Tatib Konferensi PGRI

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TATA TERTIB KONFERENSI KOTA TARAKAN TAHUN 2008

1. STATUS, FUNGSI DAN TEMA.


1. STATUS
Konferensi Kota Tarakan merupakan instansi pemegang kedaulatan yang tertinggi setelah
kongres di dalam organisasi PGRI untuk Kota Tarakan.
2. FUNGSI
a. Konferensi Kota Tarakan yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun
bertugas untuk :
1) Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus PGRI Kota Tarakan masa
bakti 2002-2008.
2) Menetapkan program umum PGRI Kota Tarakan masa bakti 2008-2013.
3) Memilih pengurus PGRI Kota Tarakan masa bakti 2008-2013.
4) Menetapkan keputusan lainnya yang dianggap perlu.
b. Konsolidasi organisasi dalam meningkatkan peranan PGRI
menyukseskan pembangunan dalam pelaksaan PELITA VI dan PJP II, khususnya
bidang pendidikan dan kebudayaan, pembinaan Generasi Muda serta sektor-sektor
lainnya yang berkailan dengan tugas dan peranan guru.
3. T E M A
"DENGAN UNDANG - UNDANG GURU KITA TINGKATKAN PROFESIONALISME"
II. WAKTU DAN TEMP AT
l . Wa k t u : Tanggal 11, 12, 13 April 2008
2. T e m p a t : SMP Negeri 1 Tarakan dan Stadion Indoor Tarakan

III. PENYELENGGARA (ART PGRI BAB XIX Pasal 59)


Konferensi Kota Tarakan PGRI diselenggarakan oleh pengurus setiap 5 (lima) tahun sekali,
dengan membentuk Panitia Penyelenggara

IV. P E S E R TA (ART PGRI BAB XIX Pasal 60)


Peserta Konferensi Kota Tarakan terdiri dari :
1). Utusan cabang 61 orang.
2). Seluruh Pengurus Kota Tarakan dan Dewan Penasehat.
3). Pengurus PGRI Propinsi Kaltim
5). Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Kota Tarakan
6). Wakil Pimpinan himpunan Profesi dan Keahlian Sejenis Kota Tarakan
7). Peninjau yang diundang oleh pengurus PGRI Kota Tarakan

V. HAK BICARA DAN HAK SUARA (ART PGRI Bab XIII Pasal 55)
1. Dalam Konferensi Kota Tarakan semua peserta mempunyai hak bicara.
2. Hak suara hanya ada pada utusan pengurus cabang
3. Tiap cabang mempunyai 1 (satu) suara untuk 20 (dua puluh) orang anggota
4. Cabang boleh mewakili 1 (satu) cabang lain yang berhalangan menghadiri
Konferensi Kota Tarakan dengan mandat yang sah.

VI. A C A R A (ART PGRI Bab XIII 5 6)


Acara Konferensi Kota memuat sedikitnya :
1. Laporan pertanggung jawaban pengurus PGRI Kota Tarakan (Masa Bakti 2002-2008).
2. Program kerja termasuk Rencana Keuangan untuk masa jabatan yang akan datang
(Masa Bakti 2008-2O13).
3. Pemilihan pengurus PGRI Kota Tarakan yang baru..

VIII. PEMERIKSAAN SURAT MANDAT DAN HAK SUARA


1. Untuk meneliti surat mandat dan hak suara, dibentuk panitia pemeriksa Surat
Mandat dan hak suara, yang bertugas :
a. Memeriksa surat mandat dan hak suara cabang yang mengirimkan utusan ke
Konferensi Kota Tarakan.
b. Melaporkan hasil tugasnya kepada Konferensi Kota Tarakan.
2. Panitia terdiri sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang mewakili cabang
3. Panitia pemeriksa surat mandat dan hak suara wajib menyelesaikan tugasnya
sebelum sidang pertama Konferensi Kota Tarakan dimulai.
4. Panitia ini memilih Ketua, Sekretaris, dan pelapor, selebihnya anggota.
5. Jumlah suara cabang dalam Konferensi Kota Tarakan ditetapkan berdasarkan
Daftar anggota cabang di pengurus PGRI Kota yang ditutup I (satu) minggu
sebelum Konferensi PGRI Kota dimulai.

IX. PEMILIHAN PENGURUS PGRI Kota Tarakan (ART PGRI Bab XIII pasal 59)
1. Untuk melaksanakan pemilihan pengurus kota dibentuk panitia terdiri atas utusan
masing-masing cabang sebanyak 1 (satu) orang.
2. Panitia bertugas melaksanakan pemilihan dan melaporkan hasilnya kepada
Konferensi Kota Tarakan secara berturut-turut.

X. KORUM
1. KONFERENSI KOTA TARAKAN diaanggap syah jika jumlah cabang yang hadir
lebih dari 1/2 (seperdua) jumlah cabang dan mewakili lebih dari 1/2 (seperdua) jumlah
suara.
2. Dengan persetujuan sidang, pimpinan sidang menentukan persidangan tertutup
bagi acara-acara tertentu.
3. Dalam hal persidangan dinyatakan tertutup, maka yang dapat hadir hanyalah
utusan-utusan cabang, Pengurus Kota, Pengurus Propinsi, Pengurus Besar, penasehat
serta peserta lain yang ditetapkan oleh pimpinan sidang. Segala pembicaran dalam
sidang itu tidak boleh diumumkan keluar organisasi.
4. Ketua Pengurus Cabang selaku pimpinan utusan cabang bertanggung jawab atas
kehadiran utusannya secara tertib.
5. Tidak diperkenankan menghadiri sidang-sidang, utusan/peninjau yang tidak
mempunyai mandat penuh.
6. Laporan pengurus PGRI Kota Tarakan disampaikan oleh ketua atau sekretaris
7. Pemandangan umum terhadap laporan Pengurus Kota :
a. Pimpinan sidang mengatur kesempatan, urutan dan waktu bagi para utusan yang
akan menyampaikan pemandangan umum.
b. Sebelum sidang dimulai tiap utusan cabang mengajukun seorang pembicara

(general speeker) yang berbicara mewakili untuk dan atas nama daerahnya kepada
pimpinan sidang.
c. Isi pemandangan umum harus menyangkut keseluruhan, tidak mengenai masalah

khusus cabang yang menjadi tanggung jawab cabang yang bersangkutan. Apabila
hal ini terjadi Pimpinan sidang berhak menegur pembicara.
d. Setiap kritik/koreksi harus secara objektif tertuju kepada masalahnya dan

disampaikan secara santun


8. Jawaban Pengurus Kota :
a. Sebelum dilakukan jawaban Pengurus Kota, pimpinan sidang membicarakan lebih
dulu me ngenai hal-hal yang me me rlukan jawaban dan penjelasan Pengurus Kota.

b. Setelah jawaban dan penjelasan Pengurus Kota, pimpinan sidang menyampaikan

kesimpulan/keputusan dan hal-hal yang dipandang perlu mendapatkan,


pcmbahasan/pemikiran Iebih seksama dalam sidang-sidang komisi/khusus.
a. Sidang Komisi/Khusus, diadakan bila dianggap perlu untuk membahas Iebih dalam
tentang segala sesuatu permasalahan yang dibahas/ditugaskan oleh / dalam sidang
paripurna.
b. Pembentukan Komisi menurut keperluan materi yang akan dibahas, yaitu :
- KOMISIA : Bidang Umum
- KOMISI B : Bidang Organisasi - Keprofesian
- KOMISI C : Bidang Kesejahteraan
c. Pertemuan antar cabang, Prakonferensi Kota Tarakan :
1). Dihadiri oleh peserta dari tiap-tiap cabang dan dipimpin oleh Pengurus Kota yang
bersangkutan.
2). Dihadiri oleh peserta yang mewakili pengurus cabang dan dipimpin oleh pengurus
cabang.
3). Bertugas untuk mematangkan/membulatkan pendapat yang bersangkutan dalam
menghadapai Konferensi Kota Tarakan antara lain mengenai penentuan juru bicara
(General Speaker) dalam pemandangan umum, dan lain-lain.

XII. PIMPINAN KONFERENSI KOTA TARAKAN DAN PERSIDANGAN KONFERENSI


KOTA TARAKAN.
1. Pimpinan KONFERENSI KOTA TARAKAN adalah Pengurus Daerah PGRI.
1. Pimpinan Sidang Paripurna ditentukan oleh pengurus Kota dan diatur dari
anggota Pengurus Daerah secara bergilir.
2. Pimpinan Sidang Komisi/Khusus/Kelompok Kerja dipilih dari dan oleh Sidang
Komisi/Khusus yang bersangkutan dengan Pengurus Kota bertindak sebagai pengantar
dan narasumber.

XIII. PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1. Segala keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila segala upaya guna memperoleh hasil seperti dimaksud ayat 1 pasal ini
tidak memberikan hasil yang sebaik-baiknya, sebagai jalan keluar yang terakhir diadakan
pemungutan suara.
3. Bila dilakukan pemungutan suara seperti ayat 2 pasal ini maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
4. Menurut permasalahan pemungutan suara dilakukan dengan cara :
a. Tertulis
b. Lisan, mengangkat tangan dan atau berdiri.

XIV. KEWAJIBAN UTUSAN


1. Mematuhi dan menjaga tata tertib yang berlaku.
2. Senantiasa menghadiri/mengikuti sidang-sidang dan mematuhi keputusan-
keputusan Rapat / Sidang konferensi.
3. Mematuhi dan mentaati ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pimpinan
Sidang.
4. Memelihara dan menjaga kekeluargaan dengan rasa saling mcnghormati.

XV. KEWAJIBAN PIMPINAN SIDANG.


1. Menjaga dan mengamati jalannya/dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan untuk semua persidangan.
2. Memimpin persidangan dengan penuh kebijaksanaan dan tanggung jawab.
3. Menerima dan menampung setiap usul, saran yang objektif dan kreatif.

XVI. PIMPINAN SIDANG BERHAK.


1. Mengusulkan pembentukan Komisi-KomisI/Panitia-panitia yang dianggap perlu.
2. Membatasi/mengurangi/menghentikan setiap pembicara yang menyimpang dari
Tata Tertib/Acara atau menyimpang dari persoalan yang akan dibahas.
3. Mengusulkan penetapan Babak (Termin) pembicaraan untuk suatu persoalan yang
hendak dibahas.
4. Membatasi/menghentikan setiap pembicara yang pembiearaannya/laporannya
bertele-tele dan melebihi waktu yang ditetapkan.

XVII. LA1N-LAIN
1. Hal-hal lain yang belum tercakup dalam Tata Tertib ini akan ditetapkan oleh
pimpinan Sidang atas Persetujuan Sidang .
2. Semua Peserta wajib menghadiri Sidang-sidang Konferensi, sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) menit sebelum acara dimulai, dcngan
menyerahkan/menandatangani daftar absen hadir yang telah diisi untuk setiap
persidangan.

PENGURUS PGRI KOTA TARAKAN


SELAKU PIMPINAN SIDANG,

Ketua, Sekretaris,

............................. .........................

Anda mungkin juga menyukai