Mikologi Kel 10 Candida Albicans
Mikologi Kel 10 Candida Albicans
Mikologi Kel 10 Candida Albicans
LAPORAN PRAKTIKUM
(Candida albicans)
Disusun oleh :
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
dan teknik bedah mutakir juga telah berperan untuk mengubah epidemiologi
infeksi Candida. Infeksi jamur telah muncul sebagai ancaman yang bermakna
dalam dua bentuk yang berbeda yaitu blastopore (blasroconidia) adalah bentuk
germinated yeast. Oleh karena itu Candida disebut jamur dimorfik Perbedaan
beradaptasi dengan baik untuk hidup pada manusia, terutama pada saluran
cerna, urogenital, dan kulit. Candida albicans penyebab kandidiasis yang
sering terdapat di daerah tropis sedangkan kandidiasis kuku pada iklim dingin.
Penyakit ini dapat mengenai semua umur terutama bayi dan orang tua. Infeksi
yang disebabkan Kandida dapat berupa akut, subakut atau kronis pada seluruh
tubuh manusia. Candida albicans adalah monomorphic yeast dan yeast like
organism yang tumbuh baik pada suhu 25- 30°C dan 35-37°C.
adalah karena penyakit menahun, gangguan imun yang berat, AIDS, diabetes,
terhadap air yang terus menerus seperti yang terjadi pada tukang cuci, kencing
2. Bagaimana hasil uji biokimia dan germ tube pada sampel yang di ujikan?
2. Untuk mengetahui hasil uji biokimia dan germ tube pada sampel yang di
ujikan
diujikan
2. Dapat mengetahui hasil uji biokimia dan germ tube pada sampel yang di
ujikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
berikut :
Divisio : Eumycotina
Classis : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Familia : Cryptococcaceae
Genus : Candida
flora normal yang hidup pada mukosa oral, saluran pencernaan dan
berbentuk sel ragi (blastospora atau yeast), dan oval (berukuran 3-6
2.1.3 Reproduksi
2004).
2.1.4 Biakan
selama 2-4 hari pada suhu 37° C atau suhu ruang akan tampak
filamentosa “(Germ Tube Test)” dalam waktu inkubasi 1-2 jam pada
suhu 37° C dijumpai pada media yang mengandung faktor protein
a) Tahap Akuisisi
3) Kelainan Endokrin
4) Gangguan Immunitas
5) Perokok
a. Mulut
1. Thrush
b. Genitalia wanita
c. Genitalia pria
penis.
d. Kulit
payudara.
e. Kuku
Nistatin
lainnya.
Amfoterisin B
infeksi tulang.
Trikomisin
reaksi sampingan.
3.1 Alat
No Alat Spesifikasi
3 Kulkas Suhu
8 Swab Steril
10 Cover glass -
11 mikrotube 1,5 mL
14 Pipet tetes -
3.2 Bahan
No Bahan Spesifikasi
-Chrom agar
-Sukrosa 1%
-Maltosa 1%
-Laktosa 1%
-Lugol
-Alkohol
-Safranin
5 Serum 2 mL
BAB IV
4.1 Hasil
didapatkan :
pinggiran rata
berbentuk seperti
toge/sperma
sampel tersebut positif terdapat jamur Candida sp. Hasil pewarnaan Gram
didapatkan sediaan berupa sel-sel epitel, bakteri berbentuk basil serta jamur
yang berwarna ungu dan berbentuk lonjong, jamur tersebut diduga jamur
Candida sp. Setelah didapatkan hasil positif pada pewarnaan Gram dilanjutkan
melakukan isolasi yang diinokulasikan pada media Potato Dextrose Agar dan
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam untuk mendapatkan hasil berupa
koloni murni. Setelah 24 jam, diamati dan didapatkan jamur berbentuk bulat,
sedikit cembung, halus, dengan tepi nyata, berwarna putih, koloni ini berukuran
± 0,5 - 1 mm. kemudian, dilakukan uji biokimia agar lebih spesifik untuk
pada media gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa dan manitol) yang diinkubasi
pada suhu 37°C selama 24 jam. Hasil uji biokimia pada media gula-gula
karbohidarat dengan perubahan warna media dari ungu menjadi kuning serta
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Dilakukan penanaman pada media
jenis jamur Candida lain akan menghasilkan warna yang berbeda (Candida
diinkubasi pada suhu 37°C selama kurang dari 2 jam (90 menit). Setelah
kurang dari 2 jam dilakukan pengamatan dengan meneteskan serum pada kaca
objek dan ditutup dengan deck glass, diamati dibawah mikroskop dengan
seperti toge/sperma.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kandidiasis dari sampel apus vagina pasien yang bernama X, didapatkan hasil
5.2 Saran
penyakit kandidiasis :
2. Gunakanlah celana dalam dari bahan katun yang membuat kondisi tetap
Dumilah, S,. 1992. Candida dan Candidiasis pada Manusia. FKUI. Jakarta
Medika: Jakarta
Komariah & Sjam, R. 2012. Kolonisasi Candida dalam rongga mulut. Majalah
Mulyati, Retno Wahyuningsih, Widiastuti, dan Pudji K Sjarifuddin. 2002. Isolasi Spesies
Candida dari Tinja Penderita HIV/AIDS. Jurnal Makara Kesehatan, Vol 6, No.2:
Hal 51-52
Suprihatin SD. Kandida dan Kandidiasis pada Manusia. FKUI. Jakarta. 1982:9-13,
25-32