Iya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PENGUJIAN TAHANAN KONTAK PEMUTUS TENAGA (PMT)

KUBIKEL 20 KV TRAFO 1
DI GARDU INDUK 150KV MEDARI

Makalah Kerja Praktik


Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
Program Studi Diploma III Teknik Elektro
Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

Oleh :
RATNA AZIZAH PUTERI
21060116083031

Dosen Pembimbing :

Arkhan Subari S.T, M.Kom

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Abstrak

Pentingnya pemutus tenaga atau sering disebut dangan PMT bagi keandalan penyaluran
energi listrik. PMT harus dapat memutus aliran arus beban suatu saluran, baik dalam keadaan
normal maupun ketika terjadi gangguan. Untuk itu, perlu dilakukan pemeliharaan terhadap
PMT baik secara mekanis maupun elektris. Salah satu pemeliharaan yang penting pada bagian
interrupter PMT. Pada bagian ini biasa dilakukan pemeliharaan yaitu pengujian tahanan kontak,
pengujian tahanan isolasi, pengujian arus bocor, dan pengujian keserempakan.
Pada makalah ini, penulis akan sedikit membahas mengenai pengujian pada interrupter
PMT. Kemudian lebih spesifik lagi akan diambil pokok bahasan mengenai prosedur pengujian
tahanan kontak PMT. Pengujian dilakukan pada PMT 20 kV di Gardu Induk Medari Trafo I
PT.PLN (Persero)UP2D JTY DCC 2 Yogyakarta. Dari analisa diketahui bahwa tahanan kontak
PMT 20 kV telah sesuai dengan standar SPLN No 52-1 1983 yaitu kerja pengujian tahanan
kontak PMT standarnya kurang dari 100µΩ. Selanjtnya dibandingkan dengan hasil pengujian
pada saat commissioning atau pengujian pertama kali sebelum dioperasikan.
Hasil menunjukkan keadaan PMT masih layak untuk digunakan karena masih sesuai
dengan standar PLN. Evaluasi dengan riwayat pengujian juga masih dibawah 100 µΩ.

Kata Kunci : PMT, Pengujian tahanan kontak, Perbandingan Commisioning

1. Pendahuluan

Circuit Breaker (Pemutus tenaga) atau sebagian besar orang lebih sering menyebutnya
dangan PMT merupakan peralatan yang sangat penting bagi keandalan penyaluran energi
listrik. PMT harus dapat memutus aliran arus beban suatu saluran apabila terjadi gangguan pada
sistem tenaga listrik. Untuk itu, perlu dilakukan pemeliharaan terhadap PMT baik secara
mekanis maupun elektris.Pemeliharaan yang dilakukan terhadap PMT berupa pengujian
tahanan kontak, pengujian tahanan isolasi, pengujian kebocoran arus dan pengujian
keserempakan.
Pengukuran tahanan kontak pemutus tenaga ( PMT ) adalah pengukuran PMT dengan
diberi arus 100 A dan 400 A untuk mencari tahanan kontak PMT tersebut dan dilakukan pada
saat PMT posisi tertutup atau close. Pengujian ini menggunakan alat ukur Micro-Ohm Meter
.Satuan yang digunakan untuk mengukur tahanan kontak adalah µΩ. Batas standar untuk
tahanan kontak PMT yaitu kurang dari 100µΩ. Semakin kecil nilai tahanan kontak yang
dihasilkan maka akan semakin baik.

2. Dasar Teori

2.1 Kubikel 20 KV

Kubikel 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan,


menghubungkan, mengukur tegangan, arus, maupun daya, proteksi, dan kontrol yang terpasang
pada ruang tertutup, yang berfungsi sebagai pembagi, penyalur, pengukur, pengontrol dan
proteksi system penyaluran tenaga listrik. Disebut sebagai kubikel karena peralatan-peralatan
tersebut dikemas plat berbentuk lemari dengan pintu di bagian depan yang bisa dibuka dan
ditutup menurut standard operasi yang diminta. Kubikel 20 kV ditunjukkan pada Gambar 2.1.

1
Gambar 2.1 Kubikel 20 KV

2.2 Fungsi Kubikel TM/20 KV

1. Tempat operasi switching On-Off jaringan distribusi (radial, loop, spindle).


2. Tempat operasi switching On-Off terhadap trafo distribusi.
3. Tempat operasi switching On-Off bagi motor-motor (dengan tegangan nominal lebih
rendah 3,3 s/d 12 kV).

2.3 Jenis dan Fungsi Kubikel

Berdasarkan fungsi/penempatannya, kubikel TM 20 kV di Gardu Induk antara lain:


1. Kubikel Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke busbar
20 kV.
2. Kubikel Outgoing berfungsi sebagai penghubung/ penyalur dari busbar ke beban.
3. Kubikel Pemakaian sendiri (PS) berfungsi sebagai penghubung dari busbar ke beban
pemakaian sendiri GI.
4. Kubikel Kopel berfungsi sebagai penghubung antara rel satu dan rel dua.
5. Kubikel PT berfungsi sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman terhadap surja.
6. Kubikel Bus Riser berfungsi sebagai penghubung kubikel yang berbeda trafo.
7. Kubikel Interface berfungsi untuk menghubungkan kubikel yang berbeda merk dalam
satu trafo.

2.4 Bagian-Bagian Kubikel

Pada kubikel 20 kV terdapat empat buah kompartemen yaitu seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Bagian- Bagian Kubikel 20 kV

2
Pada kubikel 20 kV terdapat empat buah kompartemen yaitu:

1. Kompartmen Tegangan Rendah/Low Voltage (LV)

Kompartmen tegangan rendah ini terletak di kubikel paling atas. Pada kompartemen ini
terdapat relay yang berfungsi sebagai indicator gangguan yang muncul pada penyulang 20 kV.
Di dalam Kompartemen tegangan rendah terdapat relay yang merupakan otak dari kerja PMT
di kubikel. Selain relay, di dalam LV terdapat modem yang dihubungkan dengan SCADA
sehingga kubikel dapat di kontrol oleh dispatcher UP2D.

2. Kompartemen Busbar

Pada kompartemen busbar, terdapat busbar yang dilapisi oleh isolator. Isolator ini
berfungsi untuk meredam tegangan 20 KV yang terdapat pada busbar sehingga aman bagi
lingkungan di sekitar busbar. Sebagian besar busbar terbuat dari plat tembaga, namun ada juga
yang terbuat dari aluminium. Busbar dalam kubikel outgoing menerima tegangan 20 KV dari
incoming. Oleh karena itu jarak aman busbar dengan benda sekitarnya yaitu 20 cm (1 KV = 1
cm).

3. Kompartemen PMT

Pada kompartemen PMT initerdapat PMT 20 kV, shutter busbar, dan shutter kabel
power, grounding kubikel (PMS tanah), interlock PMT dengan grounding, interlock PMT
dengan shutter, dan heater PMT beserta mekanisme penggeraknya dapat dengan mudah
dikeluarkan/dimasukkan ke dalam kubikel untuk keperluan pemeliharaan.
Pemutus tenaga (PMT) menurut IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20
adalah peralatan saklar/switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus
arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu
tertentu) dan memutus arus beban dalam kondisi abnormal/gangguan seperti kondisi hubung
singkat (short circuit).

4. Kompartemen Kabel Power

Pada kompartemen ini terdapat:


a. Terminasi kabel tegangan menengah.
b. Tiga pembagi tegangan (capacitive voltage divider), dilengkapi pada setiap pasa
terminasi kabel, yang disambung dengan tiga neon indicator yang dipasang di muka
panel. Fungsinya untuk melihat secara visual bahwa kabel tersebut dalam keadaan
bertegangan atau tidak, sehingga aman terhadap petugas yang melaksanakan
pengoperasian.
c. Satu rangkaian hubung pendek dan pemisah tanah untuk sisi kabel. Dioperasikan dari
depan panel, dilengkapi dengan mekanisme operasi kecepatan tinggi sehingga
mempunyai kecepatan masuk yang tidak tergantung kecepatan operator.
d. Trafo arus atau trafo tegangan (sesuai permintaan), bisa tipe tetap atau lepasan, dan
dilengkapi dengan pelebur kapasitas pemutusan tinggi.

2.5 Pemutus Tenaga (PMT)

Definisi PMT berdasarkan IEEE C37.100:1992 (Standard definition for power


switchgear) adalah merupakan peralatan saklar/switching mekanis, yang mampu menutup,
mengalirkan dan memutus rus beban dalam kondisi normal sesuai dengan ratingnya serta
3
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik
kondisi abnormal/gangguan sesuai dengan ratingnya. Fungsi utamanya adalah sebagai alat
pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka
atau menutup saat terjadi arus gangguan pada jaringan atau peralatan lain.

2.6 Pemeliharaan PMT kubikel 20 kV

PMT dapat open dan close dalam kondisi gangguan dan menerima arus yang sangat
tinggi. Karena kerja PMT yang sangat berat, PMT perlu dilakukan pemeliharaan untuk
mengetahui performa PMT dan mengembalikan PMT dalam kondisi seperti semula (mendekati
kondisi pabrikan). Pemeliharaan PMT kubikel 20 kV dilakukan setidaknya satu kali dalam satu
tahun. Pemeliharaan PMT dilakukan dalam beberapa pengujian, antara lain:
1. Pengujian Kebocoran Arus
Vacuum Bottle Tester adalah alat untuk menguji kebocoran arus pada saat melakukan
tes tegangan. Dalam pengujian kebocoran arus menggunakan tegangan 24 kV dan 36 kV.
Satuan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu µA. PMT yang baik setelah melewati
pengujian kebocoran arus ini harus mencapai < 100 µA dan PMT dalam keadaan buruk jika
hasil pengujiannya mencapai ≥ 100 µA.
2. Pengukuran Tahanan Isolasi
Mega Ohmmeter adalah alat yang digunakan dalam mengukur tahanan isolasi atau
sering disebut sebagai megger. Dalam pengukuran ini PMT dibuat dalam kondisi ON dan
kondisi OFF. Bagian PMT yang diukur adalah PMT bagian atas-bawah, atas-ground, bawah-
ground, phasa-ground untuk setiap fasa R, S dan T. Satuan yang digunakan dalam pengukuran
ini yaitu MΩ. PMT dikatakan dalam kondisi baik tahanan isolasinya jika hasil pengukuran
mencapai > 20 MΩ dan PMT dalam kondisi tidak baik jika hasil pengukuran mencapai ≤ 20
MΩ.
3. Pengukuran Tahanan Kontak
Mikro Ohmmeter adalah alat yang digunakan dalam pengukuran tahanan kontak. Dalam
pengukuran ini, PMT di inject arus 100 A dan 400 A. Satuan yang digunakan dalam pengukuran
ini yaitu µΩ. PMT yang tahanan kontak nya baik jika hasil pengukurannya mencapai < 100 µΩ
dan PMT yang tahanan kontaknya tidak baik jika hasil pengukurannya mencapai ≥ 100 µΩ.
4. Pengukuran Keserempakan
Circuit Breaker Analyzer adalah alat yang digunakan dalam pengukuran keserempakan.
Dalam pengukuran ini ketiga fasa R, S, dan T diuji keserempakannya saat kondisi speed close,
speed open, bounce close dan bounce open. Satuan yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu
millisecond (ms). PMT yang keserempakannya baik mencapai hasil < 10 ms dan PMT yang
keserempakannya tidak baik mencapai hasil ≥ 10 ms.

3. Pembahasan
3.1 Peralatan Kerja dan peralatan K3
Dalam melakukan pengujian tahanan kontak PMT 20 kV Trafo 1 di Gardu induk Medari
PT. PLN (PERSERO) UP2D JTY DCC 2 Yogyakarta ini diperlukan peralatan kerja dan juga
peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .
1. Micro Ohm Meter
Micro Ohm Meter sebagai alat uji tahanan kontak PMT termasuk di dalamnya kabel-
kabel konektor untuk pengujian. Pengujian tahanan kontak PMT 20 kV Trafo 1 di Gardu Induk
Medari PT. PLN (PERSERO) UP2D JTY DCC 2 Yogyakarta menggunakan Micro Ohm Meter
produk dari Vanguard. Bagian-bagian Micro Ohm Meter ditunjukkan pada gambar 3.1.

4
Gambar 3.1 Bagian Micro Ohm Meter
Berikut keterangan gambar 4.4 dari micro ohm meter di atas:
a. Tombol ON / OFF
b. Current load connector
c. Sumber tegangan 220 V AC
d. Konektor grounding
e. voltage sensing connector
f. Printer
g. Display LCD
h. Keypad
i. USB
j. Komputer Interface

2. Safety Helmet dan Safety boot


Perlengkapan K3 ini wajib digunakan oleh semua pekerja pelaksana pengujian tahanan
kontak PMT. Ssafety helmet dan safety boot ditunjukkan gambar 3.2 .:

(a) Safety helmet (b) Safety boot


Gambar 3.2Safety helmet dan safety boot
3. Dua buah current load connector

5
Kabel konektor ini terdiri dari 2 penjepit, berukuran lebih besar dan berwarna hitam.
Masing-masing penjepit dihubungkan ke pole atas dan pole bawah PMT. kabel current load
connector ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3Current load connector


4. Dua buah voltage sensing connector
Kabel konektor ini terdiri dari 2 penjepit, berukuran lebih kecil dan berwarna merah.
Masing-masing penjepit dihubungkan berpasangan dengan current load connector ke pole atas
dan pole bawah PMT. Gambar 3.4 menunjukkan voltage sensing connector.

Gambar 3.4 Voltage sensing connector

3.2 Pengujian Tahanan Kontak PMT 20 kV

Berikut prosedur pengujian tahanan kontak PMT 20 kV Trafo 1 di Gardu induk Medari,
berdasarkan Standar Operating Procedure (SOP) Pengujian Tahanan Kontak PMT :

1. Melakukan briefing sebelum melakukan pekerjaan yang dipimpin oleh ketua regu
pemeliharaan. Briefing membahas pekerjaan pemeliharaan yang akan dilakukan.
2. Berdoa bersama.
3. Memasang rambu-rambu K3.
4. Memakai perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
5. Mengeluarkan PMT dari kubikel.
6. Menyiapkan Alat Uji Tahanan Kontak.

6
Micro Ohm Meter sebagai alat uji tahanan kontak PMT termasuk di dalamnya kabel-
kabel konektor untuk pengujian. Pengujian tahanan kontak PMT 20 kV Trafo 1 di Gardu Induk
Medari PT. PLN (PERSERO) UP2D JTY DCC 2 Yogyakarta menggunakan Micro Ohm Meter
produk dari Vanguard. Bagian-bagian Micro Ohm Meter ditunjukkan pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Bagian Micro Ohm Meter

Berikut keterangan gambar 3.1 dari micro ohm meter di atas:

a. Tombol ON / OFF
b. Current load connector
c. Sumber tegangan 220 V AC
d. Konektor grounding
e. Voltage sensing connector
f. Printer
g. Display LCD
h. Keypad
i. USB
j. Komputer Interface

7. Merakit Kabel Uji pada PMT dan pentanahan alat secara benar pada phasa R.
Rangkaian pengujian tahanan kontak PMT di gardu induk yang ditunjukkan pada Gambar 3.6

Gambar 3.6 Rangkaian pengujian tahanan kontak PMT

Pemasangan kabel pengujian tahanan kontak pada setiap fasa PMT 20 kV yang
ditunjukan pada Gambar 3.7.

7
(a) Pengujian fasa R (b) Pengujian fasa S

(c ) Pengujian fasa T

Gambar 3.7 Pengujian fasa R,S, dan T

8. Menguji Tahanan Kontak antara Kontak Atas dengan Kontak Bawah masing-masing
phasa PMT ( posisi close). Klik run test  normal test  100 A  5 sec  START
(tunggu sampai 5 detik)  Print.
9. Tunggu sampai hasil print keluar catat hasil Uji pada blangko yang tersedia.
10. Ulangi langkah (7) sampai (10) dengan memindahkan ke phasa S dan T.
11. Menata kembali alat Uji Tahanan Kontak yang telah selesai digunakan.

3.3 Hasil pengujian pemeliharaan tahanan kontak

Pengujian tahanan kontak dilakukan dengan menginjek arus 100A dan 400A. Micro
Ohm Meter Vanguard Instruments ATO-600P mengeluarkan hasil pengujian langsung melalui
printer yang terdapat pada alat. Data sampel dari Micro Ohm Meter hasil pengujian tahanan
kontak PMT 20 kV Trafo 1 di Gardu Induk Medari.

Dari lima kali hasil pengujian tahanan kontak PMT 20 kV Gardu Induk Medari PT. PLN
(PERSERO) UP2D JTY DCC 2 Yogyakarta pada tanggal 07 Februari 2019, maka dapat dibuat
rangkuman hasil pengujian tahanan kontak. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 3.1.

8
Tabel 3.1 Hasil pengujian tahanan kontak PMT 20 kV

Gardu Induk Medari Trafo 1/ 30 Mva


Data Circuit Breaker 20 Hasil Uji Tah. Kontak Circuit Breaker 20 Kv
Kv (Μω)
Feeder
Kva Rating Arus Uji 100 Ampere Arus Uji 400 Ampere
I Nom V Nom I Sc Ph. R Ph. S Ph. T Ph. R Ph. S Ph. T
25
Mdi 21/Out 1 630 A 24 Kv 31.6 32.7 33.0 30.3 27.6 26.3
Ka
25
Mdi 02 630 A 24 Kv 34.6 52.1 32.0 34.4 54.3 30.1
Ka
Mdi 20/ Out 25
630 A 24 Kv 32.7 31.4 32.2 27.9 27.5 26.8
03 Ka
25
Mdi 04 630 A 24 Kv 35.5 33.3 37.1 35.6 33.3 37.0
Ka
25
Mdi 19/Out 5 630 A 24 Kv 15.6 17.7 25.4 15.6 17.8 23.6
Ka

Sesuai dengan peraturan PLN tentang tahanan kontak, nilai maksimal PMT yang di
ijinkan adalah kurang dari 100 µΩ. Jika lebih dari ketentuan yang berlaku, maka PMT akan
diganti baru atau ditukar dengan PMT cadangan yang tidak terbebani di dalam GI tersebut.
Nilai dari tahanan kontak sangat berpengaruh terhadap keandalan PMT. Apabila tahanan
semakin tinggi nilainya tentu arus juga semakin tinggi. Hal ini akan mengakibatkan PMT terjadi
over heating. Over heating ini akan memperpendek waktu kerja PMT (PMT cepat rusak).
Selain itu over heating akan menyebabkan melelehnya kotak peredam busur api sehingga
peredam busur api tersebut tidak mampu untuk meredam panas yang berlebihan tersebut.

Untuk evaluasi dari hasil pengukuran yaitu semakin kecil nilai tahanan kontak maka
semakin baik kontak tersebut dengan asumsi bahwasannya nilai tahanan dari kontak mewakili
kondisi baik atau buruknya kontak pada sambungan. Sebagai acuan dalam evaluasi, berpatokan
pada nilai besar kecilnya nilai tahanan sesuai standar tersendiri. Sehingga dalam mengevaluasi
hasil pengukuran tahanan kontak hendaknya dengan riwayat dari kontak itu sendiri
(commissioning/ pengujian pertama kali) untuk bahan pembanding untuk proses evaluasi.

4. Penutup

4.1 Kesimpulan
Dari kerja praktek yang telah dilakukan di PT. PLN (Persero) UP2D JTY DCC 2
Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengukuran nilai tahanan kontak PMT OUT 1/MDI 21, PMT MDI 02, PMT OUT
3/MDI 20, PMT MDI 04, dan PMT MDI 19/OUT 5 pada Gardu Induk Medari PT.
PLN(Persero) UP2D JTY DCC 2 Yogyakarta kurang dari 100 μΩ, sehingga sudah
sesuai dengan standar yang ditentukan oleh PLN sehingga PMT tersebut masih layak
untuk beroperasi.
2. Micro Ohm Meter bekerja pada saat PMT dalam keadaan ON atau normally close
dengan menghubungkan kabel konektor hitam dan merah berdampingan ke fasa R, di
pole atas dan pole bawah PMT, begitu juga di fasa S, dan T dengan arus injek 100 A

9
dan 400 A. Waktu kerja PMT pada setiap fasanya akan dihitung melalui kabel kontak
yang sudah terhubung di pole atas dan pole bawah PMT. Tahanan kontak dapat dilihat
dari hasil pengujian PMT nya. Semakin kecil hambatan yang dihasilkan ( <100 µΩ )
maka tahanan kontak semakin baik. Semakin besar tahanan kontak maka semakin besar
rugi-rugi I2R yang kan dihasilkan pada kontak PMT.
3. Posisi merakit kabel pole atas dan bawah antara pencapit kabel hitam dan merah dapat
mempengaruhi pengukuran.
4. Tahanan kontak yang melebihi 100 µΩ PMT dapat mengakibatkan panas yang
berlebihan (over heating) dikarenakan terdapat gap dan membuat vaccum bottle gagal
meredam busur api.

4.2 Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan PMT, termasuk tahanan kontak PMT, sebaiknya dilakukan berdasarkan
periode waktu tertentu untuk mencegah kerusakan yang parah pada PMT. Tindakan
pencegahan yang termasuk dalam pemeliharaan preventive ini bisa mengurangi
kerugian yang besar akibat kerusakan. Apabila sudah terjadi kerusakkan pada PMT
akibat gangguan pada sistem tenaga listrik, maka perlu dilakukan pemeliharaan baik
pemeliharaan corrective maupun pemeliharaan detective.
2. Pada saat merakit kabel pole atas dan bawah antara pencapit kabel hitam dan merah
harus diperhatikan agar tidak saling menempel satu sama lain. Karena dapat
mempengaruhi pengukuran. Berhati-hati di sekitar PMT yang sedang di inject untuk
pengujian tahanan kontak karena arus yang dialirkan cukup besar 100 A dan 400 A.
3. Menyamakan kondisi PMT sesuai dengan urutan inject yang akan diberikan. Sehingga
keadaan yang tidak terlalu jauh untuk suhu maupun tahanan PMT sebelum diuji tahanan
kontak. Sehingga nilai pengujian tahanan kontak akurat.

DAFTAR PUSTAKA

[1.] Ambono, Thomas. 2011. Pemeliharaan Cubicle Outgoing PT PLN (Persero) APD
Semarang. Semarang: PT PLN (Persero) APD Jateng dan DIY.
[2.] PT. PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Semarang Gardu Induk. 2017. Standard
Operating Prosedure Pemeliharaan 20 KV. PT PLN (Persero) APD Jateng dan DIY:
Semarang.
[3.] PT. PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Semarang Gardu Induk. 2009. Instruksi
Kerja. PT PLN (Persero) APD Jateng dan DIY: Semarang.
[4.] PUSDIKLAT. 2011. BUKU PETUNJUK PEMUTUS TENAGA (PMT) Jakarta,
Penerbit PLN PUSDIKLAT.
[5.] Setiono, Iman. 2018. Pedoman Penulisan. Semarang: UNDIP Press.
[6.] Sulasno. 2001. Teknik dan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Jilid I. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

10

Anda mungkin juga menyukai