Lapsus Hernia
Lapsus Hernia
Lapsus Hernia
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Hernia adalah tonjolan suatu organ atau bagian dari organ (seperti
usus atau lemak) melalui jaringan ikat atau melalui dinding rongga (pada
perut) di mana ia biasanya tertutup, Hernia inguinalis adalah penonjolan
melalui saluran inguinalis (medial atau lateral vasa epigastrium). Groin
Hernia merupakan istilah yang lebih global karena juga mencakup tonjolan
melalui saluran femoral. Hernia inguinalis lateralis adalah suatu
penonjolan dinding perut yang terjadi di daerah inguinal sebelah lateral
pembuluh epigastrika inferior. 1,5,6
b. Epidemiologi
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen
muncul didaerah sekitar lipat paha. Di berbagai negara di dunia, hernia
inguinal lebih sering terjadi 8 hingga 20 kali dari pada hernia femoral.
Perbandingan angka kejadian pada pria sepuluh kali daripada wanita dan
sekitar 55% hernia inguinal terjadi pada sisi kanan. Sekitar 70 % dari
hernia inguinal adalah hernia inguinal indirek. Hernia bilateral empat kali
lebih sering terjadi pada hernia direk dari pada hernia indirek.7
Perbaikan hernia inguinalis saat ini adalah salah satu prosedur bedah
yang paling umum dilakukan pada orang dewasa di dunia barat. Lebih dari
20 juta hernia diperkirakan diperbaiki setiap tahun di seluruh dunia,
Sekitar 700.000 hernia repair di AS dan lebih dari 100.000 di Inggris.
Insiden hernia repair di Swedia adalah sekitar 220 dalam 100.000 orang
setiap tahun.1
3
Dari penelitian yang dilakukan Rawis C. dkk di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Agustus 2012 – Juli 2014 didapatkan hasil
terdapat 146 pasien hernia inguinalis lateralis dengan distribusi laki-laki
99,3 %, letak hernia inguinalis sebelah kanan 60,3%, dan paling banyak
menggunakan Herniotomi + Mesh sebesar 73,3 %. Berdasarkan
perlangsungan hernia didapatkan hasil:6
Ireponibel 18 12,3
Inkarserata 7 4,8
Strangulata 13 8,9
2-6 tahun 27 47
6-12 tahun 19 32
Total 58 100
4
c. Anatomi
5
muskulus oblikus eksternua. Terletak mulai dari SIAS sampai ke ramus
superior tulang pubis.
Dinding yang membatasi kanalis inguinalis adalah:
1. Anterior: dibatasi oleh aponeurosis muskulus oblikus eksternus dan 1/3
lateralnya muskulus oblikus internus.
2. Posterior: dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis
yang bersatu dengan fascia transversalis dan membentuk dinding
posterior di bagian lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia
transversa dan konjoin tendon, dinding posterior berkembang dari
aponeurosis muskulus transversus abdominis dan fasia transversal.
3. Superior: dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus oblikus internus
dan muskulus transversus abdomnis.
4. Inferior: dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare bagian ujung
atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini merupakan
defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U” dan “V”
dan terletak di bagian lateral dan superior. Batas cincin interna adalah
pada bagian atas muskulus transversus abdominis, iliopubik tract dan
interfoveolar (Hasselbach) ligament dan pembuluh darah epigastrik
inferior di bagian medial.5,11
7
Gambar 4. Anatomi testis11
Kanalis femoralis merupakan lubang berbentuk oval dengan diameter
kurang dari 4 cm, dan pada wanita mempunyai diameter lebih lebar
dibang dengan laki-laki. Pada sisi medial femoral sheath dan vena
femoralis yang mengandung limfonodus dan lemak. Di sekelilingnya
terdapat beberapa bagian rigid yaitu pada sisi anterior terdapat
ligamentum inguinale, sisi media terdapat lacuna dari ligamentum
inguinale, dan pada sisi posteriornya terdapat bagian pectineus dari
ligamentum inguinale. Cincin yang sempit ini beresiko tinggi untuk
mengalami inkarserasi (terjepitnya usus). Kanalis femoralis terletak medial
dari vena femoralis didalam lakuna vaserum dorsal dari ligamentum
inguinalis, tempat vena saphena magna bermuara didalam vena femoralis.
Foramen ini sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam. Batas
kranio ventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal oleh
pinggir os pubis yang terdiri dari ligamentum ilio pectineale (ligamentum
cooper), sebelah lateral oleh (sarung) vena femoralis, dan disebelah
medial oleh ligamentum lakunare gimbernati. Hernia femoralis keluar
melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan
anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.9
8
Gambar 4. Anatomi inguinalis9
d. Etiologi
e. Patomekanisme
11
f. Klasifikasi
12
Sedangkan berdasarkan klinis hernia dibedakan menjadi:
1. Hernia reponibel yaitu hernia yang isinya dapat keluar masuk baik
secara spontan atau dengan manipulasi. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk ke perut.
Tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus. 5,7,9
2. Hernia irreponibel yaitu hernia yang isinya tidak dapat lagi masuk baik
secara spontan atau dengan manipulasi. Ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini
terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Hernia akreata, hernia ini terjadi perlekatan karena fibrosis. Saat ini
hernia masih tidak ada keluhan nyeri, tidak ada juga tanda
sumbatan usus.5,7,9
b. Hernia inkarserata yaitu hernia yang tidak dapat lagi kembali
kerongga abdomen karena isinya terjepit oleh cincin hernia
sehingga isi kantong hernia terperangkap yang membuat gangguan
pasase.5,7,9
c. Hernia strangulata yaitu hernia yang tidak dapat lagi kembali ke
rongga abdomen yang terjadi gangguan vaskularisasi.5,7,9
Banyak ahli bedah selama ratusan tahun telah berusaha untuk
mengklasifikasikan Hernia inguinalis termasuk Casten, Halverson dan
McVay, Zollinger, Ponka, Gilbert dan Nyhus. The European Hernia Society
baru-baru ini telah menyarankan sebuah sistem yang sederhana yaitu:
1. Primer atau berulang (P atau R); •
2. Lateral, medial atau femoralis (L, M atau F)
3. Ukuran menggunakan finger yang diasumsikan 1,5 cm.
Contoh : Primer, lateral, inguinalis hernia dengan ukuran 3-cm akan
dicatat PL2.1,13
g. Manifestasi klinik
1. Anamnesis
Secara klasik, pada penderita hernia inguinalis biasanya ditemukan
keluhan, antara lain:
13
a. Pada orang dewasa, biasanya penderita datang dengan keluhan
adanya “Benjolan” dipelipatan paha atau perut bagian bawah pada
scrotum atau labium mayor pada wanita.
b. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di
pelipatan paha biasanya diketahui oleh orang tuanya.
c. Benjolan timbul pada waktu terjadi peningkatan tekanan intra
abdominal, misalnya mengejan, menangis, batuk, atau mengangkat
beban berat. Benjolan akan menghilang atau mengecil ketika penderita
berbaring (reponibilis), tidak dapat kembali atau tidak menghilang
ketika berbaring (irreponibilis)
d. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah
epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan
pada mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam
kantong hernia
e. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserata karena illeus (dengan gambaran obstruksi usus dan
gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa), atau
strangulasi karena nekrosis atau gangrene (akibat adanya gangguan
vaskularisasi).
f. Faktor-faktor predisposisi, antara lain: Pekerjaan (mengangkat-angkat
beban berat, atlet angkat besi, tentara, kuli bangunan, dll), Penyakit
ataupun gangguan kronis (BPH, stricture urethra, batuk kronis,
ascites, atau susah BAB), Faktor usia, semakin tua, otot-otot dinding
abdomen semakin lemah, Faktor kegemukan (obesitas).5,9
2. Pemeriksaan fisis
a) Inspeksi
Tampak benjolan dilipatan paha simetris atau asimetris pada posisi
berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, penderita kita minta untuk
melakukan manuver valsava, Benjolan berbentuk lonjong (HIL) atau
bulat (HIM), Tanda-tanda radang ada atau tidak, pada hernia inguinalis
biasanya tanda radang (-).5,9
14
b) Palpasi
Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, bila tidak tampak
benjolan penderita diminta mengejan atau melakukan manuver valsava,
menentukan konsistensinya, Lakukan reposisi (bisa masuk atau tidak),
Untuk membedakan antara hernia inguinalis lateralis dan medialis
dapat dilakukan beberapa macam test (provokasi test).9
c) Auskultasi
Ditemukan suara bising usus (diatas benjolan).9
3. PEMERIKSAAN KHUSUS
a) ZIEMAN’S TEST
Bilamana kantong hernia terisi, kita masukkan dulu kedalam kavum
abdomen. Untuk memeriksa bagian kanan digunakan tangan kanan dan
sebaliknya. Test ini dapat dikerjakan pada penderita laki-laki ataupun
perempuan. Dengan jari kedua tangan pemeriksa diletakkan diatas
annulus inguinalis internus (± 1,5 cm diatas pertengahan SIAS dan
tuberkulum pubikum), jari ketiga diletakkan pada annulus inguinalis
ekternus dan jari keempat pada fossa ovalis. Penderita disuruh
mengejan maka timbul dorongan pada salah satu jari tersebut diatas.
Bilamana dorongan pada jari kedua berarti hernia inguinalis lateralis, bila
pada jari ketiga berarti hernia inguinalis medialis dan bila pada jari
keempat berarti hernia femoralis.9
15
Gambar 6. Tes zieman.9
2. FINGER TEST
Dengan menggunakan jari telunjuk atau kelingking skrotum
diinvaginasikan menyelusuri annulus eksternus sampai dapat mencapai
kanalis inguinalis kemudian penderita disuruh batuk, bilamana ada
dorongan atau tekanan timbul pada ujung jari maka didapatkan hernia
inguinalis lateralis, bila pada samping jari maka didapatkan suatu hernia
inguinalis medialis.9
i. Pemeriksaan Penunjang
j. Diagnosis Banding
18
Gambar 10. Metode bassini10
Saat ini sering digunakan prolene mesh (mersilen mesh) untuk
menutup atau memperkuat dinding belakang canalis inguinalis, Mesh
sintetis telah digunakan sejak 1950-an untuk memperkuat perbaikan
hernia, dan pada 1980-an, Lichtenstein menggambarkan perbaikan
mesh yang bebas tegangan, sederhana, datar untuk hernia inguinalis
(Gambar 11). Bagian awal operasi identik dengan Bassini. Setelah
kantung hernia dilepas dan medial defect ditutup, selembar jala (mesh),
berukuran 8 × 15 cm, ditempatkan di atas dinding posterior, di belakang
korda spermatika, dan dibelah untuk membungkus korda spermatika di
cincin inguinalis internus. Jahitan longgar menahan jala ke ligamentum
inguinalis dan tendon konjoin. Dua keunggulan utama diklaim:
menurunya tingkat kekambuhan hernia dan pemulihan pasca operasi
lebih cepat.9,13
19
Gambar 11. Diagram original Bassini. A, lemak subkutan; B, M. Obliq eksternal; C,
vena iliaka; E, korda spermatika; F, saraf di saluran inguinalis; G, transversalis fascia.13
l. Komplikasi
20
(strangulasi). Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi
transudat berupa cairan serosanguinus. Apabila isi hernia terdiri atas
usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses
lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.5,9
m.Prognosis
21
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Tn. D
Umur : 50 thn
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Palu Barat, Lere
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 01/12/2018
Ruangan : Garuda bawah RSU Anutapura
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : benjolan pada biji zakar
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien masuk rumah sakit dengan
keluhan biji zakar membesar di sebelah kiri yang baru dialami sejak +
12 jam sebelum masuk rumah sakit, keluhan dialami setelah pasien
mengangkat air, keluhan ini sudah sering dialami sejak 2 tahun
terakhir dan timbul bila mengangkat berat, ataupun mengedan namun
masih bisa masuk kembali bila di urut dan tidak terasa nyeri, awalnya
benjolan dlipatan paha kemudian turun ke buah zakar sehingga buah
zakar membesar dan terlihat lonjong. Sekarang benjolan terasa nyeri.
Keluhan disertai nyeri ulu hati (+), mual (+), Muntah (+) 2 kali, demam
(-). Batuk (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAK lancar dan BAB belum
ada 1 hari.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga : Tidak ada keluhan yang sama
dalam keluarga
Riwayat Pengobatan : Tidak ada
Riwayat Sosial : Wiraswasta (Buruh bangunan)
22
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi : IMT = 62 kg = 24,21 = Overweight
1,6 2
Vital Sign
TD: 160/110 mmHg N: 92x/menit R:20x/menit S:36,6°C
Kepala
Wajah : Simetris
Deformitas : Tidak ada
Bentuk : Normochepal
Mata
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera : Ikterus -/-
Pupil : bulat, isokor +/+, RCL +/+, RCTL+/+
Mulut : sianosis (-), Selaput putih pada tengah lidah(-),
Leher
KGB : pembesaran (-)
Tiroid : pembesaran (-)
JVP : peningkatan (-)
Massa Lain : Tidak ada
Dada
Paru-Paru
Inspeksi :Simetris bilateral
Palpasi : Massa (-), Vocal Fremitus simetris bilateral
Perkusi : sonor lapang paru
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi
Batas atas : SIC II linea parasternalis sinistra
23
Batas Kanan : SIC IV linea parasternalis dextra
Batas Kiri : SIC V linea axillaris anterior sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
Perkusi : Tympani (+)
Palpasi :Nyeri tekan epigastrium (+)
Anggota Gerak
Atas : Akral Hangat +/+, edema -/-,
Bawah : Akral Hangat +/+, edema -/-
Status Lokalis
Regio inguinalis sinistra
Inspeksi : terdapat benjolan berbentuk lonjong pada inguinal sinistra
berukuran 4 x 3 cm, warna seperti kulit sekitar
Palpasi : teraba kenyal, batas tidak jelas, nyeri tekan
Auskultasi : bising usus (+)
Visibel tes : tampak benjolan bergerak dari kraniolateral ke
kaudomedial
Regio Scrotalis sinistra
Inspeksi : terdapat benjolan berbentuk lonjong pada scrotum sinistra
berukuran 8 x 12 cm, warna seperti kulit sekitar
Palpasi : teraba kenyal, batas tidak jelas, nyeri tekan
Auskultasi : bising usus (+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab:
- WBC : 15,2 x 103
- RBC : 6,75 x 106/mm3
- PLT : 266 103/ mm3
24
- Hb : 17 g/dl
- HCT : 57 %
E. RESUME
Laki-laki (60 thn) masuk rumah sakit dengan keluhan biji sakar
membesar di sebelah kiri yang baru dialami sejak + 12 jam sebelum
masuk rumah sakit, keluhan dialami setelah pasien mengangkat air,
keluhan ini sudah sering dialami sejak 2 tahun terakhir dan timbul bila
mengangkat berat, ataupun mengedan namun masih bisa masuk
kembali bila di urut dan tidak terasa nyeri, awalnya benjolan dlipatan
paha kemudian turun ke buah zakar sehingga buah zakar membesar
dan terlihat lonjong. Sekarang benjolan terasa nyeri. Keluhan disertai
nyeri ulu hati (+), nausea (+), vomitus (+) 2 kali, BAK lancar dan BAB
belum ada 1 hari.
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan:
TD: 160/100 mmHg
N: 92
R: 20
S: 36,6°C
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
Perkusi : Tympani (+)
Palpasi :Nyeri tekan epigastrium
Status Lokalis
Regio inguinalis sinistra
Inspeksi : terdapat benjolan berbentuk lonjong pada inguinal sinistra
berukuran 4 x 3 cm, warna seperti kulit sekitar
Palpasi : teraba kenyal, batas tidak jelas, nyeri tekan
Auskultasi : bising usus (+)
Visibel tes : tampak benjolan bergerak dari kraniolateral ke
kaudomedial
25
Regio Scrotalis sinistra
Inspeksi : terdapat benjolan berbentuk lonjong pada scrotum sinistra
berukuran 8 x 12 cm, warna seperti kulit sekitar
Palpasi : teraba kenyal, batas tidak jelas, nyeri tekan
Auskultasi : bising usus (+)
27
Follow Up Harian
03/12/2018 PH:1 POH:1
S: nyeri bekas op (+), mual (+), Muntah (-), Pusing (-), sakit kepala (-),
flatus (-), BAK (+) perkateter , BAB (-)
O : TD : 140/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7oC
VAS : 5
A : Hernia Inguinalis Lateralis sinistra incarcerata post hernioraphy hari
ke-1 + Hipertensi grade 1
P : - IVFD RL 28 TPM
- Ceftriaxone 1 gr / 12 jam/ IV
- Metronidazol 500 mg/ 8 jam Drips
- Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
- Amplodipin 10 mg 0-0-1
- Diet bubur saring
28
Follow Up Harian
04/12/2018 PH:2 POH2
S: nyeri bekas op (+), mual (-), Muntah (-), Pusing (-), sakit kepala (-),
flatus (+), BAK (+) perkateter , BAB (-)
O : TD : 140/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
S : 37 oC
VAS : 5
A : Hernia Inguinalis Lateralis sinistra incarcerata post hernioraphy hari
ke-2 + Hipertensi Grade 1
P : - IVFD RL 28 TPM
- Ceftriaxone 1 gr / 12 jam/ IV
- Metronidazol 500 mg/ 8 jam Drips
- Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
- Amplodipin 10 mg 0-0-1
- Diet bubur saring
Follow Up Harian
05/12/2018 PH:3POH3
S: nyeri bekas op (+), mual (-), Muntah (-), Pusing (-), sakit kepala (-),
demam (-), flatus (+), BAK (+), BAB (+)
O : TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7oC
VAS : 4
A : Hernia Inguinalis Lateralis sinistra incarcerata post hernioraphy hari
ke-2 + Hipertensi Grade 1
P : - Cefadroxil 2 x 500 mg
- Meloxicam 2 x 15 mg
- Amplodipin 10 mg 0-0-1
29
BAB IV
PEMBAHASAN
31
BAB V
KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
34