Logam, Besi Dan Baja
Logam, Besi Dan Baja
Logam, Besi Dan Baja
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian : Logam, Besi dan Baja
Logam
Dalam kimia, sebuah logam atau metal ( bahasa yunani: Metallon) adalah material
(sebuah unsure, senyawa, atau paduan) yang biasanya keras tak tembus cahaya, berkilau, dan
memiliki konduktivitas listrik dan termal yang baik. Logam umumnya liat yaitu dapat ditempa
atau ditekan permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak dan juga fusible ( bias
dilelehkan) dan ulet ( dapat ditarik gingga membentuk kawat halus). Sekitar 91 dari 118 unsur
dalam table 4ias4y4r adalah logam, sisanya adalah nonlogam atau metalloid. Dalam skala yang
lebih kecil logam secara luas juga di pakai sebagai penguat, misalnya bentuk paku, sekrup,
baut, kawat, pelat, bantalan jembatan, atau sebagai bahan lain bentuk lembaran (misalnya
bentuk atap, atau lantai jembatan), atau juga bentuk dekorasi. Dalam skala yang lebih kecil
logam secara luas juga di pakai sebagai penguat, misalnya bentuk paku, sekrup, baut, kawat,
pelat, bantalan jembatan, atau sebagai bahan lain bentuk lembaran (misalnya bentuk atap, atau
lantai jembatan), atau juga bentuk dekorasi.
Besi
Besi adalah unsur kimia dengan 4ias4y Fe (dari bahasa Latin: ferrum) dan nomor
atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama.[3] Ini adalah 4ias4y paling umum
di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalambumi. Besi
adalah unsur keempat terbesar pada kerak bumi.
4
Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai 5ias5y dasar dicampur
dengan beberapa elemen lainnya, termasuk 5ias5y karbon. Besi dapat terbentuk menjadi dua
bentuk 5ias5y5 yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face Center Cubic (FCC), tergantung dari
tempraturnya ketika ditempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah kubus
atom, dan susunan FCC memiliki atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom.
Interaksi alotropi yang terjadi antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon, yang
membuat baja dan besi tuang memiliki 5ias5 khas yang ada pada diri mereka.
2.2 Sifat-Sifat Material Besi dan Baja untuk Bahan Konstruksi Bangunan
5
kekuatan
baja mempunyai daya tarik,lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada setiap partai
baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu. Pabrikan baja misalnya,
memasukan satu partai baja batangan dan mencatumkan pada baja itu Fe 360. di sini Fe
menunjukan bahwa partai itu menunjukkan daya kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik
baja itu. Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja
bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360
N/mm2. dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37, karena daya tariknya adalah 37
kgf/mm2. karna smengandung sedikit kadar karbon, maka semua jenis baja mempunyai daya
tarik yang kuat. Oleh karna daya tarik baja yang kuat maka baja dapat menahan berbagai
tegangan, seperti tegangan lentur.
2. Kelenturan
Baja bukan saja kuat tetapi juga lentur
3. Kealotan
Pada umumnya baja bersifat sangat a lot,sehingga tidak cepat patah
4. Kekerasan
Baja itu sangat keras sekali sehingga sebagai bahan konstruksi, baja mungkin saja untuk
digunakan berbagai tujuan. Apabila untuk produk-produk baja tertentu ada suatu keharusan,maka
bisa saja baja itu, dengan cara dipanaskan,dibuat luar biasa kerasnya.
5. ketahanan terhadap korosi
Tanpa perlindungan, baja sangat cepat berkarat. Untung saja baja diberikan perlindungan
yang sangat efektif dengan berbagai cara.
Sifat-sifat material bangunan dibagi menjadi 3 yaitu: kimia, Fisik dan mekanis. Berikut sifat dari
baja dan besi :
6
Sifat Mekanis Besi
Sifat mekanik besi dan paduannya dapat dievaluasi menggunakan berbagai uji,
termasuk uji Brinell, uji Rockwell dan uji kekerasan Vickers. Data pada besi begitu konsisten
sehingga sering digunakan untuk kalibrasi peralatan atau uji perbandingan. Namun, sifat
mekanik besi sangat dipengaruhi oleh kemurnian sampel: besi murni kristal tunggal untuk
keperluan penenelitian faktanya lebih lunak daripada aluminium, dan besi hasil produksi industri
yang paling murni (99,99%) memiliki kekerasan 20–30 Brinell. Kenaikan kandungan karbon
dalam besi akan menyebabkan kenaikan yang signifikan pada kekerasan dan kekuatan tarik.
Kekerasan maksimum 65 Rc dicapai dengan kadar karbon 0.6%, meskipun prosedur ini untuk
logam dengan daya tarik rendah
Sifat Fisik Baja
Sifat fisik adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur
ataudipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. Berikut adalah sifat fisik pada baja karbon :
Titik didih : 1550 ᴼC
Titik lebur : 2900 ᴼC
konduktivitas listrik,
Menghantarkan panas,
Reaktif
Jumlah elektron bebas yang tinggi di segala bentuk logam padat menyebabkan logam
tidak pernah terlihat transparan.
7
Sifat Mekanis Baja
1. Stiffness (kekakuan)
Sifat bahan yg dapat renggang terhadap tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yg besar.
Ini adalah ketahanan pada deformasi. Kekakuan bahan yakni fungsi dari Modulus elastisitas E.
Sebuah material yg memiliki nilai E tinggi seperti baja, E = 207.000 Mpa, dapat berdeformasi
lebih kecil pada beban (maka kekuatannya lebih tinggi) daripada material dgn nilai E lebih
rendah, contohnya kayu dgn E = 7000 Mpa atau kurang.
2. Strength (kapabilitas)
Sifat bahan yg ditentukan oleh tegangan paling besar material bisa renggang sebelum
rusak (failure). Ini akan didefinisikan oleh batas proposional, titik mulur atau tegangan
maksimum. tak ada satu nilai yg lumayan dapat buat mendefinisikan kemampuan, dikarenakan
perilaku bahan tidak sama pada beban & sifat pembebanan.
3. Elasticity (elastisitas)
Sifat material yg bisa kembali ke dimensi awal sesudah beban dihilangkan. Amat sulit
memastikan nilai pas elastisitas. Yg dapat dilakukan yaitu menentukan rentang elastisitas atau
batas elastisitas.
4. Ductility (keuletan)
Sifat bahan yg dapat deformasi pada beban tarik sebelum benar-benar patah (rupture).
Material ulet yaitu material yg dapat ditarik jadi kawat tipis panjang dgn gaya tarik tanpa rusak.
Keliatan ditandai dgn % perpanjangan panjang ukur spesimen selagi uji tarik & % pengurangan
luas penampang. Besar keuletan bisa dinyatakan dgn pendapat yang merupakan berikut :
Persen Pertambahan = (pertambahan panjang ukur : panjang ukur awal) x 100 % pengurangan
luas = ((luas awal - luas akhir) : Luas awal) x 100%
5. Brittleness (kegetasan)
Menunjukkan tak adanya deformasi plastis sebelum rusak. Material yg getas dapat tiba-
tiba rusak tanpa adanya tanda terlebih dulu. Material getas tak memiliki titik mulur atau proses
pengecilan penampang (necking down process) & kekuatan patah = kebolehan maksimum.
Material getas, contohnya : Besi cor, batu, & semen cor, yg rata-rata lemah dalam uji tarik, maka
penentuan kebolehan dgn memakai uji tekan.
6. Malleability (kelunakan)
Sifat bahan yg mengalami deformasi plastis kepada beban tekan yg bekerja sebelum
benar-benar patah. Rata Rata material yg amat sangat liat merupakan pula cukup lunak.
8
7. Toughness (ketangguhan)
Sifat material yg dapat menahan beban impack tinggi atau beban kejut. Apabila sebuah
benda mendapat beban impack, sehingga sebahagian energi diserap & sebahagian energi
dipindahkan. Pengukuran ketangguhan = luasan di bawah kurva tegangan-regangan dari titik asal
ke titik patah.
8. resilience (kelenturan)
Sifat material yg bisa menerima beban impack tinggi tanpa memunculkan tegangan lebih
terhadap batas elastis. Ini menunjukkan bahwa energi yg diserap selagi pembebanan disimpan &
dikeluarkan kalau material tak dibebani. Pengukuran kelenturan sama dgn pengukuran
ketangguhan.
Besi Assental sendiri sebenanya adalah salah satu besi yang mempunyai penampakan
dari warna yang bermacam. Ada Assental yang memiliki warna putih, namun ada juga yang
memiliki warna abu – abu. Untuk wujudnya sendiri, Assental memiliki format yang bulat atau
lazimnya disebut dengan round bars dan mempunyai format segi empat atau kotak yang awam
disebut dengan square bars. Malahan ada sebagian tipe besi Assental juga disebut juga dengan
shafting bar, dimana jenis besi ini umumnya sering dipakai untuk cara kerja pembuatan sparepart
mobil, mur, baut dan juga beberapa funiture lain seperti tempat duduk, rak dan masih banyak
yang lainnya.
2. Besi Beton
Besi beton adalah besi yang diterapkan untuk penulangan konstruksi beton atau yang
lebih diketahui sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang mengandung batang tulangan dan
direncanakan menurut pendapat bahwa bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya.
Beton bertulang bersifat unik dimana dua macam bahan yakni besi tulangan dan beton
diaplikasikan secara beriringan. Tulangan menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton dan
9
mampu membendung gaya tekan. Secara umum besi beton tulangan mengacu pada dua format
yakni besi polos (plain bar) dan besi ulir (deformed bar/BJTD). Besi polos yakni besi yang
mempunyai penampang bundar dengan permukaan licin atau tak bersirip. Besi ulir atau besi
tulangan beton sirip ialah batang besi dengan wujud permukaan khusus berbentuk sirip
melintang (puntir/sirip ikan) atau rusuk memanjang (sirip teratur/bambu) dengan pola tertentu,
atau batang tulangan yang dipilin pada pengerjaan produksinya.
3. H-beam
Besi H Beam merupakan sebuah balok baja yang dalam istilah inggris diketahui dengan
Hot Rolled. Seperti namanya, besi ini mempunyai format huruf H yang lebar dan acap kali
diterapkan dalam pembangunan konstruksi gedung, jembatan, atau lainnya. Baja profil H Beam
dilengkapi dengan dimensi ukuran lebar dan alat pendengaran yang sama tapi pada besi WF,
menjadi lebih lebar dibagian kupingnya. Apabila ukuran dimensinya merupakan 100 mm x 100
mm karenanya ini yakni ukuran profil H Beam, tetapi sekiranya dimensinya sudah berbeda
umpamanya 200 mm x 100 mm karenanya ini tergolong sebagai profil WF.
4. Besi WF
Wide Flange kerap diterapkan dalam konstruksi baja. Besi WF yaitu salah satu besi yang
mempunyai energi sungguh-sungguh tinggi pada daya tekan maupun daya tarik. Tak heran jika
besi WF dihasilkan salah satu elemen struktur dengan batas yang total untuk membendung
muatan dan tarik, seperti menahan variasi muatan tarik aksial, tekan aksial. Malahan, besi ini
mempunyai kepadatan yang tinggi sehingga tak akan terlalu berat dalam kapasitas muat muatan
melainkan memberikan format struktur bahan atau konstruksi yang diaplikasikan menjadi lebih
efisien.
10
5. Pipa Pancang
Pipa pancang baja yakni salah satu bahan konstruksi yang paling acap kali digunakan
untuk membuat jembatan. Meski demikian, tak sedikit bangunan lain yang mengguankan pipa
pancang baja sebagai material pondasinya, seperti contohnya bangunan pabrik, hotel, apartemen,
serta bangunan bertingkat lainnya. Pipa pancang baja diketahui dikenal kuat sehingga cakap
cakap muatan dengan muatan yang sangat besar. Macam material ini biasa diaplikasikan sebagai
pondasi bangunan yang berada di dipakai wilayah atau berair dengan struktur tanah rapuh.
Dengan pipa pancang baja, bangunan bisa berdiri kokoh karena ujung tiang bawahnya telah
bersandar pada lapisan tanah keras di menyusun dalam bumi.
6. Steel Grating
Steel grating yaitu sejenis baja dapat berbentuk kotak-kotak dan silang yang saling terkait
pada antar membentuk dengan mengaplikasikan pengelasan ataupun dengan penguncian. Besi
Grating yaitu besi plat bermutu yang awam diterapkan di berjenis-jenis proyek sebagai tutup
selokan, platform, beraneka tangga, walkway dan lain – lain. Grating hanya mempunyai 2 type,
mempunyai serrated (bergerigi) dan plain (polos). Besi ini memiliki tinggi dan ketebalan yang
berbeda – beda (mm) cocok dengan kebutuhan proyek
11
7. Truss (Canal C, Reng Galvalum)
Rangka atap baja ringan Truss kanal C pantas teruji telah selama puluhan tahun seperti
kanal C (besi) dan reng asimetris yang pada lazimnya diterapkan sebagai konstruksi dasar atap
bangunan. Rangka atap baja ringan Truss kanal C adalah profil yang presisi dan inovatif dengan
adanya rusuk-rusuk pengaku yang membikin baja ringan Truss kanal C kuat sebagai rangka
konstruksi bangunan. Rangka atap baja ringan (truss) yang cocok mempunyai SNI, Hi tensile G-
550 dengan ketebalan coating 100 akan menjamin baja ini tidak terkena korosi atau karat.
Pemasangan rangka atap baja ringan ini menyesuaikan dengan berat material penutup atap.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Tulangan Polos dibandingkan dengan yang diperopilkan
Kelebihan
1. Tegangan leleh yang lebih kecil
2. Tahan terhadap beban tekan
3. Lebih ringan
4. Mempunyai regangan yang cukup besar
5. Lebih Murah
Kekurangan
1. Tidak tahan terhadap gempa
2. Hanya memiliki sedikit variasi dalam diameternya.
3. Luas penampang kecil
4. Lebih lunak
12
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Konstruksi Baja dibandingkan dengan Konstruksi
Beton
Kelebihan Baja:
Kuat tarik tinggi.
Tidak dimakan rayap
Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
Bisa di daur ulang
Dibanding Stainless Steel lebih murah
Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
Dibanding alumunium lebih kuat
Kekurangan Baja :
Bisa berkarat.
Lemah terhadap gaya tekan.
Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
Tidak kokoh
Tidak tahan api
2.6 Syarat-syarat dari Bahan Penutup/Bahan Dinding
plesteran adalah suatu lapisan yang biasa di pakai sebagai lapisan penutup pasangan. Jika
kita kerucutkan ke pengertian plesteran dinding, maka plesteran merupakan lapisan yang di
gunakan untuk penutup pasangan dinding/tembok.
Fungsi dari plesteran tembok/dinding antara lain:
Itu beberapa fungsi atau manfaat dari plesteran dinding/tembok, masih ada manfaat lainnya, tapi
tiga poin di atas merupakan fungsi yang bisa di bilang sebagai fungsi pokok. Untuk pasangan
plesteran tembok/dinding, ada beberapa syarat, diantaranya adalah:
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan lebih fokus
dan detail dalam mejelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/arkideajakarta1/Tahapan-Pekerjaan-Konsultan-Desain/proses-
perencanaan-desain/tor-term-of-refference-rks-rencana-kerja-syarat2/urutan-pekerjaan-
konstruksi/sd-1
http://idebangunan.blogspot.com/2012/07/pengertian-fungsi-dan-syarat-syarat.html
http://podomorouniversity.ac.id/program-studi/teknik-sipil-konstruksi-bangunan
http://idebangunan.blogspot.com/2012/07/pengertian-fungsi-dan-syarat-syarat.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-struktur-
baja-dibandingkan-beton.html
http://materipembesianbetonbertulang.blogspot.com/2014/08/pengertian-dan-penulangan-
beton.html
https://bildeco.com/blog/perbedaan-besi-beton/
https://materiarsitektur.blogspot.com/2014/11/karakteristik-baja-tulangan.html
http://strong-indonesia.com/artikel/kelebihan-kekurangan-besi-beton-konstruksi/
15
MAKALAH
BAHAN BANGUNAN I
“LOGAM,BESI DAN BAJA”
DISUSUN OLEH :
16