Laporan Praktek Erja Lapangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 108

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI INSTALASI PATOLOGI KLINIK RSUD. Dr. SOETOMO SURABAYA

TANGGAL 14 AGUSTUS 2017 S/D 31 AGUSTUS 2017

DI SUSUN OLEH :

1. AFNI HAERUNNISA 16. ENCIK MUDHAROFAH AWALIYAH


2. ANAK AGUNG AYU AMARTIWI 17. FARAH FADILA
3. ANDINI DHEA MONICA 18. FENI WAHYUNI
4. ANIKE PUSPITASARI 19. GUSTI AYU INDAH PRABAYANTI
5. ARI IRMA PUJI ASTUTI 20. HAS’AF MIFTAHURROZAK MAHAKAM
6. ASMAH WATI 21. HASTA ISNAINI
7. ATIN MANDELA FAESAL 22. HATIATUL MALIKHAH
8. BAIQ ANIES TRISNASARI 23. I NENGAH SUTAMA
9. BAIQ ARYANI DIFAYATI 24. KADEK WIWIN PRATIWI
10. BAIQ LASMINING PUJI RAHAYU 25. KARTIKA KIALA PUTRI
11. BAIQ NILA KURNIA DEWI 26. LALA INTAN KOMALA
12. BAIQ RISKA DWI CAHYANI 27. LALU ADDIEN FAQIH PANJENENGAN
13. DAYU SISKA WIDIYANTI 28. LIANA RIZKY
14. DESI ROSMALA RIDHOWATI 29. M. RAHMAT KHAIRUL FAJAR
15. DEWI SRININTING 30. MELISA SAFITRI

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

2017

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |i


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Di RSUD Dr. Soetomo

Surabaya

Kepala Ka. Unit Pelayanan


Instalasi Patologi Klinik Instalasi Patologi Klinik

Dr. Hartono Kahar,dr,Sp.PK.MQIH Ratna Dwi Tistiyanti,SKM


NIP.195905311986111001 NIP.196202111987032007

Ka. Program Studi Koordinator PKL


DIV Analis Kesehatan Poltekkes Instalasi Patologi Klinik
Mataram

Gunarti,S.Si,M.Kes Rita Suhartiyeni,S.Si


NIP.196608021991032002 NIP.196404041987032020

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | ii


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan di RSUD Dr.Soetomo Surabaya
yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2017 samapi dengan 31 Agustus
2017.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd, M. Kes selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Mataram Kemenkes RI.
2. Bapak Drs. Urip,M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan Mataram.
3. Ibu Gunarti,S.Si,M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma VI (Empat)
Analis Kesehatan Mataram.
4. Bapak Dr. Hartono Kahar,Sp.PK,MQIH selaku Kepala Instalasi
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
5. Ibu Ratna Dwi Tristiyanti,SKM selaku Ketua Unit Pelayanan Instalasi
Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
6. Ibu Rita Suhartiyeni, S.Si selaku Koordinator Praktik Kerja Lapangan
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
7. Ibu Lilik Sumiati,S.Si selaku pembimbing unit Laboratorium Hematologi
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
8. Ibu Hestika selaku pembimbing unit Laboratorium Imunologi RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
9. Ibu Tri Hasti A, selaku pembimbing unit sampling RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
10. Bapak Dhian Trisna selaku RSUD pembimbing unit Laboratorium Infeksi
Dr. Soetomo Surabaya.
11. Ibu Yayuk Pudjiastutik, selaku pembimbing unit K.14 RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
12. Seluruh staf RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah mendidik dan
membimbing mahasiswa/mahasiswi selama dilaksanakannya kegiatan
Praktek Kerja Lapangan.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | iii


13. Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan
bimbingan kepada penulis baik secara moral dan spiritual.
14. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan Laporan
Pratik Kerja Lapangan ini.
15. Berbagai sumber yang penulis dapatkan untuk menunjang Laporan
Praktik Kerja Lapangan ini.

Kami juga menyampaikan permohonan maaf untuk semua pihak apabila


selama kami melaksanakan praktek kerja lapangan di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya ada sikap dan perbuatan kami yang kurang berkenan.

Kami menyadari sepenuhnya penyusunan laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan sehingga kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 31 Agustus 2017

Penyusun

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | iv


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
BAB I................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. TUJUAN ................................................................................................ 2
1. Tujuan Umum....................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus ..................................................................................... 2
3. Tujuan Pembuatan Laporan................................................................ 3
C. MANFAAT ............................................................................................. 3
D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PKL ..................................... 3
BAB II.................................................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
A. SEJARAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO ............. 4
B. PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO ................. 5
1. Visi dan Misi ......................................................................................... 5
2. Kebijakan Dasar................................................................................... 5
3. Motto .................................................................................................... 6
4. Struktur organisasi instalasi / unit kerja ........................................... 6
BAB III................................................................................................................. 8
INFORMASI INSTALASI PATOLOGI KLINIK ..................................................... 8
A. SEJARAH INSTALASI PATOLOGI KLINIK ......................................... 8
B. VISI DAN MISI....................................................................................... 8
1. Visi ........................................................................................................ 8
2. Misi ....................................................................................................... 9
C. MOTTO ................................................................................................. 9
D. DIVISI INSTALASI PATOLOGI KLINIK ................................................ 9
E. PELAYANAN PATOLOGI KLINIK GDC RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA ..................................................................................................... 9
F. PEMBAHASAN OTOMATISASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
RSUD DR. SOETOMO................................................................................... 11

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |v


BAB IV .............................................................................................................. 16
HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ........................................ 16
A. LABORATORIUM DIVISI KIMIA KLINIK ............................................ 16
B. LABORATORIUM DIVISI HEMATOLOGI ........................................... 42
C. LABORATORIUM DIVISI IMUNOLOGI............................................... 52
D. LABORATORIUM UNIT INFEKSI ....................................................... 75
F. LABORATORUM UNIT RAWAT JALAN/KAMAR 14............................. 95
BAB V ............................................................................................................. 102
PENUTUP ....................................................................................................... 102
A. KESIMPULAN ................................................................................... 102
B. SARAN.............................................................................................. 102

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | vi


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah sejahteranya seseorang dari segi badan atau fisik,
mental, dan sosial sehingga ia dapat hidup dengan sejahtera baik di
lingkungan sosial maupun secara ekonomis. Dari pengertian kesehatan
secara umum tersebut yang dinamakan orang sehat, bukan hanya dari
fisiknya saja tetapi juga harus dari mentalnya. Orang yang pemikirannya
masih belum terbuka, mengira bahwa kesehatan terkait dengan sakit atau
tidaknya badan, padahal hal itu adalah salah kaprah.
Untuk meningkatkan kesehatan ada banyak upaya yang harus dilakukan
bukan hanya dari diri sendiri, namun dibutuhkan beberapa upaya penunjang
pelayanan kesehatan diantaranya Rumah sakit, balai pengobatan,
Puskesmas, Posyandu, Laboratoriun, dan Apotik guna meningkatkat
kesehatan masyarakat.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan
kesahatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan curative, bahkan
promotif dan rehabilitative.
Analis Kesehatan adalah profesi yang bekerja pada sarana kesehatan
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.
Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak
terbatas didalam kelas saja. Pembelajaran yang dilakukan dalam pendidikan
ini lebih ditekankan pada pengajaran diluar kelas bahkan diluar institusi
pendidikan, seperti lingkungan kerja.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |1


Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman
kepada mahasiswa adalah mengikutsertakan mahasiswa dalam Praktek
Kerja Lapangan (PKL), hal ini dipilih karena praktek kerja lapangan dianggap
sebagai cara terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh selama mengikuti pendidikan.
Selain itu pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) merupakan sarana
pengenalan Lapangan Kerja bagi mahasiswa karena mahasiswa dapat
melihat, mengetahui, menerima, danmenyerap teknologi kesehatan yang
ada dimasyarakat, sehingga hal tersebut menjadi orientasi bagi mahasiswa
sebelim langsung menempati dunia kerja.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada Mahasiswa Analis Kesehatan Mataram untuk
mempraktekkan serta mencoba secara langsung berbagai jenis
pemeriksaan yang ada dan sekaligus mengkur sampai mana
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada masa pendidikan
disertai sikap profesional sesuai dengan profesi analis kesehatan.

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah melaksanakan
praktek kerja lapangan ini adalah mahasiswa mampu :
a. Menambah wawasan dan Pandangan mahasiswa terhadap jenis-
jenis pekerjaan pada tempat dimana melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL), serta IPTEK laboratorium kesehatan.
b. Memberikan suatu motivasi dalam diri mahasiswa agar menunjukan
dirinya mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya
c. Melatih keterampilan yang dimiliki mahasiswa sehingga dapat
bekerja dengan baik.
d. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika
yang baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |2


3. Tujuan Pembuatan Laporan
a. Melengkapi tugas laporan praktek kerja lapangan.
b. Meningkatkan pengenalan mahasiswa pada aspek organisasi
dalam laboratorium, seperti struktur organisasi dan manajemen
laboratorium.
c. Memperoleh masukan yang bermanfaat dengan baik untuk
memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan seiring
tuntutan jaman.

C. MANFAAT
Adapun manfaat diadakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) luar
provinsi ini adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa dapat
menambah wawasan dan pengetahuan baik secara teori maupun
praktek serta mengetahui Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di
Laboratorium Kesehatan.
2. Mahasiswa dapat menjalin kerjasama yang baik dengan petugas
Laboratorium Klinik maupun petugas lain yang ada di RSUD Dr.
Soetomo.
3. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami sistem Manajemen
Laboratorium dan Pemantapan Mutu Laboratorium Klinik RSUD
Dr.Soetomo

D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PKL


1. Tempat pelaksanaan : Di Instalasi Patologi Klinik Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Soetomo Surabaya.
2. Waktu pelaksanaan : Praktek Kerja Lapangan Dimulai pada
Tanggal 14 Agustus 2017 s/d 31 Agustus 2017 dilaksanakan setiap
hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |3


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SEJARAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO


Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya, merupakan rumah
sakit klas A yang berdiri di atas tanah dengan luas 163.875 m2 dan ua
bangunan 98.121 m2 mlik pemerinth Provinsi Jawa Timur, yang telah
melayani kesehatan masyarakat sejak tahun 1938. Didukung dengan SDM
yang berjumlah 4.938, rumah sakit ini merupakan yang terbesar di Jawa
Timur sekaligus menjadi rumah sakit rujukan untuk Jawa Timur dan Wilayah
Timur Indonesia. Selain dukungan SDM yang besr, RSUD Dr. Soetomo
dilengkapi 5 fasilitas utama yaitu : Pusat Diagnostik Terpadu, Instlasi rawat
Inap, Graha Amerta, Instalasi Rawat Jalan, dan Instalasi Rawat Darurat.
Pada 29 Oktober 1938 Peletakan batu pertama RS Central Buggerlijk
Ziekenhuis (CBZ) oleh Pemerinah Belanda di Desa Karangmenjangan. 943-
1945, pada masa penjajahan Jepang, pembngunaan Rumah Sakit
Karangmenjangan dijadikan Rumah Sakit Angkatan Darat. 1945 – 1949,
Rumah Sakit dikasai Belanda kembali, kemudian namanya diubah mnjadi
Marie Hospital (RS AL Belanda). Pada 1950 Rumah Sakit Oemoem
Soerabaja di bawah Departemen Kesehtan RI, telah berganti nama menjadi
Ruah Sakit Umum (RSU) Pusat. 1951 – 1954 RS Simpang pindah ke
Karangmenjangan. Pelayanan Bedah Akut di RS Simpan. Pada 1964
Berdasarkan SK Menkes RI 20 Mei 1964 No.1964 No.26769/KAB/76.RSUP
Surabaya menjadi RS Dr. Soetomo.
Pada 1965 berdasarkan PP No. 4 Tahun 1965, penyelenggara RSUD Dr.
Soetomo doserahkan kepada Pemda Tk.I Jawa Timur. 1979 SK Menkes
menetapkan RSU Daerah Dr.Soetomo sebagai RS Kelas A dan dikenal
sebagai : Rumah Sakit Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian.
1. Rumah Sakit Pusat Rujukan Wilayah Indonesia Timur (Top Referal ).
2. Rumah Sakit terbesar di wiayah Indonesia bagian Timur.

Pada 1980 semua kegiatan pelayanan dijadikan satu di RSUD Dr.


Soetomo karena RS Simpang dijual dan dijadikan Plaza Surabaya, 2002
Perda Provinsi Jatim menetapkan perubahan nama menjadi Rumah Sakit

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |4


Umum Daerah Dr. Soetomo. 2016 RSUD Dr. Soetomo menempati lahan
seluas 163.875 m2 dengan kapasitas tempat tidur (TT) 1.449, yang terdiri
dari : Graha Amerta : 123 TT; IRD :88 TT; Ruangan :1209 TT;GBPT : 29
TT.

B. PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO


1. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit yang terkemuka dalam pelayanan ,
pendidikan dan penelitian ditingkat ASEAN ( Association
Southeast of Asia Nation).
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman ,
informatif, efektif dan smanusiawi dengan tetap
memperhatikan aspek sosial.
2) Melaksanakan pelayanan rujukan yang berungsi sebagai
pusat rujukan tertinggi dengan menggnakan teknoogi modrn.
3) Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit yang
profesional , akuntabel, yang berorientasi pada customer
serta mempunyai integritas tinggi dalam memberikan
pelayanan.
4) Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang
pelayanan kesehatan prima berdasar standar nasional dan
internasional.
5) Melaksanakan penelitian yang mengarah pada
pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan
pelayanan perumahsakitan.

2. Kebijakan Dasar
a. Perbaikan mutu pelayanan
b. Perbaikan manajemen (SDM) internal rumah sakit
c. Penataan kelembagaan (struktur dan sistem)
d. Pemantapan nilai dasar menjadi budaya organisasi
e. Penataan sistem akuntansi keuangan
f. Pengendalian biaya dan struktur anggaran
g. Perbaikan manajemen logistik medik dan non medik

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |5


h. Penataan anajemen pendidikan kinik dan penelitian rumah sakit
i. Pengembangan aliansi strategis

3. Motto
“Noto Roso, Among Roso, Mijil Tresno, Agewe karyo” atau “Saya
senantiasa mengutamakan Ksehatan Pasien”.

4. Struktur organisasi instalasi / unit kerja

Koordinator Instalasi Laboratorium


Patologi Klinik

Dr. Hartono Kahar, Sp.PK.. M QIII

Koordinator Urusan Pegawai


Laboratorium Patologi Klinik

Ratna Dwi Tristiyanti, Amd.SKM

Superviso Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervis Supervisor Supervisor


r Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi or Unit unit unit
Kimia hematologi Imunologi litbang Sampling Kamar- Registrai Registrai
Klinik 14 Rawat Rawat
Inap jalan

Rita Lilik Hestika Sri Tri Hasti Yayuk Nany Safitri


Suhartiya Sumiiat Melatini Haristuti, Anggraini pudjiastutik Indrawati Ratih
ni, Amd i, SSi , Amd Amd
SSi

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |6


LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |7
BAB III

INFORMASI INSTALASI PATOLOGI KLINIK

A. SEJARAH INSTALASI PATOLOGI KLINIK


Pada tahun 1961 Dr .Marsetio Donosoepoetro yang pada waktu itu
asisten bagian biokimia FK . Universitas Airlangga (UNAIR) ditugaskan oleh
dekan fakultas kedokteran UNAIR ,alm prof . Mph zaman untuk
keberangkatan ke Universitas PF California San Fransisco USA mempelajari
ilmu patologi klinik . Tugas berikutnya adalah mendirikan bagian patologi
klinik dilingkungan fakultas kedokteran UNAIR dan Rumah sakit DR
.Soetomo Surabaya sebagai salah satu fasilitas dengan Universitas of
California pada tahun 1963 . Dr. Marsetio kembali ke surabaya dengan
keputusan dekan Fakultas Kedokteran UNAIR mengambil alih laboratorium
penyakit dalam yang pada waktu itu dipimpin oleh alm. Prof . Wahab menjadi
laboratorium Patologi Klinik . Laboratorium yang lebih kecil, yang berada
pada masing- masing bagian klinik di tempat karyawannya. Tetapi yang
bertanggung jawab pada hasil pemeriksaan menjadi beban kepala bagian
patlogi klinik fakultas kedokteran yaitu dr. Marsetio Donosoeppoetro.
Pada tahun 1964 Alm. Prof Alexander dari universitas Minnesota datang
memantu mengembangkan bagian patologi klinik, beserta dua teknisi
laboratorium . akan tetapi pada tahun 1956 ketiga orang tersebut
meninggalkan surabayakarena keadaan politik saat itu tidak memungkinkan
Sejak tahun 1964 mulai dibangun gedung baru bertingkat tiga di sebelah
barat gedung laboratorium yang lama bekas laboratorium bagian penyakit
dalam yang seluas 5 x 15 meter satu lantai . pada tahun 1973 bagian
patologi klinikmenempati gedung baru tiga tingkat.

B. VISI DAN MISI


1. Visi
Merupakan laaboratorium terbaik di indonesia dalam bidang
pelayanan, pendidikan dan penelitian.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |8


2. Misi
Menyelaraskan m utu layanan dengan mutu pendidikan dan
penelitian melalui:
a. Tanggung jawab profesional
b. Tanggung jawab teknik
c. Tanggung jawab akademik

C. MOTTO
Instalasi patologi klinik senantiasa mengutamakan layanan yang tepat,
cermat ,cepat dan rasional .

D. DIVISI INSTALASI PATOLOGI KLINIK


Pelayanan divisi di instalasi patologi klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya
meliputi:
1. Unit Kerja Kimia Klinik
2. Unit Kerja Hematologi Klinik
3. Unit Kerja Imunologi
4. Unit Kerja Penyakit Infeksi
5. Unit Kerja Pengambilan Sampel
6. Unit Kerja Kamar 14

E. PELAYANAN PATOLOGI KLINIK GDC RSUD DR. SOETOMO


SURABAYA
Pelayanan yang paling pertama kali dilakukan dalam alur prosedur adalah
penerimaan pasien dalam menerima pelayanan fasilitas patologi Klinik GDC
RSUD Dr. Soetomo pelayanan loket instalasi patologiklinik adalah pelayanan
pasien dengan salam, senyum, sapa dan tanya sesuai dengan pelayanan
sepenuh hati atau ( LSH) .tujuannya adalah memberikan sepenuh hati
untuk meningkatkan kualitas pelayanan instalasi patologi klinik RSUD Dr.
Soetomo dengan kebijakan pelaksanaan Oleh petugas loket instalasi
patologi klinik RSUD Dr. Soetomo. Adapun prosedur pelayanan loket
instalasi patologi klinik RSUD Dr. Soetomo sebagai berikut :
1. Menyapa pasien dengan salam, senyum dan tanya (SASETA)
2. Menanyakan apakah nomor antrian sudah sesuai urutan.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN |9


3. Memastikan jaminan apa yang dipakai, kalau sudah benar bisa langsung
di proses , kalau salah pasien dianjurkan untuk kembali mengambil
nomor antrian dan mengantri.
4. Meneliti berbagai syarat jaminan seperti SJP, fotocpy, surat miskin atau
askes dll.
5. Meneliti berbagai syarat jaminan persiapan pasien untuk pemeriksaan
misalnya :
a. Makan terakhir jam berapa ( anjurkan pasien puasa kurang lebih
10 jam )
b. Kalau ada pemeriksaan yang membutuhkan urine 24 jam, harus
dipertanyakan lagi apakah sudah paham dengan cara-cara
menampung urine.
6. Setelah benar semua, pasien diharapkan untuk menunggu proses di
komputer.
7. Setelah data selesai dimasukkan di komputer, kemudian teliti lagi joblist
yang di tempel oleh petugas loket yang sedang melayani dan
menyerahkan joblist serta barcode kepada pasien.
8. Pasien diarahkan menuju ruangan sampling.

Syarat-syarat administrasi laboratorium patologi klinik rawat jalan, yakni :

1. Pasien Askes :
a. Fotocopy askes 1 lembar
b. Formulir permintaan laboratotium asli
c. SJP ( Surat Jaminan Pelayanan ) yang masih berlaku
2. Pasien Jamkesmas
a. Fotocopy rujukan 1 lembar
b. Fotocopy kartu peserta 1 lembar
c. Fotocopy KSK 1 lembar
d. SJP asli yang masih berlaku
e. Formulir pendaftaran laboratorium asli
3. Pasien Umum
Formulir laboratorium asli lengkap dengan data rekam medik.
4. Pasien Acak
a. Fotocopy rujukan dua lembar
b. Fotocopy kartu peserta dua lembar

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 10


c. Permintaan laboratorium fotocopy dan asli masing-masing satu
lembar

F. PEMBAHASAN OTOMATISASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK


RSUD DR. SOETOMO

1. APTIO AUTOMATION
APTIO AUTOMATION adalah alat yang digunakan Untuk mengukur
kadar zat organik yang terlarut dalam darah. Pemeriksaan kimia darah
digunakan untuk menganilasa zat-zat kimia organik yang terlarut dalam
darah, pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui : Fungsi Hati,
Profil Lemak, Fungsi Ginjal & Asam Urat, Gula Darah, Fungsi Jantung,
Fungsi Pankreas, Elektrolit, Drug Monitoring dan dapat pula dipakai
beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis anemi. Parameter pemeriksaannya antara lain :
a. SGPT/ALT metodenya mengadaptasi rekombinasi prosedur dari
International Federation of Clinical Chemistry (IFCC) seperti
yang dijelaskan Bergmeyer. Prosedur ini didasarkan pada
prinsip-prinsip yang diuraikan Wroblewski dan Ladue tetapi
dimodifikasi mengandung piridoksal-5-phosphat (p-5-p) sebagai
aktifator dan untuk mengganti buffer phosphate dengan tris
(hydroxymenthyl) animemethane.
b. SGOT/AST metodenya mengadaptasi metodelogi yang
direkmendasikan IFCC. Metode ini menggunakan koenzim p-5-
p untuk mengaktifkan apoenzim dan latic acid dehidrogenase
(LDH) untuk menghilangkan gangguan piruvat .
c. Albumin menggunakan metode bromocresol purple (BCP)
d. Total protein metodenya modifikasi dari reaksi biuret, pertama
kali diperkenalkan oleh Kingsley dan kemudian dimodifikasi oleh
Henry dandsampaikan sebagai metode pilihan unuk serum oleh
henry. Metode ini menggabungkan artat sebagai zat
penggompleks ntuk mencegah pengendapan Cu(OH)2.
e. Bilirubin total metodenya adalah modifikasi dari Daumas,
referensi metodenya merupakan modifikasi dari mtode diasol
yang disampaikan Jendrasik and Grof pada tahun 1938.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 11


f. Bilirubin direct metodenya sama dengan bilirubin total.
g. Trigliserida metodenya berdasarkan reaksi enzimatik, dimana
dengan kombinasi kerja enzim untuk mengukur trigliserida
dalam sampel enzim-enzim yang digunakan adalah lipoprotein
lipase (LPL), Gliserol Kinase (GK), Glucose-3-phospate-oxidase
(GTO) dan peroksidase.
h. Kholesterol metodenya berdasarkan prinsip yang disampikan
dan lalu didaptasi pekerja lain Rautela and Liedke seperti
trigliserida, kolestrol ini menggunakan reaksi enzimatik dengan
kombinasi kerja enzim, enzim-enzimnya diantaranya adalah
kolestrol esterase, kolesterol oksidase, dan Horse peroksidase.
i. HDL diukur dengan memanfaatkan ultrasentrifuge dan
presipitasi kimia untuk memisahkan HDL dengan lippoprotein
lain. Diikuti dengan penentuan kadar kolesterol dengan
menggunakan metode Abell-kendall.
j. Glukosa metodenya mengadaptasi metode heksokinase-
glikosa-6-pospatase dehidrogenase.
k. C-Reactive Extended Range (RCRP) berdasarkan metode
particle Enchaced Turbidimetric Immunoassay (PETIA).
l. Asam urat menggunakan metode urikase yang dimodifikasi.
m. BUN menggunakan metode urikase/glitamat dehidrogenase
coupled enzymatic .
n. Kreatinin menggunakan metode kinetik reaksi jaffe yang
dimodifikasi.
o. Fosfor menggunakan metode modifikasi klasik phodpolydate
disampaikan oleh Fiske dan Subbarow dan menggunakan
campuran p-methylanophenol sulfat dan bisulfit untuk
mengurangi phospomolydate disampaikan oleh Gomori dan
Drewes. Pengukuran fosfat dari absorbsi pengukuran complex
phopomolydate.
p. Kalsium menggunakan metode dimodifikasi kalsium reaksi o-
cresolpthalein complex (OCPC).
q. Serum Ion (SI) mengadaptasi metode direct iron assay yang
dikembangkan Smith.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 12


r. Total Iron Binding Capacity (TIBC) diukur darttransferase iron
binding capacity serum.

Kelebihan APTIO AUTOMATION:

a. Dapat digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik dan immunologi.


b. Dapat memeriksa 800 tes per jam.
c. Berisi lebih dari 90 metode pemeriksaan.
d. Pada layar dapat dilakukan 91 metode secara bersamaan.

Kekurangan dari APTIO AUTOMATION:

a. Suhu tinggi dapat mempengaruhi kinerja alat.


b. Tingkat keberhasilan validasi 50 % banding 50%.

2. Dimension RXL Max


Dimension RXL Max merupakan alat yang digunakan Untuk
memantau glukosa darah pada pasien diabetes. Prinsip Kerjanya
yaitu memasukkan sampel darah pada cup secukupnya dan letakkan
pada alat. Lakukan processing pada alat, masukkan data yang
dibutuhkan. Alat akan memproses hasil pemeriksaan dan alat
terhubung ke komputer. HbA1c merupakan indikator jangka panjang
kontrol glukosa darah, bisa juga digunakan untuk memonitor efek
diet, olahraga, dan terapi obat terhadap gula darah pasien.

3. Siemens Clinitex Novus


CLINITEX NOVUS merupakan alat yang digunakan untuk
pemeriksaan urin lengkap pemeriksaan uin lengkap digunakan untuk
mengetahui adanya gangguan fungsi ginjal atau infeksi saluran
kemih. Parameter pemeriksaannya adalah RBC, WBC, EC, Cast,
bact, xtal, yeast, SRC, Path, sperm, cond.

4. SYSMEX Cs-2100i
Sysmex CS-2100i adalah alat yang digunakan Untuk mendeteksi
adanya hemostasis dan bermanfaat untuk persiapan sebelum
melakukan operasi. Prinsip Kerja Sysmex CS-2100i adalah darah
dengan antikoagulan sodium sitrat, disentrifugasi dengan kecepatan

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 13


dan waktu tertentu lalu sampel di running menggunakan alat Sysmex
CS-2100i dan automatic CA-1500i. parameter pemeiksannya yaitu,
APTT, PPT, Fibrinogen dan Faal Hemostasis lainnya.

5. GEM PRIMIER 3500 & 3000


GEM PREMIER 3000 dan GEM PREMIER 3500 adalah alat yang
digunakan untuk mengetahui keseimbangan asam basa dan kadar
gas terlarut dalam darah. Prinsip Kerja dari alat ini yaitu dengan
menghomogenkan sampel dengan cara diputar selama ±10 detik (ke
bawah,atas, dan bawah), lalu dilakukan processing pada alat.
Parameter pemeriksaannya adalah pH , pCO2, pO2, NA+, K+, Ca++,
Glu, Lac dan Hct.

6. ROLLER 20 Lc
ROLLER 20 Lc adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan
laju endap darah. LED (Laju Endap Darah) dilakukan Untuk
menentukan kecepatan eritrosit (dalam darah yang diberi
antikoagulan jatuh secara vertical) untuk mengendap. Metode
pemeriksaan alat ini adalah Spektrofotometer. Kelebihan ROLLER 20
Lc adalah dapat mempercepat proses pemeriksaan LED
mempermudah dan menghemat penggunaan alat dan bahan.
Sedangkan kekurangannya yaitu tidak dapat melakukan pemeriksaan
selain pemeriksaan LED.

7. SYSMEX Xn-1000
SYSMEX Xn-1000 adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan
darah lengkap. Metode yang digunakan adalah fotometri, parameter
pemeriksaannya adalah WBC, RBC, PLT, NEU, LYM, MONO, EDS,
BASO, HEB, MPV, HCT, MCV, MCH, MCHC, RDW. Kelebihan dari
SYSMEX Xn-1000 adalah dapat melakukan pemeriksaan darah
lengkap secara keseluruhan dalam jangka waktu relatif cepat.
Sedangkan kekurangan SYSMEX Xn-1000 adalah tidak dapat
melakukan pemeriksaan apabila volume sampel sedikit.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 14


8. SYSMEX UF-500i
Sysmex UF 500i adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan
sedimen urin, metode yang digunakan alat ini adalah Metode Flow
Cytometri. Pemeriksaan sedimen urin dilakukan untuk mendiagnosis
gangguan atau keadaan metabolisme saluran kemih. Yang meliputi
pemeriksaan terhadap elemen-elemen sisa hasil metabolisme tubuh
yang secara normal di keluarkan bersama urin tetapi dapat
dikeluarkan juga pada keadaan tertentu.

9. AEROCOM
Aerocom adalah alat yang digunakan sebagai transport sampel
dan hasil pemeriksaan di rumah sakit Dr. Sutomo Surabaya. Cara
pengriman sampel adalah dengan cara menekan nomer tujuan
(masing-masing ruanngan memilki kode tertentu) setelah itu letakkan
tabung carrier bersi sampel dapat juga berisi hasil pemeriksaan dan
secara otomatis akan dikrim dan sampai dengan cepat ke ruangan
tujuan.
Kelebihan dari Aerocom ini adalah mempermudah dan
mempercepat pengiriman sampel dan hasil pemeriksaan di rumah
sakit Dr. Suutomo Surabaya. Sedangkan kekurangannya yaitu tidak
bisa mengirim tabung carier lebih dari satu dalam satu waktu.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 15


BAB IV

HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. LABORATORIUM DIVISI KIMIA KLINIK


Pemeriksaan Kimia Klinik adalah pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan dengan menggunakan sampel darah, urin atau cairan tubuh lain.
Berdasarkan sampel yang digunakan, pemeriksaan kimia klinik dibagi
menjadi 2, yaitu :

1. Pemeriksaan Kimia darah


Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk menganilasa zat-zat
kimia organik yang terlarut dalam darah, pemeriksaan ini berfungsi untuk
mengetahui : Fungsi Hati, Profil Lemak, Fungsi Ginjal & Asam Urat,
Gula Darah, Fungsi Jantung, Fungsi Pankreas, Elektrolit, Drug
Monitoring dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan
untuk membantu menegakkan diagnosis anemi. Sampel yang digunakan
berupa darah,serum, dan atau plasma
2. Pemeriksaan urin
Pemeriksaan urin adalah tes yang dilakukan pada sampel urin
pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining
dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan
penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi),
dan skrining terhadap status kesehatan umum.

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di divisi kimia klinik


dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
3. Pemeriksaan BGA

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 16


Gem Premier 3000 Gem Premier 3500
a. Dasar Teori
Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan
medis yang bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan
karbon dioksida dalam darah. AGD juga dapat digunakan
untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah.
Pemeriksaan gas darah secara luas digunakan sebagai
pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit
berat baik yang akut maupun menahun. Pemeriksaan gas
darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan
suatu diagnosa hanya dari penilaian analisis gas darah dan
keseimbangan asam basa saja. Karena itu hasil AGD harus
dihubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan
data-data laboratorium lainnya.

b. Nama alat
GEM PREMIER 3000 dan GEM PREMIER 3500

c. Tujuan
untuk mengetahui keseimbangan asam basa dan kadar gas
terlarut dalam darah.

d. Prinsip Kerja

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 17


Sampel dihomogenkan dengan cara diputar selama ±10 detik
(ke bawah,atas, dan bawah), lalu dilakukan processing pada
alat. Alat akan memproses secara otomatis. Hasil
pemeriksaan di verifikasi, lalu di print dan di validasi.

e. Parameter
1) pH
PH menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah.
pH kurang dari 7,0 disebut asam, dan lebih besar pH
dari 7,0 disebut basa, atau alkali. Ketika pH darah
menunjukkan bahwa darah lebih asam, maka hal ini
terjadi akibat kadar karbon dioksida yang lebih tinggi.
Sebaliknya ketika pH darah tinggi yang menunjukkan
bahwa darah lebih basa, maka hal ini terjadi akibat
kadar bikarbonat yang lebih tinggi.
2) pCO2
Tekanan parsial karbon dioksida adalah ukuran
tekanan karbon dioksida terlarut dalam darah. Hal ini
menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat
mengalir keluar dari tubuh.
3) pO2
Tekanan parsial oksigen adalah ukuran tekanan
oksigen terlarut dalam darah. Hal ini menentukan
seberapa baik oksigen bisa mengalir dari paru-paru ke
dalam darah.
4) NA+
5) K+
6) Ca++
7) Glu
8) Lac
9) Hct

f. Alat dan bahan


1) Spuit
2) Sampel darah arteri/vena

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 18


3) Tissue
4) Wadah spuit
5) Wadah sampah infeksius

g. Prosedur Kerja
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist.
c) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.
d) Dilakukan pengambilan sampel darah dengan
memperhatikan suhu dan status O2 pasien.
e) Dilakukan checklist pengiriman sampel.
f) Dilakukan pengiriman samoel ke laboratorium
patologi klinik menggunakan aerocom.
g) Didistribusikan ke divisi kimia klinik.

2) Analitik
a) Diperhatikan keterangan suhu dan status O2,
serta lokasi pengambilan sampel (vena atau arteri)
yang tertera pada joblist dan keterangan terlampir,
lalu dicatat.
b) Dihomogenkan sampel darah pada spuit selam ±
10 detik (Bawah, atas, bawah)
c) Dibuka tutus spuit.
d) Dibuang 3 tetes sampel darah (jika volume
sampel banyak)
e) Dilakukan pengoperasian pada alat.
 Klik lokasi pengambilan (arteri atau vena),
perlahan jarum penghisap keluar.
 Masukkan jarum penghisap kedalam spuit.
 Lepaskan sepuit dari jarum penghisap jika
muncul perintah “Remove Sample Now”
 Masukkan ID operator

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 19


 Masukkan ID pasien ( GEM Premier 3000
secara manual, Gem premier 3500
menggunakan scanner barcode)
 Masukkan Nama pasien.
 Klik suhu, atur sesuai joblist. (jika tidak ada
umumnya 37˚C)
 Klik ventization , atur status O2 sesuai joblist.
(jika tidak ada umumnya 21%)
 Klik OK

3) Post-analitik
a) Dilakukan verifikasi pada dokter.
b) Diprint hasil pemeriksaan BGA
c) Dicatat ID dan no urut pasien pada buku BGA
d) Dilakukan validasi
e) Dikirim hasil pemeriksaan melalui aerocom.

Lampiran
Tabel Nilai status O2
No Satuan Satuan No Satuan Satuan
LPM % LPM %
1 2 LPM 29 % 11 12 LPM 69 %
2 3 LPM 33 % 12 13 LPM 73 %
3 4 LPM 37 % 13 14 LPM 77 %
4 5 LPM 41 % 14 15 LPM 81 %
5 6 LPM 45 % 15 16 LPM 85 %
6 7 LPM 49 %
7 8 LPM 53 %
8 9 LPM 57 %
9 10 LPM 61 %
10 11 LPM 65 %

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 20


4. Pemeriksaan Kimia darah (automtis)

a. Dasar Teori :
Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk menganilasa
zat-zat kimia organik yang terlarut dalam darah, pemeriksaan
ini berfungsi untuk mengetahui : Fungsi Hati, Profil Lemak,
Fungsi Ginjal & Asam Urat, Gula Darah, Fungsi Jantung,
Fungsi Pankreas, Elektrolit, Drug Monitoring dan dapat pula
dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis anemi.

b. Nama alat
Aptio Automation

c. Tujuan
Untuk mengukur kadar zat organik yang terlarut dalam darah.

d. Prinsip Kerja
Sampel di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15
menit. Lalu diletakkan pada rak khusus, di masukkan pada alat
kolom 1,2,dan 3. Jika tidak disentrifuge letakkan pada kolom
4,5,6. Alat akan memproses hasil, dan hasil terhubung
langsung ke computer.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 21


e. Parameter

1) SGOT
SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic
oxaloacetic transaminase. Beberapa laboratorium sering
juga memakai istilah AST (aspartate aminotransferase).
SGOT merupakan enzim yang tidak hanya terdapat di
hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak, ginjal,
dan otot-otot rangka.
Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, otak,
ginjal dan rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar
SGOT. Pada kasus seperti alkoholik, radang pancreas,
malaria, infeksi lever stadium akhir, adanya penyumbatan
pada saluran empedu, kerusakan otot jantung, orang-
orang yang selalu mengkonsumsi obat-obatan seperti
antibiotik dan obat TBC, kadar SGOT bisa meninggi,
bahkan bisa menyamai kadar SGOT pada penderita
hepatitis. Kadar SGOT dianggap abnormal jika nilai yang
didapat 2-3 kali lebih besar dari nilai normalnya.

2) SGPT
SGPT adalah singkatan dari serum glutamic
pyruvic transaminase,sering juga disebut dengan istilah
ALT (alanin aminotansferase). SGPT dianggap jauh lebih
spesifik untuk menilai kerusakan hati dibandingkan
SGOT. SGPT meninggi pada kerusakan lever kronis dan
hepatitis. Sama halnya dengan SGOT, nilai SGPT
dianggap abnormal jika nilai hasil pemeriksaan anda 2-3
kali lebih besar dari nilai normal. Pada umumnya nilai tes
SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada
kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses
kronis didapat sebaliknya.

3) Bilirubin

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 22


Pada pemeriksaan rutin, biasanya yang diperiksa
adalah bilirubin total dan bilirubin direk. Adajuga istilah
bilirubin indirek yaitu selisih bilirubin total dengan bilirubin
direk. Bilirubin merupakan suatu pigmen atau zat warna
yang berwarna kuning, hasil metabolisme dari penguraian
hemoglobin (Hb) di dalam darah.
Pada penyakit hati yang menahun (kronis), dapat
terjadi peningkatan kadar bilirubin total yang tentunya
juga diiringi peningkatan bilirubin indirek atau bilirubin
direk. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan
produksi bilirubin atau akibat adanya penyumbatan pada
kandung empedu sebagai orgam tubuh yang
menyalurkan bilirubin ke dalam usus. Akibat penumpukan
bilirubin ini, wajah, badan dan urin akan berwarna kuning.

4) Gamma GT
Gamma GT (glutamil tranferase) merupakan enzim
hati yang sangat peka terhadap penyakit hepatitis dan
alkoholik. Kadarnya yang tinggi bisa bertahan beberapa
lama pasca penyembuhan hepatitis.

5) Alkali Fosfatase
Alkali Fosfatase merupakan enzim hati yang dapat
masuk ke saluran empedu. Kandung empedu terletak
persis di bawah hati atau lever. Meningkatnya kadar
fosfatase alkali terjadi apabila ada hambatan pada
saluran empedu. Hambatan pada saluran empedu dapat
disebabkan adanya batu empedu atau penyempitan pada
saluran empedu.

6) Cholinesterase
Umunya kadar cholinesterase menurun pada
kerusakan parenkim hati seperti hepatitis kronis dan
adanya lemak dalam hati. Pemeriksaan ini sering dipakai
sebagai pemeriksaan tunggal pada pasien yang

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 23


mengalami keracunan hati akibat obat-obatan (termasuk
keracunan insektisida).
7) Protein Total (rasio albumin/globulin)
Protein dalam darah yang penting terdiri dari
protein albumin dan globulin. Albumin sepenuhnya
diproduksi di hati, sedangkan globulin hanya sebagian
yang diproduksi di hati, sisanya diproduksi oleh system
kekebalan dalam tubuh. Albumin dan globulin merupakan
suatu zat yang sangat berguna dalam sistem kekebalan
tubuh. Perubahan kadar keduanya bisa menunjukkan
adanya gangguan pada organ hati atau juga bisa pada
organ tubuh lainnya misalnya ginjal.
Pada pemeriksaan laboratorium, penting untuk
menilai kadar protein total, kadar globulin dan kadar
albumin. Pada penyakit-penyakit hati, kadar protein bisa
meninggi dan bisa juga menurun. Begitu pula kadar
albumin dan globulin. Sebagai contoh, jika terjadi infeksi
pada hati yang baru diketahui kira-kira dalam tiga bulan
terakhir, dapat terjadi peningkatan kadar globulin dan
penurunan kadar albumin.

8) Ureum
Ureum adalah hasil katabolisme protein yang
pertama kali dipakai sebagai petanda faal ginjal, akan
tetapi bukan merupakan petanda kerusakan ginjal yang
ideal karena produksi ureum ini tidak tetap melainkan
dipengaruhi oleh asupan protein dalam makanan.
Pemeriksaan kadar ureum plasma dinyatakan sebagai
blood urea nitrogen (BUN) atau bisa juga dinyatakan
sebagai ureum serum. Ada 2 atom nitrogen dalam ureum
yang berat molekulnya 28, sedangkan berat molekul
ureum adalah 60. Jadi untuk merubah kadar BUN ke
ureum masing-masing dalam mg% maka kadar ureum
sama dengan kadar BUN = 2,14 x kadar BUN. Kadar

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 24


BUN adalah 8-26 mg/dL sedangkan kadar normal ureum
serum adalah 17-56 mg/dL.

9) Kreatinin
Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.
Kreatinin sebagaian besar dijumpai di otot rangka, tempat
zat ini terlibat dalam penyimpanan energi sebagai kreatin
fosfat (CP). Dalam prosesnya, sejumlah kecil kreatin
diubah secara ireversibel menjadi kreatinin yang
dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlah kreatinin
yang dihasilkan oleh seseorang setara dengan masa otot
rangka yang dimilikinya. Nilai rujukan kreatinin adalah 0,6
sampai 1,3 mg/dl untuk laki-laki dan 0,5 sampai 1,0 mg/dl
untuk perempuan.

10) Glukosa
Pemeriksaan gula darah atau tes glukosa darah
adalah tes yang bertujuan untuk mengukur jumlah
glukosa (gula) dalam darah. Pemeriksaan ini terutama
dilakukan untuk memeriksa diabetes tipe 1, diabetes tipe
2, dan diabetes gestasional, di mana kadar gula darah
seseorang meningkat.

11) Kolesterol Total.


Kolesterol diproduksi oleh tubuh sendiri dan juga
datang dari asupan makanan yang kita konsumsi (produk
hewani). Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk
mempertahankan kesehatan sel-sel tetapi level yang
terlalu tinggi akan meningkatkan risiko sakit jantung.
Idealnya total kolesterol harus <200 mg/dL atau <5.2
mmol/L. Kedua ukuran tersebut setara, hanya dinyatakan
dalam satuan yang berbeda. Di Indonesia umumnya
menggunakan satuan mg/dL. Faktor genetik juga
berperan sebagai penentu kadar kolesterol, selain dari
makanan yang dimakan.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 25


12) Low-density lipoprotein (LDL)
Low-density lipoprotein (LDL) alias si kolesterol
“jahat”. Terlalu banyak LDL dalam darah menyebabkan
akumulasi endapan lemak (plak) dalam arteri (proses
aterosklerosis), sehingga aliran darah menyempit. Plak ini
kadang-kadang bisa pecah dan menimbulkan masalah
besar untuk jantung dan pembuluh darah. LDL ini adalah
target utama dari berbagai obat penurun kolesterol.

13) High-density lipoprotein (HDL)


High-density lipoprotein (HDL) seringkali disebut
kolesterol “baik” karena membantu membawa pergi LDL
dari aliran darah untuk disimpan sebagai cadangan di
dalam sel, menjaga pembuluh darah tetap terbuka dan
lancar. Idealnya level HDL harus diatas 40 mg/dL.
Umumnya wanita memiliki level yang lebih tinggi daripada
pria. Olahraga dapat membantu meningkatkan kadar
HDL.

14) Trigliserida (TG).


Trigliserida adalah tipe lemak lain dalam
darah.Level TG yang tinggi umumnya menunjukkan
bahwa anda makan lebih banyak kalori daripada kalori
yang dibakar untuk aktivitas, karena itu level TG biasanya
tinggi pada pasien yang gemuk atau pasien diabetes.
Makanan tinggi karbohidrat (gula sederhana) atau alkohol
dapat menaikkan TG secara bermakna. Idealnya level
trigliserida haruslah <150 mg/dL (1.7 mmol/L). American
Heart Association (AHA) merekomendasikan bahwa level
TG untuk kesehatan jantung “optimal” adalah 100 mg/dL
(1.1 mmol/L).

f. Alat dan bahan


1) Sampel darah
2) Sentrifuge

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 26


3) Rak
4) Aptio Automation

g. Prosedur Pemeriksaan
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist.
c) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.
d) Dilakukan pengambilan sampel darah
e) Dilakukan checklist pengiriman sampel.
f) Dilakukan pengiriman samoel ke laboratorium
patologi klinik menggunakan aerocom.
g) Didistribusikan ke divisi kimia klinik.
h) Dilakukan check list penerimaan sampel.

2) Analitik
a) Dilakukan sentrifuge sampel darah 3000 rpm
selama 15 meit.
b) Diletakkan sampel pada rak khusuh, latakkan dari
kiri kekanan.
c) Dimasukkan pada alat hingga lampu menyala.
Keterangan :
o Kolom 1, 2, 3 : untuk sampel yang telah
disentrifuge
o Kolom 4, 5, 6 : untuk sampel yang belum
disentrifuge
o Alat telah terhubug ke komputer

3) Post-analitik
a) Dilakukan verifikasi oleh dokter.
b) Di print hasil pemeriksaan.
c) Di validasi hasil pemeriksaan.
d) Dikirim hasil pemeriksaan melalui aerocom.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 27


5. Pemeriksaan Kimia darah (manual)

a. Dasar Teori :
Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk menganilasa
zat-zat kimia organik yang terlarut dalam darah, pemeriksaan
ini berfungsi untuk mengetahui : Fungsi Hati, Profil Lemak,
Fungsi Ginjal & Asam Urat, Gula Darah, Fungsi Jantung,
Fungsi Pankreas, Elektrolit, Drug Monitoring dan dapat pula
dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis anemi.

b. Nama alat
Dimension RXL Max

c. Tujuan
Untuk mengukur kadar zat organik yang terlarut dalam darah.

d. Prinsip Kerja
Sampel darah di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 15 menit. Dimasukkan sampel plasma pada cup
secukupnya dan letakkan pada alat. Lakukan processing pada
alat, masukkan data yang dibutuhkan. Alat akan memproses
hasil pemeriksaan dan alat terhubung ke komputer.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 28


e. Alat dan bahan :
1) Sampel darah (Tabung ungu)
2) Dimension RXL
3) Cup darah (berbentuk U) dengan tutup
4) Rak tabung
5) Tissue

f. Prosedur
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist.
c) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.
d) Dilakukan pengambilan sampel darah
e) Dilakukan checklist pengiriman sampel.
f) Dilakukan pengiriman samoel ke laboratorium
patologi klinik menggunakan aerocom.
g) Didistribusikan ke divisi kimia klinik.
h) Sampel didata dan dicocokkan antara barcode
dengan joblist.

2) Analitik
a) Diletakkan darah pada cup sampel.
b) Diletakkan pada rak di alat (Ex: N1)
c) Dilakukan processing pada alat
 Tekan home pada layar
 Tekan tombol F1
 Masukkan data yang dibutuhkan
o Position : N1 (Rak N no 1)
o Patient Name : (Nama Pasien) - kosongkan
o Sampel No : *Tulis sesuai
barcode, enter.
o Test :
o Alat kan menampilkan data, cocokkan
dengan data sampel.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 29


 Ubah Fluid menjadi “Plasma” dengan menekan
tombol F8.
 Tekan tombol F4
 Tekan tombol F3 (melihat hasil)

3) Post-analitik
a) Diprint hasil pemeriksaan.
b) Divalidasi hasil pemeriksaan.
c) Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.

6. Pemeriksaan HbA1C

a. Dasar Teori :
Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor dari
hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. HbA1c juga
kadang-kadang disebut sebagai glikosilasi atau hemoglobin
glikosilasi atau glycohemoglobin. HbA1c merupakan indikator
jangka panjang kontrol glukosa darah, bisa juga digunakan
untuk memonitor efek diet, olahraga, dan terapi obat terhadap
gula darah pasien. HbA1c tidak dapat digunakan untuk
memantau kadar glukosa darah per hari atau tes rutin gula
darah.

b. Nama alat
Dimension RXL Max

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 30


c. Tujuan
Untuk memantau glukosa darah pada pasien diabetes.

d. Prinsip Kerja
Dimasukkan sampel darah pada cup secukupnya dan letakkan
pada alat. Lakukan processing pada alat, masukkan data yang
dibutuhkan. Alat akan memproses hasil pemeriksaan dan alat
terhubung ke komputer.

e. Alat dan bahan :


1) Sampel darah (Tabung ungu)
2) Dimension RXL
3) Cup darah (berbentuk U) dengan tutup
4) Rak tabung
5) Tissue

f. Prosedur
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist.
c) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.
d) Dilakukan pengambilan sampel darah
e) Dilakukan checklist pengiriman sampel.
f) Dilakukan pengiriman samoel ke laboratorium patologi
klinik menggunakan aerocom.
g) Didistribusikan ke divisi kimia klinik.
h) Sampel didata dan dicocokkan antara barcode dengan
joblist.
2) Analitik
a) Diletakkan darah pada cup sampel.
b) Diletakkan pada rak di alat (Ex: N1)
c) Dilakukan processing pada alat
 Tekan home pada layar
 Tekan tombol F1
 Masukkan data yang dibutuhkan

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 31


o Position : N1 (Rak N no 1)
o Patient Name : (Nama Pasien)
o Sampel No : *SIDB (Ex :
*1708161124B)
o Test : HbA1C
 Ubah Fluid menjadi “Blood” dengan menekan
tombol F8.
 Tekan tombol F4
 Tekan tombol F3 (melihat hasil)

3) Post-analitik
a) Diprint hasil pemeriksaan.
b) Divalidasi hasil pemeriksaan.
c) Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.

7. Pemeriksaan Kreatinin Clearence

a. Dasar Teori :
Creatinine clearance adalah sebuah tes yang mengukur
seberapa efisien ginjal membuang limbah kreatinin dan
lainnya dari darah. Creatinine clearance yang rendah
menunjukkan fungsi ginjal terganggu.

b. Nama alat
Dimension RXL Max

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 32


c. Tujuan
Untuk mengetahui kelaianan pada ginjal.

d. Prinsip Kerja
Lakukan pengukuran volume urin. Lalu masukkan sampel urin
pada cup secukupnya dan letakkan pada alat. Lakukan
processing pada alat, masukkan data yang dibutuhkan. Alat
akan memproses hasil pemeriksaan, lakukan perhitungan
secara manual. Catat hasil yang didapatkan.

e. Alat dan bahan :


1) Sampel urin 24 jam
2) Dimension RXL
3) Cup darah (berbentuk U) dengan tutup
4) Rak tabung
5) Tissue

f. Prosedur
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist
c) Diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
pengambilan sampel urin 24 jam
d) Pasien membawa sampel urin 24 jam.
e) Dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan
oleh petugas.
f) Didistribusikan sampel ke divisi kimia klinik.

2) Analitik
a) Diukur volume urin (perkirakan), catat.
b) Diletakkan urin pada cup sampel.
c) Diletakkan pada rak di alat (Ex: N1)
d) Dilakukan processing pada alat
 Tekan home pada layar
 Tekan tombol F1

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 33


 Masukkan data yang dibutuhkan
o Position : N1 (Rak N no 1)
o Patient Name : (Nama Pasien)
o Sampel No : SID (Ex :
1708161124)
o Test : Cre2
 Ubah Fluid menjadi “Urin” dengan menekan
tombol F8.
 Tekan tombol F4
 Tekan tombol F3 (melihat hasil)
 Dilakukan perhitungan
Rumus :
𝑉𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑖𝑛 24 𝑗𝑎𝑚 𝐶𝑟𝑒𝑎𝑡.𝑢𝑟𝑖𝑛 1,73
KLIRENT = 1440
𝑋 𝐶𝑟𝑒𝑎𝑡.𝑠𝑒𝑟𝑢𝑚 𝑋 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ

Keterangan :
1440 = 24 jam dijadikan menit
1,73 = Luas bidang orang normal
Luas bidang tubuh = diukur menggunaka sekala
dengan membuat garis hubung antar tinggi badan dan
berat badan.

3) Post-analitik
a) Diprint hasil pemeriksaan.
b) Divalidasi hasil pemeriksaan.
c) Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 34


Lampiran
SKALA LUAS BIDANG TUBUH

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 35


8. Pengoperasian Aerocom

1. Prosedur pengiriman
a. Geser tutup carrier (tube) sesuai dengan arah anak panah pada
tutup.
b. Masukkan benda/barang yang akan dikirim pada carrier (tube).
c. Tutup kembali carrier (tube) dan perhatikan jika benar tutup
carrier benar-banarr tertutup rapat dan tidak ada benda yang
terjepit.
d. Perhatikan lampu aerocom. Aerocom ready saat lampu pada
keypad telah mati semua.
e. Masukkan alamat nomer tujuan pengiriman langsung dari
keypad.
f. Masukkan carrier (tube) kedalam sending funnel.
g. Aerocom akan segera mengirimkan carrier (tube) ke tujuan.
2. Prosedur penerimaan
a. Bel alaram akan berbunyi saat tube akan datang.
b. Tekan tombol *1.
c. Carrier (tube) di ambil dari jalur luncur.
d. Buka carrier (tube) dengan cara memutar tutupnya sesuai arah.
e. Keluarkan benda atau barang yang terdapat dalam carrier (tube).
f. Letakkan carrier (tube) di lokasi yag sudah disediakan.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 36


Lampiran
DAFTAR ALAMAT STATION
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
RUANG ALAMAT RUANG ALAMAT
CENDANA 1163 MERAK 1635
RIK 1194 NEONATUS 1641
LAB IGD 1220 PALEM II 1658
BEDAH F 1303 PALEM I 1659
BEDAH B 1308 SERUNI B 1673
BEDAH C 1309 LAB ANAK 1688
BEDAH I 1320 BONA I 1692
LAB POSA 1478 ICU 1823
CAMELIA 1602 KAMAR 14 2001
PANDAN I 1618 LAB SAMPLING I 2002
PANDAN II 1619 LAB PATOLOGI 2003
PANDAN 1620 LAB MIKROBIOLOGI 2004
WANGI
MERPATI 1633 LAB SAMPLING II 3115
BONA 2 1685

9. Pemeriksaan Urin Lengkap


1. Nama alat : CLINITEX NOVUS
2. Tujuan : Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi ginjal
atau infeksi saluran kemih.
3. Alat dan bahan :
a . Sampel urin
b . Clinitex novus
c . Tabung
d . Rak tabung
4. Prosedur
a. Pra-analitik
 Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
 Dilakukan identifikasi joblist
 Diberikan penjelasan kepada pasien mengenai pengambilan
sampel urin.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 37


 Pasien membawa sampel urin.
 Didistribusikan sampel ke divisi kimia klinik.
b. Analitik
 Nyalakan alat
 Tunggu sampai tampil layar [Copyright]
 Tekan <Home>, lalu akan tampil [Routine Monitor] pada layar.
 Cetak apakah ada gelembung udara pada syiring. Jika ada,
hilangkan melalui <Air Purge> pada layar [Maintenance].
 Tekan <Start> <Condition> pada layar [Roitine Monitor].
 Konfirmasi detail berikut sudah benar
 Routine sequence number
 Start sequence number
 Operator ID
 Host online/Offline
 Print Mode Selection
 Tekan <Home> untuk kembali ke layar [Routine Monitor].
 Tempatkan tabung sampel dengan volume sampel 2 ml atau
lebih ke dalam rak.
 Masukkan rak ke atas jalur masuk secara langsung atau
menggunakannya rack tray.
 Pastikan rack tray yang kosong sudah berada di jalur keluar.
 Tunggu proses berlangsung hingga hasil keluar.
 Selanjutnya hasil ditempelkan dengan barcode.
c. Post-analitik
 Diprint hasil pemeriksaan.
 Divalidasi hasil pemeriksaan
 Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 38


10. Pemeriksaan sedimen urin

1. Nama alat : Sysmex UF 500i


2. Metode : Flow Cytometri
3. Alat dan bahan :
a . Sampel urin
b . Tabung
c . Rak tabung
4. Prosedur
a. Pra-analitik
 Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
 Dilakukan identifikasi joblist
 Diberikan penjelasan kepada pasien mengenai pengambilan
sampel urin.
 Pasien membawa sampel urin.
 Didistribusikan sampel ke divisi kimia klinik.
b. Analitik
 Sampler metode:
 Lakukan order terlebih dahulu pada work list [F6].
 Klik regist [F9] dan masukkan sampel No., Rack, No.,
Tube Pods., order/jenis test, patient ID dan data pasien
(bila ada), akhiri tekan OK.
 Tempatkan rak sampler dalam UF 500i sampler unit.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 39


 Tekan sampler [F3], masukkan sampel No., Rack no.,
tube position (harus sesuai dengan work list) jika
menggunakan barcode tidak perlu.
 Tekan samler start
 Manual mode:
 Lakukan order terlebih dahulu pada work list [F6].
 Klik regist [F9] dan masukkan sample no., rack no., tube
position, order/jenis test, patient ID, dan data pasien (bila
ada), akhiri dengan OK.
 Tekan manual [F2], masukkan sampel no. (nomor harus
sesuai dengan work list), lalu tekan OK.
 Homogen sampel urin (minimal 1 ml) lalu tempatkan pada
manual prode dan tekan tombol start.
Jika hasil sedimen urin dengan alat Sysmex UF 500i menunjukkan
hasil path cast dengan angka ≥4, maka harus dikonfirmasi dengan
mikroskop.
Cara Kerja:
 Putar di centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 1500-
2000 rpm.
 Setelah selesai dicentrifuge urin dibuang, sisakan
endapannya.
 Kocok tabung untuk menghomogenkan sediment
 Teteskan sediment pada kaca slide, kemudian tutup dengan
cover glass.
 Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x-40x.
Pemeriksaan sedimen urin yang memerlukan konfirmasi:

Bila ditemukan sedimen urin yang memerlukan konfirmasi:

1. Hasil dengan path cast ≥ 4


2. Hasil protein clinitek novus +4
3. Hasil sysmex UF 500i ada tanda * (bintang)
4. Hasil leukosit rendah dan bakteri tinggi/UTI pada UF 500i
5. Eritrosit dismorfik
6. Hasil dengan komentar Rank 1 tidak perlu dikonfirmasi dan
meminta sampel baru.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 40


Jika hasil sedimen urin dengan alat Sysmex UF 500i menunjukkan
hasil path cast dengan angka ≥4, maka harus dikonfirmasi dengan
mikroskop.

c. Post-analitik
 Diprint hasil pemeriksaan.
 Divalidasi hasil pemeriksaan
 Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 41


B. LABORATORIUM DIVISI HEMATOLOGI

1. PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP


a. Tujuan
Untuk mengetahui kadar dari masing-masing parameter
pemeriksaan darah lengkap.

b. Metode
Photometer

c. Alat & Bahan


1) Rak tabung
2) Alat autoanalyzer Cell Dyn Rubby
3) Sampel darah dengan antikoagulan K3EDTA

d. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
a) Penerimaan specimen dan joblist melalui aerocom.
b) Checklist pemeriksaan pada joblist dan log book.
c) Penyusunan specimen (tabung) pada rak sampel sesuai
urutan joblist.

2) TAHAP ANALITIK
a) Parameter
WBC (White Blood Cell) Neutrofil, Lymfosit, Monosit,
Eosinofil, Basofil, RBC (Red Blood Cell), Hemoglobin sel
rata-rata (MCH), Konsentrasi Hemoglobin sel rata-rata
(MCHC), Red Distribution Weight (RDW).

b) Cara Mengoperasikan Alat :


 Menekan tombol ON/OFF pada bagian belakang alat.
 Menekan tombol power pada monitor.
 Menunggu sampai pada layar monitor muncul
INTIALIZED.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 42


 Menekan tombol RUN atau F2 sampai status monitor
READY.
 Alat siap digunakan.

c) Menjalankan / RUNNING BACKGROUND


 Menekan tombol RUN/F2.
 Memilih “Specimen type”.
 Memilih “background”.
 Menekan tombol “Touch Plate” yang terletak dibawah
jarum penghisap sampel.
 Memastikan semua hasil background berwarna putih,
kalau belum mengulangilah 1 sampai 4.

d) Menjalankan Control
 Memilih atau menekan RUN “F2”.
 Memilih “specimen type”.
 Meletakan kursor pada file CONTROL, yang dijalankan,
misalnya pada 10122 low control lot 122.
 Menekan “QC specimen”.
 Memasukkan jarum penghisap kedalam tabung control
yang akan dijalankan lalu menekan “Touch Plate”.
 Memastikan semua angka QC berwarna putih.

e) Cara Menjalankan Sampel Pasien


 Menekan “RUN”.
 Menekan “Specimen Sampel”.
 Menekan “Patient”.
 Memasukkan identitas pasien.
 Meletakkan tabung dibawah jarum penghisap, lalu
menekan “Touch Plate”.
 Menunggu hasil muncul pada layar monitor.

f) Jika ada flagging RRBC mengulangi pemeriksaan


sebagai berikut:

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 43


 Menekan “RUN”.
 Menekan “Specimen Type”.
 Menekan “RRBC mode”.
 Memasukkan identitas pasien.
 Meletakkan tabung sampel pasien dibawah jarum
penghisap lalu menekan “Touch Plate”.
 Menunggu hasil muncul pada layar monitor.

g) Jika ada flagging WFBC mengulangi pemeriksaan


sebagai berikut:
 Menekan “RUN”.
 Menekan “Specimen Type”.
 Menekan “WFBC mode”.
 Memasukkan identitas pasien.
 Meletakkan tabung sampel pasien dibawah jarum
penghisap lalu menekan “Touch Plate”.
 Menunggu hasil muncul pada layar monitor.

h) Pembersihan Automatic:
 Main Menu.
 Menekan “Specimen Protocol”.
 Menekan “Move”.
 Menekan “Auto Clean”, memasukkan jarum kedalam
botol yang berisi reagent enzymatic cleaner/autoclean.
 Menekan “Autoclean”.
 Mendiamkan enzymatic cleaner pada jarum penghisap
sampai terdengar nada deep (ditandai dengan probe
pencuci turun).

3) TAHAP PASCA ANALITIK


a) Pengeditan identitas pasien sesuai joblist.
b) Print hasil pemeriksaan laboratorium.
c) Menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada
Dokter Spesialis Patologi Klinik (DSPK) untuk diverifikasi.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 44


d) Pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium melalui
aerocom ke ruang sampling untuk dibagikan kepada
pasien.

4) NILAI NORMAL
Parameter Range Range (%)
WBC 3,7 – 10,1 39,3 – 73,7 %
RBC 4,06 – 4,69 18,0 – 48,3 %
PLT 1 53 – 366 4,40 – 12,7 %
NEU 1,63 − 6,69 6,00 – 7,30 %
LYM 1,09 − 2,99 0,00 – 1,70 %
MONO 240 – 790
EOS 30 – 440
BASO 0,00 – 0,80
HGB 12,9 – 14,2
MPV 6,90 – 10,6
HCT 37,7 – 53,7
MCV 81,1 – 86,0
MCH 27,0 −31,2
MCHC 31,8 – 35,4
RDW 11,5 – 14,5

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 45


2. PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
a. Tujuan
Untuk menentukan kecepatan eritrosit (dalam darah yang diberi
antikoagulan jatuh secara vertical)

b. Metode
Spektrofotometer

c. Alat & Bahan


1) Alat Roller 20 Lc.
2) Sampel darah dengan antikoagulan K3EDTA

d. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
a) Penerimaan Spesimen dan joblist melalui pneumatic tube
b) Checklist permintaan pada joblist dan log book
c) Sampel pemeriksaan LED diambil setelah permintaan darah
lengkap

2) TAHAP ANALITIK
a) Menghidupkan UPS menunggu hingga lampu orange (by
pass) mati
b) Menghidupkan Allifac Roller 20 Lc menunggu kurang lebih
20 menit hingga suhu pada alat stabil
c) Melakukan prosedur pencucian dengan 2 tabung aquadest
steril dengan cara:
 Menekan tombol nomor 2 (washing)
 Memasukkan tabung 1 lubang pertama dan tabung 2
dilubang kedua
d) Menutup cover Roller 20 Lc menunggu hingga proses
selesai dan keluar tulisan “PHOTOMETER OK” (alat siap
digunakan)
e) Memasukkan Sampel
 Menekan tombol nomor 1 (rak insert)

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 46


 Scan ID barcode pada sampel pasien dengan barcode
reader, kemudian memasukkan sampel sesuai dengan
urutan tabung pada Roller 20 LC mengulangi proses di
atas sampai sampel terakhir
 Menekan tombol START untuk memulai running
 Memasukkan 2 tabung pada lubang 19 dan 20 untuk
washing (hanya untuk saat tabung washing kosong atau
habis)
 Menunggu hingga proses selesai dan hasil tercetak di
alat
f) Untuk mengakhiri pemeriksaan melakukan pencucian
dengan 3 tabung aquadest steril dengan cara
 Menekan tombol nomor 2 (washing)
 Memasukkan tabung 1 dilubang pertama, tabung 2
dilubang kedua, dan tabung 3 dilubang ketiga
 Menutup cover Roller 20 Lc, menunggu hingga proses
selesai dan keluar tulisan ROLLER OFF/ENTER TO
CONTINUE.
 Memastikan Roller 20 Lc dan juga UPS

3) TAHAP PASCA ANALITIK


Hasil ditulis dalam buku hasil pemeriksaan Laju Endap
Darah kemudian hasil pemeriksaan Darah Lengkap yang
dilanjutkan dengan pemeriksaan Laju Endap Darah Lengkap
yang dilanjutkan dengan pemeriksaan Laju Endap Darah dicap
dengan stempel LED. Kemudian diverifikasi dan ditandatangani
oleh Dojter Spesialis Patologi Klinik (DSPK). Hasil tersebut
dikirim melalui alat pneumatic tube ke ruang sampling untuk
dibagikan kepada pasien.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 47


3. PEMERIKSAAN FAAL HEMOSTASIS
a. Tujuan
Untuk mendeteksi adanya hemostasis dan bermanfaat untuk
persiapan sebelum melakukan operasi.

b. Prinsip Kerja
Darah dengan antikoagulan sodium sitrat, disentrifugasi dengan
kecepatan dan waktu tertentu lalu sampel di running menggunakan
alat Sysmex CS-2100i dan automatic CA-1500i.

c. Alat
Sysmex CS-2100i dan Sysmex CA-1500i

d. Bahan
Darah vena dengan antikoagulan sosium sitrat (tabung vakum
dengan tutup berwarna biru.

e. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
a) Penerimaan sampel dan joblist dari alat pneumatic tube
b) Specimen disentrifuge dengan kecepatan 300 ref selama 5
menit
c) Specimen (tabung ) diurutkan pada rak sampel sesuai
urutan joblist

2) TAHAP ANALITIK
a) Persiapan Awal
 Memriksa kesediaan aquades , mengisi kembali bila
kurang
 Memeriksa keadaan botol limbah kosong bila perlu
 Memeriksa laci sampah atau cuvet , mengosongkan bila
masih terdapat cairan ,jangnan lupa saat istrumen
sudah READY (on), melakukan Reset Trash Countyer :
klik menu →klik status → klik Reset Trash Control → OK

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 48


 Memeriksa ketersedian cuvette , menambahan bila
perlu perlu, menggunakan cuvette khusus untuk CS-
2100i yaitu tabung kecil dengan bagian atas berbentuk
kotak
 Menyiapkan reagen secukupnya
 Memeriksa ketersediaan kertas premier
 Memeriksa saluran selang dan power connection
 Memeriksa label power menempel pada stop kontak
dengan benar
 Menyalakan alat
 Memasukkan cleaner CA-clean kedalam reagen bolder
di alat
 Memyiapkan ups, computer dan printer
 Klik lab , lalu menekan ok
 Menekan tombol ON pada istrumen dan menunggu
bebrapa saat hingga istrumen READY .

b) Memasukkan atau menambah reagen ke dalam alat

 Klik reagent
 Klik change/add
 Memasukkan reagen CA-clean kedalam reagen holder
dan OVB kedalam buffer holder tanpa tutup botol .
meletakkan botol sampai dasar holder serta posisikan
barcode tepat disebelah holder .
 Mengklik kolom pada pasien pesan “ Measure reagent
volume after barcode have been red “,hingga muncul
tanda 0,lalu tekan OK
 Klik posisi PT,THS, dan menu reagen
 Klik lot group setting
 Klik kolom pada pilhan “used in sampel analysis” hingga
muncul tanda (),lalu tekan OK
 Melakukan langkahb6-8 untuk posisi reagent
PIT,FSI,dan Fbg

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 49


 Lot not reagent tidak terbaca oleh barcode scanner
 Cek posisi barcode reagen pada reagen holder.
 Cek Lot Reagent Master (Klik menu Klik Setting, klik
reagent master)
 Memilih nama reagent missal PT, TSH/APTT, FSI,
Cacl2/FBG/OFB/Clean 1.
 Memeriksa barcode ID, jika ID reagent tidak terbaca
pada setting alat,masukkan 4 digit lot No awal reagen, di
kolom Add, kemudian tekan save.
 Klik Close, me restart ulang alat.
 Scan barcode reagent.
 Cek lot group setting, pastikan parameter PT, APTT,
FBG muncul tanda 0 pada pilihan, “Used in sampel
analysis”.

c) Memasukkan nilai QC CPN baru di CS 2100i


 Klik reagent.
 Klik change/Add.
 Memasukkan botol CPN (Control Plasma Normal) ke
dalam reagent holder tanpa tutup botol. Meletakkan
botol sampai dasar holder serta memposisikan barcode
tepat disebelah holder.
 Menutup cover reagent holder dan kunci.
 Klik OK.
 Klik QC chart.
 Klik grafitc QC PT sec, , klik add lot, klik kolom lot No
pada New Lot, pilih Lot No baru.
 Menghilangkan tanda centang pada “succeed to the
setting”.
 Klik reagent limit setting, masukkan nilai upper limit,
target, lower limit, ISD (hitung lebih dahulu, upper limit
target), lalu tekan update.
 Klik switch display, Klik new, Klik change lot.
 Klik switch display , klik current

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 50


 Melakukan langkah 7 sampai 11 untuk menambah nilai
QC baru PT,INR,APTT, dan Fbg

d) Menjalankan QC
 Klik order entry
 Klik kolom QC sampel, klik kolom quality sampel,
CIN,klik kolom lot No., lalu memilih kolom Lot No,lalu
pilih Lot No CPN yang sedang digunakan
 Kllik parameter pemeriksaan atau jenis tes,lalu tekan
OK
 Klik save.
 Klik start, lalu tekan start measurement.

e) Menjalankan Sampel
 Klik order
 Klik entry order
 Klik kolom ordinary sampel NO (atau mengetik No. ID
pasien )
 Klik parameter pemeriksaan atau jenis test, lalu tekan
OK
 Klik save
 Kliik start kemudian kliik start measurement
 Jika ingin menambah pemeriksaan lagi, pemeriksaan
rak pertsms masih berjalan lakukan langkah 1-5 klik
start,lalu klik continue.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 51


C. LABORATORIUM DIVISI IMUNOLOGI
I. Alur Pelayanan Pasien RSUD dr. Soetomo
A. Rawat Jalan
Rujukan Puskesmas/RS

Laboratorium

Poli

Jamkesmas/Jamkesdes/STKM/ASKES/UMUM/ASTEK

Sampling

B. Rawat Inap

Dari Ruangan

Jamkesmas/Jamkesdes/STKM/ASKES/UMUM/ASTEK

Pendaftaran Rawat Inap (Komputer)

Sampling

Sampel Diserahkan ke Bagian Sampling untuk Dikirim ke Ruang Proses

II. Tahapan-Tahapan Pemeriksaan Sampel


A. Tahap Pra Analitik
1. Pengambilan Sampel
Sebelum melakukan pengambilan sampel,nama pasien
dicocokkan terlebih dahulu dengan nama pada formulir
permintaan (joblist) laboratorium. Untuk pasien rawat inap, harus
dicocokkan identitas pasien dengan nama dan nomor catatan
medis serta no. Bad, serta perlu juga dicocokkan identitas lainnya

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 52


seperti : jenis kelamin, alamat dan permintaan pemeriksaan. Jika
semuanya sesuai, baru selanjutnya dilakukan pengambilan darah
menggunakan tabung vakum. Jenis tabung yang digunakan untuk
pemeriksaan imunoserologi yaitu tabung vakum vakum dengan
tutup warna kuning yang berisi Silika sebagai alat activator dan
polymer gel innert sebagai pemisah serum, sehingga diperoleh
kualitas serum yang bagus, dan mengurangi resiko timbulnya
fibrin. Tata cara pengambilan sampel darah sebagai berikut :
a. Pemasangan torniquet 7,5-10 cm di atas punksi vena, tidak
terlalu kencang dan tidak boleh lebih dari 1 menit. Bila punksi
vena tertunda, torniquet sebaiknya dilepas dan dipasang
kembali ketika hendak melakukan punksi vena.
b. Mendesinfeksi daerah punksi dengan gerakan melingkar dari
arah dalam ke luar dengan kapas beralkohol.
c. Memasangkan jarum pada holder dengan tutup warna hitam
tetap menempel pada jarum.
d. Tutup jarum yang berwarna hitam dilepas dan dilakukan
punksi vena.
e. Tabung vakum bertutup kuning dimasukkan ke dalam holder
dengan cara menempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada
pinggiran holder dan ibu ibu jari pada dasar tabung, kemudian
tabungdi dorong sampaiujung holder, dan darah akan tersedot
dan masuk dengan sendirinya. Torniquet dilepas ketika darah
mulai mengalir ke dalam tabung. Punksi dilakukan dengan
arah jarum sejajar dengan vena, dengan sudut 15-30 derajat
dan lubang jarum menghadap ke atas.
f. Bila kevakuman habis, maka aliran darah akan berhenti
secara otomatis, lalu jarum dicabut dengan gerakan langsung.
g. Pasien diminta untuk menekan luka tusukan dengan kapas
alkohol sampai perdarahan berhenti dengan posisi lengan
tetap terlentang.
h. Sampel yang didapat dihomogenkan, diletakkan di tempat
yang aman dan diserahkan ke laboratorium untuk diproses
sesuai dengan permintaan pemeriksaan.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 53


2. Pengiriman Sampel
Dalam proses pengiriman sampel darah dari ruangan
sampling menuju laboratorium Patologi Klinik menggunakan alat
Pneumatic Tube Aerocom. Adapun cara pengiriman sampel
(termasuk sampel imunologi) sebagai berikut :
a. Menekan no. tujuan (masing-masing ruangan memiliki nomor
kode yang berbeda-beda, dan untuk ruangan Patologi Klinik
lantai 4, kode ruangan adalah 2003).
b. Meletakkan tabung carier (berisi sampel, dapat juga berisi hasil
pemeriksaan) dan secara otomatis akan dikirim dan sampai
dengan cepat ke ruangan tujuan.

3. Penerimaan Sampel
Sampel darah yang dikirim dari ruangan sampling dengan
menggunakan aerocom diterima oleh petugas Laboratorium
Patologi Klinik dan dipisahkan sesuai jenis pemeriksaan pada
masing-masing divisi.

4. Pencatatan dan Pencocokan Sampel


Pada tahap ini, sampel yang ditempeli barcode dicocokkan
dengan formulir permintaan (joblist) dan dicatat pada buku
pemeriksaan harian. Untuk sampel yang tidak memenuhi syarat
seperti karena lisis, maka harusditulis keterangan pada joblist, dan
bila perlu, dikirim kembali ke ruangan sampling menggunakan
aerocom untuk digantikan dengan sampel yang lebih bagus.
Sedangkan untuk sampel dengan jumlah sedikit akan dipisahkan
dan dikerjakan secara manual.

5. Preparasi Sampel
Setelah dicocokkan dan dicatat pada buku pemeriksaan harian,
selanjutnya sampel disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm
selama 15 menit. Namun,jika sampelsedikit, sentrifugasi dilakukan
selama 5 menit.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 54


B. Tahap Analitik
1. “ADVIA CENTAUR XPT” MERK SIEMENS
a. Bahan
Serum atau plasma.

b. Prinsip
A ecedinium Ester (AE) berikatan kovalen dengan Ab
tanpa mengubah kemampuan Ab untuk berikatan dengan Ag.
Pengukuran Ag pada ADVIA CENTAUR menggunakan Ab
yang berikatan kovalen dengan AE. Pada uji ini, paramagnetic
particle (PMP) dilapisi oleh Ab/Ag yang disebut dengan fase
padat. PMP yang sudah dilapisi, di dalam kurva, akan
berikatan dengan target Ag/Ab ketika berada di area magnetic,
magnet akan mengikat PMP, sedangkan sampel dan reagen
terlepas, lalu dicuci.

c. Jenis Pemeriksaan
1) HBsAg
a) Tujuan
Membantu menegakkan diagnosis dan memberi
informasi tentang perjalanan penyakit Hepatitis B.
b) Prinsip
Mendeteksi secara kuantitatif HBsAg dalam
serum/plasma dengan metode “Chemikumminometric
Capture Sandwich Immuno Assay”.

2) T3 (Tri Iodotironin Serum)


a) Tujuan
Membantu menegakkan diagnosis dan membantu
memantau kegiatan dan keberhasilan terapi.
b) Prinsip
Menentukan kadar T3 secara kuantitatif dalam serum
dengan metode “Chemikumminometric Capture
Sandwich Immuno Assay”.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 55


3) T4 (Tiroksin Serum)
a) Tujuan
Membantu menegakkan diagnosis dan membantu
memantau perjalanan penyakit tiroid.
b) Prinsip
Menentukan kadar T4 secara kuantitatif dalam serum
dengan metode “Chemikumminometric Capture
Sandwich Immuno Assay”.

4) FT4 (Free Tiroksin)


a) Tujuan
Membantu menegakkan diagnosis dan membantu
memantau perjalanan terapi untuk fungsi tiroid.
b) Prinsip
Mendeteksi kadar FT4 secara kuantitatif dalam
serum/plasma dengan metode “Chemikumminometric
Sandwich Immuno Assay”.

5) FT3 (Free Tri Iodotironin Serum)


a) Tujuan
Membantu menegakkan diagnosis dan membantu
memantau perjalanan terapi untuk fungsi tiroid.
b) Prinsip
Mendeteksi kadar FT3 secara kuantitatif dalam
serum/plasma dengan metode “Chemikumminometric
Sandwich Immuno Assay”.

6) CA 125
a) Tujuan
Memonitoring selama atau setelah terapi kanker epitel
ovarium dan sebagai penanda adanya CA epitel
ovaroium.
b) Prinsip

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 56


Mendeteksi CA 125 secara kuantitatif dengan metode
“Chemikumminometric Sandwich Immuno Assay”.

7) CA 15-3
a) Tujuan
Mendeteksi adanya kanker payudara serta monitor
keberhasilan terapi/perjalanan penyakit.
b) Prinsip
Pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi
CA 15-3 dengan metode “Chemikumminometric
Sandwich Immuno Assay”.

8) CEA (Carcinoembrionic Antigen)


a) Tujuan
Menegakkan diagnosa dan memantau perjalanan
penyakit yang berhubungan dengan kanker kolorektal.
b) Prinsip
Pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi
CEA dengan metode “Chemikumminometric
Sandwich Immuno Assay”.

9) AFP (Alpha Feto Protein)


a) Tujuan
Menegakkan diagnosa dan memantau perjalanan
penyakit yang berhubungan dengan kanker hati.
b) Prinsip
Pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi
AFP dengan metode “Chemikumminometric Sandwich
Immuno Assay”.

10) CA 19-9
a) Tujuan
Mendeteksi adanya kanker kolorektal, tetapi lebih
sering untuk mendeteksi kanker pankreas.
b) Prinsip

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 57


Pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi
CA 19-9 dengan metode “Chemikumminometric
Sandwich Immuno Assay”.

11) PSA (Prostat Spesific Antigen)


a) Tujuan
Menandai adanya tumor untuk kanker prostat, dan
merupakan satu-satunya marker untuk skrinning
kanker jenis umum.

b) Prinsip
Pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi
PSA 19-9 dengan metode “Chemikumminometric
Sandwich Immuno Assay”.

12) TSH (Tiroid Stimulating Hormon)


a) Tujuan
Menegakkan diagnosis dan mengikuti perjalanan
penyakit untuk menilai fungsi tiroid.
b) Prinsip
Mengukur kadar TSH secara kuantitatif dalam serum
dengan metode “Chemikumminometric Sandwich
Immuno Assay”.
13) Estradiol
14) Troponin
15) IgE Total
16) Anti HCV
17) Anti HBs
18) IgG Rubella
19) IgM Rubella
20) Cortisol
21) Testosteron
22) LH
23) FSH
24) Prolactin

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 58


25) Progesteron
26) CKMB

d. Cara Kerja
1) Masukkan sampel ke dalam cack dan disesuaikan dengan
joblish.
2) Pada Command bar pilih “orders”.
3) Pilih “Create patient orders”.
4) Masukkan nomor SID, tekan “Enter”.
5) Pada “Sampel Information Area”, pilih jenis spesimen type
dan informasi sampel lainnya.
6) Pada”Test Area”, pilih test yang akan dikerjakan.
7) Tekan “Save”.
8) Cek status sampel dengan cara pilih “Sampel” pada
Command bar. Jika sampel tidak terbaca yang ditandai
dengan :
a) Ada tanda tanya (?) pada tabung, menandakan adanya
kerusakan pada barcode, sehingga harus ditulis secara
manual, caranya :
 Tab pertama pilih “In Process Qaine”.
 Pilih rack tempat sampel berada.
 Pada rack dan diagram tube pilih “Unidentited
SampleTube”.
 Pilih” Enter Barcode”.
 Pilih “ Type Sample”.
 Masukkan barcode sampel, dan pilih “OK”.
b) Adanya warna kuning pada gambar tabung,
kemungkinan diakibatkan oleh karena barcode rusak,
sehingga harus diorder ulang.
c) Adanya warna merah pada gambar tabung,
disebabkan olrh karena jenis pemeriksaan yang
diminta tidak terdapat pada alat ADVIA.
d) Adanya tanda (X), menunjukkan pemeriksaan harus
diulang.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 59


e. Catatan
Untuk melihat hasil pemeriksaan, pilih menu”Test Result”, lalu
pilih “Over View”. Periksa kapan waktu selesainya setiap
pemeriksaan, lalu dicatat pada joblist. Pada menu ini terdapat
beberapapilihan, yaitu :
1) Post sebuah order untuk melihat aturan.
2) Pengulangan test.
3) Pengiriman ke LIS.
4) Export data.
5) Print out hasil pemeriksaan.
6) Jika hasil pemeriksaan didapatkan 0,00 , maka harus
diganti sesuai dengan jenis pemeriksaannya, sebagai
berikut :
a) AFP : <1,3 h) T4 : <0,3
b) IgE : <1,5 i) FT4 : <0,1
c) CA 125 : <2 j) TSH :
<0,004
d) CA 15-3 : <0,50 k) IgG Toxoplasma : <0,5
e) CA 19-9 : <1,2 l) IgM Toxoplasma : <0,10
f) CEA : <0,5 m) IgG Rubella : <0,2
g) T3 : <0,1 n) IgM Rubella : <0,01

o) Prolactin : <0,3
p) FSH : <0,3
q) LH : <0,07
r) PSA : <0,01
s)TSIP : <10
t) CKMB : CKMB
u) Progesterol dan Cortisol : <0,2 dan <0,20

2. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH (ABO)


a. Tujuan
Untuk mengetahui adanya antigen A danantigen B pada
sel darah merah untuk menentukan golongan darah
seseorang.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 60


b. Metode
Aglutinasi.

c. Prinsip
Pemeriksaan golongan darah didasarkan pada prinsip
aglutinasi sel darah merah yang dilapisi dengan antigen akan
menggumpal ketika dereaksikan dengan antibodi pada reagen.

d. Prosedur Pemeriksaan
1) Pra Analitik
a) Penerimaan sampel beserta joblist-nya.
b) Persiapan alat dan bahan serta reagen.

2) Analitik
a) Meneteskan whole blood pada slide sebanyak satu tetes
pada tiga bagian slide.
b) Menambahkan anti-A dan AB dengan jumlah yang sama
pada tiap-tiap tetesan darah.
c) Menghomogenkan selama 1- 2 menit.
d) Mengamati terjadinya aglutinasi atau gumpalan.

3) Interpretasi Hasil
Reagen
ABO
Anti-A Anti-B Anti-AB
group
+ - + A
- + + B
+ + + AB
- - - O

Keterangan :

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 61


( + ) : terjadi aglutinasi/gumpalan.
( - ) : tidak terjadi gumpalan.

3. ME β PROYEKTOR
a. Tujuan
1) Untuk mendeteksi adanya peningkatan konsentrasi C3
yang bersamaandengan peningkatan CRP ( berkaitan
dengan penyakit inflamasi, autoimun, kerusakan
jantung).
2) Untuk mendeteksi adanya peningkatan konsentrasi C3
yang bersamaandengan peningkatan CRP ( berkaitan
dengan penyakit inflamasi, hepatitis kronik, SLE, dan
acute glomeluronefritis).
3) Untuk mendeteksi adanya radial imunodefusi.

b. Metode
Manual

c. Prinsip
Sampel serum diletakkan pada plate NOR, diinkubasi dit
tempat lembab selama 2x24 jam, kemudian plate NOR
dibaca di alat untuk melihat angka konsentrasi.

d. Jenis pemeriksaan
1) C3
2) C4

e. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Sampel yang diperlukan adalah darah tanpa
antikoagulan (serum).

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 62


c) Mengecek sumur yang sudah terisi pada buku
arsip.
d) Mencatat nomor sumur yang akan digunakan untuk
pemeriksaan C3/C4.

2) Analitik
a) Menambahkan 5µl serum pada lubang yang di agar
plate.

b) Menginkubasi selama 2x24 jam dengan suhu ± 15ͦC

ͦ
sampai ± 25C ditempat yang lembab.

c) Membaca hasil pada alat ME β Projektor, dengan


cara sebagai berikut :
 Nyalakan lampu projektor.
 Tempatkan diameter sumuran yang akan
dibaca pada sebelah kiri layar.
 Setelah muncul keterangan angka, dinolkan.
 Kemudian geser ke kanan.
 Misalkan yang terbaca = 0,72 maka dibaca
7,2.
 Kemudian lihatlah hasil pada tabelreference
values for NOR-Partigen.
 Pada kolom C3/C4, dibaca pada “D mm”
sesuai dengan hasil yaitu 7,2. Maka hasil
yang didapat adalah 0,0490 g/dL.
 Hasil yang keluar dalam satuan mg/dL,
maka hasilnya dikali 100, sehingga menjadi
49 mg/dL.

4. PEMERIKSAAN CD4+
a. Tujuan
Untuk mengetahui jumlah T-helper Limfosit dalam darah.

b. Metode
MULTYSET TM PHYSILIAN Report.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 63


c. Prinsip
Ketika seluruh darah akan ditambahkan reagenn yang
fluochrome label antibodi didalam reagen mengikat secara
khusus leukosit pada permukaan antigen. Selama akuisisi,
perjalanan sel akan menyebarkan sinar laser. Sel ini akan
menyebar dan berpencar menyebar dan tertangkap ole
senar flouresensi. Lalu dideteksi oleh instumen,
memberikan informasi tentang ukuran sel, kompleksitas
internal dan intensitas relatif flouresensi yang
memungkinkan gating dari populasi limfosit untuk
mengurangi kontaminasi dan nukleus sel darah merah
dalam gerbang.

d. Cara Kerja
1) Pra Analitik
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Sampel yang digunakan adalah whole blood dengan
antikoagulan EDTA.

2. Analitik
1. Menyiapkan reagen dan spesimen.
2. Memipet reagen pretest (CD3, Cd4,CD45) masing-
masing 20 µl.
3. Menambahkan whole blood sebanyak 50 µl.
4. Mengocok dengan rotator selama 2-5 menit.
5. Mengingkubasi pada suhu kamar di taempat gelap.
6. Menambah reagen reasing solition yang sudah
diencerkan dengan menambahkan aquadest dlam
perbandingan 1:9 sebanyak 450 µl.
7. Mengocok dengan rotator selama 2-5.
8. Menginkubasi 15 menit pada suhu kamar di ruang
gelap.
9. Membaca pada alat BD FACS Calibur.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 64


5. VIDAS
a. Metode
ELFA (Enzyme Linked Flouresence Assay).

b. Prinsip
Kombinasi metode dari imunoenzim dan imunocapture
dengan hasil akhir dibaca menggunakan fluoresence,
modifikasi dari prinsip ELISA. Reagen strip siap pakai dan
fase padat berupa solid phase receptacle. Proses
dilakukan secara otomatis. Hasil pembacaan fluoresence
yaitu RFV yang akan dikonversi menjadi hasil tes kualitatif
maupun kuantitatif.

c. Tujuan
1) Tujuan Pemeriksaan procalsitonin:
a) Untuk mendiagnosa dan terapi pemantauan awal
infeksi bakteri yang parah.
b) Untuk memantau hasil pengobatan.

2) Tujuan Pemeriksaan IgG IgM Toxo:


a) Untuk mengetahui adanya antibodi IgG dan IgM
Toxo pada serum penderita.

d. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Cocokan ID sampel dengan identitas pada joblist.

2) Analitik
a) Memipet sample serum sebanyak 200µL untuk
pemeriksaan IgG IgM Toxo.
b) Menempatkan sample pada lubang pertama pada
STR.
c) Memilih gambar preparation loading pada monitor.
d) Memilih pemeriksaan (assay) yang akan dilakukan.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 65


e) Mengklik “create” atau menekan F2O.
f) Mengklik “predefine number” sesuai dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan hingga warna
indikator pada layar berubah menjadi merah.
g) Memilih gambar Vidas sesuai yang akan digunakan.
h) Memalukan SPR dan TSR yang akan digunakan.
i) Mengklik icon “run” untuk memulai pemeriksaan.
j) Untuk mengklibrasi alat mengetik “S” pada sample
ID.

6. PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ELEKTROPHORESIS


a. Tujuan
Mengukur jenis-jenis Hb dalam aliran darah dan
membantu mendiagnosis penyakit sel sabit dan
thallasemia.

a. Metode
Hemoglobin electrophoresis Sebia (Hydragel
Hemoglobin (E)).

b. Prinsip
Partikel bermuatan dalam media penyangga akan
bermigrasi menuju elektroda denagn metode yang
berlawanan. Partikel bermuatan positif akan bermigrasi
menuju katoda dan yang bermuatan negatif akan menuju
anoda.

c. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Menyiapkan bahan, alat dan reagensia
 Persiapan reagen
Preparasi reagen pada Hydragel Hemoglobin
K20 Kits, antara lain:

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 66


 Agarose gel siap pakai
Menyimpan pada posisi gel horizontal
menghadap ke atas. Bisa disimpan pada
suhu ruang atau refrgerator(2-8 ͦ C).
Jangan disimpan didekatjendela atau
sumber panas.
 Tris-barbital buffer
Setiap vial stock buffer solution diencerkan
tahan sampai 1 liter dengan aquabidest.
Vial yang sudah diencerkan yang sudah
diencerkan tahan selama 1 tahun pada
suhu ruang. Setelah pemakaian (di
chamber) disimpan pada tempat lain untuk
menghindari kerusakan electrode pada
chamber. Menggantikan buffer pada
chamber setelah 1 minggu pemakaian atau
setiap klai migrsi (1 full gel agarose).
 Amidoblack stain
Setiap vial stock Amidoblack satain
diencerkan sampai 300mL dengan
aquabidest. Stabil selama 1 tahun. Ganti
Amidoblack setiap buka KIT baru.
 Destaining solution
Setiap vial destaining solution diencerkan
sampai 100 liter dengan aquabidest.
Working reagen stabil sampai 1 minggu
bila disimpan pada suhu ruangan dan
disimpan padabotol tertutup. Mengganti
setiap selesai destaining untuk 1 kali
migrasi (chamber 1).
 Applicators
Siap pakai. Menyimpan pada tempat kering
pada suhu ruang.
 Filters papers-Thin siap pakai
 Hemolyzing solution siap pakai

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 67


Untuk mengehemolisa sel apada darah
merah.
 Material yang harus disiapkan (tidak ada dalam
kit):
 Fixative solution
Ethanol 180 ml, acetic acid 30ml,
aquabidest 90ml. Menyimpan pada suhu
ruang, mengganti 3 bulan atau setelah
pemakaian 4-6 gel untuk setiap 300ml.
 Fluidil
Siap pakai (SEBIA, PN 4587, 1 vial 5 ml).
 Saline
Untuk mencuci sel darah merah
 Persiapkan specimen/bahan dapat dibedakan
dalam dua cara, yaitu
 Secara umum
Mencuci darah dengan NaCl 0,9% dengan
perbandingan 1:10 (darah:NaCl) 3 kali di
centrifuge masing-masing 5 menit dengan
kecepatan 5000 rpm. Kemudian
membuang supernatan dan membuat
hemolysat dengan perbandingan 10µl,
eritrosit 130µl (1:13). Lalu
mencampur/votex 10 detik kemudian
menginkubasi 5 menit suhu ruangan.
 Untuk Hb dan Constan Spring
Mencuci darah dengan NaCl 0,9% dengan
perbandingan 1:10 (darah:NaCl) 3 kali
centrifuge masing-masing 5 menit dengan
kecepatan 5000 rpm. Kemudian
membuang supernatan dan membuat
hemolysat dengan perbandingan 40µl
eritrosit dan 100µl hemolsyat. Lalu
mencampurkan/vortex 10 detik kemudian
diinkubasi 5 menit.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 68


2) Analitik
a) Menambahkan 120µl aquabidest pada applicator
carrier.
b) Menempatkan hydragel K20 applicator carrier
pada permukaan yang datar.
c) Menempatkan applicator carrier pada permukaan
yang datar.
d) Menambahkan 10µl hemolysat pada masing –
masing sumuran pada applicator kemudian
mematahkan ujung applicator Menambahkan 10µl
hemolysat pada masing –masing sumuran pada
applicator kemudian mematahkan ujung applicator
Menambahkan 10µl hemolysat pada masin–
masing sumuran pada applicator kemudian
mematahkan ujung applicator.
e) Membuka kemasan hydragel agrose gel plate.
f) Menyerap buffer pada gangguan agrose gel
dengan filter paper secukupnya (harus rata) dan
jangn terlalu kering.
g) Menempatkan agrose gel pada hydragel K20
applicator dengan posisi kutub (+) berada di atas.
h) Menempatkan applicator pada applicator carrier di
posisi 4.
i) Menurunkan applicator sampai menyentuh
permukaan gel agrose dengan memutar switch
perlahan-lahan.
j) Menunggu selama 1 menit, kemudian mengangkat
perlahan-lahan applicator.
k) Memindahkan agarose gel ke chanber dengan
posisi kutub (+) ke arah kutub (+) pada chanber.
Gel agarose harus terendam 1 cm pada masing-
masing ujungnya ke dalam tris buffer dengan
posisi agarose menghadap ke bawah.
l) Menyalakan power supply dengan setting sebagai
berikut:

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 69


 Volume buffer per compartment 150 ml.
 Total volume buffer 300 ml.
 Waktu migrasi 15 menit.
 Voltage 165 volt.
 Arus ampere 7±2 Ma (set di alat 60mA).
m) Setelah migrasi, memindahkan gel untuk di fixasi.
n) Melakukan fiksasi gel ke larutan fiksasi selama 15
menit.
o) Mengeringkan gel ke dalam inkubator IS 80 pada
suhu 80 ͦ C selama 10 menit (sampai
kering),setelah itu membiarkan dingin sekitar ±1
menit.
p) Melakukan pewarnaan pada larutan staining
selama 5 menit.
q) Melakukan destaining (3 tahap) sampai benar-
benar bersih.
r) Kemidian mengering pada inkubator. Setelah itu
baca hasilnya.

d. Catatan:
Apabila kadar fraksi Hb A2 lebih dari 15%, berarti koposisi
pada fraksi tersebut adalah Hb C atau Hb E.

7. PEMERIKSAAN HIV DENGAN (RAPPID TEST)


a. Tujuan
Untuk mendeteksi keberadaan virus HIV atau antibosi HIV
dalam serum.

b. Metode
Imunokromatografi.

c. Prinsip
Sampel serum yang diteteskan pada ruang membran
bereaksi dengan pertikel yang dilapisi protein A yang
terdapat bantalan specimen. Selanjutnya akan begerak

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 70


secara kromatografi dan bereaksi denagn antigen HIV
rekombinan yang terdapat pada garis test.

d. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Specimen/bahan : serum
2) Analtik
a) Test I (Intec)
- Pada lubang sumur uji teteskan serum
sebanyak 1 tetes.
- Tambahkan 1 drop buffer intec.
- Lihat hasilnya. Bila positif maka dilanjutkan
pada test II dan test III.
- Interpretasi hasil :
 Reaktif HIV 1 : tampak garis pada C dan
T1.
 Reaktif HIV 2 : tampak garis pada C dan
T2.
 Non reaktif : tampak garis pada C saja.
 Invalid : tidak ada garis sama sekali.
b) Test II (Oncoprobe)
- Meneteskan 1 teteskan serum pada lubang
sumur uji.
- Tambahkan 1 teteskan buffer oncoprobe.
- Lihat hasilnya sebelum 30 menit.
- Interpretasi hasil :
 Reaktif HIV 1 : tampak garis pada C dan
T1.
 Reaktif HIV 2 : tampak garis pada C dan
T2.
 Non reaktif : tampak garis pada C saja.
 Invalid : tidak ada garis sama sekali.
c) Test III (Vikia)

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 71


- Meneteskan 3 teteskan serum pada sumur
uji.
- Inkubasi selama 30 menit. Baca hasil.
- Interpretasi hasil :
 Reaktif : tampak garis pada zona C dan
garis merah pada zona T.
 Non reaktif : tampak garis pada zona C
saja.
 Invalid : tidak tampak garis.

8. PEMERIKSAAN PROCALSITONIN DAN IgG IgM TOXO


a. Metode
ELFA (Enzyme Linked Fluoresence Assay).

b. Prinsip
Kombinasi metode dari imunoezim dan imunocapture
dengan hasil khir dibaca menggunakan fluoresence
(ELFA), modifikasi dari prinsip ELISA. Reagen strip siap
pakai dan fase padat berupa solid phase receptacle.
Proses dilakukan secara otomatis. Hasil pembacaan
fluoresence yaitu RFV yang akan dikonveksikan menjadi
hasil akhirtes kualitatif maupn kuantitatif.
c. Tujuan
 Tujuan pemeriksaan procalsitonim :
1) Untuk mendiagnosis dan terapi pemantauan awal
infeksi bakteri yang parah.
2) Untuk mementau hasilpengobatan.
 Tujuan pemeriksaan IgG IgM Toxo :
Untuk mengetahui adanya antibodi IgG dan IgM Toxo
pada serum penderita.

d. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Cocokkan ID sampel dengan identitas pada job list.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 72


2) Analitik
a) Memipat sampel serum sebanyak 200 µl untuk
pemeriksaan procalsitonim dan 100 µl untuk
pememriksaan IgG dan IgM Toxo.
b) Menempatkan sampel pada lubang pertama pada STR.
c) Memilih gambar preparation loading pada monitor.
d) Memilih pemeriksaan (assay) yang akan dilakukan.
e) ,engklik “create” atau menekan F20.
f) Mengklik “predenfine number“ sesuai dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan hingga warna
indikator pada layar berubah menjadi merah.
g) Memilih gambar Vidas sesuai yang akan digunakan.
h) Memasukkan SPR dan TSR yang akan digunakan.
i) Mengklik icon “run” untuk memulai pemeriksaan.
j) Untuk menkalibrasi alat mengketik “S” pada sampel ID.

9. CHEM WELL
a. Tujuan
Digunakan untuk pemeriksaan ANA test, yaitu untuk
mendeteksi adanya auto antibodi di dalam darah, dan
biasanya digunakan untuk screening penyakit lupus dan
penyakit kolagen lainnya.
b. Prinsip
Ag diletakkan pada permukaan microwell plate, lalu
direaksikan dengan serum pasien dan diinkubasi, sehingga
memberi kesempatan antibodi ANA yang ada berikatan
dengan antigen yang termobilisasi. Sampel yang tidak
terikat akan tercuci. Lalu ditambahkan enzim yang dilabeli
Ab IgG dandiinkubasi kembali. IgG yang tidak terikat juga
akan tercuci. Aktivitas enzim yang masih tersisa di luar
ditambahkan dengan substart kromogen dan diukur
intensitas warnanya.

c. Cara Kerja

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 73


1) Dipipet 400µL dilluent ke dalam cup.
2) Ditambahkan 10 µL serum (sampel) ke dalam cup yang
telah berisi 400 µL dilluent.
3) Buka program Chem well dengan menekan kursor dua
kali.
4) Isi password kemudian klik “Done”.
5) Buka “view” Chem well Function, kemudian klik “Start of
Day”.
a) Klik “ Park Probe”, tunggu sampai proses selesai.
b) Klik “ Wash Probe”, pastikan jarum pencuci bekerja
dengan baik.
c) Klik “Prime Syringe”, pastikan tidak ada gelembung
dalam tabung.
6) Buka “Run”, klik “ New Job”, kemudian isi jumlah/nama
pasien, kemudian klik “OK”.
7) Klik “Job” atau parameter yang akan dikerjakan untuk
pasien,minsalnya : Cytolisa IgG,Toxoplisa IgG, dll.
8) Pilih “Assay” untuk melihat jumlah wellyang dibutuhkan
untuk tiap jenis pemeriksaan.
9) Klik “Types” untuk melihat rincian well tiap parameter.
10) Klik “Lay Out” untuk melihat posisi reagen.
a) Klik “ Reagent rack” untuk meletakkan reagen
dengan volume besar (bisa disesuaikan dengan
ukuran botol).
b) Klik “Sampel Rack” untuk meletakkan sampel,
kontrol dan sebagainya (disesuaikan dengan ukuran
botol).
c) Klik “Reaction Plate” untuk melihat posisi well yang
akan digunakan.
11) Masukkan cup ke dalam alat “Chem Well”.
12) Klik “Run”, lalu tekan “Start”.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 74


C. Tahap Pasca Analitik
Adapun tahap pasca analitik untuk pemeriksaan imunologi yaitu :
1. Pembacaan hasil, dan pencatatan hasil pada joblist atau buku
arsip pemeriksaan untuk beberapa pemeriksaan yang tidak
otomatis.
2. Mencetak (print out) hasil pemeriksaan.
3. Menyerahkan hasil print outkepada dokter patologi Klinikuntuk
diverifikasi. Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai, maka akan
dilakukan pemeriksaan ulang. Namun, jika hasil sesuai, maka
dokter akan menandatangani lembar hasil pemeriksaan, lalu hasil
pemeriksaan akan dikirimke lantai 1 (tempat pengambilan
hasil)melalui aerocom untuk diserahkan ke pasien.

D. LABORATORIUM UNIT INFEKSI


Pada unit infeksi pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu Pemeriksaan
Feses Lengkap, Pemeriksaan FOB, Pemeriksaan Malaria, Pemeriksaan
Dengue Ns-1. Untuk pemeriksaan infeksi sampel yang digunakan yaitu
berupa sampel darah, serum, urine dan faeses. Untuk sampel darah
ditempatkan pada tabung EDTA ataupun pada tabung SST untuk sampel
serum atau plasma yang akan diberi perlakuan dengan mensentrifugasi.
Sedangkan untuk sampel urine dan faeces di tempatkan pada wadah pot
yang bersih.

A. Pemeriksaan Feses Lengkap


Metode
Pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis (direct)
Tujuan
Mengamati sampel feses secara makroskopis dan mikroskopis.
Pengamatan makroskopis meliputi warna, konsentrasi, darah dan lender.
Seangkan pengamatan mikroskopis menggunakan pewarnaan eosin dan
lugol untuk mengetahui adanya parasit dan eritrostn serta leukosit yang
ada dalam feses dengan perbesaran lensa objektif 40x
Alat
a. Objek glass
b. Cover glass

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 75


c. Lidi
d. Mikroskop

Bahan

a. Eosin 1 %
b. Lugol 2 %
c. Sampel feses segar

Prosedur kerja

a. Pra-analitik
1. Menyiapkan alat, reagen dan sampel yang akan digunakan dalam
pemeriksaan feses lengkap
2. Menulis di buku laporan khusus pemeriksaan feses lengkap
3. Memberikan keterangan pada objek glass dengan menulis nomor
RM di atas objek glass menggunakan pensil
4. Menulis nomor urut kerja pemeriksaan pada joblist
b. Analitik
1. Mengamati feses secara makroskopid yang meliputi
a) Warna : kuning, coklat, hijau dan lain-lain
b) Konsentrasi : padat, keras, lembek, cair
c) Lender : positif (+)/ negative (-)
d) Darah : positif (+)/ negative (-)
2. Mengamati feses secara mikroskopis meliputi
a) Mengambil feses dengan menggunakan batang lidi dan
meletakkan di atas objek glass pada dua bagian yang
berbeda
b) Meneteskan pewarna eosin 1 % dan lugol 2 % pada feses
yang sudah ada pada objek glass
c) Mengaduk feses dan pewarna menggunakan batang lidi
hingga tercampur rata
d) Menutupi permukaan objek glass dengan cover glass
e) Mengamati preparat menggunakan mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif :
o 10 x :untuk mengamati lapang pandang
o 40 x : untuk mengamati morfologi feses

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 76


f) Mencatat morfologi feses :
o Eritrosit
o Leukosit
o Jamur
o Amoeba
o Telur dan larva cacing
c. Post analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist dan buku laporan
pemeriksaan feses lengkap
2. Mengeprint hasil pemeriksaan
3. Menyerahkan hasil print-out kepada dokter untuk segera di
verifikasi

B. Pemeriksaan FOB
Metode
Imunokromatografi
Tujuan
Untuk mengetahui adanya darah samar dalam feses penderita
Prinsip
Pemeriksaan OnTM – FOB terdiri dari 2 bagian, sebuah tabung
pengumpul feses dan sebuah alat pemeriksaan. Sampel feses
dikumpulkan pada tabung pengumpul yang berisi buffer pengekstrak
sampel dan kemudian di tambahkan pada tempat pengisi sampel, hal itu
mengubah temoat konjugat dan menggerakkan konjugat antibody
hemoglobin anti-heira yang terlapis pada tempat pengisi konjugat.
Campuran bergerak sepanjang membrane dengan daya kapilaritas dan
bereaksi dengan antibody hemoglobin anti-h yang terlapis pada area tes.
Jika hemoglobin ada pada tingkat 50 % ng/mL atau lebih beasar, hasilnya
adalah susunan garis berwarna di area test. Jika tidak ada Hb pada
sampel, maka tidak akan muncul garis berwarna. Selanjutnya sampel
akan bergerak ke daerah control dimana antibody IgG Goat anti-mouse
akan menangkap konjugat antibody emas untuk membentuk warna pink
sampai ungu. Hal ini mengindikasikan bahwa test sudah bekerja dan
hasilnya valid.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 77


Alat
a. Pot sampel feses
b. Stick buffer
c. Cassette FOB
Bahan
a. Feses degar
Prosedur kerja
a. Pra-analitik
1. Penerimaan sampel dan joblistnya
2. Menyiapkan alat, reagen dan sampel yang digunakan dalam
pemeriksaan FOB
b. Analitik
1. Membiarkan reagen dan larutan pada suhu ruang. Sebelum
digunakan, larutan dapat diperiksa terlebih dahulu apakah warna
tetap jernih dan volume tidak berkurang.
2. Mengambil sampel feses dengan menggunakan batang pengaduk
(stik) yang terdapat di penutup botol larutan buffer.
3. Memasukkan batang (stik) ke dalam botol plastic yang berisi
larutan buffer kemudian mengocok dengan kuat.
4. Mengarahkan ujung botol plastic yang berisi feses ke atas
kemudian mematahkan ujungnya denga tepat
5. Menempelkan ujung tabung pengumpulan feses dengan posisi
vertical di atas sumuran sampel “S” pada alat test.
6. Menambahkan 3 tetes reagen FOB (120-150) pada sumuran
sampel “S”
7. Membaca hasil antara 3-10 menit
c. Post analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist dan buku laporan
pemeriksaan FOB.
2. Memprint hasil pemeriksaan
3. Menyerahkan hasil print-out kepada dokter untuk segera
diverifikasi

Interpretasi hasil

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 78


 Invalid : jika tidak terbentuk garis merah di area pembanding
(contol/C)
 Negative : jika hanya terbentuk 1 garis merah di area pembanding
(control/C)
 Positif : jika terbentuk 2 garis merah, yaitu di area
pembanding(control/C) dan di area uji (Test/T).

C. Pemeriksaan Widal Slide


Metode
Widal slide
Tujuan
Untuk mengetahui adanya antobodisalmonella typhi dan
salmonella paratyphi pada serum pasien.
Prinsip reaksi
Ag (dalam reagen) + Ab (dalam serum) Ag –Ab (aglutinasi)
Alat
a. Objek glass
b. Mikropipet
c. Yellowtip
d. Pengaduk

Bahan

a. Reagen Antigen salmonella typhi O


b. Reagen Antigen salmonella typhi H
c. Reagen Antigen salmonella paratyphi A
d. Reagen Antigen salmonella paratyphi B

Prosedur kerja

a. Pra-analitik
1. Penerimaan sampel dan joblistnya
2. Menyiapkan alat, reagen dan bahan yang akan digunakan dalam
pemeriksaan
3. Mengkondisikan semua reagen pada suhu ruang yaitu 20-25oC
sebelum digunakan

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 79


4. Menulis di buku laporan khusus pemeriksaan widal slide
5. Menulis nomor rekan medis di atas objek glass
6. Menulis nomor urut kerja pemeriksaan pada joblist
b. Analitik
1. Memipet 20 µL serum pada masing-masing objek glass
2. Menambahkan 40 µL antigen salmonella typhi O, Reagen Antigen
salmonella typhi H, Reagen Antigen salmonella paratyphi A,
Reagen Antigen salmonella paratyphi B pada masing-masing
objek glass yang telah ditetesi dengan serum
3. Mengaduk campuran antigen dan serum dengan batang
pengaduk
4. Menggoyang-goyangkan objek glass
5. Membaca hasil pemeriksaan dengan melihat ada tidaknya
aglutinasi
6. Jika haslnya positif (+) maka pemeriksaan di lanjutkan dengan
titer antigen berikutnya (pengenceran)
c. Post-analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist dan buku laporan khusus
pemeriksaan widal slide
2. Mencetak hasil pemeriksaan
3. Menyerahkan hasil print-out kepada dokter untuk segera di
verifikasi

INTERPRETASI HASIL

Pembacaan hasil dilakukan kurang dari 2 menit, karena apabila


pembacaan dilakukan lebih dari waktu tersebut maka dapat
menyeabkan hasil positif palsu.

 Positif (+) : tamoak adanya aglutinasi


 Negatif (-) : tidak tampak adana aglutinasi

Volume serum Antigen (Ag) Titer Antibodi


20 40 1/80
10 40 1/80

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 80


5 40 1/80
2,5 40 1/80

D. Pemeriksaan Malaria
Metode
Manual

Prinsip
a. Sediaan darah tebal:
sediaan dibuat dengan sampel whole blood berantikoagulan
EDTA sebanyak 20 µl pada obyek glass. Sel darah merah dihemolisa
dengan aquadest yang bertujuan untuk melisiskan sel eritrosit lalu di
cat dengan giemsa sehingga terlihat nucleus leukosit, sel trombosit
dan parasit. Pembacaan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif 100x.
b. Sediaan darah tipis :
sediaan dibuat dengan satu tetes darah yang dibuat hapusan
darah tepi pada object glass. Hapusan darah difiksasi dengan
methanol lalu di cat giemsa sehingga terlihat morfologi sel parasit
yang berada dalam eritrosit. Pembacaan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran lensa objektif 100x.

Tujuan

Untuk mengetahui bentukan plasmodium dari semua jenis


plasmodium malaria untuk diagnose infeksi malaria.

Alat

b. Mikroskop
c. Obyek glass
d. Cover glass
e. Mikropipet

Bahan

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 81


a. Aquadest
b. Methanol atau alcohol
c. Cat giemsa
d. Oil imersi
e. Sampel darah whole blood

Prosedur

a. Pra Analitik
1. Persiapan alat yang digunakan yaitu mikroskop, obyek glass, cover
glass dan mikropipet.
2. Persiapan reagen yang akan digunakan yaitu cat giemsa siap pakai
(3 tetes cat giemsa induk : 1ml buffer fosfat), aquadest dan
methanol.
3. Persiapan pemeriksaan sampel yaitu dengan menulis nama pasien
pada obyek glass.

b. Analitik
Sediaan darah tebal:
1. Meneteskan darah sebanyak 20 µl pada obyek glass yang diratakan
dengan cover glass.
2. Menghomolisa sediaan darah tebal yang telah kering dengan
aquadest sampai berwarna putih susu.
3. Menggenangi sediaan dengan cat giemsa siap pakai selama 15-30
menit.
4. Membuan cat giemsa sambil mengaliri sediaan dengan air kran
dengan perlahan-lahan.
5. Memeriksa sediaan darah tebal yang telah kering dibawah
mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 100x sampai 100
lapang pandang (LP).

Sediaan darah tipis:


1. Membuat hapusan darah dengan satu tetes darah pada obyek glass
secara merata.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 82


2. Menfiksasi sediaan darah tipis yang telah kering dengan methanol
selama 5 menit.
3. Menggenangi sediaan darah tipis dengan cat giemsa siap pakai
selama 15-30 menit.
4. Membuang cat giemsa sambil mengaliri sediaan dengan air kran
secara perlahan.
5. Memeriksa sediaan darah tipis yang telah kering dengan mikroskop
perbesaran lensa obyektif 100x.

c. Post Analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist dan buku laporan khusus
pemeriksaan malaria.
2. Mencetak hasil pemeriksaan .
3. Menyerahkan hasil print out kepada dokter untuk memverifikasi
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan .

Interpretasi Hasil

a. (+) : 1-10 parasit/ 100 Lapang Pandang


b. (+)(+) :11-100 parasit/100 Lapang Pandang
c. (+)(+)(+) :1-10 parasit/ 1 Lapang Pandang
d. (+)(+)(+)(+) :>10 parasit/ 1 Lapang Pandang
e. (+)(+)(+)(+)(+) :>100 parasit/1 Lapang Pandang

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 83


E. Pemeriksaan IgM Salmonella
Metode

Manual dengan Tubex® TF (Inhibition Magnetic Binding


Immunoassay).

Prinsip

Tubex® TF mendeteksi adanya antibody anti-Ag didalam serum


pasien dengan menilai kemampuan dalam menghambat reaksi antara
antigen yang dilapisi reagen brown dan antibody yang dilapisi reagen
blue. Tingkat dari penghambatan serum dengan konsentrasi dari antibody
anti-Ag didalam sampel. Separasi ditentukan oleh kekuatan magnet.
Hasilnya dibaca secara visual dengan membandingkan skala warna.

Tujuan

Untuk mendeteksi adanya IgM antibody dari Salmonella typhi 09


lipopolisakarida antigen pada serum pasien.

Alat

a. Tumix shaker
b. Mikropipet
c. Yellow tip
d. Well strip
e. Tubex® sealing tipe
f. Tubex® color scale
g. Sentrifuge
h. Timer

Bahan

a. Tubex® TF brown reagen


b. Tubex® TF blue reagen
c. Tubex® TF negative control
d. Tubex® TF positive control

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 84


e. Serum

Prosedur

a. Pra Analitik
1. Persiapan alat dan bahan
2. Penerimaan sampel beserta joblistnya.

b. Analitik
1. Memipet 45 µl brown reagen yang dimasukkan ke dalam well
strip.
2. Memipet 45 µl serum pasien.
3. Menghomogenkan campuran reagen dan sampel menggunakan
pipet.
4. Inkubasi 2 menit.
5. Pipet 90 µl blue reagen, masukkan ke well strip. Tutup well strip
dengan sealing tape.
6. Homogenkan kembali selama 2 menit. Letakkan well strip pada
magnet selama 5 menit. Baca hasil dengan membandingkan skala
warna.

c. Post Analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist.
2. Cetak hasil pemeriksaan, berikan kepada dokter untuk verivikasi
hasil.

Interpretasi Hasil.

a) Nilai pada skala 0-2 : negative (tidak ada indikasi infeksi


demam tipoid).
b) Nilai pada skala 2-4 : nilai tidak meyakinkan (sebaiknya
mengulangi test dengan Tubex wash buffer, jika hasilnya
sama ulang sampling).
c) Nilai pada skala 4-10: positif (nilai tinggi menunjukkan adanya
indikasi infeksi demam tipoid).

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 85


F. Pemeriksaan Immunochromatographic Tuberculosis (ICT-TB).
Metode
Imunokromatografi.

Prinsip
Mycotex TB (recombinant) menggunakan konjugat partikel
koloidal emas yang akan bergerak menuju area tes yang telah dilapisi
dengan beberapa antigen TB rekombinan 38, 16, dan 6 KD Early
Secreted Antigen Target (ESAT 6).

Tujuan
Uji serologi untuk mendeteksi antibody M.Tuberculosis dalam
serum.

Alat
1. Mikropipet.
2. Yellow tip.
3. Timer.
4. Cassette Mycotex TB (recombinant).

Bahan

1. Sampel serum.
2. Reagen Mycotex TB (recombinant)

Prosedur

a. Pra Analitik
1. Penerimaan sampel beserta joblistnya.
2. Cocokkan barcode dengan ID pasien.
3. Mempersiapkan alat dan bahan.

b. Analitik
1. Pipet 100 µl serum pada cassette test well dengan mikropipet atau
20 tetes apabila menggunakan disposible specimen dropper pada
cassette test well.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 86


2. Menginkubasi selama 15-20 menit.
3. Baca hasil.

c. Post Analitik
1. Catat hasil pada joblist atau pada buku khusus.
2. Cetak hasil pemeriksaan kemudian diberikan kepada dokter untuk
verifikasi.

Interpretasi Hasil

b) Negative : terdapat satu garis pada zona control.


c) Positive : terdapat garis pada control dan test.
d) Invalid : tidak terdapat garis pada zona control.

G. Pemeriksaan Dengue Ns-1


Metode
Immunokromatografi
Prinsip
Panbio Dengue Early Rapid Test mempunyai dua lapisan pada
membrane kaset yaitu Test Line “T” dan Control Line “C”. Kedua test line
dan control line dalam membrane kaset akan terlihat apabila sampel telah
diteteskan. Control line digunakan untuk control procedural dan harus
selalu muncul pada hasil tes jika prosedur tes dilakukan dengan benar.
Tujuan
Untuk mengidentifikasi dengue NS-1 Ag dalam serum, plasma,
dan specimen darah secara keseluruhan dengan tingkat sensitivitas yang
tinggi.
Alat
a. Cassette Panbio Dengue Early Rapid Test
b. Mikropipet
c. Yellowtip
d. Timer

Bahan

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 87


a. Panbio Dengue Early Rapid Test
b. Whole blood, Plasma, Serum.

Prosedur

a. Pra-analitik
1. Persiapan alat yang akan digunakan yaitu Cassette Panbio
Dengue Early Rapid Test, mikropipet, yellowtip, timer.
2. Persiapan reagen yang akan digunakan dengan mengeluarkan
reagen untuk menstabilkan reagen pada suhu ruang (20-25OC)
3. Persiapan pemeriksaan sampel yaitu dengan menulis nomor
rekan medic pasien pada cassette test.
b. Analitik
1. Memipet 10 µL serum kedalam cassette test well dengan
mikropipe
2. Menginkubasi selama 15-20 menit
3. Membaca hasil test dengan melihat garis warna ungu pada control
line dan test line
c. Post-analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist dan buku laporan khusus
pemeriksaan dengue NS-1
2. Mencatat hasil pemeriksaan
3. Menyerahka hasil print out kepada dokter untuk memverifikasi
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Interpretasi Hasil

 Negatif : terlihat satu warna garis pada control line “C”


 Positif : terlihat dua warna garis pada control line “C” dan test line
“T” atau terlihat tiga warna garis pada control line “C” dan test line
“T1;T2”
 Invalid : jika terlihat warna garis pada control line

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 88


E. Laboratorium Unit Kerja Pengambilan Sampel
Flebotomoy atau phlebotomy berasal dari kata Yunani yaitu phlebos dan
tome. Phlebos berarti pembuluh darah vena dan tome berarti insisi. Teknik
flebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah (sampling) untuk tujuan
tes laboratorium atau bisa juga pengumpulan darah untuk didonorkan.
Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah mendapat latihan untuk
mengeluarkan dan menampung sampel darah dari pembuluh darah
vena,arteri dan kapiler.

Ada beberapa persiapan sebelum melakukan phlebotomy anatara lain :

a. Pertsiapan phlebotomy
b. Persiapan pasien
c. Posisi pasien
d. Pemilihan daerah punksi vena
e. Pemasangan torniquet
f. Desinfeksi daerah punksi
g. Pengambilan darah vena menggunakan spuit atau jarum flashback

A. Pengambilan Sampel Darah

1) Pra Analitik :
 PERSIAPAN ALAT.
Pengambilan darah vena yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo
dilakukan dengan menggunakan blood collection set dengan tabung
vakum atau biasqa disebut vacutainer tube atau evacuate tube.
Vacutainer adalah sebuah alat pengambilan darah dengan
metode tabung vakum. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang
hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung diletakkan
pada jarum, darah akan mengalir masuk kedalam tabung dan
berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Proses pengambilan darah vena menggunakan tabung vakum
membutuhkan 3 komponen yaitu : evacuate sample tube (tabung
vakum), sample need (jarum) dan tube holder.
Tabung vakum ada masing-masing kegunaanya sesuai tutup
tabung masing-masing, antara lain :

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 89


a). Tutup dan etiket merah (red top)
Tabung jenis ini telah berisi reagen clot activator yang
akan mempercepat pembekuan darah. Umumnya digunakan untuk
kimia darah, serologi dan bank darah. Waktu pembekuan ideal 60
menit (sesuai standart NCCLS / National Committee Laboratory
System) tetapi bisa disentrifuge dibawah 60 menit asalkan sampel
sudah mengental. Sampel harus segera disentrifuge dalam waktu
maksimal 2 jam (dari pengambilan sampel). Ukuran tersedia 4 mL,
6mL, dan 10 mL.
b). Tutup dan etiket ungu muda (Lavender)
Berisi antikoagulan EDTA, sehingga darah diperoleh tidak
beku. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan hematologi. Ukuran
tersedia 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, 6 mL, dan 8 mL.
c). Tutup dan etiket ungu (violet)
Berisi antikoagulan EDTA (Ethylen Tetra Acetic Acid),
untuk mencegah pembekuan darah. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan hematologi yang membedakan hanyalah isi dari
antikoagulannya saja dibandingkan dengan EDTA Lavender. Dinding
tabung bagian dalam dilapisi pengawet sehingga dapat
memperpanjang waktu hidup dalam metabolisme sel darah merah
settelah proses pengambilan darah. Berisi antikoagulan EDTA yang
berbentyk spray dry. Setelah darah masuk penuh ke tabung “segera
mungkin” lakukan homogenisasi sebanyak 6 kali untuk menghindari
penggumpalan trombosit karena pada situasi trombosit sangat bagus
darah cepat sekali menggumpal. Agar mesin dapat membaca
leukositnya disarankan sampel darah yang masuk ke tabung minimal
75% dari mL tabung yang dipakai. Ukuran tersedia 1 mL, 2 mL, 3 mL,
4 mL, 6 mL, dan 8 mL.
d). Tutup dan etiket biru (Blue)
Berisi trisodium sitrat 3,2% sesuai standart NCCLS dengan
rasio sampel darah : citrate = 9:1 (rasio yang selalu konstan
akurasinya). Dilapisi oleh double cover yaitu : Poly propilene (bagian
dalam) agar tidak ada penguapan additive, terjaga kevakuman. Poly
ethylene (bagian luar) mampu mengurangi insiden aktivasi platelet.
Tersedia ukuran 1,8 mL, 2,7 mL, dan 4,5 mL (full draw)

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 90


e) Tutup dan etiket abu-abu (Grey)
Berisi kalium oxalate berfungsi sebagai antikoagulan dan
NaF yang berfungsi sebagai pengawet sehingga dapat menstabilkan
kadar gula darah selama 24 jam pada suhu ruangan dan selama 48
jam, jika disimpan pada suhu 4°C. NaF menghambat enzim
Phosphenol pyruvate dan kerja urease (mencegah glikolisis). Ukuran
tersedia 2 mL dan 3 mL.
f) Tutup dan etiket kuning (Yellow)
Disebut juga SST II (Serum Saparator Tube). Berisi silica
sebagai clot acivator dan polymer gel innert sebagai pemisah serum
sehingga diperoleh kualitas serum yang bagus dan mengurangi
resiko timbulnya fibrin yang bisa menyumbat instrumen. Sebagai
pilihan terbaik untuk pemeriksaan kimia darah cito. Serum yang
diperoleh lebih banyak jika dibandingkan dengan clot activator / red
top sehingga fisien dalam pengambilan darah. Memungkinkan untuk
penundaan analisa spesimen (diambil malam haridan dproses /
dianalisa esok hari). Satu tabung berfungsi sebagai penyimpanan
sekaligus analisa tube sehingga mengurangi kesalahan identifikasi.
Setelah spesimen masuk tabung dihomogenkan 6kemudian diamkan
selama 15-30 menit (mengurangi resiko fibrin). Disentrifuge pada
4000 rpm selama 10 menit (swing head) atau 15 menit (fixed angel).
Ukuran tersedia 3,5 mL, 5 mL, dan 8,5 mL.
Tabung yang sering digunakan pada unit sampling yaitu
tabung tutup biru (Faal Hemostasis), tutup ungu (darah lengkap), dan
tutup kuning (kimia klinik, serologi, dan infeksi). Dimasukkan dengan
urutan tabung tutup biru – tutup kuning – tutup ungu.

 PERSIAPAN PASIEN
Sebelum mengambil darah harus dilakukan identifikasi pasien.
Proses identifikasi dimulai dengan menyapa pasien, menanyakan
nama lengkap pasien dan kemudian mencocokan dengan nama di
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan tanda identitas
lainnya seperti jenis kelamin, alamat, dll. Kemudian menanyakan
persiapan pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan seperti puasa,

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 91


konsumsi obat-obatan atau hal lain yang dapat menganggu
pemeriksaan.
Persiapan pasien dapat digolongkan seperti berikut ini :
1. Persiapan penderita untuk pemeriksaan laboratorium
Tujuannya adalaeminimalkan kesalahan yang
dapat terjadi pada proses persiapan pengambilan sampel
(pra analitik).
2. Persiapan penderita untuk pengambilan spesimen pada
keadaan basal
Tujuannya adalah sebagian acuan bagi petugas
dalam melakukan identifikasi secara lisan sebagai upaya
untuk mencegah terjadinya kesalahan pemeriksaan.

Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa sebelum ambil darah :

- Glukosa puasa 10-12 jam


- Tes toleransi glukosa puasa 10-12 jam
- Glukosa kurva harian puasa 10-12 jam
-
- Trigliserida puasa 12 jam
- Asam Urat puasa 10-12 jam
- Vma puasa 10-12 jam
- Rennin (ra) puasa 10-12 jam
- Insulin puasa 8 jam
- Petida puasa 8 jam
- Gastrin puasa 12 jam
- Aldosteron puasa 12 jam
- Hemocysteine puasa 12 jam
- Lp (a) puasa 12 jam
- Pth intac puasa 12 jam
- Apo a dianjurkan puasa 12 jam
- Apo b dianjurkan puasa 12 jam

Menghindari obat-obatan sebelum mengambil spesimen juga perlu


diperhatikan. Untuk pemeriksaan sspesimen darah, tidak minum obat 4-

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 92


24 jam sebelum pengambilan darah. Untuk pemeriksaan spesimen urine.
Apabila pemberian obat tidak memungkinkan untuk dihentikan, harus

Pengambilan sampel urine

Jenis-jenis urine

a. Urine sewaktu

Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat menggunakan urine


sewaktu yaitu urine yang dikeluarkan pada saat yang ditentukan.urine sewaktu
ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan rutin.

b. Urine pagi

Urine pagi adalah urine yang pertama kali keluar pada pagi hari setelah
bangun tidur.urine ini lebih pekat dibandingkan urine yang dikeluarkan pada
siang hari,biasanya urine ini digunakan untuk pemeriksaan sedimen ,berat
jenis,protein,maupun HGC.

c. Urine post prandial

Sampel urine ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria.urine ini


didapat 11/2-3 jam setelah makan.

d. urine 24 jam

urine ini di gunakan untuk penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam


urine,,pemeriksaan urine kreatinin,urine klirens,untuk mendeteksi adanya
penyakit gagal ginjal kronik (GGC). Cara mengumpulkan sebagai berikut : misal
jam 6 pagi pasien mengeluarkan urine sampai jam 6 pagi keesokan harinya
harus ditampung pada botol urine yang telah tersedia.

WADAH URINE

- Wadah urine harus kering dan bersih.adanya air dan kotoran dalam
wadah berarti adanya kuman-kuman yang kelak akan berkembang
dengan baik dalam urine akan mengubah susunannya.
- Wadah urine yang paling baik adalah wadah yang bermulut lebar
yang dapat ditutup rapat.sebaiknya urine yang akan dikeluarkan
langsung dalam wadah tersebut.apabila hendak memindahkan urine

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 93


ke tempat yang lain,hendaknya dikocok terlebih dahulu agar endapan
ikut berpindah tempat.
- Wadah urine diharuskan untuk diberi etiket seperti nama atau nomor
registrasi atau kode yang lain.wadah yang digunakan untuk
pemeriksaan urine kultur harus steril.

Pengiriman sampel

Dalam proses pengiriman sampel dari ruang sampling menuju instalasi patologi
klinik menggunakan pneumatic tube aerocom.caranya :

1. Menekan morore tujuan terlebih dahulu(laboratorium lantai 4 patologi


“2003”)
2. Meletakan tabung carrier.
3. Melepaskan dan tabung akan sampai ketempat tujuan dengan segera.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 94


F. LABORATORUM UNIT RAWAT JALAN/KAMAR 14

Alur pelayanan pasien dikamar 14

 Pasien poli
 Pasien tamu

Loket pendaftaran:
 Serahkan formulir pemeriksaan
 Lembar SKP merah

Pengambilan sampel

Proses pemeriksaan sampel

Verifikasi hasil

Penyerahan hasil

Pengambilan hasil di
laboratorium PK IRJ

A. Pengambilan sampel
a. Persiapan pasien
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan kimia klinik dan
imunologi
1. Tanpa puasa : Untuk pemeriksaan glukosa darah acak,
kreatinin, dan asam Urat
2. Puasa 2 jam : Untuk pemeriksaan glukosa 2 jam Post Prandial
(2 JPP)
3. Puasa 6-8jam : Untuk pemeriksaan imunologi (TSH,
T2,T4,TF4,TSH3,V1)
4. Puasa 8-10 jam : untuk pemeriksaan glukosa darah puasa (BSN)
5. Puasa 10-12 jam : Untuk pemeriksaan profil lipid ( TG, kolesterol,
LDH, dan HDL)

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 95


b. Instrumentasi /Peralatan pada laboratorium Patologi klinik IRJ.
Peralatan yang digunakan
1. Kapas alcohol
2. Spuit
3. Torniquit
4. Holder
5. Jarum flashback
6. Tabung vacutainer
Tabung vacutainer yang sering digunakan adalah:
a. Tabung tutup biru
Tabung biru berisi antikoagualan Natrium Sitrat 3,2%, untuk
pemeriksaan Faal Hemostatis (Pemeriksaan PPT/masa
protrombin plasma, APTT/masa protrombin parsial teraktivasi,
INR dan fibrinogen). Pemeriksaan tersebut merupakan
pemeriksaan oprasi.
b. Tabung tutup kuning (Tabung SST)
Tabung tutup kuning berisi gel yang berfungsi untuk memisahkan
darah dengan serum dan terdapat pula activator yang berfungsi
untuk mempercepat pembekuan darah pada dinding tabung.
Tabung kuning ini digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik
(kecuali HBA1C) dan imunologi ( TSH,T2,T3,T4,TF4,TSH3,VI
kecuali CD4)
c. Tabung tutup ungu
Tabung tutup ungu berisi antikoagulan EDTA (ethylene Diamin
Tetraacid). Tabung ini digunakan untuk pemeriksaan Hematologi
(Darah Lengkap, LED dll) Imunologi CD4 dan HBA1C.
d. Pot sampel
Pot sampel digunakan untuk menampung urin atau feses yang
digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik (Urin Lengkap atau
sedimen urin) dan infeksi.
e. Tabung tutup abu
Tabung tutup abu berisi antikoagulan Natrium Florida (NaF) yang
biasanya digunakan untuk pemeriksaan asam laktat.
Peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat:
a. Bersih kering

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 96


b. Kering
c. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam
specimen
d. Tidak mengandung detergen/bahan kimia lain.
e. Tidak retak atau pecah, mudah ditutup rapat dan dibuka
f. Sekali pakai
g. Steril (untuk kultur kuman)
h. Ukuran sesuai dengan volume sampel
7. Plester
8. Autoclick
9. Lancet
10. POCT
11. Aerocom

B. Pengambilan darah vena


1. Tujuan
Untuk mendapatkan sampel darah yang diperlukan untuk pemeriksaan
laboratorium
2. Alat
a. Tourniquet
b. Holder
c. Flashback needle
d. Tabung vacumtainer
3. Bahan
a. Kapas alcohol
b. Plester
4. Prosedur
a. Pra analitik
1.) Penerimaan joblist dari pasien
2.) Mencocokkan nama, umur serta alamat pasien dengna joblistnya
3.) Menanyakan bagaimana persiapan pasien serta kondisi pasien
saat ini

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 97


b. Analitik
1.) Pemasangan tourniquet 7,5 – 10 cm diatas punksi vena,
pemasangan jangan terlalu kencang , pemasangan tidak boleh
lebih dari 1 menit.
2.) Bila punksi vena tertunda, sebaiknya dilepas terlebih dahulu dan
dipasang kembali sebelum melakukan punksi.
3.) Mendesinfeksi daerah punksi menggunakan kapas beralkohol.
4.) Arah gerakan fiksasi adalh dari dalam keluar.
5.) Memasangkan jarum pada holder, membiarkan tutup yang
berwarna hitam tetap menempel apda jarum.
6.) Bila sudah siap melakukan punksi, tutup jarum yang berwarna
hitam dilepaskan kemudian melakukan punksi vena.
7.) Memasukkan tabung keholder dengan cara menempatkan jari
telunjuk dan jari tengah pada pinggiran holder dan ibu jari pada
dasar tabung kemudian tabung didorong sampai ujung holder.
8.) Arah jaru sejajar dengan vena dan ditusuk dengan sudut 15˚ -
30˚, lubang jarum menghadap keatas. Menusuk menembus kulit
dengan gerakan yang halus, memegang jarum pada bagian
jarum yang berwarna dengan satu tangan, kemudian diputar dan
melepaskan bagian warna putih dengan tangan lainnya.
9.) Melepaskan tourniquet saat darah mulai mengalir ke dalam
tabung.
10.) Bila kevakuman habis maka pengaliran darah secara
otomatis akan berhenti.
11.) Mencabut jarum dengan gerakan langsung.
12.) Pasien diminta menekan luka tusukan dengan kapas
kering sampai perdarahan berhenti dengan posisi lengan tetap
terlentang.

c. Post analitik
1.) Membuang bahan terkontaminasi kedalam tempat sampah
medis.
2.) Menghomogenkan sampel pada tabung vakum hingga homogen.
3.) Menempelkan barcode sesuai denga permintaan joblist pada
tabung dan joblist.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 98


4.) Menyerahkan sampel kelaboratorium sesuai persyaratan yang
telah ditetapkan.

C. Pemeriksaan Gula Darah (GDA, BSN, 2JPP, TTGO)


1. Metode
POCT
2. Tujuan
Untuk mengetahui kadar gula didalam darah.
3. Prinsip
Strip test diletakkan pada alat baca glukosa, kemudian diambil darah
kapiler yang akan divakum oleh kapiler strip test dengan demikian sensor
chip pada strip akan terbaca oleh alat sehingga pada layar alat akan
keluar hasil dari glukosa darah pasien.
4. Alat
a. Strip Test Nova
b. Autoklik dan lanset
5. Bahan
a. Kapas alcohol
b. Spesimen darah kapiler
6. Prosedur
a. Pra analitik
1.) Pasien membawa joblistnya. Joblist untuk pemeriksaan gula
darah dikamar 14 ada 3 macam, yakni :
a.) BSN
Untuk pasien yang diminta pemeriksaan BSN maka petugas
harus bertanya apakah pasien sudah puasa 8 -10 jam atau
tidak. Kalau sudah maka pasien lanjut diperiksa, bila belum
puasa seperti ketentuan maka pemeriksaan tidak bisa
dilakukan.
b.) 2JPP
Pasien 2JPP adalah pasien yang diharuskan puasa 2 jam
setelah makan dan setelah pengambilan darah untuk periksa
kadar BSN.
c.) TTGO 50, 75 dan 100

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 99


Ada perlakuan khusus untuk pasien TTGO, pasien diberi air
putih dan gula sesuai dengan kadar yang tertulis pada
joblistnya. Missal pasien TTGO 50 maka pasien harus minum
air yang diberi gula sebanyak 50 gr. Kemudian pasien
diwajibkan puasa selama 1 jam. Setelah 1 jam pasien
diperiksa kadar gula darahnya.
2.) Pasang barcode pada buku arsip dan diberi nomor kode dari
kamar 14.
3.) Siapkan alat dan bahan.
b. Analitik
1.) Pasang lancet pada autoklik, atur kedalaman jarum, tarik ampul
sampai bunyi “klik”
2.) Pilih ujung jari tengah atu jari manis, tekan sedikit agar darah
terbendung di ujung jari.
3.) Usap dengn kapas alcohol pada daerah yang akan di tusuk.
4.) Klik autoklik pada ujung jari secara cepat, maka darah akan
keluar.
5.) Usap tetesan darah pertama, tekan jari sampai darah keluar
kembali dan cukup untuk diambil oleh strip test. Letakkan ujung
strip test pada tetesan darah maka otomatis darah masuk pada
kapiler strip test.
6.) Pada alat akan bunyi “beep” yang menandakan pengambilan
darah sudah cukup.
7.) Hasil akan keluar dalam waktu 6 detik.
8.) Fiksasi luka dengan kapas alcohol dengan menekan kapas
dengan ibu jari.
c. Post analitik
1.) Catat hasil pada joblist dan buku arsip.
2.) Alat pendeteksi glukosa darah tersebut dimasukkan pada alat
penghubung kekomputer untuk mentransfet hasil pada alat
tersebut.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 100


D. Cara menggunakan alat POCT
1. Nyalakan alat dengan cara menekan tombol “on”
2. Masukkan ID operator
3. Pilih jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Misalnya glukosa
4. Masukkan nomer ID pasien secara otomatis menggunakan scan
barcode atau manual
5. Masukkan strip test nova hingga muncul perintah untuk memasukkan
darah
6. Masukkan darah kapiler pada strip test nova tersebut
7. Tunggu hasil keluar selama 6 detik
8. Baca hasil dan cacat pada joblis dan buku arsip

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 101


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada Praktek Kerja Lapangan yang kami lakukan di Rumah Sakit Dr.
Soetomo Surabaya tepatnya di Gedung Diagnostik Center yaitu di Instalasi
Patologi Klinik, kami memperoleh banyak sekali pendidikan/latihan,
pengalaman dan pembelajaran tambahan yang di dukung oleh prinsip dasar
pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium.
Saat melakukan PKL disana kami sangat banyak mendapatkan tambahan
ilmu terkait cara kerja alat dan tahapan dalam memperlakukan sampel.
dalam hal ini pada pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Kami diajarkan
kedisiplinan, komunikasi, dan harus memiliki jiwa profesionalisme yang
tinggi.

B. SARAN
1. Pihak Penyelenggara PKL
Dalam hal ini adalah pihak akademik kedepannya meningkatkan
praktikum sehingga mahasiswa dapat mebgikuti kegiatan ini
memperoleh ilmu yang lebih optimal lagi dan waktunya diberikan
agar lebih diperpanjang.

2. Pihak Institusi
Agar lebih menjelaskan cara kerja alat secara rinci sebelum
melakukan pengerjaan terhadap sampel sehingga saat memproses
hasil tidak terjadi kesalahan dan memberikan hasil mejadi akurat.

LAPORAN PKL POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN | 102

Anda mungkin juga menyukai