Paparan Insentif Dan Disinsentif
Paparan Insentif Dan Disinsentif
Paparan Insentif Dan Disinsentif
3. Bentuk, besaran, dan mekanisme insentif dan disinsentif penataan ruang di Daerah
diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (Pasal 4 dan Pasal 175 PP 15/
2010)
perlu menetapkan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang
Pedoman Pemberian Insentif dan Disinsentif dalam Perwujudan Rencana Tata Ruang
BAB I DEFINISI INSENTIF DAN DISINSENTIF DALAM
PERWUJUDAN RENCANA TATA RUANG
Insentif
Insentif adalah perangkat untuk mendorong, memberikan daya tarik dan/atau memberikan
imbalan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang sejalan dengan RTR.
Disinsentif
Disinsentif adalah perangkat untuk mencegah, membatasi, dan/atau mengurangi kegiatan
pemanfaatan ruang yang berpotensi mengganggu upaya perwujudan RTR.
BAB II MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
Sebagai pedoman untuk mewujudkan tertib tata ruang pada wilayah nasional, provinsi,
MAKSUD dan kabupaten/kota.
Sebagai acuan dalam penyusunan ketentuan pemberian insentif dan disinsentif dalam
TUJUAN perwujudan RTR pada wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
▪ Kedudukan Insentif dan Disinsentif; ▪ Tata Cara Pemberian Insentif dan Disinsentif;
SASARAN ▪ Bentuk Insentif dan Disinsentif; ▪ Insentif dan Disinsentif dalam Teknik
▪ Ketentuan Insentif dan Disinsentif; Pengaturan Zonasi
BAB III KEDUDUKAN INSENTIF DAN DISINSENTIF
acuan dalam
pemanfaatan ruang
perangkat untuk
memotivasi terwujudnya
persyaratan pemanfaatan
ruang dalam peraturan
Kedudukan Insentif zonasi
dan Disinsentif acuan dan/atau
pertimbangan dalam
pemberian izin pemanfaatan
ruang
acuan dan/atau
pertimbangan dalam
pengenaan sanksi
mendorong dan mengarahkan
5W1H INSENTIF DAN DISINSENTIF WHERE
pembangunan
mempromosikan kawasan yang akan dibangun
dengan cepat
mengarahkan dan/atau mempeng Lokasi penerima ditetapkan dalam RTR
aruhi pelaku pembangunan agar
melaksanakan pemanfaatan ruang WHAT Lokasi dapat berupa kawasan strategis dan/
sesuai dengan RTR atau kawasan lain yang ditetapkan dalam RTR
mengurangi penggunaan lahan
yang tidak produktif salah satu instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang diberikan Lokasi dapat diterapkan melalui TPZ
menjamin keberlanjutan kepada kegiatan pemanfaatan ruang tertentu untuk mendorong
sumber daya perwujudan RTR
mewujudkan tertib
tata ruang sebelum terwujudnya pemanfaatan ruang
1 kali atau menerus dalam jangka waktu tertentu
meningkatkan upaya pengendalian
WHAT pemanfaatan ruang 1 kali pada saat pertama kali melaksanakan kegiatan
FOR memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang
pemanfaatan ruang
menerus dalam jangka waktu tertentu selama masih sesuai
meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan
dalam jangka waktu tertentu dilakukan pengawasan
WHEN
BAB IV JENIS INSENTIF DAN DISINSENTIF
Non Fiskal Pemberian Kompensasi
1
Subsidi Silang Kewajiban Membayar
2 Non Fiskal Kompensasi
Pemberian Kemudahan Perizinan
3 Persyaratan Khusus
DISINSENTIF
dalam Perizinana
INSENTIF
Pemberian Imbalan
4 Kewajiban Membayar
Sewa Ruang Imbalan
5
Urun Saham Penyediaan Prasarana
6 dan Sarana
Penyediaan Prasarana dan Sarana
7 Pemberian Status
Pemberian Penghargaan Tertentu
8
Insentif dan disinsentif fiskal diatur dalam peraturan
Publikasi dan Promosi
9 perundang-undangan tersendiri.
BAB V KETENTUAN INSENTIF DAN DISINSENTIF 1. Kompensasi
Contoh
Nasional Provinsi Kab/Kota
▪ finansial atau
▪ non finansial
Pemerintah Pusat kepada Who? dapat diberikan dalam bentuk Dana
Bentuk?
Pemerintah Daerah Provinsi Alokasi Khusus atau dukungan
dan/atau Kabupaten/Kota program pembangunan dan/atau
bentuk dukungan lainnya
Kriteria 2. Subsidi
Silang
dikembangkan untuk mewujudkan program pembangunan
nasional atau menjadi prioritas pembangunan nasional; Kegiatan yang mendukung terwujudnya zona dan/ atau
yang kurang berkembang; kawasan peruntukan sesuai dengan RTR
Lokasi rehabilitasi pasca bencana alam; Kegiatan
dengan kerentanan tertentu.
Contoh
Nasional
▪ Pemberian subsidi berupa DAK untuk
pembangunan infrastruktur penunjang
PSN Upper Citarum sebagai PLTA.
▪ Pemberian subsidi berupa dukungan
DAK kepada Pemerintah Kabupaten
Bandung untuk pembangunan
infrastruktur penunjang atas pembang
unan kawasan Walini.
3. Kemudahan
Perizinan
Kemudahan pemberian izin
pemanfaatan ruang untuk kegiatan
pemanfaatan ruang prioritas yang
mendukung upaya perwujudan RTR
Contoh
Nasional Provinsi Kab/Kota
Pengurangan persyaratan izin pemanfaatan
Kemudahan perizinan bagi Izin Usaha ruang di DKI Jakarta dengan kriteria:
Industri untuk kegiatan industri berupa a. tidak ada duplikasi persyaratan baik untuk
pengurangan persyaratan (persetujuan satu dan/atau beberapa izin pemanfaatan
prinsip), dengan kriteria: ruang yang dilakukan pengurusannya
a. kegiatan industri yang berlokasi di Pemerintah Kabupaten Belu memberikan
secara bersamaan;
kawasan industri yang telah memiliki insentif berupa kemudahan penerbitan
b. menghapuskan atau meniadakan
izin; atau sertifikat hak atas tanah pada lahan
persyaratan yang tidak berdampak secara
b. jenis dan komoditi yang proses produk pertanian.
hukum;
sinya tidak merusak ataupun c. menyatukan beberapa perysaratan yang
membahayakan lingkungan secara mem punyai substansi yang sama; dan
berlebihan. d. menghapuskan persyaratan yang
(PP13/1995 tentang Izin Usaha Industri) mempersulit perkembangan dunia usaha
4. Imbalan
Perangkat balas jasa yang diberikan kepada masyarakat atas penyediaan
What? fasilitas publik, dukungan program prioritas, dan/atau pembangunan
komponen guna lahan tertentu untuk mendukung perwujudan RTR.
▪ Kriteria lokasi
Where? ▪ Kriteria kegiatan
Contoh
Pemerintah DKI Jakarta memberikan imbalan
berupa bantuan tunai dan bantuan barang (antara
Nasional lain truk sampah) kepada Pemerintah Kotamadya
Bekasi atas pengelolaan sampah dan TPA Sampah
Kab/Kota
Kecamatan Bantar Gebang.
Insentif dapat berupa bantuan pemeliharaan,perawatan,
Pemberian imbalan berupa program pendukung pemeriksaan berkala, kompensasi pengelolaan
Provinsi
perwujudan LP2B untuk Provinsi yang melestarikan bangunan gedung dan/atau insentif lainnya untuk bangu
LP2B sebagai dukungan terhadap program nan gedung yang tidak dimanfaatkan secara komersial,
prioritas nasional. seperti hunian atau museum. (Perda Kota Bekasi 6/201
4 tentang Bangunan Gedung)
5. Sewa Ruang
Insentif berupa penyewaan aset Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
What? Daerah kepada masyarakat untuk pengembangan kegiatan pemanfaatan
ruang tertentu yang didorong pengembangannya sesuai dengan RTR.
▪ Kriteria lokasi
Where? ▪ Kriteria kegiatan
Contoh
Pemberian insentif sewa ruang berupa tanah milik
Pemprov DKI melalui mekanisme BOT, misalnya
Pada kawasan yang belum berkembang, Pemerintah Kota Bandung memberikan insentif
Pemerintah Pusat dapat memberikan insentif
sewa ruang berupa tanah dan/atau bangunan milik
Pemerintah Pusat untuk mendorong perwujudan
Provinsi sewa ruang kepada pengembang rumah susun
untuk MBR, melalui sewa ruang berupa tanah milik
pemerintah daerah.
RTR KSN
6. Urun Saham
Insentif berupa pembelian saham oleh Pemerintah Pusat dan/atau
What? Pemerintah Daerah untuk pengembangan kegiatan pemanfaatan ruang
tertentu yang didorong pengembangannya sesuai dengan RTR
Contoh
Pemerintah Provinsi NTB memberikan insentif urun
saham melalui pembelian saham perusahaan
peternakan di NTB yang memiliki kendala
Kab/Kota
permodalan.
Who?
▪ Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah
▪ Pemerintah Daerah kepada masyarakat
didorong perkembangannya;
Who?
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah
Nasional
▪ Pemberian penghargaan berupa
piagam beserta sarana penunjang
pengendalian pemanfaatan ruang, atas
penilaian kinerja pemanfaatan ruang
Contoh Pemerintah Daerah dalam mendukung
RTR di tingkat nasional.
▪ Penghargaan atas kualitas kerja
bidang penataan ruang yang diberikan
oleh Kementerian PU.
9. Promosi &
Penyebarluasan informasi terkait kegiatan
What? Publikasi
pemanfaatan ruang yang didorong
pengembangannya sesuai dengan RTR.
What for?
Mendorong perwujudan kegiatan prioritas
nasional dan/atau daerah.
Nasional Provinsi
Publikasi pada media elektronik Publikasi pada media elektronik
dari Kementerian Pariwisata dari Kementerian Pariwisata
untuk mempromosikan kawasan untuk mempromosikan kawasan
Contoh pariwisata prioritas nasional di pariwisata prioritas provinsi di
provinsi. kabupaten/kota.
1. Kewajiban Membayar Kompensasi dan/atau Imbalan
▪ Kriteria lokasi
Where?
▪ Kriteria kegiatan
▪ uang; dan/atau
Bentuk?
▪ bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang
1. Kewajiban Membayar Kompensasi dan/atau Imbalan
Contoh
N P K/K
Pusat Standardisasi dan Lingkungan
(Pustanling) Kementerian Kehutanan Kewajiban membayar kompensas dari
memberi disinsentif kepada PT Aetra Air Pemberian disinsentif dari Pemerintah DKI Pemerintah Kabupaten Gianyar kepada
Jakarta sebagai pemanfaat air berupa Jakarta kepada PT Mitra Panca Persada perusahaan perhotelan di kawasan Ubud.
kewajiban membayar kompensasi untuk berupa kewajiban membayar kompensasi Perusahaan perhotelan wajib membayar
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung atas pelampauan KLB pada Gedung Wisma kompensasi kepada petani di kawasan Ubud
Barat untuk membantu menjaga daerah Sudirman. atas pelestarian lingkungan yang
tangkapan air di hulu Sungai Cikapundung. mendukung pariwisata di Ubud.
2. Persyaratan Khusus dalam Perizinan
▪ Kriteria lokasi
Where?
▪ Kriteria kegiatan
Contoh
N P K/K
Pemberian persyaratan khusus dalam perizinan Kegiatan wisata alam pada kawasan perlindungan
Pemberian persyaratan khusus dalam untuk kegiatan pembangunan menara di kawasan setempat diperbolehkan dengan syarat tidak
perizinan untuk kegiatan penambangan tertentu yang memiliki sifat dan peruntukannya mengubah bentang alam, tidak membangun
bawah tanah di kawasan hutan lindung memiliki karakteristik tertentu, antara lain: bangunan dan hanya diperbolehkan untuk
(Perpres 28/2011 tentang Penggunaan a. kawasan bandar udara/pelabuhan; kegiatan mengunjungi, melihat, dan menikmati
Kawasan Hutan Lindung untuk b. kawasan pengawasan militer; keindahan alam dan perilaku satwa dengan
Penambangan Bawah Tanah). c. kawasan cagar budaya; persyaratan tertentu sesuai dengan peraturan
d. kawasan pariwisata; atau perundang-undangan yang berlaku.
e. kawasan hutan lindung.
3. Pembatasan Penyediaan Prasarana dan Sarana
▪ Kriteria lokasi
Where?
▪ Kriteria kegiatan
Contoh
N P K/K
Pembatasan penyediaan prasarana dan
Pembatasan penyediaan prasarana dan
sarana pada kawasan berfungsi lindung, Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana
sarana pada kawasan berfungsi lindung di
antara lain kawasan hutan lindung, pada kawasan berfungsi lindung di tingkat
tingkat provinsi, antara lain kawasan
kawasan suaka alam dan pelestarian alam, kabupaten/kota, antara lain kawasan sempadan
sempadan pantai, kawasan hulu DAS.
dan kawasan lindung gambut. sungai
4. Pemberian Status Tertentu
▪ Tahap ini merupakan pemberian insentif dan disinsentif kepada kegiatan pemanfaatan ruang.
TAHAP PENERAPAN ▪ Meliputi perumusan kebijakan dalam penerapan insentif dan disinsentif.
▪ Perumusan kebijakan merupakan perumusan kebijakan dalam penerapan insentif dan disinsentif.
▪ Tahap ini merupakan pengawasan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang yang dipersyaratkan
TAHAP EVALUASI sebagai penerima insentif dan disinsentif..
▪ Pengawasan dilakukan oleh pemberi insentif dan disinsentif.
A Identifikasi arah D
pengembangan wilayah
TAHAP PERENCANAAN
Perumusan muatan insentif
dan disinsentif
E
Integrasi kebijakan
pemberian insentif dan
disinsentif ke dalam
peraturan zonasi
B C
Identifikasi komponen
ruang Identifikasi kualitas
ruang
TAHAP PENERAPAN
A Ketersediaan sumber daya berupa ketersediaan teknologi, kapasitas sumber
daya manusia, kapasitas keuangan daerah serta sumber daya lainnya yang di
butuhkan dalam pemberian insentif dan/atau disinsentif
PENCABUTAN
dapat dilakukan dalam hal
melalui tahapan
pemberian peringatan
pengurangan pemberian insentif pencabutan insentif
pendahuluan
Pencabutan dapat dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang.
BAB VII INSENTIF DAN DISINSENTIF DALAM TEKNIK PENGATURAN ZONASI
3 4
PEMUFAKATAN PERTAMPALAN
PEMBANGUNAN ATURAN
PENGENDALIAN
KHUSUS
PERTUMBUHAN
Pembatasan pembangunan dapat berupa:
a. pembatasan penyediaan prasarana dan
Lokasi sekurang-kurangnya memenuhi sarana;
kriteria memiliki objek khusus yang b. persyaratan khusus pembangunan agar
dilindungi oleh Pemerintah Pusat dan sesuai dengan karakteristik kawasan;
/atau Pemerintah Daerah. dan
c. pembatasan intensitas pemanfaatan
ruang.
pembatasan pembangunan untuk
mempertahankan bangunan dan
situs yang memiliki nilai budaya
tertentu.
7
PELESTARIAN
CAGAR
ALAM