran kas
(cash turnover ratio) adalah sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Interpretasi atas hasil perhitungan rasio perputaran kas yaitu, setiap


modal kerja bersih Rp1 akan menghasilkan penjualan sebesar Rp- (hasil
perhitungan).

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.

Tujuan dan manfaat dari hasil perhitungan rasio likuiditas:


1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau
utang yang segera jatuh tempo pada pada saat ditagih. Artinya,
kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar
sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan
tertentu).
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah
kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu
tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau
piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang
yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
5. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu
kewaktu dengan membandingkan untuk beberapa periode.
7. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-
masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
8. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

10
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, yaitu:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)

11
DAFTAR PUSTAKA

Aljanah Umay. 2017. Rasio Likuiditas. [online].


(http://arsippkuliah.blogspot.com/2017/04/rasio-likuiditas.html). Diakses
tanggal 11 November 2018
Hanafi Mahmud. 2004. Manajemen Keuangan Edisi 1. Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta.
Warsono Soni. 2013. Akuntansi Pengantar 1 Sistem Penghasil Informasi
Keuangan Adaptasi IFRS. Yogyakarta : AB Publisher.

12

Anda mungkin juga menyukai