Pembahasan Well Completion

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

2.3.

PEMBAHASAN
Well completion merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan setelah pemboran
menembus zona produktif dengan tujuan mempersiapkan sumur untuk diproduksi.
Tahapan well completion yaitu pemasangan production casing dan penyemenan, tahap
perforasi dan atau oemasngan liner serta tahap swabbing. Well completion dapat dibagi
menjadi tiga yaitu down hole completion, tubing completion, dan wellhead completion.
Metode doen hole completion terbagi atas open hole completion, conventional
completion, dan sand exclusion completion. Pemilihan penggunaan jenis-jenis well
completion salah satunya didasarkan pada tingkat kekompakan batuan formasi
produktif. Untuk formasi produktif yang kompak, sumur dapat dikomplesi dengan
metode down hole completion yaitu production casing hanya dipasang sampai bagian
atas zona produksi, hal ini biasa disebut juga dengan open hole. Sedangkan untuk
formasi produktif yang kurang kompak, komplesi dapat dilakukan dengan
comventional completion ataupun sand completion. Tixier menggolongkan tingkat
kekompakan batuan menjadi dua tipe yang dihitung menggunakan persamaan. Nilai
strength formation yang lebih besar dari 0,8 x 1012 psi2 digolongkan kepada formasi
yang kompak sedangkan nilai strength formation yang lebih kecil dari 0,8 x 1012 psi2
digolongkan kepada formasi yang tidak kompak. Kompak. Pemakaian open hole
ataupun cased hole completion memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.
Untuk cased hole completion keuntungannya yaitu produksi air dan gas yg berlebihan
mudah dikontrol, stimulasi mudah dilakukan, mudah dilakukan penyesuaian untuk
konfigurasi multiple completion dan kerugiannya yaitu diperlukan biaya untuk
perforasi, dan juga diperlukan biaya untuk menghilangkan damage akibat perforasi.
Sedangkan untuk open hole completion keuntungannya yaitu fluida mengalir ke lubang
sumur dengan diameter penuh sehingga diperoleh laju produksi yang besar, memperkecil
kemungkinan terjadinya kerusakan formasi, mudah ditambah kedalaman, dan mudah
ditambah secara liner atau perforated completion dan kerugiannya yaitu sukar dilakukan
pengontrolan terhadap produksi air atau gas, sukar dilakukan stimulasi, dan harus sering
dibersihkan pada interval formasi produktif.
Tubing completion terdiri dari single completion, commingle completion,
multiple completion dan permanent completion. Single completion adalah komplesi
dengan menggunakan satu production string pada sumur yang memiliki satu zona
produktif. Commingle completion adalah komplesi yang dilakukan apabila sumur
memiliki lebih dari satu zona produktif dan diproduksikan pada satu tubing yang sama.
Multiple completion adalah komplesi yang dilakukan apabila beberapa zona produksi
yang ingin diproduksi bersamaan melalui tubing yang berbeda. Komplesi jenis ini
memerlukan beberapa packer. Dan Permanent Completion adalah komplesi dimana
tubing dipasang sebelum perforasi dan tidak akan diangkat selama dipakai. Alat-alat
khusus untuk workover, logging, dan perforasi dinaik-turunkan melalui kawat
(wireline).
Setelah pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi, kemudian
dilakukan perforasi. Perforasi adalah pembuatan lubang menembus casing dan semen
sehingga terjadi komunikasi antara formasi dengan sumur yang mengakibatkan fluida
formasi dapat mengalir ke dalam sumur. Perforasi dapat dilakukan baik dalam kondisi
ocerbalance yaitu kondisi dimana tekanan hidrostatis lumpur lebih besar dari tekanan
formasi maupun kondisi underbalance yaitu kondisi dimana tekanan hidrostatik
lumpur kecil dari tekanan formasi.
Untuk melakukan perforasi, digunakan 2 macam alat, yaitu Bullet /Gun
Perforator, dan Jet Perforator. Pada formasi yang sangat kompak, Gun Perforator
sangat cocok digunakan dari pada Jet Perforator, karena Bullet Perforator
menggunakan propellant (peluru), tetapi hal ini sangat besar kemungkinannya
mengakibatkan kerusakan formasi. Dibandingkan dengan Jet Perforator, alat ini
menggunakan Powder Charge berkekuatan tinggi, sehingga kemungkinan kerusakan
formasi sangat kecil, tetapi pada tahap perforasi menggunakan alat ini sangat susah
mengatur interval perforasinya. Dengan demikian, masing – masing alat ini memiliki
kelebihan dan kekurangan masing – masing tergantung keperluan.
Setelah dilakukannya perforasi, maka tahap selanjutnya adalah swabbing. Alat
Swabbing yaitu swab-cup rubber dimasukkan ke dalam tubing. Saat swab-cup ditarik
ke atas, maka tekanan di bawah swab-cup menjadi kecil sehingga akan terjadi surge
dari bawah yang akan mengakibatkan aliran. Swabbing perlu dilakukan agar fluida
produksi dari formasi dapat mengalir masuk ke dalam sumur.

Anda mungkin juga menyukai