Korelasi Product Moment

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

GERAK ROTASI

Dosen Pembimbing : Kusuma Wardhani Masudah, M,Si


Disusun Oleh :
Kelompok 3 : 1. Aliatur Rofiah
2. Sarifah

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM


TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan taufiq,
rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Gerak Rotasi “ ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
fisika yang diberikan oleh Ibu Kusuma Wardhani Masudah.
Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin . Makalah ini berisi informasi tentang “ Gerak Rotasi “.Saya harapkan pembaca dapat mengetahui
berbagai aspek yang berhubungan dengan gerak rotasi yang akan saya bahas ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima
kasih,

Jombang, 25 Oktober 2017


Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar……………………………………………………………………..………….ii
Daftar Isi…………………………...…………………………………………………………iii
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang Masalah..………………………………………………………………1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..1
3. Tujuan………………………………………………………………………….………1
BAB II Pembahasan
A. MOMENTUM SUDUT……………………………………………………………………..3
B. MOMEN GAYA DAN MOMENTUM SUDUT UNTUK PARTIKEL………………………..5
C. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT……………………………………………7
D. KINEMATIKA ROTASI BENDA TEGAR………………………………………………….15
1. Hubungan Antara Gerak Anguler dengan Gerak Linier……………………………….17
2. Energi Kinetik Rotasi………………………………………………………………..19
3. Dalil Sumbu Sejajar………………………………………………………………….23
E. MOMEN GAYA DAN GERAK ROTASI…………………………………………………...25
1. Momen Gaya Pada Benda Tegar……………………………………………………..25
2. Dinamika Benda Tegar………………………………………………………………27
3. Usaha dan Energi Dalam Gerak Rotasi……………………………………………….29
F. GIROSKOP…………………………………………………………………………………31

BAB III Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan…………………………………………………………………………………...39
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..41
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Suatu benda tegar dapat bergerak berputar / rotasi jika pada benda tersebut dikerjakan suatu
gaya yang tidak melalui pusat massa / poros benda tegar. Gaya yang dapat menyebabkan suatu benda
berotasi dinamakan momen gaya atau torsi.
Momen kopel adalah momen terhadap benda tegar yang dapat menyebabkan benda tegar
tersebut bergerak rotasi tetapi tidak dapat menyebabkan benda tegar tersebut bergerak tranlasi. Momen
kopel ditimbulkan oleh sepasang gaya pada suatu benda besarnya slalu sama pada semua titik.
Pada gerak translasi, massa merupakan besaran yang menyatakan ukuran kelembaman suatu
benda. Sedangkan pada gerak rotasi, besaran untuk menyatakan ukuran kelembaman suatu benda yang
analog dengan massa adalah momen inersia yaitu hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak partikel
terhadap sumbu putarnya / porosnya.
Pada gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum pada gerak translasi adalah
momentum sudut. Besar momentum sudut yang dimiliki oleh benda yang berotasi bergantung pada
momen inersia dam kecepatan sudut yang dimiliki benda. Momentum sudut adalah hasil kali momen
inersia dengan kecepatan sudut.

1.2 Rumusa Masalah


· Apakah yang dimaksud dengan momentum sudut?
· Apa hubungan momentum sudut dengan momen gaya ?
· Bagaimanakah hukum kekekalan momentum sudut?
· Apa itu rotasi benda tegar?
· Apa hubungan rotasi benda tegar dengan momen gaya?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :


· Mengetahui apa yang dimaksud dengan momentum sudut.
· Mengetahui apa hubungan momentum sudut dengan momen gaya .
· Mengetahui bagaimanakah hukum kekekalan momentum sudut.
· Mengetahui apa itu rotasi benda tegar.
· Mengetahui apa hubungan rotasi benda tegar dengan momen gaya.
BAB II PEMBAHASAN

A. MOMENTUM SUDUT

Dalam gerak translasi kita mengenal momentum yang didefinisikan sebagai perkalian antara massa
dan percepatan p = m .v
Dalam gerak rotasi besaran yang analog dengan momentum ini adalah momentum sudu
Momentum sudut suatu partikel (benda titik) yang berputar terhadap suatu titik O didefinsikan sebagai
L=rxp
p merupakan momentum partikel dan r adalah vektor posisi partikel.

Arah momentum sudut dapat dicari dengan aturan tangan kanan ketika kita
mengepalkan keempat jari kita dari arah r kearah p maka arah ibu jari menunjukkan momentum sudut L.
Gambar Melukiskan gerakan sebuah partikel mengelilingi sebuah sumbu putar dengan O sebagai pusat
putaran. Momentum sudut terhadap titik O dapat ditulis :

B. MOMEN GAYA DAN MOMENTUM SUDUT UNTUK PARTIKEL


Kita telah mengetahui bahwa impuls merupakan perubahan momentum dari benda.

Karena v = r . ω, maka :

Jadi, kedua ruas dikalikan dengan r, diperoleh:

Mengingat r . F = τ dan m . r2 = I, maka :

dengan I. ω adalah momentum sudut, sehingga :

Berdasarkan persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa momen gaya merupakan turunan dari fungsi
momentum sudut terhadap waktu.
Contoh soal
1. Partikel mempunyai momen inersia 2 kg m2 bergerak rotasi dengan kecepatan sudut sebesar 2 rad/s.
Tentukan momentum sudut partikel!
Pembahasan
Diketahui :
Momen inersia partikel = 2 kg m2
Kecepatan sudut = 2 rad/s
Ditanya : momentum sudut partikel!
Jawab :
Rumus momentum sudut :

2. Partikel bermassa 1 kg berotasi dengan kelajuan sudut 2 rad/s. Jari-jari lintasan


partikel adalah 2 meter. Tentukan momentum sudut partikel!
Pembahasan
Diketahui :
Massa partikel (m) = 1 kg
Kelajuan sudut partikel = 2 rad/s
Jari-jari lintasan partikel (r) = 2 meter
Ditanya : Momentum sudut partikel ?
Jawab :

C. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT

Hukum Kekekalan Momentum Sudut menyatakan bahwa :


Jika Torsi total yang bekerja pada sebuah benda tegar = 0, maka momentum sudut benda tegar yang
berotasi bernilai konstan.
Hukum kekekalan momentum sudut ini merupakan salah satu hukum kekekalan yang penting dalam
fisika. Secara matematis, pernyataan Hukum Kekekalan momentum Sudut di atas bisa dibuktikan dengan
mengoprek persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi versi momentum.
Rumus hukum kekekalan momentum sudut dapat diturunkan secara matematis dengan memodifikasi
rumus hukum II Newton versi momentum sudut.

Rumus hukum II Newton versi momentum sudut ini merupakan analogi rotasional dari rumus hukum II
Newton versi momentum.
Jika resultan momen gaya bernilai nol maka rumus di atas berubah menjadi :
Keterangan :

Berapa aplikasi hukum kekekalan momentum sudut adalah :


a. Penari Balet
Seorang penari balet akan menarik tangannya ke dekat badannya untuk berputar lebih cepat dan
mengembangkan kedua tangannya untuk berputar lebih lambat. Pada waktu sang penari menarik kedua
tangannya ke dekat badannya, momen inersia sistem makin kecil akibatnya kecepatan sudut penari
semakin besar ( penari berputar lebih cepat ), sebaliknya ketika kedua tangan mengembang, momen
inersia penari lebih besar sehingga penari akan bergerak lebih lambat.
b. Pelompat Indah
Ketika seorang pelompat indah hendak melakukan putaran di udara ia akan menekuk tubuhnya, hal mana
akan mengurangi momen inersianya sehingga kecepatan sudutnya menjadi lebih besar menyebabkan ia
dapat berputar 1.5 putaran. Pada tahap akhir lompatannya pelompat ini memanjangkan kembali
tubuhnya sehingga ia dapat terjun ke air dengan kecepatan sudut yang lebih rendah. Momen gaya akibat
gravitasi dalam hal ini tidak ada, karena pelompat indah dapat berpuatar terhadap massanya.
Contoh soal.
1. Sebuah partikel yang sedang bergerak rotasi mempunyai momen inersia 4 kg m 2 dan kelajuan sudut 2
rad/s. Jika kelajuan sudut partikel berubah menjadi 4 rad/s maka momen inersia partikel berubah
menjadi…
Pembahasan
Diketahui :
Momen inersia awal = 4 kg m2
Kelajuan sudut awal = 2 rad/s
Kelajuan sudut akhir = 4 rad/s
Ditanya : momen inersia akhir ?
Jawab :
Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan bahwa :
Momentum sudut awal (Lo) = momentum sudut akhir (Lt)
(momen inersia awal)(kelajuan sudut awal) = (momen inersia akhir)(kelajuan sudut akhir)
(4 kg m2)(2 rad/s) = (momen inersia akhir)(4 rad/s)
Momen inersia akhir = 2 kg m2
2. Partikel bermassa 2 kg mengitari sumbu putar dari jarak 2 meter dengan kelajuan sudut 2 rad/s. Jika
jarak partikel dari sumbu rotasi berubah menjadi 1 meter, tentukan kelajuan sudut partikel!
Pembahasan
Diketahui :
Massa partikel = 2 kg
Jarak partikel dari sumbu rotasi (1) = 2 meter
Kelajuan sudut awal = 2 rad/s
Jarak partikel dari sumbu rotasi (2) = 1 meter
Ditanya : kelajuan sudut akhir ?
Jawab :
Hitung momen inersia (I) partikel
Momen inersia awal (I awal) :
I awal = m r2 = (2 kg)(2 m)2 = (2 kg)(4 m2) = 8 kg m2
Momen inersia akhir (I akhir) :
I akhir = m r2 = (2 kg)(1 m)2 = (2 kg)(1 m2) = 2 kg m2
Hitung kelajuan sudut akhir

Hukum kekekalan momentum sudut :


Momentum sudut awal = momentum sudut akhir
(momen inersia awal)(kelajuan sudut awal) = (momen inersia akhir)(kelajuan sudut akhir)
(8 kg m2)(2 rad/s) = (2 kg m2)(kelajuan sudut akhir)
Kelajuan sudut akhir = 8 rad/s
3. Sebuah piringan berbentuk silinder pejal homogen mula-mula berputar pada porosnya dengan kelajuan
sudut 4 rad/s. Massa dan jari-jari piringan adalah 1 kg dan 0,5 meter. Ketika piringan sedang bergerak
rotasi, ke atas piringan diletakan cincin yang mempunyai massa dan jari-jari 0,2 kg dan 0,1 meter sehingga
piringan dan cincin berotasi secara bersama-sama. Pusat cincin tepat berada di atas pusat piringan.
Tentukan kelajuan sudut piringan dan cincin!
Pembahasan
Diketahui :
Kelajuan sudut awal = kelajuan sudut silinder pejal = 4 rad/s
Massa silinder pejal = 1 kg
Jari-jari silinder pejal = 0,5 meter
Massa cincin = 0,2 kg
Jari-jari cincin = 0,1 meter
Ditanya : kelajuan sudut akhir = kelajuan sudut cincin dan silinder pejal ?
Jawab :
Rumus momen inersia silinder pejal homogen = I = ½ m r2
Rumus momen inersia cincin = I = m r2
Momen inersia awal = momen inersia silinder pejal :
I = ½ m r2 = ½ (1 kg)(0,5 m)2 = (0,5 kg)(0,25 m2) = 0,125 kg m2
Momen inersia akhir = momen inersia silinder pejal + momen inersia cincin :
Momen inersia cincin = I = m r2 = (0,2 kg)(0,1 m)2 = (0,2 kg)(0,01 m2) = 0,002 kg m2
Momen inersia akhir = 0,125 kg m2 + 0,002 kg m2 = 0,127 kg m2
Hukum kekekalan momentum sudut :
Momentum sudut awal (Lo) = momentum sudut akhir (Lt)
(momen inersia awal)(kelajuan sudut awal) = (momen inersia akhir)(kelajuan sudut akhir)
(0,125 kg m2)(4 rad/s) = (0,127 kg m2)(kelajuan sudut akhir)
0,5 kg m2/s = (0,127 kg m2)(kelajuan sudut akhir)
Kelajuan sudut akhir = 0,5 / 0,127
Kelajuan sudut akhir = 4 rad/s
4. Suatu piringan berputar 33 rpm dan mempunyai massa 100 gr. Piringan lain tiba-tiba di jatuhkan diatas
piringan pertama, akibat gaya gesekan antara kedua pirirngan itu, mereka bergerak dengan kecepatan
sudut yang sama, jika jari-jari pirirngan 15 cm hitung berapa kecepatan sudut kedua piringan tersebut.
Hitung energi kinetik rotasi piringan yang hilang ! momen inersia piringan

Jawaban :
Diketahui :

Ditanya :

Jawab :
D. KINEMATIKA ROTASI BENDA TEGAR
Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat gaya yang
bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.

Momen gaya yang bekerja pada benda menyebabkan benda berotasi.


Gambar diatas memperlihatkan sebuah gaya F bekerja pada sebuah benda yang berpusat massa di O.
Garis/kerja gaya berjarak d, secara tegak lurus dari pusat massa, sehingga benda akan berotasi ke kanan
searah jarum jam. Jarak tegak lurus antara garis kerja gaya dengan titik pusat massa disebut lengan gaya
atau lengan momen. Momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya (F) dengan jarak lengan gaya
(d). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
τ= F × d
Karena d = r × sinθ, maka persamaan di atas menjadi sebagai berikut.
τ= F × r × sinθ
Keterangan:
τ : momen gaya (Nm)
d : lengan gaya (m)
F :gaya (N)
r : jari-jari (m)
MOMEN INERSIA
Momen Inersia adalah ukuran kelembaman benda dalam gerak melingkar, maksudnya kelembaman
adalah sifat untuk mempertahankan kedudukannya. Maksudnya kalau benda sedang diam maka ia akan
bertahan untuk diam, sedangkan kalau benda sedang berputar maka dia akan bertahan untuk berputar.
Jadi momen inersia tergantung dari massa benda dan jarak massa benda ke sumbu putar.
Besar momen inersia dihitung dengan rumus :
1. untuk benda berupa partikel tunggal / titik massa : I = mr2
2. untuk beberapa partikel/titik massa : I = Σ mr2
(Momen inersia merupakan besaran skalar, sehingga kamu ndak perlu memikirkan tanda “+” atau “-“ jika
akan menjumlahkan )
3. untuk benda tegar (benda utuh) : tergantung sumbu dan bentuknya, yang dihitung dengan rumus :

Berikut momen inersia beberapa benda tegar :


1. Hubungan Antara Gerak Anguler dengan Gerak Linier

Percepatan tangensial adalah komponen percepatan menurut arah garis singgung. Percepatan sentripetal
terjadi akibat perubahan arah vektor kecepatan dan arah percepatan sentripetal yang arahnya tegak lurus
vektor kecepatan (menuju pusat lingkaran). Hubungan antara besaran-besaran tersebut adalah sebagai
berikut.
Contoh Soal :

Piringan hitam bergerak melingkar dengan kecepatan sudut 32 rad/s. Kemudian, kecepatannya berkurang
menjadi 2 rad/s setelah 10 sekon.

a. Berapakah percepatan sudut meja jika dianggap konstan?


b. Jika radius meja putar adalah 10 cm, berapakah besar percepatan tangensial dan percepatan
sentripetal sebuah titik di tepi piringan pada saat t = 10?

Kunci Jawaban :

Diketahui: ω 0= 32 rad/s, ω t = 2 rad/s, r = 10 cm, dan t = 10 s.

a. Kecepatan sudut awal diperoleh dari persamaan ω = ω 0 + at.


2 rad/s = 32 rad/s + α (10 s) atau α = –3 rad/s2
Tanda negatif menunjukkan bahwa putaran piringan hitam diperlambat.

b. Percepatan tangensial at sebuah titik yang terletak pada jarak r = 10 cm dari pusat rotasi adalah :

at = α r =(-3 rad/s2)(10 cm) = –30 cm/s2 (diperlambat)


Percepatan sentripetal dihitung sebagai berikut
as = ω 2 r = (2 rad/s)2(10 cm) = 40 cm/s2

2. Energi Kinetik Rotasi

Benda yang bergerak rotasi memiliki energi kinetik yang besarnya :


2
EkR= ½ Iw .
Benda yang menggelinding artinya benda tersebut selama berotasi juga mengalami translasi,
sehingga benda yang menggelinding memiliki energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi yang
besarnya : Ek = EkT + EkR.
Ketika sebuah benda menggelinding, maka benda tersebut melakukan dua gerak selakigus yaitu
gerak rotasi dan gerak translasi sehingga energi kinetik total benda adalah jumlah energi kinetik translasi
dan energi kinetik rotasi. Secara matematis dapat ditulis :

Ektotal = Ekt + Ekr Ektotal


= ½ m.v2 + ½ I.ω2
Dengan :
Ektotal = energi kinetik total(Joule)
Ekt = energi kinetik translasi (Joule)
Ekr = energi kinetik rotasi (Joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear benda (m/s)
I = momen inersia (kg.m2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)

Persamaan di atas dapat disederhanakan dengan penurunan rumus berikut ini :


Ektotal = Ekt + Ekr
Ektotal = ½ m.v2 + ½ I.ω2
Ektotal = ½ m.v2 + ½ (k.m.R2).(v⁄R)2
Ektotal = ½ m.v2 + ½ k.m.v2
Ektotal = ½ m.v2 + k ½ m.v2
Ektotal = ½ m.v2 (1 + k)
Ektotal = ½ m.v2 (1 + k)

Dengan : k = bilangan skalar pada rumus momen inersia benda. (misal untuk silinder pejal k = ½) Baca :
Momen Inersia.

Contoh : Suatu piringan hitam berputar 33 rpm dan mempunyai massa 100 gr. Jika jari-jari piringan hitam
15 cm hitung berapa energi kinetik rotasi piringan hitam ini ?
Momen inersia piringan hitam

Penyelesaian : Soal ini dapat diselesaikan langsung dengan rumus :

Diketahui :
ditanya ?

Jawab :

3. Dalil Sumbu Sejajar


Teorema sumbu sejajar menetapkan bahwa momen inersia I suatu benda terhadap suatu sumbu putar
sejajar dengan sumbu yang melalui pusat massa benda sama dengan momen inersia terhadap sumbu
melalui massa, Ipm ditambah perkalian massa benda itu (M) dengan kuadrat dalam sumbu itu ke pusat
massa benda D.

Catatan : Pusat mata adalah titik dimana seluruh massa benda dapat dikonsentrasikan pembahasan titik
massa diberikan kepada bab selanjutnya.
Umumnya pusat massa benda terletak ditengah atau dipusat benda.
Pusat massa silinder terletak pada tengah-tengah silinder, sehingga jarak puast massa terhadap sumbu
putar adalah D = R, karena momentum inersia terhadap sumbu putar ini adalah :

E. MOMEN GAYA DAN GERAK ROTASI


1. Momen Gaya Pada Benda Tegar

Momen Gaya

Momen gaya merupakan besaran yang dapat menyebabkan sebuah titik partikel berputar (berotasi).
Gambar dibawah menggambarkan seseorang sedang mengencangkan sebuah baut pada tempatnya.

Contoh Momen Gaya

Agar orang tersebut dapat dengan mudah mengencangkan baut tersebut dapat melakukan dua cara yaitu
:

 memberi gaya yang besar


 memberi lengan gaya yang panjang. Atau dengan kata lain, orang tersebut harus memberi momen
gaya yang besar.
Momen Gaya F

Momen gaya dilambangkan dengan “τ” gambar momen gaya diatas menyatakan sebuah gaya F sedang
mengadakan momen gaya terhadap titik O dengan lengan gaya L, sehingga titik O berputar dengan arah
putar searah putaran jarum jam. Momen gaya F terhadap titik O didefinisikan sebagai hasil kali silang
antara lengan gaya dan gaya F, seperti dalam persamaan berikut :

Besar momen gaya :

τ = L . sin α . F atau τ = L . sin α . F


Dimana :
F = besar gaya (N)
L = panjang lengan gaya (m)
τ = besar momen gaya (N.m)
α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya
Momen gaya merupakan besaran vektor
Momen gaya ada dua macam, yaitu momen gaya positif dan momen gaya negatif.

2. Dinamika Benda Tegar


Sebuah benda berotasi dengan sumbu putar adalah sumbu z. Sebuah gaya F bekerja pada salah satu
partikel di titik P pada benda tersebut. Torsi yang bekerja pada partikel tersebut adalah :
=rxF
Arah torsi  searah dengan sumbu z.
Setelah selang waktu dt partikel telah berputar menempuh sudut d dan jarak yang ditempuh partikel ds,
dimana
ds = r d
Usaha yang dilakukan gaya F untuk gerak rotasi ini
dW = F . ds
dW = F cos  ds
dW = (F cos ) (r d)

dW =  d dW = F . ds

3. Usaha dan Energi Dalam Gerak Rotasi

Laju usaha yang dilakukan (daya) adalah :

dW/dt =  d/dt

P= P=Fv

Untuk benda yang benar-benar tegar, tidak ada disipasi tenaga, sehingga laju dilakukannya usaha pada
benda tegar tersebut sama dengan laju pertambahan tenaga kinetik rotasinya.

dW/dt = dK/dt
dW/dt = d(1/2 I 2)/dt
  = 1/2 I d2/dt
  = I d/dt
  = I 

 =I F=ma

F. GIROSKOP

GYROSCOPE (Giroskop) adalah perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi, yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip momentum sudut.

Sebuah giroskop mekanis terdiri dari sebuah roda yang diletakkan pada sebuah bingkai. Roda ini berada di
sebuah batang besi yang disebut dengan poros roda. Ketika giroskop digerakkan, maka ia akan bergerak
mengitari poros tersebut. Poros tersebut terhubung dengan lingkaran-lingkaran yang disebut gimbal.
Gimbal tersebut juga terhubung dengan gimbal lainnya pada dasar lempengan. Jadi saat piringan itu
berputar, unit giroskop itu akan tetap menjaga posisinya saat pertama kali dia diputar
G.

Prinsip Kerja

Giroskop yang berputar akan berusaha untuk tetap mengarah pada arah yang ditentukan sehingga
perputaran tetap simbang. Inilah yang disebut dengan gaya giroskopik. Hal ini bisa dilihat pada cara kerja
ban sepeda motor. Ban dapat terus seimbang karena dipengaruhi oleh gaya giroskopik.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud efek giroskop itu, cobalah ikuti beberapa percobaan sederhana
berikut ini.

 Siapkan dua buah kotak dan dua buah gasing (dengan jenis dan berat yang sama).
 Letakkan masing-masing kotak tersebut.
 Putar salah satu gasing di dalam kotak.

Angkatlah kedua kotak tersebut dengan hati-hati dan miringkan sedikit kotak yang berisi gasing yang
berputar.

Kedua kotak tersebut ternyata akan terasa beda beratnya! Kotak yang berisi gasing yang sedang berputar,
akan terasa lebih berat. Inilah yang disebut efek giroskop. Sebenarnya berat kedua kotak berisi gasing itu
tidak berubah. Namun, ketika kotak berisi gasing yang sedang berputar itu dimiringkan, akan terasa
sebuah tolakan. Tolakan ini sebagai efek dari sumbu yang berusaha memepertahankan arah rotasinya.
Tolakan itu meciptakan sebuah ilusi yang membuat kita merasa kotak berisi gasing berputar itu jadi lebih
berat. sama seperti giroskop yang seolah melawan jika dimiringkan. Jika kedua gasing sama-sama diam,
maka bobot kedua kotak akan terasa sama saja.
Giroskop akan berubah arah jika diputar dengan cukup keras. Perhatikan jika mainan giroskop dipasang
berputar pada sudut di atas menara yang kecil. Secara bertahap, gaya beratnya akan mengubah arah
putarannya. Hasilnya adalah giroskop itu secara perlahan akan mengitari menara. Hal ini dinamakan
presesi. Kita bisa melihat gasing berpresesi pada waktu ia melambat.

Giroskop di Sekitar Kita

Segway
Penasaran mengapa sebuah segway bisa seimbang dan tidak jatuh ke depan? Jawabannya karena roda-
rodanya menggunakan prinsip giroskopik. Sistem sensor primer pada segway merupakan rakitan dari
giroskop. Ketika roda dipaksa untuk bergerak, maka roda giroskop akan mempertahankan posisi pada
tanah. Bahkan jika segway dimiringkan. Segway memiliki lima sensor giroskopik. Namun, hanya perlu tiga
sensor untuk mendeteksi maju dan mundur serta bersandar pada kiri atau kanan.

Kereta Monorel
Kereta monorel menggunakan satu baris roda untuk melaju di atas rel tunggal. Jenis kereta rel tunggal ini
bekerja dengan beberapa giroskop yang dirangkai pada gir dan as-nya. Giroskop menjaga keseimbangan
monorel ketika melintas di atas rel tunggal.

Gyrocars
Selain kereta monorel, ada juga yang disebut dengan gyrocars. Mobil jenis ini hanya memiliki dua jenis
roda yang letaknya sejajar seperti pada sepeda. Namun, tidak seperti sepeda yang pengendaranya bisa
menyeimbangkan gerakan. Pada gyrocars, giroskoplah yang bekerja menyeimbangkan roda-rodanya.
Sepeda Motor dan Sepeda
Prinsip kerja giroskop datar terlihat pada sepeda atau sepeda motor pada saat kecepatan tinggi. Roda-
roda pada sepeda dan sepeda motor bergerak secara stabil. Hal ini desebabkan roda-roda tersebut
bekerja dengan gaya giroskopik. Ketika dalam kecepatan rendah atau sedang, keseimbangan ada pada
setang yang dekendalikan oleh pengendara.

Capung
Pesawat dilengkapi dengan giroskop untuk menjaga keseimbangan. Capung ternyata juga memakai
perlengkapan yang mirip dengan giroskop. di depan mata seekor capung terdapat sebuah garis horizontal
maya pada posisi tetap. Ketika posisi tubuh capung berubah selama penerbangan, rambut-rambut di
antara badan dan kepalanya menjadi terangsang. Sel-sel saraf pada akar rambut ini mengirimkan
informasi ke otot-otot terbang capung tentang posisinya di udara. hal ini memungkinkan otot-otot
tersebut secara otomatis mengatur jumlah dan kecepatan gerak sayap. Dengan demikian, dalam gerakan
paling sulit sekalipun capung tidak pernah kehilangn arah atau kendali. Inilah yang disebut giroskop alami.

Bumerang
Ada dua jenis bumerang, yaitu yang tidak bisa kembali dan yang dapat kembali. Bumerang yang dapat
kembali berbentuk silang. Ketika dilempar, bumerang ini bergerak maju seperti pesawat. Namun,
bumerang ini juga berputar ke arah yang diberikan oleh ibu jari kanan. Gerakan maju dan berputar ini
menyebabkan bagian atas bumerang bergerak lebih cepat daripada bagian bawah. Inilah yang
menyebabkan bumerang dapat kembali lagi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau momen
gaya. Syarat Keseimbangan benda tegar dapat dicapai jika resultan gaya dan resultan momen gaya
terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol.

Titik Berat Benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja pada benda atau titik
tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.
Momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang melakukan gerak
rotasi.momentum sudut sebuah partikel yang berputar terhadap sumbu putar didefenisikan sebagai hasil
kali momentum linear partikel tersebut terhadap jarak partikel ke sumbu putarnya.

2. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai