Penulisan Teks Artikel Ilmiah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

REKAYASA IDE

BAHASA INDONESIA
PENULISAN TEKS ARTIKEL ILMIAH
Dosen Pengampu : Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

OLEH

Dandi Manurung 2173132003

Tiarma Klarita S 2173132022

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


JURUSAN BAHASA ASING
PRODI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Pengertian Teks Artikel Ilmiah ..................................................................... 2


B. Struktur Teks Artikel Ilmiah ......................................................................... 2
C. Hubungan genre pada Teks Artikel Ilmiah ................................................... 3
D. Pentingnya Teks Artikel Ilmiah Dan Publikasinya ....................................... 14
E. Langkah-Langkah Penulisan Teks Artikel Ilmiah ........................................ 15
F. Penulisan Kutipan Dan Daftar Rujukan ........................................................ 15

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 18

A. Kesimpulan ................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................. 18

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................... 19

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan sebuah penelitian atau mengutarakan pemikiran yang konseptual


diperlukan pelaporan yang baik. Suatu penelitian perlu disusun secara baik dan juga
sistematis guna mempermudah pemahaman pembaca. Dan untuk menyampaikan dan
melaporkan hal itu perlu kita ketahui artikel ilmiah. Artikel ilmiah adalah tulisan lengkap
yang bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Teks artikel ilmiah sangat
penting mengingat banyaknya manfaat yang dapat kita dapatkan ketika kita mampu menulis
teks artikel ilmiah. Artikel ilmiah sering dimuat di forum pendidikan seperti seminar dan juga
media. Untuk itulah, artikel ilmiah sangat perlu dibahas dan juga dipahami mengingat
kemampuan menulis teks artikel ilmiah juga dituntut di perguruan tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teks artikel ilmiah?
2. Bagaimanakah struktur teks artikel ilmiah?
3. Bagaimanakah genre pada teks artikel ilmiah?
4. Bagaimanakah langkah-langkah penulisan artikel ilmiah?
5. Bagaimanakah penulisan daftar rujukan pada teks artikel ilmiah?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi artikel ilmiah
2. Mengetahui struktur teks artikel ilmiah
3. Memahami perbedaan genre pada teks artikel ilmiah
4. Mengerti dan mengetahui langkah-langkah penulisan artikel ilmiah
5. Memahami penulisan daftar rujukan pada teks artikel ilmiah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teks Artikel Ilmiah

Kata teks bisa dimaknai dengan naskah yang berupa kata-kata asli dari penulisnya, tulisan
yang dihasilakan penulis atau wacana tulis. Sedangkan kata artikel dapat dimaknai sebagai
karya tulis lengkap. Kemudian kata ilmiah dapat diartikan dengan sifat ilmu dan memenuhi
syarat keilmuan. Sehingga artikel ilmiah adalah tulisan lengkap yang bersifat ilmu atau
memenuhi syarat ilmu pengetahuan.

Ada 4 prinsip utama tentang pengertian ilmiah. Pertama, teks ilmiah bersifat objektif.
Artinya, penulis tidak boleh memasukkan unsur subjektifitasnya ke dalam karyanya. Kedua,
segala sesuatu yang dikemukakan penulis, harus berdasarkan fakta. Ketiga, penyimpulan
penemuan di dalamnya berpola induktif dan deduktif, keempat, pembahasan datanya
berdasarkan rasio.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa teks artikel ilmiah adalah tulisan
lengkap yang pembicaraannya bersifat objektif, berdasarkan data dan penyimpulan penemuan
di dalamnya berpola induktif dan deduktif serta pembahasan datanya berdasrkan rasio. teks
artikel ilmiah dibedakan atas teks artikel penelitian dan teks artikel konseptual.

B. Struktur Teks Artikel Ilmiah

Ada dua macam teks artikel ilmiah yaitu teks artikel penelitian dan teks artikel
konseptual. Dalam hal ini, teks artikel penelitian adalah teks artikel yang penuyusanannya
berdasarkan suatu penelitian yang telah dilakukan. Teks artikel konseptual adalah teks artikel
yang disusun sebagai hasil pemikiran secara konseptual.

Secara umum struktur teks artikel penelitian adalah abstrak, pendahuluan, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, hasil, pembahasan, simpulan. Dan struktur teks artikel
konseptual yang sering dijumpai adalah abstrak, pendahuluan, tinjuauan pustaka,
pembahasan, simpulan. Selain kedua macam artikel ilmiah tersebut, terdapat lagi jenis artikel
ilmiah populer. Artikel ilmiah populer adalah artikel yang penulisannya dengan gaya yang
relatif informal. Artikel semacam ini banyak dipublikasikan melalui surat kabar. Struktur teks
artikel ilmiah populer adalah berbentuk esai. Pada umumnya esai ditulis dengan genre
eksposisi atau diskusi. Dalam hal ini, struktur teks ekposisi adalah pernyataan tesis,
argumentasi, reiterasi. Adanya unsur reiterasi ini menunjukkan bahwa di dalam teks
eksposisi, sleian unsur simpulan, ada juga pengulangan tesis yang bersifat menekankan tesis
atau tema teks itu sendiri. Kemudian genre diskusi mempunyai struktur teks isu, argumentasi
mendukung, argumentasi menentang, simpulan dan rekomendasi.

2
Menurut Wahyu Wibowo, komponen Utama Artikel Ilmiah adalah:

Judul

 Berupa judul topik;


 Menggunakan frasa (bukan kalimat);
 Baku, lugas, dan provokativ (mencuatkan hasil penelitian kita; sependek-pendeknya
berjumlah 12-15 kata;
 Memuat kata kunci;
 Tidak menggunakan singkatan.
Nama penulis

 Tanpa kata “oleh” dan tanpa gelar apa pun;


 Dibubuhi nama lembaga, alamat, dan kontak (telepon atau ponsel) guna keperluan
korespondensi. Pembubuhannya boleh langsung di bawah nama penulis atau
diletakkan di catatan kaki setelah judul utama.

Abstrak/intisari

 Berupa latar belakang, metode, dan teori yang digunakan , dan hasil yang diperoleh
(disarankan menggunakan bahasa Inggris demi keperluan lembaga abstrak;
 Dibubuhi keyword berupa dua-tiga patah kata kunci yang digunakan dalam penelitian.
Bodi

 Pendahuluan;
Berisikan alasan penelitian, hipotesis atau perumusan masalah, dan tujuan penelitian.
Pendahuluan tidak sama dengan tinjauan pustaka. Pendahuluan jangan terlalu panjang
dan tidak terlalu banyak merujuk pada kepustakaan.
 Materi inti dan metode ;
 Hasil penelitian;
 Pembahasan hasil penelitian.
Penutup/Simpulan/Saran

Berisikan apa-apa yang telah ditemukan dlama penelitian. Jadi, bukan ringkasan dari bodi
artikel. Dikemukakan pula saran sepanjang diperlukan

Daftar pustaka

Disusun secara konsisten melalui prinsip gaya selingkungan jurnal.

3
C. Hubungan genre pada Teks Artikel Ilmiah
1. Hubungan Genre pada Teks Artikel Penelitian

Struktur teks dan genre mikro pada artikel penelitian

Struktur teks Genre mikro yang Fungsi retoris


diharapkan
Abstrak Abstrak Menyajikan ringkasan yang mewakili
seluruh artikel
Pendahuluan Eksposisi (dan atau meliputi Memberi latar belakang penelitian,
deskripsi) permasalahan penelitian, tujuan, dan
pendekatan/metode/teknik untuk
mencapai tujuan.
Tinjauan pustaka Review Menyajikan ulasan teoritis tentang
dasar pemikiran yang digunakan
untuk memecahkan masalah
penelitian. Menyajikan ulasan tentang
penelitian terdahulu dan
perbandingannya dengan penelitian
yang dilaporkan pada artikel yang
dimaksud.
Metodologi Rekon (dan atau meliputi Menyajikan pendekatan, metode, dan
penelitian deskripsi, prosedur, laporan) teknik penelitian, termasuk langkah-
langkah yang ditempuh.
Hasil Deskripsi (dan atau meliputi Menyajikan temuan-temuan
laporan, rekon) penelitian.
Pembahasan Diskusi (dan atau meliputi Membahas (dan atau menjelaskan)
eksplanasi) temuan-temuan penelitian dari
berbagai sudut pandang teori yang
telah disajikan pada tinjauan pustaka.
Membahas apakah kekurangan
penelitian sebelumnya dapat ditutupi
oleh penelitian yang dlaporkan.
Simpulan Eksposisi (dan atau melipui Menyajikan uraian bahwa pokok
deskripsi) persoalan yang disajikan telah
dperlakukan sedemikian rupa dengan
hasil seperti pada pembahasan, diikuti
dengan saran bak secara teoritis
maupun praktis.
Sumber: Wiratno, Wibowo & Suwardi Dalam Paristiyanti Nurwardani dkk (2016:192)
Dalam Sanggup Barus dkk (2019:93)

2. Hubungan Genre pada Teks Artikel Konseptual

Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Konseptual

4
Struktur Teks Genre Mikro yang Fungsi retoris
diharapkan
Abstrak Abstrak Menyajikan ringkasan yang mewakili
seluruh artikel
Pendahuluan Eksposisi (dan atau meliputi Memberi latar belakang masalah yang
deskripsi) menyangkut pernyataan masalah,
pentingnya maslah itu dibahas, dan
informasi tentang cara atau strategi
yang digunakan dalam
memperlakukan masalah tersebut.
Tinjauan pustaka Review Menyajikan ulasan teoritis tentang
dasar pemikiran yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang diajukan.
Pembahasan Diskusi (dan atau meliputi Membahas (dan atau menjelaskan)
eksplanasi) permasalahan dengan disertai
pemecahannya.
Simpulan Eksposisi (dan atau melipui Menyajikan uraian bahwa pokok
deskripsi) persoalan yang disajikan telah
dperlakukan sedemikian rupa dengan
hasil seperti pada pembahasan, diikuti
dengan saran bak secara teoritis
maupun praktis.
Sumber: Wiratno, Wibowo & Suwardi Dalam Paristiyanti Nurwardani dkk (2016:192) Dalam
Sanggup Barus dkk (2019:93).

Contoh teks artikel ilmiah penelitian.

EFEKTIFITAS BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS UNTUK MENGEMBANGKAN


KEMANDIRIAN PILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS X SMK (SMEA) PELITA
NUSANTARA I SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010

Agus Setiawan

Abstrak

Berdasarkan fenomena yang ada, banyak ditemukan siswa lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) terutama Kelompok Bisnis dan Manajemen ketika mencari pekerjaan tidak
disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Akibatnya dalam kondisi demikian banyak
lulusan dari SMK yang tidak optimal dalam mengeluarkan kemampuan yang dimiliki karena
kurangnya pemahaman diri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam karir, adanya rasa

5
ketidakpuasan dalam bekerja dan cenderung semaunya saja. Pada penelitian ini diambil
populasi dari siswa kelas X tahun pelajaran 2009/2010 sejumlah 266 dengan sampel sejumlah
40 orang. Metode sampling menggunakan teknik proporsional clouster random sampling.
Metode analisis data menggunakan metode uji-T dengan menggunakan skala psikologis
sebagai metode pengambilan datanya. Pada perhitungan rumus validitas dengan rumus
product moment variabel (Y) didapatkan skala kemandirian 40 item. Sedangkan dalam
perhitungan reliabilitas dengan rumus alpha variabel (Y) kemandirian pilihan karir pada
siswa adalah reliabel. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara
bimbingan kelompok tugas terhadap kemandirian pilihan karir pada siswa kelas X SMK
(SMEA) Pelita Nusantara I Semarang tahun pelajaran 2009/2010. Berdasarkan perhitungan
melalui SPSS diperoleh hasil uji-T, 10,503. Mengingat > sehingga dapat diartikan
hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Bimbingan kelompok tugas efektif untuk
mengembangkan kemandirian pilihan karir pada siswa kelas X semester genap SMK
kelompok Bisnis dan Manajemen (SMEA) Pelita Nusantara I Semarang tahun ajaran
2009/2010 diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan pihak sekolah
dapat meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling khususnya bimbingan kelompok
tugas untuk mengembangkan pilihan karir siswa. Sikap pengembangan kemandirian pilihan
karir pada siswa kelas X semester genap SMK (SMEA) Pelita Nusantara I Semarang tahun
pelajaran 2009/2010 tinggi, namun demikian diharapkan siswa mampu untuk meninjaklanjuti
kemandiriannya terhadap karier yang akan dipilih. Adanya rasa tanggung jawab ini,
diharapkan siswa memiliki motivasi untuk merencanakan kehidupan karirnya secara matang.

Kata Kunci: Bimbingan Kelompok Tugas, Kemandirian Pilihan Karir

A. Pendahuluan

Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang bermaksud membangun manusia


Indonesia seutuhnya, maka konsekuensinya adalah dengan mempersiapkan generasi penerus
bangsa yang mampu menjawab tantangan zaman. Untuk membentuk manusia yang ideal,
para ahli sepakat atas ciri-ciri umum manusia ideal yang mampu berfungsi secara penuh
(Sappington dalam Prayitno dan Amti, 2004: 23) yaitu: (1) Secara sadar mampu mengontrol
dirinya sendiri, (2) Melihat dan memahami diri sendiri dan dunia luarnya (orang-orang luar
dan lingkungannya) secara tepat, (3) Menerima diri sendiri dengan segenap kekuatan dan
kelemahannya, (4) Penuh tenggang rasa (toleransi) terhadap orang lain, (5) Mampu
membangun hubungan yang akrab dan mendalam dengan sejumlah orang, (6) Bertindak
dengan motivasi untuk mencapai tujuan dan tidak sekedar untuk terhindar dari tekanan
tertentu, (7) Mampu untuk berubah, khususnya untuk hal-hal yang penting.

Pemilihan jabatan merupakan proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang


hayat bagi individu yang mencari banyak kepuasan dari pekerjaannya. Pemilihan karier yang
dibuat pada awal proses perkembangan vokasional sangat berpengaruh terhadap pilihan-
pilihan selanjutnya. Berdasarkan fenomena yang ada, banyak ditemukan bahwa siswa lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan terutama Kelompok Bisnis dan Manajemen ketika mencari

6
pekerjaan tidak disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Siswa-siswi SMK cenderung
memilih pekerjaan/usaha yang banyak mengeluarkan tenaga namun upahnya sedikit daripada
harus memilih pekerjaan yang membutuhkan kerja otak dan bergaji cukup. Bagi sebagian
besar individu, mendapatkan uang dari pekerjaannya sendiri memberikan kepuasan yang
lebih secara materi. Akibatnya dalam kondisi demikian banyak lulusan dari Sekolah
Menengah Kejuruan yang tidak optimal dalam mengeluarkan kemampuan yang dimiliki
karena kurangnya pemahaman diri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam kariernya,
adanya rasa ketidakpuasan dalam bekerja dan cenderung semaunya saja.

Menurut Prayitno dan Amti (2004: 307) untuk mengoptimalkan potensi siswa, khususnya
dalam aspek kemandirian dalam pemilihan karir dapat diadakan bimbingan kelompok, pada
penelitian ini penulis menggunakan metode bimbingan kelompok tugas. Apabila konseling
perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orangperorangan, maka
bimbingan kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali
kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.
Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan
dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi,
perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara
cepat dan tepat, layanan kelompok semakin menarik.

Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan hanya menyangkut
aspek ekonomis atau efisiensi sebagaimana dituturkan di atas. Dinamika perubahan yang
terjadi ketika layanan itu berlangsung juga amat menarik perhatian. Dalam layanan kelompok
interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin
terjadi pada layanan yang diberikan secara perorangan. Dengan interaksi sosial yang intensif
dan dinamis selama berlangsungnya layanan, diharapkan tujuan-tujuan

layanan (yang sejajar dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok) dapat


tercapai secara lebih mantap.

B. Tinjauan Pustaka

1. Kemandirian pilihan karir

Kemandirian berasal dari kata dasar diri, pembahasan mengenai kemandirian tidak
dapat dilepaskan dari pembahasan mengenai perkembangan diri itu sendiri, yang dalam
konsep Carl Rogers disebut dengan istilah self (Brammer dan Shostrom dalam Ali dan
Asrori, 2009: 109) karena diri itu merupakan inti dari kemandirian. Kemandirian menurut
Barnadib dalam Fatimah (2006: 142), meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu
mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu
sendiri tanpa bantuan orang lain. Masih dalam Fatimah, Kartini dan Dali juga memberikan
penguatan tentang pengertian kemandirian, yaitu kemandirian merupakan “hasrat untuk
mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri”. Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa
kemandirian mengandung pengertian dimana keadaan seseorang yang memiliki hasrat

7
bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-
tugasnya, serta bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

Pemilihan suatu jabatan adalah suatu pernyataan kepribadian. Menurut Sukardi (2004:
5), pemilihan karir ialah:

Pemilihan setiap jabatan adalah suatu tindakan ekspresif yang memantulkan motivasi,
pengetahuan, kepribadian, dan kemampuan orang seseorang. Jabatanjabatan
menggambarkan suatu pandangan hidup, suatu lingkungan daripada menetapkan
fungsi-fungsi atau keterampilan kerja secara terpisah. Bekerja sebagai tukang kayu
berarti tidak hanya menggunakan alat-alat atau perabotan, tetapi juga memiliki suatu
status tertentu, persamaan peran, peranan dalam masyarakat, dan memiliki pola hidup
tertentu. Dalam beberapa hal, pemilihan suatu judul jabatan menggambarkan beberapa
macam informasi tertentu: motivasi, pengetahuan masalah-masalah jabatan,
pemahaman dirinya dan wawasannya, dan kemampuankemampuannya.
Menurut Healy dalam A. Muri Yusuf (2002: 16) menyatakan bahwa pemilihan karir
bukan sekedar pemilihan pekerjaan atau okupasi. Pemilihan karir meliputi preokupasi,
okupasi, dan post-okupasi selama kehidupan seseorang. Karir merupakan sekuensi/urutan
posisi/pekerjaan utama yang diduduki seseorang sejak remaja sampai pensiun selama rentang
kehidupan. Setiap jabatan/pekerjaan itu meliputi pula preokupasi, okupasi, dan post-okupasi.

Jika preferensi jabatan ditafsirkan sebagai suatu pernyataan kepribadian, maka


kemudian “minat jabatan” merupakan pernyataan yang menggambarkan kepribadian dan
pekerjaan, hobi, aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan rekreasi, dan preferensi. Jadi
apa yang disebut dengan “minat jabatan” adalah aspek lain dari kepribadian. Sebagaimana
telah diketahui bahwa teori kepribadian dikembangkan bersumber pada pengetahuan tentang
jenis kelamin (seks), relasi orang tua, perilaku, teori kepribadian itu disusun berdasarkan atas
pengetahuan tentang kehidupan kerja dan menginterpretasikan kembali sebagai suatu
pernyataan kepribadian yang disebut dengan “minat jabatan”. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kemandirian pemilihan karir, kemandirian juga bukanlah semata-mata
merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir. Perkembangannya juga
dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari lingkungannya.

Menurut Ali dan Asrori (2009: 119) ada sejumlah faktor yang sering disebut sebagai
korelat bagi perkembangan kemandirian, yaitu pertama gen atau keturunan orang tua. Orang
tua yang memiliki sifat kemandirian dalam karir tinggi seringkali menurunkan anak yang
memiliki kemandirian pemilihan karir juga. Namun, faktor keturunan ini masih menjadi
perdebatan karena ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian
dalam karir orang tuanya itu menurun kepada anaknya. Melainkan sifat orang tuanya muncul
berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya dalam menentukan pilihan karir.

Kedua, Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan
mempengaruhi perkembangan kemandirian pilihan karir anak remajanya. Orang tua yang
terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai dengan
penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian pilihan karir anak.

8
Sebaliknya, orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan
dapat mendorong kelancaran perkembangan anak. Demikian juga, orang tua yang cenderung
sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak yang lainnya juga akan
berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kemandirian pilihan karir anak.

Ketiga, sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak


mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa
argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian pemilihan karir pada siswa.
Demikian juga, proses pendidikan yang banyak menekankan pentingnya pemberian sanksi
atau hukuman (punishment) juga akan menghambat perkembangan kemandirian pemilihan
karir. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan
terhadap penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetisi
positif akan memperlancar perkembangan kemandirian pemilihan karir pada siswa.

Keempat, Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu


menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurang aman atau menekan kurang
menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat
kelancaran perkembangan kemandirian pemilihan karir pada anak usia remaja. Sebaliknya,
lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam berbagai
bentuk kegiatan. Menurut Hurlock dalam Fatimah (2006: 145) kemandirian pemilihan karir
pada individu diperkuat melalui proses sosialisasi yang terjadi antara individu dan teman
sebaya. Melalui hubungan dengan teman sebaya, individu belajar berpikir secara mandiri,
mengambil keputusan sendiri, menerima (bahkan dapat juga menolak) pandangan dan nilai
yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima di dalam
kelompoknya. Masih menurut Fatimah (2006: 146) menyatakan bahwa kemandirian
pemilihan karir remaja dipengaruhi oleh pola asuh orangtua. Di dalam keluarga, orangtualah
yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan remaja untuk
menjadi mandiri, termasuk dalam hal karir. Komponen kemandirian dalam pemilihan karir
pada siswa, menurut Fatimah (2006: 142) bahwa komponen-komponen yang ada pada siswa
yang memiliki kemandirian berkaitan dengan pemilihan karir yang akan dipilihnya adalah:
Pertama, memiliki hasrat bersaing untuk maju dalam pemilihan karir. Kedua, Mampu
mengambil keputusan dan inisiatif dalam pemilihan karir. Ketiga, memiliki kepercayaan diri
dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Keempat, Bertanggung jawab terhadap karir yang
dipilihnya. Tohirin (2009: 91) menyatakan bahwa siswa yang memiliki kemandirian setelah
diberikan bimbingan dapat dilihat pada ciri-ciri berikut: (1) mengenal dirinya sendiri dan
lingkungan sebagaimana adanya, (2) menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif
dan dinamis, (3) mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri, (4) mengarahkan dirinya
sesuai dengan keputusannya itu, (5) mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,
minat dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.

2. Bimbingan Kelompok Tugas

Bimbingan kelompok memiliki banyak arti dalam dunia bimbingan dan konseling,
salah satunya ialah bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing
kelompok-kelompok siwa agar kelompok itu menjadi besar. Bimbingan kelompok dapat juga

9
diartikan sebagai layanan yang diberikan secara kelompok kepada siswa yang mengalami
permasalahan yang sama (Prayitno, 1995: 61-63).

Prayitno menyatakan bahwa bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan


konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru
pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang
berguna menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk perkembangan
dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu (Prayitno, 2001: 87). Dalam buku yang
lain, Prayitno menyatakan bahwa bimbingan kelompok diartikan layanan bimbingan yang
diberikan dalam suasana kelompok (Prayitno, 2004: 309). Winkel (2007: 71) mengatakan
bahwa bimbingan kelompok adalah proses membantu kumpulan dua orang atau lebih dalam
memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Sedangkan bimbingan kelompok tugas
mengarah pada pemberian tugas kepada sekelompok individu dengan tujuan agar individu-
individu tersebut memahami dirinya sendiri dan lingkungannya.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK (SMEA) Pelita Nusantara I Semarang. Penulis


mengadakan penelitian di sekolah tersebut karena penulis telah melakukan observasi dan
praktek bimbingan karir. Berbekal pengalaman ini penulis melihat bahwa siswa-siswi SMK
(SMEA) Pelita Nusantara I Semarang perlu diberikan layanan bimbingan kelompok tugas
untuk mengembangkan kemandirian pemilihan karir siswa.

1. Populasi, Sampel dan Sampling

a. Populasi

Dalam hal ini yang menjadi populasi yaitu siswa kelas X SMK (SMEA) Pelita
Nusantara I Semarang tahun ajaran 2009/2010 yang terdiri atas tiga jurusan, yaitu Penjualan
(PJ), Sekretaris (AP), dan Akutansi (AK) yang berjumlah 266 siswa yang terbagi dalam tujuh
kelas.

b. Sampel

Memperhatikan jumlah populasi yang lebih dari 100, maka menurut Suharsimi
Arikunto (2006: 134) sampel yang diambil antara 10-15%. Disini peneliti mengambil 15%
sampel dari jumlah populasi, dengan pertimbangan kemampuan peneliti terkait dengan
waktu, tenaga, dan dana. Jadi sampel yang diambil 40 siswa dari jurusan Penjualan, Akuntasi,
dan Sekretaris.

c. Sampling

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan menggunakan


proporsional cluster random sampling, hal ini dikarenakan sampel yang akan diambil

10
merupakan sampel kelompok yang diambil secara acak dengan memperhatikan
perimbanganperimbangan dan proporsi pada tiap bagian, agar sampel yang diperoleh
representatif. Untuk lebih jelasnya maka rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel
𝑁1
adalah, 𝑓1 = dimana f1 adalah jumlah sampel yang diambil pada tiap bagian. Untuk
𝑁
lebih jelasnya dalam pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 Distribusi pengambilan sampel dengan menggunakan metode


Proporsional Cluster Random Sampling

Jurusan Populasi Perhitungan Sampel Siswa


Siswa
Penjualan (PJ) 144 144/266 x 100% = 54% x 40 = 22
22
Sekretaris (AP) 76 76/266 x100% = 23% x 40 = 9 9
Akuntansi 76 76/266 x 100% = 23% x 40 = 9 9
(AK)
Jumlah 266 40
Sumber: Rekapitulasi jumlah siswa kelas X tahun ajaran 2009/2010

Berdasarkan hasil perhitungan pengambilan sampel di atas, maka didapatkan hasil


bahwa jumlah sampel yang diambil dari kelas X tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 40 siswa
yang terbagi dalam 4 kelompok. Penulis mempertimbangkan bahwa jumlah anggota
kelompok yang efektif dalam pelaksanaan bimbingan kelompok tugas sebanyak 8-15 siswa.

2. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan Pre Experimental Design dengan menggunakan one
group pretest-posttest design. Rancangan ini untuk mengetahui perbandingan penampilan-
penampilan satu kelompok subyek sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan layanan
bimbingan kelompok tugas, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel: 2 Langkah-langkah rancangan penelitian

Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

T1 X T

Dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: (a) memilih secara acak satu
kelompok dari populasi dengan memperhatikan perimbangan-perimbangan siswa/siswi yang
kemandirian pemilihan karirnya rendah, (b) lakukan tes awal T1, untuk mengukur skor
ratarata sebelum subjek mendapatkan perlakuan, (c) Berikan perlakuan X, dengan
memberikan layanan bimbingan kelompok tugas dalam jangka waktu tertentu, (d) lakukan tes
akhir T2, untuk mengukur skor rata-rata (mean) setelah mendapat perlakuan bimbingan

11
kelompok tugas, (e) membandingkan T1 dan T2, untuk menentukan ada atau tidak ada
perbedaan sebagai akibat dari perlakuan X, (f) perbedaan tersebut, bila ada diuji dengan
teknik statistik yang sesuai untuk menentukan perbedaan tersebut apakah signifikan atau
tidak, dan (g) memberikan tafsiran/interpretasi terhadap hasil pengujian statistik.

D. Hasil dan pembahasan

1. Deskripsi pre-test kemandirian pilihan karir siswa

Dari analisis deskriptif diperoleh rata-rata untuk pre-test kemandirian pilihan karir
siswa 123,75. Skor terendah kemandirian pilihan karir siswa adalah 66 dan skor tertinggi 171,
selanjutnya masing-masing skor pada setiap responden dimasukkan dalam interval
pengkategorian.

Berdasarkan interval dapat disusun tabel distribusi frekuensi bergolong sebagai


berikut:

Tabel 3: Kemandirian pilihan karir pada siswa (pre-test)

Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori


169 – 200 3 7.5 % Sangat Tinggi
137 – 168 10 25 % Tinggi
105 – 136 15 37.5 % Cukup Tinggi
73 – 104 7 17.5 % Kurang Tinggi
40 – 72 5 12.5 % Rendah
Jumlah 40 100 %
2. Deskripsi pos-test kemandirian pilhan karir pada siswa

Hasil dari analisis deskriptif diperoleh rata-rata untuk post-test kemandirian pilihan
karir siswa sebesar 139,97. Skor terendah kemandirian pilihan karir siswa adalah 70 dan skor
tertinggi 177, selanjutnya masing-masing skor pada setiap responden dimasukkan dalam
interval pengkategorian. Berdasarkan interval dapat disusun tabel distribusi frekuensi
bergolong sebagai berikut:

Tabel 4:

Kemandirian pilihan karir pada siswa (post-test)

Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori


169 – 200 4 10 % Sangat Tinggi
137 – 168 22 55 % Tinggi
105 – 136 9 22.5 % Cukup Tinggi
73 – 104 3 7.5 % Kurang Tinggi
40 – 72 2 5% Rendah

12
Jumlah 40 100

Apabila dilihat dari rata-rata kemandirian pilihan karir siswa sebesar 139,97 termasuk
dalam interval (137-168) maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemandirian
pilihan karir siswa di SMK (SMEA) Pelita Nusantara I Semarang berada pada kategori tinggi.

E. Pembahasan

Berdasarkan analisis deskriptif prosentase diperoleh hasil bahwa tingkat efektifitas


pelaksanaan bimbingan kelompok tugas di SMK (SMEA) Pelita Nusantara I Semarang
termasuk kategori efektif dengan tingkat prosentase 55 %. Hal ini berarti bahwa efektifitas
pelaksanaan bimbingan kelompok tugas tersebut ditunjukkan dari telah efektifnya
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok tugas terhadap bidang kejuruan. Hal ini dapat
diketahui dari seringnya bimbingan kelompok tugas dalam mendeteksi bakat, minat, cita-cita,
kekuatan dan kelemahan siswa terhadap bidang kejuruannya. bimbingan kelompok tugas
telah mampu memberikan pelayanan dalam mendeteksinya, sehingga siswa mampu dalam
mengetahui informasi tentang keadaan dirinya, disisi lain siswa telah mampu dalam
menyelaraskan dirinya dengan bidang kejuruan yang ditekuni dan mampu dalam
mengarahkan dirinya untuk menyikapi kondisi dirinya terhadap bidang kejuruan yang
ditekuni.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis uji-T dengan paired-sample T test


menggunakan program komputasi SPSS for windows versi 16.0 diperoleh hasil 10,503 lebih
besar dari 2,201. Hal ini menunjukkan bahwa uji-T tersebut signifikan sehingga hipotesis
nihil (Ho) yang berbunyi “Bimbingan kelompok tugas tidak efektif untuk mengembangkan
kemandirian pilihan karir pada siswa kelas X SMK kelompok Bisnis dan Manajemen
(SMEA) Pelita Nusantara I Semarang tahun ajaran 2010/2011 ditolak dan hipotesis kerja
(Ha) yang berbunyi “Bimbingan kelompok tugas efektif untuk mengembangkan kemandirian
pilihan karir pada siswa kelas X SMK kelompok Bisnis dan Manajemen (SMEA) Pelita
Nusantara I Semarang tahun ajaran 2010/2011 diterima pada taraf signifikan 5%.

F. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, dari analisis deskriptif diperoleh


rata-rata untuk pre-test kemandirian pilihan karir siswa sebesar 123,75 pada kategori cukup
tinggi atau 37,5%. Sedangkan dari analisis deskriptif rata-rata untuk post-test kemandirian
pilihan karir pada siswa sebesar 139,97 pada kategori tinggi atau 55%. Maka dapat diambil
suatu simpulan bahwa bimbingan kelompok tugas pada siswa kelas X semester genap SMK
(SMEA) Pelita Nusantara I Semarang tahun pelajaran 2009/2010 efektif dan termasuk dalam
kategori tinggi. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas pelaksanaan
bimbingan kelompok tugas terhadap siswa akan memberikan tingkat kemandirian siswa

13
dalam memilih karier. Dengan kemandirian dalam memilih karier tersebut akan
menghasilkan pemilihan karier yang memberikan kepuasan dalam menjalani kehidupan
karier dimasa depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan M. Asrori. 2009. Psikologi Remaja-Perkembangan Peserta Didik.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia.

Lauster, Peter. 2006. Tes Kepribadian (alih bahasa: D. H. Gulo). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Bogor:
Ghalia Indonesia.

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Prayitno dan Erman Anti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukardi, Dewa Ketut. 2004. Psikologi Pemilihan Karir. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yusuf, A. Muri. 2005. Kiat Sukses dalam Karier. Bogor: Ghalia Indonesia.

Winkel, W.S. dan M.M. Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.

D. Pentingnya Teks Artikel Ilmiah Dan Publikasinya

Pentingnya teks artikel ilmiah dapat dirasakan melalui pengalaman penulisannya yang
dapat membantu dalam mengerjakan tugas-tugas penulisan yang sejenis denagn artikel
ilmiah, misalnya paper, esai atau makalah dengan lebih mudah. Dengan mengetahui tata cara
penulisan artikel ilmiah,penulis akan lebih mudah membaca artikel ilmiah dan akan dapat
menulisnya dengan struktur teks dan pilhan bahasa yang tepat.

14
Artikel ilmiah dapat diterbitkan di berbagai forum dan media. Selain dipublikasikan di jurnal-
jurnal ilmiah, kedua jenis artikel itu dapat disajikan di forum seminar, konferensi, konvensi
dan sebagainya.

E. Langkah-Langkah Penulisan Teks Artikel Ilmiah

Langkah-langkah penulisan teks artikel ilmiah penelitian, maka kita harus mengikuti dan
juga memperhatikan struktur teksnya. Dibandingkan langkah penulisan teks artikel
penelitian, proses penulisan teks artikel konseptual lebih panjang. Penulisan teks artikel
ilmiah konseptual dapat dibagi atas tiga tahap. Yaitu:

1. Pra-penulisan

Langkah yang ditempuh pada tahap ini adalah (1) pemilihan topik (2) pembatasan topik
(3) penentuan judul (4) perumusan tema (5) pengumpulan bahan (6) penyusunan kerangka
artikel konseptual.

2. Penulisan

Langkah yang akan ditempuh pada tahap ini adalah (1) penulisan pendahuluan (2)
penulisan tinjauan pustaka (3) penulisan pembahasan (4) penulisna penutup.

3. Revisi

Jika teks artikel ilmiah sudah selesai, maka teks perlu dibaca kembali. Mungkin teks atau
naskah perlu direvisi. Sebenarnya revisi sudah dilakukan ketika tahap penulisan berlangsung.
Namun, setelah naskah artikel ilmiah selesai ditulis, revisi secara menyeluruh dilakukan
sebelum dtulis atau dketik kembali.

F. Penulisan Kutipan Dan Daftar Rujukan


1. Penulisan kutipan

Kutipan adalah fakta, ide opini, atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk
mendukung atau memperjelas argumen, posisi, atau opini penulis dalam artikel ilmiah.
Semua kutipan yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah, diberi tanda dengan nama
akhir pengarang, tahun tebit sumber rujukan, nomor urut halaman sumber kutipan itu. ada
beberapa kata tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan, antara lan menyatakan,
menerangkan, mengemukakan, berpendapat, melaporkan, menyarankan dan sebagainya. Bila
penulis buku sumber, maka kata yang digunakan adalah menyatakan. Kata menerangkan dan
mengemukakakan biasa digunakan apabila kutipan itu merupakan uraian ekspositoris.

Untuk memperjelas informasi diatas, berikut ini dberikan contoh penulisan kutipan.

Danim (2006:139) menyatakan, “kemampuan sekolah di bidang penganggaran hanya


salah satu aspek dari persoalan manajemen pendidikan dan pelatihan kita, temasuk kegiatan
penelitian dan pengemangan”.

Jika penulisnya leih dari dua, maka:

15
Saylor, dkk (1981:98) menyatakan, “Pengertian kurikulum sebaga sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oelh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai
saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan.”

Penulisan sumber kutipan dikatakan berbentuk integral apabila nama penulis yang pendapat
atau idenya dikutip menyatu dengan teks. Sedangkan penulisan sumber kutipan nonintegral
adalah penulisan kutipan yang nama penulisnya tidak menyatu dengan teks. Perhatikan
contoh.

a). Effendy (1997:32) menyatakan, “strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan.” (kutipan integral).

b). Dalam suatu komunitas, pelanggaran terhadap cita rasa yang baik dapat membangkitkan
emosi yang lebih besar dibanding suatu pelanggaran terhadap kecerdasan (Rivers dan
Mathewa, (1994: 90).

Jika buku acuan dijadikan rujukan dan buku tersebut mengutip dari buku lain, maka kita
dapat menulis kutipan tersebut dengan contoh berikut:

Rogers dan Rogers dalam Effendy (1997: 114) menyatakan, “suatu sistem yang
mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang
kepangkatan dan pembagian tugas.”

2. Penulisan Daftar Rujukan

Daftar pustaka dan daftar rujukan merupakan istilah yang dipakai untuk menamai
baguan karya tulis, tempat sejumlah rujukan didaftarkan, namun keduanya memiliki konsep
yang berbeda. Daftar pustaka (bibliografi) adalah sejumlah rujukan yang menjadi sumber
kutipan dan yang memberi dukungan secara tidak langsung (tidak dikutip). Sedangkan daftar
rujukan adalah daftar semua sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya
tulis.

Dalam penulisan artikel ilmiah, rujukan yang didaftarkan hanya rujukan yang menjadi
sumber kutipan. Oleh karena itu, bagian artikel yang menjadi tempat pendaftaran sejumlah
rujukan, lebih tepat diberi nama daftar pustaka.

Berikut pedoman menulis daftar rujukan:

1. Nama penulis ditulis tanpa gelar.


2. Identitas setiap buku rujukan diketik satu spasi dan jarak dua spasi untuk
identitas buku berikutnya.
3. Buku-buku rujukan didaftarkan secara alpabetis dan tidak diberi nomor urut.
4. Urutan identitas setiap buku dalam penulisannya dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku. Nama kota tempat
penerbitan; nama penerbit.
5. Judul buku harus digaris bawahi atau dicetak dengan huruf miring.

16
6. Penulisan nama akhir mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan
dengan tanda koma.
7. Bila buku ini ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan di antara
kedua nama penulis.
8. Bila buku ini ditulis lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis
pertama dengan menambahkan singkatan dkk, dibelakangnya.
Contoh:

DAFTAR RUJUKAN

Bruce, Donaldson (2007). German, an Essential Grammar. New York: Routledge

Fehringer, Carol. (2014). German Grammar in Context. New York: Routledge

Feuerle, Lois dan Gschossmann, Elke (2014). German Grammar. United States: McGraw-
Hill Education

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa teks artikel ilmiah adalah tulisan
lengkap yang pembicaraannya bersifat objektif, berdasarkan data dan penyimpulan penemuan
di dalamnya berpola induktif dan deduktif serta pembahasan datanya berdasrkan rasio. teks
artikel ilmiah dibedakan atas teks artikel penelitian dan teks artikel konseptual. Artikel ilmiah
dapat membantu dalam mengerjakan tugas-tugas penulisan yang sejenis denagn artikel
ilmiah, misalnya paper, esai atau makalah dengan lebih mudah. Dan dalam menulis teks
artikel ilmiah kita perlu memperhatikan penulisan daftar rujukan dan juga penulisan kutipan
yang kita ambil dari sumber lain yang relevan.

B. Saran

Artikel ilmiah sangat penting. Untuk itu kami menyarankan untuk lebih sering berlatih
dalam menulis teks artikel ilmiah guna membiasakan diri dan juga mengetahui sistematika
dan tata cara menyusun dan juga menulis teks artikel ilmiah.

18
DAFTAR RUJUKAN

Barus, Sanggup dkk. (2019). Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press.

Nurwardani, Paristiyanti dkk. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia.

Wibowo, Wahyu. (2008). Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi: Paradigma Baru Kiat
Menulis Artikel Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Akasara.

19

Anda mungkin juga menyukai