Proposal Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Proposal Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Proposal Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Disusun oleh :
Hari :
Tanggal :
Mengesahkan
Dosen Pembimbing
HERI SANTOSO
ANALISIS KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN ALUMINIUM
SERI 3000 DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING (FSW)
ABSTRACK
Kata kunci : Friction Stir Welding, Kecepatan Putaran Tool, Alumunium Seri
3000, Sifat Mekanik, Struktur Mikro
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia industri manufaktur saat ini sering kita jumpai
pembuatan produk/komponen yang membutuhkan penyambungan material
baik dibidang otomotif, perkapalan, penerbangan dan lain-lain. Dan
pengelasan merupakan salah satu metode penyambungan yang saat ini
sering digunakan untuk penyambungan material. Dijaman modern ini
banyak industri manufaktur yang mengembangkan teknik-teknik pengelasan
untuk mengikat kualitas produk dan memangkas biaya produksi.
Saat ini proses pengelasan logam diklarifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu; Liquid state welding (LSW), dan Solid state welding
(SSW). LSW adalah proses pengelasan logam yang di lakukan dalam
keadaan cair, sedangkan SSW merupakan proses las dimana pada saat
pengelasan logam dalam keadaan padat.
Salah satu jenis metode Solid state welding (SSW) yaitu Friction Stir
Welding (FSW) merupakan proses penyambungan logam dengan
memanfaatkan energi panas yang diakibatkan karena gesekan yang terjadi
antara tool dan benda kerja yang akan disambung. Penyambungan ini terjadi
karena pengadukan dua sisi potongan logam yang mulai melunak akibat
gesekan FSW (friction stir welding) ditemukan dan 2 dikembangkan oleh
Wayne Thomas pada tahun 1991 di TWI (The Welding Instute) Amerika
Serikat. FSW dapat diaplikasikan baik dibidang otomotif, perkapalan,
penerbangan dan lain-lain.
Pengelasan dengan menggunakan kombinasi material yang berbeda
mulai banyak dilakukan dalam dunia industri manufaktur karena dapat
meningkatkan efektifitas dan manfaat ekonomis. Besi (Fe) dan Alumunium
(Al) adalah dua bahan umum yang banyak digunakan dalam dunia
perindustrian. Namun karena perbedaan besar dalam sifat fisik dan
kimianya, pengelasan dari besi dan tembaga umumnya lebih sulit, studi
Liltelatur menunjukan bahwa adanya beberapa teknik pengelasan yang dapat
diaplikasikan untuk sambungan dissimilar seperti: solder, brazing,
pengelasan gesek (FSW) dan pengelasan ultrasonik.
Dari beberapa teknik tersebut menurut Mur, dkk (2001) pengelasan
gesek mempunyai beberapa keunggulan yaitu :
1) tidak memerlukan penyiapan permukaan sambungan yang terlalu rumit
2) tidak membutuhkan bahan pengisi atau gas pelindung
3) proses pengelasan ini merupakan salah satu pengelasan kondisi padat
(solid state welding) yang tidak memerlukan pemanasan sampai titik
lebur sehingga cacat yang berhubungan dengan fenomena solidifikasi
dapat dihindari.
Dengan keunggulan di atas teknikpengelasan gesek (FSW) ini sangat
berpotensi untuk diaplikasikan dalam penyambungan Alumunium dalam
industri manufaktur.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini, diambil beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana proses friction stir welding yang benar.
2. Bagaimana pengaruh variasi kecepatan putar tool pada proses friction
stir welding terhadap kekuatan tarik.
3. Bagaimana pengaruh variasi kecepatan putar tool pada proses friction
stir welding terhadap nilai kekerasan.
4. Bagaimana struktur makro dan mikro dari hasil sambungan friction stir
welding.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kekuatan tarik maksimal.
2. Mengetahui nilai kekerasan hasil pengelasan.
3. Mengetahui nilai perbandingan hasil pengujian tarik dan kekerasan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya terutama pengelasan
friction stir welding.
2. Memperluas wawasan terhadap ilmu pengetahuan pada bidang teknik
pengelasan.
3. Memberikan refrensi teknik pengelasan pada alumunium yang lebih
efektif dan efisien.
4. Memberikan pengetahuan tentang kekuatan mekanik pengelasan friction
stir welding.
E. BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini berkonsentrasi pada:
1. Metode pengelasan dengan menggunakan metode friction stir welding
(FSW).
2. Material yang digunakan adalah plat alumunium dengan tebal 2mm.
3. Sambungan menggunakan sambungan batt joint.
4. Pengujian yang dilakukan hanya mencangkup tentang pengujian tarik
dan pengujian kekerasan.
F. TINJAUAN PUSTAKA
FSW (friction stir welding) adalah sebuah metode pengelasan yang
termasuk pengelasan gesek, yang pada prosesnya tidak memerlukan bahan
penambah atau pengisi. Panas yang digunakan untuk mencairkan logam
kerja dihasilkan dari gesekan antara benda yang berputar (pin) dengan benda
yang diam (benda kerja). Pin berputar dengan kecepatan konstan
disentuhkan ke material kerja yang telah dicekam. Gesekan antara kedua
benda tersebut menimbulkan panas sampai ± 80 % dari titik cair material
kerja dan selanjutnya pin ditekan dan ditarik searah daerah yang akan dilas.
Putaran dari pin bisa searah jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum
jam.
Prinsip friction stir welding yang ditunjukkan pada gambar 1, dengan
gesekan dua benda yang terus-menerus akan menghasilkan panas, ini
menjadi suatu prinsip dasar terciptanya suatu proses pengelasan gesek. Pada
proses friction stir welding, sebuah tool yang berputar ditekankan pada
material yang akan disatukan. Gesekan tool yang berbentuk silindris
(cylindrical shoulder) yang dilengkapi pin/probe dengan material,
mengakibatkan pemanasan setempat yang mampu melunakkan bagian
tersebut. Tool bergerak pada kecepatan tetap dan bergerak melintang pada
jalur pengelasan (joint line) dari material yang akan disatukan.
Guo dkk (2013), meneliti tentang sifat mekanik dan struktur mikro
friction stir welding hasil penyambungan material aluminium seri 6061
dengan seri 7075. Guo menjelaskan bahwa hasil pencampuran material hasil
pengelasan jauh lebih efektif ketika aluminium seri 6061 ditempatkan pada
sisi advancing side. Terjadinya penurunan kekerasan pada hasil pengelasan
terutama daerah HAZ pada kedua material dibandingkan dengan base metal.
Y. Song dkk (2013), meneliti hasil pengelasan friction stir welding
antara AA2024 dengan AA7075 dengan sambungan tipe lap joint. Hasil
penelitian menyatakan bahwa ketika seri AA2024 pada sisi atas (advancing
side) timbul void sedangkan ketika posisi seri AA7075 yang mempunyai
sifat mekanik lebih kuat diatas (advancing side) void tidak timbul. Tegangan
geser pada sambungan las meningkat seiring peningkatan pada kecepatan
pengelasan.
Palanivel dkk (2013) melakukan studi struktur mikro dan kekuatan
tarik hasil pengelasan friction stir welding pada material berbeda properties
aluminium antara AA5083-H111 dengan AA6351-T6. Dimana dilakukan
penelitian dengan perubahan kecepatan pengelasan yaitu 36, 63, dan 90
mm/menit dengan konstan rpm. Material AA6351 diletakan pada posisi
advancing side dan AA5083-H111 pada posisi retreating side. Hasil
penelitian menyatakan bahwa kecepatan pengelasan mempengaruhi struktur
mikro dan pencampuran kedua material dimana kecepatan pengelasan
tertinggi tidak terlihat pencampuran material. Tegangan tarik tertinggi
dihasilkan pada sambungan yang menggunakan parameter kecepatan
pengelasan 63 mm/menit.
Muhammad Reza (2011), meneliti pengaruh parameter mesin
terhadap sifat mekanik material AC4CH dengan metode friction stir
welding. Variasi paramater yang digunakan adalah putaran tool, bentuk tool,
dan kemiringan tool. Menyimpulkan bahwa metode friction stir welding
dapat menghasilkan sambungan yang sempurna. Dimana dengan feeding
yang tetap putaran tool semakin tinggi maka kekuatan tariknya semakin
menurun. Tool dengan bentuk pin silinder lurus mempunyai kecenderungan
mempunyai kekuatan tarik terendah dibandingkan dengan silinder tirus dan
ballnose. Apabila semakin besar sudut tool maka semakin rendah kekuatan
tariknya tetapi pada sudut 0° hasil pengelasan tidak baik.
G. LANDASAN TEORI
1. Model Tool yang Biasa Dipakai pada FSW
Bentuk pin (probe) pada tool yang selama ini dikembangkan
untuk aplikasi FSW. Bentuk pin memengaruhi aliran bahan plastis dan
memengaruhi sifat lasan. Sementara tool shoulder memfasilitasi aliran
bahan bongkahan, pin membantu aliran bahan lapis demi lapis. Pin
berbentuk ‘triflute’ meningkatakan aliran bahan disbanding pin silindris.
Gaya aksial pada bahan benda kerja dan aliran bahan dekat tool
dipengaruhi oleh orientasi ulir pada permukaan pin. Pnelitian lain
menunjukkan bahwa lasan bebas cacat dapat diperoleh pada bahan lebih
lunak seperti AA1050 dengan pin berbentuk columnar tanpa ulir.
Sementara pin berbentuk prisma triangular lebih sesuai untuk bahan
lebih keras seperti AA5083. (Rai, et al, 2011).
2. Aluminium
Aluminium adalah bahan lakuran teknik dan telah bersaing
dengan baja cukup lama. Aluminum diperkirakan tiga kali lebih ringan
dan tiga kali lebih lemah (modulus elastisitas 70 GPa) dan memiliki
koefisien hantar panas tiga kali lebih tinggi dari baja. Penghematan
bobot pada aluminum bisanya harus dikompensasi dengan peningkatan
desain untuk menghindari pengurangan kekuatan yang tidak perlu.
Tingginya harga koefisien hantar panas ditambah dengan lapisan oksida
yang terbentuk selama pengelasan, membuat bahan aluminum cukup
sulit untuk dilas dengan las busur (arc-wedling). Lapisan oksida harus
dipecahkan dan dihilangkan, dan panas harus disisipkan secara cepat
untuk menghindari pengembangan panas pada produk. Tentu saja
dengan friction stir welding, masalah yang umum yang terjadi pada
pengelasan pada aluminum dapat dihindari. Sifat mampu las dari bahan
aluminum dapat disarikan pada gambar 3 di bawah ini. Pada penelitian
ini menggunakan bahan seri 3000 yang dapat dilas dengan FSW dengan
sangat baik.
H. METODE PENELITIAN
Dalam diagram alir penelitian akan dijelaskan dalam diagram alir
gambar 1.3 yang mengilustrasikan urutan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalma proses penelitian tugas akhir, mula dari mempersiapkan
peralatan dan bahan samapai pengambilan data, analisa darta serta mendapat
kesipulan dari percobaan yang telah dilakukan. Sehingga memudahkan
dalam pelaksanaan penelitian ini jika mengetahui langkah-langkah yang
akan diambil dalam penelitian.
Mulai
Studi Literatur
Kesimpulan
Selesai
2. Jalannya Riset
a) 100 mm, lebar 120 mm dan tebal 3 mm. Posisi benda kerja saling
bersinggungan satu sama lain;
b) Mengatur putaran tool pada mesin milling vertical 800 rpm, 900
rpm dan 1000 rpm
c) Proses pengelasan friction stir welding;
d) Setelah proses pengelasan benda kerja dibersihkan kemudian
pembuatan spesimen untuk pengujian sesuai standar ASTM (ASTM
Volume 9, 2001);
e) Setelah pembuatan spesimen kemudian dilakukan pengujian tarik, uji
kekerasan sesuai prosedur uji merusak (Yuwono, 2009) dan uji
struktur mikro sesuai standar ASM (ASM Volume 9, 2001);
f) Setelah selesai pengujian kemudian dilakukan pengambilan data dan
pembuatan pembahasan pada spesimen yang telah diuji;
g) Kemudian dari pembahasan tersebut diambil kesimpulan dari hasil
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM Volume 9. 2001. Standard Test Methods for Tension Testing of Metallic
Materials;
Jayaraman, M., dkk. 2009. Optimization of process parameters for friction stir
Nandan, R., DebRoy, T., Bhadeshia. H.K.D.H. 2008. Recent advances in friction-
Paramita, Jakarta.
Sambungan Las Tig (Tungsten Inert Gas) Dan Las FSW (Friction Stir
Rai, R. De, A., Bhadeshia, H. K. D. H. and DebRoy, T., 2011. Review: friction