RFCC

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB II

DESKRIPSI PROSES

2.1. Konsep Proses


Gasoline Hydrotreating Unit atau disebut dengan Prime G+ merupakan
salah satu unit yang berada di kilang RFCC. Prime G+ ini berfungsi mengurangi
kandungan sulfur dari 400 ppm.wt menjadi 150 ppm.wt dengan desain kapasitas
37.6 MBSD (191.73 Ton /hr). Proses utama yang terjadi di unit ini yaitu konversi
diolefin yang terjadi di reaktor Selective Hydrogenation Unit (SHU) dan juga
desulfurisasi di reaktor Hydrogenation Desulfurization (HDS).

Gambar 2.1. Skema Proses Unit 105-Gasoline Hydrotreating


(Sumber : PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap)

Dengan hydrotreating HC rantai panjang (heavy oil) dipecah menjadi


produk HC rantai pendek dengan menggunakan gas Hydrogen(H2). Proses ini
mirip dengan Catalitic Cracking tetapi dengan adanya gas Hydrogen akan
meningkatkan rasio H : C dalam produk. Hydrotreating sebenarnya sama dengan
Hydrocracking tetapi ditekankan pada penghilangan senyawa Nitrogen dan sulfur
dalam feed sehingga bisa terlepas sebagai gas H2S ataupun NH3. Sedangkan
Hydrocracking digunakan bila kesulitan menggunakan proses Catalitic Cracking
murni karena sifat feed yang banyak mengandung senyawa polisiklik ataupun
feed yang mengandung senyawa N dan S tinggi yang merupakan racun katalis.

26
2.2. Diagram Alir Proses

Naphta dari
FILTER
Unit 102

Surge
drum
Hydrogen

Heat
exchanger

Reaktor
SHU

Splitter

Hydrogen Heat
Exchanger

Reaktor
Lean MDEA HDS
from unit 106

HDS Separator Drum


Amine
Absorber
kolom
Stabilizer
Rich MDEA to
unit 106
Desulphurized
Gasoline tank

27
2.3. Langkah-langkah Proses
2.3.1 Spesifikasi Bahan Baku
Bahan baku pada unit gasoline hydrotreating berasal dari debutanizer unit
102-Gas Concentration dengan temperatur 100oC, sedangkan untuk Hydrogen
dengan kemurnian tinggi yaitu sekitar 99% berasal dari unit 108-Hydrogen
Purification. Produk yang dihasilkan dari unit ini adalah gasoline yang memiliki
kandungan sulfur maksimum hanya sebesar 150 ppm.wt. Berikut adalah
spesifikasi dari Umpan maupun produk dari unit 105-Gasoline Hydrotreating.

Tabel 2.1 Spesifikasi Bahan Baku


Characteristics Feed
Source / RFCC RFCC
Maximum Available Rate, BPSD 37586
Density at 15 deg. C, kg/m3 770
Compositioin
Sulphur, wppm 400
Mercaptan Sulphur, wppm 42.7
Paraffins, wt% 28.6
Olefins, wt% 29.9
Naphthenes. wt% 9.8
Aromatics. Wt% 31.8
RVP, kpa 60 max.
RON/MON 93.4/….
Bromine Number gBr/100g N/A
Diolefins content (%wt) -1
Existing gums (after heptane wash)
mg/100ml N/A
Nitrogen, wppm 129
Impurities (See next pages) None
PONA analysis (wt%) See Next table

28
Tabel 2.2 PONA Analysis (%-vol)
Carbon n-Paraffins i-Paraffins Olefins Naphthenes Aromatics Total
C3 0 0 0 0 0 0
C4 (1) 0 0 0 0 0 0
C5 1.55 7.05 10.94 0.29 0.00 19.82
C6 1.21 4.80 7.17 1.78 0.50 15.46
C7 1.00 3.58 4.59 2.86 2.30 14.33
C8 0.73 2.32 2.70 2.43 4.98 13.16
C9 0.63 1.77 1.87 1.64 6.61 12.52
C10 0.62 1.62 1.57 0.55 8.04 12.40
C11 0.50 1.19 1.02 0.24 9.38 12.33
Total 6.23 22.32 29.85 9.79 31.81 100.00

Tabel 2.3 Sulfur Distribution (ASTM D-5623)


Sulphur Compounds wt ppm
C1-SH 0.5
C2-SH 7.2
C3-SH 4.9
C4-SH 1.3
C5-SH 0.9
C6-SH 27.9
C1-S-C1 1.4
C1-S-C2 0.9
CS2 0.9
Tetrahydrothiophene 7.6
C1-tetrahydrothiophene 8.8
Thiophene 26.2
C1-Thiophene 61.8
C2-Thiophene 63.0
C3+C4- Thiophene 56.7
C5-Thiophene 21.4
Benzothiophene 52.9
C1-Benzothiophene 55.7
Total 400

29
Tabel 2.4 Komposisi Umpan
No Nama Senyawa Kmol/hr
1 H2 -
2 Methane -
3 Ethane -
4 Propane -
5 Butane 32.32
6 Ibutane 0.66
7 Pentane 114.26
8 Ipentane 114.26
9 CP 7.93
10 1Butene 2.73
11 C2Butene 13.22
12 T2Butene 6.83
13 13BD 11.8
14 1Pentene 29.9
15 2M1Buten 25.89
16 T2Penten 44.85
17 C2Penten 42.12
18 2M2Buten 78.23
19 23PD 6.28
20 3M1Buten 59.81
21 Isoprene 6.28
22 PPLN 6.28
23 H2O -
24 H2S -
25 MDEA -
26 NBP 61 84.18
27 NBP 66 77.8
28 NBP 72 81.13
29 NBP 78 71.99
30 NBP 84 75.78
31 NBP 92 78.55
32 NBP 100 80.77
33 NBP 107 42.58
34 NBP 112 41.72
35 NBP 117 41.34
36 NBP 122 41.59
37 NBP 127 42.44
38 NBP 132 44.07
39 NBP 138 56.76
40 NBP 144 76.31
41 NBP 151 81.35
42 NBP 159 85.77
43 NBP 171 93.5
44 NBP 189 89.79
45 NBP 200 111.27
46 Weight Rate (kg/hr) 191 730
47 Molar Rate (kmol/h) 2 002.36
48 Enthalpy (Gcal/h) 10.27
49 Density (kg/m3) 683.1
50 Mol. Weigt (kg/kmol) 95.75
(Sumber : PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap)

30
2.3.2 Pembentukan Produk
Feed Naphta yang berasal dari unit 102 disaring menggunakan filter
package dengan kondisi operasi suhu 110 oC dan tekanan 6 kg/cm2g. Filter ini
berbentuk silinder, jenisnya yaitu cartridge filter dengan material pleated Paper
ukuran 10 mikron yang terdiri dari 27 elemen filter. Kotoran akan tersaring dan
pada saat tertentu feed filter package ini akan dibersihkan.
Feed yang telah disaring masuk kedalam surge drum (vessel
penampungan) dimana fungsinya yaitu memisahkan naphta dari air dan gas-gas
ringan. Ketiga komponen tersebut di pisahkan berdasarkan berat jenis, dimana
gas-gas ringan dialirkan menuju flare , water akan diolah di unit Sour Water
stripping dan naphta dipompa menuju reactor selektif hydrogenation unit (SHU)
Sebelum masuk ke reactor SHU naphta terlebih dahulu dipanaskan
dengan menggunakan heat exchanger (HE) 105E-501 dan 105E-502 yang
sebelumnya dialirkan hydrogen 99% dari unit 108 hydrogen puffication dengan
suhu dan tekanan sebesar 43 oC dan 30 kg/cm2g. HE 105E-503 hanya digunakan
pada saat awal operasi (starter) dengan media pemanasnya berupa steam. HE
105E-501 menggunakan pemanas produk dari reactor Hydrodisulfurisasi (HDS)
suhu yang dapat tercapai dari HE 501 sebesar 145 oC dengan tekanan 28.2
kg/cm2g. Naphta dipanaskan lagi dengan HE 105E-502, media pemanasnya yaitu
memanfaatkan produk dari reactor SHU. Suhu dan tekanan yang dicapai yaitu
150 oC dan 27.8 kg/cm2g.
Setelah suhu tercapai naphta masuk ke dalam reactor SHU dengan
menggunakan katalis H-R-8455ex Ni3S2 (Ni) dan MoS2 (Mo) dengan support
alumina. katalis ini memiliki karakteristik high hydrogenation activity untuk
diolefin, low polymerization activity, selective untuk minimal hydrogenation
olefin. Waktu tinggal 4.1/ hr dan produk yang dihasilkan dari reactor ini berupa
light naphta yang bebas dari mercaptan dan light sulfide.
Reaksi yang terjadi di SHU Reactor adalah sebagai berikut :
a. Hidrogenasi diolefin
Reaksi hidrogenasi diolefin menghasilkan olefin dan juga beberapa senyawa
paraffin.

31
Kandungan diolefin dalam feed maupun produk dapat diukur melalui analisa
Diene Value (DV) atau Maleic Anhydride Value (MAV).
Contoh reaksinya yaitu:
CH2 = CH ─ CH2 ─ CH = CH2 + H2 → CH2 = CH ─ CH2 ─ CH2 ─ CH3
1,4- Pentadiene 1-Pentene

b. Isomerisasi Olefin
Reaksi isomerisasi olefin dari eksternal olefin menjadi internal olefin
berlangsung pada temperatur rendah (150 - 200oC) dimana semua diolefin
total bereaksi. Isomerisasi olefin ini dapat terjadi karena internal olefin lebih
stabil dibandingkan dengan eksternal olefin dan juga internal olefin memiliki
angka oktan yang lebih tinggi.
CH2 = CH─ CH2─ CH2─ CH2─ CH3 → CH3─ CH = CH ─ CH2─ CH2─ CH3
1-Hexene 2-Hexene

c. Reaksi Sulfur
Beberapa senyawa sulfur yang terkandung di dalam cracked naphta antara
lain mercaptan (RSH), alifatik sulfida (RSR), alifatik disulfida dan thiophenes.
Di reaktor SHU, light mercaptan dan light sulfida akan terkonversi menjadi
senyawa sulfur yang lebih berat. Berikut adalah beberapa reaksi konversi
sulfur yang terjadi pada reaktor SHU.

32
d. Hidrogenasi olefin
Reaksi hidrogenasi olefin harus dihindari karena akan mengurangi angka
oktan dari produk yang dihasilkan.
Reaksi di SHU Reactor bersifat eksotermis dengan temperatur outletnya
166 oC dan tekanan 22.5 kg/cm2g.
CH2 = CH ─ CH2─ CH2 ─ CH3 + H2 → CH3─ CH2─ CH2─ CH2─ CH3
Pentene Pentana

Naptha masuk kedalam kolom splitter untuk difraksinasi menjadi Heavy


cracked naphta (HCN), Light cracked naphta (LCN) dan gas-gas ringan. Proses
pemisahanya berdasarkan berat jenis dan juga titik didih dengan furnice sebagai
pemanasnya. Gas-gas ringan di reflux kemudian terkondensasi dan dimasukkan
kembali kedalam kolom splitter. Gas yang tidak terkondensasi di alirkan menuju
flare. LCN dengan spesifikasi mercaptan 1 ppm dan sulfur 200 ppm dialirkan
menuju desulphurized gasoline tank yang nantinya dicampur terlebih dahulu
dengan produk dari kolom stabilizer. HCN diolah lebih lanjut menuju reaktor
HDS dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Temperature = 246 oC
- Tekanan = 21.9 kg/cm2 g
- Mercaptan = 61 ppm
- Sulfur = 660 ppm
HCN dicampurkan dengan recycle hydrogen dan dipanaskan di HE 105E-506
hingga suhu 270 oC dan tekanan 24.6 kg/cm2g dengan media pemanas produk dari
reactor HDS
Di reaktor HDS reaksi utamanya yaitu desulfurisasi dan reaksi penjenuhan olefin.
Reaksi denitrifikasi juga terjadi pada reaktor ini namun dalam jumlah kecil.
a. Reaksi Desulfurisasi
Senyawa sulfur yang terkandung di dalam cracked gasoline adalah thiopenic
dan benzo-thiophenic. Reaksi desulfurisasi tersebut meliputi beberapa
langkah, yaitu :

33
+ H2 → + H2 → C ─ C ─ C ─ C─ SH + H2 → C ─ C ─ C ─ C+ H2S

Thiophene → Thiopane → Mercaptans → H2S


b. Hydrogenasi Olefins
Pada reaktor HDS, reaksi hidrogenasi olefin atau penjenuhan olefins harus
lebih sedikit dibandingkan reaksi desulfurisasi, hal ini bertujuan untuk
memaksimalkan angka oktan dari produk yang dihasilkan. Reaksi penjenuhan
olefins ini akan menghasilkan senyawa paraffinik yang dapat menurunkan
RON. Berikut ini adalah reaksi penjenuhan olefin yang terjadi di reaktor HDS.

c. Reaksi Denitrifikasi
Senyawa nitrogen yang terkandung di dalam cracked naphtha dapat
dihilangkan dengan cara catalytic hydrotreating yaitu memutus ikatan antara
atom karbon dengan aton nitrogen sehingga menghasilkan hidrokarbon alifatik
dan ammonia. Namun, kendala yang dihadapi dalam proses denitrifikasi ini
adalah pemutusan ikatan antara karbon dan nitrogen (C-N) lebih sukar
dibandingkan dengan ikatan antara karbon dengan sulfur (C-S).
C 5 H7 N + 4H2 → C5H12 + NH3
Methylpyrrole hydrogen n-Pentane Ammonia
Reaksi pada HDS reaktor bersifat eksotermis dengan waktu tinggalnya
yaitu 3.9/hr. Katalis yang digunakan yaitu H-R-8065 ex Axens degan sisi aktif
co-mo yaitu Co9C8 (co) dan MoS2 (Mo) dengan support alumina. Katalis ini
memiliki karakteistik high desulfurization activity, selective untuk minimal
hydrogenation of olefins. Spesifikasi produk HDS reactor yaitu sebagai berikut:

34
- Temperature = 288 oC
- Tekanan = 19.1 kg/cm2 g
- Mercaptan = 0 ppm
- Sulfur = 29 ppm
Selanjutnya naphta dipanaskan dengan menggunakan furnice 105F-502
hingga suhu 322 oC dan tekanan 17.8 kg/cm2 g. paneas tersebut dimanfaatkan
untuk HE 105E-506 kemudian didinginkan dan ditampung pada surge drum
105V-503. Fasa cair (naphta) di alirkan dari bawah menuju kolom stabilizer
sedangkan fasa gas (hydrogen dan H2S) dengan sedikit naphta dialirkan dari atas
menuju amine absorber. Amine absorber ini berfungsi memisahkan naphta cair
dengan fase gas sebelum masuk pada kolom amine. Naphta yang berhasil
dipisahkan dari fasa gas di campur dengan naphta dari surge drum menuju kolom
stabilizer.
Dalam amine absorber dialirkan lean amine (Amine murni yang belum
mengikat H2S) dari unit 106 yang berfungsi mengabsorbsi H2S supaya dapat
terpisah dengan hydrogen. Amine yang telah terabsorpsi H2S disebut dengan
rich amine. Rich amine ini diolah lebih lanjut pada unit 106 (Amine regeneration
unit) untuk di regenarasi sehingga dapat dimanfaatkan kembali sebagai absorber
H2S. Jenis amine yang digunakan yaitu methyldietolamin (MDEA) Hydrogen
yang telah dimurnikan masuk kedalam vessel amine absorber. Vessel amine
absorber dilengkapi dengan penyaring yang berfungsi memisahkan MDEA dari
hydrogen sehingga produk yang diharapkan sebelum masuk kompressore tidak
ada lagi fasa cairnya. Hydrogen yang telah terpisah dialirkan menuju feed
reaktor HDS menggunakan kompresore 105K-501.
Naphta yang masuk ke kolom stabilizer berfungsi memastikan tidak ada
lagi kandungan H2S pada naphta. Gas-gas ringan pada kolom stabilizer di alirkan
lewat atas dan di beri inhibitor anti korosi sebelum masuk reflux. Produk bawah
kolom stabilizer sebagian di panaskan menggunakan furnice 105F-503 hingga
suhu 255oC dan tekanan 5.9 kg/cm2g dan sebagian lagi menjadi produk gasoline
yang akan dicampur dengan LCN sebelum masuk tangki gasoline desulfurized.

35
2.3.3 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang masuk dalam tangki desulphurised RFCC gasoline
yaitu merkaptan < 5 ppm dan total sulfur ≤150 ppm.
Tabel 2.5. Komposisi Produk
No Nama Senyawa Kmol/hr
1 H2 0.06
2 Methane 0.01
3 Ethane -
4 Propane -
5 Butane 29.05
6 Ibutane 0.49
7 Pentane 117.61
8 Ipentane 118.21
9 CP 7.92
10 1Butene 2.14
11 C2Butene 22.3
12 T2Butene 5.88
13 13BD -
14 1Pentene 31.8
15 2M1Buten 27.91
16 T2Penten 49.32
17 C2Penten 43.68
18 2M2Buten 75.57
19 23PD -
20 3M1Buten 59.6
21 Isoprene -
22 PPLN -
23 H2O -
24 H2S -
25 MDEA -
26 NBP 61 84.16
27 NBP 66 77.8
28 NBP 72 81.22
29 NBP 78 71.98
30 NBP 84 75.79
31 NBP 92 78.54
32 NBP 100 80.78
33 NBP 107 42.56
34 NBP 112 41.68
35 NBP 117 41.31
36 NBP 122 41.64
37 NBP 127 42.48
38 NBP 132 44.11
39 NBP 138 56.8
40 NBP 144 76.15
41 NBP 151 81.21
42 NBP 159 85.62
43 NBP 171 93.35
44 NBP 189 89.55
45 NBP 200 111.13
46 Weight Rate (kg/hr) 190946
47 Molar Rate (kmol/h) 1989.44
48 Enthalpy (Gcal/h) 3.2
49 Density (kg/m3) 751.2
50 Mol. Weigt (kg/kmol) 95.98
(Sumber : PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap)

36

Anda mungkin juga menyukai