Referat Vertigo
Referat Vertigo
Referat Vertigo
VERTIGO
DISUSUN OLEH:
Telah disetujui,
Sintang, 17 September 2018
Pembimbing,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan kasih
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan referat yang
berjudul “Vertigo “. Tugas referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam
Kepaniteraan Klinik Stase Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura di RSUD
Ade Mohammad Djoen Sintang, serta diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembacanya.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Helly Habiballoh L,
Sp.S, selaku pembimbing penyusunan Referat Kepaniteraan Klinik Stase Neurologi RSUD
Ade Mohammad Djoen Sintang ini dan atas bantuan, masukan, serta bimbingannya, sehingga
tugas referat ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa referat yang disusun ini juga tidak luput dari kekurangan
karena kemampuan dan pengalaman penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga tugas referat ini dapat bermanfaat
bagi kita bersama.
Akhir kata, atas segala perhatian dan dukungannya, penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
VERTIGO . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A. Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Epidemiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
C. Keseimbangan Tubuh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
D. Etiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
E. Patofisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
F. Klasifikasi Vertigo . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
G. Manifestasi Klinis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
H. Diagnosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
I. Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
J. Prognosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
DAFTAR PUSTAKA
VERTIGO
Refrerat
Gangguan keseimbangan dinyatakan sebagai pusing, pening, rasa berputar, rasa seperti
melayang atau merasakan badan atau dunia sekelilingnya berputar, istilah kedokteran yang
mencakup semua perasaan tersebut menandakan adanya gangguan keseimbangan yang
A. DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa latin “vertere” yaitu memutar. Vertigo ialah adanya
sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi
peputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar.
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang
disebabkan oteh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau
penyakit.
Diagnosis banding vertigo meliputi penyebab perifer vestibular (berasal dari sistem
saraf perifer) dan sentral vestibular (berasal dari sistem saraf pusat) dan kondisi lain.
93% pada primary care mengalami BPPV (Benign Paroksismal Position Vertigo), acute
B. EPIDEMIOLOGI
disequiliberium. Yang paling sering adalah vertigo yaitu sekitar 54% dari keluhan
dizziness yang dilaporkan pada layanan primary care. Jenis Vertigo yang paling sering
adalah Benign Positional Paroxysmal Vertigo (BPPV). Di Amerika angka kejadian BPPV
adalah 64 dari 100.000 orang dengan kecenderungan terjadi pada wanita (64%).
C. KESEIMBANGAN TUBUH
Terdapat tiga sistem yang mengelola keseimbangan tubuh yaitu : sistem vestibular,
sistem propioseptik dan sistem optik. Sistem Vestibular meliputi labirin ( aparatus
organ sensori untuk mendeteksi keseimbangan Alat ini terbungkus dalam suatu sistem
tabung tulang dan ruangan-ruangan yang terletak dalam bagian petrosus dari tulang
temporal yang disebut labirin tulang. Didalam sistem ini terdapat tabung membran dan
ruangan yang disebut labirin membranosa, yang merupakan bagian fungsional dari
aparatus vestibular.
semisirkularis dan dua rungan besar yag disebut dengan utrikulus dan sakulus. Koklea
merupakan organ sensorik dari organ pendengaran dan hampir tidak berhubungan
yang disebut sebagai makula. Makula pada utrikulus terutama terletak pada bidang
orientasi kepala ketika dalam posisi tegak. Sebaliknya makula pada sakulus terutama
terletak dalam bidang vertikal dan memberikan sinyal orientasi kepala saat seseorang
berbaring.
Setiap makula ditutupi oleh lapisan gelatinosa yang dilekati oleh banyak kristal
kalsium karbonat kecil-kecil yang disebut statokonia. Dalam makula juga didapati
beribu-ribu sel rambut. Pangkal dan sisi sel-sel rambut bersinap dengan ujung-ujung
tiga kali lebih besar gravitasi spesifik cairan dan jaringan sekitarnya. Berat statokonia
silium besar yaitu kinosilium. Perlekatan filamentosa yang menghubungkan ujung setiap
streosilium dengan streosilium lanjutnya yang lebih panjang dan akhirnya ke kinosilium.
akan menrik streosilia berikutnya mendorong ke arah luar badan sel , keadaan ini akan
membuka ratusan saluran cairan dalam membran neuron disekeliling streosilia, dan
saluran tersebut mampu menghantarkan ion positif dalam jumlah besar. Oleh karena itu
yang berlawanan menurunkan tegangan pada pelekatan dan keadaan ini akan menutup
menyebabkan silia melekuk, sinyal yang sesuai akan dijalarkan ke otak untuk mengatur
keseimbangan. Pada setiap makula sel rambut diarahkan ke berbagai jurusan, sehingga
beberapa dari sel rambut terangsang ketika kepala menengadah kebelakang dan yang lain
lagi akan terangsang ketika kepala membelok ke satu sisi dan seterusnya.
Dalam setiap aparatus vestibularis terdapat tiga buah kanalis semisirkularis dikenal
sebagai kanalis semisirkularis anterior, posterior dan horizontal atau lateral. Yang
tersusun tegak lurus satu sama lain. Sehingga ketiga kanalis terebut terletak dalam 3
bidang.
sebagai ampula kanalis serta ampula ini terisi oleh cairan endolimfe. Aliran cairan
melalui suatu kanalis dan ampulanya mampu merangsang organ sensorik melalui cara
berikut ini : Ampula memiliki tonjolan kecil disebut krista ampularis. Pada puncak krista
ini terdapat jaringan longgar masagelatinosa yang disebut kupula. Bila kepala seseorang
sudah mulai berputar ke satu arah, hal menyebabkan cairan mengalir melalui kanali
sepanjang krista ampularis. Kinosilia berorietasi pada arah sisi yang sama dala kupula
dan pembelokan kupula dalam arah tersebut menyebabkan depolarisasi sel-sel rambut.
sinyal dri sel rambut dikirim melalui nervus vestibularisuntuk memberitahu sistem saraf
pusat mengenai perubahan perputaran kepala dan kecepatan perubahan pada setiap tiga
bidang ruangan.
Sistem utrikulus dan sakulus tersebut berfungsi sangat efektif dalam menjaga
keseimbangan sewaktu kepala pada posisi hampir vertikal. Memang seseorang dpat
menentukan ketidk seimbangan sebesar setengah derajat bila kepala dimiringkan dari
posisi tegak.
Kanalis semisirkularis dapat meramalkan bahwa akan terjadi ketidakseimbangan
sebelum terjadi keseimbangan, orang itu mulai mangadakan koreksi keadaan tubuhnya.
kepala. Oleh karena itu sistem saraf menerima informasi mengenai orientasi kepala
sesuai dengan keadaan tubuh. Informasi yang dijalarkan dari propioseptor langsung
berjalan ke nuklei vestibular dan nuklei retikular dan secara tak langsung ke serebelum.
Bila kepala condong ke salah satu sisi akibat menekukya leher maka impuls yang
berasal dari propioseptor dapat mencegah terbentuknya sinyal dari aparatus vestibularis
yang mencetuskan rasa ketidakseimbangan pada seseorang. Namun bila seluruh tubuh
condong ke depan atau ke salah satu sisi impuls yang berasal dari aparatus vestibular
sinyal tak ditentang oleh propioseptor leher, sehingga pada keadaan ini orang tersebut
D. ETIOLOGI
berhubungan dengan pergerakan yang mencapai otak melalui tiga sistem persepsi visual,
kecelakaan, stress, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau
terlalu banyak aliran darah pada telinga bagian dalam, obat-obatan, gangguan pada
kelainannya terletak pada telinga dalam. Penyebab BPPV pada usia dibawah 50
tahun adalah cedera kepala. Pada usia lanjut penyebab paling umum adalah
degenerasi sistem vestibular dalam telinga. Banyak BPPV yang timbul secara
spontan, yang disebabkan oleh kelainan di otokonial berupa deposit yang berada di
jadi sensitif terhadap perubahan gravitasi yang menyertai keadaan posisi kepala
yang berubah. Penyebab lainnya dapat berupa infeks, obat ototoxic seperti
gentamisin.
Manifestasi klinis yang biasa terjadi pada pasien BPPV biasanya berupa
perasaan berputar atau merasa sekelilingnya berputar pada saat berguling dari satu
sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidurnya, menggerakan kepala ke belakag
detik). Kadang disertai rasa mual. Penderita biasanya mengenal keadaan ini dan
vertigo. Pasien BPPV bisanya memiliki pendengaran yang normal, tidak ada
nistagmus spontan dan pada evaluasi neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan
fisik standar untuk BPPV adalah Dix-Hallpike dan Maneuver side lying.
telinga. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan manusia
tidak mempu mempertahankan posisi dalam berdiri tegak. Penyebab pasti meniere
dan hormonal abnormal pada aliran darah menuju labirin dan terjadi gangguan
Penyakit Meniere dimulai dengan satu gejala lalu secara progresif gejala lain
bertambah. Gejala klinis dari penyakit meniere yang khas sering disebut trias
meniere yaitu vertigo, tinitus dan tuli saraf sensorineural fluktuatif. Serangan
pertama dirasakan sangat berat, yaitu vertigo disertai rasa mual dan muntah,
keadaan ini akan berlangsung selama beberapa hari samapai beberapa minggu,
kemudian keadaan akan berlangsung membaik.. Penyakit ini bisa sembuh tanpa
obat dan gejala penyakit ini dapat hilang sama sekali. Pada serangan kedua
dirasakan lebih ringan tidak seperti serangan pertama. Meniere merupakan vertigo
yang eriodik dan makin mereda pada seranan-serangan selanjutnya. Dari keluhan
vertigonya dapat dibedakan dengan penyakit lannya seperti tumor N.VIII. sklerosis
multiple, neuritis vestibular, atau BPPV/ Pada tumor N. VIII serangan vertigo
periodik, mula – mula lemah dan semakin lama semakin kuat. Pada sklerosis
multiple vertigo periodik dengan intensitas sama pada setiap serangan. Pada
neuritis vestibular serangan vertigo tidak periodik dan makin lama makin
menghilang
aparatus vestibular dan terlokalisir pada perjalanan saraf ke atas mencakup nuklei
vestibular pada batang otak. Pada pasien ini muncul Vertigo dengan spectrum luas
disertai sakit kepala yang bermula dari pandangan gelap sasaat samapi
maupun bilateral.
E. PATOFISIOLOGI
dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat kesadaran). Sistem ini adalah
impulsnya ke pusat keseimbangan. Informasi aferen yang diperlukan yang lain adalah
sistem optik dan propioseptik. Informasi yang berguna untuk sistem keseimbangan tubuh
akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan propioseptik. Reseptor vestibuler
memberikan kontribusi paling besar yaitu 50% disusul kemudian reseptor visual dan
propioseptif.
Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di sentral dan di perifer dalam kondisi tidak
nomal atau ada gerakan rangsang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan
informasi akan terganggu, akibatnya akan muncul gejala vertigo dan gejala otonom.
Disamping itu, respon penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan
gerakan lainnya.Berikut ada beberapa teori yang menjelaskan tentang terjadinya vertigo :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation).
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan
sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha
koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum)
atau rasa melayang, berputar (berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan
pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola 3 gerakan
yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom. Jika pola
sebagai usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim
berperan.
5. Teori neurohumoral Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl)
adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang
parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul
F. KLASIFIKASI VERTIGO
Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral ( batang otak dan serebelum) atau
dibagian perifer (labirin dan nervus vestibularis). Vertigo Perifer adalah nyeri hebat,
episodik, memberat oleh gerakan kepala dan sering disertai nausea, vomitus, diaforesis
dan nistagmus.
PerbedaanVertigo Perifer dan Vertigo Sentral :
G. MANIFESTASI KLINIS
Vertigo merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala subjektif (symptoms) dan
1. Gejala subjektif
• Mual
• Keringat dingin
• Pucat
• Muntah
• Nistagmus
H. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
- Langkah anamnesis yang dilakukan adalah menanyakan keluhan vertigo pasien,
tiba-tiba saat terjadinya perubahan posisi kepala dan durasi serangan hanya
selama beberapa detik maka dapat merujuk kepada diagnosis BPPV. Apabila
onset serangan episodik dan berlangsung selama beberapa menit diagnosis yang
vertigo perifer.
- Tanyakan adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi,
dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian
selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan
posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada
kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita
tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang
ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler, perjalanannya
akan menyimpang dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
c. Uji Unterberger . Berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal ke depan dan
jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.
dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke
arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun
dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah
lesi.
d. Past-ponting test (Uji Tunjuk Barany). Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan
berulang- ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan
langkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama setengan menit; jika ada
bintang.
f. Uji Dix Hallpike. Perhatikan adanya nistagmus, lakukan uji ini ke kanan dan kiri.
Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini
dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral. 10 Perifer, vertigo dan
nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang
dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa
kali (fatigue). Sentral, tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung
lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).
3. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium : darah rutin, kimia darah, urin, dan pemeriksaan lain
sesuai indikasi.
• Pemeriksaan Radiologi : Foto tulang tengkorak leher, Stenvers (pada neurinoma
akustik).
• Pemeriksaan Neurofisiologi : elektroensefalografi (EEG), elektromiografi (EMG).
• Pemeriksaan Neuro-imaging : CT Scan kepala, MRI
I. PENATALAKSANAAN
siklisin. Antihistamin yang memiliki anti vertigo juga memeiliki aktivitas anti
(Dramamine) 3 x 50 mg/hr.
b. Antagonis Kalsium
Dapat juga berkhasiat mengobati vertigo. Obat antagonis kalsium cinnarizine
dan flunarizine sering digunakan. Merupakan obat supresan vestibular karena sel
5-10 mg/hr
c. Fenotiazine. ( Bekerja pada kemoreseptor trigger zone dan pusat muntah di M.
Raclonid) 3 x 10 mg/hr
3. Non-Farmakoterapi
- Canalith Reposisi Treatment (CRP)/ Epley Manuever. CRP adalah pengobatan
non-invasif untuk penyebab paling umum dari vertigo. CRP membimbing pasien
makanan seperti coklat, alkohol dan kafein. Pemakaian nikotin juga perlu
memberi nutrisi saraf dari telinga tengah. Dengan menghindari kedua zat-zat
untuk tidak bergerak, pandangan mata di fiksasi pada satu objek tidak bergerak.
Setelah vertigo hilang pasien diminta untuk bangun secara perlahan karena
J. PROGNOSIS
Pada kasus vertigo spesifik seperti BPPV Prognosis setelah dilakukan CRP
(Canalith Repositioning Procedure) biasanya bagus. Remisi daat terjadi spontan dalam 6
minggu, meskipun dalam beberapa kasus tidak terjadi. Dengan sekali pengobatan tingkat
rekurensi sekitar 10-25%. CRP/Epley manuver terbukti efektif dalam mengontrol gejala
BPPV dalam waktu lama. Pada beberapa kasus dapat terjadi remisi dan rekurensi yang
dan banyak pilihan terapi untuk mngobati gejalanya. Beberapa pasien mengalami remisi
Dewanta, George, Suwono, J Wita dkk. 2010. Panduan Praktis Diagnosis dan Tatalaksana
Guyton & Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta : EGC
Mardjono, Mahar, Sidharta, Priguna. 2013. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat
Lumbantobing,S.M. 2014. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Indonesia.
2015