Reformasi Tata Kelola SOX Muhidin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

REFORMASI TATA KELOLA SOX (SARBANES OXELY ACT) 2002

RANGKUMAN MATERI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
Dosen Pengampu : Rina Trisnawati, Ph.D

Disusun Oleh:
Muhidin (W100180020)

PROGAM MAGISTER AKUNTANSI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2019
KODE ETIK PROFESI TATA KELOLA PERUSAHAAN

A. Pengertian Kode Etik


Kode etik merupakan keyakinan tentang sifat manusia, cita-cita, tentang apa
yang baik atau diinginkan atau kelayakan untuk mengejar kepentingan pribadi, aturan
yang mengajarkan layak tidaknya perbuatan dan motif yang cenderung membuat kita
menetukan pilihan akan kesalahan dan kenaran.

B. Etika dan Bisnis


Dalam menjalankan sebuah bisnis tidak hanya terkait laba yang
diperhatikan melainkan juga harus diiringi dengan adanya etika dalam melaksankan
operasionalnya. Dimana dalam berbisnis etika yang perlu ditanamkan adalah ada empat
macam, yaitu :
a. Mematuhi hukum yang berlaku
b. Mematuhi peraturan lingkungan sekitar
c. Bertanggung jawab secara etika
d. Bertanggung jawab secara sosial
Alasan kuat yang menjadikan seorang individu dalam berbisnis harus
diiringi dengan etika didasari oleh :
a. Pandangan tentang agama
b. Hubungan kita dengan orang lain
c. Persepsi kita tentang diri sendiri
C. Etika, Bisnis dan Hukum
Bisnis, etika dan hukum merupakan satu kesatuan yang berhubungan dan
saling memotong. Dimana keterkaitan satu sama lain dapat dikategorikan menjadi
tujuh macam, yaitu :
a. Kegiatan usaha yang tidak tercakup oleh hukuman atau etika
b. Hukuman yang tidak berhubungan dengan etika dan bisnis
c. Etika pelanggaran yang tidak berhubungan dengan bisnis dan tidak ilegal
d. Adanya tumpang tindih antara etika, bisnis dan hukum
e. Adanya tumpang tindih antara hukum dan etika
f. Tumpang tindih antara aktivitas bisnis dan norma-norma etika
g. Pepotongan hukum, etika, bisnis
D. Teori-teori Etika Utama
Dalam pengambilan sebuah keputusan etis dalam lingkungan bisnis, orang-orang
menggunakan empat teori etika utama, antara lain :
a. Utilitarianisme
Utilitarianisme merupakan kebaikan an kejahatan dalam hal konsekuensi
non etika dari kesenngan dan rasa sakit. Bagi para pengguna teori ini, para
pembuat keputusan haruus mengambil perspektif yang luas tentang siapa pun
dalam masyarakat yang mungkin akan terpengaruh oleh keputusan itu. Sebab
apabila terjadi kegagalan dalam pengambilan keputusan maka akan sangat
mahal bagi perusahaaan. Supaya tidak terjadi kegagalan para pembuat
keputusan berpedoman pada aspek kunci utilitarianisme, yaitu :
1) Etikalitas didasari oleh konsekuensi non-etika
2) Keputusan etis harus berorientasi pada peningkatan kebahagian
3) Keputusan etis harus mengurangi rasa sakit
Adapun yang menjadi kelemahan dalam utilitarianisme ialah mengandaikan
hal-hal seprti kebahagian, utilitas, kesenangan, sakit, dan penderitaan bisa
diukur.
b. Deontologi
Deontologi merupakan pengevaluasian etikalitas perilaku berdasarkan
motivasi pembuat keputusan, dan menurut prinsip deontologi tindakan dapat
dibenarkan secara etika meskipun tidak menghasilkan keuntungan bersih ats
kebaikan terhadap kejahatan bagi para pengambil keputusan atau bagi
masyarakat keseluruhan. Dengan demikian teori ini mampu menjadi pelengkap
utuk utilitarianisme karena tindakan yang memenuhi kedua teori dapat
dikatakan memiliki sebuah kesempatan untuk menjadi beretika.
Sedagkan yang menjadi kelemahan pada teori ini adalah bahwa imperatif
kategoris tidak memberikan panduan yang jelas untuk menetukan mana yang
benar dan mana yang salah jika dua atau lebih hukum moral mengalami konflik
dan hanya satu yang dapat diakui.
c. Kesetaraan dan Keadilan Kewajaran
Kesetaraan dan keadilan merupakan suatu perbuatan yang mampu
memberikan atau mengalokasikan manfaat dan beban berdasarkan alasan
rasional. Hal ini perlu dilaksanakan karena adanya orang yang tidak selalu
bermanfaat dan adanya sumber daya yang langka. Disamping itu manusia tidak
berdiri sendiri dan membutuhkan yang lain. Oleh karenanya perlu ada
pemerataan apa yang diharapkan tanpa merugikan yang lain. Kesetaraan dan
keadilan kewajaran terbagi menjadi dua aspek, yaitu :
1) Keadilan Prosedural
Aspek keadilan prosedural berfokus pada bagaimana keadilan
diberikan. Yang menjadi pokok utama ialah sistem hukum yang adil
disertai prosedur yang adil dan transparan. Hal ini berarti semua orang
diberlakukan sama didepan hukum.
2) Keadilan Distributif
Aspek ini menitikberatkan bahwa suatu hal yang setara harus
diperlakukan sama, dan suatu hal yang tidak setara harus diperlakukan
berbeda sesuai dengan proporsi perbedaan relevan diantara mereka.
Untuk menetukan pendistributsian yang adil diperlukan adanya aspek
kebutuhan, kesetaraan aritmatika, dan prestasi.
d. Etika Kebajikan
Etika kebajikan merupakan sebuah teori yang mendorong untuk melakukan
tindakan-tindakan yang dipilih secara bebas setelah musyawarah dengan tujuan
untuk merasakan kehidupan yang bahagia, kehidupan yang mulia, dengan
tindakan sukarela. Dalam menjalankan etika kebajikan diperlukan pandangan
yang lebih luas untuk mengakui bahwa pengambilan keputusan memiliki
berbagai karakter.
Adapun yang menjadi titik kelemahan etika kebajikan adalah adanya
permasalahan yang berkaitan dengan apa saja kebajikan yang harus dimiliki
oleh pelaku bisnis dan bagaimana kebajikan ditunjukkan dalam tempat kerja.
Sehingga diperlukan adanya pandangan yang luas terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai