SISTEM SUSPENSI MOBIL Fix
SISTEM SUSPENSI MOBIL Fix
SISTEM SUSPENSI MOBIL Fix
KLOMPOK 5 :
GALIH ALDY
M EDO TRI DEWANTARA
DIMAS PRADANA PUTRA
NYCO DEA PRABA UTAMA
MUHAMMAD FATUR RIZQ YOFIANSYAH
1.1 PENDAHULUAN
Saat roda roda menerima kejutan dari permukaan jalan, maka akan diteruskan ke
lower maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan oleh pegas dan mengakibatkan
terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas, kemudian gaya pemegasan diperhalus oleh
peredam getaran (shock absorber) agar tidak terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini
memungkinkan roda roda tetap menapak pada jalan.
1.1.3 JENIS JENIS SUSPENSI MOBIL
Gambar 1.1.3.1
Nama suspensi macpherson diambil dari nama penemunya yakni Earle Macpherson. Suspensi
jenis ini adalah suspensi yang paling banyak diaplikasikan oleh sebagian mobil didunia. Dan
beberapa alasan yang menyebabkan suspensi jenis ini banyak disukai oleh produsen otomotif
adalah harganya yang sangat berjangkau, memiliki komponen yang sangat simple dan yang
jelas mudah didapat. Suspensi type ini adalah suspensi berbentuk tegak dengan didukung
oleh sebuah peredam kejut yang juga menjadi titik pusat sudut caster pada mobil.
Kekurangan dari suspensi ini ialah kurang mampunya suspensi dalam menerima beban dan
berubahnya sudut kemiringan geometri roda ketika membelok, sehingga ban kurang mampu
mencengkeram secara sempurna terhadap aspal jalan. (http://fastnlow.net/5-jenis-suspensi-
mobil-yang-perlu-kalian-ketahui)
Gambar 1.1.3.2
Tipe double wishbone juga masuk kedalam golongan suspensi independen untuk suspensi
depan. Dilihat bentuknya, memang mirip dengan suspensi macpherson namun double
wishbone terlihat lebih kekar dan lebih rumit. Hal ini dikarenakan pada double wishbone
terdapat dua buah lengan suspensi yakni lower arm (terletak dibawah) dan upper arm
(terletak diatas). Efek dari dua lengan suspensi ini ada pada gerakan vertikal roda yang
seimbang. Salah satu kelemahan, suspensi macpherson ada pada sudut camber yang berubah
ketika suspensi bekerja. Namun pada tipe double wishbone masalah tersebut bisa diatasi.
Umumnya, tipe ini banyak dipakai pada kendaraan berbasis crossover seperti Big SUV dan
Double cabin. (https://www.autoexpose.org/2018/07/sistem-suspensi-mobil.html)
1.1.3.3 TIPE MULTI LINK
Gambar 1.1.3.3
tipe ini memiliki beberapa link atau penghubung yang cukup banyak. Link-link ini berperan
layaknya lengan suspensi namun jumlahnya bisa lebih dari tiga. Link-link tersebut diletakan
sedemikian rupa sehingga mampu menunjang pergerakan roda saat menyerap getaran dengan
sempurna. Meski banyak, link-link ini berukuran cukup kecil sehingga tidak terlalu memakan
banyak ruang. (https://www.autoexpose.org/2018/07/sistem-suspensi-mobil.html)
Gambar 1.1.3.4
Jenis ini terdiri dari sebuah axle housing yang diikat oleh U-bolt dibagian tengah leaf spring
dan dipasang ke frame dan body pada pin depan leaf spring sebagaimana shackle yang
bekerja melayani perubahan bentangan. Bagian atas shock absorber dipasang di frame atau
body, sedangkan bagian bawahnya dipasang pada seat U-bolt. Leaf spring tidak hanya
bekerja untuk melunakkan tekanan dari permukaan jalan tetapi juga untuk memegang axle.
Oleh karenanya, jenis ini tidak dilengkapi dengan lengan suspensi. Untuk meredam tekanan
selama beroperasi, dipasang sebuah bump stopper pada axle housing dengan U-bolt. Jenis ini
memberikan ketahanan yang tinggi, biaya yang rendah, perubahan alignment yang hanya
sedikit akibat gerakan naik – turunnya roda-roda, sehingga kemungkinan terjadinya ke-aus-an
tidak merata pada tire hanya sedikit. (https://bacabrosur.blogspot.com/2016/12/tipe-suspensi-
mobil.html)
Gambar 1.1.3.5
Suspensi tipe ini umumnya digunakan untuk suspensi belakang. Ciri umumnya, suspensi ini
menggunakan lateral rod dan lower arm. Jenis ini terdiri dan sebuah coil spring, shock
absorber, lateral rod dan rangkaian lengan torsion axle. Memberikan ukuran yang kompak,
ringan, kemudahan service yang baik dan roll rigidity dan lateral rigidity yang tinggi.
1.1.3.6 TIPE TRAILING ARM
Gambar 1.1.3.6
tipe ini mirip dengan tipe 3 link rigid, namun berbeda karena ia menggunakan Trailing Arm
yang menyatu dari kiri ke kanan . Tipe suspensi ini bersifat rigid dan umum digunakan untuk
suspensi bagian belakang.
Gambar 1.1.3.7
Suspensi Tipe Pneumatic merupakan suspensi yang bekerja berdasarkan sistem pneumatic,
yaitu sebuah sistem yang bekerja dengan memanfaatkan udara/gas yang dimampatkan
(compressed air) dengan menggunakan kompresor. Peredaman bantingan yang terjadi akibat
benturan roda dengan jalan akan langsung diredam oleh udara/gas yang sudah dimampatkan
di dalam tabung pneumatic. Dikontrol oleh sejumlah katup, kualitas bantingan dari suspensi
pneumatic sangat baik. Bahkan getaran yang timbul bisa di redam seminim mungkin hingga
efek getaran yang ditimbulkannya terasa sangat sedikit. Kelebihan lainnya dari suspensi tipe
pneumatic ini adalah ketinggiannya yang bisa diatur dari dalam kabin kendaraan, sedangkan
kekurangannya adalah daya tahan dan part pengganti yang terbilang cukup mahal sehingga
suspensi ini menjadi kurang diminati.
Gambar 1.1.3.8
Suspensi tipe air suspension ini cara bekerjanya mirip dengan tipe pneumatic, namun tipe air
suspension ini sudah dikembangkan jauh lebih baik lagi. Bahkan pada beberapa kendaraan
mewah seperti mercedes benz tipe s-class atau range rover, suspensi tipe air suspension ini
sudah dikontrol dan dikendalikan oleh komputer.Komputer akan mengatur proses
pemampatan udara yang masuk kedalam tabung suspensi udara dengan akurat disegala
kondisi. Baik saat mobil parkir, melaju pelan, melaju kencang atau pada jalan yang
bergelombang.Getaran yang ditimbulkan oleh permukaan jalan, diredam oleh udara dalam air
suspensi sehingga efeknya sanagta kecil dan mungkin tidak terlalu dirasakan oleh penumpang
dalam kabin. Harganya yang mahal dan rumitnya suspensi tipe air suspensi ini menyebabkan
tidak semua mobil menggunakan suspensi tipe air suspension ini.
1.2 PENTINGNYA SISTEM SUSPENSI MOBIL
BAB II
2.1 KOMPONEN SISTEM SUSPENSI
Lengan suspensi ini berfungsi untuk menghubungkan roda dengan chasis mobil.
Lengan suspensi, dibuat dengan engsel. Sehingga bisa bergerak secara vertikal. Gerakan ini
akan memungkinkan roda bergerak keatas atau kebawah sesuai beban yang diterima.
Gambar 2.1.1
FUNGSI :
Lower arm atau lengan ayun bawah alias kampak bawah ini memiliki fungsi yang
sangat penting, yakni sebagai pemegang knucle dimana roda kendaraan akan dipasang di
bagian ini. Selain berfungsi untuk memegang bagian knucle, lower arm atau yang disebut
juga sebagai control arm ini juga berfungsi sebagai pengontrol gerakan roda kendaraan, baik
itu kontrol gerakan naik turun maupun gerakan maju mundur.
LETAK :
CARA KERJA :
Ketika roda terkena getaran akibat jalan tidak rata maka , getaran akan di salurkan
menuju suspensi untuk meredam getaran tersebut sehingga getaran tidak terlalu besar
2.1.3 STABILIZER
2.1.4 PEGAS KOIL
2.1.5 BUMPER
2.2 SPESIFIKASI
BAB III
3.1 PRATIKUM
3.1.1 FOTO
3.1.2 PENGUKURAN
BAB IV
4.1 PERTANYAAN
4.2 JAWAB
BAB V
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN