Laporan Indikator Mutu
Laporan Indikator Mutu
Laporan Indikator Mutu
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KABUPATEN
NUNUKAN
NOMOR : C.1.008/PED/PMKP/RSUD
TENTANG
PEDOMAN PASIEN SAFETY PANINGKATAN
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan teknologi dan kemudahan dalam mengakses
informasi tentang kesehatanan dan pelayanan kesehatan memberi dampak
pada peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
Hal tersebut membuat masyarakat menjadi kritis terhadap pelayanan
kesehatan. Masyarakat sekarang mulai mengetahui bahwa mendapatkan
pelayanan kesehatan yang aman merupakan hak mereka. Untuk itu Rumah
sakit berkewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
berfokus pada keselamatan pasien.
Ada lima aspek keselamatan yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan (rumah sakit), yaitu: keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien
dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak
terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “ bisnis ” rumah sakit yang
terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit.
Rumah sakit merupakan sebuah industri yang lingkungannya merupakan
“high risk environtment” dimana terdapat ratusan macam obat, ratusan tes
dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi
dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus
menerus. Lingkungan yang demikian kompleks berpotensi untuk terjadi
Kejadian Tidak Diharapkan yang jika tidak dikelola dengan baik dalam suatu
program keselamatan pasien (patient safety) maka dapat merugikan pasien
yang pada akhirnya juga dapat merugikan rumah sakit.
IOM (Institute of Medicine) di Amerika Serikat pada tahun 2000
menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak : “TO ERR IS HUMAN”,
Building a Safer Health System. Laporan itu mengemukakan penelitian di
rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York. Di Utah dan Colorado
ditemukan KTD (Adverse Event) sebesar 2,9 % dimana 6,6 % diantaranya
meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka
kematian 13,6 %.
Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika
yang berjumlah 33,6 juta pertahun berkisar 44.000 – 98.000 pertahun.
Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian
rumah sakit di berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia,
ditemukan KTD dengan rentang 3,2 – 16,6 %. Dengan data-data tersebut,
berbagai negara segera melakukan penelitian dan pengembangan Sistem
Keselamatan Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi kejadian Nyaris Cedera (Near Miss)
masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “ mal praktek ”
yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka
1
2
C. SASARAN
1. Terselenggaranya sistem pelaporan, pembahasan, koreksi tindakan
dan monitoring dan evaluasi KTD.
2. Terselenggaranya sistem pendekatan reaktif melalui root cause
analysis dalam rangka menurunkan KTD.
3. Tersedianya SDM yang professional dan berkompeten, berpegang
pada nilai etik dan moral serta memiliki culture of safety.
4. Berjalannya sistem komunikasi yang kondusif antar petugas dan
petugas serta pasien / keluarga.
5. Tersedianya SOP / standar pelayanan yang berdasar pada evidence
based didukung dengan teknologi yang mendukung keselamatan pasien.
D. MANFAAT
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang
baik bagi RSUD Kabupaten Nunukan.
2. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung jawab
dan rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien di RSUD
Kabupaten Nunukan.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara dokter dan pasien terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
4. Mengurangi terjadinya KTD di rumah sakit.
E. DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
2
3
3
4
BAB II
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
B. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi : assessmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
4
5
BAB III
KEBIJAKAN
5
6
6
7
BAB IV
STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
BAB V
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
BAB VI
6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN
17
18
18
19
19
20
20
21
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
DIREKTUR RS
SEKRETARIS
21
22
22
23
BAB VIII
PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
23
24
24
25
BAB IX
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu bekerja secara benar
serta seminimal mungkin melakukan kesalahan mutlak diperlukan dalam
mensukseskan pelaksanaan program keselamatan pasien.
25
26
BAB X
PENUTUP
Direktur,
26
27
Lampiran 1 :
DEKLARASI JAKARTA
Pasien untuk Keselamatan Pasien
di Negara-negara South-East Asia Region
Kami,
Pasien, konsumen pendukung, para profesional pelayanan kesehatan,
pembuat kebijakan dan wakil lembaga swadaya masyarakat, asosiasi
profesional dan dewan pengarah, setelah dipaparkan pada isu keselamatan
pasien pada WHO regional workshop tentang “pasien untuk Keselamatan
Pasien “, 17-19 Juli 2007, di Jakarta, Indonesia.
Dengan diilhami oleh Patients for Patient Safety London Declaration yang
didukung oleh WHO World Alliance for Patient Safety.
27
28
28
29
Lampiran 2
ALUR PROSES PENGELOLAAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
PROSES 1 :
PROSES 2 :
29
30
PROSES 3 :
30
31
Rekomendasi Rekomendasi
PROSES 5 :
PROSES 6 :
31
32
Lampiran 3.
Form RISK GRADING
32
33
Keterangan :
Warna Bands adalah :hasil pertemuan antara nilai dan dampak yang
diurut kebawah dan nilai probabilitas yang diurut ke samping kanan
33
34
High Resiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 30 hari, kaji dengan
( tinggi ) detil & perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian
top manajemen,
Moderate Resiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1
(sedang ) minggu , manajer terkait sebaiknya menilai dampak terhadap
biaya dan kelola resiko
Low Resiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1
( rendah ) minggu diselesaikan dengan prosedur
34
35
Lampiran 5.
LAPORAN INSIDEN
35
36
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama : ……………………………………………………………
No MR : …………………………… Ruangan : …………………
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien:
Pribadi Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah Perusahaan *
JAMKESMAS
Tangggal Masuk RS : ……………………………… Jam ……………………
Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event)
Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien
Pengunjung
Lain-lain …………………………………….………..………………
(sebutkan)
Insiden terjadi pada * :
Pasien
Lain-lain ………………………………………………………………
(sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien,
lapor ke K3 RS
Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain
Tempat Insiden
36
37
37
38
Lampiran 6.
FORM LAPORAN INVESTIGASI SEDERHANA
38
39
........................................... ............................................
39
40
3 Rawat Inap
40
41
a. Ruang
Perawatan Umum
b. Ruang
Perawatan Anak
c. Ruang Isolasi
d. Ruang
Observasi
e. Ruang
Perinatologi
4 VK
5 OK
6 Rekam Medik
7 Laboratorium
8 Farmasi
9 Radiologi
10 Fasilitas Umum / Lain – lain
TOTAL
* Nama Instalasi diisi sesuai dengan kondisi / jumlah instalasi di RS masing
41
42
KTD
SENTINEL
TOTAL
A. Hasil Investigasi insiden yang terjadi sebelum bulan ini ( yang belum dilaporkan )
1.
Dst..
1
Dst..
* Kode diisi sesuai dengan daftar kode dari Grup, jika belum ada maka dituliskan kategori insidennya
**Diisi bila tindakan/rekomendasi telah terlaksana
IV. JUMLAH LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP) BERDASARKAN UNIT PENYEBAB AKAR
42
43
43
44
44
45
45
46
6.3. ILO
6.4. Sepsis
6.5. ISK
TOTAL
B. PENUNJANG MEDIS
46
47
47
48
d. Pelanggaran kerahasiaan
48
49
TOTAL
49
50
50
51
TOTAL
D. RUMGA
51
52
b. Kualitas/design fasilitas/bangunan/
pemasangan instalasi kabel/pipa tidak
sesuai standard/inadekuat
52
53
TOTAL
E. LAIN-LAIN
2 Kecelakaan a. Terpeleset
b. Jatuh
c. Tertusuk
TOTAL
53
54
54
55
Lampiran 8.
Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien ke KKP-RS
Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan bersifat anonim, tidak
mencantumkan nama, hanya diperlukan rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi.
Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), bila
ada kerancuan persepsi, isilah sesuai dengan pemahaman yang ada.
Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan lengkap. Jangan dikosongkan agar
data dapat dianalisa.
Segera kirimkan laporan ini langsung ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).
KODE RS : ………………………………
I. DATA RUMAH SAKIT :
Kepemilikan Rumah Sakit :
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah (Provinsi / Kab / Kota)
TNI /POLRI
Swasta
BUMN / BUMD
Jenis RS :
RS Umum
RS Khusus
RSIA RS Paru
RS Mata RS Orthopedi
RS Jantung RS Jiwa
RS Kusta
55
56
56
57
..................................................................................................................................
4. Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien
Pengunjung
Lain-lain …………………………………………………………………… (sebutkan)
6. Insiden terjadi pada * :
Pasien
Lain-lain …………………………………………………………………… (sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS
7. Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ……………………………………………………… (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Lain-lain ………………………………………………………………. (sebutkan)
10. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab …………………….....……………………………… (sebutkan)
57
58
58
59
59
60
GLOSARIUM KKP-RS
No Istilah Definisi / Penjelasan
1. Keselamatan Pasien Rumah Suatu sistem dimana rumah sakit membuat
Sakit (Patient safety) asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk:
asesmen risiko; identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien;
pelaporan dan analisa insiden; kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
2. Hazard / Bahaya Suatu “ keadaan, perubahan atau tindakan”
yang dapat meningkatkan risiko pada pasien.
3. Harm / Cedera gangguan Dampak yang terjadi akibat gangguan
struktur atau penurunan fungsi tubuh, dapat
berupa
fisik, psikologis dan sosial. Yang termasuk
harm / cedera adalah : “ penyakit, cedera
fisik / psikologis / sosial, penderitaan, cacat,
dan kematian “
4. Insiden Keselamatan Pasien Setiap kejadian yang tidak disengaja dan
(IKP) kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pada pasien.
5. Kondisi Potensial Cedera Kondsi di rumah sakit yang berpotensi
(KPC) menimbulkan cedera pada pasien, karyawan
atau lingkungan. Misalnya: ICU yang selalu
sibuk tetapi jumlah staf kurang, kabel yang
melintang di ruang operasi dapat
mengakibatkan pasien/karyawan tersandung
dan jatuh.
6. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) Terjadinya insiden yang belum sampai
/ Near Miss terpapar/ tidak mengenai ke pasien.
Contoh: unit transfusi darah sudah siap
dipasang pada pasien yang salah, tetapi
kesalahan diketahui namun kesalahan
tersebut diketahui sebelum transfusi
60
61
dimulai.
Farmasi
Kekosongan persediaan obat / Obat expired
Penyimpanan / penempatan obat
Kesalahan dalam penginputan (nama obat,
bentuk/sediaan, kode obat, nama pasien) /
kesalahan penulisan copy resep/salah
membaca/interpretasi resep
Kesalahan meracik resep / pengemasan
obat (puyer tidak merata dan ada yang
kosong)/ salah dalam jumlah obat
Laboratorium
Kesalahan dalam penyerahan obat
Kesalahan pengambilan sampel (salah
orang) / Kesalahan cara pengambilan
sampel
Kesalahan pengelolaan sampel ( sampel
hilang / tertukar / salah penyimpanan)
Kesalahan Administrasi ( salah pencatatan
nama / hasil lab/ salah penyerahan hasil /
salah penempelan hasil / pemeriksaan
tidak sesuai form permintaan / prosedur
permintaan darah)
Kesalahan tahap analitik ( kesalahan dalam
interpretasi / pembacaan hasil / tehnik
pemeriksaan).
Radiologi
Persiapan pasien tidak adekuat Kesalahan
cara / teknik pengambilan foto / salah
lokasi pengambilan foto
Kesalahan proses administrasi ( Salah
pencatatan /salah penempelan/ salah
penyerahan hasil / foto hilang / tertukar /
Tidak melakukan pemeriksaan sesuai form
permintaan)
Kualitas film/fixer tidak baik / expired
Kesalahan dalam interpretasi / pembacaan
hasil
Rekam Medis
Berkas Rekam Medis hilang / salah dalam
penyimpanan kembali BRM
Salah dalam penginputan data pasien /
61
62
62
63
11. Kesalahan Medis (Medical Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
errors) medis yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan
termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya
suatu rencana atau menggunakan rencana
yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat
akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission).
12. Investigasi Sederhana / Suatu proses investigasi yang dilakukan secara
Simple Investigation (SI) sederhana
13. Analisis Akar Masalah / Root Suatu proses investigasi yang sistematik
Cause Analysis (RCA) dimana faktor-faktor yang berkontribusi dalam
suatu insiden diidentifikasi dengan
merekonstruksi kronologis kejadian hingga
menemukan akar penyebabnya dan
penjelasannya yang dilakukan secara
mendetail.
14. HFMEA (Healthcare Failure 1. Suatu asesmen prospektif yang bertujuan
Modes Effects and Analysis) / untuk mengidentifikasi dan
Analisa mengenai Modus mengembangkan langkah-lang kah yang
Kegagalan dan Dampak) dapat ditempuh pada suatu proses demi
menjamin keselamatan dan mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan
2. Suatu pendekatan yang sistematis yang
bertujuan untuk mengidenfikasi masalah
dan mencegah permasalahan itu sebelum
63
64
terjadi.
64
65
65