Bawang Merah Dan Bawang Putih

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH (TEKS DRAMA)

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan seorang gadis remaja yang bernama Bawang Putih. Mereka adalah keluarga
yang bahagia. Meski ayah Bawang Putih hanya pedagang biasa, namun mereka
hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu Bawang Putih sakit keras dan akhirnya
meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Bawang Putih : “ Ayah, mengapa ibu pergi meninggalkan kita begitu cepat?

Ayah : “ Ini memang sudah takdirnya, nak ! “

Bawang Putih : “ Ya, sudah lah, yah !”

Ayah : “ Ya, anakku yang sudah biarkah sudah”

Di desa itu tinggal seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah.
Semenjak Ibu Bawang Putih meninggal ibu Bawang Merah sering berkunjung
kerumah Bawang Putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih
membereskan rumah, atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya ngobrol

Ibu Bawang Merah : “ Bawang Putih, ini ada sedikit makanan untukmu”

Bawang Putih : “ Terima kasih bu ! “

Ibu Bawang Merah : “ Ya, sama-sama, ya udah ibu pulang dulu, ya ! “

Ayah : “ Oh, ya salam buat Bawang Merah ya !

Ibu Bawang Merah : “ Iya! “

Pada akhirnya ayah Bawang Putih berfikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah
saja dengan ibu bawang merah. Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah
ayah bawang putih menikah dengan ibu bawang merah

Ayah : “ Bawang Putih jika ayah menikah dengan ibu Bawang


Merah kamu setuju apa, gak ? “

Bawang Putih : “ Aku setuju ayah “

Ayah : “ Baiklah kalau begitu, bagaimana denganmu Bawang


Merah?

Bawang Merah : “ Aku setuju, Ya kan bu ? “

Ibu Bawang Merah : “ Ya! “

Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawag putih .
Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi
bawang Putih dan kerap memberinya pekerjaan yang berat jika ayah bawang putih
sedang berdagang. Tentu saja Ayah Bawamg Putih tidak tahu karena Bawang Putih
tidak pernah menceritakannya

Ibu : “ Putih kamu harus mengepel, cuci piring, dan semua


pekerjaan rumah harus kamu selesaikan “

Bawang Putih : “ Baiklah ibu ! “


Bawang Merah : “ Putih kamu harus membersihkan kamarku yang
berantakan “

Bawang Putih : “ Iya…..ya kak

Suatu hari ayah Bawang Putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia

Ayah : “Bawang Putih sepertinya ayah sudah tidak kuat lagi


karena penyakit ayah yang hampir menyebr keseluruh
tubuh ayah”

Bawang Putih : ” Ayah Putih mohon ayah jangan tinggalin putih yah!”

Ayah : “ Nak jikalau ayah pergi baik2 ya, nak ! “

Bawang Putih : “ Ya, ayah ! “

Ayah : “ Bu, aku titip putih ya ? “

Ibu Bawang Merah : “ Ya, ayah ! “

Bawang Putih : “ a…..yah……., jangan tinggalin putih, yah” (menangis )

Sejak saat itu Bawang Merah dan ibunya semakin berkuasa dan semna-mena
terhadap Bawang Putih hampir tidak pernah beristirahat.

Ibu : ”Putih kamu harus bangun sebelum subuh, untuk


mempersiapkan air mandi dan sarapan untuk saya dan
bawang putih, kemudian kamu harus memberi makan
ternak, menyirami kebun, dan mencuci baju ke sungai, lalu
kamu harus menyetrika, dan membereskan rumah,
mengerti ! “

Bawang Putih : “ mengerti, ibu ! “

Namun Bawang Putih selalu melakukan pekerjaaannya dengan gembira, karena ia


berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi itu seperti biasa Bawang Putih membawa Bakul berisi pakaian yang akan
dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir
hutan kecil yang biasa dilaluinya

Bawang Putih :

Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang Putih segera mencuci semua pakaian kotor yang
dibawanya.
SMP IT DAAR AL ULUUM KISARAN

NASKAH DRAMA BAWANG MERAH BAWANG PUTIH

Kelompok IX-A
Para Pemain :
F 1. Bawang putih diperankan oleh : Dinda Vinanda
N 2. Narator Oleh Eka Wahyu
A 3. Ayah bawang putih diperankan oleh : Tirta Arya
A 4. Ibu bawang merah diperankan oleh : Putri Susriza
L 5. Bawang merah diperankan oleh : Putramadais
R 6. Pangeran diperankan oleh : Meil Falah Hadi

Naskah drama ini terbagi dalam 5 babak, masing-masing babak pemainnya juga
saling berganti
BABAK 1:

[Ibu Bawang Putih dalam keadaan sekarat. Ia berpesan kepada putri semata
wayangnya itu ]

Bawang Putih : "Ya, Bu."

Ibu Bawang Putih : "Setelah ibu tiada, tetaplah menjadi anak yang bersahaja."

Bawang Putih : [Menitikkan air mata] "Iya, bu..."

Ayah Bawang Putih : [Menangis, menyaksikan hal tersebut.]

[Setelah berpesan seperti itu, Ibu Bawang Putih meninggal dunia diiringi isak tangis
Bawang Putih dan Ayah Bawang Putih.]

BABAK 2:

[Setelah Ibu Bawang Putih meninggal, Ayah Bawang Putih menikah dengan Ibu
Bawang Merah. Hal ini menjadikan hidup Bawang Putih tidak bahagia. Bersama
anaknya yang bernama Bawang Merah, wanita tua itu memperlakukan Bawang Putih
seenak hatinya.]

Ibu Bawang Merah : "Bawang Putihhhhh!!!"


Bawang Putih : [Datang dengan tergopoh-gopoh] "Iya, Mah."
Ibu Bawang Merah : "Dari mana aja sih kamu. Dipanggil dari tadi, lama banget!
Ini tumpah!

Bawang Merah : [Tiba-tiba datang dan menoyor Bawang Putih. Lalu


menjatuhkan makanannya.] "Ini bersihin sekalian ya."

Bawang Putih : [Menghela napas. Tapi, mau tak mau dilakukan juga.]

[Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah tertawa kecil melihat hal tersebut.]

$$$

[Karena kelakuan ibu tiri dan kakak tirinya, Bawang Putih merasa sedih hatinya. Ia
sekarang sebatang kara. Tak ada yang bisa dijadikannya tempat bersandar sejak
ayahnya meninggal.]
Bawang Putih : [Menatap bintang di langit dengan sedih.] "Oh, Tuhan,
kenapa hidupku seperti ini? Orang-orang terdekatku kini
sudah tiada semuanya. Tak ada orang yang mengasihiku
kini."

[Bawang Putih berdoa, semoga ada seseorang laki-laki baik hati yang datang dan
menjadi kekasihnya. Doa tersebut dicatat oleh malaikat dan diperdengarkan kepada
Tuhan.]

$$$

BABAK 3:

[Bawang Putih hendak pulang setelah mencuci baju di sungai, saat ia bertemu
dengan Pangeran tampan.]

Pangeran : [Duduk di atas kudanya.] "Wahai, gadis cantik, bolehkah saya


bertanya kepadamu?"

Bawang Putih : [Menoleh ke asal suara. Dan mundur beberapa langkah karena
tatapan tajam Pangeran. Kemudian, ia menunduk.] "Silakan,
Tuan. Apa yang hendak Tuan tanyakan kepada hamba?"

Pangeran : "Saya sedang berburu bersama para pengawalku. Tapi, saking


semangatnya, saya pergi terlampau cepat daripada mereka.
Ketika saya ingin kembali, saya kehilangan jejak mereka. Jika
tidak keberatan maukah kamu memberi saya petunjuk jalan
manakah yang baik untuk pulang ke istana saya?"

Bawang Putih : [Menunjuk ke jalan yang dimaui oleh Pangeran.]

Pangeran : "Oiya, sebelum saya pergi, bolehkah saya bertanya siapakah


nama kamu?"

Bawang Putih : "Nama hamba, Bawang Putih, Pangeran."

[Begitulah pertemuan pertama antara Pangeran dan Bawang Putih. Pertemuan


tersebut membekas di hati Pangeran. Sehingga, diam-diam, Pangeran
memperhatikan Bawang Putih. Karena ia sudah jatuh cinta.]

$$$

BABAK 4:

[Bawang Putih berlari ketakutan. Ia dikejar ibu tiri dan kakak tirinya, karena telah
menghilangkan pakaiannya. Pangeran menolong Bawang Putih.]

Pangeran : "Hei, Bawang Putih, kesinilah."

Bawang Putih : [Segera mengikuti kata-kata Pangeran.]

[Akhirnya, selamatlah Bawang Putih dari kejaran ibu tiri dan kakak tirinya. Pangeran
membawa Bawang Putih ke tempat yang aman. Lalu, bercerita-cerita. Pangeran
simpati dengan kisah hidup Bawang Putih langsung melamarnya. Ia ingin
menyelamatkan hidup Bawang Putih.]
Pangeran : "Kisah hidupmu sungguh dramatis. Tapi, terlepas dari semua itu,
sejak saya melihatmu, saya telah jatuh cinta. Bawang Putih
maukah menikah denganku?"

Bawang Putih : "Bila itu keinginan Pangeran..."

[Maka, menikahlah mereka. Setelah menikah, Pangeran membereskan masalah


antara Bawang Putih dengan ibu tiri dan kakak tirinya.]

$$$

BABAK 5:

[Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah bersimpuh di hadapan Bawang Putih dan
Pangeran. Ibu anak itu menghadapi sidang atas perbuatan mereka sebelumnya.]

Pangeran : "Pengawal, bawa kedua orang itu ke sini!"

Ibu Bawang Merah : "Ampuni kami, Pangeran. Kami berjanji mengubah sifat
buruk yang ada pada diri kami."

Pangeran : [Menatap Bawang Putih, istrinya. Meminta keputusannya.]

Bawang Putih : [Membalas tatapan Pangeran, suaminya. Lalu, ia bangkit


menghampiri ibu tiri dan saudara tirinya.] "Saya bisa saja
melupakan semua yang ibu dan kakak lakukan. Tapi... Satu
syarat yang harus kalian lakukan..."

Ibu Bawang Merah : "Apa itu? Katakan saja. Kami akan melakukannya dengan
senang hati..."

Bawang Putih : "Kalian harus pergi dari sini, dan jangan sampai saya melihat
kalian lagi. Jika saya sampai melihat kalian lagi, maka saya
akan memerintah para pengawal untuk menangkap dan
menjebloskan kalian ke dalam bui."

Pangeran : "Sekarang, enyahlah kalian dari hadapan kami!"

[Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah sujud mengucapkan terima kasih atas
kemurahan hati yang Bawang Putih dan Pangeran berikan.]

Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah : "Terima kasih atas kebaikan hati kalian
berdua." [Keduanya segera berlalu.]

[Setelah kepergian ibu tiri dan kakak tirinya, Bawang Putih hidup bahagia bersama
Pangeran.]

AMANAT ATAU PESAN

Pelajaran yang dapat diambil dari petikan naskah drama di atas diantaranya yaitu :
“Kejahatan tidak bisa mengalahkan kebaikan dan manusia memang makhluk paling
sempurna di muka bumi, namun karena kesempurnaan itu kadang mereka lalai pada
apa yang membuat mereka menjadi sempurna”

Anda mungkin juga menyukai