Daya Dukung Tanah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

DAYA DUKUNG TANAH

2.1 Pendahuluan

Daya dukung tanah  erat kaitannya dengan pondasi.


Pondasi adalah bagian paling bawah dari suatu konstruksi.
Fungsinya untuk meneruskan beban konstruksi diatasnya
ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi tersebut.

Jenis-jenis pondasi :
1) PONDASI DANGKAL  yang akan kita bahas lebih
lanjut.
Bentuknya : bermacam-macam  dipilih sesuai jenis
tanah dan konstruksi.
Contoh : Pondasi tapak, pondasi tikar(rakit), dll.

H  4B

B
(a). Pondasi Tapak

Mektan 2 61
Lebih ekonomis untuk
tanah denga daya dukung
yang rendah

(b) Fondasi tikar (rakit)

2) PONDASI DALAM (D/B > 4x)  H  4B


Bentuknya antara lain :

Perbedaannya terletak pada cara meneruskan bebannya :


 Pondasi dangkal  beban langsung diteruskan ke tanah
dasar.
 Pondasi dalam dikelompokkan dalam 2 kategori :
a. Kekuatannya didasarkan pada lekatan antara tanah
dan tiang (friction pile) adalah beban konstruksi
ditahan oleh gaya geser yang bekerja sepanjang
permukaan tiang (selimut tiang).
b. Kekuatannya didasarkan pada daya dukung ujung
tiang (end bearing pile). Adalah beban konstruksi
yang diterima oleh tiang diteruskan oleh ujung tiang
ke lapisan tanah keras (Qu).
Mektan 2 62
Dalam perencanaan pondasi akan aman bila :
(1) Penurunan (settlement) tanah yang disebabkan oleh
beban masih dalam batas yang diperbolehkan.
(2) Keruntuhan geser dari tanah dimana pondasi berada
tidak terjadi.

2.2 Daya Dukung Batas Tanah Untuk Pondasi Dangkal

Pondasi

Pasir padat (kaku)

Keterangan gambar :
 Kondisi I dan II  keruntuhan geser setempat.
 Kondisi I, II dan III  keruntuhan geser menyeluruh.

Bentuk grafik keruntuhan geser (grafik hubungan antara


beban dan penurunan)
Mektan 2 63
qu' qu
Beban per satuan luas
Penurunan

II I
Keruntuhan Keruntuhan geser
geser setempat menyeluruh

2.3 Persamaan Daya Dukung Batas Menurut


Terzaghi

Untuk perhitungan daya dukung batas dari tanah dengan


pondasi dangkal (DfB) Terzaghi menganggap berat tanah
disebelah kanan dan kiri pondasi samapai dengan
kedalaman dasar pondasi, diganti dengan beban terbagi
rata (surchange).

q =  . Df
Berat volume tanah = 
dimana : q   Df
Df
Df = kedalaman Df  B
pondasi

B
Pondasi lajur

mekanisme keruntuhan untuk menentukan daya dukung


batas tanah (keruntuhan geser menyeluruh/general shear
failure) pada pondasi lajur dengan permukaan dasar kasar,
Mektan 2 64
Tanah
  .......
B C  ......
  ......

qu q   Df
Df
 
H
G   A B   F
45  45  I 45  45 
2 2 2 2
III III
II II
J
 D

Gambar. Bentuk keruntuhan daya dukung dalam tanah di bawah pondasi dangkal

menurut Terzaghi, diukur dari permukaan tanah sebagai


berikut :
Keterangan :
Zona I  zona elastis, AJ dan BJ membentuk sudut 
dengan arah horisontal (H).
Zona II  zona geser radial (AJE dan BJD), JD dan JE
adalah busur spiral logaritmis.
Zona III  zona pasif menurut Rankine, DF dan DG adalah
garis lurus. AE, BD, EG dan DF membentuk sudut 45 - /2
dengan arah horisontal (H).
Apabila beban/satuan luas (qu) diletakkan diatas pondasi
dan keruntuhan geser menyeluruh terjadi, maka tekanan
tanah pasif (Pp) akan bekerja pada tiap-tiap permukaan
tanah ABJ (zona I) sehingga AJ dan BJ diumpamakan
seperti tembok yang mendorong massa-massa tanah AJEG
dan BJDF, yang menyebabkan keruntuhan di daerah pasif
tersebut.

B
qu
A B H
 
C W C
C  c AJ   cb

C  c BJ    cb
cos 
 P
P J PP 
Gambar. Analisis daya dukung menurut Terzaghi
Mektan 2 65
Pp seharusnya miring dengan sudut  (yang merupaka
sudut geser antara tembok dan tanah terhadap normal
dari permukaa bidang AJ dan BJ. Besarnya  =  (sudut
geser tanah).

Karena AJ dan BJ miring dengan sudut  terhadap H, maka


arah Pp adalah vertikal ( ). Dari diagram bebas (free body)
massa tanah ABJ (zona I) tersebut, didapat :

(qu) (2b) (1) = -w + 2 c sin  + 2 Pp ........................... (1)


 keseimbangan dari satu satuan panjang pondasi.

dimana :
b = B/2 F = (2b) (1)  (1) = 1 satuan panjang
w = Berat massa tanah ABJ (zona I)   . b2 tan 
c = Gaya kohesi yang bekerja pada tiap-tiap bidang AJ
dan BJ yang besarnya adalah = satu satuan kohesi
dikalikan dengan panjang.

 b 
AJ atau BJ = c  cos  
 

Sehingga :
2b. qu = 2 Pp + 2 b c tan  -  b2 tan  .................... (2)

Pembagian tekanan pasif yang disebabkan oleh tiap-tiap


komponen (, c dan q) yang bekerja pada permukaan
massa tanah BJ adalah :
Pp = ½  (b tan )2 k + c (b tan ) kc + q (b tan ) kq (3)

Catatan : H = b tan 
Mektan 2 66
Sehingga :

Pp = ½  H2 k + c H kc + q H kq

Koefisien k. Kc dan kq adalah koefisien tekanan tanah


yang merupakan fungsi sudut geser .

Dengan memasukkan persamaan (3)  ke persamaan


(2), didapat :

2b qu = 2b c [tan (kc + 1)] + q (tan kq) +


 B/2 [½ tan (k tan - 1)] .................... (4)

qu = c [tan  (kc + 1)] + q (tan  kq) +

 B/2 [½ tan  (k tan  - 1)] ..................... (5)

Tanda I, II dan III dalam persamaan (5) diatas, secara


berurutan merupakan kontribusi dari : kohesi, beban luar
(surchange) dan berat volume tanah untuk daya dukung
batas.

Karena cara untuk mengevaluasi harga kc, kq dan k adalah


sangat rumit, maka TERZAGHI menggunakan suatu
metode pendekatan untuk menentukan daya dukung batas
(qu), dengan prinsip metode pendekatan, sebagai berikut :

1. Apabila c = 0 dan beban luar (surcharge) q = 0 ( yl. Df


= 0), persamaan (5) menjadi :
qu = q  B/2 [½ tan  (k tan  - 1)] = ½ B 
N (6)
2. Apabila  = 0 (yl tanah tidak mempunyai berat) dan q =
0, persamaan (5) menjadi :
qu = qc = c [tan  (kc + 1)] = c Nc ....................... (7)

Mektan 2 67
3. Apabila 
c = 0, persamaan (5) menjadi :
qu = qq =  B/2 [½ tan  (kq tan  - 1)] ................... (8)

Dengan cara superposisi, apabila pengaruh berat volume


tanah, kohesi dan beban luar (surcharge) diperhitungkan,
maka kita peroleh :
qu = qc + qq + q = cNc + q Nq + ½  B N ................ (9)

Persamaan (9) ini dinamakan “persamaan daya dukung


menurut TERZAGHI” sedangkan parameter-parameter Nc,
Nq dan N dinamakan “faktor daya dukung”, yang harga
faktor daya dukung tersebut akan diberikan dalam bentuk
grafik. (lihat grafik II-7 hal 121, Braja M. Das jilid 2)

Umumnya untuk pondasi dangkal (D  B), bila  = 0, maka


Nc = 5,74, Nq = 1,00 dan N = 0,00.

Persamaan daya dukung batas yang disarankan terzaghi


untuk bentuk pondasi:
(a) Bujur Sangkar
qu = 1,3 c Nc + q Nq + 0,4  B N ....................... (10)
(b) Lingkaran
qu = 1,3 c Nc + q Nq + 0,3  B N ........................ (11)

Kedua persamaan (10) dan (11) diatas untuk jenis


keruntuhan tanah di bawah pondasi adalah keruntuhan
geser menyeluruh (general shear failure).

Untuk kondisi keruntuhan geser setempat (local shear


failure), kita dapat menganggap bahwa :
c’ = 2/3 c dan tan ’ = 2/3 tan  .... (12 & 13)

Mektan 2 68
Sehingga daya dukung batas dari tanah untuk pondasi
lajur sebagai berikut :
qu’ = c’ Nc’ + q Nq’ + ½  B N’ ................................ (14)
Seperti halnya Nc, Nq dan N, faktor-faktor daya dukung
untuk Nc’, Nq’ dan N’ yang telah dimodifikasikan dengan
persamaan umum diatas, juga diberikan dalam bentuk
grafik. Faktor-faktor daya dukung untuk keruntuhan geser
setempat (local shear failure) diberikan dalam grafik II-8
hal 123, Braja M.Das jilid 2).

Persamaan daya dukung batas untuk kondisi keruntuhan


geser setempat dengan bentuk pondasi :
(a) Bujur Sangkar
qu’ = 1,3 c’ Nc’ + q Nq’ + 0,3  B N’ ....................
(15)
(b) Lingkaran
qu’ = 1,3 c’ Nc’ + q Nq’ + 0,4  B N’ ....................
(16)

2.4 Pengaruh Permukaan Air Tanah

Persamaan daya dukung tanah dibahas di atas,


mengasumsikan bahwa muka air tanah (MAT) berada pada
kedalaman > lebar pondasi (MAT > Df), dimana Df  B
(untuk pondasi dangkal).

Ada 3 keadaan yang berbeda mengenai lokasi MAT


terhadap dasar pondasi :
1. Keadaan I apabila permukaan air tanah (MAT) terletak
pada jarak D diatas dasar pondasi.

Mektan 2 69
Harga q dalam suku kedua dari permukaan daya dukung
harus dihitung, sbb :
q =  (Df – D) + ’ D
dimana : ’ = berat volume efektif dari tanah.
’ = sat - w

MAT
Df
  sat
D

2. Keadaan II apabila permukaan air tanah (MAT) berada


tepat di dasar pondasi.
Q =  Df
Dan berat volume tanah () dalam suku ketiga dari
persamaan daya dukung diganti dengan ’.
Jadi :  diganti ’.

Df 

MAT
Mektan 2 70
B sat
3. Keadaan III apabila permukaan air tanah (MAT) berada
pada kedalam D dibawah dasar pondasi.
Q =  Df
Dan besaran  (suku ketiga) diganti dengan rata-rata.
rata-rata = 1/B [b d + ’ (B – D)]
untuk D  B
rata-rata =  (untuk D > B).

Df 

D B
MAT
 sat

2.5 Angka Keamanan (Fs)

Pada umumnya suatu angka keamanan (FS) diambil 2,5 -


3.
FS = 3 Biasanya digunaka untuk menghitung daya
dukung yang diizinkan untuk tanah di bawah
pondasi, hal ini mengingat dalam keadaan
sesungguhnya tanah tidak homogen, sehingga
Mektan 2 71
pada saat mengevaluasi parameter-parameter
dasar dari kekuatan geser tanah ditemukan
banyak ketidakpastian.
FS = 2 Untuk keadaan tanah yang homogen masih
dapat diambil.

Dalam beberapa keadaan, angka keamanan (FS = Safety


Factor) untuk daya dukung batas gross dan netto adalah
sekitar 3-4, sedangkan untuk keruntuhan geser FS = 2-3
dianggap cukup.

Dapat juga dengan mengambil suatu persamaan, dimana


bila jumlah tekanan yang ditimbulkan oleh pondasi
digantikan dengan angka keamanan, akan menghasilkan
angka yang sama dengan perkuatan atau daya dukung
tanah :
qu
qu = FS . P  FS 
P

Ada tiga (3) definisi yang berbeda tentang daya dukung


yang diizinkan untuk pondasi dangkal :
1. Daya dukung izin gross (qizin) adalah beban persatuan
luas yang diizinkan untuk dibebankan pada tanah di
bawah pondasi, agar kemungkinan terjadinya
keruntuhan dapat dihindari.
W D  L 

Ws Ws
2 2
WF

Mektan 2 72
qu
q izin 
FS
W ( D  L )  W F  W S  1
  
 A  FS
dimana :
W (D+L) = beban mati dan beban hidup diatas
permukaan tanah.
Wf = berat pondasi itu sendiri.
Ws = berat tanah yang terletak tepat diatas
pondasi.
A = luas dasar pondasi.

2. Daya dukung izin netto adalah beban persatuan luas


yang diizinkan untuk suatu pondasi tanpa memasukkan
berat tanah dikiri dan kanan pondasi dari permukaan
tanah s/d kedalaman dasar pondasi (surchange), yang
besarnya q =  Df, jadi :
Beban batas netto adalah :
qu (net) = qu – q
Dengan demikian kita dapat menyatakan :
qu ( net ) qu  q
q izin ( net )  
FS FS

Apabila kita menganggap berat beban luar (surchange)


adalah hampir sama dengan berat pondasi dan tanah
diatasnya, atau :
WS  W F W( D  L ) qu  q
q   Df  , maka : q izin ( net )  
A A FS

3. Daya dukung izin gross dengan memberikan angka


keamana terhadap keruntuhan geser. Daya dukung izin
gross ini dapat kita hitung dengan menggunakan angka

Mektan 2 73
keamanan (FS), pada kekuatan geser tanah, urutannya
adalah sebagai berikut :
c
a. Hitung cd  , dengan cd adalah kohesi yang
FS
timbul.
tan 
b. Hitung tan   , dengan d adalah sudut geser
FS
tanah yang timbul.
c. Hitung daya dukung izin gross pondasi lajur
(Terzaghi) :
Qizin = cd Nc + q Nq + ½  B N
Dengan : Nc, Nq dan N = faktor daya dukung untuk
sudut geser tanah s

  110 lb
3 ft   200
c  200 lb / ft

4 ft

Mektan 2 74

Anda mungkin juga menyukai