Teknik Pengembangan Paragraf

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF

BAHASA INDONESIA
Dosen : Mohammad Hambali

Dari
Kelompok 4 :
Nurmalia Filda S. (165070200111006)
Winda Tri A. P (165070201111031)
Rida Aulia B. (165070201111026)
Novia Ester K. (165070201111013)
Januar R. Akhsan (165070200111013)
Zulfiana Davi (165070200111003)
Adelia Rekha M. (165070201111012)

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakng
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat.
Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis,
sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya
dalam paragraf itu. Paragraf sangat bermanfaat sebagai bekal untuk beranjak
menuju tataran tulisan yang lebih besar.
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan
perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph,
paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran
sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Dengan adanya pola-pola pengembangan paragraf, sebuah karangan atau
tulisan yang dibuat penulis bisa menggunakan salah satu model pengembangan
paragraf atau bisa pula mengombinasikan beberapa model sekaligus.Sebuah
paragraf dibuat untuk memudahkan pengertian dan pemahaman pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan fungsi paragraf?
2. Bagaimana jenis-jenis paragraf berdasarkan letak ide pokok dan tujuannya?
3. Bagaimana metode pengembangan paragraf?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi paragraf.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf berdasarkan letak ide pkok dan tujuannya.
3. Untuk mengetahui metode pengembangan paragraf.

D. Manfaat Penulisan
1. Secara umum, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam
penulisan.
2. Secara khusus, dapat memudahkan dalam pngembangan paragraf terutama bagi
seorang sastrawan ataupun seorang penulis.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Funngsi Paragraf


Paragraf adalah satuan bahasa tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat.
Kalimat-kalimat dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis,
sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat yang
lainnya dalam paragraf itu. Satu hal yang harus dicatat di dalam sebuah paragraf,
yakni bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Paragraf merupakan himpunan kalimat yang saling bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah, 1991). Keraf (1977),
menyebut paragraf dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang
lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa
lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan
suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik
dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas
beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami
pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide.
Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau
kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Pikiran utama atau ide pokok
merupakan pengendali suatu paragraf (Ramlan, 1993).

Fungsi paragraf:
1. Penampung fragmen pikiran atau ide pokok.
2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
4. Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
5. Alat untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada para
pembaca.
6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.
7. Sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).

B. Jenis-Jenis Paragraf

Berdasarkan letak kalimat utamanya


1. Pikiran utama pada posisi awal paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal paragraf disebut
paragraf deduktif.
Contoh:
Menteri lebih lanjut mengemukakan perbedaan mahasiswa zaman dulu
sampai sekarang. Pada zaman dulu, kehidupan mahasiswa dikekang oleh
penjajahan. Pada zaman sekarang mereka dapat merasakan hawa kebebasan dan
dapat hidup dalam iklim pembangunan. Selain itu, syarat-syarat untuk
mengembangkan diri merekapada masa sekarang ini cukup terbika, hanya
bergantung pada kegiatan mereka masing-masing.
2. Pikiran utama pada akhir paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada akhir paragraf disebut
paragraf induktif.
Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan. Seminggu kemudian
seorang anak wanita hilang ketika pulang sekolah. Sehari kemudian polisi
menemukan bercak darah di kursi belakang mobil John. Polisi juga menemukan
potret dua anak yang tewas itu di dalam kantong celana John. Dengan demikian
John adalah orang yang dapat dimintai pertanggunjawaban tentang hilangnya
kedua anak itu.
3. Pikiran utama pada awal dan akhir paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal dan akhir paragraf dise
but paragraf deduktif induktif.
Contoh:
Bagi manusia, bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting. Dengan
bahasa manusia menyampaikan isi hatinya pada sesamanya. Dengan bahasa itu
pulamanusia dapat mewarisi dan mewariskan, menerima dan memberikan segala
pengalamannya kepada sesamanya. Jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana
yang paling penting dalam kehidupan manusia.

4. Paragraf dengan Pikiran Utama Tersirat


Ada paragraf yang tidak secara tersurat mengandung pikiran utama
tertentu. Semua kalimat yang menyusun paragraf sama pentingnya dan bekerja
sama menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf. Kalimat kalimat itu
merupakan satu kesatuan isi.Paragraf tanpa kalimat utama dipakai dalam tulisan
deskriptif dan naratif.
Contoh :
Lewat jendela dan pintu kaca yang luas, pandangan bisa tembus ketata
kebun yang asri dihalaman depan maupun belakang rumah. Kolam hias dengan
bukit batu lengkap dengan gemereciknya air berpadu dengan tanaman tanaman
pangkas yang terawat rapi. Jauh di halaman belakang beberpa pohon mangga,
rambutan, jambu air, dan belimbinng meneduhi kursi kursi untuk para pasien
menunggu giliran dipanggil.

Berdasarkan tujuan paragraf


a. Paragraf Deskripsi
Paragraf jenis ini berisi kalimat-kalimat yang mendeskripsikan,
menggambarkan sesuatu. Misalnya deskripsi kota Bandung pada pagi hari.
Perhatikan contoh berikut.
Bandung masih diselimuti kabut. Orang-orang Bandung, baru satu dua
yang lalu lalang. Kendaraan hanya kadang-kadang terdengar menderu. Yang
tampak dominan adalah para petugas kebersihan kota. Mereka sibuk
membersihkan sampah. Mereka bekerja dengan riang. Kadang-kadang mereka
bersenandung disela-sela pekerjaannya. Perlahan tapi pasti keramaian kendaraan
di jalan bertambah sedikit demi sedikit. Bandung sedang menggeliat dari tidurnya.
b. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menjelaskan sesuatu
atau memeriakan sesuatu. Penjelasan atau pemeriaan seringkali bertolak dari satu
definisi.
Kota Bandung adalah salah satu ibu kota propinsi dari sekian banyak
propinsi di Indonesia, yaitu propinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota Propinsi Kota
Bandung juga amat dikenal sebagai kota Asia Afrika, yaitu kota tempat
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Selain itu, kota Bandung pun memiliki
banyak julukan, diantaranya sebagai Paris van Java.
c. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi paragraf yang berusaha meyakinkan bahwa hal
yang dikemukakan adalah benar. Cara meyakinkan kebenaran itu biasanya dengan
cara mengajukan sejumlah fakta. Perhatikan contoh berikut.
Hampir semua orang yang pernah tinggal di kota Bandung menyatakan
merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya mereka berusaha tetap
tinggal di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka merasa betah. Kota ini
memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif kecil bila
dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan misalnya.Terdapat
banyak lembaga pendidikan tinggi negeri di dalamnya. Juga, kotanya tidak terlalu
besar seperti Jakarta, sehingga dari satu sudut kota kesudut kota lainnya tidak
terlalu jauh. Itulah beberapa hal yang menyebabkan para pendatang rela tinggal
berdesakan di kota ini.
d. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berusaha menceritakan peristiwa
demi peristiwa yang dialami seorang tokoh. Perhatikan contoh berikut.
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang amat dicintainya
seolah-olah tidak mau ada satupun sudut yang terlewat. Setiap sudut yang
disinggahinya menyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula ia
telusuri sudut Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak kenangan.
Penelusuran dilanjutkan ke wilayah balai kota dan sekitarnya. Di sinipun ia amat
hanyut dengan kenangan bersama-sama sahabatnya, juga kekasihnya. Lalu, ia
lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang sekarang telah berubahtotal dari
masa duapuluh tahun yang lalu. Lagi-lagi ia terhanyut dalam kenangan masa
lalunya. Setiap tempat, setiap sudut kota itu, yang ada hanyalah kenangan indah
baginya,seluruhnya.

C. Metode Pengembangan Paragraf


Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau
pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu
model pengembangan atau bisa pula mengombinasikan beberapaa model
sekaligus. Berikut ini setiap model pengembangan paragraf itu akan dipaparkan
maksudnya.
1. Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta
spasial dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat,
yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi
deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu adalah bahwa
pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus
sampai pada titrik waktu berikutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data,
dongeng, atau narasi yang lainnya, mengedopsi model pengembangan alamiah
yang demikian ini.
2. Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu
gagsan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya
khusus dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud ddengan pengembangan
paragraf dalam model induksi adalah pengembangan yan dimulai dari hal-hal
yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya
umum. Jadi, model-model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini
sejalan dengan alur berpikir dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.
3. Pengembangan analogi
Pengembangan paragraf dengan cara analogis lazimnya dimulai dari
sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu
yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru,
sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian
itu diharapkan orang akan menjadi lebih muda dalam memahami dan menangkap
maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan
dari analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca,
sehingga sesuatu yang masuh kabur, masih samar-samar, bahkan sesuatu yang
masih sangat sulit, bisa menjadi lebih mudah ditangkap dan gampang dipahami.
4. Pengembangan Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga
akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya, dengan caraa
klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat
ditemukan. Sesuatu yang sifatnya sangat klosal, sangat besar, sangat umum akan
bisa sangat sulit untuk dapat dipahami oleh pembaca jika tidak ditipekan atau
tidak diklasifikasikan terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara
yang demikian ini akan sangat memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya jelas,
tipe-tipenya juga saangat jelas. Pengkelasan atau pentipean itu dapat dilakukan
dengan bermacam-macam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya,
kesamaan bentuknya, kesamaan ciri dan sifatnya, dan selanjutnya.
5. Pengembangan komparatif dan kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan
cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya,
karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan
dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangakan
paragaraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan
komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati
dimensi-dimensi perbedaanya dapaat disebut dengan perbandingan kontrastif.
6. Pengembangan sebab-akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau
sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini jug
lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai
pengembangan yang sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari
sebab-sebab dan bermuara pada akibat-akibat. Atau sebaliknya dapat juga
pengembangan itu berangkat dari akibat-akibat terlebih dahulu, kemudian
beranjak masuk pada sebab-sebaabnya. Karya-karya ilmiah sangaat lazim
menggunakan model pengembangan paragraf yang disebutka terakhir ini.
7. Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang
sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang
paling besaraatau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling
optimal tersebut. Akan tetapi, ada pula paragraf yang pengembangannya masih
diteruskan kedalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya, yakni antiklimaks.
Model pengembangan paragaraf yang disebitkan terakhir ini tidak sangat lazim
ditemukan di dalam karya ilmiah. Kebanyakan narasi atau cerita serta dingeng-
dongeng pengantar tidur menerapkan model pengembangan paragraf yang
demikian ini.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Paragraf adalah satuan bahasa tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-
kalimat dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga
dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lainnya
dalam paragraf itu. Satu hal yang harus dicatat di dalam sebuah paragraf, yakni
bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
2. Jenis-jenis paragaraf dapat dibedakan menjadi dua, yakni berdasarkan letak
kalimat utamanya dan tujuannya.
3. Metode pengembangan paragraf meliputi pengembangan secara alamiah, deduksi-
induksi, analogi, klasifikasi, komparatif dan kontrastif, sebab-akibat, dan
pengembangan klimaks-antiklimaks.

B. Saran
Paragraf adalah satuan bahasa yang mengungkapkan sebuah gagasan
utama atau sebuah pokok pikiran. Pengungkapan sebuah gagasan dalam paragraf
lazimnya disampaikan dalam bentuk himpunan kalimat, tetapi ada juga dalam satu
kalimat. Oleh karena itu, pemahaman mengenai paragraf sangat penting dalam
penulisan sebuah karya, sebab paragraf berisi ide pokok yang ingin disampaikan
penulis kepada pembaca. Untuk itu, pemahaman dalam pengembangan paragraf
sangat penting demi terciptanya sebuah karya tulis yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardi, R.Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:


Erlangga,2010.
Http://carapedia.com/paragraf_analogi_info697.html
Maimunah, Sitti Annijat. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Malang:
UIN-Maliki Press,2011.

Anda mungkin juga menyukai