Bab Ii

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah dan Profil PT Nusantara Swadesi Mining

PT. Nusantara Swadesi Mining merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan yang memproduksi berbagai jenis dan ukuran batu Andesit untuk

kebutuhan konstruksi. PT. Nusantara Swadesi Mining didirikan pada tahun 2008 dan

memulai kegiatan penambangan pada tahun 2011 yang berlokasi di Gunung Aseupan,

Kampung Liung Gunung, Desa Bandung Herang, Kecamatan Plered, Kabupaten

Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi : PT. Nusantara Swadesi Mining ikut membantu program pemerintah dalam

rangka meningkatkan pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum di Indonesia.

Misi : PT. Nusantara Swadesi Mining ikut mengambil bagian dalam pemerataan

penambangan daerah, khususnya bagi Kampung Liung gunung, Kecamatan Plered,

Kabupaten Purwakarta dan ikut berpartisipasi dalam penambangan baik lokal maupun

nasional.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Adapun struktur organisasi yang berlaku di PT Nusantara Swadesi Mining

seperti pada gambar 2.1 :

6
7

Gambar 2.1 Sruktur Organisasi Perusahaan

2.4 Lokasi IUP

Secara administratif lokasi IUP Ekslpoitasi produksi PT. Nusantara Swadesi

Mining terletak di daerah sebagai berikut :

Kampung / Blok : Gunung Aseupan

Desa : Liung Gunung

Kecamatan : Plered

Kabupaten : Purwakarta
8

2.5 Luas Daerah IUP

Luas areal IUP Eksploitasi yang dimohon PT. Nusantara Swadesi Mining yaitu

24,7 Ha, dengan batas – batas lahan sebagai berikut :

 sebelah utara berbatasan dengan Tanah Badan Pengelola Waduk Cirata,

 sebelah timur berbatasan dengan Tanah Perhutani,

 sebelah selatan berbatasan dengan Tanah Perhutani,

 sebelah barat berbatasan dengan Tanah Badan Pengelola Waduk Cirata.

Jarak lokasi kegiatan penambangan pada saat ini adalah berbatasan dengan

perusahaan tambang lain yaitu dengan kegiatan usaha pertambangan Koperasi Ligun,

jarak lokasi dengan lahan pertanian sekitar 700 meter, serta terhadap pemukiman

penduduk berjarak 1000 meter.

2.6 Kesampaian Daerah

Lokasi penambangan dapat ditempuh mulai dari Jl. Cicukang, Jl. A.H. Nasution,

Jl. Jend. A. Yani, Jl. Layang Pasupati, Jl. Tol Pasteur, Jl. Tol Purbaleunyi, Jl. Ciganea,

Jl. Raya Sukatani, dengan jarak 63,5 km dan lama perjalanan ± 2 jam menggunakan

mobil. Kondisi jalan beraspal mulus (jalan negara kelas I), perjalanan menuju Kuari

berjarak ± 4 Km melalui jalan alternatif Cilalawi - Liung Gunung dan melalui jalan

yang dibuat oleh PT. Nusantara Swadesi Mining sehingga tidak menggunakan jalan

desa. Kondisi jalan yang berlubang sehingga sulit dilalui oleh mobil mini bus. Peta

kesampaian daerah bisa dilihat pada Gambar 2.2. Lokasi penambangan yang dilakukan

oleh PT. Nusantara Swadesi Mining berada di Desa Liung Gunung, Kecamatan Plered,

Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat dan berjarak ± 10 km dari Kota

Purwakarta (lokasi penambangan dapat dilihat pada Gambar 2.3).


9

Gambar 2.2 Peta Kesampaian Daerah


10
11

2.7 Geologi Regional Purwakarta

Kondisi geologi daerah Purwakarta terdiri dari batuan sedimen klastik, berupa

batu gamping (kapur), batu lempung, batu pasir dan batuan vulkanik seperti tuf, breksi

vulkanik, batuan beku terobosan, batu lempung napalan, konglomerat dan napal.

Untuk jenis batuan beku terobosan meliputi Andesit, diorite, vetrofir, basal dan gabro.

Batuan ini umumnya bertebaran di bagian barat daya wilayah Kabupaten Purwakarta.

Jenis Batuan napal atau batu pasir kuarsam merupakan batuan yang tertua di wilayah

Kabupaten Purwakarta yang sebarannya terdapat di tepi bendungan Jatiluhur

(Bendungan Ir. H Djuanda).

Sedangkan batu lempung yang usianya lebih muda (miosen) tersebar di sekitar

wilayah Barat Laut dan bagian Timur Kabupaten Purwakarta berikut endapan bekas

gunung api tua yang berasal dari gunung Burangrang dan Gunung Sunda, yaitu berupa

tuf, lava Andesit basalitis, breksi vulkanik dan lahar. Pada bagian permukaan batuan

itu terdapat endapan hasil erupsi gunung api muda yang meliputi batu pasir, lahar,

lapili, breksi lava basal, aglomerat tufan, pasir tufa, dan lapili.

Berdasarkan kondisi dan jenis batuan di atas, maka di wilayah Kabupaten

Purwakarta terdapat kandungan geologi berupa batu kali, batu Andesit, batu Gamping

(kapur), tanah lempung, pasir, pasir kuarsa, pasir batu (sirtu), tras, fosfat, barit dan batu

gips. Sebagian besar jenis tanah adalah tanah latosol dan sebagian kecil adalah tanah

aluvial, andosol, grumosol, litosol, podsolik dan regosol. Berdasarkan potensi yang

dipaparkan diatas telah mendorong munculnya kegiatan pertambangan di Kabupaten

Purwakarta. (Peta geologi Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Gambar 2.4).
12
13

2.8 Genesa Batu Andesit

Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan

lelehan magma diorit. Jenis magma diorit merupakan salah satu magma terpenting

dalam golongan kapur alkali sebagai sumber terbentuknya Andesit. Lelehan magma

tersebut merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur akibat

pendinginan magma pada temperatur antara 1.500° - 2.500°C. Andesit berkomposisi

mineral feldspar plagioklas jenis kalium feldspar natrium plagioklas, kuarsa,

feldspatoid serta mineral tambahan berupa hornblenda, biotit dan piroksen. Andesit

bertekstur afanitik mikro kristalin dan berwarna gelap.

2.8.1 Mineralogi Batu Andesit

Mineral yang ada pada batu Andesit ini berupa kalium feldspar dengan jumlah

kurang dari 10% kandungan feldspar total, natrium plagioklas, kuarsa kurang dari

10%, feldspatoid kurang dari 10%, hornblenda, biotit dan piroksen. Penamaan Andesit

berdasarkan kepada kandungan mineral tambahannya yaitu Andesit hornblenda,

Andesit biotit dan Andesit piroksen.

2.8.2 Sifat Kimia dan Keadaan Fisika Batu Andesit

 Sifat-sifat kimia dalam batuan Andesit terdiri dari unsur-unsur silikat, alumunium,

besi, kalsium, magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor dan air

(komposisi kimia batu Andesit dapat dilihat pada Tabel 2.1).

 Keadaan fisik batuan Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna

dalam keadaan lapuk berwarna abu-abu kecoklatan, bertekstur porofik, keras dan

kompak (keadaan batu Andesit dapat dilihat pada Gambar 2.5).


14

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Batu Andesit

Senyawa Kimia Komposisi (%)


SiO2 47,55
Al2O3 18,37
Fe2O3 8,19
CaO 7,11
MgO 2,25
Na2O 1,7
K2O 2,16
TiO2 0,59
MnO 0,22
P2O3 0,3
H2O 0,52

Gambar 2.5 Keadaan Batu Andesit


15

2.9 Sistem Penambangan

Metode penambangan yang dilakukan oleh PT. Nusantara Swadesi Mining yaitu

metoda Kuari (penambangan Kuari dapat dilihat pada Gambar 2.6). Kuari adalah

sistim penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan bahan galian

industri atau mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu Andesit, dan batu

gamping. Dengan menggunakan tipe side hill, dengan jenjang setinggi 8,43 meter. Side

hill type, merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian indutri yang

terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng bukit

itu dengan dua kemungkinan, yaitu:

1. bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan kerja

dapat dibuat melingkar bukit dengan jalan masuk (access road) berbentuk spiral,

2. jika hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau bentuk bukit itu

memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan jalan masuk dari

salah satu sisisnya atau dari depan yang disebut straight ramp.

Gambar 2.6 Penambangan Kuari


16

Keuntungan side hill type ini adalah:

1. dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja

sedikit miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air,

2. alat angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan

gaya gravitasi. Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi

lebih singkat.

Kerugiannya adalah:

1. material penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum penambangan

dilakukan, berarti diperlukan modal yang besar untuk membiayai pengupasan

material penutup,

2. karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi alat-alat angkut

kurang hati-hati karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat

menyebabkan kecelakaan, terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.

2.10 Pengolahan

Dalam kegiatan pengolahan batu Andesit di PT. Nusantara Swadesi Mining

mengunakan Crushing Plant, Crushing plant dapat dilihat pada Gambar 2.7. Crushing

adalah suatu proses pengecilan ukuran batu yang bertujuan untuk menghasilkan

ukuran produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Pada pekerjaan crushing

ini, diperlukan beberapa kali pengerjaan pemecahan. Tahap-tahap pekerjaan itu

beserta jenis crusher yang digunakan adalah :

a. Pemecahan tahap pertama, menggunakan alat jaw crusher (pemecah tipe

rahang). Alat ini dapat menghancurkan batuan yang berdiameter < 80 cm

menjadi diameter 20 cm.


17

b. Pemecahan tahap kedua, menggunakan alat cone crusher (pemecah tipe

pukulan). Pada tahap kedua menghasilkan batuan yang berukuran 1,5 – 2,5 cm

Gambar 2.7 Crushing Plant

2.11 Vegetasi

Vegetasi adalah berbagai macam jenis tumbuhan atau tanaman yang menempati

suatu ekosistem. Vegetasi yang ada di suatu tempat dapat berubah seiring dengan

berjalannya waktu dan perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Peran Vegetasi dalam menghambat erosi. Erosi tanah sering kali menjadikan

lahan pertanian kehilangan lapisan olehnya sehingga berkurang kesuburannya. Bahan

organik yang berada di top soil akan mudah terkikis dan terangkut ketika tidak vegetasi

yang mengelilinginya. Keberadaan vegetasi yang menutup tanah selain dapat

mencegah terjadinya pengikisan-pengikisan tanah juga dapat menjaga ketersediaan air

di musim kemarau.
18

Beberapa peranan vegetasi dalam menjaga tanah dan menghambat

berlangsungnya pengikisan tanah, adalah sebagai berikut :

 peran tajuk vegetasi hutan,

 penghambatan aliran permukaan,

 peranan akar-akar vegetasi,

 peranan mikro organisme,

 dalam kemampuannya dalam bertranspirasi.

Tumbuhan di wilayah IUP merupakan vegetasi darat didominasi oleh sawah,

semak-semak dengan beberapa pohon perdu yang relatif muda dan tumbuh secara

terartur. Warna dari daun pada pepohonan yang tumbuh di sektiar penambangan agak

keputihan karena debu yang menempel akibat aktivitas penambangan. Contoh vegetasi

pada daerah sekitar tambang dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.8

Vegetasi yang Ada di Lingkungan Tambang

Anda mungkin juga menyukai