Pengendalian Tikus Benar
Pengendalian Tikus Benar
Pengendalian Tikus Benar
PENGGANGGU – B
PENGENDALIAN TIKUS
DISUSUN : POPY PURWASIH
NIM : 20141320283
1
KATA PENGANTAR
Popy purwasih
2
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................... 6
PENUTUP ........................................................................................................................... 30
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Tikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok
mamalia (hewan menyusui). Para ahli zoologi (ilmu hewan) sepakat untuk
menggolongkannyakedalam ordo Rodensia (hewan yang mengerat), subordo
Myomorpha, family Muridae, dan sub famili Murinae. Untuk lebih jelasnya, tikus
dapatdiklasifikasikan sebagai brikut :
6
Kingdom Animalia
Filum Chordata
Sub Filum Vetebrata
Kelas Mammalia
Sub Kelas Theria
Ordo Rodentia
Sub Ordo Myomorpha
Famili Muridae
Sub Famili Murinae
Genus Bandicota, Rattus, Mus
2.1.2 Biologi
Anggota Muridae ini dominan disebagian kawasan
didunia. Potensi reproduksi tikus dan mencit sangat tinggi dan ciri yang
menarik adalah gigi serinya beradaptasi untuk mengerat (mengerat +
menggigit benda-benda yang keras).
Gigi seri ini terdapat pada rahang atas dan bawah, masing-masing
sepasang. Gigi seri ini secara tepat akan tumbuh memanjang sehingga
merupakan alat potong yang sangat efektif. Tidak mempunyai taring dan
graham (premolar). Karakteristik lainnya adalah cara berjalannya dan
perilaku hidupnya. Semua rodensia komensal berjalan dengan telapak
kakinya. Beberapa jenis Rodensia adalah Rattus norvegicus (tikus got),
Rattus rattus diardi (tikus rumah), Mus musculus (mencit).
Dalam tubuh tikus, terdapat beberapa hewan lain (parasit) yang ada
di dalam tubuh (endoparasit) dan diluar/menempel di tubuh (ektoparasit)
yang merupakan penular atau penyebab banyak sekali jenis penyakit.
Endoparasit tikus antara lain cacing, virus, jamur, protozoa, bakteri, dan
rickettsia yang mempunyai tempat hidup di bati dan ginjal tikus.
Sedangkan ektoparasit tikus meliputi: pinjal (fleas):Xenopsylla
cheopsis,Stivalus cognatus; kutu (lice) : Polyp/ax spinulosa, Hoplopleura
pasifica; larva tungau (chigger) ; tungau (mite);dan caplak(ticks).
7
8
2.1.3 Morfologi
9
2.1.4 Jenis-jenis Tikus
1. Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor
220-370 mm, ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-
23 mm, sedangkan rumus mamae 2+3=10. Warna rambut badan atas coklat
tua dan rambut badan bawah (perut) coklat tua kelabu. Yang terrnasuk dalam
jenis tikus rumah (rattus rattus) yaitu tikus atap (roof rat), tikus kapal (ship
rat), dan black rat. Jika dilihat dari jarak kedekatan hubungan antara aktifitas
tikus dengan manusia, tikus rumah merupakan jenis domestik, yaitu aktifitas
dilakukan di dalam rumah manusia atau disebut juga tikus komensal
(comensal rodent) atau synanthropic.
Umur tikus rumah rata-rata satu tahun dan mencapai dewasa siap kawin
pada umur 2-3 bulan baik pada tikus jantan maupun betina. Masa bunting
selama 21-23 hari dan seek or tikus betina dapat melahirkan 6-12 (rata-rata 8)
ekor anak tikus. Setelah 24-48 jam melahirkan, tikus betina siap kawin lagi
atau disebutpost partum oestrus.
Tikus rurnah merupakan binatang arboreal dan pemanjat ulung.
Kemampuan memanjat tembok kasar dan turun dengan kepala dibawab
sangat lihai, dan hila jatuh dari ketinggian 5,5 meter tidak akan menirnbulkan
luka yang berarti bagi tikus. Makanan yang dibutuhkan seekor tikus dalam
sehari sebanyak 10- 15% dari berat badannya. Perilaku makan tikus dengan
memegang makanan dengan kedua kaki depan, dan kebiasaan mencicipi
makanan untuk menunggu reaksi makanan tersebut dalam perutnya. Hal ini
perlu diperhatikan apabila kita memberantas tikus dengan racun. Tikus
mempunyai kebiasaan mencari makan dua kali sehari yaitu pada 1-2 jam
setelah matahari tenggelam dan pada l-2 jam sebelum fajar.
10
Warna rambut bagian atas coklat kelabu, rambut bagian perut kelabu.
Tikus ini banyak dijumpai diseluruh air/roil/got di daerah kota dan pasar.
Panjang tikus sawah dari ujung kepala sampai ujung ekor 270-370
mm, panjang ekor 130-192 mm, dan panjang kaki belakang 32-39
mm, telinga 18-21 mm sedangkan rumus mamae 3+3=12. Warna rambut
badan atas coklat muda berbintik-bintik putih, rambut bagian perut putih
atau coklat pucat. Tikus jenis ini banyak ditemukan di sawah dan padang
alang-alang.
11
5. Tikus Wirok (Bandicota indica)
Panjang dari tikus wirok ini dari ujung kepala sampai ekor 400-580
mm, panjang ekornya 160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-
32 mm seangkan rumus mamae 3+3=12. Warna rambut badan atas dan
rambut bagian perut coklat hitam, rambutnya agak jarang dan rambut di
pangkal ekor kaku seperti ijuk, jenis tikus ini banyak dijumpai di daerah
berawa, padang alang-alang dan kadang-kadang di kebun sekitar rumah.
12
13
2.1.6 Perilaku Tikus
2.1.6.1 Kebiasaan dan Habitat
Tikus dikenal sebagai binatang kosmopolitan yaitu menempati hampir
di semua habitat. Habitat dan kebiasaan jenis tikus yang dekat hubungnnya
dengan manusia adalah sebagai berikut :
1. R. norvegicus
Menggali lubang, berenang dan menyelam, menggigit benda-benda
keras seperti kayu bangunan, aluminium dsb. Hidup dalam rumah, toko
makanan dan gudang, diluar rumah, gudang bawah tanah, dok dan
saluran dalam tanah/riol/got.
2. R. ratus diardii
Sangat pandai memanjat, biasanya disebut sebagai pemanjat yang ulung,
menggigit benda-benda yang keras. Hidup dilobang pohon, tanaman yang
menjalar. Hidup dalam rumah tergantung pada cuaca.
3. M. musculus
Termasuk rondensia pemanjat, kadang-kadang menggali lobang,
menggigit hidup didalam dan diluar rumah.
1. Menggali
R.norvegicus adalah binatang penggali lubang. Lubang digali untuk
tempat perlindungan dan sarangnya. Kemampuan menggali dapat
mencapai 2-3 meter tanpa kesulitan.
2. Memanjat
R.komensal adalah pemanjat yang ulung. Tikus atap atau tikus rumah
yang bentuk tubuhnya lebih kecil dan langsing lebih beradaptasi untuk
memanjat dibandingkan dengan tikus riol/got. Namun demikian kedua
spesies tersebut dapat memanjat kayu dan bangunan yang permukaannya
kasar. Tikus riol/got dap memanjat pipa baik di dalam maupun di luar.
14
3. Meloncat dan Melompat
keadaan berhenti tikus got dapat melompat sejauh 1,2 meter. M.musculus
meloncat arah vertikal setinggi 25 cm.
4. Menggerogoti
baik. Tikus yang dusebut pertama adalah perenang dan penyelam yang
ulung, perilaku yang semi akuatik, hidup disaluran air bawah
tanah, sungai dan areal lain yang basah.
15
103 batang padi bunting per hari. Setelah itu, tikus juga menyukai umbi-
umbian serperti ubi jalar dan ubi kayu. Makanan yang berasal dari hewan
terutama adalah serangga dan hewan-hewan kecil lainnya. Makanan dari
hewan ini merupakan sumber untuk pertumbuhan dan untuk memperbaiki
bagian-bagian tubuh yang rusak, sedangkan makanan yang berasal dari
tumbuhan dimanfaatkan sebagai sumber tenaga.
16
anaknya yang keluar dari sarang berdasarkan air seni yang dikeluarkan
oleh anaknya.
3. Indera Pendengaran Tikus
Pendengaran tikus sangat baik. Tikus dapat mendengar suara-suara
dengan frekuensi tinggi, yang tidak dapat didengar oleh manusia.
Berdasarkan suara-suara yang dikeluarkan oleh tikus, dapat dibagi
menjadi beberapa suara, yaitu :
Suara-suara pada saat akan melakukan perkawina
Suara-suara menandakan adanya bahaya
Suara-suara pada saat menemukan makanan
Suara-suara pada saat tikus mengalami kesakitan
17
1. Droping
Adanya kotoran tikus yang ditemukan di tempat/ruangan yang
diperiksa. Tinja tikus mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas,
tanpa disertai bau yang mencolok, tinja tikus yang masih baru lebih terang
dan mengkilap serta lebih lembut (agak lunak), makin lama maka
tinja akan semakin keras.
2. Run ways
Jalan yang biasa dilalui tikus dari waktu ke waktu disuatu tempat
disebut run ways. Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang sama,
bila melalui lubang diantara eternit rumah, maka jalan yang dilaluinya
lambat laun menjadi hitam
3. Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan, tikus dalam
aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan maupun membuat
jalan misalnya lubang dinding.
4. Borrow
Borrow adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus
seperti dinding, lantai, perabotan dan lain-lain.
5. Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang disebabkan oleh tubuh tikus atau
urinnya.
6. Tikus hidup
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar.
18
2.2 Aspek Kesehatan Masyarakat
2.2.1 Penularan dan Penyebaran Tikus
Tikus dan mencit yang termasuk hewan mengerat (rodensia). Jenis ini
lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang di
gudang dan hewan pengganggu/menjijikkan di perumahan. Belum banyak
diketahui dan disadari bahwa kelompok hewan ini juga membawa,
menyebarkan dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak
dan hewan peliharaan. Rodensia komensal yaitu rodensia yang hidup di
dekat tempat hidup atau kegiatan manusia ini perlu lebih diperhatikan dalam
penularan penyakit.
Tikus dan mencit, penyakit bersumber rodensia yang disebabkan oleh
berbagai agen penyakit seperti virus, rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing
dapat ditularkan kepada manusia secara langsung. sedangkan secara tidak
langsung dapat melalui feses, urin dan ludah, melalui gigitan vektor
ektoparasit tikus dan mencit (kutu, pinjal, caplak, tungau). Disamping itu
kecoa juga merupakan vektor penularan penyakit yang cukup penting yang
sering hidup di sekitar kita.
19
tercatat pada tahun 2010 ditemukan 133 kasus dan CFR 10,9% (14 orang).
Kemudian pada tahun 2011 jumlah kasus meningkat menjadi 184 kasus
dengan CFR 17,74 % (33 orang). Sampai dengan triwulan III tahun 2012
ini, di Jawa Tengah sudah ditemukan 118 kasus dengan angka CFR 16,95%
(20 orang). Dalam kurun waktu tersebut Kota Semarang selalu menduduki
peringkat tertinggi untuk kasus dan angka kematian akibat leptospirosis.
Pada tahun 2012 kasus leptospirosis di Kota Semarang sebesar 81 kasus
dengan angka kematian (CFR) 17, 28 % (14orang). Kecamatan Gunungpati
adalah satu dari 16 kecamatan di Kota Semarang yang menjadi daerah fokus
leptospirosis karena sepanjang tahun 2012 ditemukan 4 kasus dengan 1
orang meninggal dengan IR 5,36 dan CFR 25 %. Tikus merupakan
reservoar penting bagi bakteri leptospira, karena >50% tikus dapat
mengeluarkan bakteri leptospira secara masif (terus menerus) melalui urin
(kencing) selama hidupnya, tanpa menunujukkan gejala sakit. Serovar
leptospira yang ditularkan oleh tikus merupakan serovar yang paling
berbahaya, dari semua reservoar yang ada. Lebih dari 50 jenis tikus
yang diidentifikasi ternyata mengandung berbagai serovar leptospira.
Sebanyak 24 serovar diisolasi dari tikus rumah R. tanezumi, 22 serovar dari
tikus got R. norvegicus dan 30 serovar dari mencit rumah Mus musculus.
Tikus merupakan hewan pengerat yang berbahaya bagi kesehatan sehingga
perlu dilakukan pengendalian pada tikus sebagai sumber penularan penyakit
(Assimina, 2008; Kate, 2007).
1. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri
leptospira berbentuk spiral yang menyerang mamalia dan dapat hidup di air
tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air
kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Bakteri ini dapat menyerang
20
siapapun yang memiliki kontak dengan berbagai benda maupun hewan lain
yang mengalami infeksi leptospirosis. Bakteri ini masuk ke dalam
tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang
lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan
terinfeksi leptospira.Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.
a. Gejala Klinis
b. Komplikasi Leptospirosis
Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan
gagal jantung yang dapat mengikabatkan kematian mendadak.
Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas.
Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran
pernafasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia,
dan mata
(konjungtiva).
Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir
mati.
c. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk ber-Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melalui :
21
dari tikus.
d. Pengobatan
Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati
dengan antibiotik yang banyak di jumpai di pasar seperti Penicillin
dan turunannya (Amoxylline) Streptomycine, Tetracycline,
Erithtromycine.Bila terjadi komplikasi, angka lematian dapat mencapai
20%, segera berobat ke dokter terdekat.
22
2. Plague/Penyakit pes/Sampar/La Peste
Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan
penyakit zoonosis yang timbul pada hewan pengerat dan dapat
ditularkan pada manusia. Penyakit tikus ini menular dan dapat
mewabah. Penyebaran penyakit plague/pes Plague, disebut juga penyakit
pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis)
dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Pess terbagi
menjadi 2 yaitu :
a. Pes Bubo
b. Pes Pneumonik
23
Tidak mengijinkan kucing bermain di luar rumah, terutama di daerah
yang banyak terdapat sarang tikus.
b. Pengobatan
Plague pada manusia dan kucing dapat diobati dengan
Streptomycin, Tetracyclin, Doxycyclin, Gentamycin. Streptomycyn dosis
tinggi terbukti lebih efektif mengobati plague.Penicilin tidak efektif
untuk penyakit plague.Diazepam diberikan untuk mengurangi rasa
lelah.Heparin biasanya diberikan apabila terdapat gejala pembekuan
darah.
24
5. Salmonellisis
7. Rabies
25
masuknya agent baru ke dalam suatu lingkungan akan merugikan
kesehatan masyarakat setempat.
b. Tempatkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas setiap Kotak
umpan berkunci.
2. Racun minum
Racun minuman merupakan pilihan terbaik dalam pengendalian tikus
,jika ketersediaan makanan di lokasi pemasangan banyak. Aplikasi
racun minuman dapat dilakukan bersamaan dengan umpan racikan
26
dengan hasil yang lebih baik. WARNING. Hati-hati dalam aplikasi
racun minuman, karena sifat racun minuman yang mudah menguap
sehingga dapat menyebabkan kontaminasi
3. Penanganan Bangkai
Tikus Pasca Pengendalian Tikus Kumpulkan tikus yang terperangkap /
mati, musnahkan dengan cara membakar dan dikubur dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm, begitu pula dengan setiap bahan
sisa atau sisa
4. Peralatan Keselamatan Dan Pakaian Kerja
tikus.
bangkai tikus.
d. Sepatu safety dan safety glass dan tanda pengenal lainnya bila
Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada situasi dimana
mereka dengan mudah mendapatkan makanan, air, tempat berlindung dan
tempat tinggal yang tidak terganggu.
27
a. Minimalisasi tempat bersarang/harborages antara lain : eliminasi
rumput/semak belukar
28
2. Treatment Tikus (Rodent Control)
Pengendalian tikus menggunakan Rat Baiting. Penggunaan trap
untuk jangka panjang menimbulkan tikus jera umpan dan neophobia
terhadap trap. Penggunaan trap hanya untuk tempat-tempat yang
sangat khusus dengan populasi tikus yang rendah.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tikus merupakan binatang pengerat yang sudah menjadi musuh
masyarakat karena sebagai faktor penyakitdan identik dengan image kotor.
Selain itu tikus sering merusak property rumah kita karena sifat pengeratnya
danmenjadi musuh para petani karena sering merusak tanaman/sawah mereka.
Pengendalian untuk vektor tikus ini bisa kita gunakan dengan cara
pengendalian kimia , lingkungan, biologis, dan fisik dan mekanis.
Keempat pengendalian ini harus dilakukan dengan seiring agar berjlan sesuai
dengan yang diharapakn.
3.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
http://catatankeperawatankend.blogspot.co.id/2014/01/pengendalian-
vektor- tikus.html. Diakses pada 24 Oktober 2015
31