Pengolahan Air

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengolahan Lengkap

6. Pembubuhan Tawas/ Poly Aluminium Chloride (PAC)

a. Intake
Tempat pengambilan air baku dilengkapi dengan ‘Bar screen’ / penyaring yang
bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung (sampah) agar tidak sampai masuk
ruang intake karena bisa mengganggu kinerja pompa.
b. Koagulasi & Flokulasi
Proses Koagulasi adalah proses pemberian koagulan CMA dengan maksud
mengurangi gaya tolak menolak antar partikel koloid sehingga partikel koloid tersebut
bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
c. Flokulasi
Flokulasi yaitu proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan flok-flok
kecil yang telah terbentuk pada proses sebelumnya (koagulasi) sehingga menjadi besar
dan mudah untuk diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat
memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan mencegah
pecahnya kembali flok-flok yang sudah terbentuk.
d. Sedimentasi
Di dalam proses sedimentasi partikel-partikel / flok- flok yang terbentuk dari
flokulasi akan mengendap pada bak sedimentasi. Pada bak sedimentasi dilengkapi
‘tube settler’ yang bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan.
e. Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk melakukan penyaringan flok-flok halus yang belum
dapat terendapkan pada bak sedimentasi. Proses filtrasi dilakukan dengan cara
melewatkan air melalui media porous yaitu; pasir silica/ kwarsa.
f. Chlorinasi
Adalah pembubuhan zat disinfektan (contoh ; gas Chlor, Sodium Hypochlorit) yang
bertujuan untuk membunuh bakteri yang mungkin ada, baik di reservoir, jaringan
pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan.

2. Pengolahan Tidak Lengkap


Pengolahan tidak lengkap diberlakukan pada air baku yang hanya mempunyai beberapa
parameter saja yang harus diturunkan kadarnya, contoh air baku yang berasal dari mata air
dan air tanah dalam. Misal air baku tersebut mempunyai kadar zat besi (Fe) yang melebihi
ambang batas, maka pengolahan yang perlu dilakukan adalah :
- Aerasi : adalah suatu proses pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi kadar zat
besi yang melampaui batas ambang yang telah ditetapkan DepKes – RI.
- Chlorinasi : adalah pembubuhan zat disinfeltan (misal gas chlor, sodium Hypochlorit) yang
bertujuan untuk membubuh bakteri yang mungkin ada, baik di reservoir , jaringan pipa distribusi
hingga sampai ke pelanggan.

Sumber : pdamkotasmg.co.id

PROSES KOAGULASI DALAM PENGOLAHAN AIR


A. Pengertian Koagulasi
Koagulasi secara umum didefinisikan sebagai penambahan zat kimia (koagulan) ke dalam
air baku dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid, sehingga partikel
–partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok halus. Koagulasi terpenuhi dengan
penambahan ion-ion yang mempunyai muatan berlawanan dengan partikel koloid. Partikel
koloid umunya bermuatan negatif oleh karena itu ion-ion yang ditambahkan harus kation atau
bermuatan positif. Kekuatan koagulasi ion-ion tersebut bergantung pada bilangan valensi atau
besarnya muatan. Ion bivalen (+2) 30-60 kali lebih efektif dari ion monovalen (+1). Ion trivalen
(+3) 700-1000 kali lebih efektif dari ion monovalen.
B. Proses Koagulasi
Pada proses koagulasi terdiri dari dua tahap besar, yaitu :
1. Penambahan koagulan Aluminium sulfat (Al2(SO4)3.18H2O) dan
2. Pengadukan campuran koagulan-air umpan, yang terdiri dari,
a) Pengadukan cepat
Pengadukan cepat (Rapidmixing) merupakan bagian integral dari proses Koagulasi. Tujuan
pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui
air yang diolah, serta untuk menghasilkan dispersi yang seragam dari partikel-partikel koloid,
dan untuk meningkatkan kesempatan partikel untuk kontak dan bertumbukan satu sama lain
b) Pengadukan pelan.
Pengadukan pelan ini bertujuan menggumpalkan partikel-partikel terkoagulasi berukuran
mikro menjadi partikel-partikel flok yang lebih besar. Flok-flok ini kemudian akan beragregasi/
berkumpul dengan partikel-partikel tersuspensi lainnya (Duliman, 1998). Setelah pengadukan
pelan selesai flok-flok yang terbentuk dibiarkan mengendap. Setelah proses pralakuan koagulasi-
selesai, derajat keasaman (pH) air umpan mikrofiltrasi akan turun. Selanjutnya air umpan jernih
hasil koagulasi dialirkan ke reservoir kedua agar terpisah dari endapan - endapan yang terbentuk.
Air inilah yang kemudian akan diumpankan pada proses mikrofiltrasi oleh membran.
Pada proses koagulasi, juga dibagi dalam tahap secara fisika dan kimia.
1. Secara fisika
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti:
a. Pemanasan
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan
molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada
permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan. contoh:darah
b. Pengadukan, contoh: tepung kanji
c. Pendinginan, contoh: agar-agar
2. Secara kimia
Sedangkan secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda
muatan, dan penambahan zat kimia koagulan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid
bersifat netral, yaitu:
a. Menggunakan Prinsip Elektroforesis. Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel
koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini
mencapai elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
b. Penambahan koloid, dapat terjadi sebagai berikut:
Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang
bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung
lapisan kedua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan
menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya
tariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi. (Sudarmo,2004)
c. Penambahan Elektrolit. Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka partikel
koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari
elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari
elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi.
Dalam proses koagulasi, stabilitas koloid sangat berpengaruh. Stabilitas merupakan daya
tolak koloid karena partikel-partikel mempunyai muatan permukaan sejenis (negatip). Beberapa
gaya yang menyebabkan stabilitas partikel, yaitu:
1. Gaya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak tejadi jika partikel-partikel mempunyai muatan
yang sejenis.
2. Bergabung dengan molekul air (reaksi hidrasi).
3. Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang diadsorpsi pada permukaan.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi


a. Suhu air
Suhu air yang rendah mempunyai pengaruh terhadap efisiensi proses koagulasi. Bila suhu air
diturunkan , maka besarnya daerah pH yang optimum pada proses kagulasi akan berubah dan
merubah pembubuhan dosis koagulan.
b. Derajat Keasaman (pH)
Proses koagulasi akan berjalan dengan baik bila berada pada daerah pH yang optimum. Untuk
tiap jenis koagulan mempunyai pH optimum yang berbeda satu sama lainnya.
c. Jenis Koagulan
Pemilihan jenis koagulan didasarkan pada pertimbangan segi ekonomis dan daya efektivitas
daripadakoagulan dalam pembentukan flok. Koagulan dalam bentuk larutan lebih efektif
dibanding koagulan dalam bentuk serbukatau butiran.
d. Kadar ion terlarut
Pengaruh ion-ion yang terlarut dalam air terhadap proses koagulasi yaitu : pengaruh anion lebih
bsar daripada kation. Dengan demikian ion natrium, kalsium dan magnesium tidak memberikan
pengaruh yang berarti terhadap proses koagulasi.
e. Tingkat kekeruhan
Pada tingkat kekeruhan yang rendahproses destibilisasi akan sukar terjadi. Sebaliknya pada
tingkat kekeruhan air yang tinggi maka proses destabilisasi akan berlangsung cepat. Tetapi
apabila kondisi tersebut digunakan dosis koagulan yang rendah maka pembentukan flok kurang
efektif.
f. Dosis koagulan
Untuk menghasilkan inti flok yang lain dari proses koagulasi sangat tergantung dari dosis
koagulasi yang dibutuhkan Bila pembubuhan koagulan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
maka proses pembentukan inti flok akan berjalan dengan baik.
g. Kecepatan pengadukan
Tujuan pengadukan adalah untuk mencampurkan koagulan ke dalam air. Dalam pengadukan hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah pengadukan harus benar-benar merata, sehingga semua
koagulan yang dibubuhkan dapat bereaksi dengan partikel-partikel atau ion-ion yang berada
dalam air. Kecepatan pengadukan sangat berpengaruh terhadap pembentukan flok bila
pengadukan terlalu lambat mengakibatkan lambatnya flok terbentuk dan sebaliknya
apabila pengadukan terlalu cepat berakibat pecahnya flok yang terbentuk
h. Alkalinitas
Alkalinitas dalam air ditentukan oleh kadar asam atau basa yang terjadi dalam air. Alkalinitas
dalam air dapat membentuk flok dengan menghasil ion hidroksida pada reaksihidrolisa koagulan.

http://fitriaandriani27.blogspot.com/2016/11/proses-koagulasi-dalam-pengolahan-air.html

Anda mungkin juga menyukai