Korelasi Product Moment
Korelasi Product Moment
Korelasi Product Moment
Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan taufiq,
rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Gerak Rotasi “ ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
fisika yang diberikan oleh Ibu Kusuma Wardhani Masudah.
Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin . Makalah ini berisi informasi tentang “ Gerak Rotasi “.Saya harapkan pembaca dapat mengetahui
berbagai aspek yang berhubungan dengan gerak rotasi yang akan saya bahas ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima
kasih,
Halaman Judul…………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar……………………………………………………………………..………….ii
Daftar Isi…………………………...…………………………………………………………iii
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang Masalah..………………………………………………………………1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..1
3. Tujuan………………………………………………………………………….………1
BAB II Pembahasan
A. MOMENTUM SUDUT……………………………………………………………………..3
B. MOMEN GAYA DAN MOMENTUM SUDUT UNTUK PARTIKEL………………………..5
C. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT……………………………………………7
D. KINEMATIKA ROTASI BENDA TEGAR………………………………………………….15
1. Hubungan Antara Gerak Anguler dengan Gerak Linier……………………………….17
2. Energi Kinetik Rotasi………………………………………………………………..19
3. Dalil Sumbu Sejajar………………………………………………………………….23
E. MOMEN GAYA DAN GERAK ROTASI…………………………………………………...25
1. Momen Gaya Pada Benda Tegar……………………………………………………..25
2. Dinamika Benda Tegar………………………………………………………………27
3. Usaha dan Energi Dalam Gerak Rotasi……………………………………………….29
F. GIROSKOP…………………………………………………………………………………31
A. MOMENTUM SUDUT
Dalam gerak translasi kita mengenal momentum yang didefinisikan sebagai perkalian antara massa
dan percepatan p = m .v
Dalam gerak rotasi besaran yang analog dengan momentum ini adalah momentum sudu
Momentum sudut suatu partikel (benda titik) yang berputar terhadap suatu titik O didefinsikan sebagai
L=rxp
p merupakan momentum partikel dan r adalah vektor posisi partikel.
Arah momentum sudut dapat dicari dengan aturan tangan kanan ketika kita
mengepalkan keempat jari kita dari arah r kearah p maka arah ibu jari menunjukkan momentum sudut L.
Gambar Melukiskan gerakan sebuah partikel mengelilingi sebuah sumbu putar dengan O sebagai pusat
putaran. Momentum sudut terhadap titik O dapat ditulis :
Karena v = r . ω, maka :
Berdasarkan persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa momen gaya merupakan turunan dari fungsi
momentum sudut terhadap waktu.
Contoh soal
1. Partikel mempunyai momen inersia 2 kg m2 bergerak rotasi dengan kecepatan sudut sebesar 2 rad/s.
Tentukan momentum sudut partikel!
Pembahasan
Diketahui :
Momen inersia partikel = 2 kg m2
Kecepatan sudut = 2 rad/s
Ditanya : momentum sudut partikel!
Jawab :
Rumus momentum sudut :
Rumus hukum II Newton versi momentum sudut ini merupakan analogi rotasional dari rumus hukum II
Newton versi momentum.
Jika resultan momen gaya bernilai nol maka rumus di atas berubah menjadi :
Keterangan :
Jawaban :
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
D. KINEMATIKA ROTASI BENDA TEGAR
Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat gaya yang
bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.
Percepatan tangensial adalah komponen percepatan menurut arah garis singgung. Percepatan sentripetal
terjadi akibat perubahan arah vektor kecepatan dan arah percepatan sentripetal yang arahnya tegak lurus
vektor kecepatan (menuju pusat lingkaran). Hubungan antara besaran-besaran tersebut adalah sebagai
berikut.
Contoh Soal :
Piringan hitam bergerak melingkar dengan kecepatan sudut 32 rad/s. Kemudian, kecepatannya berkurang
menjadi 2 rad/s setelah 10 sekon.
Kunci Jawaban :
b. Percepatan tangensial at sebuah titik yang terletak pada jarak r = 10 cm dari pusat rotasi adalah :
Dengan : k = bilangan skalar pada rumus momen inersia benda. (misal untuk silinder pejal k = ½) Baca :
Momen Inersia.
Contoh : Suatu piringan hitam berputar 33 rpm dan mempunyai massa 100 gr. Jika jari-jari piringan hitam
15 cm hitung berapa energi kinetik rotasi piringan hitam ini ?
Momen inersia piringan hitam
Diketahui :
ditanya ?
Jawab :
Catatan : Pusat mata adalah titik dimana seluruh massa benda dapat dikonsentrasikan pembahasan titik
massa diberikan kepada bab selanjutnya.
Umumnya pusat massa benda terletak ditengah atau dipusat benda.
Pusat massa silinder terletak pada tengah-tengah silinder, sehingga jarak puast massa terhadap sumbu
putar adalah D = R, karena momentum inersia terhadap sumbu putar ini adalah :
Momen Gaya
Momen gaya merupakan besaran yang dapat menyebabkan sebuah titik partikel berputar (berotasi).
Gambar dibawah menggambarkan seseorang sedang mengencangkan sebuah baut pada tempatnya.
Agar orang tersebut dapat dengan mudah mengencangkan baut tersebut dapat melakukan dua cara yaitu
:
Momen gaya dilambangkan dengan “τ” gambar momen gaya diatas menyatakan sebuah gaya F sedang
mengadakan momen gaya terhadap titik O dengan lengan gaya L, sehingga titik O berputar dengan arah
putar searah putaran jarum jam. Momen gaya F terhadap titik O didefinisikan sebagai hasil kali silang
antara lengan gaya dan gaya F, seperti dalam persamaan berikut :
dW = d dW = F . ds
dW/dt = d/dt
P= P=Fv
Untuk benda yang benar-benar tegar, tidak ada disipasi tenaga, sehingga laju dilakukannya usaha pada
benda tegar tersebut sama dengan laju pertambahan tenaga kinetik rotasinya.
dW/dt = dK/dt
dW/dt = d(1/2 I 2)/dt
= 1/2 I d2/dt
= I d/dt
= I
=I F=ma
F. GIROSKOP
GYROSCOPE (Giroskop) adalah perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi, yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip momentum sudut.
Sebuah giroskop mekanis terdiri dari sebuah roda yang diletakkan pada sebuah bingkai. Roda ini berada di
sebuah batang besi yang disebut dengan poros roda. Ketika giroskop digerakkan, maka ia akan bergerak
mengitari poros tersebut. Poros tersebut terhubung dengan lingkaran-lingkaran yang disebut gimbal.
Gimbal tersebut juga terhubung dengan gimbal lainnya pada dasar lempengan. Jadi saat piringan itu
berputar, unit giroskop itu akan tetap menjaga posisinya saat pertama kali dia diputar
G.
Prinsip Kerja
Giroskop yang berputar akan berusaha untuk tetap mengarah pada arah yang ditentukan sehingga
perputaran tetap simbang. Inilah yang disebut dengan gaya giroskopik. Hal ini bisa dilihat pada cara kerja
ban sepeda motor. Ban dapat terus seimbang karena dipengaruhi oleh gaya giroskopik.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud efek giroskop itu, cobalah ikuti beberapa percobaan sederhana
berikut ini.
Siapkan dua buah kotak dan dua buah gasing (dengan jenis dan berat yang sama).
Letakkan masing-masing kotak tersebut.
Putar salah satu gasing di dalam kotak.
Angkatlah kedua kotak tersebut dengan hati-hati dan miringkan sedikit kotak yang berisi gasing yang
berputar.
Kedua kotak tersebut ternyata akan terasa beda beratnya! Kotak yang berisi gasing yang sedang berputar,
akan terasa lebih berat. Inilah yang disebut efek giroskop. Sebenarnya berat kedua kotak berisi gasing itu
tidak berubah. Namun, ketika kotak berisi gasing yang sedang berputar itu dimiringkan, akan terasa
sebuah tolakan. Tolakan ini sebagai efek dari sumbu yang berusaha memepertahankan arah rotasinya.
Tolakan itu meciptakan sebuah ilusi yang membuat kita merasa kotak berisi gasing berputar itu jadi lebih
berat. sama seperti giroskop yang seolah melawan jika dimiringkan. Jika kedua gasing sama-sama diam,
maka bobot kedua kotak akan terasa sama saja.
Giroskop akan berubah arah jika diputar dengan cukup keras. Perhatikan jika mainan giroskop dipasang
berputar pada sudut di atas menara yang kecil. Secara bertahap, gaya beratnya akan mengubah arah
putarannya. Hasilnya adalah giroskop itu secara perlahan akan mengitari menara. Hal ini dinamakan
presesi. Kita bisa melihat gasing berpresesi pada waktu ia melambat.
Segway
Penasaran mengapa sebuah segway bisa seimbang dan tidak jatuh ke depan? Jawabannya karena roda-
rodanya menggunakan prinsip giroskopik. Sistem sensor primer pada segway merupakan rakitan dari
giroskop. Ketika roda dipaksa untuk bergerak, maka roda giroskop akan mempertahankan posisi pada
tanah. Bahkan jika segway dimiringkan. Segway memiliki lima sensor giroskopik. Namun, hanya perlu tiga
sensor untuk mendeteksi maju dan mundur serta bersandar pada kiri atau kanan.
Kereta Monorel
Kereta monorel menggunakan satu baris roda untuk melaju di atas rel tunggal. Jenis kereta rel tunggal ini
bekerja dengan beberapa giroskop yang dirangkai pada gir dan as-nya. Giroskop menjaga keseimbangan
monorel ketika melintas di atas rel tunggal.
Gyrocars
Selain kereta monorel, ada juga yang disebut dengan gyrocars. Mobil jenis ini hanya memiliki dua jenis
roda yang letaknya sejajar seperti pada sepeda. Namun, tidak seperti sepeda yang pengendaranya bisa
menyeimbangkan gerakan. Pada gyrocars, giroskoplah yang bekerja menyeimbangkan roda-rodanya.
Sepeda Motor dan Sepeda
Prinsip kerja giroskop datar terlihat pada sepeda atau sepeda motor pada saat kecepatan tinggi. Roda-
roda pada sepeda dan sepeda motor bergerak secara stabil. Hal ini desebabkan roda-roda tersebut
bekerja dengan gaya giroskopik. Ketika dalam kecepatan rendah atau sedang, keseimbangan ada pada
setang yang dekendalikan oleh pengendara.
Capung
Pesawat dilengkapi dengan giroskop untuk menjaga keseimbangan. Capung ternyata juga memakai
perlengkapan yang mirip dengan giroskop. di depan mata seekor capung terdapat sebuah garis horizontal
maya pada posisi tetap. Ketika posisi tubuh capung berubah selama penerbangan, rambut-rambut di
antara badan dan kepalanya menjadi terangsang. Sel-sel saraf pada akar rambut ini mengirimkan
informasi ke otot-otot terbang capung tentang posisinya di udara. hal ini memungkinkan otot-otot
tersebut secara otomatis mengatur jumlah dan kecepatan gerak sayap. Dengan demikian, dalam gerakan
paling sulit sekalipun capung tidak pernah kehilangn arah atau kendali. Inilah yang disebut giroskop alami.
Bumerang
Ada dua jenis bumerang, yaitu yang tidak bisa kembali dan yang dapat kembali. Bumerang yang dapat
kembali berbentuk silang. Ketika dilempar, bumerang ini bergerak maju seperti pesawat. Namun,
bumerang ini juga berputar ke arah yang diberikan oleh ibu jari kanan. Gerakan maju dan berputar ini
menyebabkan bagian atas bumerang bergerak lebih cepat daripada bagian bawah. Inilah yang
menyebabkan bumerang dapat kembali lagi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau momen
gaya. Syarat Keseimbangan benda tegar dapat dicapai jika resultan gaya dan resultan momen gaya
terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol.
Titik Berat Benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja pada benda atau titik
tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.
Momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang melakukan gerak
rotasi.momentum sudut sebuah partikel yang berputar terhadap sumbu putar didefenisikan sebagai hasil
kali momentum linear partikel tersebut terhadap jarak partikel ke sumbu putarnya.
2. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga