Hubungan Antara Sistem Kardiovaskuler Dengan Al-Quran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ANTARA SISTEM KARDIOVASKULER

DENGAN AL-QURAN DAN HADIS

Disusun dalam Rangka Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah


Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Tahun Akademik 2018/2019

Oleh:

1. EEM SUMARNI NIM: 2018727058


2. KRISTIANI NIM: 2018727067
3. LIA SULISTIAWATI NIM: 2018727068
4. NURAZIZAH NIM: 2018727078
5. PUSPITA WULANDARI NIM: 2018727080
6. SABILLA RAHMANINGRUM A NIM: 2018727084
7. UMI NUR FAOZIYAH NIM: 2018727093

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA, 2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Hubungan Antara Sistem Kardiovaskuler Dengan Al-Quran dan
Hadis” ini tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep., Sp. KMB. selaku kordinator mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah
2. Dr. Yani Sofiani, M.Kep., Sp.KMB. selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah
3. Ns. Fitrian Rayasari., M.Kep., Sp.KMB selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah

Dalam penyusunan makalah ini kami sadar karena kemampuan kami sangat
terbatas. Maka makalah ini masih mengandung banyak kekurangan, untuk itu
harapan kami para pembaca bersedia memberi saran dan pendapat untuk makalah
ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan


makalah ini, kami atas nama kelompok penyusun menyampaikan terimakasih dan
penghargaan yang tak terhingga.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita, sehingga upaya kecil ini
besar manfaatnya bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran sebagai sebuah kitab suci, ternyata tidak hnya mengandung ayat-
ayat yang berdimensi keimanan, hukum dan budi pekerti semata, tetapi juga
memberikan perhatian yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan
(Ta hirulqadri, 2005 dalam Diponegoro, A.M, 2013). Ajakan untuk bersikap
ilmiah akan ditemukan dalam berbagai ayat yang tersebar dalam berbagai surat.
Al-Quran berdiri di atas prinsip pembesaran akal dari akhayul dan kebebasan
akal untuk berpikir. Dampai saat ini belum ditemukan temuan ilmiah yang sudah
mapan bertentangan dengan Al-Quran , bahkan kehadiran sains dalam Al-Quran
merupakan dorongan untuk penelitian dan pengembangan pengetahuan
walaupun ada sementara orang memiliki anggapan yang berbeda. Al-Quran
dengan sangat tajam menunjuk banyak dari fakta-fakta ilmiah dengan ketepatan
dan presisi yang tinggi yang hanya pencipta manusia yang dapat melakukannya.
Al-Quran menggambarkan fenomena-fenomena alami ini untuk memfokuskan
perhatian manusia terhadap kebijakan, kasih sayang dan kekuasaan Maha
Pencipta. Semakin banyak sains modern menangkap realitas dari fenomena-
fenomena ini, semakin tampak berbukti-bukti kebenaran Al-Quran
(Ta’Hirulqa’dri, 2005 dalam Diponegoro, A.M, 2013).
Pada saat Al-Quran diturunkan, rasul yang berfungsi sebagai pemberi
penerangan memberikan penjelasan kepada sahabat-sahabatnya tentang arti dan
kandungan Al-Quran. Khususnya mempunyai ayat-ayat yang tidak dipahami
atau samar artinya (Shihab & Fauzi, 2002 dalam Diponegoro, A.M, 2013).
Setelah Rasulullah wafat, para sahabat memberi penafsiran terhadap Al-Quran
sesuai dengan kepahaman mereka (Calvert, 2008 dalam Diponegoro, A.M,
2013). Ketika para sahabat sudah tiada, maka mulailah tampak berbagai corak
penafsiran Al-Quran.
Beberapa Tafsir yang terbit di Indonesia sudah melakukan penafsiran pada
sejumlah ayat dengan penjelasan besar temuan hasil penelitian ilmu pengetahuan
dan teknologi moderen. Misalnya Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab
dan Tafsir Kementrian Agama di awal penerbitanya.
Istilah tafsir ilmiah atau scientific interpretation dalam Al-Quran dan
Tafsirnya juga disebut pembahasan iptek beberapa penulis ada yang menyebut
scientific interpretation (Abou-el-enin, 2009 dalam Diponegoro, A.M, 2013).
Menurut sains, kata “hati” tidak menunjuk kepada (liver), melainkan
umumnya mengacu kepada jantung. Jantung adalah satu organ bagian dalam,
terletak dibagian dada dan berukuran sebesar kepalan tangan. Jantung terbagi
menjadi dua sisi, yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Setiap sisi terbagi lagi menjadi
dua ruang, yaitu ruang atas (atrium) dan ruang bawah (ventrikel). Ruang-ruang
itu berdenyut sebanyak 70 kali per menit untuk menjaga aliran darah keseluruh
tubuh. Apabila dihitung, maka jantung akan berdenyut sebanyak lebih dari 30
juta kali dalam setahunnya. Perjalanan darah pabila diukur dan dimulai dari
paru-paru dan jantung, akan mengalir melalui urat darah di seluruh tubuh
sepanjang 96.000 km. jarak itu ditempuh dalam 23 detik setiap kali putaran.
Terlihat bagaimana peran jantung dalam kehidupan manusia.
Kata jantung dalam bahasa arab adalah “qaib” kata tersebut juga
digunakan untuk maksud lain, yaitu untuk mengartikan perasaan atau kalbu.
Kalbu sbagaimana jantung, dalam kehidupannya sangat penting. Hadis-hadis
yang berbicara tentang qaib nampaknya memang mengarah pada organ jantung.
Memperhatikan doa dan dan sabda Nabi Muhammad, dapat disimpulkan bahwa
qaib merupakan segumpal daging yang membolak-balik dan dipengaruhi pikiran
dan emosi manusia. Emosi dan pikiran agar benar memerlukan petunjuk ilahi.
Keterangan yang diperoleh dari penjelasan ini adalah Al-Quran dan Tafsirnya
adalah ditemukan dua organ utama manusiayang berkomunikasi dengan otak,
yaitu hati dan jantung. Kedua organ tersebut menurut tafsir tersebut
berhubungan erat dengan petunjuk ilahi. Walaupun jantung dapat menjadi keras,
tetapi pada situasi tertentu dapat menjadi lembut. Penelaahan terdapat literature-
literatur ilmiah diperlukan untuk menjelaskan fenomena ini.
Temuan berbagai hasil penalitaian mutakhir tentang jatung akan membuka
cakrawala baru tentang jantung akan membuka cakrawala baru tentang jantung.
Temuan-temuan ini menambah pemahaman tentang ajaran islam yang
menyatakan bahwa jantung atau qaib dapat berpikir, memberi pertimbangan,
mengapreasi dan memiliki intuisi yang lebih cepat bekerja daripada otak.
Penelitain yang lebih mutakhir menujukan bahwa jantung yang apresiasif dan
dapat memenuhi DNA manusia. Temuan ini menunjukan korelasi antara sistem
organ manusia dan penjelasa di dalam Al-Quran
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengetahui gambaran mengenai
korelasi antara Al-Quran dan hadis dengan sistem kardiovaskuler pada manusia
sehingga mengambil judul “Hubungan Antara Sistem Kardiovaskuler Dengan
Al-Quran dan Hadis”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara sistem kardiofaskuler dengan Al-Quran dan Hadis?

C. Tujuan
Menggambarkan hubungan antara sistem kardiofaskuler dengan Al-Quran dan
Hadis

D. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan


penulisan, serta sistematika penulisan
BAB II Tinjauan teori berisi hubungan antara sistem kardiovaskuler
dengan al-quran dan hadis darah dan sistem sirkulasi, jantung,
Penyakit kardiovaskilar

BAB III Penutup berisi kesimpulan serta saran


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hubungan Antara Sistem Kardiovaskuler dengan Al-Quran dan Hadis


Al-Qur’an dan hadits merupakan pegangan hidup manusia. Di dalamnya,
terdapat petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk bidang
medis. Di dalam al-Qur’an dan hadits, kita dapat menemukan penggambaran
yang akurat mengenai struktur anatomi, fisiologi, prosedur operasi, pengobatan,
pencegahan, maupun kesehatan dari segi spiritual. Salah satunya adalah
penjelasan tentang jantung, darah, sistem sirkulasi, dan betapa pentingnya hal-
hal tersebut.
Tubuh kita tersusun oleh berbagai organ vital yang menopangnya untuk
bisa bekerja dengan mestinya sesuai kodrat Illahi. Salah satu organ vital itu
adalah jantung atau dalam bahasa medis biasa disebut cardiac. Sebuah organ
kecil sebesar kepalan tangan kita yang mempunyai fungsi yang sangat penting
dengan memompakan darah ke seluruh tubuh beserta zat-zat makanan yang
terkandung didalamnya yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh untuk
melangsungkan hidup sel-sel tersebut. Organ ini berkerja tanpa henti dengan
terus menerus berdenyut dan berdenyut tanpa henti dan tak punya lelah.
Dalam Agama Islam ada bagian dari tubuh kita yang selalu sibuk setiap
saat dibandingkan oleh raga kita yang disebut dengan hati. Mungkin sebagian
dari kita juga pernah mendengar tentang hadist Rasulullah SAW yg
artinya “Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal
daging apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika ia rusak maka
rusaklah seluruh tubuhnya tidak lain dan tidak bukan itulah yg dikatakan
hati.”[HR. Bukhari-Muslim].
Dilihat dari segi anatomis letak jantung berada dalam rongga dada
tepatnya sebagian besar di rongga dada sebelah kiri. Hal ini sesuai dengan yang
dijelaskan oleh Allah dalam QS. Al Hajj: 46 yang artinya “Maka apakah mereka
tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta, ialah hati yang di dalam dada.” Kalau kita lihat dari ayat tersebut bahwa
hati memiliki fungsi yang sangat penting dalam sebuah amalan manusia yang
mengendalikan baik buruknya tingkah laku manusia. Ibnu Qoyyim pernah
menjelaskan secara ringkas dan sederhana dalam sebuah kitabnya tentang
bagaimana cara menghidupkan hati kita karena hati yang hidup adalah kekayaan
yang sangat berharga dan sebaliknya hati yg mati adalah kerugian yg tiada
taranya dan akan menyusahkan si empunya hati di dunia dan di akhirat. Seorang
syaikh menyatakan dalam suatu ceramahnya “Sesungguhnya Allah menurunkan
wahyu kepada Muhammad SAW utk menghidupkan hati manusia sebagaimana
menurunkan hujan utk menghidupkan dan menyirami bumi”. Kemudian dalam
surat Al Anfal:24, Allah berfirman yang artinya “dan ketahuilah bahwa Allah
membuat batasan antara manusia dan hatinya, Hati adalah pusat pengatur
seluruh aktifitas jasmaniah dan rohaniah manusia, misalnya daya sadar, daya
cipta, daya tindak dan sebagainya. Allah menghalangi kegiatan daya-daya
tersebut, yang menjurus kepada kejahatan, dan bahwasanya kepada dialah
kamu akan dikumpulkan”.
Begitu pula jantung, disusun oleh sebuah otot yang berbeda diantara otot
penyusun lainnya yang disebut otot jantung, dimana otot ini berbentuk seperti
otot lurik namun bekerja seperti otot polos. Secara singkat dapat kita lihat dalam
tabel berikut:

Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

a. Bentuk : seperti a. Memiliki sel-sel a. Memiliki sel-sel yg

gelendong yang yang tidak jelas tidak jelas batasnyaü

masing-masing batasnyaü Bentuk : Bentuk : panjang

ujungnya runcing panjang (seperti otot lurik)

b. Letak Inti sel : b. Letak inti sel : di b. Merupakan organ

ditengah. tepi sel jantung


c. Jumlah inti : 1 c. Jumlah inti : c. Letak inti : di

d. Warnanya : polos, banyak tengah-tengah sel

dengan sitoplasma d. Membentuk otot d. Jumlah inti : banyak

bening rangka yang e. Kerjanya cepat dan

e. Gerakannya menempel pada tidak pernah

dipengaruhi oleh tulang/rangka berhenti

saraf otonom e. Gerakan f. Gerakannya

f. Lambat terhadap dipengaruhi saraf dipengaruhi oleh

rangsangan sadar saraf otonom (sama

g. Merupakan otot f. Merupakan otot dengan otot polos)

tidak sadar sadar

h. Membentuk g. Pada sitoplasma

lapisan otot pada terdapat daerah

dinding usus, terang dan daerah

pembuluh darah, gelap (tampak

saluran kemih dan lurik)

saluran ekskresi. h. Tidak memiliki

percabangan

i. Kerjanya kuat, ada

periode istirahat

Allah memberikan kekhususan pada organ jantung ini dengan kombinasi

yang sangat istimewa dari keunggulan fungsi otot polos dan lurik. Dengan
keistimewaan tersebut, jantung secara kodratnya bekerja terus menerus tanpa

henti dengan memompakan darah keseluruh tubuh. Justru ketika jantung

mengalami masalah, maka seluruh tubuh akan menanggung akibatnya. Sebagai

contoh ketika orang mengalami gagal jantung maka akan tertimbun cairan di

berbagai organ, yang paling nampak jelas yaitu di organ paru-paru akan

terendam oleh cairan tubuh akibatnya orang tersebut akan sesak napas.

B. Darah dan Sistem Sirkulasi

. Dalam surat Al-Qaaf: 16 kita bisa lihat bagaimana deskripsi tentang


dekatnya Allah dengan manusia. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih
dekat kepadanya daripada urat lehernya.” Urat leher yang dimaksudkan dalam
ayat tersebut ialah pembuluh darah yang terdapat di leher yaitu Vena Jugular.
Pertanyaan yang kemudian timbul dari ayat ini ialah mengapa harus
menganalogikan kedekatan Allah dengan pembuluh darah? Lalu kenapa harus
yang di leher? Sebegitu pentingkah pembuluh darah tersebut? Jika kita lihat
secara anatomis, vena jugular membawa darah dari bagian kepala (otak,
kranium/tempurung kepala, wajah) dan leher untuk kembali ke jantung jadi bisa
disimpulkan betapa penting dan vitalnya pembuluh ini.
Bisa kita lihat dari ayat ini kalau pencipta Al-Qur’an (Allah SWT) benar-
benar mengetahui betapa pentingnya darah, pembuluh darah, serta sirkulasi
darah di seluruh tubuh. Jika Allah tidak mengetahui pentingnya darah, pasti
analogi yang digunakan bukanlah pembuluh darah yang notabenenya berfungsi
untuk mengalirkan darah. Lalu jika Allah tidak mengetahui sirkulasi darah di
seluruh tubuh, buat apa Allah men-spesifikasi-kan analoginya dengan pembuluh
darah di leher? Pembuluh darah besar lainnya yang disebutkan dalam Qur’an
ialah Al-Aatiin (aorta). Aorta merupakan pembuluh darah besar yang
mengalirkan darah langsung dari jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh.
Dalam Surat Al Haqqah ayat 45 dan 46 Allah berfirman:
“Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian
benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.”

Maksud dari ayat tersebut ialah jika Rasulullah SAW berdusta terhadap
Allah maka sanksi yang akan diberikan ialah pemotongan pembuluh darah yang
keluar dari jantungnya (aorta) sehingga kematian adalah hasil akhirnya.
Aorta memiliki aliran darah yang cepat karena tekanannya langsung
berasal dari kontraksi jantung, selain itu volume darahnya masih sangat banyak
(hanya punya 1 percabangan kecil yaitu koroner) oleh karena itu ketika aorta
dipotong maka konsekuensinya ialah akan terjadi pendarahan yang sangat hebat
lalu syok dan dengan mudahnya dapat menimbulkan kematian.

Ayat ini menjelaskan bahwa:


1. Darah dipandang sebagai suatu “kendaraan” untuk hidup
2. Arteri yang langsung berasal dari jantung (aorta) penting untuk
mempertahankan hidup.

C. Jantung

Jantung disebutkan beberapa kali di Al-Qur’an dan hadits. Perbedaan


keadaan jantung (seringkali kata “heart” diartikan sebagai “hati” dalam teks
Indonesia) digambarkan di Al-Qur’an menjadi tiga: keadaan jantung orang
mukminin, kafirun, dan munafiqun. Orang-orang mukminin digambarkan
memiliki jantung yang hidup, orang kafir memiliki jantung yang mati,
sedangkan orang munafik memiliki jantung yang sakit. Dua tipe jantung
yang dijelaskan dalam Qur’an yaitu jantung secara spiritual dan fisik.
Para ulama menyatakan terdapat 2 tipe dari jantung spiritual: syubhat
(keragu-raguan karena suatu hal yang dalilnya masih dalam pembicaraan atau
masih ada perselisihan, maka lebih baik menghindari hal tersebut sebagai bentuk
kehati-hatian) dan syahwat/nafsu yang ketika berlebihan maka akan membawa
keburukan. Emosi, tingkah laku, pengetahuan, penyakit, keinginan, kejujuran,
aksi dan reaksi semuanya berakar pada jantung. Dengan demikian, peranan
jantung di dalam Islam tidak hanya dipandang secara fisiologi tetapi juga dari
sisi psikologi.
Al-Qur’an dan hadits menganalogikan jantung sebagai pengatur emosi
sehingga menjadikan jantung memiliki banyak karakteristik yang pada
kedokteran modern dianggap berasal dari otak. Selain memandang jantung dari
sisi psikologis, Islam juga memandang jantung dari segi anatomis dan fisiologis.

“There is in the body a clump of flesh – if it becomes good, the whole body
becomes good and if it becomes bad, the whole body becomes bad. And indeed
it is the heart.”
Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal
daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya
akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu!- (HR.
Bukhari dan Muslim).
Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa ternyata jantung merupakan
kumpulan otot (segumpal daging) dan bukannya cair seperti darah ataupun padat
dan keras seperti tulang.
Terdapat juga hadits yang menggambarkan tentang proses operasi jantung,
ekstraksi (pengeluaran) gumpalan darah/trombus, dan juga penanganan penyakit
jantung.
“Ketika aku sedang berada di belakang rumah bersama saudaraku
(saudara angkat) menggembalakan anak kambing, tiba-tiba aku didatangi dua
orang lelaki-mereka mengenakan baju putih- dengan membawa baskom yang
terbuat dari emas penuh dengan es (zam-zam). Kedua orang itu menangkapku,
lalu membedah dadaku. Keduanya mengeluarkan hatiku dan membedahnya,
lalu mereka mengeluarkan gumpalan hitam darinya dan membuangnya.
Kemudian keduanya membersihkan dan menyucikan hatiku dengan air itu
sampai bersih.”
Pendeskripsian mengenai proses operasi ini membutuhkan keilmuan di
bidang anatomi jantung, fisiologi jantung, dan efek buruk trombus/gumpalan
darah.
D. Penyakit kardiovaskular

Walaupun tidak dijelaskan secara eksplisit di Al-Qur’an dan hadits, gaya

hidup yang diajarkan disana dapat menurunkan secara drastis kemungkinan

seseorang mendapatkan penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung,

penggumpalan darah, atherosklerosis, maupun arteriosklerosis dengan cara

meningkatkan aktivitas spiritual, makan tidak berlebihan (cukup), kegiatan fisik

yang cukup, mengurangi marah dan dengki, menghindari sifat rakus, dan tidak

memakan makanan dan minuman yang diharamkan.

Muslim melakukan shalat wajib 5x sehari, terdiri dari gerakan berdiri,

sujud, dan duduk. Ketika melakukan shalat, Allah menyuruh kita untuk tidak

melakukannya dengan bermalas-malasan. Orang yang melakukan shalat secara

bermalas-malasan tidak akan mendapatkan keuntungan apapun baik dari sisi

spiritual maupun fisik untuk kesehatannya. Jumlah sujud bervariasi dari waktu

sahalat satu dengan yang lain sehingga jumlah gerakan fisik pun menjadi turut

berbeda. Terdapat peningkatan jumlah sujud dari pagi-malam sesuai dengan

aktivitas yang dilakukan manusia. Ketika siang-sore seseorang biasanya makan

dengan porsi lebih banyak, dengan melakukan aktivitas yang cukup pada saat

tersebut dapat membantu mempercepat pencernaan makanan dan dalam jangka

panjang dapat mengurangi peluang terbentuknya trombus. Rasulullah SAW

menasehati kita untuk tidak segera tidur dan melakukan aktivitas yang

berlebihan setelah makan.

Gerakan ketika shalat juga dapat mencegah terjadinya pembentukan

thrombosis pada vena dalam (Deep Vein Thrombosis). Gerakan berdiri dan
duduk yang dilakukan berulang-ulang sepanjang hari dapat

mengaktifkan muscle pump (otot rangka yang membantu memberikan tekanan

ke pembuluh darah untuk mengembalikan darah ke jantung) di bagian kaki

(seperti gastrocnemius dan soleus) yang mampu meningkatkan venous

return (kembalinya darah dari vena ke jantung) ketika berdiri dan memindahkan

darah dari vena perifer (tepi) ke vena sentral sehingga dapat mencegah terjadinya

edema (pembengkakan) dan pembentukan trombus.

Al Quran dan Hadits juga mendiskusikan beberapa penyakit fisik seperti

sakit perut (abdominal pain), mencret (diarrhea), demam (fever), penyakit

kusta (leprosy), and penyakit mental. Diantara obat yang manjur adalah madu

karena mengandung gula, vitamin dan anti mikroba. Selanjutnya Al Quran

berbicara tentang makanan apa saja yang haram dikonsumsi, seperti bangkai,

darah, daging babi serta yang disembelih tidak atas nama Allah.

Mengenai sistem jantung, darah dan sirkulasinya, penulis menyebut

tentang sebuah ayat Al Quran yang menyatakan :

َ‫اْلنسانَ خلقنا وَلقد‬


ِ َ‫الو ِري َِد حب َِل ِمنَ إِلي َِه أقربَ ونحنَ َۖنفسهَ بِ َِه توس ِوسَ ما ونعلم‬

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa

yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat

lehernya” (Qaaf 16).


Ini menunjukkan relasi antara Allah SWT dengan hamba-Nya, sekaligus

mengisyaratkan pentingnya pembuluh darah di leher dan hubungannya dengan

jantung.

Selain itu Rasulullah SAW juga menyarankan kepada kita untuk

mengkonsumsi makanan-makanan seperti ikan yang rendah lemak dan dapat

membantu menurunkan kadar kolesterol, dan juga biji-bijian yang memiliki serat

yang tinggi.

Kolesterol yang tinggi dapat memicu timbulnya kerusakan pada pembuluh

darah, seperti penyakit jantung koroner akibat atherosklerosis. Allah melarang

kita untuk memakan daging babi dan alkohol. Dengan mengkonsumsi daging

babi, seseorang beresiko terkena penyakit seperti trichinella dan taeniasis, selain

itu kandungan lemak dan kalorinya juga tinggi. Walaupun Allah mengakui

adanya manfaat dari alkohol, tapi Allah menyatakan bahwa

mudharat/keburukannya lebih banyak daripada manfaatnya jika dikonsumsi.

Alkohol dapat mengakibatkan efek buruk pada banyak organ, seperti liver, usus,

lambung, pankreas, jantung, dan otak.

Jadi, dengan mengikuti gaya hidup yang disarankan oleh Qur’an dan hadits

dapat mengurangi kemungkinan terjadinya berbagai penyakit kardiovaskular.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil ialah:
1. Al-Qur’an dan hadits tidak hanya bersifat religious dan spiritual tapi juga
keilmiahan.
2. Jantung digambarkan di Qur’an dan hadits sebagai organ secara psikologi dan
fisik.
3. Jantung, darah dan pembuluhnya, dan sistem sirkulasi sudah tercantum
dengan begitu apiknya dengan pemahaman tingkat tinggi di Al-Qur’an jauh
sebelum penelitian para ilmuwan.
4. Banyak terdapat cara untuk menghindari penyakit kardiovaskular yang sudah
diketahui sejak dulu kala bahkan sebelum para ilmuwan mengetahui penyakit
tersebut terlebih patomekanisme penyakit itu
DAFTAR PUSTAKA

Diponegoro, A.M. (2013). Diskusi Psikologi Positif dan Al-Quran Tentang Jantung
(Qaib atau Heart). Volume 1, Nomor 2

https://blogneea.wordpress.com/2010/03/19/jantung-dalam-pandangan-medisdan-
al-qur%E2%80%99an/, diakses tanggal 12 Desember 2018

https://fski.wordpress.com/2011/10/11/sistem-kardiovaskular-dalam-al-quran/ ,
diakses tanggal 12 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai