Laporan Kegiatan Seminar
Laporan Kegiatan Seminar
Laporan Kegiatan Seminar
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN KEMRANJEN
SD NEGERI GUNUNGMUJIL
JJl. Balai Desa No. 2 Kedungpring Kecamatan Kemranjen Banyumas
Dasar : Surat Undangan dari Lembaga Pendidikan MATEMATIKA DAHSYAT INDONESIA (MDI), Nomor:
013/MDI.BMS/I/2018 Tanggal 9 Januari 2018.
MEMERINTAHKAN
Untuk : 1. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung KORPRI Kabupaten Banyumas,
dalam rangka mengikuti Workshop Trainning Pendidikan dan Pelatihan Matematika untuk
SD/MI dan TK yang dilaksanakan hari Selasa-Rabu, 9-10 Januari 2018.
2. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SDN Gunungmujil.
Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 8 Januari 2018
Kepala Sekolah
Dasar : Surat Undangan dari Panitia Seminar Nasional Pendidikan “Membedah Kekerasan Simbolik
Di Sekolah Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu”
MEMERINTAHKAN
Untuk : 1. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI) Purwokerto, dalam rangka mengikuti Seminar Nasional Pendidikan
dengan Tema “ Membedah Kekerasan Simbolik Di Sekolah Sebuah Ide Sosiologi
Pendidikan Piere Buordieu” dilaksanakan hari , Sabtu, 21 April 2018.
Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 20 April 2018
Kepala Sekolah
Dasar : Surat Undangan dari Panitia Workshop Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Nomor:
01/PAN.PPK/II/2018, tanggal 1 Februari 2018.
MEMERINTAHKAN
Untuk : 1. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung Aula UPK Kemranjen di
Karangjati, dalam rangka mengikuti Workshop tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) yang dilaksanakan hari Rabu-Jumat, 7-9 Februari 2018.
2. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SDN Gunungmujil.
Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 6 Februari 2018
Kepala Sekolah
Dasar : Surat Undangan dari Panitia Workshop Bedah Kisi-Kisi USBN Mapel ( Bahasa Indonesia,
Matematika, dan IPA ) No. 02/UASBN /II/2018, tanggal 05 Februari 2018.
MEMERINTAHKAN
Untuk : 3. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung D’Garden Hall & Resto
Purwokertoi, dalam rangka mengikuti Workshop Bedah Kisi-Kisi USBN 3 Mapel ( Bahasa
Indonesia, Matematika, & IPA ) Bagi Guru Kelas VI yang dilaksanakan hari Sabtu, 17
Februari 2018.
4. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SDN Gunungmujil.
Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 16 Februari 2018
Kepala Sekolah
Dasar : Surat Undangan dari Panitia Pendidikan dan Pelatihan ““AdiRESy Smart Teaching dan
Matematika Indonesia” 01/APKASI/X /2018, tanggal 20 Oktober 2018.
MEMERINTAHKAN
Untuk : 5. Melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah ke Gedung Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI) Purwokerto , dalam rangka mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
“AdiRESy Smart Teaching dan Matematika Indonesia” yang dilaksanakan hari Sabtu-
Senin, tanggal 3 – 5 November 2018.
6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Kepala SD Negeri Gunungmujil
Ditetapkan di : Kedungpring
Pada tanggal : 2 November 2018
Kepala Sekolah
Judul/Tema : Pembentukan Kader Anti Narkoba Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
Kabupaten Banyumas
Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan seminar Pembentukan Kader
Anti Narkoba Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyumas
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.
I. Latar Belakang :
Narkotika dan obat-obatan terlarang merupakan zat aditif yang jika dikonsumsi tanpa aturan dan dosis
yang sesuai dapat membahayakan kesehatan. Narkoba sendiri terdiri dari narkotika, psikotropika, dan zat
aditif lainnya. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) , narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Sedangkan psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika baik alamiah maupun sintesis yang
memiliki khasit psikoaktif melalui pengaruh siliktif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas normal dan prilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk
mengobati gangguan jiwa. Yang terakhir adalah zat aditif, yaitu zat selain narkotika dan psikotropika yang
dapat menyebabkan ketergantungan.
Maraknya peredaran narkoba sangat meresahkan masyarakat. Tidak hanya kaum remaja dan anak muda
yang terjerumus dalam penggunaan narkoba ini, namun juga orangtua dan guru yang notabene seharusnya
lebih mengerti akan bahaya narkoba.
II. Maksud dan Tujuan :
1. Menjelaskan jenis-jenis narkoba dan efek yang ditimbulkannya.
2. Menjelaskan alasan beberapa orang mengkonsumsi narkoba.
3. Menjelaskan upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi resiko penyalahgunaan narkoba dan
upaya pencegahannya.
Morfin
Morfin merupakan zat akfit dari opium. Zat ini dibuat dari percampuran antara getah poppy dengan
bahan kima lain. Efek yang ditimbulkan dari morfin adalah:
Menekan kegiatan system syaraf.
Memperlambat pernafasan dan detak jatung.
Memperbesar pembuluh darah.
Mengecilkan bola mata dan mengganggu kerja organ tubuh.
Heroin
Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk
dan perubahan mood yang tidak menentu.
Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat
berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang
berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh
penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Kokain digunakan karena secara karakteristik
menyebabkan elasi, euforia, peningkatan harga diri dan perasan perbaikan pada tugas mental dan fisik.
Kokain dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan kinerja pada beberapa tugas kognitif.
Shabu – shabu
Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara
membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain.
Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi
air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut.
Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka
panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
Pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi
dan sukar berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan
bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah. Namun jika dikelompokkan
berdasarkan pengaruhnya terhadap system syaraf, yaitu depressant, halusinogen, dan stimulant.
LAPORAN KEGIATAN
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA GLOBALISASI
Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan seminar nasional pendidikan
tentang Pendidikan Karakter di Era Globalisasi.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.
I. Latar belakang
Dalam era globalisasi, seperti yang kita alami sekarang ini arus perkembangan jaman semakin
cepat dan semakin tidak tidak terkendali. Arus komunikasi dan informatika setiap detiknya bisa
langsung dinikmati di seluruh pelosok dunia. Hal ini menyebabkan peristiwa yang terjadi dapat
langsung diterima atau diketahui oleh seluruh penjuru dunia saat itu juga.
Pengaruh era globalisasi terhadap perkembangan anak didik, satu sisi memang berpengaruh
positif, tetapi di sisi lain sangat mudah disusupi hal-hal negatif. Sehingga etika anak-anak
sekarang sudah banyak yang meninggalkan norma-norma pergaulan. Pergaulan antar anak
maupun antara anak dengan orang tua.
Oleh karena itu dipandang perlu adanya penguatan pendidikan karakter, agar generasi kita
mampu mengikuti arus era globalisasi, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai moral adi luhung
yang sudah mengakar di tanah air kita yang menjadi warisan para pendahulu kita.
Semoga dengan kegiatan seminar ini, diharapkan mampu menciptakan pejuang-pejuang moral
yang akan mewariskan kepada para generasi penerus, sehingga pada saatnya nanti bisa menjadi
pemegang tongkat estafet pembangunan bangsa ini dengan baik dan benar.
Judul/Tema : Melalui Workshop Penguatan Pendidikan Karakter Kita Tingkatkan Karakter bagi
Warga Sekolah
Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan workshop penguatan pendidikan
karakter.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.
I. Latar belakang
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan amanat Nawa Cita yang dicanangkan
presiden. Nawa Cita tersebut tertuang pada butir ke delapan yaitu tentang mengadakan revolusi
karakter. Penguatan Pendidikan Karakter juga menyangkut kepribadian atau akhlak siswa.
Dicanangkannya Program Penguatan Pendidikan Karakter pada generasi (siswa) sekarang,
karena akan menjadi generasi emas yang 30 tahun mendatang akan menjadi pemimpin. Jadi,
dengan karakter yang kuat dan bagus, dapat dipastikan kepemimpinan mendatang akan hebat.
Oleh karena itu Mendikbud memerintahkan kepada stafnya untuk mengamati sekolah atau
lembaga pendidikan lain yang mempunyai pembiasaan karakter yang kuat, agar dijadikan contoh
yang harus ditiru sebagai pembiasaan kepribadian yang harus dilakukan untuk membentuk
karakter yang mumpuni.
Semoga dengan kegiatan workshop ini, diharapkan mampu menciptakan pejuang-pejuang
moral yang akan mewariskan kepada para generasi emas, sehingga pada saatnya nanti bisa
menjadi pemimpin yang hebat, baik, dan benar.
II. Maksud dan tujuan
1. Meningkatkan karakter bagi warga sekolah
2. Meningkatkan wawasan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
3. Mampu menciptakan pejuang-pejuang moral
4. Mampu menciptakan generasi yang handal, tetapi tetap bermoral
4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang dapat dikembangkan melalui Peran Serta Masyarakat
a. Ketuhana Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
5. Lingkup Pendidikan Karakter melalui Peran Serta Masyarakat
a. Peran serta secara pasif, artinya menyetujui dan menerima apa yang diputuskan secara bijak
oleh pihak sekolah atau komite sekolah.
b. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga.
c. Peran serta melalui adanya konsultasi.
d. Peran serta dalam pelayanan.
e. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan.
f. Peran serta dalam pengambilan keputusan.
6. Prinsip-Prinsip Pengembangan Pendidikan Karakter melalui Peran Serta Masyarakat
a. Transparansi b. Akuntabilitas c. Kemitraan d. Partisipatif e. Demokratis f. Terpadu dan
berkesinambungan.
7. Pola Pelaksanaan
a. Program Kerjasama c. Program Kemasyarakatan
b. Program Sekolah d. Program Kemitraan
c. Program Kunjungan:
Kunjungan masyarakat ke sekolah
Kunjungan antar sekolah
Kunjungan sekolah ke masyarakat
8. Unsur Masyarakat yang Dapat Dilibatkan dalam Pendidikan Karakter
a. Komite Sekolah d. Masyarakat sekitar sekolah
b. Orang tua/wali siswa e. Paguyuban kelas
c. Dunia usaha dan dunia industri (DUDI)
9. Indikator Keterlaksanan Program
a. Ada kontribusi dan kepedulian komite sekolah dan masyarakat terhadap sekolah yang
mengarah pada proses pendidikan karakter siswa, baik langsung maupun tidak langsung.
b. Ada dampak nyata dan terukur peran serta masyarakat terhadap perkembangan pendidikan
karakter siswa pada semua aspek pendidikan.
c. Ada program pengembangan pendidikan karakter yang disusun secara bersama antara
masyarakat, kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.
d. Ada pelibatan masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama, dan DUDI) dalam program
pendidikan karakter.
e. Lebih dari 75% program yang dirancang bersama sekolah dan masyarakat dapat dicapai.
10. TEPUK PPK:
Prok-prok Religius
Prok-prok Nasionalis
Prok-prok Mandiri
Prok-prok Gotong Royong
Prok-prok Integritas
LAPORAN KEGIATAN
WORKSHOP MATEMATIKA DAHSYAT
BAGI KEPALA SEKOLAH DAN GURU KELAS SD DAN TK
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan workshop Matematika Dahsyat.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.
I. Latar belakang
Mata pelajaran Matematika selama ini merupakan mata pelajaran yang menjadi beban berat
bagi siswa, sehingga masih banyak siswa yang hasil nilai Mata Pelajaran Matematika rendah. Hal
ini disebabkan para siswa merasa sulit terhadap materi Matematika. Para guru juga masih banyak
yang cara mengajarnya belum menggunakan metode yang bervariasi, sehingga siswa kurang
antusias dalam mempelajari Matematika.
Matematika Dahsyat menghantarkan para guru untuk bisa memberikan materi-materi
Matematika dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan, serta lebih cepat menyelesaikan
soal-soal Matematika.
Semoga dengan kegiatan workshop ini, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru,
sehingga proses belajar mengajar di kelas lebih menarik, menyenangkan terutama mata pelajaran
matematika yang selama ini merupakan pelajaran yang menjadi momok.
II. Maksud dan tujuan
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi-materi Matematika
2. Meningkatkan penguasaan guru terhadap metode-metode pengerjaan soal-soal Matematika
3. Mampu menciptakan suasana kelas lebih menyenangkan
4. Mampu menciptakan generasi yang handal, tetapi tetap bermoral
III. Hasil/Dampak yang diharapkan
1. Materi FPB dan KPK
Dalam FPB dan KPK ada ketentuan-ketentuan khusus yang jarang diberikan oleh guru
maupun orang tua. FPB = pasti bisa membagi soal. KPK = pasti bisa dibagi FPB.
FPB= angka yang besar dibagi angka yang kecil, apabila sisanya dapat membagi angka pada
soal maka itulah FPBnya.
Contoh:
1 Keterangan:
24 36 36 : 24 = 1 sisa 1
2
24 –
1 FPB (12 dapat membagi 24 dan 36, maka 12 adalah FPB)
KPK2= Angka yang besar x Angka yang kecil
FPB
2
Contoh: 36 x 24 = 36 x 24 = 72
12 12
Tentukan FPB dan KPK dari 15 dan 25!
1 3
15 25 KPK = 25 x 15 = 75
10 15 5
10-
FPB
Cara 2: 5
Sifat-sifat FPB
a. Jika bilangannya tidak mempunyai faktor persekutuan, maka FPBnya adalah 1.
b. Jika suatu bilangan merupakan faktor dari bilangan yang lain, maka FPBnya adalah bilangan
yang kecil.
Sifat-sifat KPK
a. Jika bilangannya tidak mempunyai faktor persekutuan, maka KPKnya adalah hasil kali semua
bilangan itu.
b. Jika suatu bilangan merupakan faktor dari bilangan yang lain, maka KPKnya adalah bilangan
yang besar.
2. Konversi Ukuran Panjang
Satuan ukuran panjang dikelompokkan menjadi 2 yaitu satuan panjang baku dan satuan panjang
tidak baku.
1. Satuan panjang baku
Contoh: kilometer, hektometer, dekameter,....... dst.
2. Satuan panjang tidak baku
Contoh: jengkal, kilan, depa, jari, kaki, dsb.
Hubungan Antar Satuan Panjang:
X 10
Km hm dam m dm cm mm
● ● ● ● ● ● ●
10 :
Dengan cara ini penyelesaian soal-soal tentang ukuran panjang menjadi sangat cepat daripada
dengan menggunakan tangga.
Contoh 1:
12 km + 15 dam + 5 m = . . . . dm.
Km hm dam m dm cm mm
● ● ● ● ● ● ●
1 2 1 5 5 0
Penjelasan:
1. Satuan angka dari 12 adalah 2, maka letakkan angka 2 tepat di titik km.
2. 15 dm, satuanya 5 maka letakkan angka 5 tepat di titik dam, dan puluhanya yaitu 1 diletakkan
tepat di titik hm.
3. 5 m, karena hanya ada satuan, maka angka 5 diletakkan tepat di titik m.
4. Karena akan dijadikan dm, maka ditambah nol (0) tepat di titik dm.
Contoh 2:
732 hm + 25 dam + 34 m = . . . . dm.
km hm dam m dm cm
● ● ● ● ● ●
7 3 2
2 5
3 4 0 +
7 3 4 8 4 0
Contoh soal:
35 hm² + 17 are + 25 ca = . . . . m²
ha are ca
km² hm² dam² m² dm² cm² mm²
● x ● x ● x ● x ● x ● x ● x
3 5
1 7
2 5+
3 5 1 7 2 5
Maka hasilnya adalah 351.725 m²
Jika akan diubah ke satuan luas yang lain, tinggal menambah nol jika ke kanan, dan jika ke kiri
diberi koma.
4. Hubungan Antar Satuan Volume
7 x 7 = 49 4 (e) 5. Kuadratkan
6
8 x 8 = 64 6 (e)
6. Cari yang terdekat dengan soal
9 x 9 = 81 3 (t)
9
7 (t)
Contoh:
√ 484 langkah-langkahnya:
1. Ambil dua angka dari belakang
√484
2. Akarlah yang depan
√484 = 2. . . . (angka yang sama jika dikalikan sama
2 . . . atau yang mendekati 4)
3. Cari asal satuan
√484 = 22 (asal satuan 4 adalah
28 2 dan 8.
4. Bulatkan ke puluhan terdekat
√484 = 22 20 (puluhan terdekat 22 adalah 20)
28 30 (puluhan terdekat 28 adalah 30)
5. Kuadratkan
√484 = 22 20² = 400
28 30² = 900
6. Cari yang terdekat dengan soal
Karena yang terdekat adalah 400 (dengan mencari selisih terkecil) maka √484 = 22. Dengan
mencari selisih terkecil antara 484 dengan 400 dan 484 dengan 900.
6. Akar Pangkat Tiga
Cara Dahsyat menentukan akar pangkat tiga:
Contoh:
1. ³√1.331 = 11
Keterangan:
Angka 1.331 lebih dari 1.000 maka hasilnya pasti belasan (1......). Nilai tempat satuan dari
1.331 adalah 1, asal satuan 1 adalah 1 maka hasilnya 11.
2. ³√59.319 = 39
Keterangan:
Angka 59.319 lebih dari 27.000 maka hasilnya pasti 30 an (3.....). Nilai tempat satuan dari
59.319 adalah 9, asal satuan 9 adalah 9 maka hasilnya 39.
3. ³√74.088 = 42
Keterangan:
Angka 74.088 lebih dari 64.000 maka hasilnya pasti 40 an (4.....). Nilai tempat satuan dari
74.088 adalah 8, asal satuan 8 adalah 2 maka hasilnya 42.
7. Perbandingan
a. Mengenal Perbandingan
Pecahan sebagai perbandingan.
Contoh:
Faizal mempunyai apel 3 buah, sedangkan Nisma mempunyai 4 buah apel. Tuliskan
perbadingan banyak apel Faizal terhadap Nisma!
Pembahasan:
Banyak apel Faizal (F) = 3
Banyak apel Nisma (N) = 4
Perbandingan F terhadap N adalah 3 : 4 atau ¾
b. Menyelesaikan soal cerita perbandingan.
Contoh 1:
Perbandingan umur Ayah dan anaknya 5 : 3. Jika jumlah umur keduanya 56 tahun, maka umur
masing-masing adalah . . . .
Pembahasan:
Cara 1:
Jumlah perbandingan = (5+1) = 8
Jumlah umur keduanya 56 tahun.
Umur Ayah 5/8 x 56 tahun = 35 tahun
Umur Anak 3/8 x 56 tahun = 21tahun
Cara 2:
Ayah : Anak = 5 : 3
Jumlah umur = 56 tahun
Maka 5 + 3 (n) = 56
8 (n) = 56
n = 56/8 = 7
ayah : anak
5 : 3
x7 x7
35 21
Cara 3:
8+3=8
x7
56
Karena 8 x 7 = 56, makasemua angka perbandingan dikalikan 7.
5 : 3
x7 x7
35 21
c. Rata-rata tinggi badan 8 anak adalah 134,5 cm. Jika rata-rata dari 9 anak menjadi 135 cm, maka
tinggi anak ke sembilan adalah . . . .
Jawab:
134,5 x 8 = 1.076
135 x 9 = 1.215
Carilah selisih keduanya 1.215 – 1.076 = 139
d. Jarak kota A – B adalah 105 km. Dengan kecepatan 20 km/jam Budi berangkat dari kota A ke B.
Kemudian Arman dengan kecepatan 15 km/jam berangkat dari kota B – A. Mereka berangkat
secara bersamaan.
1). Setelah berapa jam mereka berpapasan?
2). Pada jarak berapa km dari kota A mereka berpapasan?
Jawab:
1). W = j/k = 105/35 = 3 jam.
50 40 90+32=122
10. Mean
Nilai ulangan Matematika untuk 20 anak, sbb:
5764864557
8456798565
Berapa nilai rata-ratanya?
Cara:
a. Cari angka terkecil kemudian jumlahkan semua selisihnya (semua angka dengan angka terkecil)
b. Bagi dengan banyaknya data
c. Jumlahkan dengan angka terkecil
5 7 6 4 8 6 4 5 5 7
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4-
1 3 2 0 4 2 0 1 1 3
8 4 5 6 7 9 8 5 6 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4-
4 0 1 2 3 5 4 1 2 1
1+3+2+0+4+2+0+1+1+3+4+0+1+2+3+5+4+1+2+1= 40
Maka 40:20= 2, jumlahkan dengan angka terkecil 2 + 4 = 6.
10 cm
5 cm
20 cm
Cara 1:
Balok terdiri atas 6 sisi dengan 3 pasang sisi yang sama:
2 x 20 x 5 = 200
2 x 10 x 5 = 100
2 x 20 x 10 = 400 +
700
Cara 2:
x
(2x) 20 5 10
x x
2 x 20 x 5 = 200
2 x 5 x 10 = 100
2 x 20 x 10 = 400 +
700
Rumus Phytagoras
Rumus untuk mencari panjang sisi segitiga siku-siku dengan menggunakan rumus Phytagoras
adalah sebagai berikut:
Kuadrat sisi AB = Kuadarat sisi BC + Kuadrat sisi AC
A
c
b
c² = a² + b²
B
C a
?
6 cm
B
C 8 cm
Jawab:
AB² = BC² + AC²
= 6² + 8² = 36 + 64
AB =√100 = 10
LAPORAN KEGIATAN
Seminar Nasional tentang Sekolah dan Madrasah Ramah Anak
Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan Seminar Nasional tentang
Sekolah dan Madrasah Ramah Anak.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian kata pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan
laporan ini.
I. Latar belakang
Sekolah dan Madrasah merupakan rumah kedua bagi para siswa, sehingga sebagian waktu
dalam sehari dihabiskan dalam lingkungan sekolah dan atau madrasah. Kehidupan dalam
lingkungan sekolah dan atau madrasah tentu terjalin hubungan pergaulan antara siswa dengan
siswa, siswa dengan guru, siswa dengan kepala sekolah, dan siswa dengan penjaga sekolah.
Kurun waktu hubungan tersebut tentu berlangsung cukup lama, sehingga pasti terjadi hubungan
yang tidak selalu harmonis apalagi ditambah karakter masing-masing warga sekolah yang
beraneka ragam. Maka dipandang perlu ada pendidikan karakter bagi warga sekolah khususnya
orang dewasa, sehingga tertanam budaya ramah hubungan anatar sesama warga sekolah
Semoga dengan kegiatan seminar ini, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru,
sehingga proses belajar mengajar di kelas lebih menarik, dan hubungan di luar kelas
menyenangkan.
II. Maksud dan tujuan
1. Meningkatkan pemahaman pendidikan karakter sehingga budaya ramah hubungan tercipta
2. Meningkatkan pembiasaan yang mengarah pada budaya ramah hubungan
3. Mampu menciptakan suasana kelas lebih menyenangkan
4. Mampu menciptakan generasi yang handal, tetapi tetap bermoral
III. Hasil/Dampak yang diharapkan
Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari diskriminasi.
Namun dalam perkembangannya, banyak anak-anak yang menjadi korban kekerasan, eksploitasi,
dan penganiayaan, baik di rumah, sekolah, madrasah, maupun di pesantren. Sehingga, banyak
anak yang tidak lagi merasa aman dan nyaman untuk bermain dan belajar karena selalu berada
dalam tekanan dan ancaman.
Dalam upaya perlindungan anak dan untuk mengurangi tindakan kekerasan terhadap anak,
terutama di dunia pendidikan, maka diwujudkan program “Pendidikan Ramah Anak” sebagai
langkah nyata mencegah berbagai bentuk kekerasan pada peserta didik melalui pola asuh dan
proses pembelajaran yang menghargai, melindungi, dan memenuhi hak-hak anak dengan
menghidupkan lingkungan pendidikan yang ramah anak dan senantiasa mengutamakan prinsip
perlindungan anak.
Pendidikan yang Ramah Anak adalah pendidikan yang secara sadar berupaya kuat untuk
menjamin dan memenuhi hak-hak dan perlindungan anak dalam setiap aspek kehidupan secara
terencana dan bertanggung jawab. Tujuannya adalah mewujudkan satuan pendidikan yang dapat
menjamin dan memenuhi hak-hak dan perlindungan anak Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, UUD 1945, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan
prinsip-prinsip perlindungan anak.
Prinsip-prinsip perlindungan anak:
1. Tanpa kekerasan
2. Tanpa diskriminasi
3. Kepentingan terbaik bagi anak
4. Hak tumbuh dan berkembang
5. Penghargaan terhadap pendapat anak
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat:
1. Partisipasi dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia.
2. Partisipasi dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga.
3. Partisipasi secara pasif.
4. Partisipasi melalui adanya konsultasi.
5. Partisipasi dalam pelayanan.
6. Partisipasi sebagai pelaksana kegiatan.
7. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Pengembangan Pendidikan Ramah Anak
Penyelenggaraan proses pendidikan dan pembelajaran secara sistematis dan berkesinambungan,
harapannya mampu memfasilitasi siswa berperilaku terpalajar. Sekolah dapat menciptakan
suasana yang kondusif agar siswa merasa nyaman dan dapat mengekspresikan potensinya. Aspek
sarana dan prasarana yang memadai, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan pembelajaran.
Tidak harus mahal tetapi sesuai dengan kebutuhan anak. Adanya forum anak, ketersediaan pusat-
pusat informasi layak anak, ketersediaan fasilitas kreatif dan rekreatif pada anak, adanya kotak
saran, papan pengumuman, majalah, koran anak.
Kemranjen, 7 Oktober 2017
Peserta Seminar
Judul/Tema : Profesionalisme Guru Mewujudkan Pendidikan yang Berkarakter dan Berdaya Saing.
Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan seminar nasional pendidikan
tentang Profesionalisme Guru Mewujudkan yang Berkarakter dan Berdaya Saing.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.
I. Latar belakang
Dalam era abad pengetahuan, seperti yang kita alami sekarang ini arus perkembangan jaman
semakin cepat dan semakin tidak terkendali. Arus komunikasi dan informatika setiap detiknya bisa
langsung dinikmati di seluruh pelosok dunia. Hal ini menyebabkan peristiwa yang terjadi dapat
langsung diterima atau diketahui oleh seluruh penjuru dunia saat itu juga.
Pengaruh abad pengetahuan terhadap perkembangan anak didik, satu sisi memang berpengaruh
positif, tetapi di sisi lain sangat mudah disusupi hal-hal negatif. Sehingga etika anak-anak
sekarang sudah banyak yang meninggalkan norma-norma pergaulan, baik pergaulan antar anak
maupun antara anak dengan orang dewasa.
Oleh karena itu dipandang perlu adanya penumbuhkembangan karakter dan intelektualitas,
agar generasi kita mampu mengikuti arus abad pengetahuan, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai
moral adi luhung yang sudah mengakar di tanah air kita yang menjadi warisan para pendahulu
kita.
Semoga dengan kegiatan seminar ini, diharapkan mampu menciptakan pejuang-pejuang moral
yang akan mewariskan kepada para generasi penerus, sehingga pada saatnya nanti bisa menjadi
pemegang tongkat estafet pembangunan bangsa ini dengan baik dan benar.
Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan seminar nasional pendidikan
tentang Pengembangan Profesionalitas Guru dalam Mewujudkan Pendidikan Unggul dan
Berkarakter di Kabupaten Banyumas.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnaan laporan
ini.
I. Latar belakang
United Nations Development Programme (UNDP) pada Maret 2013 melaporkan bahwa Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Indonesia berada pada
urutan 121 dari 185 negara. Data ini mencakup aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan.
Skor nilai HDI Indonesia sebesar 0,684 masih di bawah rerata dunia sebesar 0,702. Peringkat dan
nilai HDI Indonesia masih di bawah rerata dunia dan di bawah empat negara di ASEAN
(Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand).
Kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang Matematika, Sains, dan Membaca
dibandingkan dengan anak-anak di dunia juga masih rendah. Hasil Programme for International
Student Assessment (PISA) 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang
berpartisipasi dalam tes. Rerata skor anak-anak Indonesia di bidang Matematika 375, Membaca
396, dan Sains 382. Sementara rerata skor dunia OECD secara beruturut-turut 494, 496, dan 501.
Mengingat posisi HDI dan prestasi anak Indonesia masih rendah perlu dirumuskan kebijakan
dan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan Indonesia.
Semoga dengan kegiatan seminar ini, diharapkan para guru mampu menciptakan pembaharuan
pendidikan yang berkualitas, sehingga bisa memiliki kesiapan dalam berbagai tuntutan kebutuhan
masyarakat di masa yang akan datang.
II. Maksud dan tujuan
1. Dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru mewujudkan pendidikan berkarakter
2. Menumbuhkembangkan generasi muda yang memiliki daya saing, tetapi tetap bermoral
3. Meningkatkan budaya literasi baik pada lingkungan siswa maupun guru
III. Hasil/Dampak yang diharapkan
1. Peningkatan Mutu Pendidikan
Sebagai pendidik, guru memiliki peran yang sangat strategis sebab keberadaannya sangat
berkaitan dengan kualitas dan keberhasilan pembelajaran dan pendidikan. Tanggung jawab
pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi capaian prestasi yang
unggul mempersyaratkan kemampuan guru untuk memilih dan menerapakan pendekatan dan
strategi pembelajaran dan pelatihan yang tepat. Guru harus pula mengupayakan dirinya
menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas bertalian dengan dua hal pokok yaitu kebaruan dan
ketepatan. Berkenaan dengan kegiatan pembelajaran, dalam melakukan kebaruan, misalnya
dalam pemilihan dan penggunaan model pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan
kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran, keadaan dan minat siswa, situasi, lingkungan, dan
juga aspek sosiokultural. Pendidik yang merupakan pemikir intensional dan kritis memiliki
kemungkinan masuk ke ruang kelasnya dengan dilengkapi pengetahuan, baik dari diri sendiri
maupun hasil pemikiran orang lain. Pendidikan atau pembelajaran adalah dua aktivitas yang
tidak dipisahkan, jika menginginkan proses dan hasil pendidikan berhasil baik dan pada
akhirnya dapat diperoleh hasil yang baik, memanfaatkan dan melaksanakan penelitian
merupakan keniscayaan. Sejalan dengan itu, melalui Permenneg PAN dan RB Nomor 16
Tahun 2009, profesionalitas guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan; dan untuk itu
diperlukan pengembangan keprofesian berkelanjutan, yakni pengembangan kompetensi guru
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, dan berkelanjutan. Salah satu
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan tersebut adalah publikasi ilmiah. Publikasi
ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup tiga kelompok
kegiatan, yaitu: (1) presentase pada form ilmiah, sebagai narasumber pada seminar, lokakarya,
koloqium, atau diskusi ilmiah, baik yang diselenggarakan pada tingkat sekolah, KKG,
kab/kota, provinsi, nasional, maupun internasional; (2) publikasi ilmiah hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal (karya tulis berupa laporan hasil pendidikan
yang diterbitkan dalam bentuk buku ber ISBN, dipublikasikan dalam majalah/jurnal, atau
diseminarkan atau tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal yang dimuat di jurnal;
dan (3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.
2. Profesionalisme Pendidik
Pendidik berperan sebagai manajer dan pemimpin pembelajaran dan berperan penting dalam
menentukan keberhasilan proses pembelajaran sebagai inti pendidikan. Guru dituntut menjadi
pendidik profesional yang memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya. Setelah
disahkan UU No. 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, kata profesional mengacu pada
pengertian yang lebih jelas, yaitu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. Pendidik Profesional adalah guru yang mampu bekerja secara otonom untuk
mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai tanggung jawab atas kemampuan
profesionalnya sebagai penyandang suatu profesi. Profesionalisme bukanlah sesuatu yang
“sudah jadi” melainkan “akan menjadi”. Profesionalisme adalah sesuatu yang berproses dan
bersifat dinamis. Oleh karena itu, pendidik tidak boleh terjebak dan masuk dalam situasi yang
stagnan serta berpuas diri.
3. Menumbuhkembangkan Budaya Literasi
Dalam pembahasan ini literasi lebih berkaitan dengan konsep membaca dan menulis. Oleh
karena itu, budaya litersi yang dimaksudkan dalam tulisan ini lebih mengarah pada budaya
membaca dan menulis. Budaya dan minat baca masyarakat Indonesia saat ini cukup rendah.
Menurut data dari UNESCO pada tahun 2012, indeks minat baca masyarakat Indonesia baru
mencapai angka 0,001. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang saja yang
punya minat baca. Budaya literasi berkaitan erat dengan budaya meneliti. Guru harus memiliki
kesadaran akan praktik pengajaran dan penelitian serta kesediaannya untuk berubah ke arah
yang lebih baik. Guru hendaknya tidak terjebak dalam tugas-tugas rutin belaka. Sebagai guru
yang kreatif, guru perlu membuktikan diri mampu berpikir dan bertindak ‘out of the box’
dengan berani membuat dan mengimplementasikan program yang belum pernah dilakukan
orang lain.
Judul/Tema: “Membedah Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu”
a. Diharapkan guru memahami tentang peran sebagai pendidik di sekolah sadar dan
berupaya kuat untuk menjamin dan memenuhi hak-hak anak.
a. Peserta memahami tentang konseptual ramah anak menurut Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI).
c. Peserta berusaha secara maksimal untuk menerapkan pelaksanaan tentang hak dan
perlindungan anak.
A. Penyelenggara Kegiatan
Penyelenggara kegiatan seminar tentang “Membedah Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Ide
Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu” adalah Panitia Seminar Nasional Pendidikan yang beralamat
di Sekretariat: UPK Purokerto Utara, Jln. Letjend. Pol. R. Soemarto, Purwanegara No. 144
Telp. (0281) 640076.
B. Manfaat Kegiatan
a. Menambah wawasan tentang konseptual Membedah Kekerasan Simbolik di Sekolah menurut
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
sekolah.
C. Dampak Kegiatan
Dengan mengikuti kegiatan seminar tentang “Membedah Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Ide
Sosiologi Pendidikan Piere Buordieu” peserta seminar hendaknya dapat mengimplementasikan hal-hal
yang diseminarkan terhadap anak didiknya di sekolah masing-masing dan mengembangkan di
lingkungan masyarakat.
D. Pelaksanaan Kegiatan
d. Pembicara :
E. Pola Penyelenggaraan
a. Setelah penyampaian kedua materi tersebut dilanjutkan dengan termin tanya jawab yang
diatur oleh moderator.
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peserta Seminar
Judul/Tema : Workshop Bedah Kisi-Kisi 3 Mata Pelajaran Ujian Sekolah Berstandar Nasional
Kata Pengantar :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan workshop pendidikan tentang
Bedah Kisi-Kisi 3 Mata Pelajaran Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami.
Demikian pengantar kami, saran dan kritik sangat kami harapakan demi kesempurnan laporan
ini.