Laporan Praktek Erja Lapangan
Laporan Praktek Erja Lapangan
Laporan Praktek Erja Lapangan
DI SUSUN OLEH :
2017
Surabaya
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan di RSUD Dr.Soetomo Surabaya
yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2017 samapi dengan 31 Agustus
2017.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada :
Penyusun
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah sejahteranya seseorang dari segi badan atau fisik,
mental, dan sosial sehingga ia dapat hidup dengan sejahtera baik di
lingkungan sosial maupun secara ekonomis. Dari pengertian kesehatan
secara umum tersebut yang dinamakan orang sehat, bukan hanya dari
fisiknya saja tetapi juga harus dari mentalnya. Orang yang pemikirannya
masih belum terbuka, mengira bahwa kesehatan terkait dengan sakit atau
tidaknya badan, padahal hal itu adalah salah kaprah.
Untuk meningkatkan kesehatan ada banyak upaya yang harus dilakukan
bukan hanya dari diri sendiri, namun dibutuhkan beberapa upaya penunjang
pelayanan kesehatan diantaranya Rumah sakit, balai pengobatan,
Puskesmas, Posyandu, Laboratoriun, dan Apotik guna meningkatkat
kesehatan masyarakat.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan
kesahatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan curative, bahkan
promotif dan rehabilitative.
Analis Kesehatan adalah profesi yang bekerja pada sarana kesehatan
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.
Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak
terbatas didalam kelas saja. Pembelajaran yang dilakukan dalam pendidikan
ini lebih ditekankan pada pengajaran diluar kelas bahkan diluar institusi
pendidikan, seperti lingkungan kerja.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada Mahasiswa Analis Kesehatan Mataram untuk
mempraktekkan serta mencoba secara langsung berbagai jenis
pemeriksaan yang ada dan sekaligus mengkur sampai mana
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada masa pendidikan
disertai sikap profesional sesuai dengan profesi analis kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah melaksanakan
praktek kerja lapangan ini adalah mahasiswa mampu :
a. Menambah wawasan dan Pandangan mahasiswa terhadap jenis-
jenis pekerjaan pada tempat dimana melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL), serta IPTEK laboratorium kesehatan.
b. Memberikan suatu motivasi dalam diri mahasiswa agar menunjukan
dirinya mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya
c. Melatih keterampilan yang dimiliki mahasiswa sehingga dapat
bekerja dengan baik.
d. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika
yang baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
C. MANFAAT
Adapun manfaat diadakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) luar
provinsi ini adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa dapat
menambah wawasan dan pengetahuan baik secara teori maupun
praktek serta mengetahui Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di
Laboratorium Kesehatan.
2. Mahasiswa dapat menjalin kerjasama yang baik dengan petugas
Laboratorium Klinik maupun petugas lain yang ada di RSUD Dr.
Soetomo.
3. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami sistem Manajemen
Laboratorium dan Pemantapan Mutu Laboratorium Klinik RSUD
Dr.Soetomo
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kebijakan Dasar
a. Perbaikan mutu pelayanan
b. Perbaikan manajemen (SDM) internal rumah sakit
c. Penataan kelembagaan (struktur dan sistem)
d. Pemantapan nilai dasar menjadi budaya organisasi
e. Penataan sistem akuntansi keuangan
f. Pengendalian biaya dan struktur anggaran
g. Perbaikan manajemen logistik medik dan non medik
3. Motto
“Noto Roso, Among Roso, Mijil Tresno, Agewe karyo” atau “Saya
senantiasa mengutamakan Ksehatan Pasien”.
C. MOTTO
Instalasi patologi klinik senantiasa mengutamakan layanan yang tepat,
cermat ,cepat dan rasional .
1. Pasien Askes :
a. Fotocopy askes 1 lembar
b. Formulir permintaan laboratotium asli
c. SJP ( Surat Jaminan Pelayanan ) yang masih berlaku
2. Pasien Jamkesmas
a. Fotocopy rujukan 1 lembar
b. Fotocopy kartu peserta 1 lembar
c. Fotocopy KSK 1 lembar
d. SJP asli yang masih berlaku
e. Formulir pendaftaran laboratorium asli
3. Pasien Umum
Formulir laboratorium asli lengkap dengan data rekam medik.
4. Pasien Acak
a. Fotocopy rujukan dua lembar
b. Fotocopy kartu peserta dua lembar
1. APTIO AUTOMATION
APTIO AUTOMATION adalah alat yang digunakan Untuk mengukur
kadar zat organik yang terlarut dalam darah. Pemeriksaan kimia darah
digunakan untuk menganilasa zat-zat kimia organik yang terlarut dalam
darah, pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui : Fungsi Hati,
Profil Lemak, Fungsi Ginjal & Asam Urat, Gula Darah, Fungsi Jantung,
Fungsi Pankreas, Elektrolit, Drug Monitoring dan dapat pula dipakai
beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis anemi. Parameter pemeriksaannya antara lain :
a. SGPT/ALT metodenya mengadaptasi rekombinasi prosedur dari
International Federation of Clinical Chemistry (IFCC) seperti
yang dijelaskan Bergmeyer. Prosedur ini didasarkan pada
prinsip-prinsip yang diuraikan Wroblewski dan Ladue tetapi
dimodifikasi mengandung piridoksal-5-phosphat (p-5-p) sebagai
aktifator dan untuk mengganti buffer phosphate dengan tris
(hydroxymenthyl) animemethane.
b. SGOT/AST metodenya mengadaptasi metodelogi yang
direkmendasikan IFCC. Metode ini menggunakan koenzim p-5-
p untuk mengaktifkan apoenzim dan latic acid dehidrogenase
(LDH) untuk menghilangkan gangguan piruvat .
c. Albumin menggunakan metode bromocresol purple (BCP)
d. Total protein metodenya modifikasi dari reaksi biuret, pertama
kali diperkenalkan oleh Kingsley dan kemudian dimodifikasi oleh
Henry dandsampaikan sebagai metode pilihan unuk serum oleh
henry. Metode ini menggabungkan artat sebagai zat
penggompleks ntuk mencegah pengendapan Cu(OH)2.
e. Bilirubin total metodenya adalah modifikasi dari Daumas,
referensi metodenya merupakan modifikasi dari mtode diasol
yang disampaikan Jendrasik and Grof pada tahun 1938.
4. SYSMEX Cs-2100i
Sysmex CS-2100i adalah alat yang digunakan Untuk mendeteksi
adanya hemostasis dan bermanfaat untuk persiapan sebelum
melakukan operasi. Prinsip Kerja Sysmex CS-2100i adalah darah
dengan antikoagulan sodium sitrat, disentrifugasi dengan kecepatan
6. ROLLER 20 Lc
ROLLER 20 Lc adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan
laju endap darah. LED (Laju Endap Darah) dilakukan Untuk
menentukan kecepatan eritrosit (dalam darah yang diberi
antikoagulan jatuh secara vertical) untuk mengendap. Metode
pemeriksaan alat ini adalah Spektrofotometer. Kelebihan ROLLER 20
Lc adalah dapat mempercepat proses pemeriksaan LED
mempermudah dan menghemat penggunaan alat dan bahan.
Sedangkan kekurangannya yaitu tidak dapat melakukan pemeriksaan
selain pemeriksaan LED.
7. SYSMEX Xn-1000
SYSMEX Xn-1000 adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan
darah lengkap. Metode yang digunakan adalah fotometri, parameter
pemeriksaannya adalah WBC, RBC, PLT, NEU, LYM, MONO, EDS,
BASO, HEB, MPV, HCT, MCV, MCH, MCHC, RDW. Kelebihan dari
SYSMEX Xn-1000 adalah dapat melakukan pemeriksaan darah
lengkap secara keseluruhan dalam jangka waktu relatif cepat.
Sedangkan kekurangan SYSMEX Xn-1000 adalah tidak dapat
melakukan pemeriksaan apabila volume sampel sedikit.
9. AEROCOM
Aerocom adalah alat yang digunakan sebagai transport sampel
dan hasil pemeriksaan di rumah sakit Dr. Sutomo Surabaya. Cara
pengriman sampel adalah dengan cara menekan nomer tujuan
(masing-masing ruanngan memilki kode tertentu) setelah itu letakkan
tabung carrier bersi sampel dapat juga berisi hasil pemeriksaan dan
secara otomatis akan dikrim dan sampai dengan cepat ke ruangan
tujuan.
Kelebihan dari Aerocom ini adalah mempermudah dan
mempercepat pengiriman sampel dan hasil pemeriksaan di rumah
sakit Dr. Suutomo Surabaya. Sedangkan kekurangannya yaitu tidak
bisa mengirim tabung carier lebih dari satu dalam satu waktu.
b. Nama alat
GEM PREMIER 3000 dan GEM PREMIER 3500
c. Tujuan
untuk mengetahui keseimbangan asam basa dan kadar gas
terlarut dalam darah.
d. Prinsip Kerja
e. Parameter
1) pH
PH menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah.
pH kurang dari 7,0 disebut asam, dan lebih besar pH
dari 7,0 disebut basa, atau alkali. Ketika pH darah
menunjukkan bahwa darah lebih asam, maka hal ini
terjadi akibat kadar karbon dioksida yang lebih tinggi.
Sebaliknya ketika pH darah tinggi yang menunjukkan
bahwa darah lebih basa, maka hal ini terjadi akibat
kadar bikarbonat yang lebih tinggi.
2) pCO2
Tekanan parsial karbon dioksida adalah ukuran
tekanan karbon dioksida terlarut dalam darah. Hal ini
menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat
mengalir keluar dari tubuh.
3) pO2
Tekanan parsial oksigen adalah ukuran tekanan
oksigen terlarut dalam darah. Hal ini menentukan
seberapa baik oksigen bisa mengalir dari paru-paru ke
dalam darah.
4) NA+
5) K+
6) Ca++
7) Glu
8) Lac
9) Hct
g. Prosedur Kerja
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist.
c) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.
d) Dilakukan pengambilan sampel darah dengan
memperhatikan suhu dan status O2 pasien.
e) Dilakukan checklist pengiriman sampel.
f) Dilakukan pengiriman samoel ke laboratorium
patologi klinik menggunakan aerocom.
g) Didistribusikan ke divisi kimia klinik.
2) Analitik
a) Diperhatikan keterangan suhu dan status O2,
serta lokasi pengambilan sampel (vena atau arteri)
yang tertera pada joblist dan keterangan terlampir,
lalu dicatat.
b) Dihomogenkan sampel darah pada spuit selam ±
10 detik (Bawah, atas, bawah)
c) Dibuka tutus spuit.
d) Dibuang 3 tetes sampel darah (jika volume
sampel banyak)
e) Dilakukan pengoperasian pada alat.
Klik lokasi pengambilan (arteri atau vena),
perlahan jarum penghisap keluar.
Masukkan jarum penghisap kedalam spuit.
Lepaskan sepuit dari jarum penghisap jika
muncul perintah “Remove Sample Now”
Masukkan ID operator
3) Post-analitik
a) Dilakukan verifikasi pada dokter.
b) Diprint hasil pemeriksaan BGA
c) Dicatat ID dan no urut pasien pada buku BGA
d) Dilakukan validasi
e) Dikirim hasil pemeriksaan melalui aerocom.
Lampiran
Tabel Nilai status O2
No Satuan Satuan No Satuan Satuan
LPM % LPM %
1 2 LPM 29 % 11 12 LPM 69 %
2 3 LPM 33 % 12 13 LPM 73 %
3 4 LPM 37 % 13 14 LPM 77 %
4 5 LPM 41 % 14 15 LPM 81 %
5 6 LPM 45 % 15 16 LPM 85 %
6 7 LPM 49 %
7 8 LPM 53 %
8 9 LPM 57 %
9 10 LPM 61 %
10 11 LPM 65 %
a. Dasar Teori :
Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk menganilasa
zat-zat kimia organik yang terlarut dalam darah, pemeriksaan
ini berfungsi untuk mengetahui : Fungsi Hati, Profil Lemak,
Fungsi Ginjal & Asam Urat, Gula Darah, Fungsi Jantung,
Fungsi Pankreas, Elektrolit, Drug Monitoring dan dapat pula
dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis anemi.
b. Nama alat
Aptio Automation
c. Tujuan
Untuk mengukur kadar zat organik yang terlarut dalam darah.
d. Prinsip Kerja
Sampel di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15
menit. Lalu diletakkan pada rak khusus, di masukkan pada alat
kolom 1,2,dan 3. Jika tidak disentrifuge letakkan pada kolom
4,5,6. Alat akan memproses hasil, dan hasil terhubung
langsung ke computer.
1) SGOT
SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic
oxaloacetic transaminase. Beberapa laboratorium sering
juga memakai istilah AST (aspartate aminotransferase).
SGOT merupakan enzim yang tidak hanya terdapat di
hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak, ginjal,
dan otot-otot rangka.
Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, otak,
ginjal dan rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar
SGOT. Pada kasus seperti alkoholik, radang pancreas,
malaria, infeksi lever stadium akhir, adanya penyumbatan
pada saluran empedu, kerusakan otot jantung, orang-
orang yang selalu mengkonsumsi obat-obatan seperti
antibiotik dan obat TBC, kadar SGOT bisa meninggi,
bahkan bisa menyamai kadar SGOT pada penderita
hepatitis. Kadar SGOT dianggap abnormal jika nilai yang
didapat 2-3 kali lebih besar dari nilai normalnya.
2) SGPT
SGPT adalah singkatan dari serum glutamic
pyruvic transaminase,sering juga disebut dengan istilah
ALT (alanin aminotansferase). SGPT dianggap jauh lebih
spesifik untuk menilai kerusakan hati dibandingkan
SGOT. SGPT meninggi pada kerusakan lever kronis dan
hepatitis. Sama halnya dengan SGOT, nilai SGPT
dianggap abnormal jika nilai hasil pemeriksaan anda 2-3
kali lebih besar dari nilai normal. Pada umumnya nilai tes
SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada
kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses
kronis didapat sebaliknya.
3) Bilirubin
4) Gamma GT
Gamma GT (glutamil tranferase) merupakan enzim
hati yang sangat peka terhadap penyakit hepatitis dan
alkoholik. Kadarnya yang tinggi bisa bertahan beberapa
lama pasca penyembuhan hepatitis.
5) Alkali Fosfatase
Alkali Fosfatase merupakan enzim hati yang dapat
masuk ke saluran empedu. Kandung empedu terletak
persis di bawah hati atau lever. Meningkatnya kadar
fosfatase alkali terjadi apabila ada hambatan pada
saluran empedu. Hambatan pada saluran empedu dapat
disebabkan adanya batu empedu atau penyempitan pada
saluran empedu.
6) Cholinesterase
Umunya kadar cholinesterase menurun pada
kerusakan parenkim hati seperti hepatitis kronis dan
adanya lemak dalam hati. Pemeriksaan ini sering dipakai
sebagai pemeriksaan tunggal pada pasien yang
8) Ureum
Ureum adalah hasil katabolisme protein yang
pertama kali dipakai sebagai petanda faal ginjal, akan
tetapi bukan merupakan petanda kerusakan ginjal yang
ideal karena produksi ureum ini tidak tetap melainkan
dipengaruhi oleh asupan protein dalam makanan.
Pemeriksaan kadar ureum plasma dinyatakan sebagai
blood urea nitrogen (BUN) atau bisa juga dinyatakan
sebagai ureum serum. Ada 2 atom nitrogen dalam ureum
yang berat molekulnya 28, sedangkan berat molekul
ureum adalah 60. Jadi untuk merubah kadar BUN ke
ureum masing-masing dalam mg% maka kadar ureum
sama dengan kadar BUN = 2,14 x kadar BUN. Kadar
9) Kreatinin
Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.
Kreatinin sebagaian besar dijumpai di otot rangka, tempat
zat ini terlibat dalam penyimpanan energi sebagai kreatin
fosfat (CP). Dalam prosesnya, sejumlah kecil kreatin
diubah secara ireversibel menjadi kreatinin yang
dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlah kreatinin
yang dihasilkan oleh seseorang setara dengan masa otot
rangka yang dimilikinya. Nilai rujukan kreatinin adalah 0,6
sampai 1,3 mg/dl untuk laki-laki dan 0,5 sampai 1,0 mg/dl
untuk perempuan.
10) Glukosa
Pemeriksaan gula darah atau tes glukosa darah
adalah tes yang bertujuan untuk mengukur jumlah
glukosa (gula) dalam darah. Pemeriksaan ini terutama
dilakukan untuk memeriksa diabetes tipe 1, diabetes tipe
2, dan diabetes gestasional, di mana kadar gula darah
seseorang meningkat.
g. Prosedur Pemeriksaan
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist.
c) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.
d) Dilakukan pengambilan sampel darah
e) Dilakukan checklist pengiriman sampel.
f) Dilakukan pengiriman samoel ke laboratorium
patologi klinik menggunakan aerocom.
g) Didistribusikan ke divisi kimia klinik.
h) Dilakukan check list penerimaan sampel.
2) Analitik
a) Dilakukan sentrifuge sampel darah 3000 rpm
selama 15 meit.
b) Diletakkan sampel pada rak khusuh, latakkan dari
kiri kekanan.
c) Dimasukkan pada alat hingga lampu menyala.
Keterangan :
o Kolom 1, 2, 3 : untuk sampel yang telah
disentrifuge
o Kolom 4, 5, 6 : untuk sampel yang belum
disentrifuge
o Alat telah terhubug ke komputer
3) Post-analitik
a) Dilakukan verifikasi oleh dokter.
b) Di print hasil pemeriksaan.
c) Di validasi hasil pemeriksaan.
d) Dikirim hasil pemeriksaan melalui aerocom.
a. Dasar Teori :
Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk menganilasa
zat-zat kimia organik yang terlarut dalam darah, pemeriksaan
ini berfungsi untuk mengetahui : Fungsi Hati, Profil Lemak,
Fungsi Ginjal & Asam Urat, Gula Darah, Fungsi Jantung,
Fungsi Pankreas, Elektrolit, Drug Monitoring dan dapat pula
dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis anemi.
b. Nama alat
Dimension RXL Max
c. Tujuan
Untuk mengukur kadar zat organik yang terlarut dalam darah.
d. Prinsip Kerja
Sampel darah di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 15 menit. Dimasukkan sampel plasma pada cup
secukupnya dan letakkan pada alat. Lakukan processing pada
alat, masukkan data yang dibutuhkan. Alat akan memproses
hasil pemeriksaan dan alat terhubung ke komputer.
f. Prosedur
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist.
c) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.
d) Dilakukan pengambilan sampel darah
e) Dilakukan checklist pengiriman sampel.
f) Dilakukan pengiriman samoel ke laboratorium
patologi klinik menggunakan aerocom.
g) Didistribusikan ke divisi kimia klinik.
h) Sampel didata dan dicocokkan antara barcode
dengan joblist.
2) Analitik
a) Diletakkan darah pada cup sampel.
b) Diletakkan pada rak di alat (Ex: N1)
c) Dilakukan processing pada alat
Tekan home pada layar
Tekan tombol F1
Masukkan data yang dibutuhkan
o Position : N1 (Rak N no 1)
o Patient Name : (Nama Pasien) - kosongkan
o Sampel No : *Tulis sesuai
barcode, enter.
o Test :
o Alat kan menampilkan data, cocokkan
dengan data sampel.
3) Post-analitik
a) Diprint hasil pemeriksaan.
b) Divalidasi hasil pemeriksaan.
c) Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.
6. Pemeriksaan HbA1C
a. Dasar Teori :
Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor dari
hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. HbA1c juga
kadang-kadang disebut sebagai glikosilasi atau hemoglobin
glikosilasi atau glycohemoglobin. HbA1c merupakan indikator
jangka panjang kontrol glukosa darah, bisa juga digunakan
untuk memonitor efek diet, olahraga, dan terapi obat terhadap
gula darah pasien. HbA1c tidak dapat digunakan untuk
memantau kadar glukosa darah per hari atau tes rutin gula
darah.
b. Nama alat
Dimension RXL Max
d. Prinsip Kerja
Dimasukkan sampel darah pada cup secukupnya dan letakkan
pada alat. Lakukan processing pada alat, masukkan data yang
dibutuhkan. Alat akan memproses hasil pemeriksaan dan alat
terhubung ke komputer.
f. Prosedur
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist.
c) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.
d) Dilakukan pengambilan sampel darah
e) Dilakukan checklist pengiriman sampel.
f) Dilakukan pengiriman samoel ke laboratorium patologi
klinik menggunakan aerocom.
g) Didistribusikan ke divisi kimia klinik.
h) Sampel didata dan dicocokkan antara barcode dengan
joblist.
2) Analitik
a) Diletakkan darah pada cup sampel.
b) Diletakkan pada rak di alat (Ex: N1)
c) Dilakukan processing pada alat
Tekan home pada layar
Tekan tombol F1
Masukkan data yang dibutuhkan
3) Post-analitik
a) Diprint hasil pemeriksaan.
b) Divalidasi hasil pemeriksaan.
c) Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.
a. Dasar Teori :
Creatinine clearance adalah sebuah tes yang mengukur
seberapa efisien ginjal membuang limbah kreatinin dan
lainnya dari darah. Creatinine clearance yang rendah
menunjukkan fungsi ginjal terganggu.
b. Nama alat
Dimension RXL Max
d. Prinsip Kerja
Lakukan pengukuran volume urin. Lalu masukkan sampel urin
pada cup secukupnya dan letakkan pada alat. Lakukan
processing pada alat, masukkan data yang dibutuhkan. Alat
akan memproses hasil pemeriksaan, lakukan perhitungan
secara manual. Catat hasil yang didapatkan.
f. Prosedur
1) Pra-analitik
a) Dilakukan registrasi di loket IRJ dan IRNA.
b) Dilakukan identifikasi joblist
c) Diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
pengambilan sampel urin 24 jam
d) Pasien membawa sampel urin 24 jam.
e) Dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan
oleh petugas.
f) Didistribusikan sampel ke divisi kimia klinik.
2) Analitik
a) Diukur volume urin (perkirakan), catat.
b) Diletakkan urin pada cup sampel.
c) Diletakkan pada rak di alat (Ex: N1)
d) Dilakukan processing pada alat
Tekan home pada layar
Tekan tombol F1
Keterangan :
1440 = 24 jam dijadikan menit
1,73 = Luas bidang orang normal
Luas bidang tubuh = diukur menggunaka sekala
dengan membuat garis hubung antar tinggi badan dan
berat badan.
3) Post-analitik
a) Diprint hasil pemeriksaan.
b) Divalidasi hasil pemeriksaan.
c) Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.
1. Prosedur pengiriman
a. Geser tutup carrier (tube) sesuai dengan arah anak panah pada
tutup.
b. Masukkan benda/barang yang akan dikirim pada carrier (tube).
c. Tutup kembali carrier (tube) dan perhatikan jika benar tutup
carrier benar-banarr tertutup rapat dan tidak ada benda yang
terjepit.
d. Perhatikan lampu aerocom. Aerocom ready saat lampu pada
keypad telah mati semua.
e. Masukkan alamat nomer tujuan pengiriman langsung dari
keypad.
f. Masukkan carrier (tube) kedalam sending funnel.
g. Aerocom akan segera mengirimkan carrier (tube) ke tujuan.
2. Prosedur penerimaan
a. Bel alaram akan berbunyi saat tube akan datang.
b. Tekan tombol *1.
c. Carrier (tube) di ambil dari jalur luncur.
d. Buka carrier (tube) dengan cara memutar tutupnya sesuai arah.
e. Keluarkan benda atau barang yang terdapat dalam carrier (tube).
f. Letakkan carrier (tube) di lokasi yag sudah disediakan.
c. Post-analitik
Diprint hasil pemeriksaan.
Divalidasi hasil pemeriksaan
Dikirim hasil pemeriksaan menggunakan aerocom.
b. Metode
Photometer
d. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
a) Penerimaan specimen dan joblist melalui aerocom.
b) Checklist pemeriksaan pada joblist dan log book.
c) Penyusunan specimen (tabung) pada rak sampel sesuai
urutan joblist.
2) TAHAP ANALITIK
a) Parameter
WBC (White Blood Cell) Neutrofil, Lymfosit, Monosit,
Eosinofil, Basofil, RBC (Red Blood Cell), Hemoglobin sel
rata-rata (MCH), Konsentrasi Hemoglobin sel rata-rata
(MCHC), Red Distribution Weight (RDW).
d) Menjalankan Control
Memilih atau menekan RUN “F2”.
Memilih “specimen type”.
Meletakan kursor pada file CONTROL, yang dijalankan,
misalnya pada 10122 low control lot 122.
Menekan “QC specimen”.
Memasukkan jarum penghisap kedalam tabung control
yang akan dijalankan lalu menekan “Touch Plate”.
Memastikan semua angka QC berwarna putih.
h) Pembersihan Automatic:
Main Menu.
Menekan “Specimen Protocol”.
Menekan “Move”.
Menekan “Auto Clean”, memasukkan jarum kedalam
botol yang berisi reagent enzymatic cleaner/autoclean.
Menekan “Autoclean”.
Mendiamkan enzymatic cleaner pada jarum penghisap
sampai terdengar nada deep (ditandai dengan probe
pencuci turun).
4) NILAI NORMAL
Parameter Range Range (%)
WBC 3,7 – 10,1 39,3 – 73,7 %
RBC 4,06 – 4,69 18,0 – 48,3 %
PLT 1 53 – 366 4,40 – 12,7 %
NEU 1,63 − 6,69 6,00 – 7,30 %
LYM 1,09 − 2,99 0,00 – 1,70 %
MONO 240 – 790
EOS 30 – 440
BASO 0,00 – 0,80
HGB 12,9 – 14,2
MPV 6,90 – 10,6
HCT 37,7 – 53,7
MCV 81,1 – 86,0
MCH 27,0 −31,2
MCHC 31,8 – 35,4
RDW 11,5 – 14,5
b. Metode
Spektrofotometer
d. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
a) Penerimaan Spesimen dan joblist melalui pneumatic tube
b) Checklist permintaan pada joblist dan log book
c) Sampel pemeriksaan LED diambil setelah permintaan darah
lengkap
2) TAHAP ANALITIK
a) Menghidupkan UPS menunggu hingga lampu orange (by
pass) mati
b) Menghidupkan Allifac Roller 20 Lc menunggu kurang lebih
20 menit hingga suhu pada alat stabil
c) Melakukan prosedur pencucian dengan 2 tabung aquadest
steril dengan cara:
Menekan tombol nomor 2 (washing)
Memasukkan tabung 1 lubang pertama dan tabung 2
dilubang kedua
d) Menutup cover Roller 20 Lc menunggu hingga proses
selesai dan keluar tulisan “PHOTOMETER OK” (alat siap
digunakan)
e) Memasukkan Sampel
Menekan tombol nomor 1 (rak insert)
b. Prinsip Kerja
Darah dengan antikoagulan sodium sitrat, disentrifugasi dengan
kecepatan dan waktu tertentu lalu sampel di running menggunakan
alat Sysmex CS-2100i dan automatic CA-1500i.
c. Alat
Sysmex CS-2100i dan Sysmex CA-1500i
d. Bahan
Darah vena dengan antikoagulan sosium sitrat (tabung vakum
dengan tutup berwarna biru.
e. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
a) Penerimaan sampel dan joblist dari alat pneumatic tube
b) Specimen disentrifuge dengan kecepatan 300 ref selama 5
menit
c) Specimen (tabung ) diurutkan pada rak sampel sesuai
urutan joblist
2) TAHAP ANALITIK
a) Persiapan Awal
Memriksa kesediaan aquades , mengisi kembali bila
kurang
Memeriksa keadaan botol limbah kosong bila perlu
Memeriksa laci sampah atau cuvet , mengosongkan bila
masih terdapat cairan ,jangnan lupa saat istrumen
sudah READY (on), melakukan Reset Trash Countyer :
klik menu →klik status → klik Reset Trash Control → OK
Klik reagent
Klik change/add
Memasukkan reagen CA-clean kedalam reagen holder
dan OVB kedalam buffer holder tanpa tutup botol .
meletakkan botol sampai dasar holder serta posisikan
barcode tepat disebelah holder .
Mengklik kolom pada pasien pesan “ Measure reagent
volume after barcode have been red “,hingga muncul
tanda 0,lalu tekan OK
Klik posisi PT,THS, dan menu reagen
Klik lot group setting
Klik kolom pada pilhan “used in sampel analysis” hingga
muncul tanda (),lalu tekan OK
Melakukan langkahb6-8 untuk posisi reagent
PIT,FSI,dan Fbg
d) Menjalankan QC
Klik order entry
Klik kolom QC sampel, klik kolom quality sampel,
CIN,klik kolom lot No., lalu memilih kolom Lot No,lalu
pilih Lot No CPN yang sedang digunakan
Kllik parameter pemeriksaan atau jenis tes,lalu tekan
OK
Klik save.
Klik start, lalu tekan start measurement.
e) Menjalankan Sampel
Klik order
Klik entry order
Klik kolom ordinary sampel NO (atau mengetik No. ID
pasien )
Klik parameter pemeriksaan atau jenis test, lalu tekan
OK
Klik save
Kliik start kemudian kliik start measurement
Jika ingin menambah pemeriksaan lagi, pemeriksaan
rak pertsms masih berjalan lakukan langkah 1-5 klik
start,lalu klik continue.
Laboratorium
Poli
Jamkesmas/Jamkesdes/STKM/ASKES/UMUM/ASTEK
Sampling
B. Rawat Inap
Dari Ruangan
Jamkesmas/Jamkesdes/STKM/ASKES/UMUM/ASTEK
Sampling
3. Penerimaan Sampel
Sampel darah yang dikirim dari ruangan sampling dengan
menggunakan aerocom diterima oleh petugas Laboratorium
Patologi Klinik dan dipisahkan sesuai jenis pemeriksaan pada
masing-masing divisi.
5. Preparasi Sampel
Setelah dicocokkan dan dicatat pada buku pemeriksaan harian,
selanjutnya sampel disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm
selama 15 menit. Namun,jika sampelsedikit, sentrifugasi dilakukan
selama 5 menit.
b. Prinsip
A ecedinium Ester (AE) berikatan kovalen dengan Ab
tanpa mengubah kemampuan Ab untuk berikatan dengan Ag.
Pengukuran Ag pada ADVIA CENTAUR menggunakan Ab
yang berikatan kovalen dengan AE. Pada uji ini, paramagnetic
particle (PMP) dilapisi oleh Ab/Ag yang disebut dengan fase
padat. PMP yang sudah dilapisi, di dalam kurva, akan
berikatan dengan target Ag/Ab ketika berada di area magnetic,
magnet akan mengikat PMP, sedangkan sampel dan reagen
terlepas, lalu dicuci.
c. Jenis Pemeriksaan
1) HBsAg
a) Tujuan
Membantu menegakkan diagnosis dan memberi
informasi tentang perjalanan penyakit Hepatitis B.
b) Prinsip
Mendeteksi secara kuantitatif HBsAg dalam
serum/plasma dengan metode “Chemikumminometric
Capture Sandwich Immuno Assay”.
6) CA 125
a) Tujuan
Memonitoring selama atau setelah terapi kanker epitel
ovarium dan sebagai penanda adanya CA epitel
ovaroium.
b) Prinsip
7) CA 15-3
a) Tujuan
Mendeteksi adanya kanker payudara serta monitor
keberhasilan terapi/perjalanan penyakit.
b) Prinsip
Pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi
CA 15-3 dengan metode “Chemikumminometric
Sandwich Immuno Assay”.
10) CA 19-9
a) Tujuan
Mendeteksi adanya kanker kolorektal, tetapi lebih
sering untuk mendeteksi kanker pankreas.
b) Prinsip
b) Prinsip
Pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi
PSA 19-9 dengan metode “Chemikumminometric
Sandwich Immuno Assay”.
d. Cara Kerja
1) Masukkan sampel ke dalam cack dan disesuaikan dengan
joblish.
2) Pada Command bar pilih “orders”.
3) Pilih “Create patient orders”.
4) Masukkan nomor SID, tekan “Enter”.
5) Pada “Sampel Information Area”, pilih jenis spesimen type
dan informasi sampel lainnya.
6) Pada”Test Area”, pilih test yang akan dikerjakan.
7) Tekan “Save”.
8) Cek status sampel dengan cara pilih “Sampel” pada
Command bar. Jika sampel tidak terbaca yang ditandai
dengan :
a) Ada tanda tanya (?) pada tabung, menandakan adanya
kerusakan pada barcode, sehingga harus ditulis secara
manual, caranya :
Tab pertama pilih “In Process Qaine”.
Pilih rack tempat sampel berada.
Pada rack dan diagram tube pilih “Unidentited
SampleTube”.
Pilih” Enter Barcode”.
Pilih “ Type Sample”.
Masukkan barcode sampel, dan pilih “OK”.
b) Adanya warna kuning pada gambar tabung,
kemungkinan diakibatkan oleh karena barcode rusak,
sehingga harus diorder ulang.
c) Adanya warna merah pada gambar tabung,
disebabkan olrh karena jenis pemeriksaan yang
diminta tidak terdapat pada alat ADVIA.
d) Adanya tanda (X), menunjukkan pemeriksaan harus
diulang.
o) Prolactin : <0,3
p) FSH : <0,3
q) LH : <0,07
r) PSA : <0,01
s)TSIP : <10
t) CKMB : CKMB
u) Progesterol dan Cortisol : <0,2 dan <0,20
c. Prinsip
Pemeriksaan golongan darah didasarkan pada prinsip
aglutinasi sel darah merah yang dilapisi dengan antigen akan
menggumpal ketika dereaksikan dengan antibodi pada reagen.
d. Prosedur Pemeriksaan
1) Pra Analitik
a) Penerimaan sampel beserta joblist-nya.
b) Persiapan alat dan bahan serta reagen.
2) Analitik
a) Meneteskan whole blood pada slide sebanyak satu tetes
pada tiga bagian slide.
b) Menambahkan anti-A dan AB dengan jumlah yang sama
pada tiap-tiap tetesan darah.
c) Menghomogenkan selama 1- 2 menit.
d) Mengamati terjadinya aglutinasi atau gumpalan.
3) Interpretasi Hasil
Reagen
ABO
Anti-A Anti-B Anti-AB
group
+ - + A
- + + B
+ + + AB
- - - O
Keterangan :
3. ME β PROYEKTOR
a. Tujuan
1) Untuk mendeteksi adanya peningkatan konsentrasi C3
yang bersamaandengan peningkatan CRP ( berkaitan
dengan penyakit inflamasi, autoimun, kerusakan
jantung).
2) Untuk mendeteksi adanya peningkatan konsentrasi C3
yang bersamaandengan peningkatan CRP ( berkaitan
dengan penyakit inflamasi, hepatitis kronik, SLE, dan
acute glomeluronefritis).
3) Untuk mendeteksi adanya radial imunodefusi.
b. Metode
Manual
c. Prinsip
Sampel serum diletakkan pada plate NOR, diinkubasi dit
tempat lembab selama 2x24 jam, kemudian plate NOR
dibaca di alat untuk melihat angka konsentrasi.
d. Jenis pemeriksaan
1) C3
2) C4
e. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Sampel yang diperlukan adalah darah tanpa
antikoagulan (serum).
2) Analitik
a) Menambahkan 5µl serum pada lubang yang di agar
plate.
ͦ
sampai ± 25C ditempat yang lembab.
4. PEMERIKSAAN CD4+
a. Tujuan
Untuk mengetahui jumlah T-helper Limfosit dalam darah.
b. Metode
MULTYSET TM PHYSILIAN Report.
d. Cara Kerja
1) Pra Analitik
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Sampel yang digunakan adalah whole blood dengan
antikoagulan EDTA.
2. Analitik
1. Menyiapkan reagen dan spesimen.
2. Memipet reagen pretest (CD3, Cd4,CD45) masing-
masing 20 µl.
3. Menambahkan whole blood sebanyak 50 µl.
4. Mengocok dengan rotator selama 2-5 menit.
5. Mengingkubasi pada suhu kamar di taempat gelap.
6. Menambah reagen reasing solition yang sudah
diencerkan dengan menambahkan aquadest dlam
perbandingan 1:9 sebanyak 450 µl.
7. Mengocok dengan rotator selama 2-5.
8. Menginkubasi 15 menit pada suhu kamar di ruang
gelap.
9. Membaca pada alat BD FACS Calibur.
b. Prinsip
Kombinasi metode dari imunoenzim dan imunocapture
dengan hasil akhir dibaca menggunakan fluoresence,
modifikasi dari prinsip ELISA. Reagen strip siap pakai dan
fase padat berupa solid phase receptacle. Proses
dilakukan secara otomatis. Hasil pembacaan fluoresence
yaitu RFV yang akan dikonversi menjadi hasil tes kualitatif
maupun kuantitatif.
c. Tujuan
1) Tujuan Pemeriksaan procalsitonin:
a) Untuk mendiagnosa dan terapi pemantauan awal
infeksi bakteri yang parah.
b) Untuk memantau hasil pengobatan.
d. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Cocokan ID sampel dengan identitas pada joblist.
2) Analitik
a) Memipet sample serum sebanyak 200µL untuk
pemeriksaan IgG IgM Toxo.
b) Menempatkan sample pada lubang pertama pada
STR.
c) Memilih gambar preparation loading pada monitor.
d) Memilih pemeriksaan (assay) yang akan dilakukan.
a. Metode
Hemoglobin electrophoresis Sebia (Hydragel
Hemoglobin (E)).
b. Prinsip
Partikel bermuatan dalam media penyangga akan
bermigrasi menuju elektroda denagn metode yang
berlawanan. Partikel bermuatan positif akan bermigrasi
menuju katoda dan yang bermuatan negatif akan menuju
anoda.
c. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Menyiapkan bahan, alat dan reagensia
Persiapan reagen
Preparasi reagen pada Hydragel Hemoglobin
K20 Kits, antara lain:
d. Catatan:
Apabila kadar fraksi Hb A2 lebih dari 15%, berarti koposisi
pada fraksi tersebut adalah Hb C atau Hb E.
b. Metode
Imunokromatografi.
c. Prinsip
Sampel serum yang diteteskan pada ruang membran
bereaksi dengan pertikel yang dilapisi protein A yang
terdapat bantalan specimen. Selanjutnya akan begerak
d. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Specimen/bahan : serum
2) Analtik
a) Test I (Intec)
- Pada lubang sumur uji teteskan serum
sebanyak 1 tetes.
- Tambahkan 1 drop buffer intec.
- Lihat hasilnya. Bila positif maka dilanjutkan
pada test II dan test III.
- Interpretasi hasil :
Reaktif HIV 1 : tampak garis pada C dan
T1.
Reaktif HIV 2 : tampak garis pada C dan
T2.
Non reaktif : tampak garis pada C saja.
Invalid : tidak ada garis sama sekali.
b) Test II (Oncoprobe)
- Meneteskan 1 teteskan serum pada lubang
sumur uji.
- Tambahkan 1 teteskan buffer oncoprobe.
- Lihat hasilnya sebelum 30 menit.
- Interpretasi hasil :
Reaktif HIV 1 : tampak garis pada C dan
T1.
Reaktif HIV 2 : tampak garis pada C dan
T2.
Non reaktif : tampak garis pada C saja.
Invalid : tidak ada garis sama sekali.
c) Test III (Vikia)
b. Prinsip
Kombinasi metode dari imunoezim dan imunocapture
dengan hasil khir dibaca menggunakan fluoresence
(ELFA), modifikasi dari prinsip ELISA. Reagen strip siap
pakai dan fase padat berupa solid phase receptacle.
Proses dilakukan secara otomatis. Hasil pembacaan
fluoresence yaitu RFV yang akan dikonveksikan menjadi
hasil akhirtes kualitatif maupn kuantitatif.
c. Tujuan
Tujuan pemeriksaan procalsitonim :
1) Untuk mendiagnosis dan terapi pemantauan awal
infeksi bakteri yang parah.
2) Untuk mementau hasilpengobatan.
Tujuan pemeriksaan IgG IgM Toxo :
Untuk mengetahui adanya antibodi IgG dan IgM Toxo
pada serum penderita.
d. Cara Kerja
1) Pra Analitik
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Cocokkan ID sampel dengan identitas pada job list.
9. CHEM WELL
a. Tujuan
Digunakan untuk pemeriksaan ANA test, yaitu untuk
mendeteksi adanya auto antibodi di dalam darah, dan
biasanya digunakan untuk screening penyakit lupus dan
penyakit kolagen lainnya.
b. Prinsip
Ag diletakkan pada permukaan microwell plate, lalu
direaksikan dengan serum pasien dan diinkubasi, sehingga
memberi kesempatan antibodi ANA yang ada berikatan
dengan antigen yang termobilisasi. Sampel yang tidak
terikat akan tercuci. Lalu ditambahkan enzim yang dilabeli
Ab IgG dandiinkubasi kembali. IgG yang tidak terikat juga
akan tercuci. Aktivitas enzim yang masih tersisa di luar
ditambahkan dengan substart kromogen dan diukur
intensitas warnanya.
c. Cara Kerja
Bahan
a. Eosin 1 %
b. Lugol 2 %
c. Sampel feses segar
Prosedur kerja
a. Pra-analitik
1. Menyiapkan alat, reagen dan sampel yang akan digunakan dalam
pemeriksaan feses lengkap
2. Menulis di buku laporan khusus pemeriksaan feses lengkap
3. Memberikan keterangan pada objek glass dengan menulis nomor
RM di atas objek glass menggunakan pensil
4. Menulis nomor urut kerja pemeriksaan pada joblist
b. Analitik
1. Mengamati feses secara makroskopid yang meliputi
a) Warna : kuning, coklat, hijau dan lain-lain
b) Konsentrasi : padat, keras, lembek, cair
c) Lender : positif (+)/ negative (-)
d) Darah : positif (+)/ negative (-)
2. Mengamati feses secara mikroskopis meliputi
a) Mengambil feses dengan menggunakan batang lidi dan
meletakkan di atas objek glass pada dua bagian yang
berbeda
b) Meneteskan pewarna eosin 1 % dan lugol 2 % pada feses
yang sudah ada pada objek glass
c) Mengaduk feses dan pewarna menggunakan batang lidi
hingga tercampur rata
d) Menutupi permukaan objek glass dengan cover glass
e) Mengamati preparat menggunakan mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif :
o 10 x :untuk mengamati lapang pandang
o 40 x : untuk mengamati morfologi feses
B. Pemeriksaan FOB
Metode
Imunokromatografi
Tujuan
Untuk mengetahui adanya darah samar dalam feses penderita
Prinsip
Pemeriksaan OnTM – FOB terdiri dari 2 bagian, sebuah tabung
pengumpul feses dan sebuah alat pemeriksaan. Sampel feses
dikumpulkan pada tabung pengumpul yang berisi buffer pengekstrak
sampel dan kemudian di tambahkan pada tempat pengisi sampel, hal itu
mengubah temoat konjugat dan menggerakkan konjugat antibody
hemoglobin anti-heira yang terlapis pada tempat pengisi konjugat.
Campuran bergerak sepanjang membrane dengan daya kapilaritas dan
bereaksi dengan antibody hemoglobin anti-h yang terlapis pada area tes.
Jika hemoglobin ada pada tingkat 50 % ng/mL atau lebih beasar, hasilnya
adalah susunan garis berwarna di area test. Jika tidak ada Hb pada
sampel, maka tidak akan muncul garis berwarna. Selanjutnya sampel
akan bergerak ke daerah control dimana antibody IgG Goat anti-mouse
akan menangkap konjugat antibody emas untuk membentuk warna pink
sampai ungu. Hal ini mengindikasikan bahwa test sudah bekerja dan
hasilnya valid.
Interpretasi hasil
Bahan
Prosedur kerja
a. Pra-analitik
1. Penerimaan sampel dan joblistnya
2. Menyiapkan alat, reagen dan bahan yang akan digunakan dalam
pemeriksaan
3. Mengkondisikan semua reagen pada suhu ruang yaitu 20-25oC
sebelum digunakan
INTERPRETASI HASIL
D. Pemeriksaan Malaria
Metode
Manual
Prinsip
a. Sediaan darah tebal:
sediaan dibuat dengan sampel whole blood berantikoagulan
EDTA sebanyak 20 µl pada obyek glass. Sel darah merah dihemolisa
dengan aquadest yang bertujuan untuk melisiskan sel eritrosit lalu di
cat dengan giemsa sehingga terlihat nucleus leukosit, sel trombosit
dan parasit. Pembacaan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif 100x.
b. Sediaan darah tipis :
sediaan dibuat dengan satu tetes darah yang dibuat hapusan
darah tepi pada object glass. Hapusan darah difiksasi dengan
methanol lalu di cat giemsa sehingga terlihat morfologi sel parasit
yang berada dalam eritrosit. Pembacaan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran lensa objektif 100x.
Tujuan
Alat
b. Mikroskop
c. Obyek glass
d. Cover glass
e. Mikropipet
Bahan
Prosedur
a. Pra Analitik
1. Persiapan alat yang digunakan yaitu mikroskop, obyek glass, cover
glass dan mikropipet.
2. Persiapan reagen yang akan digunakan yaitu cat giemsa siap pakai
(3 tetes cat giemsa induk : 1ml buffer fosfat), aquadest dan
methanol.
3. Persiapan pemeriksaan sampel yaitu dengan menulis nama pasien
pada obyek glass.
b. Analitik
Sediaan darah tebal:
1. Meneteskan darah sebanyak 20 µl pada obyek glass yang diratakan
dengan cover glass.
2. Menghomolisa sediaan darah tebal yang telah kering dengan
aquadest sampai berwarna putih susu.
3. Menggenangi sediaan dengan cat giemsa siap pakai selama 15-30
menit.
4. Membuan cat giemsa sambil mengaliri sediaan dengan air kran
dengan perlahan-lahan.
5. Memeriksa sediaan darah tebal yang telah kering dibawah
mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 100x sampai 100
lapang pandang (LP).
c. Post Analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist dan buku laporan khusus
pemeriksaan malaria.
2. Mencetak hasil pemeriksaan .
3. Menyerahkan hasil print out kepada dokter untuk memverifikasi
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan .
Interpretasi Hasil
Prinsip
Tujuan
Alat
a. Tumix shaker
b. Mikropipet
c. Yellow tip
d. Well strip
e. Tubex® sealing tipe
f. Tubex® color scale
g. Sentrifuge
h. Timer
Bahan
Prosedur
a. Pra Analitik
1. Persiapan alat dan bahan
2. Penerimaan sampel beserta joblistnya.
b. Analitik
1. Memipet 45 µl brown reagen yang dimasukkan ke dalam well
strip.
2. Memipet 45 µl serum pasien.
3. Menghomogenkan campuran reagen dan sampel menggunakan
pipet.
4. Inkubasi 2 menit.
5. Pipet 90 µl blue reagen, masukkan ke well strip. Tutup well strip
dengan sealing tape.
6. Homogenkan kembali selama 2 menit. Letakkan well strip pada
magnet selama 5 menit. Baca hasil dengan membandingkan skala
warna.
c. Post Analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist.
2. Cetak hasil pemeriksaan, berikan kepada dokter untuk verivikasi
hasil.
Interpretasi Hasil.
Prinsip
Mycotex TB (recombinant) menggunakan konjugat partikel
koloidal emas yang akan bergerak menuju area tes yang telah dilapisi
dengan beberapa antigen TB rekombinan 38, 16, dan 6 KD Early
Secreted Antigen Target (ESAT 6).
Tujuan
Uji serologi untuk mendeteksi antibody M.Tuberculosis dalam
serum.
Alat
1. Mikropipet.
2. Yellow tip.
3. Timer.
4. Cassette Mycotex TB (recombinant).
Bahan
1. Sampel serum.
2. Reagen Mycotex TB (recombinant)
Prosedur
a. Pra Analitik
1. Penerimaan sampel beserta joblistnya.
2. Cocokkan barcode dengan ID pasien.
3. Mempersiapkan alat dan bahan.
b. Analitik
1. Pipet 100 µl serum pada cassette test well dengan mikropipet atau
20 tetes apabila menggunakan disposible specimen dropper pada
cassette test well.
c. Post Analitik
1. Catat hasil pada joblist atau pada buku khusus.
2. Cetak hasil pemeriksaan kemudian diberikan kepada dokter untuk
verifikasi.
Interpretasi Hasil
Bahan
Prosedur
a. Pra-analitik
1. Persiapan alat yang akan digunakan yaitu Cassette Panbio
Dengue Early Rapid Test, mikropipet, yellowtip, timer.
2. Persiapan reagen yang akan digunakan dengan mengeluarkan
reagen untuk menstabilkan reagen pada suhu ruang (20-25OC)
3. Persiapan pemeriksaan sampel yaitu dengan menulis nomor
rekan medic pasien pada cassette test.
b. Analitik
1. Memipet 10 µL serum kedalam cassette test well dengan
mikropipe
2. Menginkubasi selama 15-20 menit
3. Membaca hasil test dengan melihat garis warna ungu pada control
line dan test line
c. Post-analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan pada joblist dan buku laporan khusus
pemeriksaan dengue NS-1
2. Mencatat hasil pemeriksaan
3. Menyerahka hasil print out kepada dokter untuk memverifikasi
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Interpretasi Hasil
a. Pertsiapan phlebotomy
b. Persiapan pasien
c. Posisi pasien
d. Pemilihan daerah punksi vena
e. Pemasangan torniquet
f. Desinfeksi daerah punksi
g. Pengambilan darah vena menggunakan spuit atau jarum flashback
1) Pra Analitik :
PERSIAPAN ALAT.
Pengambilan darah vena yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo
dilakukan dengan menggunakan blood collection set dengan tabung
vakum atau biasqa disebut vacutainer tube atau evacuate tube.
Vacutainer adalah sebuah alat pengambilan darah dengan
metode tabung vakum. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang
hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung diletakkan
pada jarum, darah akan mengalir masuk kedalam tabung dan
berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Proses pengambilan darah vena menggunakan tabung vakum
membutuhkan 3 komponen yaitu : evacuate sample tube (tabung
vakum), sample need (jarum) dan tube holder.
Tabung vakum ada masing-masing kegunaanya sesuai tutup
tabung masing-masing, antara lain :
PERSIAPAN PASIEN
Sebelum mengambil darah harus dilakukan identifikasi pasien.
Proses identifikasi dimulai dengan menyapa pasien, menanyakan
nama lengkap pasien dan kemudian mencocokan dengan nama di
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan tanda identitas
lainnya seperti jenis kelamin, alamat, dll. Kemudian menanyakan
persiapan pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan seperti puasa,
Jenis-jenis urine
a. Urine sewaktu
b. Urine pagi
Urine pagi adalah urine yang pertama kali keluar pada pagi hari setelah
bangun tidur.urine ini lebih pekat dibandingkan urine yang dikeluarkan pada
siang hari,biasanya urine ini digunakan untuk pemeriksaan sedimen ,berat
jenis,protein,maupun HGC.
d. urine 24 jam
WADAH URINE
- Wadah urine harus kering dan bersih.adanya air dan kotoran dalam
wadah berarti adanya kuman-kuman yang kelak akan berkembang
dengan baik dalam urine akan mengubah susunannya.
- Wadah urine yang paling baik adalah wadah yang bermulut lebar
yang dapat ditutup rapat.sebaiknya urine yang akan dikeluarkan
langsung dalam wadah tersebut.apabila hendak memindahkan urine
Pengiriman sampel
Dalam proses pengiriman sampel dari ruang sampling menuju instalasi patologi
klinik menggunakan pneumatic tube aerocom.caranya :
Pasien poli
Pasien tamu
Loket pendaftaran:
Serahkan formulir pemeriksaan
Lembar SKP merah
Pengambilan sampel
Verifikasi hasil
Penyerahan hasil
Pengambilan hasil di
laboratorium PK IRJ
A. Pengambilan sampel
a. Persiapan pasien
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan kimia klinik dan
imunologi
1. Tanpa puasa : Untuk pemeriksaan glukosa darah acak,
kreatinin, dan asam Urat
2. Puasa 2 jam : Untuk pemeriksaan glukosa 2 jam Post Prandial
(2 JPP)
3. Puasa 6-8jam : Untuk pemeriksaan imunologi (TSH,
T2,T4,TF4,TSH3,V1)
4. Puasa 8-10 jam : untuk pemeriksaan glukosa darah puasa (BSN)
5. Puasa 10-12 jam : Untuk pemeriksaan profil lipid ( TG, kolesterol,
LDH, dan HDL)
c. Post analitik
1.) Membuang bahan terkontaminasi kedalam tempat sampah
medis.
2.) Menghomogenkan sampel pada tabung vakum hingga homogen.
3.) Menempelkan barcode sesuai denga permintaan joblist pada
tabung dan joblist.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada Praktek Kerja Lapangan yang kami lakukan di Rumah Sakit Dr.
Soetomo Surabaya tepatnya di Gedung Diagnostik Center yaitu di Instalasi
Patologi Klinik, kami memperoleh banyak sekali pendidikan/latihan,
pengalaman dan pembelajaran tambahan yang di dukung oleh prinsip dasar
pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium.
Saat melakukan PKL disana kami sangat banyak mendapatkan tambahan
ilmu terkait cara kerja alat dan tahapan dalam memperlakukan sampel.
dalam hal ini pada pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Kami diajarkan
kedisiplinan, komunikasi, dan harus memiliki jiwa profesionalisme yang
tinggi.
B. SARAN
1. Pihak Penyelenggara PKL
Dalam hal ini adalah pihak akademik kedepannya meningkatkan
praktikum sehingga mahasiswa dapat mebgikuti kegiatan ini
memperoleh ilmu yang lebih optimal lagi dan waktunya diberikan
agar lebih diperpanjang.
2. Pihak Institusi
Agar lebih menjelaskan cara kerja alat secara rinci sebelum
melakukan pengerjaan terhadap sampel sehingga saat memproses
hasil tidak terjadi kesalahan dan memberikan hasil mejadi akurat.