Kerangka Acuan Anemia
Kerangka Acuan Anemia
Kerangka Acuan Anemia
Jl. Wijaya Kusuma 2 No. 40 Bangsri 59453 Telp. Telp. ( 0291 ) 771097 - 771118
E-mail : [email protected]
____________________________________________________________________________
A. PENDAHULUAN
Kebutuhan zat besi pada wanita tiga kali lebih besar daripada
kebutuhan pria.Hal ini antara lain karena wanita mengalami haid setiap
bulan yang berarti kehilangan darah secara rutin dalam jumlah yang
cukup banyak. Pada saat masa hamil ibu membutuhkan zat besi lebih
banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan bayinya.Kebutuhan zat
besi pada wanita hamil 3 kali lebih besar dibandingkan wanita tidak
hamil.Wanita juga mengeluarkan darah dalam jumlah yang cukup banyak
pada masa persalinan.
Sebagian besar anemia disebabkan kurangnya zat besi atau Fe dalam
tubuh.Hal ini karena masyarakat Indonesia Khususnya wanita kurang
mengkonsumsi sumber makanan hewani yang merupakan sumber zat besi
yang mudah diserap.Sebagian bahan makanan nabati merupakan sumber
zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap,sehingga dibutuhkan porsi yang
besar untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam sehari,jumlah tersebut
tidak mungkin terkonsumsi.
Hal lain yang memperberat terjadinya anemia pada wanita adalah
sering melakukan diet pengurangan berat badan karena factor ingin
langsing.Sehingga seringkali wanita memasuki masa kehamilannya dengan
kondisi dimana cadangan besi dalam tubuhnya kurang atau
terbatas.Keadaan ini lebih diperberat bila hamil pada usia
muda(<20tahun),karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi lebih
banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta janin yang
dikandungnya.Mengingat masalah anemia dan dampaknya yang dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia,maka diputuskan untuk
menanggulangi anemia sedini mungkin sebelum wanita tersebut hamil.
B. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih
tinggi,walaupun sudah menurun dari 425 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1986 menjadi menjadi 343 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 1997(SDKI).Salah satu penyebab utama tingginya AKI adalah
perdarahan 40%.Resiko perdarahan ini akan lebih diperberat apabila ibu
hamil menderita anemia.Dari berbagai hasil survey diketahui bahwa
prevalensi anemia di Indonesia sampai ini masih tinggi.
Data survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) menyatakan
prevalensi anemia pada ibu hamil adalah 50,9%,ibu nifas 45,1%,remaja
putrid usia (10-14tahun) 57,1%, dan Wus (15-45 tahun) adalah 39,5%.
Pelaksanaan strategi baru program penanggulangan anemia,
ternyata cakupan program masih belum dapat mencapai sasaran secara
memuaskan,Salah satu penyebabnya adalah pendistribusian TTD Mandiri
belum dilakukan secara merata dan belum dapat menjangkau sasaran
yang membutuhkannya.Untuk mengatasi masalah tersebut,pemerintah
merumuskan langkah-langkah perluasan jaringan distribusi TTD,
sakaligus upaya perbaikan dan peningkatan fungsi jaringan distribusi TTD.
Masalah lainnya adalah belum dirumuskannya secara tepat .Strategi
KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) penanggulangan anemia yang
melibatkan berbagai pihak terkait,sehingga pelaksanaan KIE dilapangan
belum berjalan secara efektif.Hal ini dapat dilihat bahwa sasaran KIE
selama ini hanya mengutamakan sasaran primer yaitu individu sasaran
dan keluarganya.Sedangkan sasaran sekunder dan tersier yang merupakan
pendukung keberhasilan program kurang mendapatkan perhatian,bahkan
belum banyak digarap program melalui Strategi KIE dengan langkah-
langkah yang tepat.
Menyadari akan hal tersebut,maka perlu dirumuskan Strategi KIE
Program Penanggulangan Anemia Gizi, yang selaras dengan kegiatan
perluasan jaringan distribusi TTD serta upaya peningkatan fungsinya.
Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan,sikap daan perilaku
dari berbagai sasaran KIE penanggulangan Anemia,terlebih dahulu perlu
dilakukan segmentasi terhadap sasaran yang akan diintervensi melalui
KIE.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI)
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah terjadinya anemia gizi besi pada kelompok sasaran
b. Menurunkan prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri
D. KEGIATAN PENYULUHAN ANEMIA
a. Kegiatan Pokok Penyuluhan Anemia
Penyuluhan Anemia dilakukan dengan penyuluhan kelompok
dengan tujuan memberikan KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi) tentang Anemia dan gizi seimbang, yang dilakukan
pada Guru UKS dan Pengelola Ponpes
b. Rincian Kegiatan Penyuluhan Anemia
1. Pembuatan rencana kegiatan bersama Petugas Gizi,Promkes
dan Petugas KRR mengenai sasaran Penyuluhan Anemia, dan
tanggal penyelenggaraan
2. Setelah rencana kegiatan,sasaran terselesaikan, pembuatan
undangan ke Kepala Sekolah dan Pengelola Ponpes bahwa
kegiatan diselenggarakan di Aula Puskesmas Bangsri I
3. Kegiatan Penyuluhan Anemia, dan gizi seimbang
diselenggarakan dengan 3 petugas : dari Tenaga
Promkes,tenaga Gizi, dan Tenaga KRR
4. Tenaga gizi mengadakan penyuluhan tentang Anemia dan Pola
makan Gizi Seimbang pada remaja putri.
5. Tenaga Promkes mengadakan Penyuluhan tentang PHBS pada
remaja putri.
6. Tenaga KRR mengadakan Penyuluhan tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja dan dampak yang timbul akibat Amenia
remaja putri.
7. Kegiatan terselesaikan maka bisa disimpulkan hasilnya untuk
dilaporkan ke kepala Puskesmas
E. METODOLOGI
Penyuluhan Anemia dan gizi seimbang dilakukan dengan metode
penyuluhan kelompok di Aula Puskesmas Bangsri I .
Peserta dalam pelaksanaan Penyuluhan Anemia dan gizi seimbang
adalah Guru SMP/SMA sederajat, Pengelola Ponpes di wilayah
Puskesmas Bangsri I
F. SASARAN PENYULUHAN ANEMIA DAN GIZI SEIMBANG
1) Sasaran Program
Siswi SMP/SMA sederajat dan remaja putri Ponpes
2) Tenaga Pelaksanama
Petugas Promkes
Petuags Gizi
Petuags KRR