Makalah Tumbuhan Obat
Makalah Tumbuhan Obat
Makalah Tumbuhan Obat
Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar didunia, Negara yang
memiliki begitu banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora dan
fauna yang dimilikinya. Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia
memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman
tanaman obat tradisional atau lebih sering dikenal dengan tanaman herbal.
Pada masyarakat modern ini, masyarakat belum begitu tahu tentang
manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari tanaman herbal untuk
kesehatan, itu dikarenakan masyarakat lebih mengenal obat – obatan dari
bahan kimia, baik karena anjuran dari resep dokter yang lebih sering
memberikan resep untuk membeli obat – obatan kimia di apotek atau pun
karena mudah didapatkan di toko atau warung terdekat, sehingga membuat
masyarakat kurang mengetahui kelebihan tersendiri yang dimiliki tanaman
herbal ketimbang obat - obatan kimia yang biasa mereka konsumsi, bahkan
terkadang masyarakat saat membeli obat tidak begitu tahu kandungan obat
yang diresepkan oleh dokter.
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari tumbuhan obat.
Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat
Untuk mengeahui manfaat dari tanaman obat
Rumusan Masalah
Apa yang di maksud tumbuhan obat ?
Apa manfaat dari tumbuhan obat ?
BAB II
PEMBAHASAN
2. herba ephedra
Ma Huang (Ephedra sinica Stapf. Dan spesies famili Phedraceae lainya)
merupakan obat cina kuno , yang kini digunakan diseluruh dunia. Tanaman
ini merupakan sumber asli efedrin, berkhasiat sebagai dekongestan dan
bronkodilator. Secara tradisional, tanaman ini digunukan untuk mengobai
asma dan hidung tersumbat, dalam bentuk tetes hidung. Pseudoefedrin kini
lebih banyak digunakan untuk pernapasan tersumbat karenan memiliki sifat
meransang sistem saraf pusat (SSP) yang lebih kecil. Tanaman ini memiliki
tangkai hijau ramping, yangmemisah menjadi cabang-cabang sekitar 20
tumpukan dengan panjang sekitar 15 cm, dan ujung daun melipat tajam ke
belakang. Ini adalah bagian yang berkhasiat sebagai obat. Daunya
berkurang pada bagian pelepah disekitar batang.
Kandungan kimia : Alkaloid, hingga 3%, tetapi sangat bervariasi; alkaloid
utamanya adalah (-)-efedrin, bersama kandungan lain termasuk (+)-
pseudoefedrin, noreefedrin, maokonin, transtorin dan senyawa efedradin A-
D. Komponen lain adalah turunan katekin, dan senyawa diterpen, termasuk
efedranin A dan mahuanin A, telah diisolasi dari spesies Ephedralainnya.
Efek farmakologis Dan khasiat Klinis : Ephedra telah lama digunakan di
Cina sejak zaman kuno untuk asma dan hay fever, sebagai bronkodilator,
simpatomimetik, stimulan SSP dan jantung. Herbalis juga menggunakan
tanaman ini untuk mengobati enuresis, alergi, narkolepsi dan gangguan
lain, dan dalam ekstrak juga teramati adanya aktivitas antiradang. Efedrin
digunakan dalam bentuk eliksir dan tetes hidung, dan memiliki kegunaan
tambahan sebagai pemercepat frekuensi jantung dalam pengobatan
beberapa tipe bradikardia. Pseudoefedrin, yakni isomer-D efedrin yang
diperoleh melalui sintesis kimia, biasanya merupakan senyawa pilihan
untuk isolat sediaan alkaloid. Efeddin dan pseudoefedrin merupakan subjek
dalam monografi Farmakope Eropa (Eur.Ph.), meskipun herbanya tidak
dibahas. Herba efedra digunakan sebagai obat anti alerg; hal ini didukung
oleh buk i bahwa senyawa ini menginduksi imunoglobulin A dalam koyo
Payer dan memblok aktivasi komplemen memlalui jalur klasik maupun
alternatif.
Toksikologi : Tanaman ini sering disalahgunakan sebagai obat
pelangsing, tetapi hal ini dapat berbahaya jika digunakan dalam dosis tinggi
untuk jangka panjang. Sebagai contoh, peristiwa hipertensi dan
kardiovaskular lain, serta suatu kasus hepatitis yang semakin memburuk,
pernah ditemukan. Absorbsi efedrin dan pseudoefedrin melambat setelah
ingesti herba ini dibandingkan isolat sediaan alkaloid sehingga harus
dihindari untuk pasien hipertensi. Herba ini biasanya tidak dipertimbangkan
menyebabkan hipertensi karena komponen lain seperti afedradin,
mahuanin dan maokonin, yang sebetulnya bersifat hipotensif. Namun,
penggunaan herba ini harus dihindari dalam kasus tirotoksikosis, glaukoma
sudut-tertutup, dan retensi urine. Dosis terapetik herba ini diperkirakan 30
mg alkaloid, dihitung sebagai efedrin.
3. Sambiloto
6. Herba papermint
7. Bandotan
8. Herba Timi
Herba timi atau Thymus vulgaris adalah salah satu jenis tanaman
yang sudah lama digunakan sebagai anti batuk. Efek utama sebagai
pengeluar dahak atau ekspektoran dan anti pasmodik. Hal tersebut berkaitn
dengan kandungan Minyak Atsiri (timol dan karvakrol), serta flavonoid yang
dikandung oleh herba timi. Pemberian minyak thimi secara oral dan intra
muscular pada hewan coba, memperlihatkan stimulasi saluran pernapasan.
Penggunaan sirup dengan ekstrak thimi selama 5 hari, terbukti
memberikan efek yang sama dengan obat bromheksin. Zat aktif yang
terdapat pada minyak timi adalah senyawa phenol dengan komponen
utamanya terdiri dari thymol sebesar 30-70% dan carvacrol 70%.[2] Selain
zat itu, senyawa thymol methyl eter, p-cymene, terpinene, linalool, dan juga
mengandung senyawa golongan flavonoid yaitu Circineol, 8-
methoxycircineol, thymonin dan eriodyctol.
Timi memiliki ukuran daun 4–12 mm untuk panjang dan lebar sampai
3mm, memiliki tangkai daun yang sangat pendek. Daun berbentuk lonjong
sampai bulat telur. Kelopak berwarna hijau, sering disertai bintik-bintik
ungu, dan berbentuk tubular. Setelah berbunga, tabung kelopak ditutup
oleh mahkota yang panjang dan berambut kaku. Mahkota bunga biasanya
berwarna kecoklatan dalam keadaan kering dan sedikit berbibir dua.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan dapat saya tarik
kesimpulan :
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan
digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan
penyakit.
Bagian dari tumbuh tumbuhan yang paling sering dijadikan obat
adalah daun. Namun akar juga terkadang digunakan dalam
pembuatan obat tradisional.
Cara pengolahan obat tradisional masih sederhana, yaitu sengan
cara ditumbuk dan direbus
Dalam penggunaan tanaman obat tradisional tetap membutuhkan
dosis yang tepat.
Penggunaan tanaman obat tradisional harus mempunyai ketepatan
waktu penggunaan. Artinya ketepatan waktu penggunaan obat
tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih
lambat dalam pengobatan penyakit dibanding penyembuhan
menggunakan Obat – obatan kimia, namun pengobatan secara
tradisional menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi
tubuh dengan sangat sedikit efek samping yang ditimbulkannya,
bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan akar penyakit,
mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.