Laporan Penelitian Rizqie Sebelum Sidang Fix PDF
Laporan Penelitian Rizqie Sebelum Sidang Fix PDF
Laporan Penelitian Rizqie Sebelum Sidang Fix PDF
LAPORAN PENELITIAN
Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Allah SWT yang senantiasa
Penelitian ini dengan baik, sehingga Laporan Penelitian yang berjudul “Penentuan
Isoterm Adsorpsi terhadap Penjerapan Kadar Besi (Fe) pada Air Sumur
jenjang pendidikan Sarjana Sains Terapan (SST) pada Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang penulis
peroleh selama melakukan penelitian mulai dari proses pembuatan karbon aktif
berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat dapat menyelesaikannya. Dalam
kepada:
3. Ibu Irmawati Syahrir, S.T., M.T., selaku Ketua Prodi Jurusan Teknik Kimia
iv
4. Bapak Firman, S.T., M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
Akhir ini.
Akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi/Analis serta Administrasi Jurusan Teknik
Kimia.
7. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis megharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi
lebih baik. Besar harapan penulis laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang menggunakan.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vi
vii
3.3.2.Bahan ............................................................................................................ 20
3.4.Prosedur Penelitian ........................................................................................ 21
3.4.1.Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 21
3.4.2.Prosedur Penelitian ..................................................................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................32
4.1Data Hasil Penelitian ....................................................................................... 32
4.1.1.Data Hasil Analisa Daya Serap Iod (I2) ..................................................... 32
4.1.2.Data Hasil Pengamatan Konsentrasi Kadar Besi (Fe) dalam Sampel .... 32
4.1.3.Data Hasil Perhitungan Nilai x dan y pada isoterm adsorpsi Langmuir,
Freundlich dan Brunauer Emmet Teller (BET) ................................................ 33
4.1.4.Data Parameter model kesetimbangan adsorpsi ...................................... 33
4.1.5.Data Hasil Pengujian Isoterm Terbaik Pada Air Sumur ......................... 34
4.2Pembahasan ..................................................................................................... 34
4.2.1.Penentuan Daya Serap Iod (I2) ................................................................... 34
4.2.2.Penentuan Isoterm Adsorpsi ...................................................................... 35
4.2.3.Pengujian Isoterm Adsorpsi Terbaik pada Air Sumur ............................ 38
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................40
5.1Simpulan ........................................................................................................... 40
5.2Saran ................................................................................................................. 40
DAFTAR RUJUKAN ..........................................................................................41
LAMPIRAN ..........................................................................................................43
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
Langmuir ................................................................................... 36
Gambar 4.2 Hubungan antara log (x/m) terhadap log Ce pada isoterm
Freundlich ................................................................................. 37
BET ........................................................................................... 37
viii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan konsentrasi kadar besi (Fe) sebelum
Tabel 4.2 Nilai x dan y pada isoterm adsorpsi Langmuir, Freundlich dan
Tabel 4.4 Hasil perhitungan massa karbon aktif dari persamaan isoterm
Langmuir .................................................................................. 34
ix
x
ABSTRAK
Air sumur masih cukup banyak digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur.
Keberadaan logam Fe yang melebihi standar pada air sumur dapat membahayakan,
karena tidak dapat diuraikan tubuh. Beragamnya konsentrasi Fe pada sumber air
sumur meyebabkan penggunaan karbon aktif yang dibutuhkan untuk proses
adsorpsi Fe berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan isoterm
adsorpsi penjerapan Fe menggunakan karbon aktif daun nanas serta untuk
mengetahui dosis yang tepat dalam pengolaan air sumur menjadi air bersih sesuai
standar baku mutu PERMENKESNO.416/MENKES/PER/IX/1990. Karbon aktif
dari daun nanas berukuran 100 mesh, yang dipirolisi pada suhu 400℃ selama 2,5
jam diaktivasi dengan larutan KOH 5N dan microwave dengan daya 400 Watt
selama 30 menit. Penentuan isoterm adsorpsi dilakukan dengan menambahkan
1;1,5;2;2,5;3 dan 3,5 gram karbon aktif pada masing-masing 100 mL larutan Fe 10
ppm. Larutan diaduk selama 180 menit dengan kecepatan 100 rpm, kemudian
disaring dan dianalisis menggunakan AAS. Dari tiga persamaan isoterm adsorpsi
yaitu Langmuir, Freundlich dan BET, diperoleh persamaan terbaik yaitu isoterm
Langmuir dengan koefisien determinasi 0,9869 dan kapasitas adsorpsi sebesar
0,3449 mg/g. Hasil pengujian dosis karbon aktif yang dibutuhkan menggunakan
persaamaan isoterm Langmuir pada aplikasi adsorpsi Fe air sumur telah
menghasilkan konsentrasi akhir Fe dibawah standar baku mutu air bersih yaitu
dibawah 1 mg/L.
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
udara. Sumber air sendiri dapat berasal dari air sungai, air sumur dan air tanah.Air
sumur merupakan salah satu dari sumber air yang digunakan oleh masyarakat di
Rt. 08 rata-rata 6500 liter disetiap bulannya, dan untuk potensi ketersediaan air
sumur didaerah tersebut mencapai 85000 liter disetiap tahunnya (Sapriyadi, 2018).
kebutuhan sehari-hari seperti mencuci baju maupun untuk mandi, tanpa diolah
terlebih dahulu. Padahal air tersebut mengandung kadar besi cukup tinggi terlihat
dari warnanya yang kuning dan memiliki bau yang tidak sedap. Hal ini cukup
namun kadar besi maksimum dalam air bersih yang diperbolehkan menurut
Apabila didalam sautu air sumur terdapat kandungan kadar besi melebihi 1 mg/L,
2
maka kandungan kadar besi didalam air sumur tersebut dapat dikurangi dengan
Daun nanas merupakan salah satu bahan yang dapat diolah menjadi karbon
aktif, komposisi atau kandungan kimia dari serat daun nanas adalah sellulosa,
lignin, pektin, lemak dan wax, abu dan zat-zat lain (protein dan asam organic
lainnya). Menurut Hidayat (2008), terdapat 69,5-71,5% selulosa dalam serat daun
nanas. Adanya senyawa - senyawa karbon seperti selulosa dan lignin yang terdapat
didalam daun nanas, sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan dasar
karbon aktif (Ari Setiawan dkk, 2017). Sehingga karbon aktif yang berasal dari
daun nanas dapat digunakan untuk mengurangi kadar besi yang t erkandung dalam
air sumur agar kandungan besi dalam air sumur tersebut sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk kehidupan
sehari-hari.
dengan adsorben dari daun nanas, telah dilakukan oleh Silvy dkk., (2017) dengan
bahan baku air gambut serta variasi yang digunakan yaitu massa dan juga ukuran
partikel. Dari penelitian tersebut diperoleh kondisi terbaik pada massa adsorben 3
gram dan ukuran partikel 120 mesh dengan persentase penurunan kadar besi
penjerapan kadar besi menggunakan proses adsorpsi dengan adsorben dari kulit
pisang kepok dengan bahan baku air sumur serta variasi yang digunakan yaitu
massa adsorben dari kulit pisang kepok basah, diperoleh kondisi terbaik pada massa
3
adsorben 20 gram dengan waktu kontak selama 1 menit yaitu penurunan kadar besi
mencapai 0,79 mg/L dari 1,67 mg/L dengan persentase penurunan sebesar 52%.
Pada penelitian Jumiati dkk., (2015) hasil yang diperoleh sudah sesuai
dengan baku mutu lingkungan untuk air bersih, tetapi hasil persentase adsorpsi
kadar besi masih terbilang cukup rendah yaitu 52%. Sedangkan pada penelitian
Silvy dkk., (2017) hasil yang diperoleh sudah baik jika dibandingkan dengan
76,14%, dan hasil air yang diperoleh telah memenuhi persyaratan untuk air bersih.
Persentase penjerapan kadar besi Silvy dkk., (2017) lebih tinggi daripada persentase
penjerapan kadar besi pada penelitian Jumiati dkk., (2015) karena adsorben yang
digunakan oleh Silvy dkk., (2017) telah dijadikan karbon aktif dan dilakukan
aktivasi secara kimia, sehingga kemampuan penjerapannya lebih baik karena pori-
pori karbon yang semakin luas sehingga dapat lebih banyak menjerap ion Fe.
aktif yang dibutuhkan berbeda-beda pula. Maka dari itu, untuk mencapai
persyaratan kualitas air bersih dengan konsentrasi awal air sumur yang berbeda
perlu dilakukan penentuan isoterm adsorpsi untuk penjerapan besi dari air sumur.
kesetimbangan distribusi ion-ion logam antara larutan dan fase padat (Filipovic
dkk., 2000 dalam Jasmal dkk., 2015), sehingga dengan penentuan isoterm adsorpsi
Adapun tujuan adri penelitian ini adalah untuk menentukan enis isoterm
adsorpsi pada penjerapan nsei (Fe) menggunakan kabon aktif yang berasal dari
daun nana, sehinga dapat digunakan untuk mengetahui massa karbon aktif yang
tepat dalam pengoalahan air sumur menjadi air yang sesuai dengan standar baku
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengurangi kadar besi dalam air
sumur agar dapat digunakan oleh warga sebagai air bersih dalam kehidupan sehari-
hari.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
bersih dapat diperoleh dari perusahaan air minum, sumber air tanah atau sumber
lain yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan kesehatan. Air bersih untuk
Tarsial, 2015).
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, persyratan agar air dapat
Dalam pengertian sehari-hari, air bersih ialah air yang jernih, tidak
berwarna, tawar, dan tidak berbau. Jernih berarti ia bebas atau sedikit sekali
bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Kalau terasa asin atau asam, tandanya
kualiatas air rendah. Bau busuk yang sering tercium di air ciri dari terjadinya proses
Secara kimiawi, air minum harus ber-pH netral. Kalau terasa asam, berarti
pH-nya diatas tujuh; pahit, pH-nya dibawah tujuh. Uji kenetralan pH bisa dilakukan
6
dengan kertas lakmus. Persyaratan kimiawi terpenting yang perlu diperhatikan ialah
kandungan bahan-bahan kimia didalam air. Kandungan bahan kimia itu tidak boleh
yang tidak ada, antara lain vibrio cholerae, salmonella, dan bakteri coli. Bakteri
alga, dan rotifera.Pencemaran air oleh bahan radioaktif di Indonesia relatif masih
Besi merupakan logam yang cukup melimpah dalam kulit bumi (4,7%).
Besi murni berwarna putih kusam yang tidak begitu keras dan sangat reaktif
terhadap zat oksidator sehingga besi dalam udara lembap teroksidasi oleh oksigen
dengan cepat membentuk karat. Besi (III) dalam bentuk ion Fe(H2O)63+ tidak
relatif banyak, dicirikan dengan rendahnya pH, dan biasanya disertai dengan kadar
oksigen terlarut yang rendah atau bahkan terbentuk suasana anaerob. Pada kondisi
ini, sejumlah ferri karbonat akan larut sehingga terjadi peningkatan kadar besi ferro
(Fe3+) diperairan (Effendi, 2003). Kandungan besi yang digunakan untuk air bersih
7
KIMIA
ORGANIK mg/L 0,0007
1. Aldrin dan Dieldrin mg/L 0,01
2. Benzena mg/L 0,00001
3. Benzo (a) pyrene mg/L 0,007
4. Chlordane (total
isomer) mg/L 0,03
5. Coloroform mg/L 0,10
6. 2,4 D mg/L 0,03
7. DDT mg/L 0,5
8. Detergen mg/L 0,01
9. 1,2 Discloroethane mg/L 0,0003
10. 1,1 Discloroethane mg/L 0,003
11. Heptactor dan
heptactor epoxide mg/L 0,00001
12. Hexaclorobenzene mg/L 0,004
13. Gamma-HCH
(lindane) mg/L 0,10
14. Methoxychlor mg/L 0,01
15. Pentachlorophanol mg/L 0,10
16. Peptisida Total mg/L 0,01
17. 2,4,6 mg/L 10
18. urichlorophenol
Zat organik
(KmnO4)
Sumber: PERMENKES NO. 416/MENKES/PER/IX/1990
timbul setelah sekian tahun mengkonsumsi air tersebut. Kandungan bahan beracun
kadang-kadang bisa dilihat dari penampakan fisik air. Air yang berwarna
kekuningan kemungkinan besar terlau banyak mengandung besi. Kalau air seperti
itu dikonsumsi terus-menerus dalam waktu lama, akibatnya ginjal dan gigi akan
2.2. Adsorpsi
pada permukaan zat lain dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat
mudah zat teradsopsi (Ngatindkk., 1996). Berbeda dengan absorpsi adalah proses
penyerapan zat di mana ion, molekul atau atom memasuki/dibawa ke suatu zat/fase
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi antara lain (Faust & Aly,
1987):
permukaan.
Permukaan oksida yang terdiri dari gugus fungsi asam dapat mengurangi
kapasitas karbon untuk adsorpsi banyak zat terlarut organik karena adanya
5). Suhu
adsorpsi.
adsorbat untuk proses adsorpsi yang dilakukan pada temperatur tertentu. (Triyono,
2013)
11
1) Adsorpsi Langmuir
molekul gas dan adanya molekul gas pada satu ruang tidak mempengaruhi sifat
ruang yang ada didekatnya. Model ini dibuat berdasarkan beberapa asumsi:
permukaannya.
𝑥 𝑎.𝑏.𝐶𝑒
= .................................................... (2.1)
𝑚 1+𝑏.𝐶𝑒
(𝑥/𝑚) 𝑎.𝑏
= .............................................. (2.2)
𝐶𝑒 1+𝑏.𝐶𝑒
𝐶𝑒 1 1
= 𝑎.𝑏 + 𝑎 𝐶𝑒 .......................................... (2.3)
(𝑥/𝑚)
12
2) Adsorpsi Freundlich
pada larutan encer. Pada sistem padat-cair dapat dirumuskan dengan (Metcalf
𝑥
= 𝑘 𝐶𝑒 1/𝑛 .................................................... (2.4)
𝑚
x 1
log m = log k + 𝑛 log 𝐶𝑒 ................................... (2.5)
Keterangan:
(Triyono,2013).
13
𝑞𝑚.𝑘𝐵.𝐶𝑒
q= 𝐶𝑒 ............................................. (2.6)
(𝐶𝑜−𝐶𝑒)[1+(𝑘𝐵−1)( )]
𝐶𝑜
𝐶𝑒 1 𝑘𝐵−1 𝐶𝑒
(𝐶𝑜−𝐶𝑒) 𝑞
= +( ) ( ) .......................... (2.7)
𝑘𝐵.qm 𝑘𝐵.qm 𝐶𝑜
Dimana:
Karbon aktif dipakai dalam proses pemurnian udara, gas, larutan atau cairan. Hanya
dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki
luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2. Dengan luas permukaan yang sangat
besar ini, karbon aktif memiliki kemampuan menyerap (adsorpsi) zat-zat yang
terkandung dalam air dan udara (Kusnaedi, 2010). Pada perairan alami dengan pH
sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang cukup, ion ferro (Fe2+) yang bersifat
mudah larut dioksidasi menjadi ion ferri (Fe3+). Kelarutan besi meningkat dengan
14
menurunnya pH (Effendi, 2003). Dengan demikian, arang aktif ini sangat efektif
dalam menyerap zat terlarut dalam air, baik organik maupun anorganik. Oleh
karena itu, karbon aktif sangat efektif digunakan untuk mendia pengolahan air kotor
pembakaran dari bahan yang mengandung karbon. Karbon aktif merupakan bentuk
arang yang sudah melalui proses aktivasi dengan menggunakan gas CO2, uap air,
adsorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau (Winarno, 2014).
Karbon aktif memiliki kandungan air 5-15%, abu 2-35%, dan sisanya terdiri
atas karbon. Karbon aktif berbentuk amorf yang terdiri atas pelat-pelat datar dan
tersusun dari atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar
dengan satu atom C pada setiap sudutnya. Pelat tersebut bertumpuk-tumpuk satu
dengan yang lain, dan yang tertinggal pada permukaanya berbetuk kristal dengan
2.3.1. Karbonisasi
menjadi karbon berwarna hitam melalui pembakaran dalam ruang tertutup dengan
dilakukan dengan memasukkan bahan organik ke dalam lubang atau riangan yang
dindingnya tertutup, seperti di dalam tanah atau tangki yang terbuat dari plat baja
abu berwarna keputihan dan seluruh energi di dalam bahan organik dibebaskan ke
lingkungan. Namun, dalam pengarangan energi pada bahan akan dibebaskan secara
masih membara, bahan tersebut akan menjadi arang yang berwarna kehitaman
ukuran parsial bahan, kerapatan bahan, tingkat kekeringan bahan, jumlah oksigen
yang masuk, dan asap yang keluar dari ruang pembakaran (Kurniawan & Marsono,
2008). Arang aktif dapat dibuat melalui proses karbonasi pada suhu 550℃ selama
2.3.2. Aktivasi
Dengan demikian, proses ini akan meningkatkan kemampuan karbon aktif dalam
melakukan penjerapan komponen kimia yang akan melalui pori-pori tersebut. Pada
umumnya, karbon (arang batok) dapat diaktifkan dengan dua cara, yaitu aktivasi
dalam larutan pengaktif selama 24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada
air atau CO2 yang dialirkan kedalam arang hasil karbonisasi pada suhu
800℃ - 1.100℃.
Arang aktif adalah arang yang sudah mengalami perubahan struktur karbon
dengan cara membebaskan dari ikatan unsur lain sehingga permukaan dan pusat
aktivasinya jadi lebih luas. Pada awalnya, luas arang 300 m2 per gram dan sesudah
diaktifkan menjadi 3.500 m2. Semakin luas permukaan arang akan semakin tinggi
daya serapnya. Secara umum, arang aktif yang baik memiliki daya serap 25-1000%
anakan). Daunnya panjang sekali, pada tepinya tumbuh duri yang menghadap ke
atas (ke arah ujung daun) dan daun muncul serta terkumpul pada pangkal batang
Komposisi atau kandungan kimia dari serat daun nanas adalah sellulosa, lignin,
pektin, lemak dan wax, abu dan zat-zat lain (protein dan asam organic lainnya).
Menurut Hidayat (2008), terdapat 69,5-71,5% selulosa dalam serat daun nanas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
September 2018 sampai Januari 2018 di Laboratorium Kimia Dasar Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda. Bahan baku berupa air sumur diperoleh dari sumur
2004 yaitu dengan AAS Spektra AA-220 yang dilakukan di Laboratorium PT.
Tribakti Inspektama.
Variabel berubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah massa karbon
aktifyang ditambahkan kedalam sampel air sumur yaitu 1; 1,5; 2; 2,5 3 dan 3,5
gram.
Variabel respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kadar Fe
3.3.1. Alat
2. Corong kaca
6. Gerigen
7. Reaktor Pirolisis
8. Oven
9. Desikator
11. Blender
14. Spatula
17. Bulp
20
18. Microwave
20. Buret 50 mL
3.3.2. Bahan
1. Serbuk Fe
2. Larutan KOH 5 M
4. Aquades
5. Daun nanas
6. Air sumur
21
3. Memasukkan serbuk Fe yang telah larut ke dalam labu ukur 1000 mL.
2. Mengeringkan daun nanas kedalam oven sampai berat konstan pada suhu
100oC
5. Merendam arang daun nanas dalam KOH5 M selama 24jam dalam gelas kimia
saring
8. Mengeringkan karbon aktif dalam oven pada suhu 110°C selama 2 jam
23
erlenmeyer
3. Mengaduk selama 15 menit campuran arang aktif dan larutan iod yang ada di
4. Menyaring campuran karbon aktif dan iod menggunakan corong, kertas saring
erlenmeyer
𝑉 x 𝑁𝑡𝑖𝑜
(10− 𝑡𝑖𝑜 )x126,9 x fp x 𝑁𝑖𝑜𝑑
𝑁𝑖𝑜𝑑
Daya Serap 𝐼2 = ( )……….…pers.(2.5.6)
W
Keterangan :
Vtio = Volume larutan natrium thiosulfat yang diperlukan (ml)
Ntio = Normalitas larutan natrium thiosulfat (N)
Niod = Normalitas larutan I2
126.9 = Berat atom iod
W = Massa sampel (gram)
Fp = Faktor pengenceran
Nanas
dengan variasi massa karbon aktif sebanyak 1; 1,5; 2; 2,5; 3 dan 3,5 gram.
130 controldengan kecepatan 100 rpm dengan waktu kontak selama 180 menit.
2004)
1. Memasukkan contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen ke dalam gelas
batas.
3. Memasukkan serbuk Fe yang telah larut ke dalam labu ukur 1000 mL.
b. Membuka kran tabung gas asitilen berlawanan arah jarum jam dan mengecek
c. Mengecek aliran udara dengan melihat tekanan kompresor 50 psia, lalu diisi
udaranya.
f. Menghidupkan computer.
i. Mengklik worksheet.
j. Mengklik new.
- Name : Penelitian
- Comment :
- Sample :6
l. Mengklik ok.
m. Mengklik add methode dan memilih elemen Fe (elemen yang akan dianalisa).
Type / mode
27
- Samplingmode : Manual
- Instrumentmode : Absorbance
- Flameandgasflow : Air/Acetylen
Measurement
- Measurementmode : Integration
- Measurementtim :3s
- Readdelaytime :5s
- Calibrationmode : Concentration
- Replicatesstandard :3
- Replicatessample : 3
Optical
- Lampposition :3
- Lampcurrent : 5.0 mA
- Wavelength : 248.3 nm
- Slit : 0.2 nm
- Backgroundconcentration : BCOff
Standard
o. Mengklik ok.
q. Mengklik analysis, lalu mengklik optimize akan muncul beberapa kotak dialog.
r1. Memutar kedua tombol hitam yang ada dibelakang lampu secara bergantian
s. Mengulangi poin 18a dan 18b sampai diperoleh % gain terendah, ditandai
sempurna.
absorbansi tertinggi.
z. Mengklik start.
mengklik read.
30
mengklik read.
mengklik read.
mengklik read.
mengklik read.
mengklik read.
bb. Setelah proses analisa selesai maka akan muncul kolom kotak dialog “auto run
cc. Jika kurva standar tidak muncul, cek hasil pembacaan alat dengan
yang salah, klik kanan pada standar yang ingin dihilangkan, lalu memilih
2. Mengeprint data
a. Mengklik file, lalu close sehingga akan kembali pada menu awal.
b. Mengklik report.
c. Mengklik checkdata.
BAB IV
Adapun data hasil analisa kemampuan daya serap karbon aktif daun nanas
4.1.2. Data Hasil Pengamatan Konsentrasi Kadar Besi (Fe) dalam Sampel
Berikut ini adalah data hasil pengamatan konsentrasi besi (Fe) sebelum
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan konsentrasi kadar besi (Fe) sebelum
dan setelah penjerapan.
Massa
Konsentrasi Fe Awal Konsentrasi Fe Akhir
No Kabon Aktif
(ppm) (ppm)
(gram)
1 1 10 6,5478
2 1,5 10 3,7452
3 2 10 3,2095
4 2,5 10 0,9572
5 3 10 0,2341
6 3,5 10 0,09984
33
Berikut ini adalah data Perhitungan Nilai x dan y pada isoterm adsorpsi
Berikut ini adalah data parameter model kesetimbang setiap jenis isoterm
adsorbsi:
Berikut ini adalah data hasil pengujian Isoterm terbaik pada air sumur:
Tabel 4.4 Hasil perhitungan massa karbon aktif dari persamaan
isoterm Langmuir
Ce
Massa
maksimum Volume
Co karbon Ce hasil Analisa
Sampel yang sampel
(mg/L) aktif (mg/L)
diinginkan (mL)
(gram)
(mg/L)
-0.0564
1 6,26 1 100 1,42
(tidak terdeteksi)
-0,0965
2 9,32 1 100 2,25
(tidak terdeteksi)
4.2 Pembahasan
aktif untuk mengadsoprpsi adsorbat. Berdasarkan hasil karakterisasi daya serap iod
dengan waktu perendaman selama 2 jam dan dilanjutkan dengan proses pemanasan
1995 yaitu sebesar 812,9056 mg/g. Dimana persyaratan daya serap iod karbon aktif
Daya serap yang tinggi menyatakan karbon aktif memiliki luas permukaan
yang lebih tinggi pula ( Fitriani, 2016).Daya gelombang mikro yang terserap dapat
dikonversikan menjadi panas dalam bahan (Fitriani, 2016; Clark et al., 2000).
temperatur yang lebih tinggi, sehingga pori-pori mikro yang telah terbentuk akan
lebih besar menjadi pori-pori berukuran meso dan makro dan pada waktu ini adalah
waktu optimum, sehingga daya serap terhadap larutan iod menjadi lebih besar. Pada
waktu 30 menit aktivasi gelombang mikro hasil uji iodin number terbaik juga
yang tepat dalam adsorpsi kadar besi (Fe) pada air sumur. Penentuan isoterm
adsorpsi ini beguna untuk mengetahui dosis karbon aktif yang tepat dalam adsorpsi
besi (Fe) menggunakan karbon aktif dari daun nanas, sehingga dapat digunakan
untuk pengolaan air sumur menjadi air yang memenuhi standar baku mutu air bersih
menambahkan karbon aktif yang divariasikan massanya yaitu 1; 1,5; 2; 2,5; 3 dan
3,5 gram yang berukuran 100 mesh, dengan waktu dan kecepatan pengadukan yang
digunakan yaitu 180 menit dan 100 rpm, sampel yang digunakan berupa air dengan
konsentrasi besi (Fe) 10 ppm. Persamaan isoterm adsorpsi yang diuji ada tiga yaitu
Brunauer Emmet Teller (BET), dari ketiga persamaan tersebut dibuat regresi
(R2). Untuk membuat regresi linier dari ketiga persamaan isoterm adsorpsi tersebut,
maka perlu dihitung harga Ce, Ce/(x/m), log Ce, log x/m, Ce/Co dan Ce/(q.(Co-
36
Ce))sebagai nilai x dan y dari masing-masing isoterm adsorpsi yang disajikan pada
tabel 4.2.
Brunauer Emmet Teller (BET) terdapat dalam kurva pada gambar dibawah ini:
20
18
y = 2,8996x - 0,2004
16 R² = 0,9869
14
Ce/ (x/m)
12
10
8
6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Ce
isoterm Langmuir
Pada gambar grafik diatas didapatkan nilai pesamaan linear untuk jenis
dilakukan perhitungan seperti yang tersaji pada tabel 4.3 dimana nilai kapasitas
adsorbsi isoterm langmuir karbon aktif daun nanas terhadap ion Fe adalah 0,3449
-0,35
-1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0
-0,40
-0,45
-0,60
Log Ce
Gambar 4.2 Hubungan antara log (x/m) terhadap log Ce pada adsorpsi
isoterm Freundlich
persamaan linear seperti yang terdapat pada grafik 4.2 yaitu y= 0,0544x 0 0,467
yang didapat dilakukan perhitungan seperti yang tersaji pada tabel 4.3 dimana nilai
kapasitas adsorbsi isoterm Freundlich karbon aktif daun nanas terhadap ion Fe
adalah 0,3412 mg/g dengan nilai konstanta isoterm Freundlich 18,0505 g/L
16
14
𝐶𝑒/((𝐶𝑠−𝐶𝑒)(𝑥/𝑚))
12
10
8
y = 8,2292x - 0.5184
6
R² = 0,8761
4
2
0
-2 0 0,2 0,4 0,6 0,8
Ce/Cs
isoterm BET
38
Dan pada jenis isoterm adsorpsi BET didapatkan nilai persamaan linear
seperti yang terdapat pada grafik 4.3 yaitu y= 8,2292x – 0,5184 dengan koefisien
dilakukan perhitungan seperti yang tersaji pada tabel 4.3 dimana nilai kapasitas
adsorbsi isoterm BET karbon aktif daun nanas terhadap ion Fe adalah 0,1297 mg/g
Berdasarkan perbandingan data yang telah tersaji pada tabel 4.3, didapatkan
nilai koefisien determinasi (R2) paling baik atau mendekati angka 1 adalah pada
jenis isorterm adsorpsi Langmuir yaitu sebesar 0,9869 dengan kapasitas adsorpsi
permukaan adsorben terdapat sejumlah sisi aktif yang sebanding dengan luas
permukaan. Pada setiap sisi aktif hanya ada satu molekul yang dapat diadsorpsi
2009). Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa adsorpsi besi (Fe) yang terjadi
pada perrmukaan karbon aktif daun nanas bersifat homogen dan adsorbat yang
terbaik diperoleh, kebutuhan karbon aktif daun nanas dapat diperkirakan untuk
39
menurunkan konsentrasi air sumur yang memiliki kandungan besi (Fe) yang
Sebagai ilustrasi padaa tabel 4.4, untuk menurunkan kandungan besi (Fe) pada
sampel 1 dari 6,32 mg/L (Co) menjadi 1 mg/L (Ce), dosis karbon aktif daun nanas
yang diperlukan yaitu 1,48 gram. Dengan cara yang sama dapat dihitung dosis
karbon aktif untuk sampel 2 yaitu 2,25 gram. Dengan dosis karbon aktif yang telah
dihitung tersebut, ternyata konsentrasi akhir Fe air sumur yang telah diolah sudah
sesuai dengan ambang batas standar baku mutu air bersih berdasarkan
(Ce) maksimum adalah 1 mg/L. Dengan pengujian tersebut artinya dapat dikatakan
BAB V
5.1 Simpulan
1. Isoterm adasorpsi terbaik untuk penjerapan kadar besi (Fe) pada air sumur
2. Pengujian adsorpsi ion besi (Fe) pada sampel air sumur dengan
nanas sudah dibawah ambang batas standar baku mutu air bersih
dibawah 1 mg/L.
5.2 Saran
lebih besar dengan memperhatikan kondisi tanpa pengadukan sehingga tetap dapat
menghasilkan air yang memenuhi baku mutu air bersih berdasarkan PERMENKES
NO.416/MENKES/PER/IX/1990.
41
DAFTAR RUJUKAN
Samudera.
http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/PerMenKes%20416_90.pdf
Faust, S.D.,& Aly, O.M. (1987). Adsorption Process for Water Treatment “2ND
Fauzi, Y., Widyastuti, Y.E., Satyawibawa, I., & Paeru, R.H. (2012). Kelapa Sawit.
Jumiati, Susilawaty, A., & Rusmin, M. (2015). Peningkatan kualitas air sumur gali
Kusnaedi. (2010). Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Muchlisyiyah, J., Laeliocattleya, R.A., & Putri, W.D.R. (2017). Kimia Fisik
Ngatin, A., Nancy, S.D., & Hulupi M. (1996). Kimia Fisika. Bandung: Pusat
Vigil, K.M. (2003). Clean Water: An Introduction to Water Quality And Water
Utama.
43
LAMPIRAN
44
LAMPIRAN I
2 0,0770
4 0,1510
6 0,2180
8 0,2730
10 0,3340
45
0,40
0,35
0,30
0,25
Absorbansi
0,20
y = 0,0318x + 0,0198
0,15 R² = 0,9969
0,10
0,05
0,00
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi
LAMPIRAN II
Perhitungan
y=0.0318x + 0.0198
0,2808-0,0198
x=
0,0318
2. Perhitungan massa karbon aktif daun nanas dari persamaan isoterm Langmuir
maka,
1
0,526 = (2,8996 x 1)– 0,2004
𝑚
1
0,526 = 2,8996 – 0,2004
𝑚
1
0,526 = 2,6992
𝑚
m = 2,6992 x 0,526
m = 1,42 gram
47
y = 2,8996x – 02004
maka,
1
= 2,8996
a
a = 0,3449 mg/g
1
= -0,2004
a. b
1
= -0,2004
0,3449. b
1 = -0,2004 x 0,3449.b
1 = -0,0691.b
b = -14,4718 L/mg
y = 0,0554x – 0,467
48
maka,
log k = -0,467
antilog k = -0,467
k = 0,3412 mg/g
1/n = 0,0554
n = 18,0505 g/L
𝐶𝑒 1 𝑘𝐵−1 𝐶𝑒
(𝐶𝑜−𝐶𝑒) 𝑞
= +( )( )
𝑘𝐵.qm 𝑘𝐵.qm 𝐶𝑜
y = 8,2292x – 0,5184
maka :
1
= -0,5184
𝑘𝐵. 𝑞𝑚
1
= -0,5184. qm
𝑘𝐵
𝟏
kB =
−𝟎,𝟓𝟏𝟖𝟒. 𝒒𝒎
𝑘𝐵−1
= 8,2292
𝑘𝐵.qm
1
−1
−0,5184. 𝑞𝑚
1 = 8,2292
.qm
−0,5184. 𝑞𝑚
49
1
- 1 = 8,2292. (-1,9290)
−0,5184. 𝑞𝑚
1
- 1 = -15,8741
−0,5184. 𝑞𝑚
1
= -14,8741
−0,5184. 𝑞𝑚
1 = 7,7107. qm
qm = 0,1297 mg/g
1
kB =
−0,5184. 0,1297
kB = -14,8643
Keterangan:
LAMPIRAN II
Pembuatan Larutan
𝑚𝑔 10 𝑚𝑔 0,01 𝑔 𝐹𝑒
Ppm = = =
𝐿 𝐿 1000 𝑚𝐿
51
LAMPIRAN III
Gambar Penelitian
2. Proses Adsorpsi
Hasil Adsorpsi