Psikologi Pembentukan Sikap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sikap manusia merupakan prediktor yang utama bagi perilaku


(tindakan) sehari-hari, meskipun masih ada faktor-faktor lain, yakni:
lingkungan dan keyakinan seseorang. Hal ini berarti bahwa kadang-kadang
sikap dapat menentukan tindakan seseorang, tetapi kadang-kadang sikap tidak
mewujud menjadi tindakan. Pertimbangan akan segala dampak positif dan
negatif suatu tindakan turut menentukan apakah sikap seseorang menjadi
tindakan yang nyata ataukah tidak.
Dengan kata lain di samping sikap, faktor utama lain yang
mempengaruhi tindakan seseorang adalah norma sosial.Menurut Theory of
Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1973 lewat Siregar, 1993: 17), di
antara variabel sikap dan perilaku (tindakan)ada variabel yang
mengantarainya yaitu maksud (disposisi). Seseorang yang akan melakukan
suatu tindakan didasari oleh maksud tertentu.

Teori ini menempatkan sikap di tempat yang sentral dalam kaitannya


dengan tindakan manusia, sikap mereka katakan sebagai fungsi keyakinan.
Seseorang yang yakin biihwa tindakan yang akan dilakukan menimbulkan
dampak positif pada dirinya, ia akan bersikap cenderung melakukan tindakan
tersebut.
Demikian pula sebaliknya jika ia yakin tindakan yang akan dilakukan
berdampak negatif pada dirinya, ia bersikap menolak melakukan tindakan
tersebut. Hal ini disebut behavior belief Di samping keyakinan pribadi
(behavior belief), keyakinan kelompok (group belief) juga turut menentukan
tindakan seseorang.
Apabila orang tersebut yakin bahwa tindakannya itu akan disetujui
oleh kelompoknya atau Iingkungan sosialnya, maka dia akan melakukannya.
Sebaliknya jika ia yakin bahwa lingkungan sosialnya tidak akan
mendukungnya maka ia tidak bermaksud melakukan tindakan tersebut.
Menyadari akan kekompleksan sikap seperti yang dikemukakan di
atas, perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh bagaimana seharusnya sikap
diajarkan. Bagaimana sikap dapat beruhah atau diubah, dan bagaimana pula
cara mengukur sikap.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sikap?
2. Apa saja komponen dari sikap?
3. Bagaimana tahap-tahap pembentukan sikap?
4. Apa saja ciri-ciri pembentukan sikap?

C. Tujuan Makalah
1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui tentang sikap.
2. untuk dapat mengetahui apa sajakah komponen dari sikap.
3. untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap pembentukan sikap.
4. untuk mengetahui ciri-ciri pembentukan sikap.
BAB II
PEMBENTUKAN SIKAP

A. Pengertian Sikap
Berikut ini adalah beberapa definisi sikap menurut para ahli:
1. Allport (1951)
Menurut Allport sikap adalah “Mental and neural state of readiness,
organized through experience, exerting a directive or dynamic influence
upon the individual's response to all objects and situations to which it is
relate.”
Artinya: keadaan kesiapan mental dan saraf, yang disusun melalui
pengalaman, memberikan pengaruh langsung atau terektif
terhadap respons individu terhadap semua objek dan situasi
yang terkait dengannya.
2. Eagly & chaiken (1993)
Menurut Eagly & chaiken sikap adalah “Attitude is psychological
tendency that is expressed by evaluating a particular entity with some
degree of favor or disfavor”
Artinya: Sikap adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan
dengan mengevaluasi suatu entitas tertentu dengan beberapa
tingkat dukungan atau ketidaksukaan
3. Myers (1996)
Menurut Myers sikap adalah “attitude is a favorable or unfavorable
evaluation reaction toward something or someone, exhibited in one's
belief, feelings or intended behavior”
Artinya : Sikap adalah reaksi evaluasi yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan terhadap sesuatu atau seseorang, yang
dipamerkan dalam kepercayaan, perasaan, atau perilaku yang
dipentaskan seseorang
4. Azjen (1988)
Menurut Azjen sikap adalah “an attitude is a disposition to respond
favorably or unfavorably to an object”
Artinya: Sikap adalah disposisi untuk merespon baik atau tidak baik
terhadap suatu objek
5. Colhoun & Acocella
Menurut Colhoun & Acocella sikap adalah “an attitude is a cluster of
ingrained and felling about a certain object and a presdisposition to act
toward that object in a certain way”.
Artinya: sikap adalah sekelompok keyakinan dan prasaan yang melekat
tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak
terhadap objek tersebut dengan cara tertentu.
Dari berbagai definisi sebagaimana diuraikan diatas bahwa sikap adalah
kecenderungan bertindak, berfikir, berpresepsi, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi
lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu
terhadap object sikap. Object sikap dapat berupa orang, benda, tempat,
gagasan, situasi atau kelompok.

B. Komponen Sikap
Sikap mempunyai tiga komponen pokok, diantaranya:
1. Afektif: Berhubungan dengan kehidupan emosional seseorangmenyangkut
perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkutmasalah emosi.
Contoh: menyukai Madonna dan merasa senang melihat Madonna.
2. .Kognitif: berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan
terhadapsebuah objek yang dianggap baik maupun buruk.
3. Tingkah laku: kecenderungan untuk bertindak dengan kesengajaan
terhadap suatu objek yang disukai maupun yang tidak disukai.Ketiga
komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yangpenting dalam
pembentukan sikap utuh (Notoatmodjo, 2007: 125)
Intinya,sikap adalah rangkuman evaluasi terhadap objek sikap kita.
Interaksiantara ketiga komponen tersebut seharusnya membentuk pola
sikap yang seragam ketika dihadapkan pada objek. Apabila salah satu
komponensikap tidak konsisten satu sama lain, maka akan terjadi
ketidakselarasan didalamnya sehingga dapat terjadi perubahan sikap yang
dialami individu. (https://www.scribd.com/doc/117378645/makalah-teori-
sikap)

C. Tahap-tahap Pembentukan Sikap


Sikap sesorang sama dalam perkembangannya, tetapi berbeda
dalam perkembangannya (krech,crutchfield, dan ballachy, 1965: 180). Hal
ini menyebabkan adanya perbedaan sikap seseorang atau individu dengan
sikap temannya, familinya, dan tetangganya.
Menurut Waller. dkk (1990), Keller.dkk (1992) yang
mempengaruhi pada pembentukan sikap yaitu faktor-faktor genetika.
Meskipun begitu, sebagian para ahli psikologi sosial berpendapat bahwa
sikap terbentuk dari pengalaman, melalui proses belajar. Pandangan ini
mempunyai danppak bahwa pendidikan, pelatihan, komunikasi,
penerapan, dan sebagainya) dapat membentuk dan mengubah sikap
seseorang.
Menurut Roucek (1951) terbentuknya sikap pada dasarnya
berlandaskan pada norma-norma sebelumnya (telah dihayati), sehingga
dengan norma-norma ini beserta pengalaman masa lalu, ia akan
menentukan sikap, bahkan tindakan. Dengan demikian, sikap terjadi
setelah individu mengadakan internasilisasi dari hasil-hasil:
1. Observasi (terhadap kelompok dan kejadian) serta pengalaman
partisipasinya dengan kelompok yang dihadapi
2. Perbandingan pengalamanya yang mirip dengan respon atau reaksi
yang diberikannya, serta hasil dari reaksi terhadap dirinya
3. Apakah pengalaman yang mirip telah melibatkan emosinya atau
tidak, karena sesuatu kejadian yang telah menyerap perasaanya
lebih sulit dilupakan shingga reaksinya akan merupakan reaksi
berdasarkan usaha menjauhi situasi yang tidak diharapkan
4. Mengadakan perbandingan antara sesuatu yang dihadapinya lebih
berpengalaman, lebih ahli, dan sebagainya
Adapun berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
sikap sesorang :
1. Adanya akumulasi pengalaman dari tanggapan-tanggapan tipe yang
sama. Seseorang mungkin berinteraksi dengan berbagai pihak yang
mempunyai sikap yang sama terhadap sesuatu.
2. Pengamatan terhadap sikap lain yang berbeda. Seseorang dapat
menentukan sikap pro atau anti terhadap gejala tertentu.
3. Pengalaman (baik atau buruk) yang pernah dialami
4. Hasil peniruan dari pihak lain (secara sadar maupun tidak sadar).
Efektivitas pengendalian dan pengendalian sangat bergantung pada
kesiapan seseorang dan penyerasian dengan keadaan mental yang
bersangkutan.
Pada dasarnya pembentukan sikap tida terjadi secara sembarangan.
Pembentukan senantiasa berlangsung dalam interaksi sosial dan berkenaan
dengan objek tertentu. Interaksi sosial didalam kelompok dan diluar
kelompok bisa mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru. Yang
dimaksud dengan interaksi luar kelompok adalah interaksi dengan hasil
kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui alat alat komunikasi,
seperti surat kabar, televisi, radio, buku, risalah dan lain-lainnya. Namun,
pengaruh dari luar diri manusia karena interaksi diluar kelompoknya itu
sendiri belum cukup untuk menyebabkan berubahnya sikap atau
terbentuknya sikap yang baru. Faktor lain yang turut memegang perang
adalah faktor internal didalam diri manusia itu, yakni selektivitas sendiri,
daya pilihannya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima dan
mengalahkan berbagai pengaruh yang datang dari luar dirinya. Jadi dalam
pembentukan sikap itu, terdapat faktor interal dan faktor eksternall pribadi
individu yang memegang peran.
D. Karakteristik sistem sikap
1. Sikap Eksterm
Sikap Ekstrem merupakan sikap yg sulit berubah,baik dalam
perubahan kongruen maupun inkongruen (perubahan yg kongruen
adalah perubahan yg searah,sedangkan ingkongren adalah sikap yg
berlawanan arah).
2. Multifleksitas
Sikap yg berkarakterisstik multifleks mudah berubah secara
kongruen namun sudut berubah secarah inkongruen.
3. Konsistensi
Sikap yang konsisten cenderung menunjukkan sikap yang stabil,
karena komponennya saling mendukung satu sama lain. Ini akan
mudah diubah kearah kongruen.
4. Kekuatan dan jumlah keinginan yang menyebabkan munculnya suatu
sikap tertentu.
Dapat berubah tidaknya sikap seseorang ditentukan oleh kekuatan
dan ragam-ragamnya. Sikap yang memiliki kekuatan dan
keanekaragaman keinginan yang akan dipuaskan disebut sikap yang
“multisevice”. Sikap multiservice ini sangat dihargai dan diharapkan
oleh seseorang. Sikap yang memiliki kekuatan dan keanekaragaman
keinginan untuk dipuaskan tersebut, sukar berubah pada jenis yang
inkongruen, namun pada perubahan yang kongruen mudah. Misalnya
seseorang yang anti terhadap agama khatolik dapat di pengeruhi
menjadi sangat anti.
5. Pemusatan nilai nilai yang berhubungan dengan sikap yang dimiliki
Sikap seseorang yang berakar pada nilai yang dianutnya meskipun
di tukarkan alasan-alasan persuasif dan didukung oleh kenyataan yang
kukuh tetap sulit untuk diubah kecuali dengan cara mengubah nilai
(konsep tentang “baik” yang dianutnya)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap mulanya berasal dari norma-norma atau kebiasaan yang berada disekitar
lingkungan hidupnya, namun sikap pun dapat terbentuk didalam diri manusia
sendiri. Sikap merupakan perilaku yang menggambarkan sifat dan watak sesorang
dalam melakukan tindakan. Dalam bersikap manusia menggunakan emosi,
kepercayaan, keyakinan disetiap tindakkan yang dilakukannya. Sikap bisa
berubah seiring berjalannya waktu dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman
seseorang.
B. Saran
Hendaknya manusia dalam bersikap harus lebih memikirkan dan berhati-hati
agar tidak menyakiti hati orang lain, karena pemikiran setiap individu terhadap
sikap individu lain berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai