Sesi 06 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

MODUL PERKULIAHAN

Irigasi Dan
Bangunan Air
Modul VI :
6. BANGUNAN AIR PADA JARINGAN IRIGASI

6.1. BANGUNAN UTAMA


6.2. BANGUNAN AIR PENUNJANG
6.3. PERHITUNGAN DIMENSI HIDROLIS SALURAN
6.4. ANALISIS STABILITAS
6.5. DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Teknik Sipil dan Program A61111EL Ir.Hadi SSilo.MM
Perencanaan Studi Teknik Sipil

Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum tentang Mahasiswa diharapkan memahami
bangunan air yang diperlukan dalam bangunan air yang diperlukan didalam
perencanaan jaringan irigasi dan jaringan irigasi dan perencanaan
perhitungan dimensi hidrolis pada dimensi hidrolis salurannya.
saluran.
6. Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi

Bangunan air pada jaringan irigasi dimaksudkan untuk lebih mengetahui bangunan
air yang diperlukan untuk mengalirkan air dari sumber air atau sungai hingga sampai
lahan/ petak lokasi pertanian atau irigasi termasuk bangunan ukur debit

6.1. Bangunan Utama


6.1.1 Bangunan Bendung
Bangunan utama (headworks) dapat didefinisikan sebagai : kompleks bangunan
yang direncanakan di dan sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air
ke dalam jaringan saluran agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi. Bangunan
utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan, serta mengukur
banyaknya air yang masuk.
Bangunan utama terdiri dari bangunan-bangunan pengelak dengan peredam energi,
satu atau dua pengambilan utama, pintu bilas, kolam olak, dan (jika diperlukan)
kantong Lumpur, tanggul banjir pekerjaan sungai dan bangunan-bangunan
pelengkap.
Bangunan utama dapat diklasifikasikan ke dalam sejumlah kategori, bergantung
kapada perencanaannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori.
a. Bendung atau bendung gerak
Bendung (weir) atau bendung gerak (barrage) dipakai untuk meninggikan muka
air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke
saluran irigasi dan petak tersier. Ketinggian itu akan menentukan luas daerah
yang diairi (command area). Bendung gerak adalah bangunan bendung yang
dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu
terjadi banjir besar dan ditutup apabila aliran kecil atau berpintu dimaksudkan
untuk mengatur ketinggian air di bagian hulu bendung/elevasi muka air masuk
ke bangunan pengambilan. Sedangkan bendung (tetap) adalah bangunan
bendung dimana tinggi muka air rencana di bangunan pengambilan mempunyai
elevasi yang sama dengan tinggi elevasimercu bendung tetap. Di Indonesia,
bendung adalah bangunan yang paling umum dipakai untuk membelokkan air
sungai untuk keperluan irigasi.
b. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang
mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air
di sungai. Dalam keadaan demikian, jelas bahwa muka air di sungai harus lebih
tinggi dari daerah yang diairi dan jumlah air yang dibelokkan harus dapat dijamin
cukup. Untuk menghindari terjadi sedimentasi atau kandungan sedimen tinggi di
pengambilan air, maka ditentukan bahwa pengambilan air ditempatkan pada sisi
luar dari tebing sungai.

c. Pengambilan dari waduk


Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu terjadi
surplus air di sungai agar dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan air.
Jadi, fungsi utama waduk adalah untuk mengatur aliran sungai.
Waduk yang berukuran besar sering mempunyai banyak fungsi seperti untuk
keperluan irigasi, tenaga air pembangkit listrik, pengendali banjir, perikanan, dan
lain sebagainya. Waduk yang berukuran lebih kecil dipakai untuk keperluan
irigasi saja.

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
d. Station pompa
Irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara
gravitasi ternyata tidak layak dilihat dari segi teknis maupun ekonomis. Pada
mulanya irigasi pompa hanya memerlukan modal kecil, tetapi biaya
eksploitasinya mahal.

6.1.2 Saluran Pembawa Air (Water way)


a. Saluran irigasi
[1] Jaringan irigasi utama
- Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder
dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer
adalah pada bangunan bagi yang terakhir, lihat juga Gambar 5.4.
- Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak
tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung
saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir.
- Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan
sumber yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan
irigasi primer.
- Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke
petak tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya. Saluran ini
termasuk dalam wewenang dinas irigasi dan oleh sebab itu
pemeliharaannya menjadi tanggung jawabnya.
[2] Jaringan saluran irigasi tersier
- Saluran tersier mambawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan
utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung
saluran ini adalah boks bagi kuarter yang terakhir.
- Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bengunan
sadap tersier atau parit ke sawah-sawah.

b. Saluran pembuang (drainage)


[1] Jaringan saluran pembuang tersier
- Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier,
menampung air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke
dalam saluran pembuang tersier.
- Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier
yang termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung
air, baik dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah. Air tersebut
dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder.
[2] Jaringan saluran pembuang utama
- Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang
tersier dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung
ke jaringan pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi.
- Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang
sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
saluran pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke
sungai, anak sungai atau ke laut.

6.1.3. Bangunan bagi dan sadap


a. Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang
dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih.
b. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke
saluran tersier penerima.
c. Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi satu rangkaian bangunan.
d. Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebih
(tersier, subtersier dan/atau kuarter).

6.1.4. Bangunan – bangunan Pengukur dan Pengatur


Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer, di cabang saluran jaringan primer
dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan ukur dapat dibedakan
menjadi alat ukur aliran – atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah
(underflow).
Beberapa dari alat-alat pengukur dapat juga dipakai untuk mengatur aliran air.

Alat-alat ukur yang dapat dipakai ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Alat ukur ambang lebar aliran atas tidak

Alat ukur Parshall aliran atas tidak

Alat ukur Cipoletti aliran atas tidak

Alat ukur Romijn aliran atas ya

Alat ukur Crump-de Gruyter aliran bawah ya

Bangunan sadap pipa aliran bawah ya


sederhana

Constant-Head Orifice (CHO) aliran bawah ya

Untuk menyederhanakan eksploitasi dan pemeliharaan, peralatan ukur yang dipakai


di sebuah jaringan irigasi hendaknya dibatasi sampai dua atau meksimum tiga tipe
saja. KP – 04 Bangunan memberikan uraian terinci mengenai peralatan ukur dan
penggunaannya.
Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya :
- di hulu saluran primer
Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan pintu
sorong atau radial untuk pengatur.

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
- di bangunan bagi/bangunan sadap sekunder
Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan mengatur
aliran. Bila debit terlalu besar, maka alat ukur ambang lebar dengan pintu sorong
atau radial bias dipakai seperti untuk saluran primer.
- bangunan sadap tersier
Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika fluktuasi
di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter. Di petak-petak tersier
kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang bervariasi, dapat
dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana.

6.1.5. Bangunan pengukur muka air


Bangunan-bangunan pengatur muka air mengatur/mengontrol muka air di jaringan
irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat memberikan debit
yang konstan kepada bangunan sadap tersier.
Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat disetel atau
tetap. Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel dianjurkan untuk
menggunakan pintu (sorong, radial atau lainnya).
Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat dimana tinggi muka air di
saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute). Untuk mencegah
meninggi atau menurunnya muka air disaluran, dipakai mercu tetap atau celah
control trapesium (trapezoidal notch).

6.2. Bangunan Air Penunjang


Bangunan air penunjang dimasudkan bangunan air untuk mengatasi rintangan dan
kondisi lapangan yang harus dengan membuat fasilitas tambahan untuk tetap dapat
mengalirkan air sampai petak lahan yang akan diairi. Bangunan-bangunan
penunjang tersebut membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir saluran. Aliran yang
melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis.
6.2.1. Bangunan air pembawa
a. Bangunan air pembawa dengan aliran superkritis
Bangunan pembawa dengan aliran superkritis diperlukan di tempat-tempat
dimana lereng medannya lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran.
[1] Bangunan terjun
Dengan bangunan terjun, menurunnya muka air (dan tinggi energi)
dipusatkan di satu tempat. Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau
terjun miring. Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter,
maka konstruksi got miring perlu dipertimbangkan.
[2] Got miring
Daerah got miring dibuat apabila trase saluran melewati ruas medan
dengan kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi
yang besar. Got miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan
(lining) dengan aliran superkritis, dan umumnya mengikuti kemiringan
medan alamiah.
b. Bangunan pembawa dengan aliran subkritis
[1] Gorong-gorong

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat dimana saluran lewat dibawah
bangunan (jalan, rel kereta api) atau apabila pembuat lewat dibawah
saluran. Aliran didalam gorong-gorong umumnya aliran bebas.
[2] Talang
Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat diatas saluran lainnya,
saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah. Aliran di
dalam talang adalah aliran bebas.
[3] Sipon
Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi
dibawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai. Sipon
juga dipakai untuk melewatkan air dibawah jalan, jalan kereta api, atau
bangunan-bangunan yang lain. Sipon merupakan saluran tertutup yang
direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi
oleh tinggi tekan.
[4] Jembatan sipon
Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi
tekan dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung
diatas lembah yang dalam.
[5] Flum (Flume)
Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui
situasi-situasi medan tertentu, misalnya :
- flum tumpu (bench flume), untuk mengalirkan air disepanjang lereng
bukit yang curam
- flum elevasi (elevated flume), untuk menyeberangkan air irigasi lewat
diatas saluran pembuang atau jalan air lainnya.
- flum, dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas
atau jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang
saluran trapesium biasa.
[6] Saluran tertutup
Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu
daerah dimana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam
dengan lereng-lereng tinggi yang tidak stabil. Saluran tertutup juga
dibangun di daerah-daerah pemukiman dan di daerah-daerah pinggiran
sungai yang terkena luapan banjir. Bentuk potongan melintang saluran
tertutup atau saluran gali dan timbun adalah segi empat atau bulat.
Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran bebas.
[7] Terowongan
Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomi/anggaran memungkinkan
untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan
medan yang tinggi. Biasanya aliran didalam terowongan adalah aliran
bebas.

6.2.2. Bangunan air pelindung


Bangunan lindung diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari
luar. Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air
buangan yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan
akibat kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dari luar saluran.

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
a. Bangunan pembuang silang
Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum
digunakan sebagai lindungan luar; lihat juga pasal mengenai bangunan
pembawa.
Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang besar.
Dalam hal ini, biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air irigasi
dengan sipon lewat dibawah saluran pembuang tersebut.
Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah hulu
saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran.
b. Pelimpah (Spillway)
Ada tiga tipe lindungan dalam yang umum dipakai, yaitu saluran pelimpah, sipon
pelimpah dan pintu pelimpah otomatis. Pengatur pelimpah diperlukan tepat di
hulu bangunan bagi, di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-
tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan. Bangunan pelimpah
bekerja otomatis dengan naiknya muka air.
c. Bangunan penguras (Wasteway)
Bangunan penguras, biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan tangan,
dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan. Untuk
mengurangi tingginya biaya, bangunan ini dapat digabung dengan bangunan
pelimpah.
d. Saluran pembuang samping
Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang mengalir
parallel di sebelah atas saluran irigasi. Saluran-saluran ini membawa air ke
bangunan pembuang silang atau, jika debit relatif kecil dibanding aliran air
irigasi, ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang.

6.2.3. Jalan dan Jembatan


Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan. Masyarakat boleh menggunakan jalan-
jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja.
Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum di dekatnya, maka tidak
diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan inspeksi
terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling
menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasi/pembuang atau
untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum.

6.2.4. Bangunan Pelengkap


Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang
berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada umumnya tanggul
diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang saluran
primer.
Fasilitas-fasilitas eksploitasi diperlukan untuk eksploitasi jaringan irigasi secara efektif
dan aman. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain : kantor-kantor di
lapangan, bengkel, perumahan untuk staf irigasi, jaringan komunikasi, patok
hektometer, papan eksploitasi, papan duga, dan sebagainya.
Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran, meliputi :

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
- pagar, rel pengaman dan sebaginya, guna memberikan pengaman sewaktu
terjadi keadaan-keadaan gawat;
- tempat-tempat cuci, tempat mandi ternak dan sebagainya, untuk memberikan
sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng;
- kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan gorong-
gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut;
- jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk.

6.3. PERHITUNGAN DIMENSI HIDROLIS SALURAN

Dalam mempelajari dimensi hidrolis saluran diharapkan dapat mengetahui definisi


dan pengertian tujuan mempelajari pengaliran dalam saluran terbuka, pengaruh
bentuk saluran, dan koefisien koneksi yang mempengaruhi besaran aliran serta
dapat menjelaskan dan merencanakan pengaliran dalam saluran terbuka, dimensi
hidrolis yang diperlukan, dan menentukan bentuk penampang saluran yang paling
menguntungkan.

6.3.1. Pengaliran dalam saluran

Pengaliran dalam saluran dapat diperbedakan :


 Pengaliran dalam saluran terbuka
 Pengaliran dalam saluran tertutup
Pengaliran dalam saluran, baik terbuka maupun tertutup, gerak air akan menurut
hukum-hukum hidrolika, hanya karena beberapa keadaan akan terdapat perbedaan-
perbedaan dengan gerak yang harus ada pada air yang ideal (sempurna).
Kita telah mempelajari pengaliran pada lobang, pada pelimpahan dan sebagainya,
dan selalu memperumpamakan, bahwa air itu sempurna (ideal), akan tetapi untuk
mempelajari pengaliran dalam saluran atau pipa, kita harus memperhitungkan
dengan kenyalnya (viscositeit) air dan tentunya dengan sifat-sifat karenanya.
Pengalaman menunjukkan pada kita, bahwa ada pengaliran dalam saluran atau pipa
sangat dipengaruhi oleh tahanan dari dinding-dinding.

Selanjutnya tahanan itu ada hubungannya dengan kecepatan jalannya air, dengan
luasnya bidang yang bergeseran dengan air yang bergerak, dan juga temperaturnya
zat cair dapat mempengaruhi gerak air.

a. Pada pengaliran saluran terbuka


Permukaan air mengalir bebas : tekanan dipermukaan air adalah tekanan udara
yang arahnya tegak terhadap muka air. Dibawah dan disisi-sisi dibatasi dengan
bidang-bidang dinding, dimana pengaliran air mengalami geseran-geseran,
sedang sisi bagian atas yang tidak dibatasi oleh dinding geseran-geseran
dengan udara dapat kita hapuskan.

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Karena geseran-geseran itu maka kecepatan aliran pada tiap-tiap titik tidak akan
sama (lihat gambar), karena itu kita suka mengambil untuk memudahkan
perhitungan, kecepatan rata-rata.
Demikian pula pengaliran dalam pipa jika tidak terisi penuh, karena bagian atas
tidak dibatasi oleh bidang dinding, dengan udara dapat kita hapuskan.

b. Pengaliran dalam saluran tertutup,


Misalnya pengaliran dalam pipa, air yang mengalir didalamnya dibatasi oleh
bidang-bindang dinding dan jika pipa itu terisi penuh air, maka geseran-geseran
dan tekanan terhadap dinding akan sama besarnya. Kecepatan aliran dari zat
cair yang berbatasan dengan dinding akan kecil, karena geseran-geseran
tersebut diatas dan akan bertambah cepat bilamana zat cair itu letaknya lebih
jauh dari dinding.
Jika pipa itu tidak terisi penuh, maka sifat-sifat pengalirannya akan sesuai
dengan pengaliran dalam saluran terbuka.

6.3.2 Analisa Hidrolika

Dibawah ini diberikan contoh analisa perhitungan dimensi saluran didasarkan pada
debit harus ditampung oleh saluran (Qs dalam m3/det) lebih besar atau sama dengan
debit rencana yang diakibatkan oleh hujan rencana (Q T dalam m3/det). Kondisi
demikian dapat dirumuskan dengan persamaan Qs ≥ QT. Debit yang mampu
ditampung oleh saluran (Qs) dapat diperoleh dengan rumus Qs = As.V (contoh diambil
dari tugas akhir “Evaluasi sistem perencanaan drainase pada perumahan Premier
Riviera Jatinegara Jakarta Timur” oleh Faiz Zuhri, UMB 2013)

a. Sungai (normalisasi saluran alam) di lokasi perumahan


Analisis perencanaan dimensi dan slope saluran terdiri dari perencanaan
penampang saluran sungai yang melewati komplek Premier Riviera serta
analisis drainase saluran pembuangan rumah tangga yang berada di perumahan
tersebut. Dalam analisa hidrolika ini di gunakan nilai debit priode 5 tahunan hasil
perhitungan sebelumnya.

Data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Debit banjir rencana (QT) = 8.60 m3/det

Kemiringan dinding saluran (1:m) = 0.15

Koefisien Manning (n) = 0.030 (Pasangan Batu)

Kecepatan minimum aliran (Vmin) = 0.75 m/det

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan :

A = B.Y + m.(Y)2

= B.Y + 0.15 (Y)2

P = B + 2Y (1+ m2)

= B + 2Y (1+ 0.152)

= B + 2Y 1.023

A  B.Y  0.15(Y )^ 2  Y
R   , Syarat untuk penampang efisien adalah R 
P  B  2.Y 1.023  2

Y  B.Y  0.15(Y )^ 2 
Maka,  
2  B  2.Y 1.023 

B.Y + 2(Y)2 1.023 = 2B.Y + 0.3Y2

B.Y = 2(Y)2 1.023 - 0.3Y2

B = 2 Y 1.023 - 0.3Y

B= 1.023 (1.7 Y)......................(1)

Q 8.60
Q = A.V maka A    11.47 m2
V min 0.75

Sementara, As = B.Y + 2.(Y)2

11.47  2(Y )
2

Sehingga 11.47 = B.Y + 2.(Y) atau B 2


......................(2)
Y

Persamaan (1) = (2) sehingga :

11.47  2(Y )
2

1.023 (1.7 Y) 
Y

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
1.023 (1.7 Y2) = 11.47 – 2 (Y)2

1.023 (1.7 Y2) + 2 (Y)2 = 11.47

3.74 Y2 = 11.47

Y = 1.53 m ~ 1.6 m, nilai Y dimasukkan ke persamaan (1) atau (2).

maka di dapat nilai B = 2.75 m

Luas penampang saluran (As)

As = B.Y + 2.(Y)2

As = (2.75 x 1.6) + 2.(1.6)2 = 9.52 m

Keliling basah penampang saluran (P)

P = B + 2Y 1+ m2

= 2.75 + (2x1.6) 1+ 0.152 = 5.98 m

Jari-jari hidrolis penampang saluran (R)

R = As/P (m)

= 9.52 /5.98 = 1.59 m

Kemiringan dasar saluran minimum (S)

2
 (Qxn) 
S min   
 R^ 2 / 3xAs 

2
 (8.60 x0.03) 
S min    = 0.0004
 1.59^ 2 / 3x9.52 

Kecepatan aliran berdasarkan rumus dasar Manning :

1
Vs  x R2/3 x S1/2
n

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
1
Vs  x 1.592/3 x 0.00041/2 = 0.786 m/dt
0.030

Qs = As.Vs

Qs = 9.52 x 0.908 = 8.65 m3/det (Qs ≥ QT ) Ok.

Gambar 6.1. Penampang Sungai (Trapesium)

b. Drainase Buangan Air Rumah Tangga

Jumlah rumah di blok A (sisi kiri jalan) = 18 unit

- Jumlah rumah di blok C (sisi kanan jalan) = 21 unit


- Asumsi drainase sisi kir = sisi kanan, maka di ambil 21 unit rumah.
- Jumlah penghuni (Asumsi) = 1 unit rumah 5 orang = 105 org

- Debit buangan = 170 lt/hr/org = 0.17 m3/hr/org

- Q air buangan = 105 x 0.17 = 17.85 m3/hr

- Q efektif per hari (6 jam) = 0.000826 m3/dt

- C (Koefisien Chezy) = 0.85 untuk concrete

- L (Panjang saluran) = 151.5 m = 0.152 km

- S (Slope rencana) = 0.002

- K (Stickler Coefficient) = 43.50 untuk concrete

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan :

Untuk mencari dimensi B dan H digunakan trial and error.

Asumsi menggunakan saluran persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut :

b1 = 0.3 m ; b2 = 0.3 m
h = 0.4 m
fb = 0.2 m (tinggi jagaan)

Luas penampang basah (A)

A = 0.3 x 0.4 = 0.12 m2

Keliling basah (P)

P = 0.3 + 2 (0.4) = 1.10 m

Jari-jari hidrolis (R)

A
R
P
R = 0.11 m

Kecepatan aliran (V)

V = K x R2/3 x S1/2

V = 43.50 x (0.11) 2/3 x 0.0021/2

V = 0.444 m/det

Debit maksimum saluran

Q=AxV

Q = 0.12 x 0.444

Q = 0.0533 m3/dt

Cek debit yang terjadi :

- Debit rencana = 0.000826 m3/dt

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
- Debit saluran = 0.0533 m3/dt (Ok)

Gambar 6.2. Penampang Saluran Persegi

c. Perhitungan dimensi crossing jalan

Untuk perhitungan dimensi crossing jalan di ambil jumlah blok A dengan jumlah

unit rumah terbanyak yaitu 38 unit.

Jumlah rumah di blok A = 38 unit

- Jumlah penghuni (Asumsi) = 1 unit rumah 5 orang = 190 org

- Debit buangan = 170 lt/hr/org = 0.17 m3/hr/org

- Q air buangan = 190 x 0.17 = 32.3 m3/hr

- Q efektif per hari (6 jam) = 0.001495 m3/dt

- C (Koefisien Chezy) = 0.85 untuk concrete

- L (Panjang saluran) = 12 m = 0.012 km

- S (Slope rencana) = 0.001

- K (Stickler Coefficient) = 43.50 untuk concrete

Perhitungan :

Untuk mencari dimensi B dan H digunakan trial and error.

Asumsi menggunakan saluran persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut :

b1 = 0.4 m ; b2 = 0.4 m
h = 0.5 m

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
fb = 0.2 m (tinggi jagaan)

Luas penampang basah (A)

A = 0.4 x 0.5 = 0.20 m2

Keliling basah (P)

P = 0.4 + 2 (0.5) = 1.40 m

Jari-jari hidrolis (R)

A
R
P
R = 0.14 m

Kecepatan aliran (V)

V = K x R2/3 x S1/2

V = 43.50 x (0.14) 2/3 x 0.0011/2

V = 0.371 m/det

Debit maksimum saluran

Q=AxV

Q = 0.20 x 0.371

Q = 0.0742 m3/dt

Cek debit yang terjadi :

- Debit rencana = 0.001495 m3/dt

- Debit saluran = 0.0742 m3/dt (Ok)

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4.9 Penampang Crossing Saluran

6.4. Koefisien Pengaliran


Koefisien C dari rumus pengaliran
Dalam rumus v = C R i oleh beberapa sarjana dibuatnya rumus untuk mendapatkan
harga C yang didasarkan atas pemeriksaan pada saluran dalam beberapa keadaan
dinding, dan terdapat beberapa jenis rumus yang satu sama lain perbedaan
bentuknya, misalnya :

Ettelwein mengambil C = 50,9, rumusnya menjadi v = 50,9  R i. Rumus ini suka


dipakai untuk menghitung ukuran saluran dari tanah sebagai perhitungan sementara.
Akan tetapi besarnya koefisien ini tidak teliti, karena dinding-dinding saluran untuk
beberapa keadaan mempunyai kekasaran yang berlainan, jadi juga harga koefisien
geserannya tidak bisa diambil sama.

1
Bazin mengambil C = yang mana harga-harga  dan  tergantung dari

 
R
keadaan dinding. Koefisien tersebut diatas sekarang tidak suka dipakai lagi.

Dalam pemeriksaan yang terakhir, tahun 1897, Bazin merubah koefisien C tersebut
87
diatas menjadi C = .................................................................. (38)

1
R
Koefisien ini sekarang masih dipergunakan untuk menghitung ukuran saluran. Huruf
 adalah faktor dari kekasarannya dinding.
Untuk lengkapnya dibawah ini dimuat harga  dan  dari rumus Bazin yang lama dan
 adalah faktor dari kekasarannya dinding.
Untuk memudahkan perhitungan maka harga-harga C dalam rumus C =
87
suka dibuat grafik atau daftar.

1
R

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR 1-IV
Harga
Keadaan dinding
  
1. Yang licin sekali (yang dipelester halus, 0,00015 0,0000045 0,06
kayu yang diketam dsb)
2. Yang licin (tembokan yang dipelester 0,00019 0,0000133 0,16
dsb)
3. Yang kurang licin (tembokan, beton, 0,00024 0,00006 0,46
dsb)
4. Pakai batu kosong; dasar dan sisi-sisi - - 0,85
beraturan
4.a Dinding tanah yang terpelihara - - 1,00
5. Dinding tanah biasa (sungai, ditanah 0,00028 0,00035 1,30
daftar dsb)
6. Dinding tanah kasar (banyak batu; ada - - 1,75
tanamannya dsb)

Ganguillet dan Kutter memberi harga


0,00155 1
23  
C= i n .................................................................. (39)
0,00155 n
1  (23  )
i R

Harga n tergantung dari kekasarannya dinding.


Kutter mendapatkan angka-angka harga n sebagai tercatat dalam daftar dibawah ini :
100 R
Kutter mempermudah rumus diatas dengan C = ................... (40)
b  R
DAFTAR 2-VI
1
Keadaan dinding n
n
1. Yang licin sekali (yang dipelester halus, 0,010 100
kayu yang di ketam dsb)
2. Yang licin (tembokan yang dipelester dsb) 0,013 77
3. Yang kurang licin (tembokan, beton dsb) 0,017 58
4. Yang agak kasar (serongan batu kosong 0,020 50
dsb)
5. Tanah biasa 0,025 40
6. Tanah yang serongannya ada 0,030 33
tanamannya
7. Tanah yang tidak rata 0,035 29
8. Tanah yang sama sekali tidak rata 0,040 25
(banyak batu-batu dsb)

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
17 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Untuk dinding licin, misalnya besi, harga b = 0,20 sampai 0,27; untuk perhitungan
saluran air minum biasanya diambil b = 0,25.
Untuk dinding beton atau tembokan b = 0,35 sampai 0,45; untuk perhitungan saluran
pembuatan air kotor dari beton suka diambil b = 0,35.
Rumus ini sering kali dipakai untuk membuat perhitungan saluran riool.

1 2/3
Robert Manning membuat rumus v = R I ½ .................................. (41)
n
Rumus ini juga suka disebut Gauckler atau rumus Strikler.
1
Strikler mengganti koefisien dengan huruf K dan rumus diatas ditulis v = K R 2/3 i1/2.
n
Rumus itu di Indonesia suka disebut rumus Strikler walaupun sebenarnya kurang
tepat.
Koefisien K ada persamaannya dengan koefisien C dari rumus Chezy, yaitu; v = C
RI = KR3/2 I1/2 = KR 1/6  RI atau c = K 6R
Rumus Strickler tersebut diatas seringkali dipakai.
Rumus ini dapat dibuat persamaan logaritma jadi mudah dibuatnya grafik dan karena
perhitungan ukuran-ukuran saluran dapat mudah dilakukan.
Untuk memudahkan perhitungan dengan rumus ini telah ada beberapa bentuk grafik
yang telah dibuat, antara lain sebagai tercantum dalam majalah Waterstaats-
ingeneiur 1931 yang dibuat oleh Ir. Vweword.

DAFTAR 6-1

Harga K dari rumus Strickler suka diambil untuk :


1. Saluran yang tak terpelihara K = 36 atau kurang
2. Pembuangan atau saluran tertiaire 40
3. Pembuangan baru 43,50
4. Saluran dengan Q < 7,5 m2/dt 45
5. Pasangan batu atau saluran > 10 m3/dt 50
6. Tembok batu kali atau betonan kasar 60
7. Betonan atau tembokan yang dipelester 75
8. Tembokan dan betonan yang dipelester halus 90

Grafik-grafik dan nomogram-nomogram memudahkan perhitungan ukuran-ukuran


saluran. Walaupun demikian guna perhitungan saluran yang penting, disamping
mempergunakan nomogram, juga sering dilakukan perhitungan-perhitungan dengan
rumus-rumus termaksud diatas, karena ketepatannya nomogram-nomogram itu
tergantung dari ketelitian konstruksinya terutama dalam ukuran jarak, pembagian
skala, penempatan garis-garis skala, secara penyusunannya dan besar kecilnya
skala.

Juga ada bentuk rumus untuk menghitung kecepatan arus aliran disungai yang
didasarkan atas dalamnya air rata-rata dengan miringnya sungai.

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
18 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Rumus-rumus itu biasa dipergunakan untuk menghitung atau menetapkan
banyaknya aliran disungai-sungai yang juga dinamai pengaliran alam, misalnya
rumus yang dibuat oleh :
a) Hermanek; untuk h < 1,50 m; v = 30,7 h i
Untuk h = 1,50 – 6,00; v = 34 4h h i = 34 h ¾ i ½
h > 6,00 m; v = (50,2 + ½ h) hi
b) Groger; dengan batas-batas :
F
Bmin = 10 m; h = dan imax = 0,005
B
dengan rumus umum : v = C hm In.
untuk 0,2 h < 2,00 m; v = 23,781 h0.776 i0,458
h > 2,00 m; v = 22,11 h0,58 i0,43
Rumus Hermanek dan Groger seringkali dipergunakan untuk menetapkan debiet
sungai sebagai perhitungan taksiran, jika tidak terdapat keterangan-keterangan
yang cukup.
Rumus-rumus tersebut diatas dapat dikatakan semuanya mengambil dasar dari
rumus Chezy, yaitu v = CR i = CR ½ i ½. Oleh karena C dapat juga
mempengaruhi harga-harga R dan i, maka rumus Chezy dapat ditulis dengan
bentuk v = C Rm In, dan untuk saluran yang lebar sekali, dimana keliling basah O
F F
dapat dianggap sama dengan lebar muka air B atau R =  = h, maka
O B
rumus diatas dapat ditulis v = C hm in.
Oleh ahli hidrolika harga-harga C, m dan n ditetapkan atas dasar
pemeriksaannya, pendapatnya dan pengalamannya masing-masing.

Penampang saluran pengairan biasanya mempunyai bentuk perbandingan b : h


dan tebing t tertentu dan jari-jari hidrolis R dapat dimisalkan R = cF, sedang
koefisien C = c Rd, dalam mana C untuk sesuatu bentuk penampang harganya
tetap dan harga c dan d jika disesuaikan dengan rumus Ganguillet dan Kutter
1
akan sama dengan c = dan d = 10 n – 0,01.
n
Q
Selanjutnya jika kita menguraikan rumus Q = FV dan F = , maka rumus V =
V
cRi dapat ditulis dengan rumus bentuk : V = aipQr ....................... (42)
Oleh Ir. Steevensz dibuatnya grafik dengan dasar uraian diatas dan mendapat
rumus untuk menghitung saluran pengairan yang bentuk trapesium dalam mana
jari-jari hidrolisnya mendekati R = 0,3 F berarti perhitungan guna penampang
saluran pengairan yang biasa dipakai dengan perbandingan lebar saluran dan
dalamnya air yang tertentu.

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
19 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
6.5. Latihan soal soal

6.5.1. Dimensi hidrolis yang menguntungkan


Diketahui : Q = 10m3/dt
Serongan = 1½ : 1 atau n = 2/3
½ = h tg ½ 
i = 0,0004
87
c = dengan  = 1,30

1
R
Ditanyakan : Profil yang paling menguntungkan dari saluran itu dan kecepatan arus.
Perhitungan rumus-rumus hidrolika didasarkan atas kesatuan-kesatuan lebar saluran b,
tinggi air h dan panjang saluran L dalam m (meter); debiet Q dalam m 3/dt, penampang
F dalam m2 dan ketepatan Vdalam m/dt.
Sebelum perhitungan dilakukan kesatuan-kesatuan itu harus disesuaikan dengan
kesatuan tersebut diatas.
Dalam merencanakan suatu saluran pengairan atau pembuangan biasanya debiet Q
telah ditetapkan; lalu diambil harga V dan t dengan mengingat kekuatan tanah.
Setelah itu diambil perbandingan b dan h dengan mengingat besarnya debiet Q.
Ditanah datar ukuran-ukuran saluran sering dipengaruhi oleh i yang tersedia. Sebagai
perkiraan ukuran itu dapat diambil untuk :
Q < 1 m3/dt – b/h = 1 – 2 ½ - V = 0,3 – 0,5 m/dt
Q = 1,5 m3/dt – b/h = 2 ½ - 4 – V = 0,4 – 0,6 m/dt
Q = 5-10 m3/dt – b/h = 4 – 5 – V = 0,5 – 0,7 m/dt
Q = 10-50 m3/dt – b/h = 5 – 6a7 – V= 0,6 – 0,85 m/dt

Mengingat keadaan setempat dapat juga menyimpang dari angka-angka diatas. Harga
b biasanya dibulatkan sampai dm.
Rumus yang sering dipakai untuk menghitung saluran ialah rumus Bazin V = C  Ri
87
dengan C = dan Strickler (Manning) V= KR 2/3 i ½.

1
R
100 R
Untuk perhitungan riool suka dipakai rumus Kutter V = C  Ri pakai C =
b  R
dengan b = 0,35 untuk beton.

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
6.5.2 Pengaruh bentuk penampang terhadap banyaknya aliran
1). Diatas telah diuraikan, bahwa banyaknya aliran dipengaruhi oleh jari-jari
hydraulis (R) sedang besar kecilnya R tergantung dari perbandingan luas
penampang basah dengan keliling penampang basah.
Harga R yang besar tentunya lebih menguntungkan dari pada harga R yang kecil.
Jika mengambil beberapa bentuk penampang dengan luas penampang basah F = 1
m2 (lihat gambar), maka terdapat :
a. Bujur sangkar,
F = 1 m2
O =3m
R = 1/3 = 0,333 m
b. Segitiga
f = 1 m2
O = 2,82 m
R = - 0,355 m

b. Persegi
F = 1 m2
O =3m
R = 1/3 = 0,33 m
c. Trapesium
F = 1 m2
O = 2,71 m
1
R = = 0,369 m
2,21
d. Setengah lingkaran
F = 1 m2
O = 2,5 m
1
R = = 0,40 m
2,5

e. Persegi yang dalam


F = 1 m2
O = 4,5 m
1
R = = 0,222 m
4,5

Terlihat pada penampang-penampang diatas, bahwa penampang bentuk lingkaran


yang paling besar harganya R dari lain-lain bentuk penampang.

2). Penampang yang menguntungkan

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
21 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Yang dimaksud dengan penampang yang menguntungkan ialah bentuk
penampang yang memberikan hasil manfaat (nutting effect) yang terbesar.
Umpamanya dengan miring i dan luas F yang tetap dapat mengalirkan debiet Q
yang maximum.
F
Mengingat rumus Q = Fv = FC Ri = FC  i, maka Q akan maximum jika O
O
minimum, berarti R maximum.
Biasanya kita membuat saluran bentuk trapesium, jadi untuk mendapat
penampang yang menguntungkan bagi aliran terbanyak ialah, jika miringnya
serongan dibuat sebagai garis singgung terhadap lingkaran dimana tinggi air h = r
(radius dari lingkaran itu).

Jika garis serongan membuat sudut  dan r = ½ b cotg , lihat gambar 67.
2
2r 2r
Luas bidang F = ½ (  )r 
sin  
cot g
2
1 1 2  cos  2
(  )r2 ( )r
sin   sin 
cot g
2
F sin 
Jadi r = h = ................................................................... (43)
2  cos 
Catatan :
   
sin 2 sin 2 sin 2 2 sin 2
1 2 x 2  2 2 =
 
     sin 
cot g cos 2 sin 2 sin cos
2 2 2 2 2

1  (1  2 sin 2 )
2  1  cos 
sin  sin 

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
22 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
Penampang yang paling menguntungkan untuk h yang tetap ialah jika garis singgung
merupakan segi-segi beraturan karena itu sudut  = 600.
3). Jika miringnya tepi (serongan) saluran kita nyatakan dengan nh maka,
F  nh 2
F = (b + nh) h atau b =
h
O=b+2 h2  n2h2 =

b + 2h 1  n 2 atau :
F  nh 2
O=  2h 1  n 2
h
Penampang yang menguntungkan guna saluran yang miringnya serongan
ditentukan, ialah jika kita mendapat R terbesar.

F
R = akan terdapat harga terbesar, jika O mempunyai harga terkecil
O
(minimum). Juga dapat dikatakan : harga h, supaya O mendapat harga minimum,
akan terdapat, bilamana :
dO
0
dh
F  nh 2
dO =  2h 1  n 2
h
Jadi :
 2nh 2  ( F  nh 2 )
O= 2
 2 1  n2
h
2h2 1  n 2  2nh 2  ( F  nh 2 )

2h2 1  n 2 - 2 nh2 + nh2 = F = (b + nh) h

- nh2 + 2 h2 1  n 2 = bh + nh2

2h2 1  n 2 = bh + 2 nh2

2h 1  n 2 = b + 2 nh
b
2h (- n + 1  n 2 ) = b atau = 2 (- n + 1  n 2 )
h
Jika miringnya serongan diketahui, jadi juga harga n diketahui, maka
b
perbandingan dapat dihitung, misalnya :
h
untuk n = 0 ½ 2/3 1 1,5 2

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
23 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
b
terdapat = 2 1,23 1,07 0,826 0,606, 0,472
h

4). Untuk saluran pengairan biasanya lebar dasar saluran b diambil lebih besar dari
pada dalamnya air h, dan besar kecilnya perbandingan menurut banyaknya
pengaliran.
Serongannya diambil menurut kekuatan tanah biasanya dengan perbandingan 1 :
1 sampai 1 : 2 bahkan 1 : 3 atau lebih, jika terdapat tanah yang mudah longsor.
Lain halnya dengan saluran ditanah yang keras atau yang ditembok karena
terhadap saluran itu dapat kita beri ketepatan air yang besar dan agar biayanya
tidak begitu besar, dapat kita cari penampang yang paling menguntungkan bagi
pengaliran.

b
Menghitungnya : untuk n = 2/3 terdapat = 1,07
h
atau b = 1,07 h
f = (b + nh) h = (1,07h + 2/3h) h = 1,737 h2
O =b+2 h 2  n 2 h 2 = 1,07h + 2 h 2  ( 2 3 ) 2 h 2  3,472 h
F 1,737 h 2
R =  = ½ h atau  R = ½ 2h
O 3,472 h
87 87 R 87  1 h 43,5 2h
C =   2

 R  1,3 1 2h  1,3 1 2h  1,3
1 2 2
R
43,5 2h 0,87 h
V = C  Ri = x ½ h x 0,0004 =
1
2 2h  1,3 1
2 2h  1,3
O 10
V= 
F 1,737 h 2
0,87 10
Jadi : 
1
2 2h  1,3 1,737 h 2
0,87 x 1,737 h3 = 10 (½ 2h + 1,3)
1,51 h3 = 5 2h + 13
h3 = 4,68 h + 8,6

Setelah dicari pakai perhitungan percobaan terdapat :


h = 2,52 m
b = 2,70 m
Q 10
V=  = 0,90 m/dt
F 1,737 x 2,52 2

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
24 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id
6.6. Istilah Istilah :

1. Aliran terbuka 6. Perimetri basah

2. Aliran bertekanan 7. Koefisien kekasaran

3. Kecepatan aliran Superkritis 8. Dimensi hidrolis

4. Kecepatan aliran Subkritis 9. Dimensi ekonomis

5. Jari jari hidrolis 10. Aliran gerak beraturan

6.7. Daftar Pustaka :

Modul Irigasi dan Bangunan Air untuk bahan kuliah diambil dari referensi dibawah
ini:

1. Undang Undang RI Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi

3. Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah


Sungai.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah


Pengaliran Sungai

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2012 tentang Sungai

6. Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan, KP-01 sd KP-07

7. Hidrologi Untuk Pengairan, Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda,


PT. Pradnya Paramita, Jakarta , 1976.

8. Hidrologi Teknik, Ir. CD Soemarto, Dipl, HE

9. Hydrologi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph 1.11.
Apaulhus. Mc.grawhill, 1986.

10. Mengenal dasar dasar hidrologi, Ir. Joice martha, h. Wanny Adidarma Dipl.It
Nova, Bandung.

11. Hidrologi & Pemakaiannya, jilid 1, Prof Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976.

12. Irigasi dan Bangunan Air, Ir. Agus Suroso. MT.

13. Rekayasa Hidrologi, Ir. Hadi susilo. MM

14. Pengembangan Sumber Daya Air, Ir. Hadi Susilo. MM

15. Mekanika Fluida/Hidrolika, Ir. Hadi Susilo. MM

‘13 Irigasi dan Bangunan Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
25 Ir.Hadi Susilo http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai