Sesi 06 PDF
Sesi 06 PDF
Sesi 06 PDF
Irigasi Dan
Bangunan Air
Modul VI :
6. BANGUNAN AIR PADA JARINGAN IRIGASI
06
Teknik Sipil dan Program A61111EL Ir.Hadi SSilo.MM
Perencanaan Studi Teknik Sipil
Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum tentang Mahasiswa diharapkan memahami
bangunan air yang diperlukan dalam bangunan air yang diperlukan didalam
perencanaan jaringan irigasi dan jaringan irigasi dan perencanaan
perhitungan dimensi hidrolis pada dimensi hidrolis salurannya.
saluran.
6. Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi
Bangunan air pada jaringan irigasi dimaksudkan untuk lebih mengetahui bangunan
air yang diperlukan untuk mengalirkan air dari sumber air atau sungai hingga sampai
lahan/ petak lokasi pertanian atau irigasi termasuk bangunan ukur debit
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
d. Station pompa
Irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara
gravitasi ternyata tidak layak dilihat dari segi teknis maupun ekonomis. Pada
mulanya irigasi pompa hanya memerlukan modal kecil, tetapi biaya
eksploitasinya mahal.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
saluran pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke
sungai, anak sungai atau ke laut.
Alat-alat ukur yang dapat dipakai ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
- di bangunan bagi/bangunan sadap sekunder
Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan mengatur
aliran. Bila debit terlalu besar, maka alat ukur ambang lebar dengan pintu sorong
atau radial bias dipakai seperti untuk saluran primer.
- bangunan sadap tersier
Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika fluktuasi
di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter. Di petak-petak tersier
kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang bervariasi, dapat
dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat dimana saluran lewat dibawah
bangunan (jalan, rel kereta api) atau apabila pembuat lewat dibawah
saluran. Aliran didalam gorong-gorong umumnya aliran bebas.
[2] Talang
Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat diatas saluran lainnya,
saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah. Aliran di
dalam talang adalah aliran bebas.
[3] Sipon
Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi
dibawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai. Sipon
juga dipakai untuk melewatkan air dibawah jalan, jalan kereta api, atau
bangunan-bangunan yang lain. Sipon merupakan saluran tertutup yang
direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi
oleh tinggi tekan.
[4] Jembatan sipon
Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi
tekan dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung
diatas lembah yang dalam.
[5] Flum (Flume)
Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui
situasi-situasi medan tertentu, misalnya :
- flum tumpu (bench flume), untuk mengalirkan air disepanjang lereng
bukit yang curam
- flum elevasi (elevated flume), untuk menyeberangkan air irigasi lewat
diatas saluran pembuang atau jalan air lainnya.
- flum, dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas
atau jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang
saluran trapesium biasa.
[6] Saluran tertutup
Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu
daerah dimana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam
dengan lereng-lereng tinggi yang tidak stabil. Saluran tertutup juga
dibangun di daerah-daerah pemukiman dan di daerah-daerah pinggiran
sungai yang terkena luapan banjir. Bentuk potongan melintang saluran
tertutup atau saluran gali dan timbun adalah segi empat atau bulat.
Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran bebas.
[7] Terowongan
Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomi/anggaran memungkinkan
untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan
medan yang tinggi. Biasanya aliran didalam terowongan adalah aliran
bebas.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
a. Bangunan pembuang silang
Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum
digunakan sebagai lindungan luar; lihat juga pasal mengenai bangunan
pembawa.
Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang besar.
Dalam hal ini, biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air irigasi
dengan sipon lewat dibawah saluran pembuang tersebut.
Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah hulu
saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran.
b. Pelimpah (Spillway)
Ada tiga tipe lindungan dalam yang umum dipakai, yaitu saluran pelimpah, sipon
pelimpah dan pintu pelimpah otomatis. Pengatur pelimpah diperlukan tepat di
hulu bangunan bagi, di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-
tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan. Bangunan pelimpah
bekerja otomatis dengan naiknya muka air.
c. Bangunan penguras (Wasteway)
Bangunan penguras, biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan tangan,
dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan. Untuk
mengurangi tingginya biaya, bangunan ini dapat digabung dengan bangunan
pelimpah.
d. Saluran pembuang samping
Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang mengalir
parallel di sebelah atas saluran irigasi. Saluran-saluran ini membawa air ke
bangunan pembuang silang atau, jika debit relatif kecil dibanding aliran air
irigasi, ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
- pagar, rel pengaman dan sebaginya, guna memberikan pengaman sewaktu
terjadi keadaan-keadaan gawat;
- tempat-tempat cuci, tempat mandi ternak dan sebagainya, untuk memberikan
sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng;
- kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan gorong-
gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut;
- jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk.
Selanjutnya tahanan itu ada hubungannya dengan kecepatan jalannya air, dengan
luasnya bidang yang bergeseran dengan air yang bergerak, dan juga temperaturnya
zat cair dapat mempengaruhi gerak air.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Karena geseran-geseran itu maka kecepatan aliran pada tiap-tiap titik tidak akan
sama (lihat gambar), karena itu kita suka mengambil untuk memudahkan
perhitungan, kecepatan rata-rata.
Demikian pula pengaliran dalam pipa jika tidak terisi penuh, karena bagian atas
tidak dibatasi oleh bidang dinding, dengan udara dapat kita hapuskan.
Dibawah ini diberikan contoh analisa perhitungan dimensi saluran didasarkan pada
debit harus ditampung oleh saluran (Qs dalam m3/det) lebih besar atau sama dengan
debit rencana yang diakibatkan oleh hujan rencana (Q T dalam m3/det). Kondisi
demikian dapat dirumuskan dengan persamaan Qs ≥ QT. Debit yang mampu
ditampung oleh saluran (Qs) dapat diperoleh dengan rumus Qs = As.V (contoh diambil
dari tugas akhir “Evaluasi sistem perencanaan drainase pada perumahan Premier
Riviera Jatinegara Jakarta Timur” oleh Faiz Zuhri, UMB 2013)
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan :
A = B.Y + m.(Y)2
P = B + 2Y (1+ m2)
= B + 2Y (1+ 0.152)
= B + 2Y 1.023
A B.Y 0.15(Y )^ 2 Y
R , Syarat untuk penampang efisien adalah R
P B 2.Y 1.023 2
Y B.Y 0.15(Y )^ 2
Maka,
2 B 2.Y 1.023
B = 2 Y 1.023 - 0.3Y
Q 8.60
Q = A.V maka A 11.47 m2
V min 0.75
11.47 2(Y )
2
11.47 2(Y )
2
1.023 (1.7 Y)
Y
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
1.023 (1.7 Y2) = 11.47 – 2 (Y)2
3.74 Y2 = 11.47
As = B.Y + 2.(Y)2
P = B + 2Y 1+ m2
R = As/P (m)
2
(Qxn)
S min
R^ 2 / 3xAs
2
(8.60 x0.03)
S min = 0.0004
1.59^ 2 / 3x9.52
1
Vs x R2/3 x S1/2
n
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
1
Vs x 1.592/3 x 0.00041/2 = 0.786 m/dt
0.030
Qs = As.Vs
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan :
b1 = 0.3 m ; b2 = 0.3 m
h = 0.4 m
fb = 0.2 m (tinggi jagaan)
A
R
P
R = 0.11 m
V = K x R2/3 x S1/2
V = 0.444 m/det
Q=AxV
Q = 0.12 x 0.444
Q = 0.0533 m3/dt
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
- Debit saluran = 0.0533 m3/dt (Ok)
Untuk perhitungan dimensi crossing jalan di ambil jumlah blok A dengan jumlah
Perhitungan :
b1 = 0.4 m ; b2 = 0.4 m
h = 0.5 m
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
fb = 0.2 m (tinggi jagaan)
A
R
P
R = 0.14 m
V = K x R2/3 x S1/2
V = 0.371 m/det
Q=AxV
Q = 0.20 x 0.371
Q = 0.0742 m3/dt
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4.9 Penampang Crossing Saluran
1
Bazin mengambil C = yang mana harga-harga dan tergantung dari
R
keadaan dinding. Koefisien tersebut diatas sekarang tidak suka dipakai lagi.
Dalam pemeriksaan yang terakhir, tahun 1897, Bazin merubah koefisien C tersebut
87
diatas menjadi C = .................................................................. (38)
1
R
Koefisien ini sekarang masih dipergunakan untuk menghitung ukuran saluran. Huruf
adalah faktor dari kekasarannya dinding.
Untuk lengkapnya dibawah ini dimuat harga dan dari rumus Bazin yang lama dan
adalah faktor dari kekasarannya dinding.
Untuk memudahkan perhitungan maka harga-harga C dalam rumus C =
87
suka dibuat grafik atau daftar.
1
R
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR 1-IV
Harga
Keadaan dinding
1. Yang licin sekali (yang dipelester halus, 0,00015 0,0000045 0,06
kayu yang diketam dsb)
2. Yang licin (tembokan yang dipelester 0,00019 0,0000133 0,16
dsb)
3. Yang kurang licin (tembokan, beton, 0,00024 0,00006 0,46
dsb)
4. Pakai batu kosong; dasar dan sisi-sisi - - 0,85
beraturan
4.a Dinding tanah yang terpelihara - - 1,00
5. Dinding tanah biasa (sungai, ditanah 0,00028 0,00035 1,30
daftar dsb)
6. Dinding tanah kasar (banyak batu; ada - - 1,75
tanamannya dsb)
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
17 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Untuk dinding licin, misalnya besi, harga b = 0,20 sampai 0,27; untuk perhitungan
saluran air minum biasanya diambil b = 0,25.
Untuk dinding beton atau tembokan b = 0,35 sampai 0,45; untuk perhitungan saluran
pembuatan air kotor dari beton suka diambil b = 0,35.
Rumus ini sering kali dipakai untuk membuat perhitungan saluran riool.
1 2/3
Robert Manning membuat rumus v = R I ½ .................................. (41)
n
Rumus ini juga suka disebut Gauckler atau rumus Strikler.
1
Strikler mengganti koefisien dengan huruf K dan rumus diatas ditulis v = K R 2/3 i1/2.
n
Rumus itu di Indonesia suka disebut rumus Strikler walaupun sebenarnya kurang
tepat.
Koefisien K ada persamaannya dengan koefisien C dari rumus Chezy, yaitu; v = C
RI = KR3/2 I1/2 = KR 1/6 RI atau c = K 6R
Rumus Strickler tersebut diatas seringkali dipakai.
Rumus ini dapat dibuat persamaan logaritma jadi mudah dibuatnya grafik dan karena
perhitungan ukuran-ukuran saluran dapat mudah dilakukan.
Untuk memudahkan perhitungan dengan rumus ini telah ada beberapa bentuk grafik
yang telah dibuat, antara lain sebagai tercantum dalam majalah Waterstaats-
ingeneiur 1931 yang dibuat oleh Ir. Vweword.
DAFTAR 6-1
Juga ada bentuk rumus untuk menghitung kecepatan arus aliran disungai yang
didasarkan atas dalamnya air rata-rata dengan miringnya sungai.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
18 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Rumus-rumus itu biasa dipergunakan untuk menghitung atau menetapkan
banyaknya aliran disungai-sungai yang juga dinamai pengaliran alam, misalnya
rumus yang dibuat oleh :
a) Hermanek; untuk h < 1,50 m; v = 30,7 h i
Untuk h = 1,50 – 6,00; v = 34 4h h i = 34 h ¾ i ½
h > 6,00 m; v = (50,2 + ½ h) hi
b) Groger; dengan batas-batas :
F
Bmin = 10 m; h = dan imax = 0,005
B
dengan rumus umum : v = C hm In.
untuk 0,2 h < 2,00 m; v = 23,781 h0.776 i0,458
h > 2,00 m; v = 22,11 h0,58 i0,43
Rumus Hermanek dan Groger seringkali dipergunakan untuk menetapkan debiet
sungai sebagai perhitungan taksiran, jika tidak terdapat keterangan-keterangan
yang cukup.
Rumus-rumus tersebut diatas dapat dikatakan semuanya mengambil dasar dari
rumus Chezy, yaitu v = CR i = CR ½ i ½. Oleh karena C dapat juga
mempengaruhi harga-harga R dan i, maka rumus Chezy dapat ditulis dengan
bentuk v = C Rm In, dan untuk saluran yang lebar sekali, dimana keliling basah O
F F
dapat dianggap sama dengan lebar muka air B atau R = = h, maka
O B
rumus diatas dapat ditulis v = C hm in.
Oleh ahli hidrolika harga-harga C, m dan n ditetapkan atas dasar
pemeriksaannya, pendapatnya dan pengalamannya masing-masing.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
19 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
6.5. Latihan soal soal
Mengingat keadaan setempat dapat juga menyimpang dari angka-angka diatas. Harga
b biasanya dibulatkan sampai dm.
Rumus yang sering dipakai untuk menghitung saluran ialah rumus Bazin V = C Ri
87
dengan C = dan Strickler (Manning) V= KR 2/3 i ½.
1
R
100 R
Untuk perhitungan riool suka dipakai rumus Kutter V = C Ri pakai C =
b R
dengan b = 0,35 untuk beton.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
6.5.2 Pengaruh bentuk penampang terhadap banyaknya aliran
1). Diatas telah diuraikan, bahwa banyaknya aliran dipengaruhi oleh jari-jari
hydraulis (R) sedang besar kecilnya R tergantung dari perbandingan luas
penampang basah dengan keliling penampang basah.
Harga R yang besar tentunya lebih menguntungkan dari pada harga R yang kecil.
Jika mengambil beberapa bentuk penampang dengan luas penampang basah F = 1
m2 (lihat gambar), maka terdapat :
a. Bujur sangkar,
F = 1 m2
O =3m
R = 1/3 = 0,333 m
b. Segitiga
f = 1 m2
O = 2,82 m
R = - 0,355 m
b. Persegi
F = 1 m2
O =3m
R = 1/3 = 0,33 m
c. Trapesium
F = 1 m2
O = 2,71 m
1
R = = 0,369 m
2,21
d. Setengah lingkaran
F = 1 m2
O = 2,5 m
1
R = = 0,40 m
2,5
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
21 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Yang dimaksud dengan penampang yang menguntungkan ialah bentuk
penampang yang memberikan hasil manfaat (nutting effect) yang terbesar.
Umpamanya dengan miring i dan luas F yang tetap dapat mengalirkan debiet Q
yang maximum.
F
Mengingat rumus Q = Fv = FC Ri = FC i, maka Q akan maximum jika O
O
minimum, berarti R maximum.
Biasanya kita membuat saluran bentuk trapesium, jadi untuk mendapat
penampang yang menguntungkan bagi aliran terbanyak ialah, jika miringnya
serongan dibuat sebagai garis singgung terhadap lingkaran dimana tinggi air h = r
(radius dari lingkaran itu).
Jika garis serongan membuat sudut dan r = ½ b cotg , lihat gambar 67.
2
2r 2r
Luas bidang F = ½ ( )r
sin
cot g
2
1 1 2 cos 2
( )r2 ( )r
sin sin
cot g
2
F sin
Jadi r = h = ................................................................... (43)
2 cos
Catatan :
sin 2 sin 2 sin 2 2 sin 2
1 2 x 2 2 2 =
sin
cot g cos 2 sin 2 sin cos
2 2 2 2 2
1 (1 2 sin 2 )
2 1 cos
sin sin
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
22 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Penampang yang paling menguntungkan untuk h yang tetap ialah jika garis singgung
merupakan segi-segi beraturan karena itu sudut = 600.
3). Jika miringnya tepi (serongan) saluran kita nyatakan dengan nh maka,
F nh 2
F = (b + nh) h atau b =
h
O=b+2 h2 n2h2 =
b + 2h 1 n 2 atau :
F nh 2
O= 2h 1 n 2
h
Penampang yang menguntungkan guna saluran yang miringnya serongan
ditentukan, ialah jika kita mendapat R terbesar.
F
R = akan terdapat harga terbesar, jika O mempunyai harga terkecil
O
(minimum). Juga dapat dikatakan : harga h, supaya O mendapat harga minimum,
akan terdapat, bilamana :
dO
0
dh
F nh 2
dO = 2h 1 n 2
h
Jadi :
2nh 2 ( F nh 2 )
O= 2
2 1 n2
h
2h2 1 n 2 2nh 2 ( F nh 2 )
- nh2 + 2 h2 1 n 2 = bh + nh2
2h2 1 n 2 = bh + 2 nh2
2h 1 n 2 = b + 2 nh
b
2h (- n + 1 n 2 ) = b atau = 2 (- n + 1 n 2 )
h
Jika miringnya serongan diketahui, jadi juga harga n diketahui, maka
b
perbandingan dapat dihitung, misalnya :
h
untuk n = 0 ½ 2/3 1 1,5 2
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
23 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
b
terdapat = 2 1,23 1,07 0,826 0,606, 0,472
h
4). Untuk saluran pengairan biasanya lebar dasar saluran b diambil lebih besar dari
pada dalamnya air h, dan besar kecilnya perbandingan menurut banyaknya
pengaliran.
Serongannya diambil menurut kekuatan tanah biasanya dengan perbandingan 1 :
1 sampai 1 : 2 bahkan 1 : 3 atau lebih, jika terdapat tanah yang mudah longsor.
Lain halnya dengan saluran ditanah yang keras atau yang ditembok karena
terhadap saluran itu dapat kita beri ketepatan air yang besar dan agar biayanya
tidak begitu besar, dapat kita cari penampang yang paling menguntungkan bagi
pengaliran.
b
Menghitungnya : untuk n = 2/3 terdapat = 1,07
h
atau b = 1,07 h
f = (b + nh) h = (1,07h + 2/3h) h = 1,737 h2
O =b+2 h 2 n 2 h 2 = 1,07h + 2 h 2 ( 2 3 ) 2 h 2 3,472 h
F 1,737 h 2
R = = ½ h atau R = ½ 2h
O 3,472 h
87 87 R 87 1 h 43,5 2h
C = 2
R 1,3 1 2h 1,3 1 2h 1,3
1 2 2
R
43,5 2h 0,87 h
V = C Ri = x ½ h x 0,0004 =
1
2 2h 1,3 1
2 2h 1,3
O 10
V=
F 1,737 h 2
0,87 10
Jadi :
1
2 2h 1,3 1,737 h 2
0,87 x 1,737 h3 = 10 (½ 2h + 1,3)
1,51 h3 = 5 2h + 13
h3 = 4,68 h + 8,6
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
24 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
6.6. Istilah Istilah :
Modul Irigasi dan Bangunan Air untuk bahan kuliah diambil dari referensi dibawah
ini:
9. Hydrologi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph 1.11.
Apaulhus. Mc.grawhill, 1986.
10. Mengenal dasar dasar hidrologi, Ir. Joice martha, h. Wanny Adidarma Dipl.It
Nova, Bandung.
11. Hidrologi & Pemakaiannya, jilid 1, Prof Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976.
‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
25 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id