Kegiatan Ke 1 Sterilisasi Alat Dan Bahan
Kegiatan Ke 1 Sterilisasi Alat Dan Bahan
Kegiatan Ke 1 Sterilisasi Alat Dan Bahan
A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat mengetahui proses sterilisasi alat dan bahan.
B. Kajian Pustaka
Prinsip-prinsip pengendalian mikroorganisme lain perlu diperhatikan pada
saat analisis mikroorganisme di laboratorium. Hal ini dilakukan agar
menghindari kontaminasi pertumbuhan sel bakteri oleh mikroorganisme lain.
Dengan selalu meperhatikan kondisi steril dalam setiap analisi bekteriologis di
laboratorium, memungkinkan diperoleh kondisi berbagai alat atau bahan yang
digunakan dalam laboratorium tersebut terbebas dari kehidupan apapun (Boleng,
2015: 65).
Pembebasan suatu bahan, wadah, dari kehidupan (mikroorganisme) apapun,
akan menghasilkan suatu keadaan yang bebas dari kehidupan apapupn. Keadaan
suatu bahan atau wadah yang terbebas dari kehidupan disebut sterilisasi. Proses
pembebasan suatu bahan atau wadah dari kehidupan apapun dapat dilakukan
dengan sterilisasi atau disenfikasi (Boleng, 2015: 66).
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi
dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam
usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat
(in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehyde, etilenoksida atau
betapriolakton oleh macam-macam larutan kimia oleh sinar lembayung ultra
atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh
sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Irianto, 2006: 75).
Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme baik bentuk vegetatif maupun bentuk sporanya. Kita hanya
menjumpai di alam adanya benda yang steril dan tidak steril. Tidak ada benda
2
yang setengah steril. Benda steril berarti benda tersebut bebas dari
mikroorganisme. Sterilisasi dapat dikatakan juga bahwa sebuah proses untuk
mematikan semua bentuk makhluk hidup (Boleng, 2015: 66).
Sterilisasi juga diartikan sebagai suatu proses yang digunakan untuk
menghancurkan atau mengurangi mikroorganisme yang dapat muncul pada atau
dalam produk kemasan. Sediaan steril memiliki beberapa sifat bentuk takaran
yang unik, seperti bebas dari mikroorganisme, pyrogen dan bebas dari partikula,
serta memiliki standar yang sangat tinggi dalam hal kemurnian dan kualitas
(Syah, 2016: 3).
Istilah sterilisasi mengandung arti suatu perlakuan penghancuran semua
mikroba beserta sporanya. Derajat sterilitas yang cukup dapat diperoleh bila titik
terdingin dalam kaleng cukup menerima panas untuk menghancurkan mikroba.
Derajat sterilitas biasanya direpresentasikan sebagai nilai F yaitu waktu dalam
menit pada suhu 121o C yang diperlukan untuk menghancurkan mikroba. Nilai
F ini tergantung pada suhu proses dan nilai Z (perubahan suhu) dimana mikroba
hancur sebesar 1 log atau 10n (Nurhikmat, dkk., 2016: 72).
Teknik sterilisasi media yang umumnya digunakan adalah sterilisasi autoklaf
dan radiasi sinar Gamma. Sterilisasi autoklaf mempunyai kelemahan yaitu
mampu meningkatkan kelarutan logam Mn pada bahan pembawa. Sterilisasi
tanah menggunakan autoklaf dapat meningkatan kelarutan Fe, Mn, Zn.
Peningkatan logam-logam berat dalam jumlah besar ini akan berpengaruh
negatif terhadap pada viabilitas mikroba dalam bahan pembawa dan pada
akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman (Nurrobifahmi, dkk.,
2017: 1-2).
Menurut Boleng (2015, 67-71); Gabriel (1996, 32-33) secara umum ada dua
acara sterilisasi, yaitu:
1. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik, terdiri atas beberapa macam, yaitu:
a. Sterilisasi yang menggunakan cahaya matahari yaitu dengan sinar
ultraviolet dan sterilisasi dengan cara ini digunakan untuk sterilisasi air
sungai dan danau.
3
pada aliran uap selama 30 menit selama tiga hari secara berturut-
turut. Kemudian sterilisasi dengan cara mendidihkan dilakukan
dengan mensterilkan alat dalam air mendidih selama 10-30 menit.
d. Metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (auto claver)
Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu
100°C), pada tekanan 15 temperatur mencapai 121°C. Organisme yang
tidak berspora dapat dimatikan dalam tempo 10 menit saja. Banyak jenis
spora hanya dapat mati dengan pemanasan 100°C selama 30 menit tetapi
ada beberapa jenis spora dapat bertahan pada temperature ini selama
beberaapa jam.
e. Sterilisasi dengan cara penyaringan
Sterilisasi cara ini berguna untuk larutan antibiotika, serum, larutan
karbohidrat, dan lain-lain. Cara ini juga berguna untuk memisahkan kuman
dari toksin dan dari fage. Sterilisasi cara ini juga dipergunakan dalam
menyaring kuman yang jumlahnya sedikit di dalam suatu cairan. Virus dan
mikroplasma dapat lewat saringan kuman. Hal ini merupakan kekurangan
dara cara sterilisasi dengan penyaringan ini. Ada beberapa jenis saringan
kumanyaitu filterdari gelas berlubang, filter membrane atau kolodion,
tabung porseler (misalnya Berkefeld atau Camberland), filter piringan
abses (misalnya Seitz).
f. Sterilisasi dengan cara radiasi
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak
digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau sinar
X dan sinar matahari. Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya
tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik. Untuk
makanan dan obat-obatan tidak dibolehkan menggunakan sinar gamma
untuk sterilisasi karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada
makanan maupun obat-obatan tersebut.
2. Sterilisasi secara kimia
Bahan kimia bersifat bakteriostatik, hal disebabkan oleh:
a. Bahan kimia tersebut dapat mengumpulkan protoplasma kuman
5
tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik (Syah, 2016:
62).
Menurut Irianto (2006, 79-80) faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi
diantaranya adalah:
1. Hidrasi
Pada pemanasan kering yang menggunakan suhu 165-170°C selama 1 jam,
mikroorganisme itu dimatikan dengan penghangusan. Dengan sendirinya
cara itu tidak dapat dilakukan terhadap bahan-bahan yang titik didihnya
berada dibawah suhu ini dan terhadap bahan-bahan yang tidak tahan terhadap
suhu yang terlalu tinggi. Pemanasan dalam keadaan lembab (basah) lebih
efektif dari pemanasan kering.
2. Pengaruh suhu
Aktivitas mematikan bakteri bertolak belakang antara suhu dengan waktu.
Pada umumnya semakin rendah suhu yang digunakan maka semakin lama
waktu yang diperlukan untuk membunuh organisme itu. Biasanya dalam
batas suhu tumbuh mikroorganisme, peningkatan suhu 10°C saja dapat
meningkatkan derajat reaksi 2 sampai 8 kali.
7
D. Cara Kerja
1. Persiapan alat-alat kaca dan bahan
a. Alat dan bahan yang kan digunakan untuk praktikum disiapkan
b. Alat-alat kaca dibersihkan dengan menggunakan air. Dapat juga
digunakan alkohol 95% dan kapas sebagai pengganti air
c. Alat-alat kaca yang telah di beri alkohol 95% dibilas dengan aquades dan
keringkan dengan tisu
d. Alat-alat kaca yang akan disterilkan dan alat kaca yang berisi bahan
dibungkus dengan alumunium foil
2. Persiapan Autoklaf
a. Sebelum digunakan, panci atau keranjang dan ruang di dalam Autoklaf
dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran
b. Ruang sterilisasi diisi dengan aquades sampai ketinggian menutupi heater
(sistem pemanas) ± 2-2 ¼ inci dari permukaan dasar
8
c. Panci atau keranjang diisi dengan peralatan atau bahan yang akan
disterilisasi. Peralatan di bungkus dengan alumunium foil atau kertas
untuk meminimalisir adanya spora bakteri kontaminan dan untuk botol
berpenutup dengan meregangkan tutup
d. Panci yang berisi peralatan atau bahan yang akan disterilisasikan
dimasukkan ke dalam autoklaf, kemudian di tutup dengan rapat
e. Pada proses menutup autoklaf, pastikan selang yap berada pada posisi
yang tepat (berada di dalam celah panci atau keranjang), penutup dan kunci
tuas berada sejajar dengan tanda garis atau panah
f. Pastikan katup kontrol uap terbuka (posisi tegak atau vertikal)
g. Stop kontak dihubungkan (power supply) pada sumber arus 220V,
kemudian dinyalakan autoklaf dengan menekan tombol “ON” (lampu
indikator “Merah” akan menunjukkan elemen pemanas sedang beroperasi)
h. Thermostat diputar pada posisi maksimal di angka 10
i. Selama ± 5-7 menit proses pemanasan berlangsung, perhatikan katup
kontrol, jika telah terdapat tetes-tetes uap keluar dari celah katup maka
ditutuplah katup kontrol (posisi horizontal). Proses sterilisasi ditandai
dengan (lampu indikator berwarna “Hijau”). Proses sterlisasi berada di
angka 17-21 psi dan berlangsung selama ± 35 menit
j. Thermostat diturunkan sampai pada posisi lampu pertama kali mati
k. Pasang timer selama ± 15 menit
l. Setelah timer berbunyi, katup kontrol dibuka (posisi vertikal) secara
perlahan sampai jarum penunjuk menunjukkan angka 0
m. Autoklaf dimatikan dengan menekan tombol “OFF”, penutup autoklaf
dapat dibuka dan alat atau bahan yang telah disterilkan dapat dikeluarkan
dari panci atau keranjang
n. Setelah selesai melakukan proses sterilisasi, dikeringkan dan di kosongkan
autoklaf dari sisa aquades
3. Persiapan Ozon Sterilizer
a. Alat yang akan di sterilisasi diambil, kemudian dicuci dengan
menggunakan air bersih
9
Daftar Rujukan
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Nurhikmat, Asep, dkk. 2016. Pengaruh Suhu dan Waktu Sterilisasi Terhadap
Nilai F dan Kondisi Fisik Kaleng Kemasan Pada Pengalengan
Gudeg. Agritech. 36(1): 72. https://media.neliti.com. Diakses pada
tanggal 07 Maret 2019
Nurrobifahmi, dkk. 2017. Pengaruh Metode Sterilisasi Radiasi Sinar Gamma Co-
60 dan Autoklaf terhadap Bahan Pembawa, Viabilitas Spora Gigaspora
margarita dan Ketersediaan Fe, Mn, dan Zn. Jurnal Tanah dan Iklim.
41(1): 1-2. http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal
07 Maret 2019
Syah, Insan S.K, dkk. 2016. Indicator Biologi Spore Strip Sebagai Penentu Jaminan
Sterilisasi. Farmaka. 14(1): 1, 3-4. http://download.portalgaruda.org.
diakses pada tanggal 07 Maret 2019
11
LEMBAR PENGESAHAN