Penentuan Kadar Protein
Penentuan Kadar Protein
Penentuan Kadar Protein
AIDUL
H031 17 1008
KELOMPOK 1
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
Laporan Praktikum Biokimia
AIDUL
H031 17 1008
PENDAHULUAN
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena paling erat
energi, juga sebagai pembangun dan pengatur. Di samping itu, hemoglobin dalam
butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah salah satu jenis protein. Protein kolagen
menguatkan kulit, gigi serta tulang. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk
melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga merupakan suatu protein
(Ngili, 2009).
oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang dan
ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Protein
adalah polimer dari asam amino yang memiliki berat molekul lebih dari 5.000 Da.
Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein ialah daging,
telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah. Penentuan kadar
kadar protein untuk menetukan kadar protein dalam suatu sampel melalui metode
Lowry.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk menentukan kadar protein dalam
Prinsip dalam percobaan ini adalah menentukan kadar protein dalam suatu
sampel dengan cara penambahan pereaksi lowry B dan A, serta penentuan kadar
TINJAUAN PUSTAKA
hewan. Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari bahasa Yunani proteios,
yang artinya pertama. Protein adalah poliamida dan hidrolisis protein menghasilkan
Protein merupakan urutan linier dari residu asam-asam amino yang terhubung
melalui ikatan peptida. Ikatan peptida adalah ikatan kovalen antara gugus-gugus
amino dari satu asam amino dan gugus karboksil dengan asam amino yang lain.
Protein merupakan polipeptida alami dengan berat molekul lebih dari 5000 Da.
Makromolekul ini sangat berbeda-beda sifat fisiknya, mulai dari enzim yang larut
dalam air sampai keratin yang tak larut seperti rambut dan tanduk (Ngili, 2009).
Protein adalah makromolekul polimer yang terbuat dari susunan asam amino
yang diatur oleh rantai linear dan bergabung bersama ikatan peptida. Protein adalah
penyusun utama dan molekul fungsional sel. Struktur prediksi protein adalah salah
satu masalah yang paling penting dalam biologi komputasi modern. Oleh karena itu,
sangat penting untuk memprediksi protein struktur dari urutan asam amino dengan
Protein terdiri dari atom karbon, hidrogen, nitrogen, dan kebanyakan juga
mengandung sulfur. Molekul protein terdiri dari satu atau beberapa panjang
polipeptida dari asam-asam amino yang terikat dengan urutan yang khas. Urutan ini
dinamakan struktur primer dari protein. Sifat dan banyaknya pelipatan menyebabkan
atau basa kuat, protein akan kehilangan struktur tersiernya yang khas dan dapat
membentuk koagulat yang tak larut (misalnya putih telur). Proses ini biasanya
Protein dengan lebih dari satu rantai polipeptida yaitu hemoglobin dan
primer, sekunder, tersier, dan kuarterner dari protein mempunyai bentuk tiga dimensi
yang pada gilirannya akan mempengaruhi aktivitas dari protein itu sendiri. Struktur
protein primer dibentuk oleh sebuah reaksi kondensasi melalui suatu ikatan peptida
terkandung dalam asam amino primer dari protein seluler sudah cukup untuk
disebut denaturasi. Perubahan struktur tersebut dapat merusak struktur awal dari
protein tersebut. Pemanasan, pengubahan ke asam atau basa dan bahkan aksi
yang terkandung di dalam putih telur didenaturasi dengan pemanasan, oleh karena itu
bentuknya semi padat. Hampir hal yang sama terpenuhi oleh aksi pendeteksian
secara teliti pada pengocokan sebutir telur pada preparation of Meringue. Racun
logam berat seperti timah dan kadmium diubah struktur proteinnya dengan mengikat
dari satu tempat ke tempat yang lain dalam tubuh makhluk hidup. Beberapa protein
dalam periodontium yang terlibat dalam berbagai fungsi seperti adhesi cell matriks
dan signaling, mengatur difusi nutrisi, produk-produk limbah, dan molekul signaling
dan pemeliharaan jaringan, menggantikan sel-sel yang telah mati dan habis terpakai
melawan berbagai mikroba dan zat toksik lainnya yang datang dari luar tubuh.
keturunan dalam bentuk gen. Dalam gen ini tersimpan kodon untuk sintesis protein
enzim tertentu, sehingga proses metabolisme diturunkan dari orang tua ke generasi
Makanan yang menjadi sumber protein adalah makanan berasal dari hewan
dan tumbuhan. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat atau
organ dalam, seperti hati, pankreas, ginjal, paru-paru, jantung, dan jeroan. Yang
termasuk dalam kategori jeroan adalah babat, gaster dan usus halus atau usus besar.
Telur dan susu merupakan sumber protein berkualitas tinggi dari kelompok hewani.
Ikan, kerang dan udang merupakan kelompok hewani yang menjadi sumber protein
baik dengan kandungan lemak yang rendah. Ayam dan jenis burung beserta telurnya
merupakan sumber protein dari kelompok hewani yang juga berkualitas baik.
Namun, bagian telur yang berwarna merah mengandung kolesterol tinggi, sehingga
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah padatan BSA, larutan
100:1:1), sampel susu “Bear Brand”, akuades, kertas label, sunlight, dan tissue roll.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung,
gelas ukur, gelas kimia, micropipet, spektronik 20D+, kuvet, labu semprot, vorteks,
dihomogenkan.
Larutan standar dibuat dari larutan BSA 1 mg/mL dengan cara dipipet
sebanyak 0,002 mL; 0,004 mL; 0,008 mL; 0,016 mL; dan 0,032 mL ke dalam tabung
reaksi yang berbeda. Selanjutnya ditambahkan dengan akuades sebanyak 1,998 mL;
1,996 mL; 1,992 mL; 1,984 mL; dan 1,968 mL ke dalam tabung hingga
cara pengenceran bertingkat yaitu dipipet 1 mL larutan sampel susu “Bear Brand” ke
sehingga diperoleh sampel dengan faktor pengenceran sebesar 1000 kali. Selanjutnya
0,008 mg/mL; dan 0,016 mg/mL), larutan sampel susu “Bear Brand” (FP 10.000)
dan larutan blanko, dipipet ke dalam tabung reaksi yang berbeda, masing-masing
spektrofotometer.
BAB IV
0.55
0.54
Absorbansi
0.53
0.52
0.51
0.5
0.49
580 600 620 640 660 680 700 720
Panjang gelombang (nm)
0.08
0.07
0.06
Absorbansi
0.05
0.04 y = 3,7823x + 0,0128
0.03 R² = 0,95
0.02
0.01
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02
Konsentrasi (mg/mL)
4.2 Perhitungan
V1 × M1 = V2 × M2
2 mL × 0,001 mg/mL
V1 = = 0,002 mL
1 mg/mL
V1 × M1 = V2 × M2
2 mL × 0,002 mg/mL
V1 = = 0,004 mL
1 mg/mL
V1 × M1 = V2 × M2
2 mL × 0,004 mg/mL
V1 = = 0,008 mL
1 mg/mL
V1 × M1 = V2 × M2
2 mL × 0,008 mg/mL
V1 = = 0,016 mL
1 mg/mL
V1 × M1 = V2 × M2
2 mL × 0,016 mg/mL
V1 = = 0,032 mL
1 mg/mL
10 mL 10 mL
FP1 = = 10 FP3 = = 10
1 mL 1 mL
10 mL 10 mL
FP2 = = 10 FP4 = = 10
1 mL 1 mL
= 10 × 10 × 10 × 10
= 10.000
y = ax + b
y = 3,7823x + 0,0128
= 178 mg/mL
4.3 Reaksi
4.4 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan metode Lowry, yaitu dengan cara membuat
larutan sampel, dimana larutan sampel dibuat dengan volume yang sangat kecil.
Larutan yang telah dibuat diaduk menggunakan vorteks agar zat terlarut dan pelarut
dapat tercampur dalam larutan. Setelah itu, dilakukan pembuatan deret standar
dengan cara larutan induk dipipet dengan volume tertentu untuk membuat larutan
standar dengan beberapa konsentrasi yang berderet tertentu. Deret standar ini
berfungsi dalam penentuan kadar protein. BSA merupakan standar yang tepat untuk
penentuan protein karena kemurniannya. Reagen yang digunakan pada percobaan ini
warna biru dimana intensitas warna ini bergantung dari kadar protein yang akan
ditentukan.
sampai 10.000 kali. Hal ini dilakukan agar konsentrasi sampel mendekati dari deret
standar yang diberikan. Konsentrasi sampel dapat dilihat ketika sampel direaksikan
standar konsentrasi 0,001 mg/mL; 0,002 mg/mL, 0,004 mg/mL; 0,008 mg/mL; dan
15 menit. Hal ini dilakukan agar reaksi berjalan dengan sempurna. Setelah itu
pada suhu kamar. Hal ini dilakukan agar reaksi berjalan dengan sempurna.
maksimum yang telah ditetapkan sebelumnya. Konsentrasi deret standar dan sampel
harus dalam konsentrasi yang terbilang encer karena konsentrasi yang dapat dibaca
konsentrasi suatu bahan dapat dilihat dari reaksinya dengan pereaksi lowry.
Absorbansi yang diukur pada sampel dan larutan standar memberikan kurva
absorbansi larutan standar yaitu y = 3,7823x + 0,0128 dan R2 = 0,95 dimana data
Kadar protein dalam sampel susu “Bear Brand” dihitung dari persamaan garis
0,0178 mg/mL. Karena sampel diencerkan sampai 10.000 kali, maka nilai x
dikalikan dengan faktor pengencerannya (FP) yaitu 10.000 sehingga kadar protein
yang diukur dalam sampel susu “Bear Brand” yaitu sebesar 178 mg/mL.
Hasil ini tentu berbeda jauh dari teori, dimana seharusnya kadar protein
dalam sampel susu “Bear Brand” yang didapat adalah 31,57 mg/mL. Kesalahan ini
mungkin disebabkan karena sampel susu dalam kemasannya tidak dikocok terlebih
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya alat dan bahan pada laboratorium lebih dilengkapi lagi untuk
tidak terjadi kesalahan saat praktikum dan mendapatkan data yang kurang tepat.
Selain itu, sampel yang digunakan sebaiknya lebih divariasikan agar diketahui lebih
Agustina, A. dan Rahmawati, D., 2016, Pengaruh Proses Perebusan terhadap Kadar
Protein yang Terkandung dalam Tauge Biji Kacang Hijau (Phaseolus
Radiatus), Jurnal Ilmiah Manuntung, 2(1): 44-50.
Fai, C. Y., Hassan, R. dan Mohamad, M. S., 2012, Secondary Structure Prediction
Using Optimal Local Protein Structure and Support Vector Machine,
International Journal of Bio-Science and Bio-Technology, 4(2): 35-44.
Gilbert, H. F., 2000, Basic Concepts in Biochemistry A Student’s Survival Guide,
Second Edition, McGraw-Hill, Texas.
Ngili, Y., 2009, Biokimia: Struktur dan Fungsi Biomolekul, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Lampiran 1. Bagan Kerja
Padatan BSA
- Dimasukkan sebanyak 0,1 g ke dalam gelas kimia.
Larutan BSA
1 mg/mL
Larutan BSA
1 mg/mL
- Dipipet sebanyak 0,002 mL; 0,004 mL; 0,008 mL; 0,016 mL; dan
Larutan standar
3. Preparasi Sampel
Larutan sampel
Larutan sampel
FP 10
- Dimasukkan 1 mL ke dalam tabung reaksi.
Larutan sampel
FP 100-
- Dimasukkan 1 mL ke dalam tabung reaksi.
Larutan sampel
FP 1000-
- Dimasukkan 1 mL ke dalam tabung reaksi.
Larutan sampel
FP 10.000
- Dihomogenkan.
Lowry A
5. Pembuatan Pereaksi Lowry B
- Dihomogenkan.
Lowry A
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan
\