Laporan Kegiatan Seminar

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

DINAS PENDIDIKAN
UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN KEMRANJEN
SD NEGERI GUNUNGMUJIL
JJl. Balai Desa No. 2 Kedungpring Kecamatan Kemranjen Banyumas

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 005/ /2018

Dasar : Surat Undangan dari Lembaga Pendidikan MATEMATIKA DAHSYAT INDONESIA (MDI), Nomor:
013/MDI.BMS/I/2018 Tanggal 9 Januari 2018.

MEMERINTAHKAN

Kepada : Nama : SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa
NIP : 19660514 200604 2 006
Jabatan : Guru SDN Gunungmujil – UPK Kemranjen

Untuk : 1. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung KORPRI Kabupaten Banyumas,
dalam rangka mengikuti Workshop Trainning Pendidikan dan Pelatihan Matematika untuk
SD/MI dan TK yang dilaksanakan hari Selasa-Rabu, 9-10 Januari 2018.
2. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SDN Gunungmujil.

Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 8 Januari 2018

Kepala Sekolah

PUJI MUGIO SANTOSO, S.Pd.


NIP 19610527 198201 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN KEMRANJEN
SD NEGERI GUNUNGMUJIL
JJl. Balai Desa No. 2 Kedungpring Kecamatan Kemranjen Banyumas

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 021/ /2018

Dasar : Surat Undangan dari Panitia Seminar Nasional Pendidikan “Membedah Kekerasan Simbolik
Di Sekolah Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu”

MEMERINTAHKAN

Kepada : Nama : SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa
NIP : 19660514 200604 2 006
Jabatan : Guru SDN Gunungmujil – UPK Kemranjen

Untuk : 1. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI) Purwokerto, dalam rangka mengikuti Seminar Nasional Pendidikan
dengan Tema “ Membedah Kekerasan Simbolik Di Sekolah Sebuah Ide Sosiologi
Pendidikan Piere Buordieu” dilaksanakan hari , Sabtu, 21 April 2018.

2. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SDN Gunungmujil.

Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 20 April 2018

Kepala Sekolah

PUJI MUGIO SANTOSO, S.Pd.


NIP 19610527 198201 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN KEMRANJEN
SD NEGERI GUNUNGMUJIL
JJl. Balai Desa No. 2 Kedungpring Kecamatan Kemranjen Banyumas

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 07/ /2018

Dasar : Surat Undangan dari Panitia Workshop Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Nomor:
01/PAN.PPK/II/2018, tanggal 1 Februari 2018.

MEMERINTAHKAN

Kepada : Nama : SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa
NIP : 19660514 200604 2 006
Jabatan : Guru SDN Gunungmujil – UPK Kemranjen

Untuk : 1. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung Aula UPK Kemranjen di
Karangjati, dalam rangka mengikuti Workshop tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) yang dilaksanakan hari Rabu-Jumat, 7-9 Februari 2018.
2. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SDN Gunungmujil.

Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 6 Februari 2018

Kepala Sekolah

PUJI MUGIO SANTOSO, S.Pd.


NIP 19610527 198201 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN KEMRANJEN
SD NEGERI GUNUNGMUJIL
JJl. Balai Desa No. 2 Kedungpring Kecamatan Kemranjen Banyumas

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 012/ /2018

Dasar : Surat Undangan dari Panitia Workshop Bedah Kisi-Kisi USBN Mapel ( Bahasa Indonesia,
Matematika, dan IPA ) No. 02/UASBN /II/2018, tanggal 05 Februari 2018.

MEMERINTAHKAN

Kepada : Nama : SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa
NIP : 19660514 200604 2 006
Jabatan : Guru SDN Gunungmujil – UPK Kemranjen

Untuk : 3. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung D’Garden Hall & Resto
Purwokertoi, dalam rangka mengikuti Workshop Bedah Kisi-Kisi USBN 3 Mapel ( Bahasa
Indonesia, Matematika, & IPA ) Bagi Guru Kelas VI yang dilaksanakan hari Sabtu, 17
Februari 2018.
4. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SDN Gunungmujil.

Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 16 Februari 2018

Kepala Sekolah

PUJI MUGIO SANTOSO, S.Pd.


NIP 19610527 198201 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN KEMRANJEN
SD NEGERI GUNUNGMUJIL
JJl. Balai Desa No. 2 Kedungpring Kecamatan Kemranjen Banyumas

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 07/ /2018

Dasar : Surat Undangan dari Panitia Pendidikan dan Pelatihan ““AdiRESy Smart Teaching dan
Matematika Indonesia” 01/APKASI/X /2018, tanggal 20 Oktober 2018.

MEMERINTAHKAN

Kepada : Nama : SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa
NIP : 19660514 200604 2 006
Jabatan : Guru SDN Gunungmujil – UPK Kemranjen

Untuk : 5. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI) Purwokerto , dalam rangka mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
“AdiRESy Smart Teaching dan Matematika Indonesia” yang dilaksanakan hari Sabtu-
Senin, tanggal 3 – 5 November 2018.
6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SD Negeri Gunungmujil

Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 2 November 2018

Kepala Sekolah

PUJI MUGIO SANTOSO, S.Pd.


NIP 19610527 198201 1 002
LAPORAN KEGIATAN
SEMINAR PEMBENTUKAN KADER ANTI NARKOBA
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI) KABUPATEN BANYUMAS

Nama : Iftahul Aman, S.Pd.


NIP : 19681019 200701 1 005
Jabatan : Guru Kelas
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Unit Kerja : SD Negeri Bengkelung, UPK Kemranjen

Judul/Tema : Pembentukan Kader Anti Narkoba Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
Kabupaten Banyumas

Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan seminar Pembentukan Kader
Anti Narkoba Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyumas
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.

I. Latar Belakang :
Narkotika dan obat-obatan terlarang merupakan zat aditif yang jika dikonsumsi tanpa aturan dan dosis
yang sesuai dapat membahayakan kesehatan. Narkoba sendiri terdiri dari narkotika, psikotropika, dan zat
aditif lainnya. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) , narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Sedangkan psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika baik alamiah maupun sintesis yang
memiliki khasit psikoaktif melalui pengaruh siliktif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas normal dan prilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk
mengobati gangguan jiwa. Yang terakhir adalah zat aditif, yaitu zat selain narkotika dan psikotropika yang
dapat menyebabkan ketergantungan.
Maraknya peredaran narkoba sangat meresahkan masyarakat. Tidak hanya kaum remaja dan anak muda
yang terjerumus dalam penggunaan narkoba ini, namun juga orangtua dan guru yang notabene seharusnya
lebih mengerti akan bahaya narkoba.
II. Maksud dan Tujuan :
1. Menjelaskan jenis-jenis narkoba dan efek yang ditimbulkannya.
2. Menjelaskan alasan beberapa orang mengkonsumsi narkoba.
3. Menjelaskan upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi resiko penyalahgunaan narkoba dan
upaya pencegahannya.

III. Hasil/ Dampak Yang diharapkan :


 Ganja.
Efek yang ditimbulkan dari ganja antara lain:
 Rasa gembira yang berlebihan.
 Rasa percaya diri yang berlebihan sehingga tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
 Menimbulkan halusinasi, dsb.

 Morfin
Morfin merupakan zat akfit dari opium. Zat ini dibuat dari percampuran antara getah poppy dengan
bahan kima lain. Efek yang ditimbulkan dari morfin adalah:
 Menekan kegiatan system syaraf.
 Memperlambat pernafasan dan detak jatung.
 Memperbesar pembuluh darah.
 Mengecilkan bola mata dan mengganggu kerja organ tubuh.

 Heroin
Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk
dan perubahan mood yang tidak menentu.

 Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat
berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang
berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh
penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Kokain digunakan karena secara karakteristik
menyebabkan elasi, euforia, peningkatan harga diri dan perasan perbaikan pada tugas mental dan fisik.
Kokain dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan kinerja pada beberapa tugas kognitif.

 Shabu – shabu
Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara
membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain.
Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi
air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut.
Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka
panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
Pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi
dan sukar berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan
bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah. Namun jika dikelompokkan
berdasarkan pengaruhnya terhadap system syaraf, yaitu depressant, halusinogen, dan stimulant.

a. Zat Aditif Lainnya


Zat adiktif adalah bahan atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan bagi
pemakainya. Awalnya zat adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya: daun tembakau (Tobacco
sp.), daun ganja (Cannabis sativa), opium (Papaver somniferum) dan kokain (Erythroxylum coca). Jenis
dari zat aditif antara lain:
 Alkohol
Alkohol dalam minuman keras menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf, menganggu
metabolisme tubuh, impoten, gangguan kehamilan bagi ibu hamil, dan gangguan seks lainnya.
 Inhalasia
Inhalasia menyebabkan gangguan pada fungsi jantung, otak, dan ginjal
 Opiate
Opiat dapat mengganggu menstruasi pada wanita, dan menyebabkan impotensi pada pria
 Nikotin
Kemranjen, 15 September 2016
Peserta Seminar

Iftahul Aman, S.Pd.


NIP 19681019 200701 1 005

LAPORAN KEGIATAN
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA GLOBALISASI

Nama : Iftahul Aman, S.Pd.


NIP : 19681019 200701 1 005
Jabatan : Guru Kelas
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Unit Kerja : SD Negeri Bengkelung, UPK Kemranjen

Judul/Tema : Tentang Pendidikan Karakter di Era Globalisasi

Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan seminar nasional pendidikan
tentang Pendidikan Karakter di Era Globalisasi.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.

I. Latar belakang
Dalam era globalisasi, seperti yang kita alami sekarang ini arus perkembangan jaman semakin
cepat dan semakin tidak tidak terkendali. Arus komunikasi dan informatika setiap detiknya bisa
langsung dinikmati di seluruh pelosok dunia. Hal ini menyebabkan peristiwa yang terjadi dapat
langsung diterima atau diketahui oleh seluruh penjuru dunia saat itu juga.
Pengaruh era globalisasi terhadap perkembangan anak didik, satu sisi memang berpengaruh
positif, tetapi di sisi lain sangat mudah disusupi hal-hal negatif. Sehingga etika anak-anak
sekarang sudah banyak yang meninggalkan norma-norma pergaulan. Pergaulan antar anak
maupun antara anak dengan orang tua.
Oleh karena itu dipandang perlu adanya penguatan pendidikan karakter, agar generasi kita
mampu mengikuti arus era globalisasi, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai moral adi luhung
yang sudah mengakar di tanah air kita yang menjadi warisan para pendahulu kita.
Semoga dengan kegiatan seminar ini, diharapkan mampu menciptakan pejuang-pejuang moral
yang akan mewariskan kepada para generasi penerus, sehingga pada saatnya nanti bisa menjadi
pemegang tongkat estafet pembangunan bangsa ini dengan baik dan benar.

II. Maksud dan tujuan


1. Dalam rangka memperingati HUT PGRI ke 72 Tahun 2017
2. Meningkatkan wawasan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
3. Mampu menciptakan pejuang-pejuang moral
4. Mampu menciptakan generasi yang handal, tetapi tetap bermoral

III. Hasil/Dampak yang diharapkan


1. Pengertian PPK
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah program pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga
dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
2. Urgensi PPK
Urgensi PPK ada 3, yaitu:
1. Pembangunan SDM merupakan pondasi pembangunan bangsa.
2. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa guna mewujudkan keunggulan bersaing
Generasi Emas 2045
3. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika, dan budi pekerti
3. Latar belakang PPK
1. UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3
2. Agenda Nawacita, nomor 8
3. Trisakti
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
5. Mempersiapkan Generasi Emas 2045
6. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter
4. Tantangan dan Urgensi PPK
1. Harmonisasi pengembangan potensi siswa yang belum seimbang anatara olah hati (etika),
olah pikir (literasi), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetika).
2. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.
3. Belum optimalnya sinergi tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak antara
sekolah, orang tua, dan masyarakat.
4. Tantangan globalisasi pengaruh negatif teknologi informasi dan komunikasi terhada gaya
hidup remaja, serta pudarnya nilai-nilai religiusitas dan kearifan budaya lokal bangsa.
5. Terbatasnya pendampingan orang tua mengakibatkan krisis identitas dan disorientasi
tujuan hidup anak.
6. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur prasarana dan sarana sekolah, sarana
transportasi, jarak antara rumah siswa ke sekolah (jalur sungai, hutan) sehingga PPK
diimplementasikan secara bertahap.

Kemranjen, 28 Oktober 2017


Peserta Seminar

Iftahul Aman, S.Pd.


NIP 19681019 200701 1 00
LAPORAN KEGIATAN
WORKSHOP PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BAGI KEPALA SEKOLAH DAN GURU KELAS SD NEGERI
UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN KEMRANJEN TAHUN 2018

Judul/Tema : Melalui Workshop Penguatan Pendidikan Karakter Kita Tingkatkan Karakter bagi
Warga Sekolah

Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan workshop penguatan pendidikan
karakter.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.
I. Latar belakang
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan amanat Nawa Cita yang dicanangkan
presiden. Nawa Cita tersebut tertuang pada butir ke delapan yaitu tentang mengadakan revolusi
karakter. Penguatan Pendidikan Karakter juga menyangkut kepribadian atau akhlak siswa.
Dicanangkannya Program Penguatan Pendidikan Karakter pada generasi (siswa) sekarang,
karena akan menjadi generasi emas yang 30 tahun mendatang akan menjadi pemimpin. Jadi,
dengan karakter yang kuat dan bagus, dapat dipastikan kepemimpinan mendatang akan hebat.
Oleh karena itu Mendikbud memerintahkan kepada stafnya untuk mengamati sekolah atau
lembaga pendidikan lain yang mempunyai pembiasaan karakter yang kuat, agar dijadikan contoh
yang harus ditiru sebagai pembiasaan kepribadian yang harus dilakukan untuk membentuk
karakter yang mumpuni.
Semoga dengan kegiatan workshop ini, diharapkan mampu menciptakan pejuang-pejuang
moral yang akan mewariskan kepada para generasi emas, sehingga pada saatnya nanti bisa
menjadi pemimpin yang hebat, baik, dan benar.
II. Maksud dan tujuan
1. Meningkatkan karakter bagi warga sekolah
2. Meningkatkan wawasan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
3. Mampu menciptakan pejuang-pejuang moral
4. Mampu menciptakan generasi yang handal, tetapi tetap bermoral

III. Hasil/Dampak yang diharapkan


Penguatan Pendidikan Karakter dalam Proses Belajar Mengajar (Bp. Drs. Romyan)
1. Pengertian PPK
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah program pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga
dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
2. Prinsip Pendidikan Karakter di Sekolah
a. Nilai karakter adalah bagian terintegrasi dari semua mata pelajaran dan segala kegiatan di
sekolah dan di rumah.
b. Nilai karakter yaitu jujur, cerdas, kreatif, peduli, tangguh, disiplin, cinta tanah air, dan lain-
lain merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
c. Nilai karakter tidak dapat diajarkan, tapi harus dimunculkan dalam diri siswa. Adalah suatu
kesalahan mengajarkan moralitas, etika, nilai-nilai, karakter sebagai mata pelajaran.
d. Pengalaman belajar yang baik adalah dengan cara terpadu. Dalam hidup kita sehari-hari,
kita tidak hanya memiliki satu nilai sepanjang hari.
3. Tujuan
a. Mendeskripsikan pentingnya PPK dalam proses belajar mengajar di kelas.
b. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui mata pelajaran.
c. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui metode mengajar yang
dipilih.
d. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui pengelolaan kelas.
e. Mampu memberikan keteladanan, memodelkan proses belajar mengajar yang sekaligus
menguatkan pendidikan karakter siswa melalui mata pelajaran, metode mengajar dan
pengelolaan kelas.
4. Kapan PPK Berjalan Baik
Penerapan pendidikan karakter akan berjalan dengan baik, bila:
a. Kepala sekolah dan guru sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin yang dapat
dipercaya dan visioner.
b. Menjadi orang yang dapat dipercaya berarti Kepala sekolah dan guru merupakan sosok
berintegritas.
c. Kepala sekolah dan guru mampu menjadi manajer yang berfokus pada peningkatan
kualitas pembelajaran melalui pembentukan karakter.
d. Visioner berarti kepala sekolah dan guru memiliki visi jauh ke depan tentang kekhasan,
keunikan, dan kualitas sekolah (schoolbranding) yang akan ia bangun.
e. Kemampuan kepala sekolah dan guru untuk menjadi teladan.
5. Prinsip Pengembangan dan Implementasi PPK
a. Nilai-nilai moral universal (dukungan segenap invidu yang berbeda latar belakang).
b. Holistik (olah hati, pikir, rasa secara utuh menyeluruh dalam pembelajaran baik intra, ko,
dan ekstrakurikuler).
c. Terintegrasi (terpadu, terhubung, dan utuh).
d. Partisipatif.
e. Kearifan lokal.
f. Kecakapan abad XXI (kritis, kreatif dalam berfikir dan cakap dalam komunikasi).
g. Adil dan inklusif (non diskriminasi dan menghargai perbedaan).
h. Selaras dengan perkembangan peserta didik.
i. Terukur.
6. Fokus Gerakan PPK
Ada 3 struktur sebagai wahana jalur dan media untuk memperkuat PPK:
1) Struktur Program
Pelaku kunci adalah semua steakholder yang memahami tugas dan dapat diteladani.
2) Struktur Kurikulum
a. Terintegrasi pada mata pelajaran dan mulok (silabus dan RPP, kegiatan
intrakulikuler/kokurikuler).
b. Ekstrakurikuler (mandiri, partisipasi, kolaborasi).
c. Pembiasaan (rutin, terprogram, spontanitas).
3) Struktur Kegiatan
a. Menyeimbangkan 4 dimensi olah raga, olah pikir, olah rasa, olah hati.
b. Kegiatan yang mendukung terbentuknya brandingschool baik akademik maupun non
akademik.
7. Basis Gerakan PPK
1. PPK Berbasis Kelas
a. Pengintegrasian PPK dalam kurikulum
b. PPK melalui manajemen kelas
c. PPK melalui pilihan dan penggunaan metode pembelajaran
d. PPK melalui pembelajaran tematik
e. PPK melalui gerakan literasi
f. PPK melalui layanan BP
2. PPK Berbasis Budaya Sekolah
3. PPK Berbasis Masyarakat
Penguatan Pendidikan Karakter dalam Budaya Sekolah (Bpk. Tugimin, S.Pd.)
1. Pengertian Budaya Sekolah
Budaya Sekolah adalah suasana yang dirasakan dan diterima oleh warga sekolah sebagai hasil
pengaruh lingkungannya sehingga menjadi sistem nilai, keyakinan, dan norma kelompok yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami (kebiasaan) warga sekolah
tersebut.
2. Pengertian Karakter
Karakter adalah akumulasi dari sifat, watak, dan juga kepribadian seseorang.
3. Tujuan
Umum:
Mengembangkan lingkungan fisik, psikologis, sosial, dan kultural sekolah yang kondusif bagi
penyemaian dan pengembangan karakter positif siswa.
Khusus:
a. Terbentuknya budaya sekolah sebagai lingkungan yang kondusif bagi pengembangan
karakter positif siswa.
b. Terbentuknya sistem penyelenggaraan sekolah yang memiliki komitmen kuat dalam upaya
penyemaian dan pengembangan karakter positif siswa.
Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Dasar (Bp. Sugiarto)
1. Hakekat Ekstrakurikuler
Hakekat ekstrkurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan pendidik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
2. Potensi Ekstrakurikuler sebagai Mitra Karakter
a. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang memberikan ruang dan gerak kepada
siswa untuk menumbuhkembangkan perilaku-perilaku positif.
b. Sejatinya kegiatan ekstrakurikuler bukan hanya sarana pembentukanhardskill tetapi
juga sebagai media pembentukan softskill.
3. Potensi Ekstrakurikuler sebagai Mitra Karakter
Kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan bimbingan konseling, untuk
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui
kegiatan khusus yang diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
4. Penilaian Ekstrakurikuler
a. Waktu:
Penilaian kegiatan ekstrakurikuler dalam satu semester untuk setiap siswa.
b. Bentuk:
Secara kualitatif/kuantitatif disertai deskripsi pada kolom pengembangan diri di
laporan hasil belajar.
c. Laporan:
Dilaporkan kepada Kepala Sekolah dan pemangku kepentingan lainnya oleh
penanggung jawab kegiatan.
5. Format Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Individual b. Kelompok c. Klasikal d. Gabungan
6. Pola Pelaksanaan Karakter dalam Ekstrakurikuler
a. Intervensi c. Habituasi e. Penguatan
b. Keteladanan d. Pendampingan
7. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Olah Raga: catur, sepak bola, badminton, futsal, renang, dll
b. Pramuka
c. Seni: lukis, drama, suara, tari, bela diri, alat musik, dan budaya daerah
d. Komunikasi: pidato bahasa Inggris, membaca puisi, membaca cerita
e. Keagamaan: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha
f. Enterpreneurship
g. Tata Boga
h. Tata Busana
8. Nilai Karakter dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Nilai-nilai karakter dapat muncul dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler.
b. Nilai karakter yang dapat digali diantaranya sportifitas, menghargai orang lain, sabar,
berani, kelembutan, ramah tamah, dll.
9. Kebijakan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler harus direncanakan dengan pendekatan managerial, sehingga
pimpinan sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru yang bersangkutan dan unsur terkait
dapat membuat grand desain ekstrakurikuler untuk periode tertentu.
10. Grand Design
a. Analisis kebutuhan dan kesiapan d. Character fokusing
b. Analisi kearifan lokal e. Pelaksanaan
c. Perencanaan (melibatkan guru, komite) f. Evaluasi berkala
11. Mekanisme
a. Operasional kegiatan ekstrakurikuler sepenuhnya adalah tanggung jawab lembaga
pendidikan dengan memberikan wewenang kepada sumber daya manusia yang
kompeten.
b. Sepenuhnya bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan semua turunannya secara
struktural.
c. Instruktur/guru/pembina/suhu/ustadz/pastor/nan/monk yang diberi tanggung jawab
untuk membina kegiatan ekstrakurikuler harus memiliki pola karakter yang ingin
ditonjolkan.
d. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler harus menjadikan pemahaman dan keterserapan
karakter menjadi bagian instrumen test.
Contoh
No Nama Waktu Sasaran Karakt yg Karakt yg Mekanisme Sarana Evaluasi
Kegiatan muncul diidolakan
1. Marching Setiap hr Kelas Kerja sama, Disiplin Sosialisasi Perangkat Evaluasi
band Sabtu, IV, V, VI rasa percaya kebijakan marching dalam
Minggu diri, karakter band, bentuk
kedua kecermatan, dalam tempat kualitatif.
tiap kekompakan, kegiatan latihan.
bulan kesungguhan, ekskul.
disiplin.

Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Peran Serta Masyarakat di Sekolah Dasar


(Bp. Suradi, S.Pd.SD.)
1. Dasar Pemikiran
a. Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang
tua.
b. Peran serta masyarakat cukup penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan di
sekolah, termasuk dalam pengembangan pendidikan karakter.
c. Banyak permasalahan di masyarakat yang harus diselesaikan melalui ranah pendidikan,
diantaranya masalah demoralisasi.
d. Sekolah dasar merupakan lembaga yang amat penting untuk pengembangan pendidikan
karakter.
2. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan
a. Penyediaan sumber daya pendidikan
b. Penyelenggaraan satuan pendidikan
c. Penggunaan hasil (out put) pendidikan
d. Pengawasan penyelenggaraan pendidikan
e. Pengawasan pengelolaan pendidikan
f. Pemberian pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemangku
kepentingan pendidikan pada umumnya, serta
g. Pemberian bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikan dan/atau penyelenggara satuan
pendidikan dalam menjalankan fungsinya.
3. Pentingnya Pengembangan Pendidikan Karakter melalui Peran Serta Masyarakat di Sekolah
Dasar
Karakter merupakan kualitas individu atau kelompok yang menjadi
ciri seseorang atau kelompok

Merupakan tanggung jawab bersama pemerintah (melalui sekolah),


orang tua, dan masyarakat

Pengembangan peran serta masyarakat dalam pembentukan


karakter bagi siswa dapat dilihat dari kontribusi masyarakat dan
orang tua dalam mendukung program sekolah dan kegiatan
pendidikan karakter

4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang dapat dikembangkan melalui Peran Serta Masyarakat
a. Ketuhana Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
5. Lingkup Pendidikan Karakter melalui Peran Serta Masyarakat
a. Peran serta secara pasif, artinya menyetujui dan menerima apa yang diputuskan secara bijak
oleh pihak sekolah atau komite sekolah.
b. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga.
c. Peran serta melalui adanya konsultasi.
d. Peran serta dalam pelayanan.
e. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan.
f. Peran serta dalam pengambilan keputusan.
6. Prinsip-Prinsip Pengembangan Pendidikan Karakter melalui Peran Serta Masyarakat
a. Transparansi b. Akuntabilitas c. Kemitraan d. Partisipatif e. Demokratis f. Terpadu dan
berkesinambungan.
7. Pola Pelaksanaan
a. Program Kerjasama c. Program Kemasyarakatan
b. Program Sekolah d. Program Kemitraan
c. Program Kunjungan:
 Kunjungan masyarakat ke sekolah
 Kunjungan antar sekolah
 Kunjungan sekolah ke masyarakat
8. Unsur Masyarakat yang Dapat Dilibatkan dalam Pendidikan Karakter
a. Komite Sekolah d. Masyarakat sekitar sekolah
b. Orang tua/wali siswa e. Paguyuban kelas
c. Dunia usaha dan dunia industri (DUDI)
9. Indikator Keterlaksanan Program
a. Ada kontribusi dan kepedulian komite sekolah dan masyarakat terhadap sekolah yang
mengarah pada proses pendidikan karakter siswa, baik langsung maupun tidak langsung.
b. Ada dampak nyata dan terukur peran serta masyarakat terhadap perkembangan pendidikan
karakter siswa pada semua aspek pendidikan.
c. Ada program pengembangan pendidikan karakter yang disusun secara bersama antara
masyarakat, kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.
d. Ada pelibatan masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama, dan DUDI) dalam program
pendidikan karakter.
e. Lebih dari 75% program yang dirancang bersama sekolah dan masyarakat dapat dicapai.
10. TEPUK PPK:
 Prok-prok Religius
 Prok-prok Nasionalis
 Prok-prok Mandiri
 Prok-prok Gotong Royong
 Prok-prok Integritas

Kemranjen, 9 Februari 2018


Peserta Seminar

SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


NIP.19660514 200604 2 006

LAPORAN KEGIATAN
WORKSHOP MATEMATIKA DAHSYAT
BAGI KEPALA SEKOLAH DAN GURU KELAS SD DAN TK
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Nama : SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


NIP : 19660514 200604 2 006
Jabatan : Guru Kelas
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Unit Kerja : SD Negeri Gunungmujil – UPK Kemranjen

Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan workshop Matematika Dahsyat.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.
I. Latar belakang
Mata pelajaran Matematika selama ini merupakan mata pelajaran yang menjadi beban berat
bagi siswa, sehingga masih banyak siswa yang hasil nilai Mata Pelajaran Matematika rendah. Hal
ini disebabkan para siswa merasa sulit terhadap materi Matematika. Para guru juga masih banyak
yang cara mengajarnya belum menggunakan metode yang bervariasi, sehingga siswa kurang
antusias dalam mempelajari Matematika.
Matematika Dahsyat menghantarkan para guru untuk bisa memberikan materi-materi
Matematika dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan, serta lebih cepat menyelesaikan
soal-soal Matematika.
Semoga dengan kegiatan workshop ini, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru,
sehingga proses belajar mengajar di kelas lebih menarik, menyenangkan terutama mata pelajaran
matematika yang selama ini merupakan pelajaran yang menjadi momok.
II. Maksud dan tujuan
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi-materi Matematika
2. Meningkatkan penguasaan guru terhadap metode-metode pengerjaan soal-soal Matematika
3. Mampu menciptakan suasana kelas lebih menyenangkan
4. Mampu menciptakan generasi yang handal, tetapi tetap bermoral
III. Hasil/Dampak yang diharapkan
1. Materi FPB dan KPK
Dalam FPB dan KPK ada ketentuan-ketentuan khusus yang jarang diberikan oleh guru
maupun orang tua. FPB = pasti bisa membagi soal. KPK = pasti bisa dibagi FPB.
FPB= angka yang besar dibagi angka yang kecil, apabila sisanya dapat membagi angka pada
soal maka itulah FPBnya.

 Contoh:
1 Keterangan:
24 36 36 : 24 = 1 sisa 1
2
24 –
1 FPB (12 dapat membagi 24 dan 36, maka 12 adalah FPB)
KPK2= Angka yang besar x Angka yang kecil
FPB
2
 Contoh: 36 x 24 = 36 x 24 = 72
12 12
 Tentukan FPB dan KPK dari 15 dan 25!
1 3
15 25 KPK = 25 x 15 = 75
10 15 5
10-
FPB
Cara 2: 5

Tentukan FPB dan KPK dari 24 dan 36!


24 36
12
2 3 KPK 2 dan 3 = 6, kalikan 12 dan 6 = 12 x 6 = 72
Contoh lain:
40 60
20
2 3 KPK 2 dan 3 = 6, kalikan 20 dan 6 = 20 x 6 = 120

Sifat-sifat FPB
a. Jika bilangannya tidak mempunyai faktor persekutuan, maka FPBnya adalah 1.
b. Jika suatu bilangan merupakan faktor dari bilangan yang lain, maka FPBnya adalah bilangan
yang kecil.
Sifat-sifat KPK
a. Jika bilangannya tidak mempunyai faktor persekutuan, maka KPKnya adalah hasil kali semua
bilangan itu.
b. Jika suatu bilangan merupakan faktor dari bilangan yang lain, maka KPKnya adalah bilangan
yang besar.
2. Konversi Ukuran Panjang
Satuan ukuran panjang dikelompokkan menjadi 2 yaitu satuan panjang baku dan satuan panjang
tidak baku.
1. Satuan panjang baku
Contoh: kilometer, hektometer, dekameter,....... dst.
2. Satuan panjang tidak baku
Contoh: jengkal, kilan, depa, jari, kaki, dsb.
Hubungan Antar Satuan Panjang:
X 10
Km hm dam m dm cm mm
● ● ● ● ● ● ●
10 :
Dengan cara ini penyelesaian soal-soal tentang ukuran panjang menjadi sangat cepat daripada
dengan menggunakan tangga.
Contoh 1:
12 km + 15 dam + 5 m = . . . . dm.
Km hm dam m dm cm mm
● ● ● ● ● ● ●
1 2 1 5 5 0
Penjelasan:
1. Satuan angka dari 12 adalah 2, maka letakkan angka 2 tepat di titik km.
2. 15 dm, satuanya 5 maka letakkan angka 5 tepat di titik dam, dan puluhanya yaitu 1 diletakkan
tepat di titik hm.
3. 5 m, karena hanya ada satuan, maka angka 5 diletakkan tepat di titik m.
4. Karena akan dijadikan dm, maka ditambah nol (0) tepat di titik dm.
Contoh 2:
732 hm + 25 dam + 34 m = . . . . dm.
km hm dam m dm cm
● ● ● ● ● ●
7 3 2
2 5
3 4 0 +
7 3 4 8 4 0

Jadi, 732 hm + 25 dam + 34 m = 734.840 dm.

3. Hubungan Antar Satuan Luas:


Satuan ukuran yang biasa digunakan untuk mengukur luas adalah m², are, dan ha.

km² hm² dam² m² dm² cm² mm²


● x ● x ● x ● x ● x ● x ● x
Karena 1 hm² = 1 ha, 1 dam² = 1 are, dan 1 m² = 1 ca maka kita gunakan garis sebagai berikut:
ha are ca
km² hm² dam² m² dm² cm² mm²
● x ● x ● x ● x ● x ● x ● x

Contoh soal:
35 hm² + 17 are + 25 ca = . . . . m²
ha are ca
km² hm² dam² m² dm² cm² mm²
● x ● x ● x ● x ● x ● x ● x
3 5
1 7
2 5+
3 5 1 7 2 5
Maka hasilnya adalah 351.725 m²
Jika akan diubah ke satuan luas yang lain, tinggal menambah nol jika ke kanan, dan jika ke kiri
diberi koma.
4. Hubungan Antar Satuan Volume

km³ hm³ dam³ m³ dm³ cm³ mm³


● x x ● x x ● x x ● x x ● x x ● x x ● x x
Karena 1 dm³ = 1 liter, 1 cm³ = 1 ml = 1 cc, dan 1 m³ = 1 kl maka kita gunakan garis sbb:
lt cc
km³ hm³ dam³ m³ dm³ cm³ mm³
● x x ● x x ● x x ● x x ● x x ● x x ● x x
Contoh:
20 m³ + 15 lt + 123 cc = . . . . cm³
lt cc
m³ dm³ cm³
● x x ● x x ● x x
2 0
1 5
1 2 3 +
2 0 0 1 5 1 2 3
Maka hasilnya adalah 20.015.123 cm³
5. Kuadrat dan Akar Kuadrat
Kuadrat artinya bilangan yang dikalikan dengan bilangan itu sendiri. Kuadrat = pangkat dua.
Contoh:
24² = 2² (2 x 4 x 2) 4²
1 1
5 7 6
Keterangan:
 4² = 16 ditulis satuannya saja (6) simpan 1
 2 x 4 x 2 = 16 + 1 =17 ditulis satuannya saja (7) simpan 1
 2² = 4 + 1 = (5)

Kuadrat khusus satuan 5


1. 3 Kusus satuan 5. 5 dikuadratkan 5² = .......25. Untuk mengisi depannya,
x kalikan angka puluhan dengan 1 angka di atasnya.
25² = 625
2. 4
x
35² = 1.225
3. 8
x
75² = 5.625
Kuadrat kusus puluhan 5
1. 52² = (5² + 2) 2² Kuadrat kusus puluhan 5, bilangan terahir harus dua digit (angka)
= (25+2) . . . 4
= 2.704
2. 54² = (5² + 4) 4²
= (25 + 4) 16
= 2.916
Akar Kuadrat
Cara dahsyat menentukan akar kuadrat:

Perkalian Asal Satuan Langkah-langkah


1x1=1
1 (s) 1. Ambil dua angka dari belakang
2x2=4 1
9 (s) 2. Akarlah yang depan
3x3=9

4 x 4 = 16 2 (d) 3. Cari asal satuan


4
5 x 5 = 25 8 (d)
4. Bulatkan ke puluhan terdekat
6 x 6 = 36 5 5 (l)

7 x 7 = 49 4 (e) 5. Kuadratkan
6
8 x 8 = 64 6 (e)
6. Cari yang terdekat dengan soal
9 x 9 = 81 3 (t)
9
7 (t)
Contoh:
√ 484 langkah-langkahnya:
1. Ambil dua angka dari belakang
√484
2. Akarlah yang depan
√484 = 2. . . . (angka yang sama jika dikalikan sama
2 . . . atau yang mendekati 4)
3. Cari asal satuan
√484 = 22 (asal satuan 4 adalah
28 2 dan 8.
4. Bulatkan ke puluhan terdekat
√484 = 22 20 (puluhan terdekat 22 adalah 20)
28 30 (puluhan terdekat 28 adalah 30)
5. Kuadratkan
√484 = 22 20² = 400
28 30² = 900
6. Cari yang terdekat dengan soal
Karena yang terdekat adalah 400 (dengan mencari selisih terkecil) maka √484 = 22. Dengan
mencari selisih terkecil antara 484 dengan 400 dan 484 dengan 900.
6. Akar Pangkat Tiga
Cara Dahsyat menentukan akar pangkat tiga:

Perkalian Asal Satuan Ketentuan

1x1x1=1 1 1 < 1.000 = Satuan


2x2x2=8 2 8 > 1.000 = Belasan
3 x 3 x 3 = 27 3 7 > 8.000 = 20 an
4 x 4 x 4 = 64 4 4 > 27.000 = 30 an
5 x 5 x 5 = 125 5 5 > 64.000 = 40 an
6 x 6 x 6 = 216 6 6 > 125.000 = 50 an
7 x 7 x 7 = 343 7 3
8 x 8 x 8 = 512 8 2
9 x 9 x 9 = 729 9 9

Contoh:
1. ³√1.331 = 11
Keterangan:
Angka 1.331 lebih dari 1.000 maka hasilnya pasti belasan (1......). Nilai tempat satuan dari
1.331 adalah 1, asal satuan 1 adalah 1 maka hasilnya 11.
2. ³√59.319 = 39
Keterangan:
Angka 59.319 lebih dari 27.000 maka hasilnya pasti 30 an (3.....). Nilai tempat satuan dari
59.319 adalah 9, asal satuan 9 adalah 9 maka hasilnya 39.
3. ³√74.088 = 42
Keterangan:
Angka 74.088 lebih dari 64.000 maka hasilnya pasti 40 an (4.....). Nilai tempat satuan dari
74.088 adalah 8, asal satuan 8 adalah 2 maka hasilnya 42.
7. Perbandingan
a. Mengenal Perbandingan
Pecahan sebagai perbandingan.
Contoh:
Faizal mempunyai apel 3 buah, sedangkan Nisma mempunyai 4 buah apel. Tuliskan
perbadingan banyak apel Faizal terhadap Nisma!
Pembahasan:
Banyak apel Faizal (F) = 3
Banyak apel Nisma (N) = 4
Perbandingan F terhadap N adalah 3 : 4 atau ¾
b. Menyelesaikan soal cerita perbandingan.
Contoh 1:
Perbandingan umur Ayah dan anaknya 5 : 3. Jika jumlah umur keduanya 56 tahun, maka umur
masing-masing adalah . . . .
Pembahasan:
Cara 1:
Jumlah perbandingan = (5+1) = 8
Jumlah umur keduanya 56 tahun.
Umur Ayah 5/8 x 56 tahun = 35 tahun
Umur Anak 3/8 x 56 tahun = 21tahun
Cara 2:
Ayah : Anak = 5 : 3
Jumlah umur = 56 tahun
Maka 5 + 3 (n) = 56
8 (n) = 56
n = 56/8 = 7
ayah : anak
5 : 3

x7 x7

35 21
Cara 3:
8+3=8
x7

56
Karena 8 x 7 = 56, makasemua angka perbandingan dikalikan 7.
5 : 3
x7 x7

35 21

c. Rata-rata tinggi badan 8 anak adalah 134,5 cm. Jika rata-rata dari 9 anak menjadi 135 cm, maka
tinggi anak ke sembilan adalah . . . .
Jawab:
134,5 x 8 = 1.076
135 x 9 = 1.215
Carilah selisih keduanya 1.215 – 1.076 = 139
d. Jarak kota A – B adalah 105 km. Dengan kecepatan 20 km/jam Budi berangkat dari kota A ke B.
Kemudian Arman dengan kecepatan 15 km/jam berangkat dari kota B – A. Mereka berangkat
secara bersamaan.
1). Setelah berapa jam mereka berpapasan?
2). Pada jarak berapa km dari kota A mereka berpapasan?
Jawab:
1). W = j/k = 105/35 = 3 jam.

8. Mengubah Pecahan Desimal ke Persen


a. Menjadikan pecahan biasa lalu penyebutnya dijadikan 100
Contoh: 0,25 menjadi 25/100 = 25%
b. Kalikan pecahan desimal tersebut dengan 100%
Contoh: 0,123 menjadi 0,123 x 100% = 12,3%
c. Menggeser tanda koma dua langkah ke kanan kemudian diberi tanda %
Contoh: 2,345 menjadi 234,5%
Mengubah Persen ke Desimal
a. Diubah ke bentuk pecahan biasa dengan bilangan penyebutnya 100 lalu dijadikan desimal.
Contoh: 5% menjadi 5/100 = 0,05.
b. Menggeser koma 2 langkah ke kiri, tanda persen (%) hilang.
Contoh: 4,7% menjadi 0,047
Catatan: jika tidak tanda koma, mulai geser dari angka paling belakang.
Contoh: 5% menjadi 0,05.
Mengubah Persen ke Pecahan Biasa
Cara tercepat mengubah pecahan persen ke pecahan biasa adalah:
a. Kalikan semua penyebutnya
b. Jadikan pecahan biasa sebagai pembilang
Contoh: 12½% = (12x2)+1 = 25 = 1
2x100 2x4 8
3 4/7% = (3x7)+4 = 25 = 1 = 1
7x100 7x100 7x4 28

9. Perbandingan Ukuran Suhu/Temperatur


Perbandingan temperatur Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F) adalah 5 : 4 : 9
C : R : F
5 : 4 : 9 (+32 atau -32)
Contoh: 50º C = . . . . ºR
= . . . . ºF
Jawab:
C : R : F
5 : 4 : 9

x10 x10 x10

50 40 90+32=122

10. Mean
Nilai ulangan Matematika untuk 20 anak, sbb:
5764864557
8456798565
Berapa nilai rata-ratanya?
Cara:
a. Cari angka terkecil kemudian jumlahkan semua selisihnya (semua angka dengan angka terkecil)
b. Bagi dengan banyaknya data
c. Jumlahkan dengan angka terkecil
5 7 6 4 8 6 4 5 5 7
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4-
1 3 2 0 4 2 0 1 1 3

8 4 5 6 7 9 8 5 6 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4-
4 0 1 2 3 5 4 1 2 1

1+3+2+0+4+2+0+1+1+3+4+0+1+2+3+5+4+1+2+1= 40
Maka 40:20= 2, jumlahkan dengan angka terkecil 2 + 4 = 6.

11. Luas Permukaan Balok

10 cm

5 cm
20 cm
Cara 1:
Balok terdiri atas 6 sisi dengan 3 pasang sisi yang sama:
2 x 20 x 5 = 200
2 x 10 x 5 = 100
2 x 20 x 10 = 400 +
700
Cara 2:
x

(2x) 20 5 10

x x
2 x 20 x 5 = 200
2 x 5 x 10 = 100
2 x 20 x 10 = 400 +
700

Rumus Phytagoras
Rumus untuk mencari panjang sisi segitiga siku-siku dengan menggunakan rumus Phytagoras
adalah sebagai berikut:
Kuadrat sisi AB = Kuadarat sisi BC + Kuadrat sisi AC
A

AB² = BC² + AC²

c
b
c² = a² + b²

B
C a

?
6 cm

B
C 8 cm

Berapa panjang sisi AB pada gambar di atas?

Diketahui: BC = 8 cm, AC = 6 cm. Ditanyakan: AB ?

Jawab:
AB² = BC² + AC²

= 6² + 8² = 36 + 64

AB =√100 = 10

Jadi, panjang sisi AB adalah 10 cm

Kemranjen, 10 Januari 2018


Peserta Seminar

SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


NIP.19660514 200604 2 006

LAPORAN KEGIATAN
Seminar Nasional tentang Sekolah dan Madrasah Ramah Anak

Nama : Tri Hartiningsih, S.Pd.


NIP : 19711227 199903 2 005
Jabatan : Guru Kelas
Pangkat/Gol : Penata Tingkat I/IIId
Unit Kerja : SD Negeri Bengkelung, UPK Kemranjen

Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan Seminar Nasional tentang
Sekolah dan Madrasah Ramah Anak.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian kata pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan
laporan ini.
I. Latar belakang
Sekolah dan Madrasah merupakan rumah kedua bagi para siswa, sehingga sebagian waktu
dalam sehari dihabiskan dalam lingkungan sekolah dan atau madrasah. Kehidupan dalam
lingkungan sekolah dan atau madrasah tentu terjalin hubungan pergaulan antara siswa dengan
siswa, siswa dengan guru, siswa dengan kepala sekolah, dan siswa dengan penjaga sekolah.
Kurun waktu hubungan tersebut tentu berlangsung cukup lama, sehingga pasti terjadi hubungan
yang tidak selalu harmonis apalagi ditambah karakter masing-masing warga sekolah yang
beraneka ragam. Maka dipandang perlu ada pendidikan karakter bagi warga sekolah khususnya
orang dewasa, sehingga tertanam budaya ramah hubungan anatar sesama warga sekolah
Semoga dengan kegiatan seminar ini, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru,
sehingga proses belajar mengajar di kelas lebih menarik, dan hubungan di luar kelas
menyenangkan.
II. Maksud dan tujuan
1. Meningkatkan pemahaman pendidikan karakter sehingga budaya ramah hubungan tercipta
2. Meningkatkan pembiasaan yang mengarah pada budaya ramah hubungan
3. Mampu menciptakan suasana kelas lebih menyenangkan
4. Mampu menciptakan generasi yang handal, tetapi tetap bermoral
III. Hasil/Dampak yang diharapkan
Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari diskriminasi.
Namun dalam perkembangannya, banyak anak-anak yang menjadi korban kekerasan, eksploitasi,
dan penganiayaan, baik di rumah, sekolah, madrasah, maupun di pesantren. Sehingga, banyak
anak yang tidak lagi merasa aman dan nyaman untuk bermain dan belajar karena selalu berada
dalam tekanan dan ancaman.
Dalam upaya perlindungan anak dan untuk mengurangi tindakan kekerasan terhadap anak,
terutama di dunia pendidikan, maka diwujudkan program “Pendidikan Ramah Anak” sebagai
langkah nyata mencegah berbagai bentuk kekerasan pada peserta didik melalui pola asuh dan
proses pembelajaran yang menghargai, melindungi, dan memenuhi hak-hak anak dengan
menghidupkan lingkungan pendidikan yang ramah anak dan senantiasa mengutamakan prinsip
perlindungan anak.
Pendidikan yang Ramah Anak adalah pendidikan yang secara sadar berupaya kuat untuk
menjamin dan memenuhi hak-hak dan perlindungan anak dalam setiap aspek kehidupan secara
terencana dan bertanggung jawab. Tujuannya adalah mewujudkan satuan pendidikan yang dapat
menjamin dan memenuhi hak-hak dan perlindungan anak Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, UUD 1945, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan
prinsip-prinsip perlindungan anak.
Prinsip-prinsip perlindungan anak:
1. Tanpa kekerasan
2. Tanpa diskriminasi
3. Kepentingan terbaik bagi anak
4. Hak tumbuh dan berkembang
5. Penghargaan terhadap pendapat anak
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat:
1. Partisipasi dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia.
2. Partisipasi dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga.
3. Partisipasi secara pasif.
4. Partisipasi melalui adanya konsultasi.
5. Partisipasi dalam pelayanan.
6. Partisipasi sebagai pelaksana kegiatan.
7. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Pengembangan Pendidikan Ramah Anak
Penyelenggaraan proses pendidikan dan pembelajaran secara sistematis dan berkesinambungan,
harapannya mampu memfasilitasi siswa berperilaku terpalajar. Sekolah dapat menciptakan
suasana yang kondusif agar siswa merasa nyaman dan dapat mengekspresikan potensinya. Aspek
sarana dan prasarana yang memadai, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan pembelajaran.
Tidak harus mahal tetapi sesuai dengan kebutuhan anak. Adanya forum anak, ketersediaan pusat-
pusat informasi layak anak, ketersediaan fasilitas kreatif dan rekreatif pada anak, adanya kotak
saran, papan pengumuman, majalah, koran anak.
Kemranjen, 7 Oktober 2017
Peserta Seminar

Tri Hartiningsih, S.Pd.


NIP 19711227 199903 2 00

LAPORAN SEMINAR NASIONAL


“PROFESIONALISME GURU MEWUJUDKAN PENDIDIKAN
YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING”

Nama : Iftahul Aman, S.Pd.


NIP : 19681019 200701 1 005
Jabatan : Guru Kelas
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Unit Kerja : SD Negeri Bengkelung, UPK Kemranjen

Judul/Tema : Profesionalisme Guru Mewujudkan Pendidikan yang Berkarakter dan Berdaya Saing.

Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan seminar nasional pendidikan
tentang Profesionalisme Guru Mewujudkan yang Berkarakter dan Berdaya Saing.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.

I. Latar belakang
Dalam era abad pengetahuan, seperti yang kita alami sekarang ini arus perkembangan jaman
semakin cepat dan semakin tidak terkendali. Arus komunikasi dan informatika setiap detiknya bisa
langsung dinikmati di seluruh pelosok dunia. Hal ini menyebabkan peristiwa yang terjadi dapat
langsung diterima atau diketahui oleh seluruh penjuru dunia saat itu juga.
Pengaruh abad pengetahuan terhadap perkembangan anak didik, satu sisi memang berpengaruh
positif, tetapi di sisi lain sangat mudah disusupi hal-hal negatif. Sehingga etika anak-anak
sekarang sudah banyak yang meninggalkan norma-norma pergaulan, baik pergaulan antar anak
maupun antara anak dengan orang dewasa.
Oleh karena itu dipandang perlu adanya penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas,
agar generasi kita mampu mengikuti arus abad pengetahuan, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai
moral adi luhung yang sudah mengakar di tanah air kita yang menjadi warisan para pendahulu
kita.
Semoga dengan kegiatan seminar ini, diharapkan mampu menciptakan pejuang-pejuang moral
yang akan mewariskan kepada para generasi penerus, sehingga pada saatnya nanti bisa menjadi
pemegang tongkat estafet pembangunan bangsa ini dengan baik dan benar.

II. Maksud dan tujuan


1. Dalam rangka profesionalisme guru mewujudkan pendidikan berkarakter
2. Menumbuhkembangkan generasi muda yang memiliki daya saing, tetapi tetap bermoral
3. Mampu menciptakan pejuang-pejuang moral

III. Hasil/Dampak yang diharapkan


a. Pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membentuk, mengembangkan, dan
memperkuat karakter dan intelektualitas kaum muda Indonesia secara utuh dan seimbang,
apalagi pada abad pengetahuan yang sekarang makin jelas sosoknya. Dikatakan demikian
karena karakter dan intelektualitas-selain spiritualitas atau religiositas-merupakan substansi
atau inti mutu manusia. Oleh karena itu, penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas
menjadi visi, misi, dan atau tujuan pendidikan di manapun, kapanpun, dan dilaksanakan oleh
siapapun- termasuk pemerintah, keluarga, dan masyarakat Indonesia.
b. Pada abad pengetahuan sekarang, penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas kaum
muda Indonesia sangat urgen dan kritis sehingga pemerintah lewat pendidikan formal dan non
formal melakukan pelbagai upaya penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas kaum
muda. Selain beberapa bukti keberhasilan, perlu diakui juga bahwa pelbagai upaya tersebut
belum menampakkan keberhasilan sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, berbagai pihak
harus berpartisipasi lebih proaktif dalam program dan aksi penumbuhkembangan karakter dan
intelektualitas generasi muda.
c. Konsep Karakter dan intelektualitas
Pengertian karakter secara etimologis dan psikologis. Istilah karakter berasal dari istilah
Yunani charassein yang berarti “mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan”. Menurut
Ki Hajar Dewantara karakter atau watak adalah paduan segala tabiat manusia yang bersifat
tetap sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang
lain. Oleh karena itu karakter merupakan imbangan antara hidup batin seseorang dengan
segala perbuatan lahirnya; oleh karena itu, seolah-olah menjadi lajer atau sendi dalam
hidupnya, yang selalu mewujudkan sifat atau perangai yang khusus bagi masing-masing
manusia. Ini menunjukkan bahwa karakter merupakan keseluruhan sifat kejiwaan,
kepribadian, dan akhlak ataubudi pekerti yang membedakan seorang manusia dengan manusia
lainnya. Kesimpulan, karakter adalah keseluruhan sifat manusia yang meliputi kemampuan,
kebiasaan, kesukaan, perilaku, potensi, nilai, dan pola pikir seorang manusia.
Istilah intelektualitas berasal intellectuality yang berarti kondisi atau kenyataan kemampuan
kognitif seseorang. Menurut W.S. Rendra menyatakan bahwa tugas intelektualitas adalah
menjaga hati nurani masyarakat agar tetap dapat melihat kebenara. Kesimpulan intelektualitas
merupakan kecendekiaan atau kepandaian yang dimiliki oleh seseorang untuk menyatakan
kebenaran secara bebas, otonom, mandiri, dan arif demi kemaslahatan bersama manusia.
d. Abad Pengetahuan, Modal Manusia, dan Karakter – Intelektualitas
Harus disadari bahwa sekarang kita berada pada abad pengetahuan dan kreativitas-inovasi.
Dalam abad ini segala sesuatu bertumpu atau berbasis pengetahuan dan kreativitas-inovasi,
tanpa tumpuan kreativitas-inovasi yang layak segala sesuatu akan tergeser, terpinggirkan,
bahkan tergusur.
Menurut Peter Drucker dalam New Realities (1992) mengatakan kehadiran masyarakat
berpengetahuan, melanjutkan bahkan menggantikan dominasi masyarakat informasi dan
industri, masyarakat pertanian, dan masyarakat pra-pertanian.
Selain itu, Thomas A. Stewart dalam Intellectual Capital (1997) menyatakan betapa penting,
utama, dan sentralnya keberadaan dan peranan modal pengetahuan dalam abad pengetahuan.
Dengan modal pengetahuan yang bermutu dan unggul, seseorang/sekelompok masyarakat
niscaya mampu eksis, unggul, berjaya, dan berkiprah secara berarti dalam suatu bidang
kehidupan mutakhir di manapun.
Modal intelektualitas tersebut harus disertai dan dipadu dengan modal karakter yang kuat agar
benar-benar bermaslahat dan unggul bagi kemanusiaan dan kemasyarakatan.
e. Urgensi Penumbuhkembangan Karakter dan Intelektualitas
Upaya penumbuhkembangan mutu karakter (yang kuat) dan intelektualitas (yang tinggi) inilah
sekarang yang menjadi tantangan, tuntutan, kebutuhan, dan tugas pendidikan nasional
Indonesia, bahkan semua sektor kehidupan manusia. Alasannya:
1. Hasil pendidikan modern kita selama ini yang mengunggulkan intelektualitas terbukti
kurang berhasil dalam membentuk dan memperkuat kaum muda Indonesia.
2. Sudah menjadi kebutuhan dunia pendidikan masa kini dan masa depan karena pandangan
dan teori pendidikan mutakhir selalu menyerukan dan menyarankan agar pendidikan tidak
hanya membentuk kecerdasan intelektual (IQ), tetapi juga kecerdasan emosional (EQ/EI),
dan kecerdasan spiritual(SQ/SI), serta kecerdasan adversitas (AQ), kecerdasan majemuk
(MI).
3. Penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas menjdi tugas dunia pendidikan, termasuk
pendidikan nasional karena hal itu sudah menjadi salah satu hak asasi manusia.
f. Upaya Penumbuhkembangan Karakter dan Intelektualitas
Upaya penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas dapat dilaksanakan melalui
pendidikan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Sejak jaman dulu sampai sekarang pendidikan
formal dan nonformal kita sudah melaksanakan penumbuhkembangan karakter dan
intelektualitas melalui kegiatan warga belajar. Namun sekarang ini program pendidikan
karakter lebih digencarkan lagi, dengan tujuan membentuk dan memperkuat karakter kaum
muda.

Kemranjen, 27 April 2017


Peserta Seminar

Iftahul Aman, S.Pd.


NIP 19681019 200701 1 005

LAPORAN SEMINAR NASIONAL


“PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM MEWUJUDKAN
PENDIDIKAN UNGGUL DAN BERKARAKTER DI KABUPATEN BANYUMAS”

Nama : Iftahul Aman, S.Pd.


NIP : 19681019 200701 1 005
Jabatan : Guru Kelas
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Unit Kerja : SD Negeri Bengkelung, UPK Kemranjen

Judul/Tema : Pengembangan Profesionalitas Guru dalam Mewujudkan Pendidikan Unggul dan


Berkarakter di Kabupaten Banyumas.

Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan seminar nasional pendidikan
tentang Pengembangan Profesionalitas Guru dalam Mewujudkan Pendidikan Unggul dan
Berkarakter di Kabupaten Banyumas.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnaan laporan
ini.
I. Latar belakang
United Nations Development Programme (UNDP) pada Maret 2013 melaporkan bahwa Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Indonesia berada pada
urutan 121 dari 185 negara. Data ini mencakup aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan.
Skor nilai HDI Indonesia sebesar 0,684 masih di bawah rerata dunia sebesar 0,702. Peringkat dan
nilai HDI Indonesia masih di bawah rerata dunia dan di bawah empat negara di ASEAN
(Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand).
Kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang Matematika, Sains, dan Membaca
dibandingkan dengan anak-anak di dunia juga masih rendah. Hasil Programme for International
Student Assessment (PISA) 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang
berpartisipasi dalam tes. Rerata skor anak-anak Indonesia di bidang Matematika 375, Membaca
396, dan Sains 382. Sementara rerata skor dunia OECD secara beruturut-turut 494, 496, dan 501.
Mengingat posisi HDI dan prestasi anak Indonesia masih rendah perlu dirumuskan kebijakan
dan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan Indonesia.
Semoga dengan kegiatan seminar ini, diharapkan para guru mampu menciptakan pembaharuan
pendidikan yang berkualitas, sehingga bisa memiliki kesiapan dalam berbagai tuntutan kebutuhan
masyarakat di masa yang akan datang.
II. Maksud dan tujuan
1. Dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru mewujudkan pendidikan berkarakter
2. Menumbuhkembangkan generasi muda yang memiliki daya saing, tetapi tetap bermoral
3. Meningkatkan budaya literasi baik pada lingkungan siswa maupun guru
III. Hasil/Dampak yang diharapkan
1. Peningkatan Mutu Pendidikan
Sebagai pendidik, guru memiliki peran yang sangat strategis sebab keberadaannya sangat
berkaitan dengan kualitas dan keberhasilan pembelajaran dan pendidikan. Tanggung jawab
pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi capaian prestasi yang
unggul mempersyaratkan kemampuan guru untuk memilih dan menerapakan pendekatan dan
strategi pembelajaran dan pelatihan yang tepat. Guru harus pula mengupayakan dirinya
menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas bertalian dengan dua hal pokok yaitu kebaruan dan
ketepatan. Berkenaan dengan kegiatan pembelajaran, dalam melakukan kebaruan, misalnya
dalam pemilihan dan penggunaan model pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan
kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran, keadaan dan minat siswa, situasi, lingkungan, dan
juga aspek sosiokultural. Pendidik yang merupakan pemikir intensional dan kritis memiliki
kemungkinan masuk ke ruang kelasnya dengan dilengkapi pengetahuan, baik dari diri sendiri
maupun hasil pemikiran orang lain. Pendidikan atau pembelajaran adalah dua aktivitas yang
tidak dipisahkan, jika menginginkan proses dan hasil pendidikan berhasil baik dan pada
akhirnya dapat diperoleh hasil yang baik, memanfaatkan dan melaksanakan penelitian
merupakan keniscayaan. Sejalan dengan itu, melalui Permenneg PAN dan RB Nomor 16
Tahun 2009, profesionalitas guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan; dan untuk itu
diperlukan pengembangan keprofesian berkelanjutan, yakni pengembangan kompetensi guru
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, dan berkelanjutan. Salah satu
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan tersebut adalah publikasi ilmiah. Publikasi
ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup tiga kelompok
kegiatan, yaitu: (1) presentase pada form ilmiah, sebagai narasumber pada seminar, lokakarya,
koloqium, atau diskusi ilmiah, baik yang diselenggarakan pada tingkat sekolah, KKG,
kab/kota, provinsi, nasional, maupun internasional; (2) publikasi ilmiah hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal (karya tulis berupa laporan hasil pendidikan
yang diterbitkan dalam bentuk buku ber ISBN, dipublikasikan dalam majalah/jurnal, atau
diseminarkan atau tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal yang dimuat di jurnal;
dan (3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.
2. Profesionalisme Pendidik
Pendidik berperan sebagai manajer dan pemimpin pembelajaran dan berperan penting dalam
menentukan keberhasilan proses pembelajaran sebagai inti pendidikan. Guru dituntut menjadi
pendidik profesional yang memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya. Setelah
disahkan UU No. 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, kata profesional mengacu pada
pengertian yang lebih jelas, yaitu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. Pendidik Profesional adalah guru yang mampu bekerja secara otonom untuk
mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai tanggung jawab atas kemampuan
profesionalnya sebagai penyandang suatu profesi. Profesionalisme bukanlah sesuatu yang
“sudah jadi” melainkan “akan menjadi”. Profesionalisme adalah sesuatu yang berproses dan
bersifat dinamis. Oleh karena itu, pendidik tidak boleh terjebak dan masuk dalam situasi yang
stagnan serta berpuas diri.
3. Menumbuhkembangkan Budaya Literasi
Dalam pembahasan ini literasi lebih berkaitan dengan konsep membaca dan menulis. Oleh
karena itu, budaya litersi yang dimaksudkan dalam tulisan ini lebih mengarah pada budaya
membaca dan menulis. Budaya dan minat baca masyarakat Indonesia saat ini cukup rendah.
Menurut data dari UNESCO pada tahun 2012, indeks minat baca masyarakat Indonesia baru
mencapai angka 0,001. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang saja yang
punya minat baca. Budaya literasi berkaitan erat dengan budaya meneliti. Guru harus memiliki
kesadaran akan praktik pengajaran dan penelitian serta kesediaannya untuk berubah ke arah
yang lebih baik. Guru hendaknya tidak terjebak dalam tugas-tugas rutin belaka. Sebagai guru
yang kreatif, guru perlu membuktikan diri mampu berpikir dan bertindak ‘out of the box’
dengan berani membuat dan mengimplementasikan program yang belum pernah dilakukan
orang lain.

Kemranjen, 28 November 2017


Peserta Seminar
Iftahul Aman, S.Pd.
NIP 19681019 200701 1 005

LAPORAN SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

“MEMBEDAH KEKERASAN SIMBOLIK DI SEKOLAH SEBUAH IDE SOSIOLOGI


PENDIDIKAN PIERE BUORDIEU”

Nama : SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


NIP : 19660514 200604 2 006
Jabatan : Guru Kelas
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Unit Kerja : SD Negeri Gunungmujil – UPK Kemranjen

Judul/Tema: “Membedah Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu”

Maksud dan Tujuan


1. Maksud diadakannya seminar nasional pendidikan

a. Diharapkan guru memahami tentang peran sebagai pendidik di sekolah sadar dan
berupaya kuat untuk menjamin dan memenuhi hak-hak anak.

b. Diharapkan guru mampu memahami dan menerapkan tentang hak-hak perlindungan


anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab.

2. Tujuan diadakannya seminar nasional pendidikan

a. Peserta memahami tentang konseptual ramah anak menurut Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI).

b. Peserta memahami dan sadar akan hak-hak perlindungan anak.

c. Peserta berusaha secara maksimal untuk menerapkan pelaksanaan tentang hak dan
perlindungan anak.

A. Penyelenggara Kegiatan

Penyelenggara kegiatan seminar tentang “Membedah Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Ide
Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu” adalah Panitia Seminar Nasional Pendidikan yang beralamat
di Sekretariat: UPK Purokerto Utara, Jln. Letjend. Pol. R. Soemarto, Purwanegara No. 144
Telp. (0281) 640076.

B. Manfaat Kegiatan
a. Menambah wawasan tentang konseptual Membedah Kekerasan Simbolik di Sekolah menurut
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

b. Menambah wawasan tentang bidang-bidang penyelenggara perlindungan anak di sekolah –

sekolah.

c. Menambah wawasan tentang permasalahan anak di lingkungan pendidikan.

d. Diharapkan peserta dapat menciptakan sekolah dapat Membedah Kekerasan Simbolik di


Sekolah Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu.

C. Dampak Kegiatan

Dengan mengikuti kegiatan seminar tentang “Membedah Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Ide
Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu” peserta seminar hendaknya dapat mengimplementasikan hal-hal
yang diseminarkan terhadap anak didiknya di sekolah masing-masing dan mengembangkan di
lingkungan masyarakat.

D. Pelaksanaan Kegiatan

a. Hari, tanggal : Sabtu, 21 April 2018

b. Waktu : pukul 08.00-12.00 WIB.

c. Tempat : Gedung Persaudaraan Haji Indonesia (PHI), di Tanjung Pwt. Selatan.

d. Pembicara :

1. Dr. Nanang Martono ( Penulis Buku Kekerasan Simbolik Di Sekolah)

2. Drs. Purwadi Santoso, M.Hum., (Kepala Dindik Kabupaten Banyumas)

E. Pola Penyelenggaraan

a. Pembicara ke-1 menyampaikan materi tentang Kekerasan Simbolik di Sekolah

b. Pembicara yang ke-2 menyampaikan materi tentang kebijakan Bidang Pendidikan di

Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas.

a. Setelah penyampaian kedua materi tersebut dilanjutkan dengan termin tanya jawab yang
diatur oleh moderator.

Kemranjen, 23 April 2018

Mengetahui,
Kepala Sekolah Peserta Seminar

PUJI MUGIO SANTOSO, S.Pd. SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


NIP 19610527 198201 1 002 NIP. 19660514 200604 2 006
LAPORAN WORKSHOP
“WORKSHOP BEDAH KISI-KISI 3 MAPEL USBN 2018”

Nama : SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


NIP : 19660514 200604 2 006
Jabatan : Guru Kelas
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Unit Kerja : SD Negeri Gunungmujil – UPK Kemranjen

Judul/Tema : Workshop Bedah Kisi-Kisi 3 Mata Pelajaran Ujian Sekolah Berstandar Nasional

Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan workshop pendidikan tentang
Bedah Kisi-Kisi 3 Mata Pelajaran Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.

IV. Latar belakang


Ujian merupakan program sekolah yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan
sebagai output yang menjadi barometer keberhasilan di setiap sekolah. Oleh karena itu sekolah
setiap menjelang ujian selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin, bahkan ada penambahan jam
mengajar agar anak didiknya bisa mencapai hasil yang maksimal.
Seiring dengan program ujia yang dilaksanakan tiap akhir tahun ajaran, maka selain pihak
sekolah orang tuapun ikut prihatin. Oleh karena itu tidak sedikit para orang tua memanggil guru
privat, atau dimasukkan ke lembaga pendidikan non formal guna mempersiapkan putera-puterinya
dalam menghadapi ujian.
Oleh karena dipandang perlu adanya kegiatan Bedah Kisi-Kisi 3 Mapel USBN agar sekolah
dalam hal ini adalah para guru di dalam mempersiapkan siswanya tidak terlalu melenceng.
Semoga dengan kegiatan workshop ini, diharapkan para guru mampu mencermati dan
memprediksi soal-soal ujian. Sehingga siswa-siswanya yang akan mengerjakan soal-soal ujian
sudah siap secara mental sehingga mampu mengerjakan soal dengan baik.
V. Maksud dan tujuan
1. Mempersiapkan para guru dalam menghadapi ujian nasional
2. Para guru dalam mempersiapkan materi ujian tidak terlalu luas
3. Mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi

4. Hasil/Dampak yang diharapkan


a. Pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membentuk, mengembangkan, dan
memperkuat intelektualitas kaum muda Indonesia secara utuh dan seimbang, apalagi pada
abad pengetahuan yang sekarang makin jelas sosoknya. Dikatakan demikian karena
intelektualitas-selain spiritualitas atau religiositas-merupakan substansi atau inti mutu
manusia. Oleh karena itu, penumbuhkembangan intelektualitas menjadi visi, misi, dan atau
tujuan pendidikan di manapun, kapanpun, dan dilaksanakan oleh siapapun- termasuk
pemerintah, keluarga, dan masyarakat Indonesia.
b. Pada abad pengetahuan sekarang, penumbuhkembangan intelektualitas kaum muda Indonesia
sangat urgen dan kritis sehingga pemerintah lewat pendidikan formal dan non formal
melakukan pelbagai upaya penumbuhkembangan intelektualitas kaum muda. Selain beberapa
bukti keberhasilan, perlu diakui juga bahwa pelbagai upaya tersebut belum menampakkan
keberhasilan sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, berbagai pihak harus berpartisipasi
lebih proaktif dalam program dan aksi penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas
generasi muda.
c. Abad Pengetahuan, Modal Manusia, dan Karakter – Intelektualitas
Harus disadari bahwa sekarang kita berada pada abad pengetahuan dan kreativitas-inovasi.
Dalam abad ini segala sesuatu bertumpu atau berbasis pengetahuan dan kreativitas-inovasi,
tanpa tumpuan kreativitas-inovasi yang layak segala sesuatu akan tergeser, terpinggirkan,
bahkan tergusur.
Menurut Peter Drucker dalam New Realities (1992) mengatakan kehadiran masyarakat
berpengetahuan, melanjutkan bahkan menggantikan dominasi masyarakat informasi dan
industri, masyarakat pertanian, dan masyarakat pra-pertanian.
Selain itu, Thomas A. Stewart dalam Intellectual Capital (1997) menyatakan betapa penting,
utama, dan sentralnya keberadaan dan peranan modal pengetahuan dalam abad pengetahuan.
Dengan modal pengetahuan yang bermutu dan unggul, seseorang/sekelompok masyarakat
niscaya mampu eksis, unggul, berjaya, dan berkiprah secara berarti dalam suatu bidang
kehidupan mutakhir di manapun.
Modal intelektualitas tersebut harus disertai dan dipadu dengan modal karakter yang kuat agar
benar-benar bermaslahat dan unggul bagi kemanusiaan dan kemasyarakatan.
d. Upaya Penumbuhkembangan Karakter dan Intelektualitas
Upaya penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas dapat dilaksanakan melalui
pendidikan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Sejak jaman dulu sampai sekarang pendidikan
formal dan nonformal kita sudah melaksanakan penumbuhkembangan karakter dan
intelektualitas melalui kegiatan warga belajar. Namun sekarang ini program pendidikan
karakter lebih digencarkan lagi, dengan tujuan membentuk dan memperkuat karakter kaum
muda.
Kemranjen, 17 Februari 2018
Peserta Seminar

SRI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD.


NIP.19660514 200604 2 006

Anda mungkin juga menyukai